Anda di halaman 1dari 49

i

LAPORAN AKHIR PKL I


MAHASISWA ATRO MUHAMMADIYAH
TAHUN 2015

NAMA LOKASI PKL : RSUD HAJI MAKASSAR


PERIODE PKL : 23 NOV S/D 31 DES 2015

TEKNIK RADIOGRAFI ANTEBRACHII PADA KASUS


FRAKTUR ULNA 1/3 MEDIAL DI RSUD HAJI MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

MARHAYUNI / 14028 / A

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI


(ATRO) MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus yang berjundul “Teknik Radiografi Antebrachii Pada


Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medial yang dilaksanakan di RSUD Haji
Makassar” pada tanggal 23 November – 31 Desember 2015 telah
disetujui dan diperiksa oleh pembimbing untuk diperbanyak.

Makassar, 29 Desember 2015

Menyetujui,
Supervisor Institusi Kepala Ruangan Radiologi

Rini Hatma Rusli,S.Si, M.Adm.Kes Ulfa Rosyidah,S.Si

Mengetahui,
Penanggung Jawab PKL I

AR. Rahmansyah, SKM, M.Kes


iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan hidayah – Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan kasus

yang berjudul “Teknik Radiografi Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3

Medialdi Instalasi Radiologi RSUD Haji Makassar”. Penyusunan Laporan

Kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu penugasan

dalamPeraktek Kerja Lapangan I Jurusan Teknik Radiodiagnostik

danRadioterapi (ATRO) Muhammadiyah Makassar di Instalasi Radiologi

Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar. Dalam penyusunan laporan

kasus ini penulis telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rusman Achmad, M.Kes selaku Direktur ATRO

Muhammadiyah Makassar`

2. Bapak dr. Arman Bausat, Sp.B. Sp.OT (K) SPINE selaku Direktur

RSUD Haji Makassar

3. Bapak dr. Maulana Saggaf Mustafa,Sp.Rad selaku Kepala Instalasi

Radiologi RSUD Haji Makassar

4. Ibu Ulfa Rasyidah,S.Si selaku Kepala Ruangan Radiologi RSUD Haji

Makassar

5. Para Pembimbing/Senior di Radiologi yang senantiasa berbagi ilmu.


iv

6. Bapak AR Rahmansyah,SKM,M.Kes selaku penanggung jawab PKL I

ATRO Muhammadiyah Makassar.

7. Ibu Rini Hatma Rusli, S.Si. M. Adm.Kes selaku Supervisor ATRO

Muhammadiyah Makassar.

8. Seluruh radiografer dan staff radiologi RSUD Haji Makassar.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh Karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan

kasus ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan juga bagi pembaca.

Makassar, 29 Desember 2015

Marhayuni

14028
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii

KATA PENGANTAR .......................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 3

C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 3

D. Manfaat Penulisan .................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL ....................................... 5

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, dan Patologi ....... 10

BAB III METODE PEMERIKSAAN ................................................... 24

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan ............................................. 24

B. Kronologis Riwayat Pasien ....................................................... 24

D. Prosedur Kerja ......................................................................... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 26

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus .......................................... 26

B. Pembahasan Laporan Kasus ................................................... 29

BAB V PENUTUP ............................................................................... 31

A. Kesimpulan................................................................................ 31
vi

B. Saran ........................................................................................ 31

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 32

Lampiran-1 Biodata Penulis ............................................................. 33

Lampiran-2 FotoCopy Surat Pengantar .......................................... 34

Lampiran-3 FotoCopy Hasil Baca Dokter ....................................... 35

Lampiran-4 Struktur Organisasi Instalasi Radiologi ......................

RSUD haji Makassar .................................................... 36

Lampiran-5 Denah Ruangan Pemeriksaan ..................................... 37

Lampiran-6 Denah Kamar Gelap ...................................................... 38

Lampiran-7 Dokumentasi Kegiatan ................................................. 39


vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Anatomi OS Radius ............................................................ 10

Gambar 2 Anatomi Os Ulna ................................................................ 12

Gambar 3 Proyeksi Antero Posterior(AP) Antebrachi ......................... 20

Gambar 4 Proyeksi Latera Antebrachi ................................................ 21

Gambar 5 Hasil Foto Proyeksi AP & Lateral ....................................... 27


viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan .....................................

RSUD Haji Makassar ............................................................ 8


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radiodiagnostik merupakan salah satu cabang dari Radiologi

yang bertujuan untuk membantu pemeriksaan dalam bidang kesehatan,

yaitu untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit melalui pembuatan

gambar yang disebut dengan radiograf. Pemeriksaan dengan

memanfaatkan sinar-X mengalami perkembangan yang sangat pesat

sejak pertama kali ditemukan pada tanggal 8 Nopember 1895 oleh

Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi

dalam dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat

digunakan untuk pemeriksaan bagian-bagian tubuh manusia yang

sebelumnya tidak pernah tercapai.

