Anda di halaman 1dari 46

MODUL KB

LBM 3

STEP 7

KELUARGA BERENCANA

Definisi

Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta


masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia, sejahtera dan berkualitas.

Buku pintar Kependudukan, dr. Sudjarwo S, M.Sc

Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu


individu atau pasangan suami istri untuk:

 Mendapatkan objektif-objektif tertentu


 Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
 Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
 Mengatur interval diantara kelahiran
 Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan
umur suami istri
 Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Keluarga Berencana & Kontrasepsi, dr. HANAFI


HARTANTO

Visi dan misi

Tujuan umum KB membentuk keluarga kecil sesuai


dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya

Di Indonesia, tujuan Program Nasional Kependudukan


dan keluarga berencana adalah:

a) Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat


pertumbuhan penduduk. Sebagai patokan dalam usaha
mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu target
demografis berupa penurunan angka fertilitas dari 44
permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun
1990

b) Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga


Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang pada waktunya
akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Tujuan umum

 Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga


kecil bahagia dan sejahtera
Tujuan khusus

 Meningkatkan kesadaran masyarakat atau keluarga


dalam penggunaan alat kontrasepsi
 Menurunnya jumlah kematian bayi
 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau keluarga
dengan cara penjarafngan kelahiran bayi

Pedoman Praktis pelaksanaan kerja di puskesmas,


Kartiko Waloejono
Visi : keluarga berkualitas 2015

Suatu keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri


memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan,
bertangung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

Misi :

 Memberdayakan mayarakat untuk membangun keluarga


kecil berkualitas.
 Menggalang kemitraan dalam peningkatan
kesejahteraan, kemandirian dan ketahanan keluarga.
 Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi.
 Meningkatkan promosi, perlindungan dan upaya
mewujudkan hak-hak reproduksi.
 Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui
program KB.
 Mempersiapkan SDM berkualitas sejak pembuahan
dalam kandungan sampai dengan lanjut usia.
 Menyediakan data dan informasi keluarga berskala
mikro untuk pengelolaan pembangunan, khusunya
menyangkut upaya pemberdayaan keluarga miskin.

Kebijakan progam KB
1) Menunda perkawinan dan kehamilan sekurang-
kurangnya sampai berusia 20 tahun.
2) Menjarangkan kehamilan dan dianjurkan menganut
sisrem keluarga
 Catur warga yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan 2 orang anak.
 Panca warga yaitu keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, 3 orang anak.
3) Hendaknya besarnya keluarga dicapai selama dalam
usia reproduksi sehat yaitu sewaktu umur inu antara 20-
30 tahun.
4) Megakhiri kesuburan pada usia 30-35 tahun.

SINOPSIS OBSTETRI JILID 2

Manfaat

Manfaat KB Bagi Ibu :


• Perbaikan kesehatan
• Peningkatan kesehatan
• Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
• Waktu yang cukup untuk istirahat
• Menikmati waktu luang
• Dapat melakukan kegiatan lain

Manfaat KB Bagi anak :


• Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
• Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang
cukup
• Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran


pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga manfaat
utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:

1. Manfaat Untuk Ibu:

• Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

• Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu

• Menjaga kesehatan ibu

• Merencanakan kehamilan lebih terprogram


2. Manfaat Untuk Anak:

• Mengurangi risiko kematian bayi

• Meningkatkan kesehatan bayi

• Mencegah bayi kekurangan gizi

• Tumbuh kembang bayi lebih terjamin

• Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat


terpenuhi

• Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih


maksimal

3. Manfaat Untuk Keluarga:

• Meningkatkan kesejahteraan keluarga

• Harmonisasi keluarga lebih terjaga

www.puskel.com

Sasaran

a) Sasaran langsung para pasangan subur (PUS) agar


mereka menjadi peserta Keluarga Bencana Lestari
sehingga memberikan efek langsung pada penurunan
fertilitas

b) Ssaran tidak langsung organisasi dan lembaga


kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta,
tokoh masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan
dapat memberikan dukungan terhadap proses
pembentukan sistem nilai dikalangan masyarakat yang
dapat mendukung usaha kelembagaan norma keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera.
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

a. Pasangan usia subur


Pasangan usia subur yang berkunjung ketempat praktek
adalah sasaran utama program kb. Untuk ini hendaknya
dapat diusahakan agar :

 Pasangan usia subur yang telah mempunyai anak


lebih dari 2 dan isterinya telah berumur diatas 30
tahun, tidak menambah anak lagi.
 Pasangan usia subur yang mempunyai anak kurang
dari 2 serta umur isterinya di bawah 30 tahun, hanya
mempunyai 2 orang anak saja.

b. Pasangan yang akan menikah


Pasangan yang akan menikah yang berkunjung ketempat
praktek swasta juga merupakan sasaran program kb yang
harus diprioritaskan. Tujuannya ialah untuk menyadarkan
pasangan yang akan menikah tersebut sedemikian rupa
sehingga:

 Dapat menunda perkawinannya sampai dengan usia


wanita sekurang-kurangnya 20 tahun dan usia pria
sekurang-kurangnya 25 tahun.
 Jika kebetulan pasangan yang akan menikah tersebut
tidak dapat menunda perkawinannya sampai dengan
batas usia sesuai anjuran, hendaknya dapat
dilakukan motivasi sehingga melahirkan anak
pertama jika umur istri telah diatas 20 tahun,
mengatur jarak kelahiran antara 3 s/d 5 tahun, dan
menghentikan kehamilan jika umur isteri telah
mencapai 30 tahun.
c. Remaja
Para remaja yang datang berkunjung ketempat praktek
juga merupakan sasaran program kb. Tujuan yang ingin
dicapai pada dasarnya sama dengan pasangan yang akan
menikah yakni menunda perkawinan, mengatur kelahiran
anak pertama, mengatur jarak kelahiran, mengatur jumlah
kelahiran serta menghentikannya jika isteri telah berumur
30 tahun.

