Anda di halaman 1dari 28

MENGIDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN MARIBAYA

NATURAL HOT SPRING


Disusun untuk Memenuhi Tugas Teknik Presentasi Jurusan Perencanaan Wilayah
dan Kota Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :

Akmal Maulana 10070316078

Fadlan Ramadlan 10070316083

Salsabiilaa Dara Utama 10070316093

Afifah Nurul S 10070316086

Fajar Sakti 10070316088

Rizky Nugraha Alam 1007031694

PROGRAM PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1437 H /2016 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Mengidentifikasi potensi dan permasalahan
Maribaya Natural Hot Spring”. Kami sangat berharap Karya Tulis Ilmiah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan bagi
pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Karya Tulis Ilmiah
ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan informasi tentang
potensi dan permasalahan yang ada di Maribaya Natural Hot Spring. Sekiranya
Karya Tulis Ilmiah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung, Januari 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Maksud dan Tujuan

1.4 Ruang Lingkup Kajian

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

1.5 Sistematika Pembahasan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Operasional

2.1.1 Definisi Identifikasi

2.1.2 Definisi Potensi

2.1.3 Definisi Permasalahan

2.2 Kondisi Eksisting Maribaya Natural Hot Spring

2.2.1 Letak dan Luas

2.3 Jalur Akses Maribaya Natural Hot Spring

2.4 Konsep Sapta Pesona

2.5 Indikator Livable City For Happiness City

2.6 Konsep Livable City

BAB III

POTENSI DAN MASALAH


3.1. Potensi

3.1.1 Pengembangan

3.1.2 Fasilitas

3.1.3 Pengunjung

3.2. Masalah

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

4.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bab ini akan menjelaskan mengenai pendahuluan yang terdiri dari dari latar
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup kajian, dan sistematika penulisan.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran Surat Saad, ayat 27, sebagai berikut:

Artinya: Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orang-orang
kafir maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.
Kandungan ayat di atas adalah dalam menciptakan sesuatu, Allah selalu
bersamaan dengan hikmahnya seperti diciptakannya langit dan bumi yang
merupakan planet tempat manusia tumbuh dan berkembang, seperti halnya
dalam terciptanya alam Maribaya dengan didalamnya terkandung hikmah.
Keindahan dan kenyamanan lingkungan merupakan bagian dari hikmah yang
telah Allah berikan kepada manusia.
Ketika Allah menciptakan langit dan bumi beserta hikmahnya maka tugas
manusia adalah menjaga semua itu kemudian mengembangkan potensi dan
menyelesaikan permasalahan lingkungannya. Ayat diatas dapat diinterpretasikan
bahwa manusia harus menjaga, mengembangkan potensi, dan menyelesaikan
permasalahan yang ada.

Dewasa ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang menjadi salah
satu tempat favorit untuk berwisata. Terbukti dengan banyaknya objek wisata
yang berada di kota Bandung. Daerah bandung yang dikelilingi oleh gunung
yang dirupakan seperti mangkuk membuat udara di Bandung terasa sejuk,
seperti Kecamatan Lembang yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Berada
di ketinggan 1000 mdpl yang mempunyai luas sekitar 5,5 hektar, dan suhu antara
17° hingga 27 °C.

