Bab Iv-V
Bab Iv-V
BAB IV
Para Raider 502/Ujwala Yudha adalah yonif para raider yang tergabung
Yudha diresmikan pada 17 Mei 1962. Saat ini Yonif Para Raider
Tanggal 22 April 2016 secara resmi batalyon ini berubah nama dari Yonif
oleh Divisi Infanteri 2/Kostrad pada TA. 2016. Hal ini sebagai tindak
kualitas tempur satuan jajaran TNI AD, dimana pada TA. 2016 ini, TNI
yang terdapat dalam setiap pribadi untuk dapat dicapai kualitas pribadi
moral dan etika karena moral adalah suatu bentuk kepribadian yang
adalah norma dan nilai yang dijadikan pedoman dalam proses interaksi
melaksanakan tugas.
moril dan disiplin anak buah yang dipimpinnya, keterkaitan ini terlihat
yang harus diketahui oleh seorang pimpnan, hal lain yang seringkali
mempengaruhi kondisi disiplin, moril dan semangat pajurit, maka dari itu
a. Budhi
502/Ujwala mengatakan:
mengatakan:
menjelaskan:
dan keadilan ini salah seorang Bintara Batalyon Infanteri Para Raider
Ak yang mengatakan:
seorang pemimpin.
94
Yang Maha Esa, membela kebenaran dan keadilan, serta memiliki sifat-
b. Bhakti
serta setiap saat bersedia membela kepentingan nusa dan bangsa guna
menjelaskan:
keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu dalam setiap tugas yang
perwira TNI ini dijelaskan oleh salah satu perwira Letkol Sn yang
menjelaskan:
Indonesia, merupakan suatu hal yang harus dipedomani terkait dengan tugas
pokok tni dan merupakan cerminan jati diri TNI, moral, etika keprajuritan
c. Wira
96
etik Wira yang salah satunya adalah perwira TNI adalah kesatria yang harus
memegang teguh kesetiaan dan ketaatan dijelaskan oleh salah seorang Staf
dan ketaatan merupakan sebuah komitmen yang kuat dari seorang pemimpin
merupakan suatu hasrat yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi
nama organisasi; dan keyakinan yang kuat dalam menerima nilai-nilai dan
Wira yaitu perwira TNI adalah kesatria yang harus memegang teguh
“Disiplin merupakan nafas bagi prajurit TNI yang setiap hari selalu
ditekankan baik apel pagi maupun siang melalui Pawas (Perwira
Pengawas) disamping itu pula setiap minggu merupakan jam
komandan baik di waktu apel bendera maupun pengarahan yang
dilaksanakan di aula bagi seluruh anggota, guna menghindari
terjadinya pelanggaran yang akan dilakukan anggota, disamping itu
pula kepada anggota, khususnya prajurit yang melakukan pelanggaran
disiplin akan diberikan sanksi yang tegas sesuai hukum yang berlaku.
Ini merupakan komitmen dalam kepemimpinan tanpa melihat pangkat
perwira, bintara maupun tamtama”. (wawancara, 12 Mei 2019).
perwira pemimpin adalah Pemimpin (soko guru) bagi bawahannya hal ini
diwujudkan dalam fungsi fungsi melekat yang di miliki oleh seorang Perwira
Hal ini sesuai dengan pertanyaan yang diajukan kepada Satu Bintara di
beliau menjelaskan:
adanya karakter kepemimpinan yang kuat dan handal sebagai soko guru
bagi bawahannya. Karakter adalah struktur ideal pada jiwa dan raga yang
pemimpin yang memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat sehingga
pembinaan kejiwaan.
guru bagi anggotanya ini juga dikemukakan oleh salah satu Perwira yang
menjelaskan:
untuk memaksakan diri mencari-cari jabatan dan harta (karena akan datang
dengan sendirinya sesuai strata dan kedudukan nantinya). Karakter yang kuat
mengembangkan diri.
