Makalah Validitas Dan Reabilitas
Makalah Validitas Dan Reabilitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Persoalan alat ukur yang digunakan evaluator ketika melakukan kegiatan evaluasi sering
dihadapkan pada persoalan akurasi, konsisten dan stabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh
bisa mengukur dengan akurat sesuatu yang sedang diukur. Instrumen ini memang harus memiliki akurasi
ketika digunakan. Konsisten dan stabil dalam arti tidak mengalami perubahan dari waktu pengukuran
satu ke pengukuran yang lain.
Data yang kurang memiliki validitas , akan menghasilkan kesimpulan yang bisa, kurang sesuai
dengan yang seharusnya, dan bahkan bisa saja bertentangan dengan kelaziman. Untuk membuat alat
ukur instrumen itu, diperlukan kajian teori, pendapat para ahli serta pengalaman-pengalaman yang
kadangkala diperlukan bila definisi operasional variabelnya tidak kita temukan dalam teori. Alat ukur atau
instrumen yang akan disusun itu tentu saja harus memiliki validitas , agar data yang diperoleh dari alat
ukur itu bisa reliabel, valid dan disebut dengan validitas.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari validitas dan reabilitas?
2. Apa saja pembagian validitas dan reabilitas ?
3. Bagaimanakah ketetapan atau validitas dalam soal?
C. Tujuan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan validitas dan reabilitas
b. setelah mempelajari makalah ini mahasiswa menyimpulkan analisis validitas
c. setelah mempelajari makalah ini siswa dapat menentukan mana validitas yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan suatu
instrmen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai validitas yang tinggi dan sebaliknya bila
tingkat validitasnya rendah maka instrumentersebut kurang valid. Sebuah instrumen dikatakan
valid apabla mampu mengukur apa yang hendak diukur/ diinginkan. Sebuah instrumen dikatan
valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti. Validitas instrumen terbagi dalam
validitas internal,(validitas konstruk /constract validity dan validitas isi / contect validity) dan
validitas eksternal / empiris.1[1]
B. Macam-macam valiitasitu ada tiga yang sering digunakan dalam penyusunan instrument yaitu :
1) Validitas isi
Adalah setiap konsep harus dikembangkan indikator-indikatornya, dengan adanya indikator dari
setiap konsep maka bangun pengertian akan nampak dalam memudahkan dalam menetapkan
cara pengukuran. Untuk variabletertentu dimungkinkan untuk menggunakan alat ukur yang
beraneka ragam, cara menetapkan indikator suatu konsep dapat dilakukan dua cara. Yakni :
a) Menggunakan pemahaman atau logika berfikir atas dasar teori pengetahuan ilmiah.
b) Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
2) Validitas bangun
adalah pengertian yang berkenaan dengan kesannggupan alat ukur untuk mengukur
pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya. Dan semua itu tekandung dalam
konsep kemampuan, minat sebagai variabel penelitian dalam berbagai bodang kajian itu haruslah
jelas apa yang ingin diukurnya. Dan beberapa konsep diatas masih abstrak, dan masih
memerlukan penjabaran ayng lebih spesifik. Sehinnga memudahkan peneliti ntuk mengukukur
apa yang mereka inginkan. Dan setiap konsep harus dikembangkan indikatornya,karena dengan
adanya indikator dariap konsepmaka juga akan memdahkan peneliti untuk bisa menetapkan cara
pengukuranya.Sedangkan untuk vriabel tertentu bisa mengunakan alat ukur yan berlainan untuk
mengukurnya
cara menetapan indikator suatu konsep dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :
a) Menggunakan pemahaman atau logika berpikir atas dasar tori pengetahuan ilmiah
b) Menggunakan pengalaman empiris yakni apa yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Apabila hasil tes yang tidak berhubungan secara positif satu sama lain, berarti ukran
tersebut tidak memiliki validitas bangun pengertian suatu alat ukur adalah mengkolerasi anatara
alat ukur yang dibuat dengan alat ukur yang sudah baku, dan apabila menunjukkan koefisien
korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut memenuhi validitasnya.
C. Cara menentukan validitas dengan cara menggunakan rumus perhitungan validitas dari sebuah
instrument dapat menggunakan rumus korelasi product moment atau dikenal juga degan korelasi
pearson.