Gambar 1.1 Pintu Masuk Maribaya Natural Hot Spring

Kawasan Maribaya Natural Hot Spring yang berada di Jalan Maribaya,


Langen Sari Lembang yang berpusat di kabupaten Bandung Barat terletak di
sebuah lembah yang mempunyai sumber air panas alami yang mengandung
mineral dan belerang, dengan suhu air panas kurang lebih 20° hingga 40 °C.
Maribaya adalah sebuah perkampungan kecil di kaki bukit Pasir Malang dan
Gunung Masigit.
Dalam peraturan daerah nomor 4 Kabupaten Bandung Barat tahun 2012
tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung
Barat, Maribaya ditetapkan sebagai ekowisata. Ekowisata merupakan salah satu
kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek
konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal
serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Fasilitas yang terdapat di kawasan Maribaya Natural Hot Spring cukup
lengkap seperti tempat makan, berbagai wahana bermain, kolam air panas,
hingga tempat beribadah. Namun masih terdapat sampah pada aliran sungai dan
air terjun. Tempat ibadah yang tidak terlalu besar membuat kurang nyaman dan
juga tidak adanya sekat pemisah tempat ibadah antara laki-laki dan perempuan,
tempat penyimpanan sepatu yang kurang memadai, dan tempat wudhu yang
terbuka dan tidak dipisahkan antara tempat wudhu laki-laki dan perempuan.
Fungsi kawasan Maribaya Natural Hot Spring sebagai tempat wisata
bermanfaat untuk sarana rekreasi bagi wisatawan dalam maupun luar negeri,
fungsi ini sudah mencerminkan indikator livable city yaitu tersedianya Ruang
Terbuka Hijau, bersosialisasi, interaksi. Juga mendukung fungsi ekonomi, sosial,
dan budaya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah adalah:
1. Apakah Maribaya Natural Hot Spring sudah memenuhi indikator livable
city?
2. Apa saja permasalahan yang ada di Maribaya Natural Hot Spring?

1.3 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari kajian ini adalah untuk mengindentifikasi potensi
dan masalah dari Maribaya Natural Hot Spring, berdasarkan indikator-indikator
Livable City For Happiness City.

1.4 Ruang Lingkup Kajian


Ruang lingkup yang dikaji dalam hasil kajian kita ini terbagi dua yaitu
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup materi.

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah


Pada kajian kita kali ini, kita mengkaji potensi dan permasalahan yang
ada di Maribaya. Ruang lingkup wilayah Maribaya Natural Hot Spring
Berjarak ± 22 km dari pusat kota, terletak Utara Kota Bandung, secara
geografis berada pada koordinat 6°49'49.8"S dan 107°39'17.9"E, secara
administrasi berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

1.4.2 Ruang Lingkup Materi


Aspek yang akan dibahas antara lain,
1. Fasilitas di kawasan Maribaya Natural Hot Spring
2. Kebersihan Lingkungan
3. Pengunjung
4. Akses jalan
1.5 Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup kajian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab kajian pustaka ini berisi penjelasan tentang kawasan wisata Maribaya
Natural Hot Spring serta Jl. Maribaya.
BAB III POTENSI MASALAH
Pada bab ini akan menjelaskan tentang potensi dan masalah apa saja yang
terdapat di wilayah studi kita.
BAB IV KESIMPULAN
Pada bab kesimpulan, berisi kesimpulan dari semua permasalahan dan bahasan
yang menjadi wilayah studi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Operasional


2.1.1 Definisi Identifikasi
Identifikasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
menentukan atau menetapkan identitas (orang, benda, dan sebagainya).

2.1.2 Definisi Potensi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia potensi adalah
kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan;
kekuatan; kesanggupan; atau daya.

2.1.3 Definisi Permasalahan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah adalah sesuatu
yang harus diselesaikan (dipecahkan); soal; persoalan. Sedangkan
permasalahan adalah hal yang menjadikan masalah; hal yang
dimasalahkan; persoalan.

2.2 Kondisi Eksisting Maribaya Natural Hot Spring


Sejarah Maribaya Bandung dimulai dari sebuah tempat berupa
perkampungan kecil persis di kaki Gunung Masigit yang dialiri dua sungai.
tempat munculnya air panas tersebut (Taman Wisata Maribaya), sumber mata air
panas yang diyakini banyak mengandung mineral seperti Belerang ini digunakan
sebagai terapi orang zaman dahulu untuk mengobati berbagai macam penyakit
kulit.
Maribaya menurut dalam peraturan daerah nomor 4 Kabupaten Bandung
Barat tahun 2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Bandung Barat, Maribaya ditetapkan sebagai ekowisata. Ekowisata
merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan
mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya
ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Maribaya mempunyai dua aliran sungai yang disebut dengan Sungai
Cigulung dan Cikawari, dari kedua aliran sungai tersebut terdapat 3 buah air
terjun masing - masing bernama:
1. Air Terjun Cigulung dengan ketinggian sekitar 15 meter.
2. Air Terjun Cikawari denagn ketinggian sekitar 14 meter.
3. Air Terjun Koleang dengan ketinggian sekitar 5 meter.

