Anda di halaman 1dari 40

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PEMANDIAN AIR PANAS DI

DESA SEMANGAT GUNUNG KABUPATEN KARO

DISUSUN OLEH :

Sulian Ekomila, S.Sos, MSP NIP 196906072005012016

Annisa Carolin NIM 3163122003

Bella Barus NIM 3163122006

Citra Girsang NIM 3163122008

Rentha Bita Eunike NIM 3163122027

Satrina T. Siahaan NIM 3163122029

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tugas mini riset yang
berjudul tentang “Potensi Dan Pengembangan Objek Wisata Pemandia Air Panas
Di Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo”, ini dengan baik, meskipun kami
menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan di dalam makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita semuanya.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang


kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 22 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR IS
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................5
PENDAHUALUAN...........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................................6
1.4.1 Maanfaat Teoritis..............................................................................................6
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI........................................................8
2.1 Kajian Relevan.........................................................................................................8
2.2 Landasan Teori.......................................................................................................11
2.3 Kerangka Konsep...................................................................................................12
2.3.4 Pemandian Air Panas.......................................................................................14
2.4 Kerangka Berpikir..................................................................................................15
BAB III............................................................................................................................16
METODE PENELITIAN.................................................................................................16
3.1 Objek Penelitian.....................................................................................................16
3.2 Metode Penelitian...................................................................................................16
3.3 Informan Penelitian................................................................................................17
3.4 Instrumen Penelitian.........................................................................................18
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................19
3.6 Analisis Data..........................................................................................................20
BAB IV............................................................................................................................24
PEMBAHASAN..............................................................................................................24
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................................................24
4.1.1 Keadaan Geografis..........................................................................................24
4.2 Temuan Lapangan..................................................................................................25
4.2.1 Potensi objek wisata di Desa Semangat Gunung............................................25
4.2.2 Usaha pengembangan pemandian air panas yang dilakukan oleh penduduk
maupun pemerintah di Desa Semangat Gunung.......................................................26
4.2.3 Kendala yang dihadapi penduduk dalam pengembangan pariwisata pemandian
air panas di Desa Semangat Gunung........................................................................29
4.3 Usaha Pengembangan Pemandian Air Panas Yang Dilakukan Oleh Penduduk
Maupun Pemerintah Di Desa Semangat Gunung.........................................................31
4.4 Kendala Yang Dihadapi Penduduk Dalam Pengembangan Pariwisata Pemandian
Air Panas Di Desa Semangat Gunung..........................................................................33
BAB V.............................................................................................................................39
PENUTUP.......................................................................................................................39
5.1 Kesimpulan............................................................................................................39
5.2 Saran......................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................41
BAB I

PENDAHUALUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai
pulau, salah satunya yaitu Pulau Sumatera. Pulau Sumatera ini masih terdiri dari
berbagai provinsi lagi, yang salah satunya adalah Sumatera Utara. Sumatera Utara
atau sering disingkat Sumut merupakan sebuah provinsi yang terletak di bagian
Utara Pulau Sumatera yang beribu kota di Medan. Sumut terdiri dari beberapa
kabupaten dan kota yang beberapa di antaranya merupakan daerah pariwisata,
yang salah satunya akan dibahas di dalam penelitian ini yaitu Kabupaten Karo.

Kabupaten Karo terdiri dari beberapa kecamatan yang salah satunya adalah
Kecamatan Merdeka. Di Kecamatan Merdeka ini ada sebuah desa yaitu Desa
Semangat Gunung. Desa Semangat Gunung merupakan sebuah desa yang dikenal
dengan potensi pariwisatanya yaitu pemandian air panas. Potensi ini sesuai
dengan lokasi Desa Semangat Gunung yang berada tepat di kaki Gunung Sibayak.
Bahkan, penamaan desa ini mungkin saja dikarenakan tempatnya yang memang
berada di kaki Gunung Sibayak. Lokasi desa ini yang sangat strategis karena
berada di kaki Gunung Sibayak mengakibatkan penduduk desa memiliki
kesempatan untuk membuat pemandian air panas sebagai objek wisata.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, terdapat ±15


pemandian air panas di Desa Semangat Gunung, yaitu Pemandian Air Panas
Pariban, Alam Sibayak, dan lain lain. Hal menarik lainnya di Desa Semangat
Gunung ini yaitu di samping memiliki pemandian air panas, disediakan juga
penginapan untuk tamu yang berniat menghabiskan malam di tempat tersebut.
Berdasarkan banyaknya pemandian air panas yang ada di Desa Semangat Gunung
ini, maka peneliti tertarik untuk melihat potensi apa saja yang sebenarnya ada di
Desa Semangat Gunung ini dan bagaimana pengembangan pariwisata pemandian
air panas ini yang dilakukan oleh penduduk maupun pemerintah.
Berdasarkan uraian singkat tentang pariwisata pemandian air panas yang ada di
Desa Semangat Gunung, maka peneliti mengangkatnya menjadi permasalahan
yang menarik. Dengan permasalahan tersebut, penulis mengangkat sebuah
penelitian yang berjudul “Potensi dan Pengembangan Objek Wisata
Pemandian Air Panas di Desa Semangat Gunung Kabupaten Karo.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana potensi objek wisata di Desa Semangat Gunung?


2. Bagaimana usaha pengembangan pemandian air panas yang
dilakukan oleh penduduk maupun pemerintah di Desa Semangat
Gunung?
3. Apa kendala-kendala yang dihadapi penduduk dalam pengembangan
pariwisata pemandian air panas di Desa Semangat Gunung?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui potensi objek wisata di Desa Semangat Gunung.


2. Untuk mengetahui usaha pengembangan pemandian air panas yang
dilakukan oleh penduduk maupun pemerintah di Desa Semangat
Gunung.
3. Untuk menguraikan kendala-kendala yang dihadapi penduduk dalam
pengembangan pariwisata pemandian air panas di Desa Semangat
Gunung.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan setelah dilakukannya penelitian ini adalah
sebagai berikut:

1.4.1 Maanfaat Teoritis


Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan mampu menambah kajian
ilmiah mengenai potensi dan pengembangan pariwisata, sehingga dapat dijadikan
sebagai salah satu acuan berpikir untuk pengembangan kajian tentang potensi dan
pengembangan pariwisata di Indonesia.

1.4.2 Manfaat Praktis


Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi
atau sumber informasi yang dapat digunakan peneliti selanjutnya sebagai bahan
rujukan bila ingin mengkaji penelitian serupa, sehingga peneliti selanjutnya
memiliki bahan pembanding yang dapat membantu memudahkan dalam penelitian
yang akan dilakukan.

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada kalangan


luas mengenai potensi dan pengembangan pariwisata, serta memberikan motivasi
serta pemahaman yang bersifat positif bagi masyarakat, pembaca, guna untuk
mengetahui potensi dan pengembangan pariwisata, terutama pemandian air panas
yang ada di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Relevan


Kajian mengenai potensi dan pengembangan pariwisata sudah banyak
dilakukan sebelumnya, tetapi melalui kajian relevan ini, peneliti mencoba
membuat perbandingan antara penelitian yang sudah dilakukan pada kajian
relevan dan penelitian yang akan dilaksanakan, hal ini juga membantu peneliti
agar terlepas dari plagiat. Berikut akan dijabarkan mengenai penelitian terdahulu
yang pernah dikaji dan dipublikasikan pada jurnal, yaitu:
Rani (2014) dalam artikelnya yang berjudul Pengembangan Potensi
Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai
Lombang), mengkaji mengenai pengembangan potensi pariwisata. Dalam artikel
ini peneliti menuliskan bahwa Pantai Lombang yang merupakan asset pemerintah
memberikan sumbangsihnya terhadap peningkatan PAD kabupaten Semenep dan
otonomi daerah yang semakin baik tetapi masih terdapat kendala-kendala yang
dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan potensi pariwisata yang terjadi di
Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pariwisata diharapkan mampu memberikan
dampak yang positif bagi dunia pariwisata Indonesia secara khusus dan Sumenep
itu sendiri, sehingga diperlukan perhatian dari pihak pemerintah, masyarakat dan
swasta dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Sumenep, Madura.
Penelitian dalam artikel ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan penulis. Dari segi persamaan yaitu sama-sama
meneliti mengenai potensi dan pengembangan pariwisata, selain itu, penelitian ini
juga sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik
pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Jika dilihat dari segi perbedaan
yaitu pada topik yang diteliti, jika pada penelitian relevan ini yang diteliti
mengenai Pantai Lombang, maka dalam penelitian yang akan dilaksanakan ini
yaitu topik yang diteliti adalah pemandian air panas yang ada di Desa Semangat
Gunung, yang berarti lokasi penelitian juga dilakukan di tempat yang berbeda.
Penelitian terkait yang kedua yaitu berjudul Analisis Potensi dan Strategi
Pengembangann Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Komunitas di Desa
Sembungan,Wonosobo Jawa Tengah yang ditulis oleh Sri Rahayu Budiani. Desa
Sembungan memiliki sumberdaya alam yang potensial, namun saat ini hanya dua
objek wisata alam yang dikembangkan, yaitu Bukit Sikunir dan Telaga Cebong
sehingga masih sangat mungkin untuk ditemukan objek wisata yang memiliki
daya tarik. Oleh sebab itu, pemetaan di bidang pariwisata sangat bermanfaat untuk
inventarisasi dan analisis potensi pariwisata di Desa Sembungan. Dalam jurnal ini
adapun yang menjadi tujuan penelitian ini untuk melihat potensi, melakukan
perencanaan dan Pengembangann pariwisata yang penting dilakukan di Desa
Sembungan.
Berdasarkan jurnal ini diketahui Desa Sembungan memiliki potensi
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia sebagai daya tarik pariwisata. Desa
Sembungan pada prinsipnya belum memenuhi prinsip pembangunan pariwisata
berkelanjutan, sehingga perlu adanya pembenahan dari segi atraksi dan keunikan
wisata, serta sumberdaya manusia. Dilihat dari tujuh prinsip pembangunan
pariwisata berbasis komunitas, Desa Sembungan masih belum memenuhi tujuh
prinsip tersebut, sehingga perlu Pengembangann pada aspek pelayanan dan
akomodasi, promosi, Pengembangann industri dan pertanian, serta sarana
transportasi.