wira adalah Perwira TNI Adalah Kesatria yang berani bertanggung jawab, hal
pemimpin bagi dirinya sendiri. Jika ia telah mampu untuk memimpin dirinya
sendiri maka barulah ia akan mampu untuk memimpin orang lain serta
tanggung jawab terhadap sesuatu yang menjadi kewajiban atau tugasnya dan
erat karena sama-sama melibatkan beberapa orang dalam suatu kerja sama,
usaha atau kegiatan. Dalam kegiatan suatu organisasi pada tingkat dan jenis
yang erat dan sulit untuk dibedakan. Demikian juga dalam memimpin
”Dari pengamatan saya selama ini belum ada kegiatan yang lolos dari
pantauan Danyon pekerjaan dan kegiatan-kegiatan sesuai program kerja
yang telah ditetapkan, semuanya dikendalikan dan dipantau secara
101
bahwa semua usaha berjalan dengan lancar sehingga apa yang menjadi
etika sebagai dasar mengoptimalkan semua bakat dan potensi sumber daya
manusia, dan meningkatkan nilai dari semua sumber daya yang dimiliki oleh
manusia.
d. Utama
Kode etik kepemimpinan selanjutnya adalah Utama dalam hal ini menegaskan
TNI.
didasarkan pada potensi akal budi dan hati nurani manusia dalam berhubungan
dengan norma dan kesusilaan umum, baik terhadap diri pribadi sesama
102
adalah sebuah akhlak mulia yang dicerminkan dalam sikap dan perbuatan
pemimpin sebagai manusia yang sesuai dengan kodrat, hakikat, dan martabat
disiplin dalam penelitian ini diejawantahkan dalam hak dan kewajiban asasi
sebagai berikut:
buahnya untuk bekerjasama, karena begitu dia berhasil dibujuk, anak buah
akan tunduk tanpa sadar, jika menakut-nakutinya, anak buah hanya bertahan
selama anak buah takut, setelah itu berakhir. Tidak diperlukan lagi
memulai lagi, dengan lebih cerdas. Semua kesuksesan berawal dari berani
memulai. Orang yang takut gagal tidak akan pernah memulai. Tak ada satupun
orang di dunia ini yang tak pernah melakukan kesalahn. Bawahan yang baik
dan potensial harus tetap di dorong, dihargai dan diberi rangsangan agar
bangkit dengan lebih baik ketika ia melakukan kesalahan. Setiapa orang pasti
akan bekerja dengan lebih baik lagi. Namun demikian pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang tegas, mampu memiliki jiwa pemaaf yang sangat baik,
menjadi prajurit TNI melalui seleksi yang sangat ketat, jika mereka tidak
produktif tentu ada yang salah dengan kepemimpinan, dan itu pasti kesalahan
sebagai individu yang perlu dihargai dan diakui keberadaannya sebagai orang
keterbatasan itu, mereka sangat mungkin menjalani hidup lebih baik dari
berperilaku sopan, lebih mampu menahan amarah dan tidak serakah, mereka
perwira pemimpin harus sadar bahwa dirinya adalah orang yang menjadi suri
tauladan dari para anggota bawahannya oleh sebab itu perwira pemimpin harus
mampu menjadi contoh yang baik bagi anggota maupun korps perwira. Hal ini
Perang pada umumnya dan kehormatan korps perwira pada khususnya harus
senantiasa dipelihara dan dijaga dengan baik-baik, itu adalah hal yang sudah
terhadapnya, karena organisasinya yang utuh serta mutu dan jiwa perwira-
yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu
suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau
interaksi yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh
intern, seperti latar belakang, gaya memimpin dan pengalaman juga dipengaruhi
faktor ekstern seperti sistem aturan yang berlaku maupun sumber daya
organisasinya.
