(1950-2010)
SKRIPSI
Oleh:
Paskalis Tribowo Kriswinarso
131314054
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Romo Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang Rm. Silpisius Parjono Pr,
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
"Pemenang bukan mereka yang tercepat, tapi pemenang adalah mereka yang
terjatuh kemudian bangkit”
(Marq Marquez)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
SEJARAH GEREJA KATOLIK
SANTA THERESIA LISIEUX MAJENANG
(1950-2010)
Kata Kunci: Sejarah, Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang, Peran.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE HISTORY OF THE CATHOLIC CHURCH OF
SANTA THERESIA LISIEUX MAJENANG
(1950-2010)
This study aims to describe and analyze three main problems, namely (1)
the background of the establishment of the Catholic Church of Santa Theresia
Lisieux Majenang; (2) the development of the Catholic Church of Santa Theresia
Lisieux Majenang; (3) The role of the Catholic Church of Santa Theresia Lisieux
Majenang.
The research method used was historical research methods with stages:
selecting topic, heuristics (collecting sources), verification (source criticism),
interpretation and historiography (historical writing). The approach used is a
historical approach and social approach with a descriptive analytical writing
model.
The results of this study indicated that (1) the background of the
establishment of the Catholic Church of Saint Theresia Lisieux Majenang was the
presence of newcomers who were Catholic in 1950, (2) The development of the
Catholic Church of Santa Theresia Lisieux Majenang began when Catholics,
mostly newcomers, formed praying communities, (3) The role of the Catholic
Church of Santa Theresia Lisieux Majenang was that there was a true tolerance
between religious communities in Majenang since the construction of the school,
treatment center of Yos Sudarso Majenang and the presence of nuns in Majenang.
Keywords: History, The Catholic Church Santa Theresia Lisieux Majenang, Role.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan naungan
tugas akhir dengan judul “Sejarah Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak
pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap
proses yang penulis jalani. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
3. Dr. Anton Haryono, M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah sabar
5. Drs. S. Adisusilo J.R., M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………57
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang mulai dirintis pada tahun 1950.
Sebelum pada tahun 1950. Sebelum tahun 1950 sudah terdapat beberapa orang
yang telah terbentuk itu dilayani oleh seorang Pastor yang datang pada hari
Minggu ke-3 dalam setiap bulannya. Misa dilaksanakan di rumah salah satu
pelosok daerah, bahkan sampai pelosok dan pegunungan yang menjadi batas
wilayah kabupaten dan provinsi. Hal ini, memerlukan pengorbanan dan semangat
melayani dari para imam dan katekis sehingga umat Katolik di Kecamatan
Yogyakarta yang ditugaskan di wilayah tersebut. Pada tahun 1955 terdapat guru-
guru baru yang untuk berkarya di wilayah Majenang. Paroki Santa Theresia
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini memiliki kekurangan tenaga rohaniawan dan gedung gereja, namun tidak
Islam, sebagian yang lain beragama Hindu, Protestan dan Katolik. Hubungan
umat Katolik dengan masyarakat berjalan baik. Selain itu, setiap hari raya salah
satu agama, setiap tokoh agama selalu mengadakan pertemuan untuk menjaga tali
pelayanan kepada masyarakat tanpa memandang latar belakang. Sampai saat ini,
umat Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, dibantu oleh kongregasi Oblat
desa. Atas bantuan pastor-pastor OMI tersebut di Majenang berhasil didirikan TK,
SMP, SMA, SMK Yos Sudarso dan di bidang kesehatan berhasil didirikan Balai
penulis mengambil judul tentang “Sejarah Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Tengah. Gereja ini termasuk Gereja yang berusia muda karena baru berdiri pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tahun 1950.1 Namun, gedung gereja ini memiliki sejarah yang menarik, antara lain
Dengan melihat fakta yang ada, penulis termotivasi untuk meneliti dan
mengkaji lebih dalam tentang “Sejarah Gereja Katolik Santa Theresia Lixieux
bagi umat Gereja yang tumbuh dalam situasi yang heterogen dan masyarakat
sebagai pembaca.
B. Rumusan Masalah
Majenang ?
1
Paroki ST. Stephanus Cilacap, Buku Kenangan 75 Tahun Gereja Katolik ST.Stephanus Cilacap,
Th. 2005, hlm 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sejarah)
perpustakaan dalam hal karya ilmiah dan dapat menjadi bahan referensi bagi para
gereja mereka sendiri dan memberi pengaruh yang lebih positif demi pelayanan
c. Bagi Peneliti
yang sangat berharga dan berguna untuk mengetahui sejarah perkembangan gereja
D. Tinjauan Pustaka
Penulisan skripsi ini tentang Sejarah Gereja dengan judul “Sejarah Gereja
buku yang digunakan sebagai referensi guna membahas perihal pengertian dan
Buku Kenangan ini menunjukkan awal mula perkembangan Gereja Katolik Santa
Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang merupakan bagian dari stasi yang
Kedua, Awal Mulanya adalah Muntilan ditulis oleh Anton Haryono yang
diterbitkan oleh Kanisius pada tahun 2009. Buku ini menjelaskan sejarah tumbuh
sampai dengan Mgr. P.S Hardjosoemarto, M.S.C yang ditulis oleh A. Sartono
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kartodirjo, P.J Suwarno, B.Musidi, Silverio R.L. Aji Sampurno. Buku ini
digunakan untuk studi dan penelitian yang dicetak oleh Pusat Studi dan
sampai 2002.
Keempat, sebuah catatan singkat yang ditulis oleh Romo Silpisius Parjono
Pr, Romo yang pernah berkarya di Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang pada
tahun 2012 sampai dengan 2017. Catatan ini berisikan perjalanan pembangunan
Gereja Katolik Santa Theresia Majenang dari tahun 1950 sampai menjadi paroki
E. Landasan Teori
gereja, konsep Gereja Katolik, Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
dan Kausalitas.
1. Sejarah
Kata “sejarah” dalam bahasa Arab syajara yang berarti terjadi, dalam
bahasa Latin historia, dalam bahasa Yunani histor atau istor yang berarti orang
yang pandai.2 Kata “sejarah” dalam bahasa Inggris disebut ”history” memiliki arti
masa lampau atau kejadian yang sudah dialami oleh umat manusia.
2
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Bentang Budaya, Yogyakarta, 1995, hlm 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata sejarah juga dapat didefinisikan sebagai (a) Kejadian yang terjadi
tanpa ada rekayasa pada masa lampau. (b) Pengetahuan atau informasi yang telah
terjadi. Oleh karena itu secara garis besar sejarah dapat dimengerti oleh semua
kalangan sebagai suatu ilmu yang dialami oleh semua manusia dari waktu yang
peristiwa tersebut disusun secara sistematis sehingga menjadi suatu cerita sejarah.
Sejarah tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena manusia akan selalu
2. Gereja
Kata gereja berawal dari bahasa Portugis yakni “igreja”, yang berarti
sebuah kawanan domba yang dikumpulkan oleh seorang gembala. Kata Gereja
juga dalam bahasa Yunani “ekklesia” berarti mereka yang dipilih dan dipanggil
Tuhan. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa Gereja adalah sekumpulan
orang-orang yang mengimani dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang
dimengerti hanya dari satu sudut pandang saja. Gereja selalu hadir dalam sisi
situasi dan tempat tertentu di wilayah gereja itu hadir. Singkatnya, Gereja selalu
hadir dalam konteks tempat dan waktu tertentu. Karena Gereja selalu hadir dan
berkembang dalam situasi dan tempat tertentu, maka kehidupan sebuah Gereja
yaitu di mana Gereja bergerak, di situ keselamatan Ilahi harus terasa. Gereja harus
dalam waktu tertentu. Karena itu, realitas konkret Gereja yang hadir dalam sejarah
merupakan unsur pokok yang harus dipelajari untuk dapat memahami pengertian
3. Gereja Katolik
kepada Yesus Kristus. Gereja tidak bisa dipandang hanya dari bangunan fisik saja.