Panduan pelayanan KB IDI, pengurus besar IDI 1991

Upaya perwujudan

1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)


Tujuan :
• Meningkatkan pengetahuan, sikap & prektek KB
sehingga tercapai penambahan peserta baru
• Membina kelestarian peserta KB
• Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang
dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan.

KIE dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan :


• KIE massa
• KIE kelompok
• KIE perorangan

Menurut media yang digunakan, kegiatan KIE dpat


diperinci sbb :
• Radio
• Televisi
• Mobil unit penerangan
• Penerbitan / publikasi
• Pers / surat kabar
• Film
• Kegiatan promosi
• Pameran

2. Konseling
Tujuan :
a. Memahami diri secara lebih baik
b. Mengarahkan perkembangan diri sesuai dengan
potensinya
c. Lebih realistis dalam melihat diri & masalah yang
dihadapi, sehingga :
• Mampu memecahkan masalah secara kreatif &
produktif
• Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi
yang dimiliki
• Terhindar dari gejala2 kecemasan & salah
penyesuaian diri
• Mampu menyesuaikan dengan situasi & lingkungan
• Memperoleh & merasakan kebahagiaan

Dalam konseling diadakan percakapan 2 arah untuk :


• Membahas dengan calon peseta berbagai pilihan
kontrasepsi yang tersedia
• Memberikan infornasi yang selengkap mungkin
mengenai konsekuensi pilihannya, baik dari segi
medis maupun non medis
• Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya
atas metode yang paling sesuai dengan keadaan
khusus pribadi dan keluarganya
• Membantu peserta KB menyesuaikan diri terhadap
kondisi barunya

Informasi yang diberikan meliputi :


• Arti KB
• Manfaat KB
• Cara ber-KB / metode kontrasepsi
• Desas- desus tentang kontrasepsi & penjelasannya
• Pola perencanaan keluarga & penggunaan
kontrasepsi yang rasional
• Rujukan pelayanan kontrasepsi

Teknik2 konseling yang biasa digunakan :


• Cara supportif; untuk memberikan dukungan kepada
peserta/ calon peserta, karena mereka dalam
keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan
menenangkan/ menenteramkan dan menumbuhkan
kepercayaannya bahwa ia mempunyai kemampuan
untuk membantu dirinya sendiri.
• Katarsis; dengan memberi kesempatan kepada
mereka untuk mengungkapkan dan menyalurkan
semua perasaan yang dipunyainya untuk
menibulkan perasaan lega.
• Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-
ucapan serta perasaan-perasaan yang tersirat dalam
ucapan-ucapannya.
• Memberi semua informasi yang diperlukannya untuk
membantu peserta/ calon peserta membuat
keputusan.

3. Pelayanan kontrasepsi (PK)


Mempunyai 2 tujuan :
a. Tujuan umum :
Pemberian dukungan & pemantapan penerimaan
gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
b. Tujuan pokok :
Penurunan angka kelahiran yang bermakna.
4. Pelayanan infertilitas

5. Pendidikan seks (sex education)

6. Konsultasi pra-perkawinan & konsultasi perkawinan


Kebutuhan akan hal ini secara nyata telah diperlihatkan
oleh masyarakat kita dengan adanya masa pertunangan,
serta nasihat / khotbah perkawinan.

7. Konsultasi genetik
Dengan program KB, maka orang akan mempunyai anak
yang hidup relatif lebih sedikit dibandingakan dengan
meraka yang hidup puluhan tahun yang lalu. Untuk itu di
perlukan jaminan bahwa anak yang dilahirkan itu bebas
dari kelainan genetik yang akan membebani orang tuanya
& masyarakat.

8. Test keganasan

9. Adopsi
Di Indonesia anak2 yang terantar, yang karena 1 & lain
hal tidak dapat diasuh & dibesarkan oleh orang tuanya
sendiri, cukup banyak.
Dilain pihak, pasangan infertil yang berjumlah kira2 10%
dari PUS itu, sebagian tidak pernah akan mempunyai anak
sendiri. Alangkah indahnya dunia ini bila kita dapat
mempertemukan anak2 yang terlantar itu dengan
pasangan suami- istri yang tidak mempunyai anak tsb.

Pro-kontra

Kenapa pil KB menurunkan produksi ASI ?