2.2.1 Letak dan Luas


Maribaya Natural Hot Spring Berjarak ± 22 km dari pusat kota,
terletak Utara Kota Bandung, secara geografis berada pada koordinat
6°49'49.8"S dan 107°39'17.9"E, secara administrasi berada di Kecamatan
Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Daerah bandung yang dikelilingi oleh gunung yang dirupakan
seperti mangkuk membuat udara di Bandung terasa sejuk, seperti
Kecamatan Lembang yang berada di Kabupaten Bandung Barat. Berada
di ketinggan 1000 mdpl yang mempunyai luas sekitar 5,5 hektar, dan
suhu antara 17° hingga 27 °C.

2.3 Jalur Akses Maribaya Natural Hot Spring

Gambar 2.1 Akses Menuju Maribaya


Untuk mencapai lokasi Maribaya Natural Hot Spring dari pusat Kota bisa
melalui jalan Ir. H. Djuanda dan jalan Dago Giri.
Pertama ambil Jalan Baranang Siang kemudian Jalan Sunda, ke arah
selatan di Gg. Kebonpisang menuju Jalan. Baranang Siang jejauh, kemudian
ambil Jl. Ir. H.Djuanda dan Jl. Dago Giri ke Jl. Panorama 1 di Kabupaten
Bandung Barat 45 mnt (13,7 km).

2.4 Konsep Sapta Pesona

Gambar 2.2 Sapta Pesona


Makna logo Sapta Pesona dilambangkan dengan Matahari yang bersinar
sebanyak 7 buah yang terdiri atas unsur Kemanan, Ketertiban, Kebersihan,
Kesejukan, Keindahan, Keramahan, dan Kenangan. Tujuan diselenggarakan
program Sapta Pesona adalah untuk meningkatkan kesadaran, rasa tanggung
jawab segenap lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta maupun
masyarakat luas untuk mampu bertindak dan mewujudkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Sapta Pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka
menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Negara
kita. Sapta Pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah,
ramah tamah dan kenangan. Kita harus menciptakan suasana indah dan
mempesona, dimana saja dan kapan saja. Khususnya ditempat-tempat yang
banyak dikunjungi wisatawan dan pada waktu melayani wisatawan.
Dengan kondisi dan suasanya yang menarik dan nyaman, wisatawan
akan betah tinggal lebih lama, merasa puas atas kunjungannya dan memberikan
kenangan indah dalam hidupnya.
1. AMAN
Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat
apabila merasa aman, tenteram, tidak takut, terlindungi dan
bebas.
Dari :

a. Tindak kejahatan, kekerasan, ancaman, seperti kecopetan,


pemerasan, penodongan, penipuan dan lain sebagainya.
b. Terserang penyakit menular dan penyakit berbahaya la
innya

c. Kecelakaan yang disebabkan oleh alat perlengkapan dan


fasilitas yang kurang baik, seperti kendaraan, peralatan,
untuk makan dan minum, lift, alat perlengkapan rekreasi
atau olah raga.

d. Gangguan oleh masyarakat, antara lain berupa


pemaksaan oleh pedagang asongan tangan jail, ucapan
dan tindakan serta perilaku yang tidak bersahabat dan lain
sebagainya.

Jadi, aman berarti tejamin keselamatan jiwa dan fisik, termasuk


milik (barang) wisatawan.