Gereja yang hidup dan besar adalah Gereja yang percaya akan adanya Yesus
Kristus yang senantiasa bersama umatnya. Umat yang dibaptis dalam nama Yesus
Kristus telah menjadi bagian dalam tubuh Gereja itu sendiri, sehingga Gereja
menjadi sarana bersatunya antara umat Allah dan Yesus Kristus. Mereka tidak
keseluruhan atau umum. Gereja Katolik berarti Gereja yang tersebar di seluruh
bumi dan mengajarkan cinta kasih secara menyeluruh kepada semua umat di
muka bumi.
3
M.Purwatma Pr, Gereja Katolik Indonesia Memandang Kedepan, Kanisius, Yogyakarta, 2003,
hlm 10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gereja Katolik adalah Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri.
Gereja Katolik lahir di Yerusalem pada hari Pentakosta. Sejak saat itu
kelahirannya sudah bersifat Katolik yang berarti universal. Agama Katolik sendiri
lain yang sudah terlebih dulu masuk ke Indonesia agama Katolik disebut juga
hidup mereka, terdapat keyakinan bahwa mengikuti Yesus Kristus adalah jalan
terbaik. Ada juga orang yang menjadi Katolik karena pengaruh pasangannya yang
beda agama atau karena bersekolah atau bekerja di yayasan Katolik. Alasan yang
1. Metode Penelitian
sejarah tidak mungkin dapat dilakukan tanpa tersedianya sumber sejarah. Sumber
4
Justinus Darmojuwono, Sejarah Gereja Katolik Indonesia, Ende-Flores, Bagian Dokumentasi-
Penerangan Kantor Wali Gereja Indonesia,1974, hlm 19.
5
Komkat KAS, Mengikuti Yesus 1, Yogyakarta, Kanisius, 1997, hlm 27.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sejarah adalah bahan penulisan sejarah yang mengandung bukti lisan maupun
sumber dalam bentuk buku yang didapat dari perpustakaan Sanata Dharma yang
yang benar dan apa yang tidak benar. Seorang penulis sejarah harus
saja, menggunakan akal sehat, dan melakukan tebakan inteligen. Inilah fungsi dari
kritik sumber sehingga karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah
Dalam penelitian ini yang penulis lakukan adalah mencari kebenaran dari
berbagai sumber yang penulis temukan. Setelah materi selesai dibaca dan
mulai menulis.
6
Suhartono W.Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Graha Ilmu, hlm 29.
7
Helis Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2016, hlm 84.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
c. Interpretasi
artinya siapa saja dapat menafsirkan. Meski datanya sama tetapi interpretasinya
dapat berbeda. Perbedaan itu terjadi karena perbedaan latar belakang, pengaruh,
motivasi, pola pikir. Jadi interpretasi sangat subjektif tergantung siapa yang
Interpretasi dapat dilakukan dengan analisis dan sintensis. Dari data yang
berbeda dari yang lain. Penulis memilih sumber yang berhubungan dengan sejarah
8
Suhartono W.Pranoto,op.cit, hlm 55.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sejarah.
d. Penulisan (Historiografi)
suatu sintensis dari seluruh hasil penelitian dalam suatu penulisan utuh yang
dimana penulis mulai menulis kisah sejarah sesuai dengan tema penelitian. Dalam
2. Pendekatan
Sejarah sebagai ilmu sosial tidak bisa berdiri tanpa bantuan ilmu sosial
yang lain. Maka dari itu sejarah meminjam konsep-konsep ilmu sosial yang lain
agar penelitian sejarah menjadi lebih jelas. Pendekatan menjadi sangat penting,
9
Helius Sjamsuddin, op.cit, hlm 103-104.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
a. Pendekatan historis
berkembangnya Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang dari tahun 1950-
2010.
b. Pendekatan sosial
sosial dengan segala implikasinya. Pendekatan sosial ini digunakan untuk melihat
G. Sistematika Penulisan
Bab II, menjelaskan latar belakang berdirinya Gereja Katolik Santa Theresia
Bab IV, menguraikan implikasi dan kehadiran Gereja Katolik Santa Theresia
14
BAB II
Tengah. Kecamatan ini letaknya di bagian barat wilayah Provinsi Jawa Tengah.
Di sebelah barat kecamatan ini berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Barat,
terdiri dari 17 (tujuhbelas kelurahan).1 Sebagian besar wilayah ini adalah daerah
pendatang. Pada tahun 1950 sebagian besar penduduk beragama Islam, namun
masih bersifat abangan. Ada juga penduduk yang beragama Katolik. Bahasa
sebagian besar warga pendatang berasal dari Purworejo, Yogyakarta, Klaten dan
Solo mereka menggunakan Bahasa Jawa. Tahun 1950 banyak warga lokal bekerja
guru.
1
Wikipedia, Majenang Cilacap, Tersedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Majenang,_Cilacap,
Diakses pada 6 Juni 2018, 22.02wib.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada 1950, para pendatang memilih tinggal di pusat kota, karena lokasinya
strategis dan mudah dijangkau dari berbagai arah. Selain itu, minimnya fasilitas
transportasi dan keadaan jalan yang belum diaspal menjadi latar belakang
Purwokerto memiliki wilayah sampai ujung barat Povinsi Jawa Tengah, di bagian
dibagian ujung barat keuskupan Purwokerto. Keuskupan ini berdiri pada tahun
1927, sehingga menarik perhatian beberapa tarekat biarawan dan biarawati untuk
Hardjasoemarta, S.J. menjadi uskup Purwokerto pada tahun 1973.3 Imam diosesan
biasa disebut imam projo yang siap berkarya untuk pelayanan umat diseluruh
wilayah keuskupan.
2
Keuskupan Purwokerto, Tersedia: https://www.keuskupan-purwokerto.org/paroki, Diakses pada
6 Juni 2018, 22.26wib.
3
A. Sartono Kartodirjo dkk, Sejarah Keuskupan Purwokerto Dari Mgr.B.J.J Visser, M.S.C-
Mgr.P.S. Hardjosoemarto M.S.C, Pusat Studi dan Dokumentasi Sejarah Indonesia, Fakultas Sastra
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 1998, hlm 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kudus Yesus (M.S.C) yang dimulai pada tahun 19274, Oblat Maria Imaculata
(OMI) untuk kongregasi para imam yang dimulai pada tahun 1927 5 serta Suster
diresmikan pada 2010,7 Putri Bunda Hati Kudus Yesus (PBHK) sebagai
menjadi sejarah awal umat Katolik di Majenang membentuk sebuah Gereja. Para
Purwokerto yang semula dipegang oleh para imam Jesuit (SJ) kepada kongregasi
Misionaris Hati Kudus Yesus (M.S.C) pada tanggal 25 November 1927 juga
menjadi latar belakang para pastor Hati Kudus Yesus (M.S.C) mengembangkan
(DI/TII) yang dipimpin oleh S.M Kartosuwiryo pada tahun 1949 10 juga menjadi
tantangan tersendiri bagi misionaris Hati Kudus Yesus (M.S.C) untuk berkarya
4
Paroki Santo Stefanus Cilacap, Menggereja dan memasyarakat lebih nyata. Kenangan 75 tahun
paroki St.Stefanus Cilacap.2005. hlm 18.
5
Ibid. hlm 18.
6
M. Agnes Iswatini, OP dkk, Jejak Langkah Kongregasi Suster-Suster Santo Dominikus di
Indonesia, St. Dominic Publising, Yogyakarta, 2012, hlm 26.
7
Wawancara dengan Sr. Vero FMMI, 27 April 2018, 16.00wib: Sr. Vero FMMI adalah suster
kepala biara FMMI di Majenang sejak tahun 2012.
8
Sejarah Regio Indonesia, Tersedia:
https://sites.google.com/sites/bruderkaritas/sejarahregioindonesia, Diakses pada 8 Juli 2018,
10.21wib.
9
A. Sartono Kartodirjo dkk, Sejarah Keuskupan Purwokerto Dari Mgr.B.J.J Visser, M.S.C-
Mgr.P.S. Hardjosoemarto M.S.C, Opcit., hlm 12.