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

sekarang ini dunia radiologi sudah mengalami banyak perkembangan.

Adapun pemeriksaan radiologi ada dua macam yaitu :

1. Pemeriksaan sederhana

Merupakan pemeriksaan radiologi tanpa menggunakan

media kontras. Yang termasuk pemeriksaan sederhana antara lain,

pemeriksaan pada tulang belakang, tulang kepala, tulang panjang,

tulang dada dan sebagainya.


2

2. Pemeriksaan canggih

Merupakan pemeriksaan secara radiologi yang

menggunakan media kontras. Yang termasuk pemeriksaan canggih

antara lain, pemeriksaan pada traktus urinarius, saluran pencernaan,

pemeriksaan pada pembuluh darah, pemeriksaan pada pembuluh

limfe dan sebagainya.

Pemeriksaan Ossa Antebrachii adalah salah satu

pemeriksaan Radiologi tanpa menggunakan media kontras. Indikasi

pada Ossa Antebrachii yang sering terjadi adalah Fraktur. Fraktur

adalah diskontinuitas dari jaringan tulang ( patah tulang ) yang

biasanya disebabkan oleh adanya kekerasan yang timbul secara

mendadak. Proyeksi yang digunakan dalam permeriksaan ossa

antebrachii di Instalasi radiologi politeknik kesehatan Muhammadiyah

Makassar adalah proyeksi Antero Posterior ( AP ) dan Lateral. Pada

laporan kasus ini, penulis ingin mengetahui manfaat pemeriksaan

ossa antebrachii dengan proyeksi AP dan Lateral di Instalasi

Radiologi politeknik kesehatan Muhammadiyah Makassar untuk

mendukung diagnosa suatu penyakit atau Fraktur.

Dengan alasan diatas maka penulis tertarik untuk

mengangkatnya dalam bentuk tulisan dengan judul ”Teknik

Radiografi Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medialdi

Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar”.


3

B. Rumusan Masalah

Pada penulisan laporan kasus ini, penulis membatasi

permasalahan yang akan dibahas antara lain:

1. Bagaimana Teknik Pemeriksaan Antebrachii Pada Kasus Fraktur di

RSUD Haji Makassar ?

2. Bagaimana Hasil Diagnosa Dokter Terhadap Pemeriksaan

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Di RSUD Haji Makassar ?

3. Bagaimana Pembahasan Kasus dari Hasil Radiografi Antebrachii

pada Kasus Fraktur di RSUD Haji Makassar ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi salah satu tugas Praktek Kerja Lapangan I

Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO)

Muhammadiyah Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Teknik Pemeriksaan Antebrachii pada kasus

Fraktur di RSUD Haji Makassar.

b. Untuk mengetahui hasil diagnosa dokter terhadap pemeriksaan

Antebrachii pada kasus Fraktur di RSUD Haji Makassar.

c. Untuk mengetahui Pembahasan Kasus dari Hasil Radiografi

Antebrachii pada Kasus Fraktur di RSUD Haji Makassar.


4

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Praktis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta

memberikan informasi kepada pembaca mengenai Teknik Radiografi

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medial.

2. Manfaat Institusi

Hasil laporan ini dapat menambah kepustakaan dan

pertimbangan referensi tentang tata laksana Teknik Radiografi

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medial.

3. Manfaat Ilmiah

Sebagai sumber informasi untuk mengetahui lebih dekat

mengenai tata laksana Teknik Radiografi Teknik Radiografi

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medial.

4. Bagi Masyarakat

Memberikan gambaran yang jelas tentang Teknik Radiografi

Antebrachii Pada Kasus Fraktur Ulna 1/3 Medial.


5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Lokasi PKL

1. Gambaran Umum Rumah Sakit

Rumah Sakit Haji Makassar merupakan salah satu dari

empat Rumah Sakit Haji di Indonesia beberapa diantaranya yakni

Rumah Sakit Haji Jakarta, Rumah Sakit Haji Medan dan Rumah

Sakit Haji Surabaya. Keempat Rumah Sakit Haji ini dibangun

sebagai wujud dari gagasan di lingkungan masyarakat, khususnya

para Hujjaj/Persaudaraan haji untuk mendirikan suatu “Monumen”

untuk mengenang tragedi terowongan Al – Muaisin Mina yang

menelan lebih dari 600 jemaah Haji indonesia pada tahun 1990/1410

H.

Penandatanganan Prasasti Pendirian Rumah Sakit Haji

dilakukan oleh Bapak Presiden Soeharto di Makassar pada 16 Juli

1992 sebagai kelanjutan Surat Keputusan Bersama tiga Menteri

(Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri Kesehatan)

tentang pembentukan Panitia Pembangunan Rumah Sakit Haji

Makassar di empat Embarkasi.