2. TERTIB
Kondisi yang tertib merupakan sesuatu yang sangat
didambakan oleh setiap orang termasuk wisatawan. Kondisi
tersebut tercermin dari suasana yang teratur, rapi dan lancar serta
menunjukkan disiplin yang tinggi dalam semua segi kehidupan
masyarakat, misalnya :

a. Lalu lintas tertib, teratur dan lancar, alat angkutan datang dan
berangkat tepat pada waktunya.
b. Tidak nampak orang yang berdesakan atau berebutan untuk
mendapatkan atau membeli sesuatu yang diperlukan

c. Bangunan dan lingkungan ditata teratur dan rapi

d. Pelayanan dilakukan secara baik dan tepat

e. Informasi yang benar dan tidak membingungkan


3. BERSIH

Bersih merupakan suatu keadaan/kondisi lingkungan yang


menampilkan suasana bebas dari kotoran, sampah, limbah,
penyakit dan pencemaran. Wisatawan akan merasa betah dan
nyaman bila berada di tempat-tempat yang bersih dan sehat
seperti lingkungan yang bersih baik di rumah sendiri maupun di
tempat-tempat umum, seperti di hotel, restoran, angkutan umum,
tempat rekreasi, tempat buangair kecil/besar dan lain sebagainya.
Bersih dari sampah, kotoran, corat-coret dan lain sebagainya.
a. Sajian makanan dan minuman bersih dan sehat
b. Penggunaan dan penyajian alat perlengkapan yang bersih
seperti sendok, piring, tempat tidur, alat olah raga dan lain
sebagainya

c. Pakaian dan penampilan petugas bersih, rapi dan tidak


mengeluarkan bau tidak sedap dan lain sebagainya.

4. SEJUK

Lingkungan yang serba hijau, segar, rapi memberi suasana


atau keadaan sejuk, nyaman dan tenteram. Kesejukan yang
dikehendaki tidak saja harus berada di luar ruangan atau
bangunan, akan tetapi juga di dalam ruangan, misalnya ruangan
kerja/belajar, ruangan makan, ruangan tidur dan lain sebagainya.
Untuk itu hendaklah kita semua :
a. Turut serta aktif memelihara kelestarian lingkungan dan hasil
penghijaun yang telah dilakukan masyarakat maupun
pemerintah
b. Berperan secara aktif untuk menganjurkan dan memelopori
agar masyarakat setempat melaksanakan kegiatan
penghijauan dan memelihara kebersihan, menanam berbagai
tanaman di halaman rumah masing-masing baik untuk hiasan
maupun tanaman yang bermanfaat bagi rumah tangga,
melakukan penanaman poho/tanaman rindang di sepanjang
jalan di lingkungan masing-masing di halaman sekolah dan
lain sebagainya
c. Membentuk perkumpulan yang tujuannya memelihara
kelestarian lingkungan.

d. Menghiasi ruang belajar/kerja, ruang tamu, ruang tidur dan


tempat lainnya dengan aneka tanaman penghias atau
penyejuk.

e. Memprakarsai berbagai kegiatna dan upaya lain yang dapat


membuat lingkungan hidup kita menjadi sejuk, bersih, segar
dan nyaman.

5. INDAH
Keadaan atau suasana yang menampilkan lingkungan
yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Indah dapat
dilihat dari berbagai segi, seperti dari segi tata warna, tata letak,
tata ruang bentuk ataupun gaya dan gerak yang serasi dan
selaras, sehingga memberi kesan yang enak dan cantik untuk
dilihat.
Indah yang selalu sejalan dengan bersih dan tertib serta
tidak terpisahkan dari lingkungan hidup baik berupa ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa maupun hasil karya manusia.

Karena itu kita wajib memelihara lingkungan hidup agar lestari dan
dapat dinikmati oleh umat manusia.

6. RAMAH TAMAH
Ramah tamah merupakan suatu sikap dan perilaku
seseorang yang menunjukkan keakraban, sopan, suka membantu,
suka tersenyum dan menarik hati.
Ramah tamah tidaklah berarti bahwa kita harus kehilangan
kepribadian kita ataupun tidak tegas dalam menentukan sesuatu
keputusan atau sikat. Ramah, merupakan watak dan budaya
bangsa Indonesia pada umumnya, yang selalu menghormati
tamunya dan dapat menjadi tuan rumah yang baik. Sikap ramah
tamah ini merupakan satu daya tarik bagi wisatawan, oleh karena
itu harus kita pelihara terus.