a. Faktor internal
visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan
seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
memisahkan seorang profesional militer yang baik dari yang besar. Sementara
sering ditemukan secara alami memiliki karisma dan rasa percaya diri yang
kemampuan luar biasa untuk menarik pengikut dan penggemar di mana pun
tidak tegas dan tidak menerapkan hukum yang benar, maka wajar saja jika
anggota atau rakyatnya pun banyak yang menyimpang, karena akibat dari
ulah dari si pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, pemimpin yang benar
107
2) Gaya memimpin
berpedoman kepada aturan yang berlaku sebagai acuan terhadap anak buah,
perwira saat ini sebenarnya cenderung juga mau menerima saran dari
bawahannya jika hal ini bersifat membangun tapi disisi lain beliau akan
3) Pengalaman
dalam kehidupan sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang
Dari sisi pengalaman dapat dilihat dari karir militer yang dimiliki oleh
dalam memimpin organisasi selain itu dari sisi kepangkatan juga menunjukkan
selain itu disisi tempat penugasan beliau juga telah menempati jabatan di
ditinggalkan dan dicari permasalahannya agar nantinya tidak terulang hal yang
seorang pemimpin maka akan semakin tinggi pula kualitas yang dimiliki oleh
pendidikan formal, non formal, maupun informal, dan masa kerja baik di satu
pengalaman kerja yang dimiliki pemimpin bisa didapat selama mereka duduk
di bangku sekolah atau kuliah, pelatihan, seminar, dan kegiatan ilmiah lainnya,
meliputi tingkat pendidikan baik formal maupun militer, pelatihan yang pernah
menjelaskan:
dan tingkat pengalaman kerja anggota atas pekerjaan tersebut, dengan tujuan
agar pekerjaan yang diberikan dapat dikerjakan secara baik, benar, efektif, dan
bagaimana cara melakukannya, di mana dan kapan dilakukan, dengan cara dan
lebih tinggi, siap memikul tanggung jawab lebih dalam mengambil keputusan,
tertarik kepada masalah yang dihadapi, memahami dan merasa identik dengan
lingkungan yang berasal dari organisasi, berupa Sistem dan aturan yang
kepada para pengikutnya. Dalam hal waktu, semakin sedikit waktu yang
semakin sedikit.
Mengenai kepemimpindan dan sistem aturan yang berlaku ini Bapak I.R
mengungkapkan pendapatnya:
Kepemimpinan para perwira saat ini saya rasa sesuai dengan perubahan
yang ada, dimana TNI masa depan diharapkan dapat mengubah segala
pradigma buruk pada diri TNI. Maka oleh sebab itu TNI harus mampu
membangun kondisi kepemimpinan sesuai yang diharapkan. Jika seseorang
ingin karir militernya (wawancara, 14 Mei 2019).
dipraktekkan secara nyata dilapangan. Ilmu dan materi yang diberikan dalam
” Jika seseorang ingin karir militer yang luar biasa, ia harus siap
untuk menunjukkan kualitas yang akan membuat dia seorang
profesional militer dicapai. Ambisi untuk menjadi kebugaran,
terbaik fisik, komitmen, kemampuan kepemimpinan, dan disiplin
diri akan membantu seseorang mencapai tujuan. Siapapun saat ini
melayani di militer akan memberitahu Anda bahwa karir militer
menawarkan menarik, pengalaman kerja bermanfaat.” (wawancara,
14 Mei 2019)
Pada hakekatnya Perwira adalah pemimpin bagi anak buahnya, sehingga harus
memimpin organisasi atau satuan / unit harus ada aspek kerjasama, soliditas
dan keterpaduan yang seimbang. (2) Sikap sebagai seorang Komandan tidak
harus setiap saat ditampilkan dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi pada
saat saat tertentu dimana ybs harus dpt mengambil keputusan dalam memilih
lebih dari satu alternatif pilihan. (3) Kepemimpinan Militer dituntut untuk
Karakter adalah struktur ideal pada jiwa dan raga yang membedakan seseorang
dengan yang lain, dengan demikian maka Pemimpin yang berkarakter adalah
seorangpemimpin yang memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat sehingga
memiliki keunggulan dalam segala hal. Dalam hal ini dibutuhkan kompetensi
latihan dan penugasan yang sistematis dan berkelanjutan, yang dimulai dari
semakin kritis. Tuntutan mereka pun semakin tinggi. Situasi ini tentu
organisasi yang bersifat militer. Namun masih terbatasnya alokasi dana dan
anggaran bagi TNI yang dapat berpengaruh tehadap pencapaian sasaran dalam
rahasia lagi jika tentara yang profesional itu harus memiliki kompetensi namun
hal ini belum terlaksana dengan baik karena masih banyak prajurit TNI
b. Masih adanya perwira yang kurang memahami tugas pokok dibanding hal-
hal lain di luar tugas pokok, lebih mengutamakan pelaksanaan tugas di luar
kemampuan fisik. Hal ini terlihat dalam berbagai uji kompetensi untuk
Zeni, yang sesuai lingkungan kerja dan tugas pokok yang dihadapi.
menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris. Hal ini dapat dilihat dari
dapat terwujud.