Penelitian terkait lainnya yaitu berjudul Partisipasi Masyarakat Dalam


Pengelolaan Obyek Wisata Alam Air Panas Dan Air Terjun Di Desa Mantikole
Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi oleh Rahmah H. Abd. Hay Dg. Materru.
Pariwisata tentunya tak terlepas dengan yang namanya peran masyarakat, karena
selain pemerintah, masyarakat pun turut serta andil didalam berkembangnya suatu
objek wisata. Pengelolaan objek wisata alam tanpa adanya partisipasi dari
masyarakat maka mustahil akan tercapai tujuannya. Oleh karena itu, diperlukan
keterlibatan, dan kesadaran dari setiap masyarakat, sehingga objek wisata dapat
terpelihara dengan baik dan dapat mempromosikan daerah tersebut merupakan
daerah wisata yang perlu di kunjungi.
Peran masyarakat dalam mengelola wisata alam di desa Mantikole melalui,
beberapa aspek yang diharapkan berjalan dengan baik seperti pengelolaan melalui
parkir kendaraan, penjaga pintu masuk, penjual makanan dan minuman, atraksi
dan rumah inap yang disediakan oleh masayarakat maupun pemerinta, dan hal ini
membantu meningkatkan pemenuhan ekonmomi mayarakat.

Dalam perkembangan nilai budaya didaerah pariwisata tersebut, peran


masyarakat dalam menonjolkan budaya yang merupakan kearifan lokal seperti;
movunja, moraego, motaro atau dengan permainan anak-anak seperti mogasi,
motilako, mobanga dan lain-lain, apakah sudah pernah ditampilkan sebagai atraksi
budaya yang ditampilakan dalam menarik perhatian wisatawan.

Penelitian terkait berikutnya yaitu berjudul Strategi Pengembangan


Pariwisata di Kabupaten Tana Toraja yang ditulis oleh Hugo Itamar, A. Samsu
Alam dan Rahmatullah. Penelitian ini menggambarkan tentang strategi
pengembangan pariwisata yang direncanakan dan dilakukan oleh dinas
kebudayaan dan pariwisata di Tana Toraja, yaitu terdiri dari 7 strategi pokok, (1)
strategi dasar yang bersifat multipler Effect atau strategi dengan berbagai efek, (2)
strategi terkait dengan pengelolaan interest pariwisata, (3) strategi keterkaitan dan
pengembangan produk, (4) strategi pemantapan pemasaran, (5) strategi
pengembangan sumber daya manusia, (6) strategi spasial pengembangan wisata,
(7) strategi pengembangan pariwisata bidang distribusi.

Ketujuh strategi ini kemudian dapat dievaluasi bahwa telah dilaksanakan


namun ada yang berjalan secara maksimal ada juga yang belum berjalan secara
maksimal disebabkan oleh beberapa faktor. Hal ini merupakan hal yang wajar,
bahwa pelaksanaan strategi tidak dengan mudah terlaksana sekaligus, kerena akan
ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat, oleh sebab itu beberapa
strategi hanya terwujud dalam kurun waktu yang berbeda.

Penelitian terkait berikutnya yaitu berjudul Analisis Strategi Pengembangan


Wisata Daerah (Studi Pada Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Ngajuk). Di
Kabupaten Nganjuk sebenarnya mempunyai banyak objek wisata yang berpotensi
menarik minat para wisatawan dari dalam maupun dari luar daerah Kabupaten
Nganjuk. Terdapat empat objek wisata daerah yang juga dikelola oleh pemerintah
daerah khususnya di bawah pengawasan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Nganjuk sebagai pengelola pariwisata tersebut. Keempat objek wisata
yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah meliputi: tiga
objekwisata alam dan satu objek wisata buatan, yaitu objek wisata Air Terjun
Sedudo, Air Merambat Roro Kuning,Goa Margotresno, dan objek wisata buatan
Taman Rekreasi Anjuk Ladang. Keempat objek wisata tersebut masing-masing
mempunyai daya tarik tersendiri, akan tetapi pemerintah daerah Kabupaten
Nganjuk masih kurang optimal dalam mengem-bangkan potensi yang dimiliki di
tiap-tiap objek wisata tersebut. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk masih belum maksimal dalam melakukan pengembangan
objek wisata Nganjuk. Buktinya belum berjalannya program-program terkait
pengembangan wisata daerah karena terhalang dengan dana yang terbatas,
sedangkan objek wisata yang perlu perbaikan dan pengembangan banyak.

Belum adanya aturan hukum atau peraturan daerah (PERDA) yang mengatur
khusus tentang strategi pengembangan sektor pariwisata di daerah Kabupaten
Nganjuk sehingga rencana-rencana atau program yang telah dibuat oleh Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah kabupaten Nganjuk dengan para koordinasi
lapangan di empat objek wisata tersebut belum bisa dilaksanakan dengan baik dan
menyeluruh.

2.2 Landasan Teori


Wahab (2003: 5) mengungkapkan sebuah teori pariwisata, yang mana
dijelaskan bahwa pariwisata adalah salah satu industri gaya baru yang mampu
menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja,
pendapatan, taraf hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam
negara penerima wisatawan. Di Desa Semangat Gunung ini sendiri pariwisata
dijadikan sebagai sebuah usaha untuk dapat membantu pertumbuhan ekonomi
melalui bayaran setiap wisatawan yang datang ke pemandian air panas tersebut.

Pariwisata ini mendukung beberapa industri baru yang berkaitan dengan jasa
pariwisata, yaitu transportasi, akomodasi (hotel, motel, pondok wisata),
memperluas pasar barang-barang lokal pariwisata, memperluas lapangan kerja
baru (hotel atau tempat penginapan lainnya, usaha perjalanan, kantor-kantor
pemerintah yang mengurus pariwisata dan penerjemah, industri kerajinan tangan
dan cendramata, serta tempat-tempat penjualan lainnya), serta membantu
pembangunan daerah-daerah terpencil jika daerah itu memiliki daya tarik
pariwisata. Dapat diartikan bahwa pariwisata dapat menunjang perekonomian
obyek wisata yang dituju oleh para wisatawan. Dalam penelitian di Desa
Semangat Gunung ini pariwisata pemandian air panas dapat mengembangkan
potensi yang ada pada setiap wisata, misalnya potensi kerajinan, pertanian,
budaya, agro dan pemandangan alam yang terdapat di masing-masing pemandian
air panas.

2.3 Kerangka Konsep


2.3.1 Potensi

Potensi merupakan suatu kemampuan atau daya yang mempunyai


kemungkinan untuk dikembangkan. Dalam penelitian ini, potensi yang dimaksud
ialah potensi pariwisata. Potensi pariwisata menurut Yoeti (1996: 172) dalam
Wardana menjelaskan bahwa potensi pariwisata merupakan sesuatu yang dimiliki
oleh suatu wisata yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan dan dimiliki oleh
setiap tempat wisata. Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah
tujuan wisata dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung ke
tempat tersebut.

Potensi wisata yang dimaksud dalam penelitian ini ialah potensi pada
bidang pemandian air panas. Pemandian air panas ini didukung oleh lokasi Desa
Semangat Gunung yang strategis yang terletak tepat di kaki Gunung Sibayak. Dari
Gunung Sibayak inilah kemudian air panas untuk pemandian air panas itu berasal
meskipun tidak semuanya. Potensi pemandian air panas ini masih perlu
dikembangkan agar menjadi tempat pariwisata yang dicari banyak orang untuk
kemudian dijadikan tempat untuk rekreasi.

