A. PENGERTIAN
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid. Pembesaran ini dapat
tiroid yang tidak normal. Gondok adalah suatu pembengkakan pada kelenjar
yaitu pada akhir bulan pertama kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan
faring antara branchial pouch pertama dan kedua. Dari bagian tersebut timbul
decencus dan akhirnya melepaskan diri dari faring. Sebelum lepas, berbentuk
sebagai duktus tiroglosus, yang berawal dari foramen sekum di basis lidah.
Pada umumnya duktus ini akan menghilang setelah dewasa, tetapi pada
beberapa keadaan masih menetap, atau terjadi kelenjar disepanjang jalan ini,
yaitu antara letak kelenjar yang seharusnya dengan basis lidah. Dengan
tiroglosus, tiroid lingual, tiroid servikal, sedangkan desensus yang terlalu jauh
akan memberikan tiroid substernal. Branchial pouch keempat pun ikut
membentuk bagian kelenjar tiroid dan merupakan asal sel-sel parafolikuler atau
leher, terdiri atas dua lobus, yang dihubungkan oleh ismus sehingga bentukya
menyerupai kupu-kupu atau huruf H, dan menutupi cincin trakea 2 dan 3. Pada
kelenjar tiroid atau tidak. Pengaliran darah ke kelenjar berasal dari a. Tiroidea
superior dan a. Tiroidea inferior. Ternyata setiap folikel tiroid diselubungi oleh
jala-jala kapiler, dan jala-jala limfatik, sedangkan sistem venanya berasal dari
secara bebas dengan pleksus trakealis. Selanjutnya dari pleksus ini kearah
nodus prefaring yang tepat berada diatas ismus serta ke kelenjar getah bening
sehingga tidak ada inhibisi umpan balik negatif kehipofisis anterior,hal ini
perubahan kelenjar tiroid dan stimulasi TSH yang berleebihan juga dapat
kelahiran dan terjadi kapan saja sepanjang hidup, walaupun lebih sering
daripada laki-laki.
c) Usia lanut. Umur di atas 50 tahun atau lebih berisiko lebih tinggi terkena
gondok.
d) Riwayat medis. Riwayat pribadi atau keluarga yang menderita penyakit
dari TSH. Salah satu penyebab paling sering terjadi penyakit gondok karena
tiroid. Kelenjar tersebut tidak cukup untuk membuat hormon tiroid jika tidak
dan sering terjadi pada ibu yang memiliki riwayat penyakit graves.
b) Goiter endemik dan kretinisme
Biasa terjadi pada daerah geografis dimana detistensi yodium berat,
normal.
3) Goiter multinodular
Goiter keras dengan permukaan berlobulasi dan tunggal atau banyak
penuh.
4.StadiumII : goiter terlihat pada leher dalam Potersi.
5.Stadium III : goiter yang besar terlihat dari Darun
H. PENATALAKSANAAN
1. Pengobatan
Pasien dengan satu atau lebih nodul tiroid yang mengalami hipertiroid
diberikan obat anti tiroid.obat anti tiroid yang biasa digunakan adalah;
karbimazol,metimazol,dan profiltourasil.
2. Pembedahan
multinodular goiter. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mempertahankan fungsi
dari jaringan tiroid normal.radioiodine juga digunakan untuk mengurangi
A. PENGKAJIAN
a) Keluhan utama : Perasaan ketat atau sempit pada tenggorokan, Batuk, Suara
badan.
c) Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak mempunyai riwayat masa lalu dan
penyakit
3) Klien bituh dukungan dari perawat terutama keluarga
e) Pemeriksaan fisik
1) Palpasi kelenjar tiroid, nodul tunggal atau ganda, konsistensi dan simetris
f) Pemeriksaan diagnostic
tiroidektomi
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan insisi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
C. PERENCANAAN
perdarahan
b) Kaji adanya dispnea, stridor, sianosis dan catat kualitas suara
Rasional : Indikator adanya obstruksi trachea atau spame laring, data
bantal
Rasional : Mengurangi regangan atau tarikan luka operasi
d) Investigasi kesulitan menelan,mengeluarkan slem dan kesulitan
bernafas.
