Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geothermal atau energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk
di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27
tahun 2003 tentang Panas Bumi “Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.”

Metode-metode geokimia berperan utama dan diterapkan secara luas dalam


eksplorasi dan eksploitasi sumber panas bumi. Fokus: Peran geokimia dalam mencari dan
mengembangkan sistem2 panas bumi (T>1800C) Teknik-teknik pengambilan conto fluida
(sampling) Interpretasi data misalnya: - Geothermometer - Kualitas fluida, scaling, dll.

Pengambilan sampel air panas , uap dan gas. Mayoritas manifestasi permukaan
termal, sampel sebagian besar yang representatif. Setelah bidang sampling dianalisis rinci
dari unsur kimia ( baik untuk utama dan elemen ),spesies kimia dan gas dapat dilakukan baik
di lapangan maupun di laboratorium. Metode geokimia bertujuan untuk memprediksi suhu
resevoir, ciri cairan panas, menentukan sumber cairan panas dan menggambarkan zona
permeabel dari reservoir. Tugas ini dilakukan oleh ahli geokimia berpengalaman. Peralatan
untuk pengambilan sampel air panas, uap dan gas dibutuhkan. PH dan gas-gas terlarut harus
dianalisis pada akhir hari lapangan.

1.2 Rumusan masalah


- apa itu geothermal ?
- bagaimana mengeksplorasi geothermal dengan menggunakan metode geokimia
- apa saja analisis yang dipakai dalam mengeksplorasi geothermal
1.3 Maksud

maksud dari makalah ini adalah sebagai berikut :

 Untuk mengetahui definisi dapi pada geothermal.

1
 Untuk mengetahui tahapan eksplorasi geothermal dengan menggunakan metode
gokimia
 Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel
 Untuk mengetahui cara menganalisis dan interpretasi data
1.4 Tujuan

Adapun tujuan dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan ilmu tengtang
materi tersebut, memahami poin-point materi pada makalah ini dan mmenuhi tugas pada
mata kulia tersebut

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Geothermal

Geothermal atau energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk
di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27
tahun 2003 tentang Panas Bumi “Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.”

Gambar 1 : geothermal reservoir


Sumber: http://taman.blogsome.com/

Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang terjadi sejak
planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang diserap oleh permukaan
bumi. Selain itu sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:

 Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.


 Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam
pusat bumi.
 Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.

Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau
air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi
listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh

3
dunia pada tahun 2007, dan menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas
bumi cukup ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area
perbatasan lapisan tektonik.

2.2 Tujuan eksplorasi geothermal dengan menggunakan metode geokimia

Prinsip survei geokimia adalah untuk memprediksi suhu bawah permukaan,


mendapatkan informasi tentang asal-usul cairan panas bumi dan untuk memahami arah aliran.
Yang paling penting kontribusi geokimia untuk penilaian sumber daya panas bumi adalah
geothermometri kimia. Geothermometri adalah alat yang digunakan untuk mengtahui
temperature dari komposisi kimia fluida geothermal.

Beberapa tujuan utama dalam mengeksplorasi geothermal :

- Mengestimasi temperatur bawah permukaan menggu- nakan geotermometer


kimia dan isotop serta model2 percampuran (mixing model).
- Mengidentifikasi asal usul fluida panas bumi terutama dengan teknik-teknik
isotop.
- Menentukan sifat-sifat kimia fluida dalam hubungannya dengan masalah
lingkungan, scaling, dll.
- Menyajikan data hingga tahapan model konsep sistem panas bumi yang
dipelajari.

2.3 Tahapan studi eksplorasi geothermal pada metode geokimia

Pada awal projek eksplorasi panas bumi, belum dapat dipastikan apakah hasilnya akan
ekonomis, dan layak secara teknis maupun lingkungan. Karena itu eksplorasi dan
pengembangan panas bumi memerlukan resiko uang bervariasi. Akibat ketidakpastian itu,
menjadi praktek umum membagi pekerjaan persiapan ke dalam tahap2 untuk meminimalisir
cost tetapi memaksimalkan data dan informasi yang diperoleh pada setiap tahap.