Potensi tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan pengembangan,


karena suatu potensi perlu digali untuk kemudian dikembangkan agar menjadi
sesuatu yang menarik untuk kemudian dapat digunakan untuk menarik pendatang.
Misalnya, potensi pemandian air panas dapat dikembangkan agar lebih menarik
sehingga wisatawan tertarik untuk berkunjung bahkan menghabiskan malam di
pemandian air panas yang ada di Desa Semangat Gunung ini.

2.3.2 Pengambangan

Pengembangan dalam KBBI merupakan suatu cara atau proses untuk


mengembangkan sesuatu yang sudah ada sebelumnya tetapi belum dikembangkan
atau belum begitu terkenal. Pengembangan yang dimaksud dalam penelitian ini
yaitu pengembangan pariwisata. Menurut Pitana (2005: 56) (dalam Wardana,
2017) menuliskan bahwa pengembangan pariwisata adalah kegiatan untuk
memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa
baik dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau menciptakan yang
baru. Sehingga pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk
mewujudkan keterpaduan dalam pengembangan berbagai sumber daya pariwisata
mengintegrasikan segala bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara
langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.

Wardana (2017) dalam skripsinya yang berjudul Potensi dan Strategi


Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Pesisir Barat ada beberapa tujuan
pengembangan pariwisata yaitu:

a. meningkatkan pendapatan devisa negara pada khususnya dan pendapatan


negara dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan kerja serta
mendorong kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri
sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia.
c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.
2.3.3 Objek Wisata
Rani (2014) dalam artikelnya yang berjudul Pengembangan Potensi
Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai
Lombang) mengartikan pariwisata sebagai suatu aktivitas yang kompleks, yang
dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai
komponen seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, dan seterusnya. Pariwisata
sendiri dalam KBBI diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan
perjalanan untuk rekreasi.
Definisi mengenai pariwisata tersebut tidak dapat terlepas dari objek
wisata. Objek wisata sendiri dapat diartikan sebagai hal atau benda yang
kemudian dijadikan wisata. Seseorang memutuskan untuk pergi berwisata dengan
mencari terlebih dahulu objek wisata yang ingin dikunjunginya sebagai tempat
untuk rekreasi. Dalam penelitian ini objek wisata yang dimaksud ialah pemandian
air panas yang ada di Desa Semangat Gunung. Pemandian air panas ini menjadi
hal atau sesuatu yang membuat wisatawan kemudian tertarik untuk berkungjung
ke Desa Semangat Gunung ini.

2.3.4 Pemandian Air Panas


Pemandian air panas merupakan sebuah tempat berbentuk kolam yang berisi air
panas. Air panas ini sebenarnya lebih cocok jika disebut air hangat, karena air
yang ada di pemandian air panas tersebut merupakan air hangat. Di Desa
Semangat Gunung ini pemandian air panas dikelola sebagai objek wisata yang
menarik wisatawan untuk berkunjung ke desa tersebut. Pemandian air panas ini
dibuat sama seperti kolam renang pada umumnya, hanya saja kolam renang pada
umumnya berisi air dingin tetapi pemandian air panas ini berisi air hangat.

Pemandian air panas di Desa Semangat Gunung ini sedikit berbeda dengan
pemandian air panas pada umumnya, karena pemandian air panas ini dicampur
dengan belerang yang dilarutkan di dalam air panas tersebut. Oleh sebab itu,
setiap kolam pamandian air panas di Desa Semangat Gunung ini berbau belerang.
Permandian air panas yang bercampur belerang ini dipercaya mampu
menyembuhkan penyakit kulit.
2.4 Kerangka Berpikir

Desa Semangat Gunung

Letak Geografis Potensi

Pemandian Air Panas

Pengembangan

Kendala-Kendala

Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa letak


geografis Desa Semangat Gunung menjadi potensi munculnya pariwisata
pemandian air panas. Kemudian pada penelitian ini dikaji mengenai potensi
tersebut dan bagaimana pengembangannya serta kendala-kendala yang dihadapi
oleh masyarakat dalam pengembangan pariwisata pemandian air panas tersebut.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Penelitian dilakukan di Desa Semangat Gunung, kecamatan Merdeka,
Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pencarian data-data dilakukan langsung ke
lokasi Kawasan Wisata pemandian air Panas, agar data yang diperoleh untuk
penelitian ini terbukti kebenarannya. Dan data-data yang diperoleh akan
digunakan dalam pemecahan masalah dalam proses penelitian.

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif ini juga disebut dengan feasibility
study yang bermaksud untuk memperoleh data awal (Soerjono. S. 1974:29).

Penelitian deskriptif merupakan mempelajari masalah-masalah dalam


masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Penelitian dengan metode deskriptif
biasanya dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi kasus untuk
menggambarkan perilaku daripada menggunakan data yang bisa dianalisis
secara statistik.

Langkah – langkah yang di lakukan dalam melaksanakan penelitian


deskriptif, (Moh. Nazir, 2003:73) yaitu :

1. Memilih dan merumuskan masalah.


Masalah yang ditemukan adalah potensi wisata alam yang
belum berkembang.

2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan di kerjakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi objek


wisata di desa Semangat Gunung dan usaha pengembangannya.
3. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir.
Kerangka pemikirannya yaitu setelah dilakukan pengamatan
secara langsung ke lokasi Kawasan Wisata pemandian air
panas maka di peroleh kesimpulan bahwa perkembangan daya
tarik kawasan wisata belum maksimal, untuk itu peneliti
menggunakan teknik analisis SWOT, strategi yang akan dibuat
berdasarkan dari data yang diperoleh baik data primer maupun
sekunder, seperti studi literatur, observasi dan interview.

4. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan


Sumber-sumber yang peneliti gunakan adalah buku-buku yang
berhubungan dengan pengembangan pariwisata, Kawasan
Wisata, daya tarik pariwisata, skripsi-skripsi, jurnal, internet
dan dari pengelola kawasan wisata pemandian air panas.

5. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data


Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan dan
wawancara langsung ke pengelola kawasan wisata pemandian
air panas.

3.3 Informan Penelitian


Menurut Bungin (2007:107) informan penelitian didalam penelitian
kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang ditempuh peneliti agar
data atau informasi dapat diperolehnya. Karena dalam bahasan ini yang paling
penting adalah peneliti “menentukan” informan dan bagaimana peneliti
“mendapatkan” informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti
apabila peneliti memahami masalah umum penelitian serta memahami anatomi
masyarakat dimana penelitian itu dilaksanakan. Namun apabila peneliti belum
memahami anatomi masyarakat penelitian, maka peneliti berupaya agar tetap
mendapatkan informan penelitian.

Adapun informan penelitian yang digunakan peneliti adalah sebagai


berikut:

1. Informan yang terlibat secara langsung


Informan yang terlibat secara langsung dalam penelitian ini
yaitu pengelola pemandian air panas yang mengetahui tentang
seluk beluk kawasan wisata untuk dijadikan informan
penelitian agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan yaitu
bapak Jenni Ginting

2. Informan yang tidak terlibat secara langsung


Informan yang tidak terlibat secara tidak langsung dalam
penelitian ini yaitu masyarakat Desa semangat gunung yang
dianggap pantas untuk dijadikan informan penelitian sekaligus
paham tentang wisata alam. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi dan pendapat masyarakat terhadap
kawasan wisata yaitu ibu Surbakti

Hal tersebut (dalam pemilihan subjek penelitian) didukung oleh


pernyataan Spradley (dalam Basrowi 2008: 188) mengenai pemilihan subjek
penelitian yang baik harus memperhatikan setidaknya tiga syarat, yaitu :

a. Mereka sudah cukup lama dan intensif menyatu dalam


kegiatan atau bidang kajian yang dijadikan penelitian.

b. Mereka terlibat penuh dengan kegiatan atau bidang tersebut.


c. Mereka memiliki cukup waktu untuk dimintai informasi.

3.4 Instrumen Penelitian


Didalam memperjelas fokus penelitian, maka instrumen penelitian
dalam penelitian kualitatif harus mampu melengkapi data dan membandingkan
data yang telah ditemukan dilapangan. Untuk memperoleh data dari lapangan
dapat digunakan melalui pedoman wawancara, observasi lapangan maupun
dokumentasi yang didukung oleh peralatan-peralatan yang mendukung seperti
kamera, tape recorder, dan peralatan tulis yang dibutuhkan.

Peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat Desa Semangat


Gunung dan pengelola pemandian air panas. Wawancara yang dilakukan
bertujuan untuk memudahkan dalam mencari dan mengetahui data yang valid
dan relevan selain itu dapat menghemat waktu serta memudahkan penulis
dalam menganalisis data.Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah pedoman wawancara.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa
instrumen atau alat yang dapat dipakai sebagai pengumpul data agar data lebih
akurat. Teknik Pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data”. Sugiyono (2011: 224).

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini melalui

a. Studi Literatur

Mengumpulkan data – data melalui literatur, jurnal, internet,


maupun bacaan baik buku text ataupun kertas yang berkaitan
dengan topik penelitian.

b. Observasi
Metode observasi adalah cara mengumpulkan data berdasarkan
pada pengamatan langsung kepada gejala fisik objek penelitian.
Teknik ini dilakukan untuk melakukan pengumpulan data
dengan mengadakan penelitian dan peninjauan langsung di
lokasi penelitian.

c. Interview
Interview atau wawacara merupakan teknik pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan secara langsung yang di
lakukan saat wawancara. Wawancara di lakukan langsung
bertatap muka ataupun melalui telephone. Wawacara adalah
cara paling fleksible untuk mengumpulkan data sehingga
pertanyaan – pertanyaan yang akan di ajukan kepada sumber
dapat di jawab langsung sehingga dapat memperkuat data saat
observasi yaitu baru menilai tempat yang akan di teliti. Dari
wawacara peneliti bahkan mendapatkan data yang lebih
banyak.

d. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2008:240) yaitu mengumpulkan dokumen
baik yang berbentuk tulisan, gambar maupun karya- karya
monumental dari seseorang. Dokumen tulisan yaitu berupa
catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan
kebijakan, dan lain-lain. Dokumen yang bergambar yaitu foto,
sketsa, gambar hidup dan lain-lain. Dokumen berbentuk karya
misalnya karya seni berupa gambar, patung, film, dan lai-lain.
Teknik pengumpulan data dengan cara ini untuk mendapatkan
beberapa dokumentasi tentang kawasan wisata pemandian air
panas berdasarkan sumber-sumber yang ada dilokasi penelitian.

3.6 Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik analisis SWOT dengan pendekatan kualitatif, yang terdiri
dari Strenghts, Weakness, Opportunities dan Threaths. Analisis SWOT
bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan
ancaman (threaths).

Menurut Rangkuti (2001), analisis SWOT adalah suatu identifikasi faktor


strategis secara sistematis untuk merumuskan strategi. Strategi adalah alat yang
sangat penting untuk mencapai tujuan (Porter : 1985). Sedangkan menurut
Freddy Rangkuty (2001 : 183) strategi adalah perencanaan induk yang
komprehensive yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Dari pengertian SWOT tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Evaluasi faktor Internal


a. Kekuatan (strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki
pariwisata. Dengan mengetahui kekuatan, pariwisata dapat
dikembangkan menjadi lebih tangguh hingga mampu
bertahan dalam pasar dan mampu bersaing untuk
pengembangan selanjutnya.
b. Kelemahan (weakness), yaitu segala faktor yang tidak
menguntungkan atau merugikan bagi pariwisata.
2. Evaluasi Faktor Eksternal
a. Kesempatan (opportunities), yaitu semua kesempatan yang
ada sebagai kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku
atau kondisi perekonomian nasional atau global yang
dianggap memberi peluang bagi pariwisata untuk tumbuh
dan berkembang di masa yang akan datang.
b. Ancaman (threaths), yaitu hal-hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi pariwisata, seperti
penggerusan budaya setempat akibat adanya
upaya meniru gaya hidup pengunjung khususnya
wisatawan

mancanegara, yang berakibat makin hilangnya jati diri atau


keunikan dari budaya setempat.

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan alat kumpul data yaitu


pedoman observasi, wawancara serta dokumentasi. Dengan tahapan sebagai
berikut :

a. Mengelompokkan data yang telah didapat untuk diproses.


b. Melakukan analisis SWOT.
c. Memasukkan ke dalam matriks SWOT.
d. Menganalisis strategi-strategi dari matriks SWOT.
e. Merekomendasikan strategi yang telah dibuat kepada pihak
pengelola
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT berdasarkan konsep David
(1993). Analisis SWOT berarti analisis berdasarkan pada Strength-Weakness-
Opportunities-Threaths yakni Kekuatan-Kelemahan-Kesempatan-Kendala.
Melalui analisis SWOT, akan membantu dalam penyimpulan akhir penelitian.
Analisis SWOT menggunakan matriks internal factor evaluation (IFE) dan
matriks eksternal factor evaluation (EFE), dimana IFE yang meliputi kekuatan
dan kelemahan dan EFE meliputi peluang dan tantangan.

Matriks SWOT menampilkan delapan kotak, yaitu dua kotak sebelah


kiri menampilkan faktor eksternal (peluang dan ancaman), dua kotak paling
atas mnampilkan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan empat kotak
lainnya merupakan isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil pertemuan antara
faktor eksternal dan internal. Menurut Setiawan Hari Purnomo dan
Zulkieflimansyah (1999), berdasarkan hasil analisis SWOT, terdapat empat
alternatif strategi yang tersedia yaitu strategi SO, WO, ST dan WT.

Alternatif strategi adalah hasil dari matrik analisis SWOT yang


menghasilkan berupa Strategi SO, WO, ST dan WT. Alternatif strategi yang
dihasilkan minimal 4 buah strategi sebagai hasil dari analisis matrik SWOT.
Menurut Rangkuti (2001:31-32) strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut

 Strategi SO
Strategi itu dibuat berdasarkan jalan pikiran memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.

 Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman.

 Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

 Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan usaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Keadaan Geografis


Desa Semangat Gunung secara astronomis, berada pada 3,23°LU-98,49°BT
dan 3,24°LU-98,53°BT dan berada pada batas-batas sebagai berikut : (a) Sebelah
Utara berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang, (b) Sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Jaranguda (c) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Berastagi (d) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Desa
Semangat Gunung merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas
dengan belerang, hal ini dipengaruhi oleh letaknya yang berada di kaki Gunung
Sibayak dan banyak dikunjungi wisatawan untuk menikmati hangatnya air
belerang dalam suasana kesejukan pegunungan. Desa ini terletak lebih kurang 10
km dari Bandar Baru menuju Berastagi dan dapat ditempuh dengan angkutan
umum atau kendaraan Pribadi.

Di Desa Semangat Gunung terdapat sebelas lokasi pemandian yang sudah


dikelola oleh pihak swasta, diantaranya Alam Sibayak, Anugerah Sibayak,
Hotspring Ginting, Karona, Makabarena, Meliala, Pariban, Pesona Alam,
Purnama, Rindu Alam, dan Taman Wisata Sibayak.

Keadaan topografi Desa Semangat Gunung adalah bergelombang sampai


dengan berbukit-bukit. Keadaan yang sedemikian rupa membuat daerah ini
memiliki pemandangan yang indah.Selain keindahan alam seperti yang dijelaskan
diatas, Desa Semangat Gunung terletak pada elevasi rata-rata 1000 meter di atas
permukaan laut, sehingga sangat cocok untuk produksi sayur-sayuran dan buah.
Hal ini karena tersedianya lahan potensial yang cukup luas untuk
dikembangkan.Terdapat pegunungan bukit barisan yang mengelilingi desa ini.
Puncak tertinggi dari pegunungan tersebut adalah puncak gunung Sibayak dengan
ketinggian 2172 meter di atas permukaan laut. Puncak dari dataran pegunungan
yang lain adalah bukit Pertektekan dengan ketinggian 1500 meter di atas
permukaan laut serta bukit Singkut dengan ketinggian 1160 meter di atas
permukaan laut. Adapun ketinggian puncak Gunung Sibayak dari Desa Semangat
Gunung adalah 1200 meter. . Temperatur udara di Desa Semangat Gunung
berkisar 16oC s/d 20oC dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/tahun.