7. KENANGAN
Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada
ingatan dan perasaan seseorang yang disebabkan oleh
pengalaman yang diperolehnya. Kenangan dapat berupa yang
indah dan menyenangkan, akan tetapi dapat pula yang tidak
menyenangkan. Kenangan yang ingin diwujudkan dalam ingatan
dan perasaan wisatawan dari pengalaman berpariwisata di
Indonesia, dengan sendirinya adalah yang indah dan
menyenangkan. Kenangan yang indah ini dapat pula diciptakan
dengan antara lain :

a. Akomodasi yang nyaman, bersih dan sehat, pelayanan yang


cepat, tepat dan ramah, suasana yang mencerminkan ciri khas
daerah dalam bentuk dan gaya bangunan serta dekorasinya
b. Atraksi seni budaya daerah yang khas dan mempesona baik itu
berupa seni tari, seni suara dan berbagai macam upacara

c. Makanan dan minuman khas daerah yang lezat, dengan


penampilan dan penyajian yang menarik. Makanan dan
minuman ini merupakan salah satu daya tarik yang kuat dan
dapat dijadikan jati diri (identitas daerah).

d. Cenderamata yang mungil yang mencerminkan ciri-ciri khas


daerah bermutu tinggi, mudah dibawa dan dengan harga yang
terjangkau mempunyai arti tersendiri dan dijadikan bukti atau
kenangan dari kunjungan seseorang ke suatu
tempat/daera/Negara.

Sapta Pesona dan tujuan pelaksanaanya begitu luas dan


tidak untuk kepentingan pariwisata semata. Memasyarakatkan dan
membudidayakan Sapta Pesona dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai tujuan yang jauh lebih luas, yaitu untuk meningkatkan
disiplin nasional dan jati diri bangsa yang juga akan meningkatkan
citra baik bangsa dan Negara.

2.5 Indikator Livable City For Happiness City


1. Tersedianya berbagai kebutuhan dasar masyarakat perkotaan
(hunian yang layak, air bersih, listrik).
2. Tersedianya berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial
(transportasi publik, taman kota, fasilitas ibadah, fasilitas
kesehatan).
3. Tersedianya ruang dan tempat publik untuk bersosialisasi dan
berinteraksi.
4. Keamanan, bebas dari rasa takut.
5. Mendukung fungsi ekonomi, sosial dan budaya.
6. Sanitasi lingkungan dan keindahan lingkungan fisik.

2.6 Konsep Livable City


Livable City adalah kota dimana ruang umum yang merupakan pusat
kehidupan sosial dan fokus keseluruh masyarakat (Salzano,1997). Menurut
Evan (2002), konsep Livable City digunakan untuk mewujudkan bahwa gagasan
pembangunan sebagai peningkatan dalam kualitas hidup membutuhkan fisik
maupun habitat sosial untuk realisasinya.
Konsep Livable City juga sangat berkaitan dengan lingkungan. Livable
City harus berkesinambungan dengan sistem ekologi dan kenyamanan hidup
bagi masyarakat kota. Pemulihan ekologi dapat memperbaiki lingkungan dalam
Livable City dan sustainability. Livable City harus menciptakan dan menjaga
lingkungan yang bersih.
Pengertian Livable City dari perspektif orang-orang adalah kota yang
layak huni dimana masyarakat kota dapat mencari pekerjaan, melayani
kebutuhan dasar termasuk air bersih dan sanitasi, memiliki akses untuk
mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak, hidup dalam komunitas
yang aman dan lingkungan yang bersih. Dapat dikatakan bahwa Livable City
merupakan gambaran sebuah lingkungan dan suasana kota yang nyaman
sebagai tempat tinggal dan sebagai tempat untuk beraktifitas yang dilihat dari
berbagai aspek, baik aspek fisik (fasilitas perkotaan, prasarana, tata ruang)
maupun aspek non-fisik (hubungan sosial, aktivitas ekonomi).