10
Prinardi, Sekmadji Maridjan Kartosuwirjo, Jakarta: Arya Guna, 1964, hlm 33.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
banyak tenaga yang ahli.11 Bidang pendidikan dan kesehatan adalah dua bidang
yang sangat dibutuhkan. Program ini dilatar belakangi jumlah sekolah yang sangat
daerah Purworjo, Yogyakarta, Klaten dan Solo untuk bekerja sesuai bidang yang
pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh wilayah Indonesia pada tahun
untuk berkarya di Majenang. Program ini dapat meningkatkan mutu dalam bidang
pendidikan dan kesehatan di Majenang. Selain itu, program dari kabupaten ini
11
Cilacapan.com, Tersedia: http://www.clacapan.com/2016/03/sejarah-lahir-dan-
berkembangnya.html, Diakses pada 12 Juni 2018, 12.42wib.
12
I. Djumhur, H.Danasprata, Sejarah Pendidikan, Penerbit CV Ilmu Bandung, Bandung, 1974,
hlm 203.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menjadi lapangan pekerjaan baru bagi para pendatang. Karena di daerah asal
mereka sudah banyak terdapat tenaga pendidik, sarana pendidikan dan kesehatan.
Katolik. Mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda. Beberapa lulusan SGB
Ambarawa yang sudah saling mengenal satu sama lain. Mereka mengenal sesama
Karena pekerjaan yang sama itu mereka dapat mengenal satu sama lain.
Kudus Yesus (M.S.C) pertama melakukan karya misinya di daerah ini melalui
Majenang sejak tahun 1950. Romo Sumoharjono M.S.C berusaha menyapa umat
dari profesi yang sama, mereka adalah pendatang yang bertujuan mencari nafkah
Majenang, yaitu melayani spiritualitas para guru pendatang agar iman katolik
mereka tetap terjaga. Bagi para imam Misionaris Hari Kudus Yesus (MSC)
13
MSC Indonesia, Tersedia: https://misacorindo.id/id/who-we-are/, diakses pada 12 Juni 2018,
15.01wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
langkah ini juga sebagai pengenalan wilayah pada tahun 1950 pasca beralihnya
pengelolaan keuskupan Purwokerto dari Imam Jesuit (SJ) kepada Misionaris Hati
Indonesia pada tahun 1977. Awal misi mereka adalah wilayah keuskupan
pelayanan iman. Hal tersebut merupakan pokok utama hadirnya misi OMI di
BAB III
MAJENANG
Dirjo Siswoyo, Sie Tjeng How dan Lie She Heng. Mereka yang memprakarsai
terbentuknya gereja Katolik di Majenang.1 Pada tahun itu umat belum memiliki
gedung gereja. Namun, paguyuban umat Katolik yang sudah terbentuk tetap
bertambahnya umat Katolik. Pada tahun 1955 datang 7 pemuda alumni SGB
sekali jumlah umat bertambah sekitar 10-15 orang. Data tersebut diambil
Pada tahun ini mulai ada warga lokal yang menginginkan untuk dibaptis. Mereka
adalah Sie Tjeng Ho, Sutinah, Yun Tek dan Suwarto. Dibaptisnya mereka maka
1
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & Profil Paroki Santa
Theresia Majenang, hlm 4.
2
Wawancara dengan ibu Suwarto, 26 April 2018, 18.30wib: ibu Suwarto adalah pelaku sejarah
terbentuknya Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang sekaligus sebagai istri dari
alm.Bpk Suwarto yang menjadi warga lokal pertama yang menjadi Katolik.
3
Ibid.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tersebut dihitung dari jumlah umat yang hadir pada setiap perayaan ekaristi.
Gagasan untuk memiliki gedung gereja mulai terpikirkan pada tahun 1968.
Umat Katolik terus bertambah, seiring dengan banyaknya pendatang. Pada tahun
ini ada empat warga lokal yang menerima sakramen Krisma dari Uskup
Purwokerto, yaitu Sie Tjeng Ho, Sutinah, Yun Tek dan Suwarto. 5 Mereka adalah
umat yang telah menerima sakramen baptis pada tahun 1957. Setelah itu aktivitas
umat dalam hal menggereja mulai terjalin dengan baik. Bertambahnya umat
kembali terjadi di tahun 1970, dengan hadirnya para guru-guru dari Yogyakarta,
Andreas Pardi, Antonius Sulistiono dan Sarwi Mulatsih. Datangnya para guru
tersebut menambah jumlah umat di Majenang menjadi 25 orang yang hadir dalam
Perkembangan umat bertambah lagi pada tahun 1975, adanya warga asli
Lie Liam, Sanjaya dan Veronika Soraya. Mereka mendapatkan pelajaran calon
baptis dari Tukijan. Dengan adanya warga lokal yang dipermandikan, maka
4
Ibid.
5
Paroki Santo Stefanus Cilacap, Menggereja dan memasyarakat lebih nyata, Kenangan 75 tahun
paroki St.Stephanus Cilacap, 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1980 datang para guru dari Purworejo, Yogyakarta, Klaten dan Solo. Mereka
Sumanto, Enang Digdo, Ngadirin dan lainnya. Kedatangan mereka serta keluarga
dengan situasi sosial. Tahun 1990 menjadi titik akhir bertambahnya umat Katolik
yang datang dengan latar belakang seorang guru. Tahun ini umat Katolik
bertambah dengan hadirnya: Nico Wahyu, Dedi Setiadi Utoyo, Th. Mulatsih dan
perkumpulan dewan stasi bagian dari Paroki Santo Stefanus Cilacap sejak 1979.
Pada akhirnya, tahun 2010 Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
ditetapkan menjadi paroki yang diresmikan pada 1 Oktober 2010. Paroki tersebut
tersebar di 2 kecamatan yaitu Majenang dan Cimanggu. 8 Berikut ini tabel jumlah
perkembangan umat Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang tahun 1950
6
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & Profil Paroki,
Op.cit., hlm 5.
7
Ibid. hlm 6.
8
Statistik Paroki 2010.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tabel 3.1 Jumlah Umat Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
Santa Theresia Lisieux Majenang sejak tahun 1950 sampai dengan 2010 semakin
Mandiri (1950-1970)
Awal gereja ini dirintis pada tahun 1950, Majenang belum memiliki
mereka beribadah dengan aman dan nyaman. Maka, pada tahun 1955 keluarga
dijadikan tempat ibadah meski hanya bersifat sementara. Pada masa ini umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sudah bisa melaksanakan misa meski hanya sebulan sekali yang dilayani oleh
Pada tahun 1957, keinginan untuk memiliki tempat ibadah yang tidak
tergantung pada keluarga Dirjo Siswoyo terwujud, setelah seorang guru yang
bernama Idjan menawarkan rumahnya. Rumah Idjan ini dahulu digunakan sebagai
menghendaki letak bangunan gereja yang mudah dijangkau, maka umat setuju
untuk menyewa tanah milik Hj. Fakih. Tanah tersebut terletak di jalan Ki Adeg
dengan harga sewa Rp. 200 (dua ratus rupiah) setiap tahunnya. Setelah
pemberian Idjan dengan menyewa grobak seharga Rp.1 (satu rupiah) dari Genteng
menuju jalan Ki Adeg Majenang. Dengan persetujuan ini, mulai tahun 1957 umat
permanen.11
jumlahnya, terpikir untuk memiliki sebuah tempat ibadah yang lebih luas. Selain
itu, adanya keinginan umat memiliki kapel yang berdiri di tanah milik sendiri
semakin memperkuat keyakinan umat untuk pindah dari kapel di jalan Ki Adeg ke
9
Catatan Sejarah Paroki Santa Theresia Majenang yang dicatat oleh Bapak Nico Wahyu
Widiyatmoko. Bapak Nico Wahyu Widiyatmoko adalah pelaku sejarah sekaligus aktivis gereja.
10
Sejarah Singkat & Profil Paroki, Op.cit, hlm 4.