Berikut ini adalah rumusnya : : rxy = ∑ (∑ )(∑) {∑ (∑) } {∑ (∑) }
rxy = koefisien korelasi N = jumlah responden uji coba X = skor tiap item Y = skor seluruh
item responden uji coba
untuk mengitrepentasikan validitas, maka koefien korelasinya bisa di kategorikan pada
criteria sebagai berikut: kreteria validitas instrument tes nilai “r” interpetrasinya adalah : 0,81-
100 (sangat tinggi). 0,61-0,80 (tinggi) . 0,41-0,60 (cukup). 0,00-0,20 ( sangat rendah ).
Setelah diperoleh harga koefisien tiap-tiap soal kemudian hasilnya dibandingkan dengan
nilai “r” dari tabel signifikansi 5% dan taraf signifikan 1% dan df : N-2, hitungan tabel maka
koefisien validitas butir soal pada taraf signifikan.
D. Kegunaan Validitas
1. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas.
2. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang menimbulkan kecurigaan.
3. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas.
4. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang dianggap tidak relevan.
5. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut.
Test-retest Dilakukan dengan cara mencobakan instrument beberapa kali pada responden.
Jadi dalam hal ini instrumenya sama, respondenya sama, dan waktunya yang berbeda.
Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya.
Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrument tersebut sudah dinyatakan reliable.
Pengujian cara ini sering juga disebut stability.2[2]
E. Reabilitas
Reabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahw suatu instrumen dapat dipercaya untuk
dignakan sebagai alat pengumpul data keaena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Intrume
yang baik tidak mungkin bersifat tendenslus mengarahkan responden untuk memilih jawaban-
jawaban tertentu.reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali
diulang pun hasilnya akan tetap sama ( konsisten). Pengujian reabilitas dapat dilakukan secara
eksternal ( staility / test retest, equivalent atau gabungan kedunya ) dan secara inernal ( analisis
konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen.3[3]
F. Salah satu syarrat agar hasil ukuran suatu tes dpat dipercaya ialah tes tersebut harus mempunyai
reabilitas yang memadahi dalam buku:
2[2] http://files.ictmmp0.webnode.com/200000013-
4c5634d531/UJI_VALIDITAS_DAN_RELIABILITAS.pdf
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 (x)
4[4] Djalli dan puji muryono .pengukuran dalam bidang pendidikan. gramedia. semarang
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 64
2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 64
3 – – 1 1 1 0 1 0 – 0 4 16
4 0 0 1 0 0 1 0 1 – 1 4 16
5 1 1 1 1 1 1 1 0 – 0 7 49
6 1 1 1 1 1 – 1 – 0 1 7 49
7 1 1 1 – 1 1 1 0 1 1 8 64
8 1 0 0 1 1 1 0 0 – 1 5 25
9 – 1 1 – 0 0 0 0 – 1 3 9
10 0 0 0 – 1 0 0 0 1 1 2 4
∑ 6 6 8 6 8 6 6 1 3 6 56 360
P 0,6 0,6 0,8 0,6 0,8 0,6 0,6 0,1 0,3 0,6
Q 0,4 0,4 0,2 0,4 0,2 0,4 0,4 0,9 0,7 0,4
Keterangan :
Betul Skor
1 8
2 8
5 7
6 7
7 8
8 5
6 43
=5,6
=2,15
=0,6
=0,4
Menguji validitas soal no 1 :
= = =0,911
Jadi : 0,911
Dengan db = N -2 = 10-2=8 dan =0,05
Pada tabel r product-moment diperoleh :
===0,632
Kesimpulan :
Karena > atau 0,911>0,632,maka soal nomor 1 disimpulkan valid.
PENUTUP
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Prinsif validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang berarti prinsif keandalan
instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Jadi validitas lebih menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan.
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari
suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam
suatu penelitian. Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada butir
yang dimaksud dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan skor X dan
skor total dinyatakan sebagai skor Y, dengan diperolehnya indeks validitas setiap butir soal,
dapat diketahui butir-butir soal manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas.
Penilaian program pendidikan menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program,
strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut
penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru siswa dan keterlaksanaan program
belajar mengajar. Sedangkan penilaian hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil
belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek
tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam
bentuk validitas maupun reliabilitas. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa
sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada kualitas alat penilaiannya di
samping pada cara pelaksanaannya.