lingkungan yang sangat dinamis saat ini. Pemimpin harus memimpin dalam
ditemukan pada beberapa perwira TNI antara lain : kurang kuatnya karakter
terhadap orang lain, mereka harus bisa memiliki dominasi yang besar jika
dan selalu berpikir positif untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan dan
kepercayaan terhadap orang lain, dan rasa hormat. Kepercayaan diri yang
terhadap diri dan orang lain. Seorang pemimpin yakin bahwa mereka
mengendalikan nasib orang lain dan bahwa perilaku mereka secara langsung
yang jujur dan etis, membuat seseorang dapat dipercaya. Integritas adalah
memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Hal ini juga disebut sebagai
untuk bekerja dengan baik dengan orang-orang, dan EI sangat penting untuk
4.3 Pembahasan
118
Wira Utama”.
a. Budhi
pemimpin.
Yang Maha Esa, membela kebenaran dan keadilan, serta memiliki sifat-
b. Bhakti
rakyat Indonesia.
dengan tugas pokok tni dan merupakan cerminan jati diri TNI, moral,
c. Wira
perwira TNI adalah kesatria yang harus memegang teguh kesetiaan dan
dan ketaatan merupakan sebuah komitmen yang kuat dari seorang pemimpin
merupakan suatu hasrat yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi
nama organisasi; dan keyakinan yang kuat dalam menerima nilai-nilai dan
soko guru adalah seorang pemimpin yang memiliki jiwa dan raga yang sehat
dan kuat sehingga memiliki keunggulan dalam segala hal memerlukan "self
121
jabatan dan harta (karena akan datang dengan sendirinya sesuai strata dan
Perwira pemimpin yang memiliki etika dan berani bertanggung jawab akan
etika sebagai dasar mengoptimalkan semua bakat dan potensi sumber daya
manusia, dan meningkatkan nilai dari semua sumber daya yang dimiliki oleh
manusia.
d. Utama
dalam hal ini menegaskan bahwa seorang perwira TNI adalah Penegak
hal ini disebabkan karena keputusan yang diambil oleh seorang Perwiralah
kepemimpinan yang berasal dari kata dasar "pimpin" yang artinya bimbing atau
tuntun. Dari kata “pimpin” lahirlah kata kerja "memimpin" yang artinya membimbing
atau menuntun dan kata benda " pemimpin" yaitu orang yang berfungsi memimpin,
atau orang yang membimbing atau menuntun. Didalam kehidupan sehari-hari dan juga
dalam kepustakaan muncullah istilah yang serupa dengan itu dan kadang-kadang
dipergunakan silih berganti seakan-akan tidak ada bedanya satu dengan yang lain,
kekacauan dalam pemikiran yang berakibat tentunya kekacauan dalam tindakan dan
salah salah satu sarana dalam menggerakkan (actuating) dan yang terakhir
Sementara itu Louis A. Allen bahkan melihamya bukti dari buah karyanya The
kesetiaan dan ketaatan, Pemimpin (soko guru) dari bawahannya dan Berani
kode etik kepemimpinan ini Menurut H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif
masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar
kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya
manusiawi.
bawahanya jika hal ini bersifat membangun tapi disisi lain beliau akan
b. Faktor eksternal
kepemimpinan perwira ini meliputi sistem dan aturan yang berlaku dimana
adil, peran ini sangat sulit dilakukan karena ada kecenderungan dalam diri
bertindak berdasarkan fakta yang ada dan tidak pilih kasih yang pada
aturan yang berlaku dalam agama yang dianut oleh anggota yang
bersangkutan.
berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola
dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua
SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara
dan mengendalikan.
penting bagi organisasi militer seperti: manusia, sumber daya alam, uang,
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
teguh kesetiaan dan ketaatan, Pemimpin (soko guru) dari bawahannya dan
5.2 Saran
dipimpinnya.
yang tidak saja memiliki daya juang dan tempur yang tinggi. Tapi juga visi,
konsep, dan kemampuan perubahan terhadap bangsa dan negara lebih baik,
selain itu pemimpin juga harus memiliki kapabilitas dinamis yang mampu
melihat jauh ke depan, dapat cepat belajar, dan melakukan perubahan terus
menerus.
masyarakat.