11
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Buku Kenangan Berdirinya Paroki
Santa Theresia Majenang 2010, hlm 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Keinginan umat tadi terwujud pada tahun 1968 dengan membeli bangunan
rumah di jalan Mawar dengan luas 22 ubin dan sudah ada aliran listriknya. Harga
kesepakatan Rp. 45.000 (empat puluh lima ribu rupiah) dan dana tersebut berhasil
dikumpulkan dari iuran umat dan bantuan dari Paroki Santo Stefanus Cilacap
senilai Rp. 10.000 (sepuluh ribu rupiah).12 Setelah berhasil dibeli maka mulai
pindah ke jalan Mawar. Misa dilayani oleh Romo Netto M.S.C pengganti Romo
Bangunan kapel di jalan Mawar ternyata tidak bertahan lama. Setelah satu
tahun umat menghuni bangunan tersebut, ternyata ada kendala pada bahan
bangunan yang sudah dapat dikatakan tidak layak pakai. Mulai dari dinding
anyaman bambu yang berlubang, sampai kayu yang lapuk sehingga bangunan
kapel tidak bisa lagi berdiri tegak. Ada gagasan umat untuk memperbaiki
bangunan kapel tersebut, namun Romo Netto M.S.C memberi masukan agar
menjual dan membeli tanah di tempat lain yang dirasa lebih strategis.14
karena posisinya jauh dari jalan raya, dan dengan kondisi jalan tak beraspal
sehingga mudah tergenang air saat hujan. Bahkan, Romo Netto M.S.C berjanji
12
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & Profil Paroki,
Op.cit, hlm 4.
13
A. Sartono Kartodirjo,P.J dkk, Sejarah Keuskupan Purwokerto Dari Mgr.B.J.J. Visser, M.S.C –
Mgr. P.S. Hardjosoemarto, M.S.C, Pusat Studi dan Dokumentasi Sejarah Indonesia Fakultas
Sastra Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 1998, hlm 462.
14
Catatan Sejarah Paroki Santa Theresia Majenang yang dicatat oleh Bapak Nico Wahyu
Widiyatmoko. Bapak Nico Wahyu Widiyatmoko adalah pelaku sejarah sekaligus aktivis gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
akan menyumbang uang sejumlah Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) jika umat
Pada tahun 1969 umat menemukan tanah yang hendak dijual milik Hj.
Mafu yang terletak di jalan Dr. Sutomo Cigobang. Muncul sebuah ide untuk
membeli tanah di jalan Dr.Sutomo, dengan ukuran 42 ubin dan harga Rp. 189.000
(seratus delapan puluh sembilan ribu rupiah) umat setuju untuk membelinya.16
Kesepakatan pelunasan dengan pemilik tanah, akan dilunaskan dalam waktu satu
dalam proses pelunasan, karena pada tahun 1969 Romo Netto M.S.C dipindah
tugaskan dari paroki Cilacap ke tempat lainnya. Pada akhirnya Romo Netto M.S.C
tidak dapat membantu pelunasan tanah yang akan dibeli.17 Dengan adanya
hambatan tersebut, umat memiliki ide untuk membentuk tim pencari dana.
Dengan cara mencari dana sumbangan ke gereja Katolik di sekitar Majenang yaitu
terkumpul dana sebesar Rp. 230.000 (dua ratus tiga puluh ribu rupiah).18
Uang sejumlah Rp. 230.000 (dua ratus tiga puluh ribu rupiah) tersebut
15
Ibid.
16
Ibid.
17
Wawancara dengan ibu Suwarto, 26 April 2018, 18.30wib: ibu Suwarto adalah pelaku sejarah
terbentuknya Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang sekaligus sebagai istri dari alm.Bpk
Suwarto yang menjadi warga lokal pertama yang menjadi Katolik.
18
Nico Wahyu Widiyatmoko, “Catatan Sejarah Paroki Santa Theresia”, Op.cit, hlm 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
administrasi tanah tersebut. Setelah kendala dapat teratasi dan urusan tanah selesai
maka, pada tanggal 1 November 1970 tanah yang beralamatkan di jalan Dr.
Sutomo resmi menjadi milik umat.19 Sisa uang dari penjualan bangunan bekas
kapel di jalan Mawar senilai Rp. 80.000 (delapan puluh ribu rupiah), digunakan
(1971-2000)
tempat ibadah dari bangunan sebelumnya. Tanggal 1 Oktober 1971 umat sepakat
mengangkat nama Santa Theresia Lisieux sebagai pelindung gereja. Umat yang
diwakili Stephanus Sudiyono terkagum pada perjalanan santa muda yang sangat
suci tersebut. Selain kesepakatan dengan seluruh umat, pemberian nama Santa
Theresia juga usulan dari Stephanus Sudiono. Pada saat yang bersamaan dengan
Sebagai koordinator pembangunan gedung gereja pada tahun 1970, dia berjanji
jika setelah anaknya sembuh dia akan memberikan nama pelindung gereja yang
selama satu tahun itu akhirnya terselesaikan pada tahun 1971. Secara bersamaan,
anak Sthepanus Sudiyono mendapatkan kesembuhan pada tahun yang sama. Pada
19
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & Profil Paroki,
Op.cit, hlm 5.
20
Nico Wahyu Widiyatmoko, “Catatan Sejarah Paroki Santa Theresia”, Op.cit. hlm 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
akhirnya dia menepati janjinya yaitu memberikan nama pelindung Santa Theresia
Lisieux.
belakang gedung gereja untuk tempat tinggal pastor. Setelah bangunan tersebut
sekaligus menunggui gereja karena belum ada pastor yang menetap. Kehidupan
menggereja mulai berkembang dan ditunjang dengan tempat yang memadai, pada
tahun 1974 Bapak Uskup Purwokerto Mgr. Paskalis Harja Soemarta, M.S.C
baru. Mereka yang dibaptis adalah: FC. Arfianto Satriadi, Lie Liam, Sanjaya, dan
Veronika Soraya.
Sihmarma dan Andreas Pardi. Pada tahun yang sama, terlaksana juga kegiatan
Marriage Encounter (ME) angkatan pertama yang diikuti oleh pasutri HG. Suradi
dan Yong Suhadi. Pembangunan gedung gereja terus berlanjut pada tahun 1978.
Datangnya para guru dari Purworjo, Yogyakarta, Klaten dan Solo puncaknya pada
tahun 1982. Pada tahun ini gedung gereja dibangun permanen dan dipasang aliran
listrik dari PLN. Masa ini gereja mengalami kemajuan dalam hal pelayanan
maupun hal bangunan gereja. Gereja sudah dilengkapi dengan tabernakel dan
sudah ada pastor yang menetap di Majenang yaitu Pastor Pat Mac Analli, OMI.
21
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Profil Paroki Santa Theresia
Majenang, “Sejarah Singkat”, Op.cit. hlm 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
lebih baik. Pada 25 November 1979, bapak Uskup Purwokerto Mgr. Pascalis
M.S.C sempat merayakan misa di gereja yang sudah dibangun permanen tersebut.
Bapak Uskup juga memberi sakramen Krisma pada umat. Dengan begitu
bangunan gereja berlanjut pada tahun 1984. Tahun ini dilakukan penyatuan antara
gereja dengan pastoran. Bertepatan dengan ini, pastor Carolus OMI menggantikan
pastor Pat Mac Analli, OMI. Setelah pergantian pastor dilakukan, pembagian
mulai direnovasi kembali, yaitu perluasan panti imam dan pastoran dikecilkan
Pengurus stasi membentuk panita arisan pada tahun 1997. Arisan tersebut
bertujuan mengumpulkan dana guna membangun gereja yang lebih besar. Selain
jumlah umat yang terus bertambah, juga perlunya sekretariat dan pastoran yang
lebih luas guna membantu pelayanan umat. Tahun 2004 pastoran dipindahkan ke
timur gereja dengan cara menyewa rumah milik penduduk sekitar gereja selama
22
Ibid. hlm 6.
23
Ibid. hlm 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menjadi Paroki
mandiri melalui proses yang tidak singkat. Mulai merintis menjadi sebuah gereja
pada tahun 1950, umat di Majenang belum memiliki status sebagai bagian
wilayah dari sebuah paroki.24 Pada masa ini umat sudah dilayani oleh Romo
Sumo Harjono M.S.C yang datang dari Cilacap sebulan sekali. Karena jarak
Kecamatan Majenang menuju Cilacap adalah jarak yang paling dekat di wilayah
memerintahkan Romo Paroki Cilacap yaitu Romo Sumo Harjono M.S.C untuk
Tahun 1955 umat Katolik di Majenang kadang dilayani oleh romo tamu
dari Tasikmalaya. Romo tamu datang seminggu sekali untuk melayani misa.