Rumah Sakit Umum Haji Makassar berdiri di atas tanah

seluas 1,06 Hektar milik pemerintahan daerah Sulawesi Selatan

terletak di ujung selatan kota Makassar, tepatnya di Jalan Dg.

Ngeppe No. 14 Kelurahan Jongaya, Kecamatan Tamalate.


6

Latar belakang pembangunan Rumah Sakit Umum Haji

Makassar yang ditetapkan di daerah bekas lokasi Rumah Sakit

Kusta Jongaya adalah diharapkan Rumah Sakit ini dapat mendukung

kelancaran kegiatan pelayanan Calon Jemaah Haji dan masyarakat

sekitarnya.

Adapun Visi, Misi, Keyakinan Dasar, dan Nilai Dasar RSUD

Haji Makassar sebagai berikut :

a. VISI

“Menjadi Rumah Sakit Islami, Terpercaya, Terbaik dan Pilihan

Utama di Sulawesi Selatan”

b. MISI

Adapun misi RSUD Haji Makassar, yaitu:

1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Paripurna Dan

RujukanYang Mengutamakan Mutu Pelayanan.

2) Meningkatkan Mutu Pelayanan Manajemen Yang Ramah Dan

Bersahabat.

3) Meningkatkan Kualitas Pelayanan Melalui Pengembangan

Sumber Daya Manusia (SDM).

4) Meningkatkan Cakupan Pelayanan Untuk Meningkatkan

Pendapatan Rumah Sakit.

5) Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Dan Staf Sebagai Aset

Yang Berharga Bagi Rumah Sakit.


7

6) Mengembangkan Dan Meningkatkan Sarana Dan Prasarana

Rumah Sakit.

c. Keyakinan Dasar:

1) Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah SWT

2) Hubungan berbasis kepercayaan

3) Prakarsa

4) Kerja Tim

5) Fokus ke Customer

6) Profesionalisme

d. Nilai Dasar:

1) Kejujuran

2) Integritas

3) Kebersihan

4) Penghargaan atas martabat manusia

5) Keterbukaan pikitan

6) Keikhlasan

2. Gambaran Umum Unit Radiologi RSUD Haji Makassar

RSUD Haji Makassar memiliki Instalasi Radiologi sebagai

penunjang diagnostik. Peralatan yang dimiliki Instalasi Radiologi

RSUD Haji Makassar antara lain Pesawat Mobile, USG, dan

Processing Automatic untuk pemrosesan film radiografi.


8

a. Pesawat Mobile digunakan untuk :

1) Pemeriksaan foto/roentgen polos, untuk pemeriksaan : Thorax,

tulang, dan abdomen

2) Pemeriksaan roentgen dengan zat kontras :

a) Saluran pencernaan, pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

OMD, Follow through, Colon in loop.

b) Saluran kencing, pemeriksaan yang dilakukan meliputi :

BNO-IVP, Cystografi, Ureterografi, APG, RPG.

b. USG (Ultrasonography) menggunakan gelombang ultrasound

untuk memeriksa bagian tubuh pasien, atau keadaan bayi dalam

kandungan ibu. Kemampuan USG 4D adalah sebagai berikut :

1) USG 2D untuk small part, Abdomen, Thyroid, Mammae, dll.

2) USG 4D untuk kehamilan dan memeriksa tumor.

3) USG Doppler pembuluh darah.

4) USG Trans vaginal.

c. Pencucian Film di RSUD Haji Makassar menggunakan mesin

Processing Automatic di kamar gelap. Tetapi tetap tersedia

Manual Processing apabila tiba-tiba Processing Automatic

bermasalah.

Sasaran Mutu Instalasi Radiologi :

1) Pengambilan hasil maksimal 3 jam 80%.

2) Menghasilkan foto yang layak baca 90%.

3) Semua limbah berbahaya di Instalasi Radiologi terkendali.


9

4) 100% paparan dosis radiasi yang diterima petugas radiasi tidak

melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) maksimal 50 mSv per tahun.

Tabel 1. Rekapitulasi Tindakan Pemeriksaan Pasien RSUD Haji


Makassar Periode 23 November- 31 Desember
NO JENIS
TARGET REALISASI %
. PEMERIKSAAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Sumber Data : Primer
2015
Dari table di atas dapat di jelaskan bahwa pemeriksaan

yang dilakukan di RSUD Haji Makassar pada Periode 23

November-31 Desember adalah Pemeriksaan Thorax dengan

jumlah pasien 76 Orang, Pemeriksaan Ossa Pedis 2 Orang,

Pemeriksaan Colon In Loop 1 Orang, Pemeriksaan Lumbosacral 6

Orang, Pemeriksaan BNO-IVP 3 Orang, Pemeriksaan BNO 1

Orang, Pemeriksaan Mastoid 1 Orang, Pemeriksaan Ossa Manus 1

Orang, Pemeriksaan Pelvis 1 Orang.


