Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KEKERINGAN TERHADAP TUMBUHAN Khaya anthotheca

Adila Zahira Hasan , Aldri Hardiansyah , Chindy Mila Santani , Febby Angelina , Muhammad Yunus
1 2 3 4

Sulthan Azhar Idrus , Nadya Safitri , Risky Annisa


5 6 7

Abstrak

Kekeringan merupakan suatu keadaan dimana ketersediaan air tidak mencukupi untuk keberlangsungan
makhluk hidup dan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kekeringan
terhadap tumbuhan Khaya anthotheca dengan parameter jumlah stomata, kadar klorofil pada daun, dan laju
transpirasi. Penelitian ini dilakukan di Labtek VA Gedung Kehutanan Kampus ITB Jatinangor selama tiga
minggu. Pada minggu pertama bibit Khaya anthotheca dilapisi dengan alumunium foil dan diberi nomor
penanda 1-8, selanjutnya bibit Khaya anthotheca diberikan dua perlakuan dengan bibit nomor 1-4 kondisi
normal dan nomor 5-8 kondisi kering. Pada minggu kedua dilakukan pengukuran berat basah dan berat kering
pada setiap bibit Khaya anthotheca, setelah itu diambil 2 bibit pada setiap perlakuan untuk dihancurkan dan
sisanya diamati di laboratorium. Hal yang sama juga dilakukan pada minggu ketiga penelitian. Hasil penelitian
jumlah stomata yang tertutup lebih banyak pada kontrol kering, sedangkan jumlah stomata yang terbuka lebih
banyak pada kontrol basah.

Abstract

Drought is a condition where the availability of water is not sufficient for the survival of living things and the
environment. The purpose of this study was to determine the effect of drought on the Khaya anthotheca plant
with parameters of the number of stomata, chlorophyll content in leaves, and the rate of transpiration. This
research was conducted at the VA Labtek Forestry Building ITB Campus Jatinangor for three weeks. In the first
week the seeds of Khaya anthotheca were coated with aluminum foil and given a marker number 1-8, then the
seeds of Khaya anthotheca were given two treatments with seeds number 1-4 under normal conditions and
number 5-8 under dry conditions. In the second week, wet and dry weight measurements were taken for each
Khaya anthotheca seedling, after which 2 seeds were taken in each treatment to be crushed and the rest were
observed in the laboratory. The same thing was done in the third week of the study. The results of the study
showed that the number of closed stomata was more in the dry control, whereas the number of stomata that
were exposed was more in the wet control.

Kata Kunci : Khaya anthotheca, Kontrol basah, Kontrol kering.