Standarisasi tes mengisyaratkan uji validitas dan reliabilitas tes . tes yang sudah standar atau baku akan
memiliki nilai manfaat praktis karena hasil yang diperoleh dari penerapan tes itu akan diperoleh skor
yang sahih dan konsisten. Oleh karena itu guru sebelum menerapkan tes kepada siswa, sebaiknya
terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas tes yang telah dibuat.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulisan makalah ini akan difokuskan pada pembahasan tentang
“Validitas dan Reliabilitas Tes” agar dapat lebih memahami apa itu sebenarnya validitas dan reliabilitas
serta lebih memahami bagaimana mengetahui suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang
baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat menguraikan tujuan dari masalah tersebut,
yaitu:
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik menggambarkan seluruh tes namun karakteristik itu lebih mungkin menjadi penanda tes
standar dari pada tes yang dikembangkan oleh guru. Tes standar merupakan tes yang dikembangkan
oleh para pakar dan dibuat secara hati-hati. Butir soal tes satu per satu dianalisis dan direvisi sampai
memenuhi standar kualitas tertentu.
Validitas berkaitan dengan apakah suatu tes mengukur dan untuk siapa tes itu layak digunakan.
Sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi yang dapat diestimasikan dari data (skor) dengan
menggunakan teknik statistic yang diperoleh dari koefisien korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan
angka desimal antara 0,00 sampai 1,00. Angka yang mendekati 0,00 menunjukkan validitas atau
reliabilitas rendah. Sedangkan angka yang mendekati 1,00 menunjukkan validitas dan reliabilitas tinggi.
Spesifikasi kondisi di dalam ujian juga menjadi karakteristik penting bagi tes standar.
B. Validitas Tes Hasil Belajar
1. Pengertian Validitas
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur. Secara
tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi
sebagai indikator hasil belajar.
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul
menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika.
Misalnya diberikan soal dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap
maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami pertanyaannya. Validitas
tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah
valid untuk suatu tujuan tertentu belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Dalam menggunakan validitas suatu tes, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
b. Mengacu pada hasil dari suatu tes atau instrument evaluasi yang dikenakan pada sekelompok
individu.
1) Validitas Isi
Merupakan derajad dimana suatu tes mengukur bidang-bidang isi pelajaran yang hendak diukur. Hal ini
sangat penting bagi tes hasil belajar. Validitas isi mempersyaratkan adanya validitas butir soal dan
sampel isi pelajaran. Esensi validitas isi berkaitan dengan sampel. Dan menjadi penting apabila ingin
menggambarkan kinerja siswa terhadap suatu ranah tugas tertentu.
Validitas isi ditentukan oleh penilaian (judgement) para pakar. Tidak ada rumus untuk
menghitungnya dan tidak ada cara untuk mengungkapnya secara kuantitatif. Para pakar mengkaji
seluruh butir soal dan membuat penilaian tentang seberapa baik butir soal itu mencerminkan bidang
yang diujikan.
2) Validitas Konstrak
Merupakan derajat dimana suatu tes mampu mengukur konstruk hipotetik yang hendak diukur.
Tahapan validitas konstruk yaitu mengidentifikasi konstruk yang diperkirakan untuk menghitung kinerja
tes, menarik hipotesis berkenaan dengan kinerja tes dari teori masing-masing konstruk, menguji
hipotesis berdasarkan logika dan data empirik.
3) Validitas Kongkaren
Merupakan derajat dimana skor suatu tes berkaitan dengan skor tes lainnya, yakni tes yang telah sahih
kemudian diujikan pada waktu yang bersamaan dengan tes yang baru dibuat.
4) Validitas Peramalan
Merupakan derajat dimana suatu tes dapat meramalkan seberapa baik siswa akan melaksanakan
tugas di dalam situasi mendatang. Validitas peramalan ditentukan dengan cara merumuskan hubungan
antara skor tes dengan ukuran keberhasilan pada situasi yang diinginkan.
Tujuan utama TAP untuk mengukur hasil belajar pada satu tujuan pembelajaran atau lebih, sehingga
validitas isi akan menjadi perhatian utama di dalam menentukan reliabilitasnya.
1) Validitas Isi
Validitas isi pada TAP berkaitan dengan derajat kemampuan tes mengukur pencapaian tujuan
pembelajaran. Seperti halnya dengan TAN, pada TAP juga berkaitan dengan validitas butir soal dan
validitas sampel tujuan pembelajaran. Validitas isi juga disebur sebagai validitas deskriptif.
2) Validitas Peramalan
Validitas peramalan pada TAP mempertanyakan kemampuan tes meramalkan kinerja siswa di masa
depan. Validitas ini juga disebut sebagai validitas fungsional. Dengan demikian salah satu fungsi tes
adalah untuk membuat peramalan di masa depan. Apabila tes itu baik, maka dapat dikatakan bahwa tes
tersebut memiliki validitas fungsional.