4.2 Temuan Lapangan

4.2.1 Potensi objek wisata di Desa Semangat Gunung


Desa Semangat Gunung merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten
karo. Desa ini memiliki potensi pemandian air panas yang secara alami berasal
dari Gunung Sibayak. Hal ini dikarnakan jika dlihat secara langsung Desa
Semangat Gunung berada tepa dibawah kaki gunung sibayak. Oleh sebab itu
pemandian air panas menjadi potensi utama yang dikembangkan masyarakat di
Desa Semangat Gunung.
Pemandian air panas adalah salah satu dari potensi wisata yang ada di Desa
Semangat Gunung, dari wawancara kami dengan bapak kepala Desa Semangat
Gunung yaitu Bapak Jenni Ginting mengatakan bahwa:
“Sebenarnya ada banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan
di Desa Semangat Gunung ini apalagi didukung dengan keadaan
wilayah disini, seperti taman bunga yang baru-baru ini mulai
dibuka oleh masyarakat, karna disini bisa untuk budidaya tanaman
bunga cocok dengan suhu wiyalahnya yang dingin, adapula daki
gunung lintas alam, yang biasanya lebih banyak dimanfaatkan oleh
pelajar-plelajar disekitar sini, karna biasanya habis mereka
melakukan aktivitas daki gunung itu , mereka langsung mandi-
mandi air panas disini, jadi terpakai jugakan pemandian air panas
kami.”
Keterangan dari wawancara kami dengan kepala desa di Desa Semangat
Gunung tersebut, nampak bahwa ada begitu banyak potensi yang bisa
dikembangkan di desa tersebut, jika masyarakat ingin mengembangkannya. Tetapi
dari beberapa potensi yang dapat dikembangkan didesa tersebut, pemandian air
panas, menjadi potensi wisata yang saat ini serius dikembangkan oleh masyarakat,
dan Desa Semangat Gunung juga dikenal dengan objek pemandian air panasnya.
Walaupun bukan hanya Desa Semangat Gunung yang memiliki potensi air panas
tersebut, karna ada Desa Daulu yang juga ada potensi pemandian air panas,
namun menurut dari keterangan bapak Ginting, bahwa Desa Daulu tersebut
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengadakan ritual-ritual disekitaran
pemandian tersebut seperti ritual Er Panggir tu Lau, tetapi jika ingin menikmati
berwisata pemadian air panas masyarakat pergi berwisata ke Desa Semangat
Gunung.

4.2.2 Usaha pengembangan pemandian air panas yang dilakukan oleh


penduduk maupun pemerintah di Desa Semangat Gunung
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di Desa Semangat
Gunung, potensi pemandian air panas menjadi potensi wisata utama yang
dikembangkan masyarakat desa tersebut saat ini. Menurut keterangan dari bapak
Ginting selaku kepala desa tersebut, bahwasannya:
“Pemandian air panas ini dulunya mulai dibuka ataupun dirintis
oleh bapak surbakti pada tahun 80-an, Surbakti itulah yang pertama
saat itu sadar mengenai potensi desa ini, dan ada inisiatif untuk
membuka wisata pemandian air panas disini , dulunya desa inipun
masih ada jalan setapak saja seadanya lah, dan saat itupun Cuma
ada satu kolam pemandian air panas saja tidak dikeramik seperti
sekarang ini hanya diseman saja, tamu-tamu yang berkunjung itu
dulunya orang-orang barat. Dan sekarang pemandian itu telah
berkembang menjadi pemandian Alam Sibayak itulah pemandian
air panas pertama disini. Pemandian air panas tersebut memanfaat
langsung potensi dari gunung Sibayak, mereka membawa air
dingin melalui pipa ke kawah gunung itu barulah kawah gunung itu
secara alami memanaskan air. Masyarakat mulai ikut menyadari
potensi desa dan mengembangkan pemandian air panas pada tahun
2010 keataslah. Dan saat itulah daerah ini gencar menjadi tempat
wisata”.

Selain pemandian Alam Sibayak, yang memanfaatkan langsung potensi


dari gunung Sibayak, adapula pemandian Pariban, Grand Suta, Daun Paris. Tetapi
kalau seperti pemadian miliki kepala desa tersebut, yaitu pemandian Anugerah,
memanfaatkan kolam mata air yang memang telah ada di wilayah tanah bapak
Ginting tersebut, kolam mata air tersebut dibor atau digali, kemudian keluarlah
langsung air panas dari sumber mata air tersebut, tanpa perlu dipanaskan lagi
melalui kawah gunung Sibayak. Menurut kepala desa tersebut jika tidak ada
sumber kolam mata airnya maka tidak bisa membuka pemandian air panas
tersebut, itulah sebabnya beberapa masyarakat hanya menyediakan sewa
penginapan saja tanpa ada pemandian air panasnya, berbeda dengan bapak
Ginting tersebut, yang membuka pemandian air panas dan juga penginapan.
Menurut keterangan dari bapak Ginting juga ketika kami tanyakan mengenai
alasan membuka usaha tersebut dikatakan bahwa:
“Pemandian Anugerah ini dibuka tahun 2010, dulunya saya
berjualan di Pajak / Pasar Simpang Limun, baru setalah tahun 2010
itu saya mengetahui ada potensi desa ini yang dapat dikembangkan
saat itu, barulah saya balik kampung kedesa ini untuk membuka
pemandian air panas. Untuk penghasilan dari pemandian saya ini,
sudah 8 keluarga yang bisa dihidupi atau tercukupilah
kebutuhannya dari usaha wisata pemandian ini, dan kami satu
kampung ini satu keturunannya dulu, hanya saja sekarang udah
buka pemandiannya masing-masinglah, dan keluarga-keluarga
keturunan sedarah saja atau keluarga dekat yang masing-masing
ikut terlibat jadi pegawai pemandian wisata di masing-masing
tempat. Sehingga disini semua seperti usaha keluargalah ikut
bantu-bantu kelaurga yang lain, walaupun yang modal ada satu dua
orang misalnya yang lainnya jadi pegawai gitu-gitulah”. Harga
pemandian disini umunya rata-rata 8.000-15.000 disesuaikan
dengan fasilitas yang disediakan ditempat tersebutlah”.

Dalam pengembangan wisata, masyarakat desa tersebut bukan hanya


mengandalkan apa adanya dari potensi pemandian air panas tersebut, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pengembangan wisata didesa tersebut juga
didukung masyarakat dengan membuka penginapan, penginapan tersebut juga
didesan dengan keunikan masing-masing agar menambah daya tarik pengunjung
ke desa tersebut dan juga menambah fasilitas untuk kenyamanan penginapan.
Masyarakat juga memanfaatkan pekarangan rumah ataupun lahan mereka untuk
membudidayakan bunga-bunga, dan juga merawatnya, kemudian membuka usaha
taman bunga untuk manarik wisatawan, taman bunga tersebut dibuka untuk taman
sefli, dengan uang masuk sebesar 5.000 untuk satu orang, pengambangan wisata
lainnya adapula masyarakat yang membuka rumah hobbit, walaupun sebelumnya
sudah ada dipemandian Rindu Alam sebagai tamabahan daya tarik pemandian
tersebut. Mayarakat desa juga membuat rumah hobbit dibukit-bukit dibelakang
desa, dan baru 2 tahun ini dibuka.
Ide-ide kreatif masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata desa tersebut
semakin lama semakin berkembang, dari menurut keterangan dari bapak Ginting
juga bahwa sekarang masyarakat sudah bisa melihat internet ataupun media sosial
untuk liat apa yang sedang tren saat ini dan dibuatlah wisatanya desa tersebut,
mayarakat juga menambah pengalaman dengan berpergian ketempat-tempat
wisata didaerah lain agar menambah referensi meraka apa saja yang perlu
ditambahankan dalam wisata yang mereka buat. Semakin meningkatnya
kreatifitas dari masyarakat juga meningkatkan jumlah wisatawan yang datang,
untuk wisatawan sendiri menutut bapak Ginting 80% itu dari Sumatera Utara, 10
% dari Aceh, 10 % Riau, ada turis manca negara juga tetapi tidak begitu banyak
dan biasanya dari Malaysia. Dan jika malam minggu tempat wisata pemandian air
panas biasanya semuanya penuh begitupun dengan penginapannya, masyarakat
pun semakin menambah fasilitas penginapan, dengan ada juga yang menyediakan
makanan, dan jika sebelumnya memang sudah membuka warung makan, maka
masyarakat menambah menu-menu makanan ditempat mereka agar menarik
wisatawan berkunjung. Dan dalam pengembangan pemandian air panas di desa
tersebut sudah ada 15 pemandian air panas yang dibuka oleh masyarakat desa.
Bapak Ginting juga mengatakan pemerintah bantulah dengan membangunan
insfrastruktur disini untuk mendukung pengembangan wisata desa ini misalnya
jalan, jalan ini pun baru-baru ini dibuat , biasanya jalannya rusak, kecil, sulit
untuk diakses, anggkot pun baru 4 tahun terakhir ini ada. Kepala desa tersebut
berharap pemerintah membantu untuk mendukung daerah tersebut sebagai daerah
pariwisata, untuk ide-ide kreatif pengembangannya masyarakat yang bisa
melakukannya.
Jika dianalisis dengan menggunakan konsep Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) maka tidak ada kerusakan
alam atau lingkungan di Desa Semangat Gunung yang diakibatkan oleh
pengembangan pariwisata pemandian air panas. Selanjutnya, yang meningkat
adalah di bidang ekonomi, hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, di mana masing-masing pemandian air panas sudah memiliki fasilitas
yang bagus serta nyaman yang menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung.
Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan
beberapa informan pemandian air panas mereka banyak dikunjungi oleh
wisatawan, baik yang menghabiskan malam di tempat itu atau hanya berkunjung
tanpa menginap. Wisatawan yang datang akan semakin banyak ketika di akhir
pekan, hal ini dimanfaatkan wisatawan untuk berlibur dengan keluarga.
Seperti yang dijelaskan dalam konsep Pengembangan Pariwisata
Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) bahwa pengembangan
pariwisata berkelanjutan bukan hanya sekadar tidak merusak alam atau
lingkungan, tetapi lebih dari itu. Seperti yang ditekankan oleh Wall, bahwa
pembangunan pariwisata berkelanjutan tidak hanya pada ekologi dan ekonomi,
tetapi juga berkelanjutan kebudayaan, karena kebudayaan juga merupakan sumber
daya yang penting dalam pembangunan pariwisata. Hal ini sulit peneliti temukan
di lapangan, di mana untuk kebudayaan sudah tidak banyak dikembangkan lagi di
Desa Semangat Gunung sebagai desa pariwisata, baik dari segi bangunan maupun
kuliner, tidak ada yang memang benar-benar mencerminkan kebudayaan Karo
sebagaimana Suku Karo sebagai mayoritas di desa tersebut. Budaya yang paling
bertahan di Desa Semangat Gunung ini atau belum hilang yaitu Bahasa Karo. Hal
ini dapat dilihat dari cara penduduk berbicara dengan menggunakan Bahasa Karo,
bahkan saat berbicara dengan menggunakan Bahasa Indonesiapun penduduk
setempat masih banyak yang menggunakan logat Bahasa Karo. Hal seperti inilah
yang seharusnya dipertahankan, suatu daerah pariwisata tidak boleh kehilangan
budayanya hanya karena banyak dikunjungi wisatawan.
Berdasarkan temuan lapangan, maka dapat diketahui bahwa pengembangan
pariwisata pemandian air panas di Desa Semangat Gunung ini tidak merusak
alam, hanya sekadar memanfaatkan alam. Tetapi yang terjadi adalah,
pengembangan pariwisata sebaiknya bukan hanya tidak merusak alam, melainkan
harus mampu juga mempertahankan budaya, karena hal inilah tantangan terbesar
yang dimiliki oleh suatu desa pariwisata, tetapi justru ini yang paling perlu.
Mempertahankan budaya lokal masyarakat Desa Semangat Gunung yang
mayoritas penduduknya Suku Karo merupakan target utama di samping
pengembangan pariwisata pemandian air panas.