PENDAHULUAN digunakan pada penelitian ini adalah
Khaya anthoteca yang ditempatkan di
belakang gedung kehutanan/Labtek V
Pertumbuhan dan perkembangan Institut Teknologi Bandung kampus
tanaman sangat dipengaruhi oleh jumlah Jatinangor.
kadar air dalam jaringannya. Air berfungsi
sebagai penyusun utama jaringan yang
aktif mengadakan kegiatan fisiologis. METODE PENELITIAN
Peranan yang penting ini menimbulkan
konsekuensi bahwa secara langsung atau
tidak langsung, defisit air tanaman akan Penelitian dilakukan di Labtek VA
mempengaruhi semua proses Gedung Kehutanan kampus ITB Jatinangor
metabolisme dalam tanaman yang yang beralamat di Jalan Let. Jen. Purn. Dr.
mengakibatkan terganggunya proses (HC) Mashudi No. 1 (Jalan Raya Jatinangor
pertumbuhan (Pugnaire dan Pardos, KM 20.75) Desa Sayang, Kecamatan
1999). Menurut Kramer (1963) Jatinangor, Kabupaten Sumedang. Jawa
kekurangan air di dalam jaringan tanaman Barat Indonesia, 45363. Iklim pada lokasi
dapat disebabkan oleh kehilangan air yang penelitian adalah iklim tropis
berlebihan pada saat transpirasi melalui pegunungan. Letak lokasi penelitian
stomata dan sel lain seperti kutikula atau secara astronomis adalah Lintang
disebabkan oleh keduanya. Namun lebih 6°55'46.62"S Bujur 107°46'0.95".
dari 90% transpirasi terjadi melalui
stomata di daun. Selain berperan sebagai Pada penelitian ini alat dan bahan
alat untuk penguapan, stomata juga yang digunakan adalah alumunium foil,
berperan sebagai alat untuk pertukaran kutek, sticky notes, label, spidol permanen,
CO2 dalam proses fisiologi yang kalkulator, penggaris, milimeter block,
berhubungan dengan produksi. Stomata solatip, dan tumbuhan Khaya anthotheca.
terdiri atas sel penjaga dan sel penutup
yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga Pada Minggu pertama dalam
(Fahn, l982). Stomata berperan penting melakukan penelitian ini adalah bibit
sebagai alat untuk adaptasi tanaman Khaya anthotheca disiapkan sebanyak 8
terhadap cekaman kekeringan. Pada buah, lalu dilapisi dengan alumunium foil
kondisi cekaman kekeringan maka dan diberi nomor. Bibit Khaya anthotheca
stomata akan menutup sebagai upaya diberi dua perlakuan yaitu pada bibit
untuk menahan laju transpirasi. Beberapa nomor 1-4 kondisi normal dan nomor 5-8
tanaman beradaptasi terhadap cekaman kondisi kering.
kekeringan dengan cara mengurangi
ukuran stomata dan jumlah stomata (Price Pada minggu kedua dilakukan
dan Courtois, 1991). pengukuran berat basah dan berat kering
pada setiap bibit, setelah itu 2 bibit pada
Penelitian kecil ini dilakukan untuk setiap perlakuan diambil lalu satu dari dua
mengetahui berbagai pengaruh bibit pada setiap perlakuan dihancurkan
kekeringan terhadap tumbuhan, meliputi sedangkan sisanya diambil untuk diamati
laju transpirasi, jumlah stomata terbuka di lab. Untuk mengukur laju transpirasi
dan tertutup, serta jumlah kadar klorofil Bibit Khaya anthotheca yang dihancurkan
dalam daun. Jenis tanaman yang lalu ditimbang berat basahnya, setelah itu
dioven selama lalu dimasukkan ke oven dimasukan spektofotometer dikalibrasi
selama 24 jam dengan suhu 105 derajat terlebih dahulu, kemudian dicatat panjang
lalu berat keringnya diukur. Sedangkan gelombang yang digunakan. Larutan
bibit Khaya anthotheca yang diambil kering dan normal masing-masing
diamati buka-tutup stomata dan jenis dimasukan ke dalam tabung reaksi yang
pigmen. berbeda dan dimasukan ke dalam
spektofotometer secara bergantian. Hasil
Untuk mengamati stomatanya absorbansi aquades dan absorbansi
disiapkan kutek, solatip, dan preparat. klorofil yang tertera pada
Setelah alat dan bahan disiapkan spektofotometer diamati dan
selanjutnya sampel pada setiap perlakuan dicatat. Pada Minggu Ketiga
yang sudah diambil daunnya diambil dan melakukan persis seperti yang dilakukan
diberikan kuteks dibagian abaksial daun diminggu kedua untuk mengukur variable
lalu ditunggu hingga kuteks mengering, kontrolnya.
setelah mengering bagian yang telah
dikuteks ditempelkan solatip lalu solatip
diangkat dan ditempelkan ke kaca
preparat dengan rapih. Setelah itu simpan
kaca preparat di mikroscope, lalu amati
dan hitung buka tutup stomatanya
Perhitungan indeks stomata terbuka dan
terutup diaplikasikan dengan rumus
sebagai berikut:

Untuk menentukan jenis pigmen


disiapkan alat spektofotometer, tabung
reaksi, gelas kimia, kertas wattman,
mortar. Sedangkan bahan, diperlukan
adalah bibit Khaya Anthoteca yang
kekeringan, tanaman normal, aquades, Gambar 1. Tempat penelitian di Labtek VA
dan alkohol 70%. Setelah alat dan bahan Gedung Kehutanan kampus ITB Jatinangor
disiapkan selanjutnya kedua tanaman
dengan kondisi berbeda daunnya di HASIL DAN PEMBAHASAN
hancurkan dengan mortar sampai halus
dan warna tanaman menjadi pucat klorofil A. Pengaruh Kekeringan Terhadap
sudah lepas semua dari daun sembari Jumlah Stomata Terbuka dan
diberikan alkohol 70% secukupnya. Lalu Tertutup
hasil halusan disaring dengan kertas
wattman sampai yang tersisa hanya Pada penelitian ini, diamati
larutan hasil penyaringan ke dalam gelas anatomi stomata pada epidermis
kimia. Setelah itu diberi label untuk abaksial daun dari spesies Khaya
membedakan tumbuhan kering dan anthotheca yang merupakan hasil
normal. Setelah itu, larutan dimasukan ke perlakuan kontrol basah dan kering.
dalam spektofotometer, namun sebelum Penentuan kekeringan pada setiap
spesies didasari oleh pemberian kadar Tabel 1. Rata-Rata Pengamatan Stomata
air. Kontrol basah disiram 2 kali sehari,
sedangkan kontrol kering tidak RATA RATA PENGAMATAN STOMATA
disiram. Dilihat perubahan stomata
dari spesies Khaya anthoteca pada
setiap minggunya selama masa Mingg Terbuka Tertutup
penelitian. Grafik jumlah stomata u
terbuka dan tertutup pada spesies Kerin Kontr Kerin Kontr
kontrol kering dan basah dapat dilihat g ol g ol
pada gambar 2 untuk minggu 1 gambar
3 untuk minggu 2. 1 69.33 93.00 90.67 80.67

2 35.67 89.67 118.3 68.00


3

Dari grafik yang tertera di atas,


terbukti bahwa jumlah stomata yang
tertutup lebih banyak pada kontrol kering,
sedangkan jumlah stomata yang terbuka
lebih banyak pada kontrol basah. Respon
pertama tanaman dalam
menanggapi kondisi defisit air yang parah
ialah dengan cara menutup stomata
(Mahajan & Tuteja, 2010). Penutupan atau
Gambar 2. Jumlah Stomata pada Minggu 1 penyempitan stomata menghambat
proses fotosintesis hal ini menyangkut
transportasi air dalam tubuh tanaman dan
menurunnya aliran karbondioksida
pada daun (Zlatev & Lidon, 2012).
Yohana, Sulistyaningsih, Dorly, dan Akmal,
1994 menyatakan bahwa ukuran dan
kerapatan stomata berkaitan dengan
ketahanan terhadap kekeringan. Pada
tanaman yang mengalami cekaman
kekeringan jumlah stomata mengalami
penurunan untuk mengurangi kehilangan
air saat transpirasi.