3. Uji Validitas
a. Validitas eksternal
Merupakan teknik validitas yang mengkorelasikan antara skor hasil pengukuran baru dengan skor hasil
pengukuran lain yang memiliki tujuan sama.
rxy =
Ket:
yang dikorelasikan
Y = skor rapor
N = jumlah siswa
b. Validitas Internal
Merupakan teknik validitas yang berusaha ingin mengetahui kesesuaian antara satu butir dengan
keseluruhan butir. Dua teknik yang digunakan yaitu analisis bagian atau faktor dan analisis butir.
C. Faktor Yang Mempengaruhi Validitas
5. Kedwimukaan (ambiguity).
9. Pola-pola jawaban.
D. Reliabilitas Tes
1. Pengertian
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dipercaya atau dapat
diandalkan. Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes (test score) dari
masa ke masa.jika seorang guru memperoleh skor yang sama pada tes yang sama pada kelompok siswa
yang sama pada waktu yang berbeda, maka dia dapat menyimpulkan bahwa hasil tes itu memiliki
derajat reliabilitas tes yang tinggi dari suatu masa ke masa.konsistensi hasil evaluasi itu menjadi sangat
berharga. Jika didasarkan pada data yang valid dan ditetapkan secara objektif.
Suatu hasil evaluasi pada umumnya tidak pernah mencapai konsistensi secara sempurna.
Beberapa jenis pengukuran tentu memiliki berbagai jenis kesalahan ada bebrapa faktor berkaitan
dengan karakteristik yang bersifat temporer atau permanen. Sumber lain berkaitan dengan
karakteristik tes itu atau cara melaksanakan ujian, pensekoran dan penafsiran hasil ujian.
2. Teknik-teknik reliabilitas
Penghitungan reliabilitas untuk tes acuan normative setidak- tidaknya lebih mudah
dibandingkan dengan pernghitungan validitasa. Ada banyak jenis reliabilitas yang berbeda-beda,
masing-masing ditentukan dengan cara-cara yang bebeda dan massing-masing menjelaskan jenis
konsistensi yang berbeda .teknik reliabilitas tes ulang, bentuk satara, dan belah dua semua nya
ditentukan melalui korelasi.
Skor tes dapat menjadi reliable atau konsisten secara berbeda.skor itu dapat
dikatagorisasikan sesuaikan dengan apakak sekor-sekor itu diperoleh dari satu tes yang diujikan
sekali, dua kali, ataukah dua tes diujukan dalam satu waktu sekali.rliabelitas ini dapat diestimasikan
dengan menggunakan teknik korelasi, dan diungkap dengan angka decimal antara 0,00
sampai dengan 1,00
Teknik reliabilitas tes ulang adalah derajat dimana skor tes tetap konsisten sepanjang masa. Ia
menunjukan sebaran skor yang terjadi dari bebrapa kegiatan ujian sebagai hasil dari kesalahan
pengukuran
Teknik reliabilitas setara adalah dua tes yang identik kecuali untuk soal-soal aktual. Dua bentuk tes itu
mengukur bidang isi pelajaran yang sama, jumlah soal sama, struktur soal sama, tingkat kesulitan sama,
dan petunjukn ujian, penskoran dan penafsiran sama.
Reliabilitas kesataraan nasional tidak dihitung melalui korelasi, namun melalui penetapan hubungan
antara satu butir soal dengan seluruh butir lainnya dan total butir soal dalam tes.
Reliabilitas tes acuan patokan mengacu pada konsistensi tes mengukur apa yang diukur. Perhatian tes
acuan patokan adalah asesmen derajat stabilitas atau kesetaraan, yakni reliabilitas bentuk tes ulamg dan
kesetaraan.
Walaupun secara teoritik variabilitas skor yang dicapai siswa tidak ada dalam tes acuan patokan, namun
demikian variabilitas itu tetap ada. Oleh karena itu apabila tes acuan patokan itu diterapkan dan tingkat
kinerja setiap siswa dicatat, maka hampir selalu terjadi variabilitas skor. Derajat variabilitas itu akan
bervariasi dari kelompok ke kelompok dan dari tes ke tes lainnya.
Apabila terdapat variabilitas skor, maka dapat digunakan pengukuran tradisional untuk menghitung
reliabilitas. Pendekatan yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes acuan patokan
hingga sekarang ini belum ada yang diterima oleh semua pihak.
Livingston telah mengusulkan pendekatan untuk membuat estimasi reliabilitas tes acuan patokan.