Secara umum tahapan studi-studi geokimia pada eksplorasi fluida panas bumi prinsipnya
melibatkan tiga tahapan:

1. Pengambilan Sampel
2. Analisis

4
3. Interpretasi Data

Berikut ini penjelasan dari tahapan studi-studi geokimia pada eksplorasi fluida panas
bumi

2.3.1 Teknik pengambilan sampel

Sebelum sampel dianalisis sebelumnya sampel harus dikumpulkan terlebih dahulu.


teknik pengambilan sampel yang buruk dapat membuat survey menjadi tidak valis dan jauh
lebih mahal lagi untuk memperbaiki dari kesalahan analisisnya. kesalahan laboratorium dapat
diperbaiki dengan re-analisis dari sampel.

Gambar 2 : contoh sampel larutan panas bumi


Sumber : http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_-
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf

Pengambilan sampel air panas , uap dan gas. Mayoritas manifestasi permukaan
termal, sampel sebagian besar yang representatif. Setelah bidang sampling dianalisis rinci
dari unsur kimia ( baik untuk utama dan elemen ),spesies kimia dan gas dapat dilakukan baik
di lapangan maupun di laboratorium. Metode geokimia bertujuan untuk memprediksi suhu
resevoir, ciri cairan panas, menentukan sumber cairan panas dan menggambarkan zona
permeabel dari reservoir. Tugas ini dilakukan oleh ahli geokimia berpengalaman. Peralatan
untuk pengambilan sampel air panas, uap dan gas dibutuhkan. PH dan gas-gas terlarut harus
dianalisis pada akhir hari lapangan.

5
Gambar 3 : Lokasi- lokasi pengambilan sampel panas bumi
Sumber : http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_-
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf

Untuk mendapatkan sampel2 fluida panas bumi yang representatif memerlukan


teknik-teknik pengambilan sampel beserta tempat penampungnya (container). Pengambilan
sampel juga harus memperhatikan hal hal berikut :

• Sampling di lapangan T tinggi


• Safety first
• Pemilihan lokasi yang cocok
• Fumaroles
• Mata air Panas
• Ambil sampel fluida termal dan non-termal

6
Pada teknik pengambilan sampel dalam mengeksplorasi geothermal dengam
menggunakan metode geokimia juga dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu :

2.3.1.1 Teknik pengambilan sampel dari fumarola

Gambar 4. Teknik pengambilan sampel dari fumarola


Sumber : http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_-
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf

Fumaroles: Harus diperhatikan bahwa aliran yang terpisah dan terarah dipilih dan
menyebar yang dihindari dengan cara apa pun. Panduan yang bagus untuk kesesuaian arus
keluar pengambilan sampel adalah endapan belerang. Saluran ditempatkan di atas aliran
keluar dan Anda harus berhati-hati tidak ada udara atmosferik masuk. Corong terhubung ke
tabung titanium yang diarahkan ke titik yang lebih rendah di mana sampel dikumpulkan. Sub-
sampel adalah sama dengan yang dikumpulkan dari fase uap dari sumur dua fase Sampel.

Perawatan mata air harus diambil untuk mendapatkan sampel sedekat mungkin
dengan aliran keluar. Sebuah Indikator seperti tinta dapat digunakan jika sulit ditemukan.
Biasanya sampel air akan ditarik dengan pompa ke dalam labu evakuasi. Peralatan
penyaringan dipasang antara sampel dan pompa bila perlu. Jika sampel gas diperlukan dua
labu dievakuasi satu dengan keran di kedua ujungnya di bawah dan botol gas doubleport

7
mengandung 40% NaOH di atas disusun secara seri. Keran dibuka perlahan, pertama pada
termos dua ujung dan berhati-hati agar air tidak masuk ke botol doubleport

2.3.1.2 Teknik pengambilan sampel panas bumi dua frasa

Gambar 5 : teknik pengambilan sampel panas bumi dua frasa


Sumber : https://orkustofnun.is/gogn/unu-gtp-sc/UNU-GTP-SC-11-28b.pdf

2.3.1.3 Teknik pengambilan sampel dari sumur sumur eksplorasi, sumur-sumur


produksi dan PLTP

Gambar 6 : pengambilan sampel dari sumur-sumur eksplorasi dan sumur-sumur produkasi


Sumber : http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_-
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf

8
Gambar 7 : teknik pengambilan sampel dari PLTP
Sumber : http://engine.brgm.fr/web-offlines/conference-Mid-Term_Conference_
_Potsdam,_Germany/other_contributions/39-slides-0-Olafsson.pdf