10

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi, Fisiologi, dan Patologi

1. Anatomi Fisiologi

Antebrachi terdiri dari dua tulang panjang yaitu radius dan

ulna, namun kita harus memperhatikan syarat pada setiap

pemerksaan tulang panjang, selain objek inti yang kita foto, kedua

persendian tulang harus tampak. Jadi pada pemeriksaan antebrachii

kita juga perlu mengetahui tulang carpal yaitu sendi bawah pada

pergelangan tangan dan juga sendisiku yaitu 1/3 distal humerus.

a. Radius

RadiusRadius adalah tulang di sisi lateral lengan bawah.

Merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung dan

lebih pendek dari pada ulna.

Gambar 1. Anatomi OS Radius


11

1) Ujung atas radius

Radius kecil dan memperlihatkan kepala berbentuk

kancing dengan permukaan dangkal yang bersendi dengan

kapitulum dari humerus. Sisi-sisi kepala radius bersendi dengan

takik radial dari ulna. Di bawah kepala terletak leher, dan di

bawah serta di sebelah medial dari leher ada tuberositas radii,

yang dikaitkan pada tendondari insersi otot bisep.

2) Batang radius

Di sebelah atas batangnya lebih sempit dan lebih

bundar daripada di bawah dan melebar makin mendekati ujung

bawah. Batangnya melengkung ke sebelah luar dan terbagi

dalam beberapa permukaan, yang seperti pada ulna memberi

kaitan kepada flexor pronator yang letaknya dalam di sebelah

posterior memberi kaitan pada extensor dan supinator di

sebelah dalam lengan bawah dan tangan ligamentum interosa

berjalan dari radus ke ulna dan memisahkan otot belakang dari

yangdepan lengan bawah.

3) Ujung bawah radius

Agak berbentuk segiempat dan masuk dalam formasi

dua buah sendi. Persendian inferior dari ujung bawah radius

bersendi dengan skafoid (os navikular radii ) dan tulang

semilunar ( linatum ) dalam formasi persendian pergelangan

tangan. Permukaan di sebelah medial dari ujung bawah


12

bersendi dengan kepala dari ulna dalam formasi persendian

radio-ulnar inferor. Sebelah lateral dari ujung bawah

diperpanjang ke bawah menjadi prosesus stiloid radius.

b. Ulna

Ulna atau tulang hasta adalah sebuah tulang pipa yang

mempunyai sebuah batang dan dua ujung. Tulang itu adalah

tulang sebelah medial dan lengan bawah dan lebih panjang dari

radius atau tulang pengumpil. Kepala ulna ada di sebelah ujung

bawah.

Gambar 2. Anatomi OS Ulna

1) Ujung atas ulna

Kuat dan tebal, dan masuk dalam formasi sendi siku.

Prosesus olekranon menonjol ke atas di sebelah belakang dan

tepat masuk di dalam fossa olekranon dari humerus. Prosesus


13

koronoideus dari ulna menonjol di depannya, lebih kecil dari

pada prosesus olekranon dan tepat masuk di dalam fossa

koronoid dari humerus bila siku dibengkokan.

2) Batang ulna

Makin mendekati ujung bawah makin mengecil.

Memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari

pergelangan tangan dan jar. Otot-otot flexor dating dari

permukaan anterior dan otot-otot extensor dari permukaan

posterior. Otot yang mengadakan pronasi atau perputaran ke

depan, dan otot yang mengadan supinasi atau putaran ke

belakang dari lengan bawah juga dikaitkan kepada batang ulna.

3) Ujung bawah ulna

Dua eminensi atau peninggian timbul di atasnya.

Sebuah eminensi kecil bundar, kepala ulna, mengadakan sendi

dengan sisi medial dari ujung bawah radius dalam formasi

persendian radio-ulnaris inferior. Sebuah prosesus runcing,

prosesus stiloideus menonjol ke bawah dari belakang ujung

bawah.

c. Karpal

Tulang carpal terdiri atas delapan tulang tersusun dalam

dua baris, empat tulang dalam setiap baris. Baris atas tersusun

dari luar ke dalam adalah berikut, Scaphoideum, lunatum,

triquetrum dan pisiforme. Baris bawah adalah trapezium,


14

trapezoideum, capitatum, hamatum. Scaphoideum adalah tulang

berbentuk perahu, lunatum adalah berbentuk seperti bulan sabit

dan dua tulang itu bersendi di atas dengan ujung bawah radius

dalam formasi pergelangan, dan di bawah bersendi dengan

beberapa daritulang karpal dari baris kedua.

d. 1/3 distal humerus

Ujung bawah humerus lebar dan agak pipih. Pada bagian

paling bawah terdapat permukaan sendi yang di bentuk bersama

tulang lengan bawah. Trokhlea yang terletak di sini sebelah dalam

berbentuk gelondong-benang tempat persendian dengan ulna,

dan di sebelah luar terdapat kapitulum yang bersendi dengan

radius.Pada kedua sisi persendian ujung bawah humerus terdapat

dua epikondil, yaitu epikondil medial di sebelah dalam.