4.2.3 Kendala yang dihadapi penduduk dalam pengembangan pariwisata


pemandian air panas di Desa Semangat Gunung
Kendala yang dihadapi untuk pengembangan daerah wisata pemandian air
panas menurut bapak Ginting modal diawal ajalah kendala nya untuk
mengembangkan wisata ini, karna benar-benar dari dana pribadi, akhirnya minjam
kebanklah untuk pemandian air panas dan penginapan ini.
kendala-kendala pengembangan wisata dari keterangan ibu Surbakti sebagai
pemilik penginapan OMG didesa tersebut, dikatakan bahwa:

“Pengembangan pariwisata yang serius dilakukan oleh pemerintah


itu tidak ada, baru jalan inilah yang kemarin itupun baru-baru ini
dibuat, selama ini gakada, kebijakan ataupun danapun gakada
dibantu masyarakat disini untuk mengembangkan wisatanya.
Seandainya adalah lahan saya ada ide saya untuk mengembangkan
wisata didesa ini, apakah bisa dibantu dananya dari pemerintah
atau dari dana desa misalnya?. Seharusnya ini yang diperhatikan
atau dipertanyakan oleh pemerintah ketika dia peduli dengan
pengembangan desa tersebut. Soalnya dulu pernah ada ide
membuat peyek dari kangkung untuk oleh-oleh khas disini, karna
kangkung disini dialiri belerang jadi khas dia, tapi karna gakada
dana desa dibuatpun jadi tak berkembang karna setengah-
setengah. Dan masyarakat tidak cukup untuk menyewa alat-alat
produksi ataupun membeli bahan-bahan yang membuat peyek
tersebut bertahan lama kualitasnya, karna banyak keluhan ditolak
peyek itu karna tidak sampai seminggupun sudah tidak gurih lagi
dan berminyak, tidak dana dan sosialisasi dari pemerintah untuk
mendukung itu. Kendala lain juga karna tidak ada mungkin yaa
masyarakat disini yang tegas dalam pengajuaan dana ke
pemerintah tidak ada dibuat organisasi-organisasi nya seperti
karangtaruna, kelompok ibu-ibu PKK misalnya yang kelompok ini
konsen dalam mendukung pengembangan wisata disni, untuk
mengajukan meminta dana ataupun menyapaikan keluhan-keluhan
masyarakat ke pemerintah untuk pengembangan dari pariwisata
disini.”

Ibu-ibu di desa tersebut banyak yang ingin membuka usaha untuk mendukung
pariwisata didesa tersebut, seperti membuka rumah makan sebagai kuliner yang
mendukung pariwisata, memperindah ataupun mendesain kreatif penginapan
mereka ataupun membuka usaha atau tempat objek wisata lain yang dapat
mendukung minat wisatawan berkunjung ke desa mereka, tetapi kendala umum
yang dihadapi oleh mayarakat desa Semangat Gunung adalah permasalahan dana,
sulit untuk mengadalkan dana pribadi dan kurang kebijakan ataupun perhatian
dari pemerintah yang serius untuk permasalahan pengembangan potensi
pemandian air panas desa tersebut dan juga potensi-potensi lainnya yang dapat
dikembangkan, karnapun selama ini menurut keterangan dari beberapa warga
tidak ada bantuan dari pemerintah, baru ada jalan raya yang dibuat sajalah peran
pemerintah didesa tersebut.
4.3 Usaha Pengembangan Pemandian Air Panas Yang Dilakukan Oleh
Penduduk Maupun Pemerintah Di Desa Semangat Gunung
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa di Desa Semangat Gunung,
potensi pemandian air panas menjadi potensi wisata utama yang dikembangkan
masyarakat desa tersebut saat ini. Menurut keterangan dari bapak Ginting selaku
kepala desa tersebut, bahwasannya:

“Pemandian air panas ini dulunya mulai dibuka ataupun dirintis


oleh bapak surbakti pada tahun 80-an, Surbakti itulah yang pertama
saat itu sadar mengenai potensi desa ini, dan ada inisiatif untuk
membuka wisata pemandian air panas disini , dulunya desa inipun
masih ada jalan setapak saja seadanya lah, dan saat itupun Cuma
ada satu kolam pemandian air panas saja tidak dikeramik seperti
sekarang ini hanya diseman saja, tamu-tamu yang berkunjung itu
dulunya orang-orang barat. Dan sekarang pemandian itu telah
berkembang menjadi pemandian Alam Sibayak itulah pemandian
air panas pertama disini. Pemandian air panas tersebut memanfaat
langsung potensi dari gunung Sibayak, mereka membawa air
dingin melalui pipa ke kawah gunung itu barulah kawah gunung itu
secara alami memanaskan air. Masyarakat mulai ikut menyadari
potensi desa dan mengembangkan pemandian air panas pada tahun
2010 keataslah. Dan saat itulah daerah ini gencar menjadi tempat
wisata.

Selain pemandian Alam Sibayak, yang memanfaatkan langsung potensi dari


gunung Sibayak, adapula pemandian Pariban, Grand Suta, Daun Paris. Tetapi
kalau seperti pemadian miliki kepala desa tersebut, yaitu pemandian Anugerah,
memanfaatkan kolam mata air yang memang telah ada di wilayah tanah bapak
Ginting tersebut, kolam mata air tersebut dibor atau digali, kemudian keluarlah
langsung air panas dari sumber mata air tersebut, tanpa perlu dipanaskan lagi
melalui kawah gunung Sibayak. Menurut kepala desa tersebut jika tidak ada
sumber kolam mata airnya maka tidak bisa membuka pemandian air panas
tersebut, itulah sebabnya beberapa masyarakat hanya menyediakan sewa
penginapan saja tanpa ada pemandian air panasnya, berbeda dengan bapak
Ginting tersebut, yang membuka pemandian air panas dan juga penginapan.
Menurut keterangan dari bapak Ginting juga ketika kami tanyakan mengenai
alasan membuka usaha tersebut dikatakan bahwa:
“Pemandian Anugerah ini dibuka tahun 2010, dulunya saya
berjualan di Pajak / Pasar Simpang Limun, baru setalah tahun 2010
itu saya mengetahui ada potensi desa ini yang dapat dikembangkan
saat itu, barulah saya balik kampung kedesa ini untuk membuka
pemandian air panas. Untuk penghasilan dari pemandian saya ini,
sudah 8 keluarga yang bisa dihidupi atau tercukupilah
kebutuhannya dari usaha wisata pemandian ini, dan kami satu
kampung ini satu keturunannya dulu, hanya saja sekarang udah
buka pemandiannya masing-masinglah, dan keluarga-keluarga
keturunan sedarah saja atau keluarga dekat yang masing-masing
ikut terlibat jadi pegawai pemandian wisata di masing-masing
tempat. Sehingga disini semua seperti usaha keluargalah ikut
bantu-bantu kelaurga yang lain, walaupun yang modal ada satu dua
orang misalnya yang lainnya jadi pegawai gitu-gitulah”. Harga
pemandian disini umunya rata-rata 8.000-15.000 disesuaikan
dengan fasilitas yang disediakan ditempat tersebutlah.

