Anda di halaman 1dari 2

ANATOMI FISIOLOGI PADA KASUS DVT

Vena Vena merupakan pembuluh darah yang dilewati sirkulasi darah kembali
menuju jantung sehingga disebut juga pembuluh darah balik. Dibandingkan
dengan arteri, dinding vena lebih tipis dan mudah melebar. Sama seperti arteri,
vena memiliki 3 lapis dinding yaitu tunika intima, tunika media dan tunika
adventitia. Pada arteri lapisan yang tebal adalah tunika media sedangkan lapisan
tebal pada vena adalah tunika adventitia, yang juga dikenal sebagai externa
tunika. Ini adalah lapisan terluar dari pembuluh darah, yang menyediakan
stabilitas structural mirip lapisan tunika media di arteri. Sementara darah
bergerak melalui arteri oleh aktifitas tunika media, pada vena menggunakan
mekanisme yang berbeda yang disebut pompa otot rangka. Dalam pompa otot
rangka, darah bergerak secara pasif melalui pembuluh darah oleh kontraksi otot
rangka seluruh tubuh, yang memaksa darah untuk bergerak ke atas menuju
jantung bukan penyatuan dalam tubuh extremeties rendah (tangan dan kaki).
Kurang lebih 70% volume darah berada dalam sirkuit vena dengan tekanan yang
relative rendah. Kapasitas dan volume sirkuit vena ini merupakan factor penentu
penting dari curah jantung karena volume darah yang diejeksi oleh jantung
tergantung pada alir balik vena. System vena khsusunya pada ekstermitas
bawah terbagi menjadi 3 subsistem: a) Susbsistem vena permukaan b)
Subsistem vena dalam c) Subsistem penghubung (saling berhubungan) Vena
permukaan terletak di jaringan subkutan tungkai dan menerima aliran vena dari
pembuluh-pembuluh darah yang lebih kecil di dalam kulit, jaringan subkutan dan
kaki. System permukaan terdiri dari: vena safena magna dan vena safena parva.
Vena safena magna merupakan vena terpanjang ditubuh, berjalan dari malleolus
naik ke bagian medial betis dan paha, bermuara ke vena femoralis tepat di
bawah selangkangan. Vena safena magna mengalirkan darah dari bagian
antromedial betis dan paha. Vena safena parva berjalan di sepanjang sisi lateral
dari mata kaki melalui betis menuju lutut, mendapatkan darah dari bagian
posterolateral betis dan mengalirkan darah ke vena poplitea, titik pertemuan
keduanya disebut safenopoplitea. Diantara vena safena megna dan parva
bannyak didapat anastomosis, hal ini merupakan peranan penting saat terjadi
obstruksi vena. System vena dalam membawa sebagian besar darah dari
ekstermitas bawah yang terletak di dalam kompartemen otot. Vena-vena dalam
menerima aliran darah dari venula kecil dan pembuluh intra muskuler. System
vena dalam atau profundal cenderung berjalan sejajar dengan pembuluh arteri
tungkai bawah dan diberi nama yang sama dengan arteri tersebut. Sebgaian
akibatnya, termaksut dalam system vena ini adalah vena tibialis anterior dan
posterior, peroneus, poplitea, femoralis-femoralis profundal dan pembuluh-
pembuluh darah betis yang tidak diberi nama. Vena iliaka juga dimasukkan ke
dalam system vena dalam ekstermitas bawah karena aliran vena dari tungkai ke
vena cava tergantung pada pastensi dan integritas dari pembuluh-pembuluh ini.
Subsistem vena-vena dalam dan permukaan dihubungkan oleh saluran-saluran
pembuluh darah yang disebut vena penghubung ekstermitas bawah. Aliran
biasanya dari vena permukaan ke vena dalam dan selanjutnya ke vana kava
inferior. Pada struktur anatomi vena didapatkan katup-katup semilunaris satu
arah yang tersebar diseluruh system vena. Katup-katup tersbut adalah lipatan
dari lapisan intima yang terdiri dari endotel dan kolagen, berfungsi untuk
mencegah terjadinya aliran balik, mengarahkan aliran kearah proksimal dan dari
system permukaan ke system dalam melalui penghubung. Kemampuan katup
untuk menjalankan fungsinya merupakan factor yang sangat penting sebab aliran
darah dari ekstermitas menuju jantung berjalan melawan gravitasi. Fisiologi pada
aliran vena yang melawan gaya gravitasi tersebut dipengaruhi oleh factor yang
disebut pompa vena. Ada 2 komponen pompa vena yakni perifer dan sentral.
Komponen pompa vena perifer adalah adanya kompresi saluran vena selama
kontraksi otot yang mendorong aliran maju didalam system vena dalam, katup-
katup vena bekerja mencegah aliran retrograde atau refluks selama otot
relaksasi dan adanya sinus-sinus vena kecil yang tak berkatup atau venula yang
terletak di otot berperan sebagai reservoir darah selanjutnya akan
mengosongkan darahnya ke vena-vena dalam selama terjadi kontraksi otot.
Pada komponen pompa vena sentral yang berperan memudahkan arus balik
vena adalah pengurangan tekanan ontratoraks saat insipirasi, penurunan
tekanan atrium kanan dan ventrikel kanan setelah fase ejeksi ventrikel.
Penyumbatan system pembuluh darah vena baisanya menghasilkan thrombosis.
Factor risiko sama dengan pada thrombosis system pembuluh darah arteri.
Thrombus merupakan proses kompleks yang mengikutsertakan interaksi dinding
pembuluh darah dengan trombosit dan protein antikoagulan. Apsien tanpa
penyakit penyerta kadang-kadang dapat pula terkena kelainan ini

Anda mungkin juga menyukai