15

2. Patologi / Indikasi

Pemeriksaan Ossa Antebrachii ditujukan untuk indikasi

patologis sebagai berikut :

1. Trauma ( kecelakaan)

Trauma adalah terjadinya benturan dengan benda tajam

yang mengakibatkan cedera. Yang termasuk trauma adalah :

a. Fraktur

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya

kontinuitas jaringan tulang danatau tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.Kekuatan

dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri, dan

jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah

fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap. Fraktur

lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada

fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.

Jenis-jenis fraktur yang perlu diketahui secara

radiologis adalah:

1) Complete Noncominuted Fracture

Secara radiologis akan terlihat sebagai garis

Radioluscent di tempat fraktur dimana terjadi diskontinuitas

tulang.

Keadaan ini disertai bermacam-macam bentuk antara lain :


16

a) Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahnya

tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang. Pada fraktur

semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah

direposisi atau direduksi kembali ke tempat semula, maka

segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah

dikontrol dengan bidai gips.

b) Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya

membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil

dan sulit diperbaiki.

c) Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstremitas. Yang

menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energi ini

hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan

fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan

imobilisasi luar.

d) Fraktur multipel. Keadaan ini dinamakan suatu multipel

apabila terdapat lebih dari satu fraktur complete pada satu

tulang panjang.

e) Fraktur avulsi

Fraktur avulsi memisahkan suatu fragmen tulang

pada tempat insersi tendon maupun ligamen. Biasanya

tidak ada pengobatan spesifik yang diperlukan. Namun,


17

bila diduga akan terjadi ketidakstabilan sendi atau hal-hal

lain yang menyebabkan kecacatan, maka perlu dilakukan

pembedahan untuk membuang atau meletakkan kembali

fragmen tulang tersebut.

f) Chip fracture

Fraktur ini sejenis dengan avultion fracture, tetapi

hanya sedikit fragmen dari sudut tulang yang terlepas,

sering terjadi pada tulang – tulang pendek pada

phalanges.

2) Incomplete Fracture yaitu fraktur tidak sempurna. Dinamakan

suatu fraktur tidak sempurna bila tidak semua struktur tulang

terputus. Ini hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan

radiologis.

Ada beberapa golongan fraktur tidak sempurna :

a) Green stick fracture adalah fraktur tidak sempurna dan

sering terjadi pada anak-anak. Korteks tulangnya

sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. Fraktur-

fraktur ini akan segera sembuh dan segera mengalami re-

modelling ke bentuk dan fungsi normal.

b) Impacted fracture
18

Pada fraktur ini bagian fraktur dari tulang masuk

ke bagian fragmen lainnya. Garis fraktur terlihat sebagai

garis dens dan disertai terjadinya pemendekan tulang.

3) Fraktur Kompresi

Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang

menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya, seperti

satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada

korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram.

Pada orang muda fractur kompresi dapat disertai perdarahan

retroperitoneal yang cukup berat.

4) Fraktur Patologik

Fraktur patologik terjadi pada daerah-daerah tulang

yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses

patologik lainnya. Tulang seringkali menunjukkan penurunan

densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur

semacam ini adalah tumor baik primer atau tumor

metastasis.

5) Fraktur Traumatis

Pada keadaan ini struktur tulang adalah normal

akibat suatu benturan menyebabkan suatu fraktur.

6) Fraktur Beban Lainnya


19

Fraktur beban terjadi pada orang-orang yang baru

saja menambah tingkat aktivitas mereka. Pada saat gejala

timbul, radiogram mungkin tidak menunjukkan adanya

fraktur. Tetapi, biasanya setelah 2 minggu, timbul garis-garis

radio-opak linear tegak lurus terhadap sumbuh panjang

tulang. Fraktur semacam ini akan sembuh dengan baik jika

tulang itu diimobilisasi selama beberapa minggu. Tetapi jika

tidak terdiagnosis, tulang-tulang itu dapat bergeser dari

tempat asalnya dan tidak menyembuh dengan seharusnya.

Penderita semacam ini harus dianjurkan untuk memakai alat

proteksi seperti tongkat, atau bidai gips yang tepat. Setelah 2

minggu, harus dilakukan pemeriksaan radiografi.

a) Fisura adalah retak tulang.

b) Dislokasi adalah tulang keluar dari mangkok sendi.

c) Lukasi lebih ringan dari dislokasi

d) Ruptur adalah sobeknya jaringan ikat.