Menurut Douglass (2002), dalam Livable City dapat dikatakan bertumpu


pada 4 (empat) pilar, yaitu:
a. Meningkatkan sistem kesempatan hidup untuk kesejahteraan
masyarakat.
b. Penyediaan lapangan pekerjaan.
c. Lingkungan yang aman dan bersih untuk kesehatan, kesejahteraan dan
untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
d. Good governance.
BAB III

POTENSI DAN MASALAH

3.1. Potensi
3.1.1 Pengembangan
Maribaya Natural Hot Spring berpotensi dalam pengembangan dalam
tiga aspek atau bidang, diantaranya:

1. Bidang Wisata
Maribaya Natural Hot Spring salah satu tempat wisata dengan
sumber daya alam yang dapat di kelola dengan baik sehingga
menjadikannya tempat yang nyaman bersosialisasi dan berinteraksi,
sebagai tempat rekreasi masyarakat yang ada di kota, juga menjadi
ruang terbuka hijau kehidupan bagi manusia dan mahkluk hidup
lainnya.

Dengan ditetapkannya dalam peraturan daerah nomor 4


Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat, Maribaya
ditetapkan sebagai ekowisata. Dan menjadi salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan
aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Gambar 3.1 Potensi Bidang Wisata
2. Bidang Pendidikan
Maribaya Natural Hot Spring berfungsi dalam aspek
pendidikan sebagai lokasi untuk studi lapangan sekaligus rekreasi
sekolah-sekolah sekitar Bandung maupun luar Bandung. Lokasi
Maribaya Natural Hot Spring juga dapat menjadi lokasi pendidikan
non formal khusunya untuk anak-anak, karena terdapat fasilitas
bermain anak.

Gambar 3.2 Potensi Bidang Pendidikan

3. Bidang Sosial
Maribaya Natural Hot Spring salah satu tempat wisata dengan
Ruang Terbuka Hijau yang luas dan mendukung untuk bersosialisasi
dan berinteraksi masyarakat perkotaan. Juga dapat meningkatkan
indeks kebahagiaan dan membuat kota menjadi nyaman.
Gambar 3.3 Potensi Bidang Sosial

3.1.2 Fasilitas
Beberapa fasilitas yang tersedia di kawasan Maribaya Natural Hot
Spring yang berpotensi untuk dikembangankan lagi, diantaranya:

1. Kolam Rendam

Gambar 3.4 Kolam Rendam


2. Mini Zoo

Gambar 3.5 Mini Zoo

3. Childhood Playground

Gambar 3.6 Childhood Playground


4. Fun Games

Gambar 3.7 Fun Games

3.1.3 Pengunjung

Tabel 1
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah pengunjung pada hari Kamis
5 Januari 2017 dari empat jalur masuk, tercatat dari pintu 1 sebanyak 769
orang, pintu 2 sebanyak 486 orang, pintu 3 sebanyak 477 orang, dan pintu 4
sebanyak 142 orang pengunjung. Jadi jumlah pengunjung yang datang pada
tanggal 5 Januari 2016 tercatat sebanyak 1874 orang. Diprediksikan terjadi
kenaikan pengunjung pada akhir pekan atau libur nasional.
3.2. Masalah
Kawasan Maribaya Natural Hot Spring merupakan salah satu tempat
wisata yang banyak dikunjungi wisatawan. Namun masih terdapat permasalahan
yang timbul diantaranya:
1. Kebersihan
Kebersihan yang ada di kawasan Maribaya Natural Hot Spring
masih terdapat sampah yang berserakan, meskipun tempat sampah sudah
cukup memadai, hal tersebut cukup membuat pemandangan menjadi tidak
nyaman dilihat. Serta sampah yang tergenang di air terjun kawasan
Maribaya Natural Hot Spring, serta adanya buih-buih di sekitar air terjun
kawasan Maribaya Natural Hot Spring.

Gambar 3.8 Sampah di dekat kursi pengunjung


Gambar 3.9 Terdapat sampah di aliran sungai

2. Keamanan
Keamanan yang ada di kawasan wisata Maribaya Natural Hot
Spring menurut hasil pengamatan terlihat bahwa kondisi tempat parkir
motor hanya ada petugas yang menjaga dan tidak berpenutup atas (tidak
ada atap) sehingga apabila turun hujan kendaraan bermotor yang parkir
ditempat tersebut akan terkena air hujan.