Namun pelayanan misa dari romo tamu tersebut dirasa kurang efektif, karena
selain jarak yang lebih jauh dari Cilacap juga wilayah Majenang dan Tasikmalaya
sementara dilayani oleh romo tamu dari Tasikmalaya. Pada tahun 1968 pelayanan
dilanjutkan kembali oleh pastor dari Cilacap. Pada masa ini Romo Netto M.S.C
24
Dewan Pastoral paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & PROFIL PAROKI,
Op.cit., hlm 4.
25
Paroki Santo Stefanus Cilacap, Menggereja dan memasyarakat lebih nyata.Kenangan 75 tahun
paroki St.Stephanus Cilacap, 2005
26
Keuskupan Bandung, Tonggak Tonggak Sejarah Gereja Katolik Keuskupan Bandung, 450
Tahun Gereja katolik di Indonesia,P.T Intergrafika, Bandung, 1984, hlm 38-39.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
sebagai pastor pengganti Romo Sumo Harjono M.S.C yang semula bertugas
Oblat Maria Immaculata (OMI). Hal ini berdampak pada pelayanan umat di
wilayah barat Paroki Santo Stefanus Cilacap termasuk Majenng. Mereka dilayani
oleh Romo Carolus OMI dan Romo Yohanes Kevin Casey OMI dengan cara
Cilacap oleh Oblat Maria Imacullata (OMI) maka, pada tahun 1971 secara resmi
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang menjadi stasi dari Paroki Santo
Stefanus Cilacap.28 Sejak saat menjadi bagian dari Paroki Santo Stefanus Cilacap,
tahun 1979 Romo Pat Mac Anally OMI mulai tinggal di Majenang. Hal ini
gereja yang mandiri. Terlebih, saat masih merintis sebuah gereja umat Katolik di
27
Paroki Santo Stefanus Cilacap, Menggereja dan memasyarakat lebih nyata,Kenangan 75 tahun
paroki St.Stephanus Cilacap, 2005, hlm 18.
28
Wawancara dengan bapak Nico Wahyu Widiyatmoko, 27 April 2018, 19.00wib: Bapak Nico
Wahyu Widiyatmoko adalah pelaku sejarah paroki santa Theresia Majenang dan Aktivis Dewan
Pastoral Paroki.
29
Wawancara dengan ibu Suwarto, 26 April 2018, 18.30wib: ibu Suwarto adalah pelaku sejarah
terbentuknya Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang sekaligus sebagai istri dari alm.Bpk
Suwarto yang menjadi warga lokal pertama yang menjadi Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pergantian pelayanan dilakukan kembali pada tahun 1990, dari Romo Pat
Mac Analli OMI beralih ke Romo Nicolas Setyawan Widjaja OMI. 30 Selain
menjadikan panti imam lebih tertata dengan sentuhan seni yang menarik. Selain
merubah bentuk bangunan pada panti imam, Romo Nicolas Setyawan Widjaja
OMI juga memindahkan catatan administrasi dari Paroki Santo Stefanus Cilacap
ke Stasi Santa Theresia Lisieux Majenang. Hal tersebut bertujuan agar umat lebih
Priyono OMI. Namun beliau tidak setiap saat tinggal di Majenang karena
melayani umat pula di Paroki Santo Stefanus Cilacap sampai dengan tahun 2000.
stasi bagian dari Paroki Santo Stefanus Cilacap maka, mulai tahun 2000
yang pernah diutus melayani umat Majenang yaitu Romo Agustinus Dwiyantoro
30
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & PROFIL PAROKI,
Op.ci., hlm 6.
31
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Gereja katolik Santa Theresia
Majenang, Jejak Peziarahan Umat Menuju Gereja Mandiri, hlm 2.
32
Ibid. hlm 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tahun 2009 umat stasi Majenang merayakan misa malam Paskah bersama
Uskup Purwokerto Mgr. Julianus Sunarka SJ, yang dalam homilinya uskup
merencanakan agar stasi Majenang segera menjadi paroki.34 Berawal dari homili
sebagian umat setuju untuk memisahkan diri dari Paroki Santo Stefanus Cilacap
dan menjadikan Stasi Santa Theresia Lisieux Majenang berganti status menjadi
paroki. Untuk menjadi sebuah paroki diperlukan persiapan khusus. Umat perlu
dilatih agar siap untuk menjadi paroki mandiri. Upaya yang dilakukan dengan
mengadakan saresehan sekali dalam setiap bulan dan berlangsung selama enam
bulan. Pada tanggal 4 Juni 2010 Romo Paroki Santo Stefanus Cilacap Romo
13/DPP/VI/2010.35
Setelah merintis dari tahun 1950, menjadi stasi bagian dari Paroki Santo
Stefanus Cilacap pada tahun 1971 pada akhirnya diresmikan pada tanggal 1
Oktober 2010 Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang menjadi paroki.
misa peresmian paroki yang dipimpin langsung oleh Uskup Purwokerto Mgr.
Julianus Sunarka SJ.36 Pada tahun 2010 umat Katolik Majenang resmi memiliki
gereja yang bersetatus paroki. Dalam sejarah sejak 20 Agustus 1950 umat
33
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & PROFIL PAROKI
.Op.cit. hlm 6.
34
Ibid. hlm 7.
35
Ibid. hlm 7.
36
Ibid. hlm 7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
E. Terbentuknya Lingkungan
membentuk sebuah kelompok berdasarkan letak geografis. Hal ini bertujuan agar
gereja lebih efektif untuk menjaga persekutuan jemaat dengan Tuhan.37 Pada
tahun 1991 seiring dengan kegiatan kelompok yang semakin rutin sebutan
lingkungan Santo Petrus sebanyak 44 kepala keluarga atau sebanyak 155 jiwa
keempat dalam setiap bulan yang dilakukan secara bergilir. Kegiatan lain berupa
37
Tuhan Yesus.org, Pengertian Paroki dalam Gereja Katolik, Tersedia:
http://tuhanyesus.org/pengertian-paroki, Diakses pada: 20 November 2017, 16.55wib
38
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Singkat & PROFIL PAROKI.
Op.cit,. hlm 6.
39
Ibid, hlm 8.
40
Statistik Paroki 2010, Op.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
doa lingkungan, doa devosi, Rosario keliling selama bulan Mei dan Oktober.
Kegiatan seperti latihan koor, pendalaman iman dilakukan secara bergantian dari
rumah ke rumah. Dalam wilayah ini berdiri lembaga pendidikan yang didirikan
oleh Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang yaitu TK, SMP,SMA dan
SMA Yos Sudarso dan balai pengobatan Yos Sudarso. Wilayah ini terdapat juga
Majenang, dengan wilayah yang tidak begitu luas. Sebelah timur berbatasan
dengan jalan Anggrek, sebelah barat sampai dengan jalan Ki Adeg, sebelah utara
sampai desa Bener, dan sebelah selatan sampai jalan Yos Sudarso. Jumlah umat di
Keadaan ekonomi di lingkungan ini berprofesi sebagai PNS dan pegawai swasta.
setiap hari Selasa pada minggu keempat setiap bulannya, pendalaman iman, doa
Rosario dan kegiatan penggalangan dana untuk beasiswa anak miskin dan
37
lingkungan ini berprofesi sebagai PNS di bidang pendidikan dan kesehatan. Umat
di lingkungan ini sebagian besar adalah pendatang yang menjadi tenaga pendidik
bulannya antara lain: misa lingkungan pada Rabu ke empat setiap bulan, doa
Rosario dan arisan lingkungan dalam setiap bulan sekali. Secara letak strategis
sebagian besar warganya adalah umat Katolik maka dibentuk satu lingkungan.