2.3.2 Analisis Dan Interpretasi Data

Geokimia panas bumi, dimaksudkan untuk mengetahui jenis manifestasi,


pengukuran temperatur, pH, debit. Kimia air, gas, temperatur, pH, Hg tanah dan CO2 udara
tanah untuk interpretasi geokimia panas bumi.Evaluasi data kimia dilakukan melalui
klasifikasi tipe air panas, pendugaan temperatur bawah permukaan berhubungan dengan
reservoir panas bumi. . Analisis dan interpretasi data pada sampel geokimia menggunakan
beberapa alat diantaranya titrasi, flamefotometri, spektrofotometri, Spektrofotometri Serapan
Atom, Analisis penyelidikan sampel geothermal terdiri dari analisis geohermometer air,
geothermometer uap dan geothermometer isotop

2.3.2.1 Geothermometer Air

Geotermometer merupakan salah satu parameter untuk menghitung atau untuk


mengukur tingkat kepanasan air yang ada dalam wilayah sumber air panas dengan
menggunakan termometer, dan yang menjadi objek pengukurannya adalah kandungan unsur
kimia yang ada di dalam air tersebut. Adapun cara yang lain digunakan adalah dengan
menggunakan persamaan yang telah ditetapkan tergantung unsur-unsur yang terkandung di
dalam air. (Prihadi Sumintadireja A. 2006)

9
Analisis geothermometer air juga dibagi atas 4 tahap, yaitu geothermometer silika,
geothermometer Na/K, geothermometer Na-K-Ca, dan geothermometer Na-K-Mg. Adapun
penjelasan dari masing- masing analisis geothermometer adalah sebagai berikut.

1) Geothermometer silika

Didaerah panas bumi silika di jumpai pada berbagai kedalaman dalam berbagai
bentuk seperti kuarsa, kalsedon, kristobalit dan silika amorf. Kuarsa adalah bentuk silika
yang paling stabil dan kelarutannya paling rendah. Kelarutan kuarsa hampir tidak
berpengaruh oleh adanya garam-garam yang terlarut. Penelitian menunjukan bahwa silika
dalam reservoar berpengaruh terhadap perubahan silika. Fournier 1983 (Ellis and
Mahon,1977) telah menyelidiki kelarutan bentuk-bentuk silika pada tekanan uap air jenuh
yang hasilnya menyatakan bahwa pada suhu tinggi larutan hidrotermal bersifat jenuh dengan
kuarsa . temperatur reservoir yang diperkirakan dari pengukuran konsentrasi silika dengan
temperatur yang diukur secara lansung dengan metode fisika yang cocok untuk air panas
bumi suhu tinggi (180-260)°C. Suhu reservoar dapat diperkirakan dari konsentrasi silika
(mg/kg) dengan menganggap air jenuh dengan kuarsa, adiabatik, pendinginan isoeltapi.
Truesdell 1976 (Ellis dan Mahon, 1977) menyatakan bahwa suhu reservoar dapat
diperkirakan dari konsentrasi silika (mg/kg) dengan menganggap air jenuh dengan kuarsa,
adiabatik, pendinginan isoentalpi. Rumus yang menyatakan hubungan konsentrasi silika
dengan suhu adalah :

2) Geothermometer Na/K

Geotermometer lain yaitu Na/K, penggunaan geotermometer Na/K didasarkan


pada reaksi perubahan: K+ + Na-feldspar = K-feldspar + Na+. Ellis, Fournier dan Truesdell
1976 (Ellis dan Mahon, 1977) menyatakan bahwa untuk air dengan pH mendekati netral
dengan konsentrasi kalsium rendah [(Ca1/2/Na) < 1] maka geotermometer Na/K memberikan
pengukuran yang baik pada rentang suhu (180-350)°C untuk batuan sedimen. Suhu yang

10
terhitung dengan geotermometer Na/K biasanya cocok dengan suhu yang terhitung dengan
geotermometer SiO2 tetapi kadang-kadang lebih tinggi (beberapa puluh derajat).
Geotermometer Na/K memberikan hasil yang baik untuk beberapa air panas bumi suhu tinggi
tetapi akan tidak baik untuk air panas bumi dengan konsentrasi kalsium tinggi dan suhu
permukaan rendah. (Ellis dan Mahon, 1977) menggunakan rumus sederhana untuk
menghitung suhu reservoar dengan geotermometer Na/K yaitu

