Wahyudi
ABSTRAK
Mikroseismik (mikrotremor) hidrokarbon adalah suatu fenomena baru dalam mendeteksi dan
mengidentifikasi keberadaan hidrokarbon secara langsung. Teknologi baru yang
dikembangkan berdasarkan fenomena tersebut dalam terminologi ini disebut MHDI
(Microseismic for Hydrocarbon Detection and Identification). Teknologi ini digunakan pada
eksplorasi hidrokarbon, pemantauan dan pengembangan lapangan minyak. Teknik tersebut
didasarkan pada prinsip-prinsip sifat non-linear dari suatu sistem fluida dalam medium
berpori. Hidrokarbon dalam sistem (medium) berpori pada batuan reservoir dapat dipikirkan
sebagai deformasi karakteristik dari spektrum noise bumi alami dalam jangkau frekuensi
yang rendah, yaitu antara 0,2 – 6,0 Hz. Sinyal seismik frekuensi rendah ini direkam secara
pasif di permukaan bumi dengan seismometer yang sangat sensitif, dan secara spektroskopi
dianalisis untuk menghasilkan sebuah spektrum tertentu yang unik, yang dapat digunakan
sebagai indikator keberadaan hidrokarbon secara langsung.
ABSTRACT
114
Wahyudi, Aplikasi Mikroseismik
116
Wahyudi, Aplikasi Mikroseismik
pegas linear yang independen terhadap selalu berubah sedemikian rupa berkaitan
dislokasi fluida di sepanjang sumbu z dengan gaya kapiler yang terjadi, sehingga
(Holzner, et al. 2007). akan terjadi osilasi di dalam pori-pori
reservoir. Gambar 3 men-jelaskan osilasi satu
Pada Gambar 2 terlihat bahwa batas
dimensi yang terjadi di dalam pori di
permukaan fluida akan membentuk ORCL
sepanjang sumbu x dengan persamaan
(Oil-Rock Contact Line), yaitu kolom kontak
diferensial orde dua beserta fungsi respon
antara minyak dengan batuan, seperti pori-
resonansinya (Holzner, et al. 2007).
pori yang basah karena air dimana akan
terjadi gaya kapiler.
a). Cairan dalam keadaan setimbang: gaya-
gaya kapiler F z pada arah z positif dan
F z pada arah z negatif dalam kea-daan
setimbang satu dengan lainnya.
b). Keadaan setelah cairan mengalami satu
simpangan kecil pada arah z positif F z
berkurang dan F z bertambah, relatif
terhadap keadaan setimbangnya. Gaya
tersimpan yang dihasilkan akan meng-
gerakkan cairan kembali ke posisi z
negatif ke arah posisi setimbangnya.
c). Sama dengan b). tetapi untuk dislokasi ke
arah z negatif.
117
Berka1a MIPA, 18(2), Mei 2008
1 f 1 6
(3)
2 m 2h r L
118
Wahyudi, Aplikasi Mikroseismik
dibagi menjadi 3 zona potensi, yaitu high survei dengan metode ini.
potential hydrocarbon (warna orange), Dari contoh kasus di atas, maka disa-
medium potential hydrocarbon (warna rankan agar survei mikroseismik dilaku-kan
kuning) dan low potential hydro-carbon dengan densitas rata-rata 2 sampai dengan 3
(warna biru muda). Ketiga zona tersebut titik pengukuran tiap km2 atau dengan cara
dibedakan berdasarkan besar kecilnya gridding dengan spacing antara 500m – 750m.
anomali mikroseismik hidro-karbon, yang
digambarkan dengan besar-kecilnya radius
lingkaran yang berwarna ungu. Semakin besar 3. STUDI KASUS
lingkaran menunjuk-kan semakin tinggi Untuk membuktikan adanya feno-mena
amplitudo spektrum mikroseismik mikrotremor hidrokarbon ini, maka telah
hidrokarbon. dilakukan studi kasus pada beberapa data
seismik yang direkam oleh suatu proyek
Apabila distribusi titik pengukuran penelitian tomografi seismik di Jawa Tengah
dapat disajikan dalam bentuk grid yang (MERAMEX), suatu proyek kerjasama riset
teratur dengan jumlah titik yang men-cukupi, antara pemerintah Indonesia dengan Jerman.
maka penggambaran berupa lingkaran dapat Dalam proyek ini telah dipasang 120
digantikan dengan bentuk kontur, yang seismometer di Jawa Tengah dan beberapa
sekaligus akan berlaku sebagai peta potensi diantaranya terdapat di daerah prospek
hidrokarbon di daerah tersebut. minyak bumi, yaitu di daerah Lasem dan
Dari contoh di atas terlihat bahwa Kendal (lihat Gambar 8).
pembagian zona dilakukan secara statistik
dengan melihat distribusi dan besar-kecilnya
lingkaran anomali mikroseismik.
120
Wahyudi, Aplikasi Mikroseismik
Gambar 10. Spektrum amplitudo dari data Gambar 13. Spektrum amplitudo dari data
seismik Lasem Test, yang menunjukkan seismik Lapangan Wunut (Sidoarjo), yang
adanya anomali yang tinggi pada frekuensi di menunjukkan adanya anomali tinggi pada
sekitar 3 Hz. frekuensi di sekitar 2 Hz, yang mengindikasi-
kan adanya gas hidrokarbon
122
Bmipa, 18(2), Mei 2008
123