20

BAB II

TEKNIK PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

A.Tinjauan Umum Teknik Pemeriksaan radiografi

Pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara

radiologi dengan menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya

kelainan pada ossa antebrachii.Posisi yang rutin yang dilakukan yaitu

Anterior Posterior ( AP ) dan Lateral.

1. Proyeksi Antero Posterior ( AP )

a. Indikasi pemeriksaan :

Fraktur, dislokasi pada tulang radius danulna. selain itu

osteomyelitis dan arthritis.

b. Posisi Pasien : Pasien duduk menghadap meja pemeriksaan,

dengan tangan di atas meja pemeriksaan Full ektensi.

c. Posisi obyek :

1) Kedua lengan lurus di atas kaset.

2) Atur ossa antebrachii true AP dengan caramengukur ketinggian

yang sama kedua epicondilus dengan permukaan kaset.

3) Gunakan alat Fiksasi pada ujung jari tangan.

4) Gunakan selalu apron pada pasien.


21

Gambar 3. Proyeksi Antero Posterior (AP) Antebrachi

d. Arah sinar :

1) Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap

kaset

2) Focus Film Distance ( FFD ) : 100 cm

3) Central Point ( CP ) : Pada mid antebrachii

e. Kriteria Radiograf :

1) Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.

2) Tampak batas bawah adalah gambaran wrist joint dan batas

atas elbow joint.

3) Caput radius, ulna dan collum radius dan ulna saling

overlaping.

4) Epicondilus medial dan lateral os humerus tidak mengalami

elongasi dan foreshotened.


22

2.Proyeksi Lateral

a. Indikasi pemeriksaan : Fraktur, dislokasi pada tulang radius

dan ulna. selain itu osteomyelitis dan arthritis.

b. Posisi pasien : Posisi duduk menyamping meja

pemeriksaan.

c. Posisi obyek :

1) Atur lengan bawah fleksi 90o dengan lengan atas dengan tepi

ulnaris menempel kaset.

2) Gunakan alat Fiksasi pada ujung jari tangan.

3) Gunakan selalu apron pada pasien.

Gambar 4. Proyeksi Lateral Antebrachi

d. Arah sinar :

1) Central Ray ( CR ) : Vertikal tegak lurus terhadap

kaset.

2) Focus Film Distance ( FFD ) : 100 cm

3) Central Point ( CP ) : Pada Mid Antebrachii


23

e.Kriteria Radiograf :

1) Radus dan Ulna tampak superposisi pada bagian distal dengan

batas atas Elbow Joint dan batas bawah Wrist Joint masuk

dalam film.

2) Caput Radii dan Prosesus Coronoid Overlap.

3) Epicondilus Humerus superposisi.

4) Elbow kelihatan fleksi.

5) Softissue dan Trabecula tampak dalam gambaran Radiograf.


24

BAB III

METODE PEMERIKSAAN

A. Waktu dan Tempat Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan di ruang Instalasi Radiologi Politeknik

Kesehatan Muhammadiyah Makassar pada hari Sabtu, 01 Januari 2020

pukul 13.05 WITA

B. Kronologis Riwayat Pasien

Pasien dibawa ke Politeknik kesehatan Muhammadiyah

Makassar setelah hari sebelumnya mengalami kecelakaan sepeda dan

mengalami nyeri gerak di sekitar lengan bawah. Pasien diantar oleh

kedua orang tua ke ruang radiologi setelah melalui dokter pengirim

yaitu dr. Baharuddin,sp.B pada tanggal 01 Jnuari 2020 pukul 13:10

WITA untuk dilakukan foto X-ray dengan permintaan foto Antebrachii

Destra Antero Posterior (AP) dan Lateral dengan Klinis Fraktur.

C. Persiapan Pasien

Pemeriksaan Ossa Antebrachii tidak ada persiapan secara

khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang

pelaksanaan yang akan dilakukan, sehingga pasien tahu tindakan apa

yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain itu membebaskan

objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf,

seperti gelang. Tetapi apabila objek yang difoto menggunakan gips

atau perban, maka gips dan perban tersebut tidak harus dilepaskan

karena di khawatirkan akan membuat objek akan tambah parah.


25

D. Prosedur Kerja

Pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara

radiologi dengan menggunakan sinar-X untuk mendiagnosa adanya

kelainan pada Ossa Antebrachii.

Pemeriksaan Ossa Antebrachii pada Kasus Fraktur di Instalasi

Radiologi RSUD Haji Makassar menggunakan Proyeksi Antero

Posterior dan Lateral. Prosedur pemeriksaannya adalah sebagai

berikut :

1. Mengatur posisi pesawat.

2. Mengatur Faktor Eksposi (kV, mA, S).

3. Mempersiapkan dan memasang kaset ukuran 24 x 30 cm pada

meja pemeriksaan.