3) Geothermometer Na-K-Ca

Dalam kenyataan air panas bumi sering mengandung konsentrasi Ca yang s berarti.
Dalam hal ini geotermometer Na-K menghasilkan perkiraan suhu yang tidak tepat. Oleh
karena di bawah suhu 1800 oC maka pertukaran kation antara Na dan K feldapar mungkin
tidak dominan. Menurut Fournier dan Truesdell 1976 diambil Ellis dan Mahon, 1997
menggunakan rumus Geotermometer yang melibatkan katian Ca dalam reaksi aluminosilikat
untuk menghitung suhu reservoir yaitu :

4) Geothermometer Na-K-Mg

Metode ini dikembangkan oleh Gigenbach (1988) yaitu dengan mengeplot Na/1000-
K/100-√Mg dalam suatu diagram segitiga. Geothermometer ini menggabungkan dua
persamaan geothermometer lain yaitu Na/K dan K-Mg. Na/K mewakili proses kesetimbangan
reaksi di dalam reservoar yang bersifat lambat, sedangkan K-Mg mewakili proses

11
kesetimbangan yang cepat pada daerah yang mendekati permukaan. Dengan demikian
geothermometer ini dapat digunakan untuk mengevaluasi di dalam reservoar maupun di level
dekat permukaan. Keuntungan menggunakan metode ini adalah dapat menggambarkan
jumlah sampel yang sangat banyak dalam satu diagram sehingga analisa semi kuantitatif
dapat dilakukan sekaligus. Untuk sampel fluida yang dihasilkan dari sumur bor seperti pada
pengeboran eksplorasi, umumnya mengandung Mg yang sangat kecil dan dalam diagram ini
pada dasarnya yang berperan adalah persamaan Na/K. Walaupun demikian perlu diingat
kembali bahwa geothermometer Na/K Gigenbach 1988 menghasilkan nilai yang paling tinggi
di antara persamaan-persamaan lain. Sehingga untuk melihat sensitivitas hasil perhitungan
dengan persamaan lain perlu dibandingkan dengan geothermometer Na/K dari Fournier
(1992) adalah :

2.3.2.2 Geothermometer uap/gas

Pada Fumarol Gunung Arjuno-Welirang tercium bau gas H2S sangat menyengat,
dan suara desis yang kuat. Gas-gas yang terdeteksi adalah CO2, H2S, SO2, O2, Ar, dan N2
yang dinyatakan dalam konsentrasi %mol. Dengan konsentrasi didominasi oleh kandungan
gas CO2, H2S, SO2 dibandingkan gas-gas lainnya yang relatif sangat kecil. Adanya gas H2S
dan SO2 ,mengindikasi daerah tersebut berada pada lingkungan vulkanik. Sementara gas N2
dimungkinkan dari degradasi materi organik pada kerak bumi yang berinteraksi dengan
magma (Tim Survey Geologi dan Geokimia, 2010) Berdasarkan perhitungan
geotermometri gas CO2 dan H2S mengacu kepada Giggenbach (1980) melalui
persamaan Log CO2 = 37,43 + 73192/T – 11829x103/T2 + 0,18923T – 86,187 Log
T diperoleh temperature sebesar 260°C s.d 263°C.

12
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan beberapa geotermometer air dan
geotermometer gas, maka dapat disimpulkan bahwa untuk pendugaan suhu reservoir di
daerah outflow ini kemungkinan dapat menggunakan pendugaan geotermometer air yaitu
geotermometer SiO2 Quartz No-Steam Loss, dengan asumsi bahwa kandungan silica
mengalami pendinginan secara konduktif (conductive cooling) yang dialami fluida yang naik
ke permukaan. Untuk suhu reservoir di daerah outflow ini kemungkinan berkisar antara
145°C s.d 175°C.

2.3.2.3 Geothermometer Isotop

Geothermometer isotop merupakan Fraksionasi isotop unsur2 ringan jumlahnya


cukup besar dan tergantung pada T. Memungkinkan menggunakan distribusi isotop2 stabil H,
C, dan O di antara komponen2 terlarut dan dalam gas sebagai geothermometer.Sejumlah
geothermometer isotop telah dikembangkan dan cukup luas digunakan.