Ibu dapat mencurahkan perhatian sepenuhnya dan kasih


sayang bagi pertumbuhan bayinya, dan memberi kesempatan
pada ibu untuk memulihkan kondisinya setelah kehamilan dan
persalinan. Penurunan kesuburan ini terjadi akibat hambatan
yang terletak di sentral maupun di perifer. Efek sentral atau di
otak tampaknya merupakan hambatan yang paling berperan
dalam mencegah ovulasi yaitu dengan adanya penurunan
sensitivitas hipothalamus terhadap umpan balik positif dari
estrogen, hambatan sekresi GnRH oleh hipothalamus, dan
penurunan sekresi gonadotropin oleh dominasi hormon
prolaktin. Sementara efek di perifer atau di ovarium adalah
menurunnya sensitivitas ovarium terhadap gonadotropin. Hal
ini meskipun mempunyai peran dalam pencegahan ovulasi
tetapi efeknya tidak terlalu berpengaruh, terbukti dengan
adanya pemberian gonadotropin eksogen dapat menekan
laktasi dan memulihkan kembali kesuburan seorang wanita.

KONTRASEPSI

Definisi

Upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, yang


dapat bersifat sementara maupun permanen

Ilmu Kebidanan, Hanifa Wiknjosastro

Cara pemilihan yang tepat

 Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya

 Efek samping yang merugikan tidak ada

 Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

 Tidak mengganggu hubungan persetubuhan

 Tidak memerlukan bantuan medic atau control yang ketat


selama pemakaiannya
 Cara pengguanaannya sederhana

 Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas

 Dapat diterima oleh pasangan suami istri

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Macam-macam
1. METODE SEDERHANA
a. TANPA ALAT
 KB ALAMIAH :
- METODE KALENDER(OGINO-KNAUS)
- METODE SUHU BADAN BASAL(TERMAL)
- METODE LENDIR SERVIKS
- METODE SIMPTO TERMAL
 COITUS INTERUPTUS

b. DENGAN ALAT
 MEKANIS(BARRIER)
1. KONDOM PRIA
2. BARRIER INTRA VAGINAL :
- DIAFRAGMA
- KAP SERVIKS(CERVICAL CAP)
- SPONS(SPONGE)
- KONDOM WANITA
 KIMIAWI
SPERMASID
- VAGINAL CREAM
- VAGINAL FOAM
- VAGINAL JELLY
- VAGINAL SUPPOSITORIA
- VAGINAL TABLET(BUSA
- VAGINAL SOLUBLE FILM.
2. METODE MODERN
a. KONTRASEPSI HORMONAL
 PIL ORAL
- PIL ORAL KOMBINASI(POK
- MINI PIL
- MORNING AFTER PILL
 INJEKSI/SUNTIKAN
 SUB KUTIS/IMPLANT
b. INRA UTERINE DEVICES(IUD,AKDR)
c. KONTRASEPSI MANTAP
 WANITA(MOW)
 PRIA(MOP)
3. METODE AMENOREA LAKTASI(MAL)
PENJELASAN

METODE KB ALAMIAH

PANTANG BERKALA

 Efektifitas

Bagi wanita yang siklus haidnya teratur


efektivitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita
yang siklus haidnya tidak teratur. Angka
kegagalan pada system kalender berkisar antara
6-42, sedangkan pada system pengukuran suhu
basal angka kegagalannya berkisar 0-7.

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

 Cara kerja

Pada system kalender dihitung dengan


memakai rumus sebagai berikut:

- Hari pertama mulai subur siklus haid


terpendek – 18

- Hari subur terakhir siklus haid terpanjang


– 11

Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita


mencatat pola siklus haidnya paling sedikit
selama 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan.

Pada system pengukuran suhu basal:

Suhu badan diukur memakai thermometer,


sewaktu bangun pagi hari (dalam keadaan
istitahat penuh), setiap hari. Hasil pengukuran ini
dicatat pada kartu pencatatan suhu badan.

Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada


hari ke 12 dan 13 siklus haid), pada hari ke 14
terjadi ovulasi, lalu suhu akan naik lagi sampai
lebih tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke
15 dan 16 siklus haid. Dengan cara ini masa
berpantang lebih pendeK namun lebih
meninggikan efektivitas metoda pantang berkala

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

METODE LENDIR SERVIKS(BILLINGS)

Dasar : perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi


karena perubahan kadar estrogen
Ada 2 macam lender servik :
1. Lendir Tipe E(estrogenic)
a) Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase
ovulasi
b) Sifat-sifat :
- Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas
rendah.
- Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar.
Spinnbarkeit : sampai seberapa jauh lendir
dapatdiregangkan sebelum putus.
- Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun
pakis(fernlike patters, ferning,arborization)
c) Spermatozoa dapat menembus lendir ini

2. Lencir tipe G (gestogenik)


a) Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah
ovulasi.
b) Sifat-sifat :
- Kental
- Viskositas tinggi
- Keruh.
c) Dibuat karena peninggian kadar progesterone
d) Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
KB ALAMIAH

 Indikasi

1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus


haid teratur maupun tidak teratur, tidak haid baik
karena menyusui maupun premenopause

2. Semua perempuan dengan paritas berapapun


termasuk nulipara

3. Perempuan kurus ataupun gemuk

4. Perempuan yang merokok

5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu


hipertensi sedang, varises, dismenorea, sakit
kepala sedang atau hebat, mioma uteri,
endometritis, kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis
virus, malaria, thrombosis vena dalam, atau emboli
paru