4. Mengatur Focus Film distance (FFD) dan Central Ray (CR).

5. Memanggil pasien dan mencocokkan identitasnya

6. Menjelaskan kepada pasien tentang pelaksanaan pemeriksaan.

7. Memposisikan pasien, dengan menggunakan proyeksi AP dan

Lateral

8. Melakukan Eksposi.

9. Melakukan processing film menggunakan Automatic Processing.

10. Hasil Radiografi dibaca oleh Dokter Spesialis.


26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pemeriksaan Laporan Kasus

1. Data Pasien

a. Nama : Tn. M.I

b. Umur : 12 Tahun

c. Klinis : Fraktur

d. Pemeriksaan : Antebrachii AP & Lateral (D)

e. Alamat : Dg. Tata III

f. Jenis Kelamin : Laki-Laki

g. Dokter Pengirim : dr. Baharuddin,spB

2. Persiapan Alat dan bahan yang digunakan

a. Pesawat sinar-X

b. Kaset dan Film ukuran 24 x 30

c. Marker

d. Plester

e. Processing Manual

3. TeknikPemeriksaan

a. Pengertian

Pemeriksaan ossa antebrachii adalah pemeriksaan secara

radiologi dengan menggunakan sinar-X. Posisi yang rutin

dilakukan adalah proyeksi AP dan Lateral.


27

b. TujuanPemeriksaan

Tujuan pemeriksaan Antebrachii adalah untuk mendiagnosa

adanya kelainan pada ossa Antebrachii.

c. Posisi Pasien : Pasien duduk didepan meja

pemeriksaan.

d. Posisi Obyek :

1) Proyeksi Antero Posterior (AP)

a) Atur lengan bawah fleksi 90o dengan lengan atas dengan

tepi ulnaris menempel kaset.

b) Gunakan alat Fiksasi pada ujung jari tangan.

c) Gunakan selalu apron pada pasien.

2) Proyeksi Lateral

a) Atur lengan bawah fleksi 90o dengan lengan atas dengan

tepi ulnaris menempel kaset.

b) Gunakan alat Fiksasi pada ujung jari tangan.

c) Gunakan selalu apron pada pasien.

e. Central Ray (CR) : Vertikal tegak lurus terhadap kaset.

f. Central Point (CP) : Pertengahan Ossa Antebrachi.

g. Focus Film Distance ( FFD ) : 100 cm

h. Kolimasi

1) Batas atas : Elbow Joint.

2) Batas Bawah : Wrist Joint.


28

i. PengaturanFaktorEksposi : kV : 53, mAs : 3,2

j. Processing Film yang digunakan

Proses pencucian film menggunakan Automatic Processing.

k. Hasil Radiografi :

Gambar 5. Hasil Radiografi Ossa Antebrachi AP & Lateral

l. KriteriaGambar : Proyeksi Antero Posterior (AP)

1) Tampak os radius dan ulna dalam posisi tidak superposisi.

2) Tampak batas bawah adalah gambaran wrist joint dan batas

atas elbow joint.

3) Caput radius, ulna dan collum radius dan ulna saling

overlaping.
29

4) Epicondilus medial dan lateral os humerus tidak mengalami

elongasi dan foreshotened.

B. Pembahasan Laporan Kasus

Pemeriksaan Ossa Antebrachii tidak ada persiapan secara

khusus cukup dengan memberikan pengertian kepada pasien tentang

pelaksanaan yang akan dilakukan, sehingga pasien tahu tindakan apa

yang akan dilakukan selama pemeriksaan. Selain itu membebaskan

objek yang akan difoto dari benda-benda yang mengganggu radiograf,

seperti gelang. Tetapi, apabila objek yang difoto menggunakan gips

atau perban, maka gips dan perban tersebut tidak harus dilepaskan

karena di khawatirkan akan membuat objek akan tambah parah.

Pada pemeriksaan Ossa Antebrachii di Instalasi Radiologi

politeknik kesehatan Muhammadiyah Makassar menggunakan proyeksi

Antero Posterior (AP) dan Lateral. Proyeksi ini sangat membantu dokter

dalam mendiagnosa suatu penyakit. Pada proyeksi AP ossa antebrachii

akan terlihat secara keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan

proyeksi lateral Ossa Antebrachii akan terlihat secara keseluruhan dari

samping. Proyeksi lateral dimaksudkan untuk membantu mendiagnosa

suatu penyakit yang tidak terlihat pada posisi AP agar diagnosa tepat.

Adapun hasil diagnosa dokter terhadap Pemeriksaan Antebrachii pada

kasus Fraktur adalah Fraktur Ulna 1/3 tengah disertai angulasi &

displacement fragmen distal.