Gontoh reaksi geothermometer isotop

1. 12
CO2 +
13
CH4 ↔ 13
CO2 +
12
CH4

2. CH3D + H2O ↔ HDO + CH4

3. HD + H2O ↔ H2 + HDO

4. S16 o4 + H218o ↔ S16o3 18o + H2 16o

Geothermometer isotop pertama didasarkan pada nilai 13C di dalam CO dan CH , yang
2 4
2
kedua dan ketiga pada nilai  H dalam CH4 dan uap dan pada H2 dalam uap.
18
Geothermometer keempat menggunakan  O dalam SO4 terlarut dan air cair.

13
BAB III
HASIL DAN CONTOH STUDI KASUS

3.1 CONTOH STUDI KASUS KE- 1

PENYELIDIKAN GEOKIMIA PANAS BUMI DAERAH JABOI KOTA SABANG,


NANGROE ACEH DARUSSALAM

Oleh: Dedi Kusnadi, Supeno, dan Edi Purwoto

Penyelidikan geokimia panas bumi di daerah Jaboi. merupakan salah satu metode
penyelidikan terpadu termasuk wilayah Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam. Luas daerah Penyelidikan (11 x 10) km2, koordinat UTM 749.976-760488
m Timur dan 638398-648060 m Utara.

Manifestasi panas bumi terdiri dari fumarol Jaboi temperatur 98.4-99.5 oC, air
panas pH asam Jaboi temperatur 95.0-96.4 oC muncul pada elevasi 72-169 m dpl, dan
mata air panas Iesieum pH netral temperatur 67-71 oC, sedangkan air panas lainnya
muncul di pantai, yaitu di bagian tenggara daerah penyelidikan (Keunekai, Pasi Jaboi,
dan Batetamon) temperatur 38.0-60 oC. Sedangkan di pantai sebelah utara muncul fumarol
dan air panas Lho Pria Laot dan Seurui, temperatur 99,3-100,7 oC.

Pada diagram segitiga Cl-SO4-HCO3, air panas Jaboi termasuk tipe air sulfat asam,
dan air panas Ieseum tipe bikarbonat dengan konsentrasi SO4 cukup signifikan., Pada
diagram Na-K-Mg terletak pada immature water, pada diagram segitiga Cl-Li-Boron, air
panas berada pada pojok Cl, kecuali air panas Ieseum.Temperatur bawah sekitar 250oC, dari
geotermometer SiO2 air panas Ieseum dan geotermometer gas CO2-H2.dari gas Fumarol
Jaboi. Tanah dan udara tanah dari 114 sampel, bertemperatur 23.7 – 38.6 oC, pH tanah
3.15-7.5. Konsentrasi anomali Hg dan CO2, di sekitar lokasi fomarol dan air panas Jaboi,
pada beberapa titik amat B, BC, C, dan D, serta titik amat di Lho Pria Laot dan Serui.
Hg>1900 ppb dan CO2 >5,0 %, luasnya sekitar 2.5 km2.

14
Gambar 8 : diagram segitiga Cl – SO4 – HCO3 air panas daerah jaboi
Sumber :http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202005/panas%20bumi/Sabang%20Makalah%20Geokimia.pdf

Gambar : diagram segitiga Na-K-Mg air panas daerah jaboi


Sumber:http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202005/panas%20bumi/Sabang%20
Makalah%20Geokimia.pdf

15
Gambar 9 : diagram segitiga Cl - Li - B
Sumber : http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202005/panas%20bumi/Sabang%20
Makalah%20Geokimia.pdf

Gambar 10 : peta distribusi CO2 daerah panas bumi jaboi kota sabang

Sumber : http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202005/panas%20bumi/Sabang%20
Makalah%20Geokimia.pdf

16
3.2 CONTOH STUDI KASUS KE- 2

PENYELIDIKAN TERPADU DAERAH PANAS BUMI OKA, KAB. FLORES


TIMUR-NTT
Oleh:
Bakrun, Herry Sundhoro, Setiadarma Dirasutisna, Dendi Suryakusuma,
Ario Mustang, Timor Situmorang

Manifestasi panas bumi di daerah ini berupa mata air panas Oka, Kawaliwu dan
Dusun Haras dengan temperatur permukaan berkisar antara 47– 54°C, selain air panas
ditemukan juga batuan ubahan yang dicirikan oleh bau belerang yang menyengat.

Bentuk morfologi daerah penyelidikan termasuk jenis perbukitan bergelombang tajam


– sedang, dengan ketinggian antara 300 – 1300 m dari muka laut dapat dikelompokan
kedalanm 3satuan morfologi yaitu satuan morfologi perbukitan bergelombang tajam, satuan
morfologi perbukitan bergelombang lemah-landai dan satuan petadaran.