Umat dalam lingkungan ini sebanyak 25 kepala keluarga atau 70 jiwa. Secara
status sosial dan ekonomi kebanyakan adalah keluarga muda dengan pekerjaan
guru dan karyawan swasta. Kegiatan yang rutin lingkungan ini adalah misa pada
hari Kamis keempat dalam setiap bulannya dan yang khas kegiatan dari
sekolah SMP Yos Sudarso.41 Kemudian disusul dengan pembangunan SMK Yos
41
Dokumen SMP Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, Tahun 1981 sampai dengan 1983.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Sudarso pada 1982.42 Pembangunan SMA Yos Sudarso pada tahun 1987 dan
Oblat Maria Imaculata (OMI), namun peran umat Katolik begitu besar dalam
pembangunan tersebut terutama para guru Katolik yang dengan rela membantu
lebih mengutamakan peran guru yang beragama Katolik. Dengan adanya sekolah
mereka di sekolah ini karena pelajaran agama mereka sudah pasti difasilitasi.
kesehatan yaitu Balai Pengobatan Yos Sudarso.44 Peran umat semakin terasa
ikut membantu dalam kemajuan fasilitas kesehatan ini. Kebanyakan umat Katolik
lebih percaya penanganan balai pengobatan Yos Sudaro dari pada puskesmas
karena mereka percaya akan kualitas dan pelayanan di balai pengobatan ini yang
Tahun 2000 Stasi Santa Theresia Lisieux Majenang mulai didatangi para
42
Dokumen SMK Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, Tahun 1982 sampai dengan 1984.
43
Dokumen SMA Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, Tahun 1989.
44
Dokumen Balai Pengobatan Yos Sudarso Majenang, Daftar Pasien Rawat Jalan, Tahun 1984.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
suster Agatha FMMI kongergasi ini mendirikan biara di jalan Anggrek pada tahun
1999.46 Misi yang dibawa para suster ini berfokus dalam bidang pendidikan.
Selain dengan hadirnya asrama yang menunjang pendidikan para siswi, para
suster juga melatih para siswi yang beragama Katolik untuk terlibat aktif dalam
melaksanakan kegiatan stasi. Seperti menjadi petugas koor, menghias altar dan
menjadi petugas liturgi adalah salah satu kegiatan yang harus para siswi rasakan.
Terlibat aktif dalam kegiatan gereja juga dirasakan oleh suster FMMI, beliau
adalah pengganti suster Agatha FMMI sejak 2010. Suster Vero FMMI telah
Ordo Pewarta pada tahun 2004. Pada tahun pertama kongregasi Ordo Pewarta
mengutus Suster Anna Marie OP dan Suster Dominika OP. Misi pertama yang
dibawa para suster ini adalah memperbaiki fasilitas yang disediakan stasi untuk
masyarakat, baik itu dalam bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Dengan
hadirnya mereka banyak umat tergerak hatinya untuk turut serta berperan aktif
dalam kegiatan gereja. Bahkan kegiatan seperti latihan koor, misdinar dan orang
muda Katolik (OMK) dibina oleh para biarawati ini. Terkadang mereka
mengadakan kunjungan umat yang sudah lama tidak aktif dalam kegiatan agar
45
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux, Profil Paroki Santa Theresia Majenang,
“Sejarah Singkat”,, op.cit, hal 8.
46
Wawancara dengan Suster Vero FMMI, 28 April 2018, 16.00wib: Suster Vero FMMI adalah
Suster kepala kongregasi FMMI di Majenang mulai tahun 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Bidang Sosial
bakti sosial dengan cara membangun sumur dan kamar mandi umum bagi warga
sekitar gereja. Tempat yang dijadikan lokasi pembangunan sumur adalah sebuah
mata air kecil yang sampai saat ini tidak pernah surut airnya. Awalnya warga yang
menggunakan sumber air tersebut adalah warga sekitar dengan cara bergantian
tersebut, pastor Pat Mac Anally OMI merasa prihatin dengan keadaan warga
sekitar gereja yang nilai hidup kurang sehat. Bersama umat pastor Pat Mac Anally
OMI sepakat untuk membantu membangun sumur dan kamar mandi untuk warga
sekitar gereja. Dengan dana umat hasil dari kolekte dan sumbangan donator pada
tersebut yang lokasinya di sebelah barat gedung gereja. Warga dengan sukarela
bekerja demi memiliki sebuah sumur yang sejak lama mereka inginkan guna
memenuhi kebutuhan hidup. Yang menarik adalah, pastor Pat Mac Anally OMI
memberikan sebuah nasi bulgur bagi yang ikut bergotong royong untuk
dikonsumsi setelah mereka bekerja. Dengan dibangunnya sumur dan kamar mandi
umum untuk warga sekitar gereja yang mencapai sepuluh kepala kelurga, warga
semakin merasakan adanya peran umat Katolik yang peduli dengan kondisi
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
sumur tersebut umat Katolik semakin dihormati oleh warga sekitar gereja. Setelah
dibangunnya sumur dan kamar mandi untuk warga, pada misa malam Natal warga
B. Bidang Pendidikan
pembangunan sekolah ini menyita perhatian masyarakat sekitar karena sekolah ini
adalah sekolah menengah swasta pertama yang ada di Majenang. Tahun pertama
sekolah ini memiliki dua kelas yang mana masing-masing kelas terdiri dari 25
siswa. Total siswa/siswi SMP Yos Sudarso Majenang dari tahun 1981 sampai
dengan 2010 mencapai 3.313 orang.2 Meski sekolah ini adalah sekolah Katolik
Tenanga pendidik di sekolah ini adalah para guru muda yang datang dari
karyawan sekolah ini adalah warga sekitar sekolah yang sebelumnya berprofesi
sebagai petani. Jumlah guru di sekolah ini pada tahun 1981 sampai dengan 1983
1
Wawancara dengan Ibu Eko Puji Rahayu, 8 Juli 2018, 20.00wib: Ibu Eko Puji Rahayu adalah
saksi sejarah dibangunnya sumur untuk masyarakat di sekitar gereja.
2
SMP Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, 1981.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sekitar 11 orang dan karyawan 3 orang. Sudi Barnadi dipercaya sebagai kepala
bersekolah di SMP Yos Sudarso Majenang karena sekolah ini dikenal dengan
sekolah yang murah. Orangtua siswa hanya perlu membayar SPP sebesar lima
ribu rupiah. Sekolah ini juga memiliki program sekolah gratis bagi anak-anak dari
kalangan orangtua tidak mampu. Para siswa di sekolah ini sebagian besar dari
keluarga tidak mampu. Rata-rata orangtua mereka bekerja sebagai petani atau
buruh serabutan. Meski sekolah ini berada di tengah kota namun rata-rata siswa
berasal dari pedesaan, bahkan ada siswa yang rumahnya di Caruy dengan lama
Awal tahun 1994 SMP Yos Sudarso Majenang menerima sumbangan alat
drumband dari salah satu umat Katolik di Majenang. Pada 1994 di Majenang
belum ada sekolah yang memiliki fasilitas drumband. SMP Yos Sudarso
tersebut. Sumbangan alat drumband dari salah satu umat Katolik di Majenang,
yaitu SMK Yos Sudarso Majenang. Sekolah ini adalah sekolah Katolik kedua di
3
Wawancara dengan Ibu Veronika Bayu Purwandari, 8 Juli 2018, 19.00wib: Ibu Veronika Bayu
Purwandari adalah alumnus SMP Yos Sudarso Majenang Tahun 1983.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Majenang. Awal pembukaan sekolah ini terdapat dua program kejuruan yaitu:
Tata Keniagaan dan Tata Buku. Jumlah siswa pada 1982 sampai dengan 2010
mencapai 2.475 orang. Dengan 75% siswa/siswi beragama Islam dan 25%
membantu masyarakat untuk merasakan sekolah yang berfokus pada ahlian dan
terjadi pada tahun 1999 dengan menerima 114 siswa/siswi. Para siswa/siswi
tertarik dengan sekolah kejuruan Yos Sudarso karena sekolah ini adalah sekolah
kejuruan pertama di Majenang dan mereka ingin langsung bekerja setelah lulus.