Rasional : Indikasi edema,perdarahan pada sekitar jaringan tempat
operasi
e) Kolaborasi dalam pemberian terapi inhalasi
Rasional : Mengurangi edema dan melonggarkan jalan nafas
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan adanya
makan pasien
b) Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat bada setiap
tiroidektomi
Tujuan: pasien dapat mempertahankan rasa nyaman nyeri yang optimal
sakit
d) Rasional : Beberapa pasien mungkin tidak menyadari aktifitas
mencobanya.
e) Evalusi respon rasa sakit pasien dan obat-obatan atau terapi yang
yang optimal
Kriteria hasil: Kulit pasien utuh, Luka bekas operasi kering,tidak ada tanda-
hipertensi leher
Rasional : Mencegah tarikan pada garis luka sehingga
mengakibatkan perdarahan
b) Jaga kasa dan balutan dileher tetap bersih dan kering
Rasional: Menjaga terjadinya infeksi
c) Jaga pakaian dan tempat tidur tetap kering
Rasional : Menghindari iritasi dan gatal-gatal
d) Jaga suhu ruangan yang nyaman
Rasional : Suhu yang panas dapat meningkatkan evavorasi dan
vasodilatasi
e) Hindari aktifitas yang dapat meningkatkan keringat
Rasional : Menghindari gatal dan vasodilatasi
f) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
Rasional : Penyembuhan luka
g) Laksanakan program pengobatan pemberian antibiotik
Rasional : Penyembuhan luka
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber
informasi.
Tujuan : Menunjukkan peningkatan pengetahuan klien
Kriteria Hasil : Dalam 2×24 jam, Pasien Mengikuti pengobatan yang
serta penyebabnya
Rasional : Dapat mengidentifikasi gejala awal dari gondok
d) Diskusikan mengenai terapi obat-obatan termasuk juga ketaatan
tersebut
Rasional : Pasien bisa mengikuti terapi yang disarankan
ISMULOBEKTOMI
A. Pengertian
Ismolobektomi adalah operasi pengangkatan kelenjar tiroid bisa sebelah
dekstra atau sinistra atau kedua-duanya (bilateral). (R.Sjamsuhidayat,1997)
Indikasi ismolobektomi adalah :
1. Kosmetik atau kecantikan
2. Eksisi nodulus tunggal ( yang mungkin ganas )
3. Struma multinoduler yang berat
4. Struma yang menyebabkan kompresi laring atau struktur leher lain
Bila diagnosis kemungkinan telah ditegakkan dan operabel, operasi yang
dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik (Kaplan), atau lobektomi
subtotal dengan risiko bila ganas kemungkinan ada sel-sel karsinoma yang
tertinggal. Pembedahan umumnya berupa tiroidektomi total.
Enukleasi nodulnya saja adalah berbahaya karena bila ternyata nodul
tersebut ganas, telah terjadi penyebaran (implantasi) sel-sel tumor dan operasi
ulang untuk tiroidektomi secara teknis akan menjadi lebih sukar. Bila ada
fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan,
pemeriksaan preparat sediaan beku dilakukan dengan potongan-potongan ke
beberapa arah. Bila hasilnya jinak, lobektomi tersebut sudah cukup. Bila ganas,
lobus kontra lateral diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula
dilakukan near total thyroidectomy.
Keterangan: Tiroidektomi artinya mengangkat kelenjar tiroid, bisa sebelah
(dekstra atau sinistra) atau keduanya (bilateral).
Tiroidektomi subtotal artinya mengangkat sebagian besar tiroid lobus kanan
dan sebagian besar lobus kiri dari jaringan tiroid dengan sisa masing-masing 3
gram. Tiroidektomi totalis artinya semua kelenjar tiroid diangkat.
Lobektomi artinya mengangkat satu lobus saja, aisu secara rinci:
lobektomi totalis dekstra atau lobektomi totalis sinistra
lobektomi subtotal dekstra, artinya mengangkat sebagian besar lobus
kanan, sisa 3 gram.
Ismolobektomi artinya mengangkat satu lobus dan ismus juga. Near total
thyroidectomy artinya ismolobektomi dekstra dan lobektomi subtotal sinistra, atau
sebaliknya. Bila dari hasil pemeriksaan kelenjar getah bening dicurigai adanya
metastasis, dilakukan diseksi radikal kelenjar getah bening pada sisi yang
bersangkutan. Komplikasi-komplikasi operasi antara lain terputusnya nerws
laringeus rekurens dan cabang eksterna dari nervus laringeus superior,
hipoparatirodisme, dan ruptur esophagus.