Rumus yang digunakan pada dasarnya adalah generalisasi dari teori reliabilitas klasik. Rumus yang
digunakan itu menghitung reliabilitas tes acuan patokan dengan cara pertama-tama menghitung
reliabilitas tradisional, seperti pada acuan tes normatif, kemudian menyesuaikan berdasrkan pada
kriteria skor tes acuan patokan. Rumus yang digunakan hanya cocok untuk jenis tes materi.
Pertimabngan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi realiabilitas tes ini buakn saja
membantu guru dalam menasirkan kofisien reliabilitass tes standar searalebih baik,melainkan juga
membantu kita didalam merumuskan tes yang lebih reliable. Bebrapa faktor yang dimaksud
secara ringkas dijelaskan sebagai berikut:
Walaupun sampel perilaku itu banyak dan dapat menjaddikan butir soal semakn banyak
pula,namun perlu diperhatiakan adalah butiran soal itu jangan terlalau banyak sehinnga waktu yang
disediakan untuk ujian tidak cukup untuk siswa yang mengerjakannya. Pendeknya, semakin banyak
butir soal yang ada pada suatu tes maka semakin baik sampel perilaku yang diukur didalam tes
tersebut.
Metode korelasi untuk mmengestimasi reliabilitas memerlukan sebaran sekor. Jika sebaran
sekor itu sempit, maka koefisien reliabilitas akan menjadi randah.begitu pula jika sebaran skor itu
luas, maka koefisien reliabiltas akan menjadi tinggi.
Sebaran skor yang diperoleh siswa pada suatu tes adalah tergantung pada tingkat
kesulitan butir soal yang disajikan dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal.
Tes objektif merupakan tes yang mampu mengurangi subjektivitas penskoran, artinya:
setiap orang yang menskor hassil tes akan menemukan skor yang sama pada siswa yang sama. Untuk
meningkatkan objektivitas, proses pensekoran harus dilakuakan seobjektif mungkin dan
mengurangi pengaruh guru dalam menskor hassil ujian siswa.
Penafsiran skor koefisien korelasi tergantung pada bagaimana tes itu akan digunakan. Apabila skor
koefisien korelasi digunakan untuk mengestimasikan validitas atau reliabilitas instrumen pengukuran,
maka kriteria yang harus diambil harus lebih tinggi dibandingkan dengan apabila skor koefisien itu
digunakan untuk tujuan tertentu, sperti penelitian yang mencari hubungan antar variabel. Koefisien
korelasi 0,45 misalnya, dikatakan baik untuk penelitian korelasional, namun tidak baik untuk dijadikan
sebagai indeks validitas prediktif, dan sangat buruk untuk dijadikan sebagai indeks reliabilitas. Demikian
pula, koefisein 0,60 dapat dikatakan baik untuk penelitian prediktif, namun masih belum memuaskan
untuk mengestimasi reliabilitas.
Berkenaan dengan validitas, seringkali penyusunan tes menghitung koefesien korelasi untuk
menentukan validitas prediktif, yakni derajat hubungan antara skor prediktor dengan kriterium.
Koefesien 0,40, misalnya, akan memiliki sedikit makna bagi tujuan prediksi, karena hal ini menunjukkan
korelasi yang rendah, dan menunjukkan variasi 16%, sehingga tidak mampu digunakan untuk
memprediksi skor kriterium. Oleh karena itu tes yang skor koefesien korelasi di bawah 0,50 umumnya
tidak memiliki manfaat untuk digunakan sebagai instrumen untuk memprediksi kemampuan
sekelompok atau individu siswa. Berkenaan dengan reliabilitas, berapakah skor koefesien reliabilitas
yang baik untuk sebuah tes. Untuk tes kemampuan dan prestasi belajar yang standar, umumnya skor
koefesien korelasi yang dilipih adalah 0,90. Tes kepribadian umumnya menetapkan skor koefesien
korelasi minimal 0,80.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana pengertian validitas adalah derajat kemampuan suatu tes mengukur apa yang
hendak diukur. Ada bebrapa teknik untuk mengukur validitas tes, yaitu validitas tes isi, validitas
konstrak, validitas kongkaren, dan validitas peramalan.
Reliabilitas mengacu pada keajegan hasil evaluasi, yakni konsistensi skor tes dari masa ke masa. Ada
bebrapa teknik untuk mengukur reliabilitas tes, yaitu teknik reliabilitas belah dua, bentuk setara, bentuk
tes-retes, dan bentuk kesetaraan rasional.
B. Daftar Pustaka
http://sangbyyou.blogspot.co.id/2013/05/makalah-evaluasi-pembelajaran.html