6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk


tidak mengguanakan metode lain

7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari


seminggu pada setiap siklus haid

8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk


mengobservasi, mencatat, dan menilai tanda dan
gejala kesuburan

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

 Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:
1. Dapat digunakan untuk menghindari atau
mencapai kehamilan

2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan


dengan kontrasepsi

3. Tidak ada efek samping sistemik

4. Murah atau tanpa biaya

5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB

6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi


laki2 dan perempuan

7. Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan


melalui peningkatan komunikasi antar suami istri
atau pasangan

Kerugian:

1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin


pasangan untuk mengikuti intruksi

2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk


mengguanakan jenis KBA yang paling efektif
secara benar

3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA

4. Perlu pantang selama masa subur untuk


menghindari kehamilan

5. Perlu pencatatan setiap hari

6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan


HIV/AIDS
Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

Kekurangan pada sisten pengukuran suhu basal:

1. Merepotkan untuk mengukur suhu badan setiap


hari

2. Pencatatan tidak lagi akurat, bila terjadi infeksi,


ketegangan, atau tidur tidak teratur

3. Tidak cocok untuk wanita yang kurang


pendidikannya

4. Hanya dapat digunakan bila siklus haid teratur


sekitar 28-30 hari

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

 Efek samping

Terlalu lama berpantang kadang kala tidak


tertahankan, terutama bila masa berpantang terlalu
lebar (lama)

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

Coitus interuptus

- Efektifitas

Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab


kegagalan antara lain:
1. Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang
mengandung sel mani sebelum penis ditarik keluar, apalagi
pada koitus yang berulang

2. Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama

3. Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan


semen, sel mani dapat masuk kedalam dan menyebabkan
kehamilan

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan


demikian semen sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama
untuk mencegah sel mani masuk area fertilisasi. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa reflex ejakulasi datangnya dapat
disadari oleh sebagian besar pria

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Indikasi

1. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB

2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi


untuk tidak memakai metode2 lain

3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara

4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil


menunggu metode yang lain

5. Pasanga yang membutuhkan metode pendukung

6. Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Kontraindikasi
1. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini

2. Pria yang sulit melakukan senggama terputus

3. Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis

4. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam


bekerja sama

5. Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi

6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan:

1. Efektif bila digunakan dengan benar

2. Tidak mengganggu produksi ASI

3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya

4. Tidak ada efek samping

5. Dapat digunakan setiap waktu

6. Tidak mebutuhkan biaya

Kerugian:

1. Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks

2. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam


sejak ejakulasi masih melekat pada penis

3. Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk


melakuakan senggama terputus setiap melaksanakannya

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003


- Efek samping

Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

KONDOM

- Efektifitas

Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila (a)kondom


bocor atau robek, atau (b) pemakai kurang disiplin dan kurang
teliti mematuhi petunjuk cara pemakaiannya

Angka kegagalan adalah berkisar antara 15-36 %. Efektifitas


dapat dipertinggi dengan jalan:

Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak

Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi

Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya


jangan tertinggal dan tertumpah

Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom


yang sudah ada spermisidanya

Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

Kondom menyarungi penis sewaktu koitus sehingga dapat


mencegah masuknya sel mani ke dalam liang senggama kerena
seluruh semen tertampung di dalam kondom

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC


Mencegah penularan mikroorganisme (IMS termasuk HIV/AIDS)
dari satu pasangan kepada pasangan yang lain (khusus kondom
yang terbuat dari lateks dan vinil)

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Indikasi

Sesuai untuk pria yang:

Ingin berpartisipasi dalam program KB

Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi

Ingin kontrasepsi sementara

Ingin kontrasepsi tambahan

Hanya ingin menggunakan alat ontrasepsi jika akan


berhubungan

Berisiko tinggi tertular/ menularkan IMS

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk pria yang:

Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi apabila terjadi


kehamilan

Alergi terhadap bahan dasar kondom

Tidak mau terganggu dengan berbagai persiapan untuk


melakukan hubungan seksual

Tidak peduli berbagai persyaratan kontrasepsi

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian


Keuntungan:

 Efektif bila digunakan dengan benar

 Tidak mengganggu produksi ASI

 Tidak mengganggu kesahatan klien

 Tidak mempunyai pengaruh sistemik

 Murah dan dapat dibeli secara umum

 Tidak perlu resep dokter atau pe eriksaan kesehatan


khusus

 Membantu mencegah terjadinya Ca serviks

 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi


lainnya harus ditunda

Kerugian:

 Efektifitas tidak terlalu tinggi

 Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan


kontrasepsi

 Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi


sentihan langsung)

 Pada beberapa klien bias menyebabkan kesulitan untuk


mempertahankan ereksi

 Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Efek samping

1. Kondom ruskak atau diperkirakan bocor (sebelum


berhubungan)
2. Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat
berhubungan

3. Dicurigai adanya reaksi alergi (spermisida)

4. Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

DIAFRAGMA

Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari


lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks

a. JENIS
 flat spring (flat metal band)
 coil spring (coiled wire)
 arching spring (kombinasi metal spring)
b. CARA KERJA
 Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai
saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii)
dan sebagai alat tempat spermisida.
c. MANFAAT

Kontrasepsi

 efektif bila digunakan dengan benar


 tidak menggangu produksi ASI
 tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya.
 Tidak menggangu kesehatan klien.
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