Gambar 3.10 Kondisi Tempat Parkir Motor


3. Fasilitas Umum
Fasilitas Umum yang ada dikawasan Maribaya Natural Hot Spring
masih ada yang menjanggal dibuktikan dengan salah satu fasilitas umum
tempat beribadah yang dimana tidak terdapatnya pembatas antara lelaki
dan perempuan, tidak tersedinya tempat penyimpanan sepatu atau sandal
yang memadai, serta tempat wudhu yang terbuk dan tidak ada pemisah
untuk bagian lelaki dan perempuan.

Gambar 3.11 Kondisi Tempat Wudhu

Gambar 3.11 Rak Tempat Sepatu dan Sendal


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa kawasan Maribaya Natural Hot Spring sudah memenuhi salah satu
indikator livable city, Maribaya Natural Hot Spring memenuhi
bersosialisasi dan interakasi, mendukung fungsi ekonomi dan budaya, dan
juga ruang terbuka hijau. Namun belum sepenuhnya memenuhi indikator
livable city terdapat beberapa permasalahan, terutama masalah
kebersihan, keamanan, dan sebagian fasilitas umum.
Akses jalan menuju kawasan Maribaya Natural Hot Spring yang
masih terdapat jalan-jalan yang rusak dan berlubang mengakibatkan
rawan kemacetan dan kecelakaaan. Apabila hal tersebut dibiarkan secara
terus-menurus tanpa adanya perbaikan, maka akan menyebabkan
dampak yang terjadi secara terus-menurus hingga memperparah
permasalahan. Banyaknya wisatawan yang mengunjungi kawasan
Maribaya Natural Hot Spring menjadi potensi yang harus dikembangkan
karena kawasan Maribaya Natural Hot Spring merupakan salah satu
tempat wisata favorit didaerah Bandung Utara.

4.2. Saran
Dari hasil kajian penulis, maka kami menyarankan agar kawasan ini
di tata lebih baik lagi dan memenuhi kriteria dari konsep livable city. Saran
dari penulis yaitu, menyediakannya petugas parkir untuk kendaraan
bermotor dan membuat lahan parkir yang tertutup oleh atap agar
kendaraan bermotor yang disimpan di parkiran aman dari cuaca hujan
apabila tiba-tiba terjadi hujan.
Menambah petugas kebersihan yang mencukupi agar kebersihan
tetap terjaga dan sampah yang berserakan dibersihkan serta membuat
rambu-rambu dilarang membuang sampah ke sungai. Mengembangkan
fasilitas umum peribadatan agar dapat menampung wisatawan yang
bergantian untuk beribadah dan membatasi area beribadah antara laki-laki
dan perempuan agar adanya batasan. Serta membuat tempat wudhu
yang tertutup agar para wisatawan yang akan wudhu untuk beribadah
merasa aman dan terjaga dari kawasan yang terbuka yang terlihat oleh
lawan jenis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Maribaya. (2016 Agustus 30). Di Wikipedia, Ensiklopedia Bebas. Diakses


pada 11:30, Desemeber 20, 2016, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Curug_Maribaya
2. Maribaya Natural Hot Spring Resort. Diakses pada 09:00, Desember 20,
2016, dari
http://maribaya-resort.com/
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Di Website KBBI web. Diakses
pada 22:58, Desember 28, 2016, dari http://kbbi.web.id
4. H Haniefan. 2013. Brand Image Kawasan Maribaya Sebagai Objek
Wisata Berwawasan Lingkungan. Diakses pada 19.00, 28 Desember
2016, dari http://repository.upi.edu/9242/
5. Konsep Pariwitasata. Di Website blogspot.co.id. Diakses pada 20:00,
Januari 01, 2017 dari http://konsep-
pariwisata.blogspot.co.id/2009/04/sapta-pesona.html

Anda mungkin juga menyukai