30

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas

jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

trauma atau tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut,

keadaan tulang itu sendiri, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan

menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap.

Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada

fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.


31

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Teknik pemeriksaan Antebrachii dengan Indikasi Fraktur yaitu

menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP) dan proyeksi Lateral.

2. Dari kedua proyeksi dapat menghasilkan gambaran radiografi yang

berbeda. Pada proyeksi AP Ossa Antebrachii akan terlihat secara

keseluruhan dari arah depan, sedangkan dengan proyeksi lateral

Ossa Antebrachii akan terlihat secara keseluruhan dari samping.

Adapun hasil diagnosa dokter terhadap pemeriksaan Antebrachii

pada kasus Fraktur adalah Fraktur Ulna 1/3 tengah disertai angulasi

& displacement fragmen distal.

3. Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh

trauma atau tenaga fisik.

B. Saran

1. Perlunya penjelasan tentang persiapan pemeriksaan pada pasien

agar penderita paham maksud dan tujuan dari pemeriksaan yang

akan dilakukan. Sebaiknya lebih memperhatikan proteksi radiasi

agar mengurangi radiasi yang diterima pasien, petugas dan

masyarakat umum.
32

2. Proteksi Radiasi bagi pasien perlu ditingkatkan dengan membatasi

luas lapangan penyinaran sesuai dengan luas obyek yang akan

difoto. Proteksi Radiasi bagi masyarakat umum hendaknya

pengantar pasien atau orang yang tidak berkepentingan dilarang

memasuki ruang pemeriksaan, kecuali sangat dibutuhkan apabila

pasien tidak kooperatif dan dipersilahkan menunggu di depan kamar

pemeriksaan dan pintu ditutup rapat.


32

DAFTAR PUSTAKA

Anonime. 2012. Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachii (Online)


http://ajatkainama.blogspot.com. Diakses 18 Desember 2015.

Anonime. 2011. Prosedur Pemeriksaan Ossa Antebrachii (Online)


http://fachri-rizal.blogspot.co.id. Diakse18 Desember 2015.

Anonim. 2012. Fraktur. http://yunitakrismasar.blogspot.co.id. Diakses 25


Desember 2015.
33

Lampiran-1
BIODATA PENULIS

NAMA LENGKAP : NURMAINAH QULNAITAH

PANGGILAN : MAINAH

NIM : 119089

KELAS :B

T.T.L : BADE, 12 MEI 2001

ASAL DAERAH : MERAUKE PAPUA

ASAL SMA : SMAN 1 EDERA

ALAMAT : JL. BULOGADING

HOBBY : MEMBACA

CONTACT PERSON

HP : 085215940327

EMAIL : qulnaitahnurmainah@gmail.com

PENGALAMAN ORGANISASI : PRAMUKA

JUDUL KARYA LAPORAN KASUS DIBUAT :

TEKNIK PEMERIKSAAN ANTEBRACHII PADA


KASUS FRAKTUR 1/3 MEDIAL
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
34

Lampiran-2
Fotocopy Surat Pengantar
35

Lampiran-3
Fotocopy Hasil Baca Dokter
36

Lampiran -4
Struktur Organisasi Instalasi Radiologi
RSUD Haji Makassar

KEPALA INSTALASI
STAF
MEDIS
KEPALA INSTALASI

PENANGGUNG PETUGAS PENANGGUNG PENANGGUNG ADMINISTRASI


JAWAB INVENTARIS
JAWAB PROTEKSI JAWAB ALAT MEDIS DAN
LOGISTIK RADIASI PELAYANAN NON MEDIS

PELAYANAN PETUGAS PELAYANAN


PEMERIKSAAN KAMAR GELAP USG
RADIOLOGI
37

Lampiran-5
Denah Ruang Pemeriksaan

11

12
3 9 10
13

5 14

16
1
6 8 7
4 15
7
2

Keterangan :

1. Ruang Tungggu 10. Ruang USG

2. Pintu Masuk 11. WC Staff

3. Ruang Pemeriksaan 12. Ruang Penyimpanan

4. WC Pasien 13. Ruangan Kepala

5. Kamar Ganti Ruang

6. Ruang Operator 14. Ruang Arsip/Gudang

7. Loket 15. Ruangan Dokter

8. Dapur 16. WC Dokter

9. Kamar Gelap 17. Kamar Staff


38

Lampiran-6
Denah Kamar Gelap

Keterangan :

1. Pintu Masuk

2. Meja Penyimpanan Film

3. Mesin Processing Automatic

4. Manual Processing
39

Lampiran-7
Dokumentasi Kegiatan PKL

Registrasi Data Pasien dan


Mengatur Faktor Eksposi

Posisikan Pasien dan


Mengatur Arah Sinar
40

Anda mungkin juga menyukai