Nonkontrasepsi

 Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya


bila digunakan dengan spermisida.
 Bila digunakan saat haid bisa menampung darah
menstruasi.
Keterbatasan

o Efektifitas sedang
o Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan
o Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan
menggunakannya setiap berhubungan seksual.
o Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih
diperlukan untuk memastikan ketepatan pemasngan.
o Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi
saluran uretra.
o Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada
di posisinya.

d. SELEKSI KLIEN PENGGUNA DIAGFRAGMA

DIGFRAGMA

SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG

Tidak meyukai metode Berdasarkan umur dan paritas serta


kontrasepsi hormonal seperti masalah kesehatan menyebabkan
perokok atau di atas usia 35 kehamilan menjadi berisiko tinggi
tahun.
Tidak menyukai pemakaian Terinfeksi saluran uretra.
kontrasepsi AKDR

Menyusui dan perlu Tidak stabil secara psikis atau tidak


kontrasepsi suka menyebtuh alat kelaminnya
(vulva dan vagina)

Memerlukan proteksi terhadap Mempunyai riwayat sindrom syok


IMS karena keracunan.

Memerlukan metode Ingin metode KB efektif


sederhana sambil menunggu
metode lain.

e. EFEK SAMPING

EFEK SAMPING PENANGANAN

Infeksi saluran Pengobatan dengan antibiotik


uretra

Dugaan adanya Jika ada gejala iritasi vagina khususnya pasca


alergi bersenggama dan tidak mengidap IMS, berikan
diagfragma atau spermisida yang lain atau pilih metode yang lain.
dugaan reaksi
alergi
spermisida

Rasa nyeri pada Cobalah dengan alat yang lebih kecil.


tekanan
terhadap
kandung kemih

Timbul cairan Periksa adanya IMS atau benda asing dalam


vagina dan vagina (tampon dll), jika tidak ada sarankan klien
berbau jia untuk melepaskan diagfragma setelah melakukan
dibiarkan lebih hubungan seksual. Setelah diangkat, cuci
dari 24 jam diagfragma dengan hati-hati menggunakan sabun
cair dan air, jangan menggunkan bedak atau talk
jika akan disimpan.

f.efektivitas

kurang disukai karena factor-faktor psikis dan hygiene, serta


untuk pemakaian nya memerlukan motivasi dan pengajaran yang
memerlukan pendidikan akseptor.angka kegagalan 9-34.

SPERMASIDA

- Efektifitas

Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang


teradi biasanya adalah timbulnya perasaan kurang enak pada
kedua pihak yang karena becek dan kadang kala timbul reaksi
alergi

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Cara kerja

1. Melumpuhkan dan mematikan sperma

2. Menutup mulut cerviks

3. Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi


tidak begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma

Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

- Indikasi

Sesuai untuk perempuan yang:

1. Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti


perokok, atau diatas usia 35 tahun

2. Tidak menyukai penggunaan AKDR


3. Meyusui dan perlu kontrasepsi

4. Memerlukan proteksi terhadap IMS

5. Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode


yang lain

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Kontraindikasi

Tidak sesuai untuk perempuan yang:

1. Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan


menyeabkan kehamilan dan risiko tinggi

2. Terinfeksi saluran uretra

3. Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat


kelaminya (vulva dan vagina)

4. Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan

5. Ingin metode KB efektif

Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, Jakarta 2003

- Keuntungan dan kerugian

Keuntungan :

Kontrasepsi

 Efektif seketika (busa dan krim)


 Tidak menggangu prosuksi ASI
 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
 Tidak menggangu kesehatan klien.
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
 Mudah digunakan.
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
 Tidak perlu resep dokter.

Nonkontrasepsi
 Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS.

Kerugian :

 Efektifitas kurang
 Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan.
 Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan
dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual.
 Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi
sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina,
suppositoria dan film)
 Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.

- Efek samping

Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa


panas di vagina, kegagalan tablet tidak larut.

- Efektivitas
Angka kegagalan berkisar kurang 3-30.

KONTRASEPSI HORMONAL

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang


bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan
bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.

 Jenis

Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam


kontrasepsi hormonal yaitu:
a) Kontrasepsi Suntikan

b) Kontrasepsi Oral (Pil)

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang


berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan
progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.

Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :

1. Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan


progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.

2. Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga


mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun
pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon
tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari
pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan
estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.

3. Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya


mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari
0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada
saat haid.

4. Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen


yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama
diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half
Life panjang

5. Morning after pil, merupakan pil hormon yang


mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan
untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan
dan kondom bocor.