Gambar 3. Jumlah Stomata pada Minggu 2

B. Pengaruh Kekeringan Terhadap


Kadar Air
Air merupakan komponen utama baik pada tingkat satuan perluasan dan
dalam kehidupan tanaman,sekitar 70-90 maupun fotosintesis total tanaman
% berat segar tanaman adalah berupa air. (Violita, 2007). Kekurangan air dapat
Air merupakan media yang baik untuk menyebabkan penurunan produktivitas
berlangsungnya reaksi biokimia. Didalam yang sangat drastis, dan dapat menjadi
tubuh tanaman air dapat masuk ke penyebab kematian pada tanaman.
jaringan tanaman berlangsung melalui Penurunan penyerapan hara dan air oleh
proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh akar, menyebabkan suplai air yang
banyak faktor diantaranya karena : 1) dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman
perbedaan konsentrasi air, dan 2) adanya tidak terpenuhi, sehingga pertumbuhan
faktor lingkungan yang berperan dalam tanaman menjadi terhambat. Menurut
proses keseimbangan air yang ada pada (Hamim et al., 1996) tanaman yang toleran
sistem tanah, tanaman dan udara. terhadap cekaman kekeringan dapat
(Suhartono, 2008). mencegah terjadinya penurunan produksi
Bila suatu tanaman berada pada yang tajam dan mampu mempertahankan
kondisi kekurangan air sebagai akibat produktivitasnya relatif sama dengan
kurangnya hujan maupun irigasi, maka tanaman dalam kondisi normal
proses pembentukan dan perkembangan
organ akan sangat terpengaruh.
Pembentukan dan perkembangan organ Tabel 2. Berat Kering Tanaman
tanaman (daun, akar, dan batang)
berhubungan dengan proses sel tanaman BERAT KERING TANAMAN
untuk membesar. Sel tanaman akan
Berat Kering
membesar seiring dengan menebalnya
(Berat Total -
dinding sel dan terbentuknya selulosa
Minggu Berat Setelah Di
pada tanaman. Pengaruh lainnya terkait
Ke- Oven) Keterangan
dengan ketersediaan air bagi tanaman,
berupa transport hara dari tanah bagi Tanaman 1
tanaman. Hara yang berada dalam tanah 0 16 (Kering)
diangkut melalui air yang terserap oleh Tanaman 4
tanaman melalui proses difusi osmosis 1 18,94 (Kering)
yang terjadi. Semakin baik hara yang
Tanaman 9
terjerap oleh tanaman, maka ketersediaan
1 18,42 (Basah)
bahan dasar bagi proses fotosintesis akan
semakin baik pula. Proses fotosintesis Tanaman 5
yang berlangsung dengan baik, akan 2 14,2 (Kering)
memacu penimbunan karbohidrat dan Tanaman 6
protein pada polong tanaman kedelai. 2 10,28 (Basah)
Penimbunan karbohidrat dan protein
sebagai akumulasi hasil proses
fotosintesis akan berpengaruh pada berat
Dari tabel yang tertera diatas, pada
basah tanaman (Suhartono, 2008).
minggu 0 berat kering tanaman 1 (kering)
Penurunan berat kering total pada
yaitu 16 gram. Pada minggu 1 berat kering
tanaman yang mengalami kekeringan
tanaman 4 (kering) yaitu 18,94 gram dan
terkait erat dengan penurunan laju
tanaman 9 (basah) yaitu 18,42 gram. Pada
fotosintesis selama cekaman kekeringan
minggu 2 berat kering tanaman 5 (kering) tertentu yang dipancarkan ke molekul
yaitu 14,2 gram dan tanaman 6 (basah). klorofil didalam alat tersebut. Senyawa
Berat kering menunjukkan kadar air tertentu hanya menyerap foton yang
tanaman tersebut. Dari tabel terlihat bersesuaian dengan panjang gelombang
bahwa berat kering pada tanaman dengan tertentu dan oleh karena itu setiap pigmen
kontrol basah lebih ringan daripada memiliki spektrum absorbsinya yang unik.
kontrol kering. Seharusnya, kontrol kering Nilai absorbansi sebanding dengan jumlah
lebih ringan daripada kontrol basah. Hal klorofil yang dikandung larutan. Semakin
tersebut dapat disebabkan oleh berbagai besar nilai absorbansinya, semakin besar
macam faktor, contohnya yaitu saat pula jumlah klorofilnya.
pengukuran berat destruk, tanaman masih
belum bersih dan masih terdapat tanah
yang menempel sehingga menambah
berat tanaman tersebut. Ukuran dari
tanaman tersebut pula yang berbeda-beda
mempengaruhi berat keringnya sehingga
hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
yang seharusnya.

C. Pengaru Kekeringan Terhadap


Kadar Klorofil
Gambar 4. Perbandingan nilai absorbansi
tumbuhan basah dan tumbuhan kering
Menurut Alonso et al. (2001),
Cekaman kekeringan juga dapat
mengakibatkan berkurangnya kandungan
Dari gambar 4 diatas dapat disimpulkan
klorofil daun. Pengukuran karakter
bahwa tubuhan kontrol kering memiliki
fisiologi seperti kandungan klorofil,
nilai absorbansi yang lebih sedikit
merupakan salah satu pendekatan untuk
dibandingkan tumbuhan kontrol basah.
mempelajari pengaruh kekurangan air
Nilai absorbansi yang rendah
terhadap pertumbuhan dan hasil
mengindikasikan jumlah klorofil yang
produksi, karena parameter ini berkaitan
lebih sedikit pula, dengan perbandingan
erat dengan laju fotosintesis (Li et al.,
nilai klorofil rata-rata pada minggu ke-dua
2006).
tumbuhan kontrol kering adalah 1.91 ABS
Dalam penelitian ini, kadar klorofil
dan tumbuhan kontrol basah adalah 1.975
tumbuhan kontrol basah dan kadar
ABS.
klorofil tumbuhan kontrol kering
dibandingkan dengan menggunakan DAFTAR PUSTAKA
metode spektrofotometri. Larutan daun Suhartono, 2008. Pengaruh Interval
yang telah diekstrak dihitung nilai Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan
absorbansinya dengan menembakkan
Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine
gelombang cahaya dengan panjang
Max (L) Merril) Pada Berbagai Jenis
teertentu untuk mengetahui nilai Tanah.
absorbansinya. Prinsip kerjanya adalah
menentukan kadar klorofil dengan
spektrum cahaya (panjang gelombang)

Anda mungkin juga menyukai