Sekolah ini sejak tahun 1983 juga menyediakan beasiswa bagi siswa
orangtuanya tidak mampu. Hal seperti ini menjadi daya tarik masyarakat karena
belum ada beasiswa di sekolah-sekolah lainnya. Sekolah ini juga tidak mematok
dana SPP, jadi pembayaran SPP disesuaikan dengan kondisi ekonomi wali murid.
Pada tahun 1982 sampai dengan 1984 terdapat 16 guru mata pelajaran dan 2
karyawan.4 Petrus Sunaryo seorang guru dari Yogyakarta ditunjuk sebagai kepala
siswi dalam memperoleh pekerjaan setelah lulus. Hal ini terbukti dengan semakin
4
SMK Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, 1982.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
SMA Yos Sudarso Majenang. Awal pembukaan sekolah ini terdiri dari dua kelas
yaitu kelas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
sekolah ini, tahun 1987 sampai dengan 1989 jumlah siswa mencapai 110 siswa.
Total siswa/siswi yang sekolah di SMA ini dari tahun 1987 sampai dengan 2010
mencapai 2.350 orang. Penerimaan siswa/siswi terbesar di sekolah ini pada tahun
2000 yang mencapai 211 orang. Latar belakang agama siswa/siswi di SMA ini
dari tahun 1987 sampai dengan 2010 yaitu: 80% siswa/siswi beragama Islam dan
lulusan SMP Yos Sudarso Majenang yang disarankan oleh guru mereka mendaftar
karena sekolah ini dianggap sebagai sekolah yang murah yaitu dengan biaya SPP
sebesar sepuluh ribu rupiah. Hal yang menarik terjadi pada tahun ajaran baru
1993, para orang tua siswa-siswi membayar SPP dengan cara menukarkan hasil
tani mereka sebagai pengganti uang karena pada saat yang bersamaan sebagian
besar orang tua siswa-siswi sedang panen. Selain itu sekolah ini juga merupakan
sekolah menengah pertama swasta yang pertama di Majenang. Jumlah guru dan
karyawan di sekolah ini pada awal pembukaan sejumlah 10 guru dan 3 karyawan.
5
SMA Yos Sudarso Majenang, Daftar Siswa Masuk, 1989.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Majenang. TK ini dibangun pada tahun 1995 oleh Oblat Maria Imaculata (OMI).
Latar belakang dibukanya sekolah ini adalah keprihatinan para guru sekolah dasar
kepada pastor Carolus OMI, kemudian direspon dengan baik. Pada tahun 1995
Total siswa/siswi di TK Yos Sudarso Majenang dari tahun 1995 sampai dengan
Yos Sudarso Majenang adalah para guru dan karyawan swasta yang bekerja dari
pagi sampai siang hari, sehingga memilih menitipkan anak mereka di TK ini.
Kendala yang dihadapi TK ini adalah masih banyaknya masyarakat yang langsung
Adanya keinginan untuk melakukan perubahan yang lebih baik dalam bidang
6
Wawancara dengan ibu Sri Rejeki, 13 Juli 2018, 19.00wib: Ibu Sri Rejeki adalah guru di TK Yos
Sudarso Majenang sejak tahun 1999.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
itu, keterlibatan para guru Katolik adalah faktor utamanya karena mereka dengan
tulus hati melayani masyarakat Majenang dalam bidang pendidikan. Berikut ini
adalah tabel jumlah murid di sekolah Yos Sudarso Majenang dari pertama berdiri
C. Bidang Kesehatan
Selain membangun fasilitas pendidikan, pengaruh umat Katolik di
Majenang semakin terasa setelah berdirinya Balai Pengobatan (BP) Yos Sudarso.
Klinik ini dibangun pada tahun 1984 oleh kongregasi Oblat Maria Imaculata
(OMI). Pada tahun pertama pendirian jumlah pegawai di balai pengobatan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
mencapai 10 orang terdiri dari 5 orang perawat, 1 orang dokter, 1 orang apoteker,
dibangun pada tahun 1984 sampai tahun 2010 jumlah pasien yang berobat di balai
pengobatan ini mencapai 6.205 orang. Balai pengobatan (BP) Yos Sudarso
Majenang mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1986, pada tahun ini balai
pengobatan ini menerima 979 pasien per harinya.8 Sebagian besar pasien dari
kalangan warga kurang mampu yang tinggal di pedesaan seperti dari desa
Sadahayu, Sepatnunggal dan Bener. Padahal, dari ketiga desa tersebut tidak
terdapat umat Katolik. Berikut ini adalah tabel jumlah masyarakat yang
berkunjung ke balai pengobatan Yos Sudarso Majenang mulai tahun 1984 sampai
dengan 2010:
Tabel 4.2 Jumlah Pasien Balai Pengobatan Yos Sudarso Majenang Tahun 1984
sampai dengan 2010
7
Balai Pengobatan Yos Sudarso Majenang, Daftar Pasien Rawat Jalan, 1984.
8
Ibid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
masyarakat dari pedesaan. Hal ini dikarenakan balai pengobatan Yos Sudarso
Selain itu, obat yang disediakan oleh balai pengobatan Yos Sudarso juga dinilai
obat di Puskesmas yang terbatas, jadwal dokter praktek juga tidak menenentu juga
pengobatan Yos Sudarso ini obat didatangkan langsung dari RS Santa Maria
Cilacap dan praktek dokter selalu teratur dua kali dalam seminggu. Sebagian
lebih percaya akan pelayanan kesehatan balai pengobatan ini. Selain itu,
keramahan para dokter dan perawat dalam melayani pasien juga menjadi daya
49
tahun 2000 dapat membantu dalam hal menyediakan asrama bagi para siswi yang
bersekolah di SMP, SMA dan SMK Yos Sudarso. Pada tahun pertama asrama
putri ini menampung sekitar tujuh siswi empat diantaranya beragama Islam. Tidak
hanya siswi Katolik yang dapat tinggal di asrama namun siswi yang beragama lain
juga boleh tinggal. Terlebih siswi yang berasal dari golongan tidak mampu.
Bahkan, untuk para siswi yang berasal dari keluarga tidak mampu tidak dikenakan
biaya selama siswi tersebut tinggal di asrama. Hal ini bertujuan agar para siswi
termotivasi untuk fokus belajar. Dalam bulan-bulan tertentu para siswi diajak live
in agar mereka dapat merasakan hidup orang lain serta memiliki rasa peduli.
(OP). Mereka bekerja untuk masyarakat sesuai dengan bidang yang dikuasai,
Suster Anna Marie OP turut membantu balai pengobatan Yos Sudarso dan Suster
dalam bidangnya masing-masing sejak tahun 2004.9 Pada waktu tertentu para
suster Ordo Pewarta (OP) mengadakan pertemuan denga para kyai atau
Berjuang demi kemajuan gereja dan masyarakat merupakan hal yang tidak
mudah bagi para suster yang berkarya di Majenang. Masyarakat yang mayoritas
sekolah Yos Sudarso dan Balai Pengobatan Yos Sudarso masyarakat menjadi
9
Wawancara dengan bapak Nico Wahyu Widiyatmoko, Op.cit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
mengerti apa saja tugas para biarawati ini. Hal semacam ini mejadikan gereja
BAB V
KESIMPULAN
Theresia Lisieux Majenang yaitu hadirnya para pendatang mulai dari tahun 1950.