c) Kontrasepsi Implant

1) kontrasepsi suntikan progestin


a. jenis :
- Depo mendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung
150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (di daerah bokong).
- Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat) yang
mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap
2 bulan dengan cara disuntik intramuscular.
b. cara kerja :
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c. keuntungan :
- Sangat efektif
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami – istri
- Tidka mengandung estrogen sehingga tidak berdampak
serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan
pembekuan darah
- Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
- Sedikit efek samping
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
perimenopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan
ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
d. keterbatasan :
 Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

o Siklus haid yang memendek atau memanjang,


o Perdarahan yang banyak atau sedikit,
o Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
(spotting),
o Tidak haid sama sekali.
 Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan
kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping
tersering.
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi
menular seksual, hepatitis B virus/infeksi virus HIV.
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
 Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan/kelainan pada organ genitalia, melainkan karena
belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya
(tempat suntikan).
 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan
jangka panjang.
 Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit
menurunkan kepadatan tulang (densitas).
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
 Perempuan usia reproduksi.
 Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki
anak.
 Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang
dan yang memiliki efektivitas tinggi.
 Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang
sesuai.
 Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Perempuan setelah abortus atau keguguran.
 Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum
menghendaki tubektomi.
 Perempuan perokok.
 Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg,
dengan masalah gangguan pembekuan darah atau
perempuan dengan anemia bulan sabit.
 Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
 Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen.
 Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
 Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
 Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau
atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan
Progestin
 Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada
janin 7 per 100.000 kelahiran).
 Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum
jelas penyebabnya.
 Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid, terutama amenorea.
 Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.
 Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
 Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intramuskular dalam di daerah pantat.
Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat clan tidak bekerja segera
dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90 hari. Pemberian
kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya
diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima
diberikan setiap 12 minggu.
 Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol
yang dibasahi oleh etil
 Asopropil alkohol 60 - 90%. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
 Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu
didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar
ampul, upayakan menghilangkannya dengan
menghangatkannya.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003,


Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2) Kontrasepsi pil progestin
a. jenis :
 Kemasan dengan isi 35 pil: 300 µg levonorgestrel atau 350
µg noretindron.
 Kemasan dengan isi 28 pil: 75 µg norgestrel.
b. cara kerja :
 Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di
ovarium (tidak begitu kuat).
 Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma
terganggu.
 Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga
implantasi lebih sulit.
 Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma.
c. keuntungan :
 Keuntungan Kontrasepsi

 Sangat efektif bila digunakan secara benar.


 Tidak mengganggu hulungan seksual.
 Tidak mempengaruhi ASI.
 Kesuburan cepat kembali.
 Nyaman dan mudah digunakan.
 Sedikit efek samping.
 Dapat dihentikan setiap scat.
 Tidak mengandung estrogen.
 Keuntungan Nonkontrasepsi

 Mengurangi nyeri haid.


 Mengurangi jumlah darah haid.
 Menurunkan tingkat anemia.
 Mencegah kanker endometrium.
 Melindungi dari penyakit radang panggul.
 Tidak meningkatkan pembekuan darah.
 Dapat diberikan pada penderita endometriosis.
 Kurang menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri
kepala, dan depresi.
 Dapat mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit
kepala, perut kembung, nyeri payudara, nyeri pada
betis, lekas marah).
 Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat
sehingga relatif aman diberikan pada perempuan
pengidap kencing manis yang belum mengalami kompli-
kasi.
d. waktu mulai menggunakan :
 Mulai hari pertama sampai hari ke-5 siklus haid. Tidak
diperlukan pencegahan dengan kontrasepsi lain.
 Dapat digunakan setiap saat, asal saja tidak terjadi
kehamilan. Bila menggunakannya setelah hari ke-5 siklus
haid, jangan melakukan hubungan seksual selama 2 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari
saja.
 Bila klien tidak haid (amenorea), minipil dapat digunakan
setiap saat, asal saja diyakini tidak hamil. Jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 2 hari saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan
pascapersalinan clan tidak haid, minipil dapat dimulai
setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak memerlukan me-
tode kontrasepsi tambahan.
 Bila lebih dari 6 minggu pascapersalinan dan klien telah
mendapat haid, minipil dapat dimulai pada hari 1 - 5 siklus
haid.
 Minipil dapat diberikan segera pascakeguguran.
 Bila klien sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal
lain dan ingin menggantinya dengan minipil, minipil dapat
segera diberikan, bila saja kontrasepsi sebelumnya
digunakan dengan benar atau perempuan tersebut sedang
tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid
berikutnya.
 Bila kontrasepsi yang sebelumnya adalah kontrasepsi
suntikan, minipil diberikan pada jadwal suntikan yang
berikutnya. Tidak diperlukan penggunaan metode
kontrasepsi yang lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi
nonhormonal dan perempuan tersebut ingin menggantinya
dengan minipil, minipil diberikan pada hari 1 – 5 siklus haid
dan tidak memerlukan metode kontrasepsi lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya yang digunakan adalah AKDR
(termasuk AKDR yang mengandung hormon), minipil dapat
diberikan pada hari 1 - 5 siklus haid. Dilakukan
pengangkatan AKDR.
e. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
 Perempuan usia reproduksi.
 Perempuan nulipara dan perempuan yang telah memiliki
anak.
 Perempuan yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang
dan yang memiliki efektivitas tinggi.
 Perempuan menyusui clan membutuhkan kontrasepsi yang
sesuai.
 Perempuan setelah melahirkan dan tidak menyusui.
 Perempuan setelah abortus atau keguguran.
 Perempuan yang telah banyak anak, tetapi belum
menghendaki tubektomi.
 Perempuan perokok.
 Pempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan
masalah gangguan pembekuan darah atau perempuan
dengan anemia bulan sabit.
 Perempuan yang menggunakan obat untuk epilepsi
(fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
 Perempuan yang tidak dapat memakai kontrasepsi yang
mengandung estrogen.
 Perempuan yang sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
 Perempuan dengan anemia defisiensi besi.
 Perempuan mendekati usia menopause yang tidak mau
atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan
Progestin
 Perempuan hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada
janin 7 per 100.000 kelahiran).
 Perempuan dengan perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya.
 Perempuan yang tidak dapat menerima terjadinya
gangguan haid, terutama amenorea.
 Perempuan yang menderita kanker payudara atau riwayat
kanker payudara.
 Perempuan dengan diabetes mellitus disertai komplikasi.
g. cara penggunaan :
 Setiap saat selama siklus haid, asal perempuan tersebut
tidak hamil.
 Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
 Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat
diberikan setiap saat, asalkan saja perempuan tersebut
tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
 Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain
dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila
perempuan telah menggunakan kontrasepsi dengan
hormonal sebelumnya secara benar, dan perempuan
tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera
diberikan. Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya
datang.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003,