Dalam pengembangan wisata, masyarakat desa tersebut bukan hanya


mengandalkan apa adanya dari potensi pemandian air panas tersebut, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pengembangan wisata didesa tersebut juga
didukung masyarakat dengan membuka penginapan, penginapan tersebut juga
didesan dengan keunikan masing-masing agar menambah daya tarik pengunjung
ke desa tersebut dan juga menambah fasilitas untuk kenyamanan penginapan.
Masyarakat juga memanfaatkan pekarangan rumah ataupun lahan mereka untuk
membudidayakan bunga-bunga, dan juga merawatnya, kemudian membuka usaha
taman bunga untuk manarik wisatawan, taman bunga tersebut dibuka untuk taman
sefli, dengan uang masuk sebesar 5.000 untuk satu orang, pengambangan wisata
lainnya adapula masyarakat yang membuka rumah hobbit, walaupun sebelumnya
sudah ada dipemandian Rindu Alam sebagai tamabahan daya tarik pemandian
tersebut. Mayarakat desa juga membuat rumah hobbit dibukit-bukit dibelakang
desa, dan baru 2 tahun ini dibuka.
Ide-ide kreatif masyarakat untuk mengembangkan potensi wisata desa tersebut
semakin lama semakin berkembang, dari menurut keterangan dari bapak Ginting
juga bahwa sekarang masyarakat sudah bisa melihat internet ataupun media sosial
untuk liat apa yang sedang tren saat ini dan dibuatlah wisatanya desa tersebut,
mayarakat juga menambah pengalaman dengan berpergian ketempat-tempat
wisata didaerah lain agar menambah referensi meraka apa saja yang perlu
ditambahankan dalam wisata yang mereka buat. Semakin meningkatnya
kreatifitas dari masyarakat juga meningkatkan jumlah wisatawan yang datang,
untuk wisatawan sendiri menutut bapak Ginting 80% itu dari Sumatera Utara, 10
% dari Aceh, 10 % Riau, ada turis manca negara juga tetapi tidak begitu banyak
dan biasanya dari Malaysia. Dan jika malam minggu tempat wisata pemandian air
panas biasanya semuanya penuh begitupun dengan penginapannya, masyarakat
pun semakin menambah fasilitas penginapan, dengan ada juga yang menyediakan
makanan, dan jika sebelumnya memang sudah membuka warung makan, maka
masyarakat menambah menu-menu makanan ditempat mereka agar menarik
wisatawan berkunjung. Dan dalam pengembangan pemandian air panas di desa
tersebut sudah ada 15 pemandian air panas yang dibuka oleh masyarakat desa.
Bapak Ginting juga mengatakan pemerintah bantulah dengan membangunan
insfrastruktur disini untuk mendukung pengembangan wisata desa ini misalnya
jalan, jalan ini pun baru-baru ini dibuat , biasanya jalannya rusak, kecil, sulit
untuk diakses, anggkot pun baru 4 tahun terakhir ini ada. Kepala desa tersebut
berharap pemerintah membantu untuk mendukung daerah tersebut sebagai daerah
pariwisata, untuk ide-ide kreatif pengembangannya masyarakat yang bisa
melakukannya.

4.4 Kendala Yang Dihadapi Penduduk Dalam Pengembangan Pariwisata


Pemandian Air Panas Di Desa Semangat Gunung
Kendala yang dihadapi untuk pengembangan daerah wisata pemandian air
panas menurut bapak Ginting modal diawal ajalah kendala nya untuk
mengembangkan wisata ini, karna benar-benar dari dana pribadi, akhirnya minjam
kebanklah untuk pemandian air panas dan penginapan ini.
Kendala-kendala pengembangan wisata dari keterangan ibu Surbakti sebagai
pemilik penginapan OMG didesa tersebut, dikatakan bahwa:

“Pengembangan pariwisata yang serius dilakukan oleh pemerintah


itu tidak ada, baru jalan inilah yang kemarin itupun baru-baru ini
dibuat, selama ini gakada, kebijakan ataupun danapun gakada
dibantu masyarakat disini untuk mengembangkan wisatanya.
Seandainya adalah lahan saya ada ide saya untuk mengembangkan
wisata didesa ini, apakah bisa dibantu dananya dari pemerintah
atau dari dana desa misalnya?. Seharusnya ini yang diperhatikan
atau dipertanyakan oleh pemerintah ketika dia peduli dengan
pengembangan desa tersebut. Soalnya dulu pernah ada ide
membuat peyek dari kangkung untuk oleh-oleh khas disini, karna
kangkung disini dialiri belerang jadi khas dia, tapi karna gakada
dana desa dibuatpun jadi tak berkembang karna setengah-
setengah. Dan masyarakat tidak cukup untuk menyewa alat-alat
produksi ataupun membeli bahan-bahan yang membuat peyek
tersebut bertahan lama kualitasnya, karna banyak keluhan ditolak
peyek itu karna tidak sampai seminggupun sudah tidak gurih lagi
dan berminyak, tidak dana dan sosialisasi dari pemerintah untuk
mendukung itu. Kendala lain juga karna tidak ada mungkin yaa
masyarakat disini yang tegas dalam pengajuaan dana ke
pemerintah tidak ada dibuat organisasi-organisasi nya seperti
karangtaruna, kelompok ibu-ibu PKK misalnya yang kelompok ini
konsen dalam mendukung pengembangan wisata disni, untuk
mengajukan meminta dana ataupun menyapaikan keluhan-keluhan
masyarakat ke pemerintah untuk pengembangan dari pariwisata
disini.”

Ibu-ibu didesa tersebut banyak yang ingin membuka usaha untuk


mendukung pariwisata didesa tersebut, seperti membuka rumah makan sebagai
kuliner yang mendukung pariwisata, memperindah ataupun mendesain kreatif
penginapan mereka ataupun membuka usaha atau tempat objek wisata lain yang
dapat mendukung minat wisatawan berkunjung ke desa mereka, tetapi kendala
umum yang dihadapi oleh mayarakat desa Semangat Gunung adalah
permasalahan dana, sulit untuk mengadalkan dana pribadi dan kurang kebijakan
ataupun perhatian dari pemerintah yang serius untuk permasalahan pengembangan
potensi pemandian air panas desa tersebut dan juga potensi-potensi lainnya yang
dapat dikembangkan, karnapun selama ini menurut keterangan dari beberapa
warga tidak ada bantuan dari pemerintah, baru ada jalan raya yang dibuat sajalah
peran pemerintah didesa tersebut.
Berdasarkan temuan lapangan tersebut maka peneliti membuat analisis
dengan menggunakan teori pariwisata oleh Wahab di mana dijelaskan bahwa
pariwisata merupakan salah satu industri gaya baru yang mampu menyediakan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal kesempatan kerja, pendapatan, taraf
hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam daerah penerima
wisatawan. Hal ini sesuai dengan obyek wisata yang ada di Desa Semangat
Gunung yaitu pemandian air panas, di mana wisata tersebut otomatis akan
meningkatkan ekonomi masyarakat setempat, baik itu pemiliki maupun warga
atau pendatang yang datang ke pemandian tersebut sebagai pekerja.
Selain itu, pariwisata pemandian air panas ini juga mendukung beberapa
industri baru sebagaimana yang diungkapkan oleh Wahab, baik itu transportasi,
akomodasi (hotel, motel, pondok wisata), memperluas pasar barang-barang lokal
pariwisata, serta industri kerajinan tangan dan cendramata. Hal ini sesuai dengan
temuan di lapangan, di mana warga setempat yang memiliki pemandian air panas,
membuka akomodasi seperti hotel dan pondok wisata yang kemudian digunakan
oleh setiap wisatawan yang datang untuk menghabiskan malam maupun hanya
pengunjung yang pergi pulang. Selain itu transportasi merupakan salah satu yang
paling dibutuhkan untuk bisa sampai di Desa Semangat Gunung ini, adapun
transportasi yang digunakan adalah angkot.