Stratigrafi daerah panas bumi Oka terdiri dari 14 satuan batuan pada umumnya terdiri
dari batuan vulkanik yang didominasi oleh batuan hasil aktifitas gunung api Kuarter.

Batuan penudung diduga berupa batuan ubahan. Sebagian batuan ini tersingkap di
permukaan, terutama pada tubuh lava andesit Kadeka 3 (Qlk3). Tubuh lava ini secara lokal
telah terkekarkan, sehingga memudahkan adanya akses fluida panas bumi yang bersifat asam
yang merubah batuan segar menjadi batuan alterasi. Hal ini ditunjang oleh adanya beberapa
struktur hasil interpretasi pengukuran geofisika.

Zona batuan penudung yang berada disekitar alterasi pada umumnya bersesuaian
dengan daerah tahanan jenis rendah (<25 Ohm-meter) yaitu lintasan F dengan luas daerah
prospek 1 Km. Namun demikian kedalaman puncak reservoir dari hasil sounding diduga
masih dalam (>1000 m) dan diperkirakan terdapat pada aliran piroklasatik G. Waikerawak.
Hal ini didukung oleh harga anomali magnet rendah pada lokasi yang sama.

17
LOKASI PENYELDIKAN
"

Gambar 11 : lokasi penyelidikan


Sumber : https://docplayer.info/55297378-Penyelidikan-terpadu-daerah-panas-bumi-oka-kab-flores-
timur-ntt.html

Gambar 12 : Diagram segitiga Cl, SO4, HCO3


Sumber : https://docplayer.info/55297378-Penyelidikan-terpadu-daerah-panas-bumi-oka-kab-flores-
timur-ntt.html

18
Gambar 13 : . Diagram segitiga Na, K, Mg
Sumber : https://docplayer.info/55297378-Penyelidikan-terpadu-daerah-panas-bumi-oka-kab-flores-
timur-ntt.html

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Geothermal atau energi panas bumi adalah energi panas yang terdapat dan terbentuk
di dalam kerak bumi. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah seiring bertambahnya
kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai 5400 °C. Menurut Pasal 1 UU No.27
tahun 2003 tentang Panas Bumi “Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di
dalam air panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan untuk
pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.”

Metode-metode geokimia berperan utama dan diterapkan secara luas dalam


eksplorasi dan eksploitasi sumber panas bumi. Fokus: • Peran geokimia dalam mencari dan
mengembangkan sistem2 panas bumi (T>1800C) • Teknik-teknik pengambilan conto fluida
(sampling) •Interpretasi data misalnya: - Geothermometer - Kualitas fluida, scaling, dll.

Pengambilan sampel air panas , uap dan gas. Mayoritas manifestasi permukaan
termal, sampel sebagian besar yang representatif. Setelah bidang sampling dianalisis rinci
dari unsur kimia ( baik untuk utama dan elemen ),spesies kimia dan gas dapat dilakukan baik
di lapangan maupun di laboratorium. Metode geokimia bertujuan untuk memprediksi suhu
resevoir, ciri cairan panas, menentukan sumber cairan panas dan menggambarkan zona
permeabel dari reservoir. Tugas ini dilakukan oleh ahli geokimia berpengalaman. Peralatan
untuk pengambilan sampel air panas, uap dan gas dibutuhkan. PH dan gas-gas terlarut harus
dianalisis pada akhir hari lapangan.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa pnusunam makaha ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi penulisan, penyusunyan maupun isi materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
yang bersifat membangun agar nantiya dapat mnyempurnakan makalah ini kembali.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. file:///C:/Users/ACER/Downloads/254385544-Geokimia-Dlm-Ekspl-Geothermal.pdf

2. http://pilarge04.blogspot.com/ (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober Pukul 06.47)

3. https://docplayer.info/55297378-Penyelidikan-terpadu-daerah-panas-bumi-oka-kab-
flores-timur-ntt.html (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober Pukul 08.21)

4. http://psdg.bgl.esdm.go.id/kolokium%202005/panas%20bumi/Sabang%20Makalah%
20Geokimia.pdf (Diakses Pada Tanggal 24 Oktober Pukul 11.19)

21

Anda mungkin juga menyukai