yang sama, guru yang beragama Katolik sering dipertemukan. Karena seringnya
Majenang justru diterima baik oleh masyarakat yang sebagian besar beragama
Islam, hal ini menunjukan bahwa sudah terjalin toleransi antar umat beragama
tempat ibadah yang lebih baik. Bangunan kapel yang berpindah-pindah menjadi
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
umat dipengaruhi oleh hadirnya pendatang, ada juga warga lokal yang
umat Katolik di Majenang yang terus bertambah pelayanan umat dilakukan oleh
dikelola oleh kongregasi imam Oblat Maria Imaculata (OMI) dan pada akhirnya
paroki yang diresmikan pada 1 Oktober 2010, Majenang adalah bagian dari paroki
Santo Stefanus Cilacap. Saat masih menjadi stasi umat Katolik di Majenang sudah
pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat sekitar Majenang yaitu TK, SMP,
SMK, SMA dan balai pengobatan (BP) Yos Sudarso. Hadirnya para biarawati
sosial, umat Katolik di Majenang pada tahun 1979 membangun sumur untuk
warga sekitar gereja yang kebanyakan dihuni oleh keluarga miskin. Dengan di
bangunnya sumur dan kamar mandi, warga semakin menghargai adanya gereja di
wilayah mereka. Hal ini menjadi bukti bahwa ada hubungan timbal balik antara
53
Di bidang pendidikan, keberadaan TK, SMP, SMK dan SMA Yos Sudarso
biaya murah. Di bidang kesehatan, balai pengobatan (BP) Yos Sudarso membantu
beragama Islam. Hal ini membuktikan bahwa hadirnya sekolah Katolik benar-
Pembangunan balai pengobatan (BP) Yos Sudarso pada tahun 1984 sangat
tepat, karena puskesmas di Majenang masih sangat minim pelayanan dokter dan
biarawati juga berperan bagi kehidupan masyarakat Majenang. Para biarawati ada
yang menjadi guru di sekolah Yos Sudarso dan tenaga medis di balai pengobatan
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirjo, Sartono dkk. 1998. Sejarah Keuskupan Purwokerto Dari Mgr B.J.J
Yogyakarta:Kanisius.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Balai Pengobatan Yos Sudarso Majenang, Daftar Pasien Rawat Jalan, 1984.
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Profil dan Sejarah
Singkat Paroki Santa Theresia Majenang, 2010, Artikel.
Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, Sejarah Gereja Katolik
Santa Theresia Majenang, 2010, Artikel.
Paroki ST. Stephanus Cilacap, Kenangan 75 Tahun paroki ST. Stephanus Cilacap,
2005, Majalah.
Sumber Internet:
56
Sumber Skripsi :
Linda, Sejarah Gereja Katolik Santa Maria Fatima Paroki Pekanbaru dari Tahun
1953 sampai Tahun 1992. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 1995.
LAMPIRAN
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
(Sumber: http://cilacapkab.bps.go.id/)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
60
(Sumber: google.com)
61
(Sumber: ysbs.or.id)
Para Guru SMK Yos Sudarso Majenang Berfoto Bersama Para Imam OMI
(Sumber: ysbs.or.id)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(Sumber: ysbs.or.id)
(Sumber: ysbs.or.id)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SILABUS
Kelas : XI
Kompetensi Inti :
KI. 2 Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cermin bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengasosiasi:
Menganalisis data
dan informasi
yang didapat dari
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
buku-buku bacaan
maupun sumber-
sumber terkait
lainnya, yang
dilanjutkan
dengan diskusi
kelompok, untuk
mendapatkan
kesimpulan
tentang latar
belakang
berdirinya gereja
Katolik Santa
Theresia Lisieux
Majenang dan
tahap-tahap
berkembangnya
gereja Katolik
Santa Theresia
Lisieux Majenang,
kesimpulan dan
implikasi dari
kehadiran gereja
Santa Theresia
Lisieux Majenang
terhadap
kehidupan
masyarakat
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sekitar, kemudian
hasilnya dicatat
pada kertas.
Mengkomunikasikan
Hasil diskusi
kelompok tersebut
dipersentasikan,
kemudian
dilakukasn sesi
tanya jawab,
setelah itu
dilaporkan dalam
bentuk makalah.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
A. KOMPETENSI INTI
KI.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
69
keilmuan.
70
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan diskusi, siswa dapat menjelaskan latar belakang berdirinya
Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
2. Dengan diskusi, siswa dapat menganalisis perkembangan Gereja
Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
3. Dengan diskusi, siswa dapat menganalisis pengaruh Gereja Santa
Theresia Lisieux Majenang di tengah masyarakat yang heterogen
D. MATERI AJAR
1. Latar belakang berdirinya Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang
2. Perkembangan Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang
3. Pengaruh Gereja Santa Theresia Lisieux Majenang di tengah
masyarakat yang heterogen
E. MODEL PEMBELAJARAN
1. Pendekatan Pembelajaran : Scientific
2. Model Pembelajaran : JigSaw
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi, tanya jawab
F. SUMBER BELAJAR
1. Sartono Kartodirjo, P.J. Suwarno, B. Musidi, Silverio R.L Aji
Sampurno. 1998. Sejarah Keuskupan Purwokerto. Yogyakarta:
Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma.
2. Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, 2010, Profil
dan Sejarah Singkat Paroki Santa Theresia Majenang, Artikel.
3. Dewan Pastoral Paroki Santa Theresia Lisieux Majenang, 2010,
Kenangan Berdirinya Paroki Santa Theresia Majenang, Majalah.
G. MEDIA PEMBELAJARAN
Komputer/laptop, LCD, Powerpoint
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Aktivitas Alokasi
Waktu
(Menit)
Pendahuluan Tahap Orientasi. Guru memberi salam, 15
menyiapkan kelas agar lebih kondusif,
mengabsensi peserta didik
Apersepsi. Guru menyampaikan topik
tentang sejarah gereja Katolik di Indonesia
Motivasi. Guru memberi motivasi bahwa
gereja Katolik memperluas karyanya di
seluruh Indonesia
Tujuan. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti Mengamati 60
Guru meminta siswa untuk membaca teks
atau referensi yang disediakan oleh guru
tentang sejarah gereja Katolik Santa Theresia
Lisieux Majenang
Menanya
Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terkait sejarah gereja Katolik
Santa Theresia Lisieux Majenang
Mengolah Informasi
Berdasarkan membaca teks atau referensi
yang disediakan oleh guru tentang sejarah
Gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang, siswa menganalisis latar belakang
berdirinya gereja Katolik Santa Theresia
Lisieux Majenang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Mengasosiasikan
Siswa mendiskusikan sesuai kelompok
terkait sejarah gereja Katolik Santa Theresia
Lisieux Majenang
Kelompok I : menganalisis perkembangan
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang
Kelompok II : menganalisis pengaruh gereja
Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang di
tengah masyarakat yang heterogen dalam
bidang sosial
Kelompok III : menganalisis pengaruh
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang di tengah masyarakat yang
heterogen dalam bidang pendidikan
Kelompok IV : menganalisis pengaruh
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang di tengah masyarakat yang
heterogen dalam bidang kesehatan
Mengkomunikasikan
Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok di
depan kelas
Kelompok I : menganalisis perkembangan
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
Majenang
Kelompok II : menganalisis pengaruh gereja
Katolik Santa Theresia Lisieux Majenang di
tengah masyarakat yang heterogen dalam
bidang sosial
Kelompok III : menganalisis pengaruh
gereja Katolik Santa Theresia Lisieux
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
74
2. Instrumen Penilaian
a. Penilaian sikap diskusi dan persentasi kelompok
Keterangan Penilaian:
Masing-masing kolom diisi dengan kriteris;
Baik Sekali :4
Baik :3
Cukup :2
Kurang :1
𝐒𝐊𝐎𝐑𝐏𝐄𝐑𝐎𝐋𝐄𝐇𝐀𝐍
Nilai = x100
𝐒𝐊𝐎𝐑𝐌𝐀𝐊𝐒𝐈𝐌𝐀𝐋
𝐒𝐊𝐎𝐑𝐏𝐄𝐑𝐎𝐋𝐄𝐇𝐀𝐍
Nilai = x100
𝐒𝐊𝐎𝐑𝐌𝐀𝐊𝐒𝐈𝐌𝐀𝐋
75
76
c. Psikomotorik
1) Teknik Penilaian : Penugasan
2) Bentuk Instrumen : Lembar Tugas
3) Instrumen :
Soal : Buatlah artikel ilmiah tentang sejarah gereja Katolik Santa
Theresia Lisieux Majenang mulai tahun 1950 sampai dengan 2010
dalam bentuk narasi.
Indikator
Petunjuk penyekoran:
Peserta didik memperoleh nilai:
Baik Sekali : apabila memperoleh skor 13-16
Baik : apabila memperoleh skor 9-12
Cukup : apabila memperoleh skor 5-8
Kurang : apanila memperoleh skor 1-4
77