Dalam melihat potensi dan pengembangan pariwisata di desa semangat


gunung penulis menggunakan analisis SWOT. Menurut Freddy Rangkuti (2016:
19) menjelaskan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisis SWOT (Strength,
Weaknesses, Opportunities, Threats) merupakan suatu analisis yang didasarkan
pada kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, serta kendala-kendala yang
dihadapi dalam pengembangan.Model analisis SWOT didasarkan pada logika
yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), dan
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats). Dengan mengetahui faktor internal yaitu (kekuatan dan kelemahan)
dapat dikurangi kelemahan, namun pada saat yang sama dapat memaksimalkan
kekuatan. Begitu juga dengan faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman, ketika
diperkecil oleh ancaman, maka dapat diperbesar dengan peluang.

Berikut adalah analisis kondisi meliputi analisis kondisi faktor internal dan faktor
eksternal dalam mengembangkan pariwisata di Desa Semangat Gunung :

1. Analisis Faktor Internal

Didalam Pariwisata Desa Semangat Gunung tentunya terdapat kekuatan


dan kelemahan yang dapat mendukung pengembangan. Kekuatan tersebut antara
lain memiliki pemandangan pegunungan yang indah dan unik dan salah satunya
adalah Gunung Sibayak yang sering dijadikan sebagai objek dakian oleh
komunitas komunitas pencinta alam. Selain dijadikan sebagai objek dakian kaki
gunung sibayak juga mengeluarkan sumber mata air panas dengan belerang yang
sangat baik untuk kesehatan sehingga masyarakat yang tinggal di desa semangat
gunung dapat memanfaatkan sumber air panas tersebut menjadi objek wisata
dengan membangun kolam kolam air panas untuk wisatawan yang dapat
mendorong tumbuhnya pendapatan masyarakat. Kelemahan tersebut antara lain
pemahaman dan keterampilan SDM yang masih rendah dalam pengembangan
pariwisata, tempat wisata yang masih dikelola oleh pihak perorangan tanpa
campur tangan pemerintah, akses jalan menuju lokasi wisata yang masih sempit
dan sulit untuk dilewati kendaraan besar seperti bus pariwisata dan infrastruktur
yang tersedia belum memadai dalam menunjang pengembangan wisata.

Matriks Faktor Internal Desa Semangat Gunung

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


 Kawasan wisata di desa  Di desa Semangat Gunung
Semangat Gunung memiliki pemahaman dan keterampilan
pemandangan pegunungan SDM (sumber daya mansuia)
yang indah yang masih rendah dalam
mendukung pengembangan
pariwisata
 Pemandian air panas di  Akses jalan menuju desa
kawasan wisata desa Semangat Gunung yang masih
Semangat Gunung memiliki sempit dan sulit untuk
sumber air panas yang dilewati oleh kendaraan besar
mengandung belerang yang seperti bus pariwisata dan
berasal dari Gunung Sibayak kendaraan yang berpapasan di
jalan
 Kawasan wisata di desa  Lokasi wisata yang ada di
Semangat Gunung memiliki desa Semangat Gunung masih
tanah yang subur sehingga dikelola oleh perorangan
ada juga hasil pertanian sehingga modal untuk
seperti sayuran daun selada, pengembangan pariwisata
daun sop, kangkung dan berasal dari keuangan sendiri
tanaman lainnya yang dan minimnya bantuan dari
dihasilkan di desa ini pemerintah untuk ikut serta
mengembangkan objek wisata
yang ada di desa ini
Sumber : Hasil Olah Data Peneliti

2. Analisis Faktor Eksternal

Didalam pengembangan wisata Desa Semangat Gunung terdapat


berbagai peluang dan ancaman yang mampu mendorong pengembangan.
Peluang yang dimiliki antara lain unggulnya citra daerah pariwisata air panas
sebagai destinasi wisata berbasis alam dan berdaya saing, tingginya kesadaran
wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan wisata, banyaknya minat
wisatawan yang ingin berkunjung kembali ke pemandian air panas dan
keterlibatan masyarakat yang besar. Ancaman yang dimiliki antara lain
terjadinya bencana alam, adanya kerusakan lingkungan disekitar kawasan
wisata dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian
lingkungan. Serta adanya pihak pihak asing yang ingin mengajak kerjasama
yang bertjuan untuk menguasai tempat wisata.

Matriks Faktor Eksternal Desa Semangat Gunung

Opportunities (Peluang) Threats (Ancaman)


 Keunggulan objek wisata  Terjadinya bencana alam
yang ada di desa Semangat seperti yang sudah pernah
Gunung merupakan objek terjadi di daerah objek wisata
wisata unggulan karena objek yaitu tanah longsor yang
wisata ini merupakan objek menyebabkan sebagian
wisata satu-satunya yang masyarakat takut untuk
terdapat di Kabupaten Karo berkunjung ke sana
sebagai objek wisata
pemandian air panas yang
berasal dari Gunung Sibayak
 Tingginya kesadaran  Adanya kerusakan lingkungan
wisatawan dalam menjaga di sekitar kawasan wisata dan
kebersihan dan kelestarian kurangnya kesadaran
lingkungan wisata. Seperti masyarakat desa Semangat
tidak membuang sampah Gunung dalam menjaga
sembarangan di sekitar objek kelestarian dan kebersihan
wisata lingkungan
 Adanya minat wisatawan  Adanya pihak asing yang
yang cukup tinggi untuk ingin mencoba
datang kembali ke lokasi mengeksploitasi dan dengan
wisata ini karena manfaat mengajak kerjasama dengan
yang dirasakan dari mandi di pemilik pemandian air panas
pemandian air panas ini yaitu dan masyarakat desa
menyegarkan tubuh dan Semangat Gunung untuk
menyehatkan tubuh tujuan menguasai tempat
wisata
Sumber : Hasil Olah Data Peneliti

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan singkat tentang pariwisata pemandian air panas yang
ada di Desa Semangat Gunung, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan untuk
menjawab rumusan masalah yang sudah dibuat sebelumnya. Adapun kesimpulan
yang dapat dipaparkan adalah:

1. Potensi objek wisata yang terdapat di desa Semangat Gunung yaitu pemandian
air panas karena air panas ini secara alami berasal dari Gunung Sibayak sehingga
potensi utama yang penting untuk dikembangkan oleh masyarakat desa Semangat
Gunung adalah pemandian air panas.

2. Adapun usaha pengembangan pemandian air panas yang dapat dilakukan oleh
penduduk maupun pemerintah desa Semangat Gunung adalah dengan membuka
penginapan yang mendukung pemandian air panas tersebut. Penginapan tersebut
didesain secara unik dan kreatif demi menarik perhatian wisatawan yang datang
berkunjung ke lokasi ini. Penginapan tersebut juga didukung dengan fasilitas yang
memadai agar memberikan kenyamanan pada pengunjung. Bukan hanya itu saja
pemandian dan penginapan juga dihiasi oleh ikan-ikan hias di kolam maupun
bunga-bunga di sekitaran pemandian dan penginapan untuk menambah kecantikan
lokasi. Ada juga usaha lain seperti taman bunga untuk selfie dan rumah hobbit.
Bahkan usaha pengembangan pariwisata di desa ini sudah didukung oleh
pembangunan infrastruktur seperti jalan yang bagus dengan didukung oleh
transportasi seperti angkot yang ada setiap hari.

3. Adapun kendala yang dihadapi oleh penduduk dalam pengembangan pariwisata


pemandian air panas desa Semangat Gunung adalah permasalahan modal karena
dana pribadi yang tidak cukup serta perhatian dari pemerintah yang kurang untuk
pengembangan potensi wisata yang ada di desa ini.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada masyarakat adalah
lebih membudayakan budaya bersih di desa Semangat Gunung apalagi di sekitar
jalan desa menuju destinasi wisata. Ditambah juga dengan perlunya budaya ramah
seperti masyarakat Bali yang perlu diterapkan di desa ini agar menambah jumlah
pengunjung yang datang ke lokasi wisata ini. Sangat diharapkan juga perhatian
yang serius dari pihak pemerintah maupun swasta untuk membantu memberikan
modal awal agar masyarakat dapat mengembangkan ide-ide yang mereka miliki
demi kemajuan lokasi wisata ini yang kemudian akan menambah anggaran negara
dan menambah kesejahteraan masyarakat setempat.
DAFTAR PUSTAKA

Moh Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Afabeta

Bungin, Burhan.2007.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Rangkuti, Freddy. (2011). SWOT Balanced Scorecard. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Rani, D. P. (2014). Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep,


Madura, Jawa Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang). Politik Muda, 412-
421.

Materru, R. H. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Obyek Wisata


Alam Air Panas Dan Air Terjun Di Desa Mantikole Kecamatan Dolo
Barat Kabupaten Sigi . Jurnal Katalogis, 1-8.

sefira ryalita primadany, m. r. (n.d.). analisis strategi pengembangan pariwisata


daerah (studi pada dinas kebudayaan dan pariwisata daerah kabupaten
nganjuk). jurnal admisnistrasi publik, 135-143.

Anda mungkin juga menyukai