Prof.dr.Abdul Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

3) Kontrasepsi implant/susuk
a. jenis :
 Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga
dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang
diisi derigaii 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5
tahun.
 Implanon. Terdiri dari satu batang atang putili lentur
dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang
diisi deiigan 68 mg 3-keto-desogestrel dari lama kerjanya 3
tahun.
b. cara kerja :
 Lendir serviks meniadi kental.
 Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga
sulit terjadi implantasi.
 Mengurangi transportasi sperma.
 Menekan ovulasi.
c. keuntungan :

Keuntungan Kontrasepsi

 Daya guna tinggi.


 Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah
pencabutan.
 Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
 Bebas dari pengaruh estrogen.
 Tidak mengganggu kegiatan sanggama.
 Tidak mengganggu ASI.
 Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
 Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

Keuntungan Nonkontrasepsi

 Mengurangi nyeri haid.


 Mengurangi jumlah darah haid
 Mengurangi/memperbaiki anemia.
 Melindungi terjadinya kanker endometrium.
 Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.
 Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul.
 Menurunkan angka kejadian endometriosis.
d. keterbatasan :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola


haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.

e. Yang Boleh Menggunakan Implan


 Perempuan pada usia reproduksi.
 Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
 Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki
efektivitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan
jangka panjang
 Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
 Perempuan pascapersalinan dan tidak menyusui.
 Perempuan pascakeguguran.
 Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, tetapi
menolak sterilisasi.
 Perempuan dengan riwayat kehamilan ektopik.
 Perempuan dengan tekanan darah < 180/110 mmHg,
dengan masalah pembekuan darah, atau anemia bulan
sabit (sickle cell).
 Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi
hormonal yang mengandung estrogen.
 Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
f. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan
 Hamil atau diduga hamil
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
 Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
 Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi
 Mioma uterus dan kanker payudara.
 Gangguan toleransi glukosa.

g. cara penggunaan :
 Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7.
Tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
 Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus
haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau
menaLunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat,
asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan
melakukan hubungan seksual atau gunakan metode 9
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila
menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain.
 Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari Mau
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
 Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin
menggantinya dengan z,implan, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil,
atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar. Z~
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan,
imlpan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi
lain.
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi
nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya
dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan C,
menggantinya saat, asal saja diyakini klien tidak hamil.
Tidak perlu menunggu sampaidatangny
 Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin
menggantinya dengan implan, Norplant dapat diinsersikan
pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
 Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.

Buku Panduan Pelayanan Kontrasepsi, 2003, Prof.dr.Abdul


Bari Saifuddin,Sp.OG,MPH, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Efek samping kontrasepsi suntikan:

1) Gangguan Haid :

 Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama


menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada
pemakaian cyclofem.

 Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang


terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.

 metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan


lahir dan terasa mengganggu ( jarang terjadi)
3) Perubahan berat badan

Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa


bulan setelah menggunakan kontrasepsi suntikan

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi,
kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya
bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat


perdarahan di bawah kulit.

Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ):

1). Nousea

2). Nyeri payudara

3). Gangguan Haid

4). Hipertensi

5). Acne

6). Penambahan berat badan.

efek samping yang ditimbulkan implant

Pada umumnya tidak berbahaya. Yang paling sering ditemukan


adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap
pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit,
bahkan ada pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini
biasanya terjadi 3 – 6 bulan pertama sesudah beberapa bulan
kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul, tetapi jarang
adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
BKKBN, 1996, Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat
Kontrasepsi,