Kebanyakan neoplasma folikuler berukuran besar, relatif lunak dan nodulnya
tunggal. Pada sitologo Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) umumnya
dilaporkan sebagi indeterminant atau dicurigai neoplasma folikuler atau Hurtle
cell neoplasma. Sekitar 80% dari kasus yang didiagnosis neoplasma folikular dan
Hurtle cell neoplasma bersifat jinak. Sayangnya, penentuan bahwa tumor yang
ditemukan adalah adenoma atau adenokarsinoma tidak dapat ditentukan pada saat
pembedahan dilakukan. Oleh karena itu, kebanyakan ahli memilih tindakan
isthmolobektomi. Bila pada pemeriksaan patologi lesi tersebut terbukti jinak,
maka tidak diperlukan penanganan lanjut. Bila tumor tersebut ganas maka
tiroidektomi total perlu dilakukan untuk memfasilitasi terapi radioactive iodine.
Metastasis ke kelnjar getah bening ditemukan hanya pada 10% dari karsinoma
tiroid folikuler.
B. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium terdiri dari pemeriksaan kadar tiroglobulin,
kalsitonin dan kadar TSH dan fT4. Pada keganasan tiroid, umumnya fungsi
tiroid normal. Namun, perlu diingat bahwa abnormalitas fungsi tiroid tidak
menghilangkan kemungkinan keganasan meskipun memang kecil.
2. Pemeriksaan kadar tiroglobulin serum untuk keganasan tiroid cukup sensitif
tetapi tidak spesifik karena peningkatan kadar tiroglobulin juga ditemukan
pada tiroiditis dan penyakit Graves dan adenoma tiroid. Pemeriksaan kadar
tiroglobuli sangat penting untuk monitoring kekambuhan karsinoma tiroid
pasca terapi. Pada penderita dengan riwayat keluarga karsinoma tiroid
medular, perlu dikerjakan tes genetik dan pemeriksaan kadar kalsitonin. Bila
tidak ada kecurigaan ke arah karsinoma tiroid medulare attau neoplasia
endokrin multipel II, pemeriksaankalsitonin tidak dianjurkan sebagai
pemeriksaan rutin.
3. Pemeriksaan pencitraan pada nodul tiroid tidak dapat menentukan jinak atau
ganas, tetapi dapat membantu mengarahkan dugaan nodul tiroid tersebut
cenderung jinak atau ganas. Modalitas yang sering digunakan adalah sidik
tiroid dan ultrasonografi. Sidik tiroid dapat dengan menggunakan dua
macam isotop yaitu iodium aktif I-123 dan teneksiun Tc-99m. melalui
pemeriksaan ini dapat dibedakan apakah nodul tersebut cold nodule, warm
nodule atau hot nodule.
4. USG pada evaluasi awal nodul tiroid dilakukanuntuk menentukan ukuran
dan jumlah nodul, meskipun sebenarnya USG tidak dapat membedakan
nodul jinak atau ganas. USG dapat mendeteksi nodul yang kecil atau
yangterletak di posterior yang secara klinis belum dapat dipalpasi. Foto paru
dapat dilakukan untuk melihat apabila ada metasstasis.
5. FNAB merupakan metode yang sangat efektif untuk membedakan nodul
jinak atau ganas. Pemeriksaan sitologi dari spesimen FNAB dengan jumlah
sel yang adekuat terbagi menjadi karsinoma, curiga keganasan, limfoma
tiroid, dan jinak. FNAB kurang dapat membedakan karsinoma folikuler dan
Hurtle cell dari bentuk adenoma jinak. Hal ini oleh karena untuk didiagnosis
sebagai keganasan memerlukan bukti adanya invasi ke kapsul atau vaskuler.
Jadi, jarang sekali ditemukan diagnosis karsinoma foliikuler atau Hurtle cell
pada FNAB. Pemeriksaan ulangan tidak disarankan. Disarankan biopsi
surgikal oleh karena sekitar 20% dari lesi merupakan karsinoma.
Pemeriksaan histopatologi merupakan alat diagnostik utama jaringan setelah
dilakukan tindakan lobektomi atau isthmolobektomi. Sedangkan untuk
kasus inoperable, jaringan yang diambil dari biopsi insisi.
DAFTAR PUSTAKA
cendika,jogjakarta:2009
endokrin,jakarta:tim 2012