Hartono hanifa, Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

AKDR DENGAN PROGESTIN

a. jenis :
 AKDR CuT-380A
Kecil, kerangka dari plastik yang fleksibel, berbentuk huruf
T diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga
(Cu)
 AKDR lain yang beredar di Indonesia ialah NOVA T
(schering)
b. cara kerja :
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba
falopii.
 Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum
uteri.
 AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk
dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilitas.
 Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam
uterus.
c. keuntungan :
 sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.
 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
 Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A
dan tidak perlu diganti)
 Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
 Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
 Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu
takut untuk hamil.
 Tidak ada efek samping hormonal.
 Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
 Daat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah
abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
 Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih
setelah haid terakhir)
 Tidak ada interaksi dengan obat
 Mencegah kehamilan ektopik
d. keterbatasan :
 Efek samping yang umum terjadi :
 Komplikasi lain :
 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
 Tidak baik bagi pasangan perempuan dengan IMS
 Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan
dengan IMS memakai AKDR.
 Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui.
 Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari
waktu ke waktu.
 Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera
setelah pemasangan AKDR.
e. waktu mulai menggunakan :
 Setiap waktu dalam siklus haid, klien tidak hamil
 Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
 Segera setelah melahirkan, 48 jan pertama atau 4 minggu
pascapersalinan. Setelah 6 bulan apabila menggunakan
MAL.
 Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7
hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
 Selama 1 sampai hari setelah sanggama yang tidak
dilindungi
f. Yang Dapat Menggunakan
 Usia produktif
 Keadaan nulipara
 Risiko rendah dari IMS
 Menginginkan memakai kontrasepsi jangka panjang
 Menyusui yang menginginkan memakai kontrasepsi
 Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
 Setelah abortus dan tidak ada infeksi
 Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari sanggama
g. Yang Tidak Dapat Menggunakan
 Sedang hamil
 Perdarahan vagina yang tidak diketahui
 Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
 Menderita TBC pelvik
 Kanker alat genital
 Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
 Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
h. Efek samping AKDR:
 Perdarahan
 Rasa nyeri dan kejang di perut
 Gangguan pada suami akibat ada benang yg timbul saat
bersenggama
 Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
i. Komplikasi AKDR:
 Infeksi pada traktus genitalis
 Perforasi AKDR yang sampai menuju ke rongga perut
 Kehamilan
j. Teknik pemasangan AKDR
 Setelah kandung kencing dikosongkan, akseptor
dibaringkan di atas meja ginekologik dalam posisi litotomi.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk
mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Spekulum
dimasukkan ke dalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan
dengan larutan antiseptik. Sekarang dengan cunam serviks
dijepit bibir depan porsio uteri, dan dimasukkan sonde ke
dalam uterus untuk menentukan arah poros dan
panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR
dimasukka ke dalam uterus melalui ostium uteri eksternum
sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks.
 Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai
dengan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas
kavum uteri yg ditentukan lebih dahulu dnegan sonde
uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung pentalur
perlahan-lahan, pendorong (plunger) menahan AKDR dalam
posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus,
pendoromg juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang
AKDR digunting hingga 2 ½ - 3 cm keluar dari ostium uteri,
dan akhirnya spekulum diangkat.

Metode kontrasepsi mantap

TUBEKTOMI

Adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas


(kesuburan)seorang perempuan secara permanen.
a. Jenis :
o minilaparotomi,
o laparoskopi
b. Manfaat

Kontrasepsi

 Sangat efektif
 Permanen
 Tidak mempengaruhi proses menyusui
 Tidak bergantung pada faktor sanggama
 Baik bagi klien apabila kehamilan akan menjadi risiko
kesehatan yang serius
 Pembedahan sederhan, dapat dilakukan dengan anstesi
lokal
 Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
 Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ada efek
pada produksi hormon ovarium)

Nonkontrasepsi

 Berkurangnya risiko kanker ovarium


c. Keterbatasan :
 Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi
ini
 Kliien dapt menyesal dikemudian hari
 Risiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan
anastesi umum)
 Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah
tindakan
 Dilakukan oleh dokter yang terlatih
 Tidak melindungi diri dari IMS
d. Yang dapat menjalani tubektomi :
 Usia >26 tahun
 Paritas>2
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan
kehendaknya
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan
yang serius
 Pascapersalinan
 Pascakeguguran
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
e. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :
 Hamil
 Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di
evaluasi)
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa
datang
 Belum memberikan persetujuan tertulis
f. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
 Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit
jantung atau pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang,
obesitas, diabetes)
 Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali.
g. Kapan dilakukan :
 Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan
secara rasional tersebut tidak hamil.
 Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)
 Pasaca persalinan :tidak tepat untuk klien pascapersalinan.
 Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12
minggu

Laparoskopi :

 Pascakeguguran :

Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak


ada bukti infeksi pelvik (minilap atau laparoskopi)

Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak da


bukti infeksi perviks (minilap saja)

h. Komplikasi :
 Infeksi luka
 Demam pascaoperasi (>38 derajat C)
 Luka pada kandung kemih, intestinal (jarang terjadi)
 Hematoma (subkutan)
 Emboli gas yang diakibatkan oleh laparoskopi (sangat
jarang)
 Rasa sakit pada lokasi pembedahan
 Perdarahan superfisial (tepi-tepi kulit atau subkutan

VASEKTOMI
a. Batasan
 Adalah prosedur klinik untuk meghentikan kapasitas
reprosuksi pria dengan jalan melakukan oklusi vas deferens
sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilitas (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi.
b. Indikasi
 Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di
mana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau
gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga
c. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :
 Infeksi kulit pada daerah opersi
 Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi
kesehatan klien
 Hidrokel atau varikokel yang besar
 Hernia inguinalis
 Undesensus tertikularis
 Massa intraskrotalis
 Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antinoagulansia
d. Konseling, informasi dan persetujuan medis
 Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak
mengganggu hormon pria tau menyebabkan perubahan
kemampuan atau kepuasan seksual
 Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu
kontrasepsi pilihan hingga spermatozoa yang tersisa dalam
vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya.

Anda mungkin juga menyukai