Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MANAJEMEN INVESTASI
(Teori Dan Konsep Investasi)

Disusun oleh :
1. RizkiArvita (13100797)
2. Dewi Fatimah()
3. AchmadYunus ()

PRODI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
AL-ANWAR MOJOKERTO
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan
kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah Management Investasi.
Makalah ini disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa dalam melatih
dirinya untuk menyelesaikan teori yang dijelakan dari tiap pokok bahasan pada mata kuliah
Management Investasi.Melalui pelajaran Management Investasi diharapkan mahasiswa dapat
terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan
dalam menggunakan beragam materi Management Investasi.
Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Management Investasi yang telah
membimbing kami dalam tersusunnya makalah ini.
Besar harapan kami untuk memperoleh kritik dan saran yang menyangkut cara penyelesaian
makalah ini demi untuk penyempurnaan makalah ini.

Mojokerto, 24 September 2015


DAFTAR ISI

Hal Judul
Kata Pengantar ......................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan akalah ..........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan Makalah .....................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Direct & Full Costing ..............................................................................................
2.1.1 Direct Costing ................................................................................................
2.1.1.1 Pengertian Direct Costing ....................................................................
2.1.1.2 Karateristik Direct Costing ..................................................................
2.1.1.3 Manfaat Metode Direct Costing ..........................................................
2.1.2 Full Costing ..................................................................................................
2.1.2.1 Pengertian Full Costing ......................................................................
2.1.2.2Karateristik Full Costing .......................................................................
2.2 Analysis Biaya, Volume Dan Laba ..........................................................................
2.2.1 Arti Penting Analysis Biaya, Volume & Laba ...............................................
2.2.2 Asumsi yang mendasari analisis biaya, volume & laba .................................
2.2.3 Analysis titik impas (Break Event Point Analysis) ........................................
2.2.4 Pemanfaatan analysis Cost-Volume Profit untuk perencanaan ......................
2.2.5 Pemilihan struktur biaya .................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.1.1 Direct & Full Costing .....................................................................................
3.1.2 Analysis Biaya, Volume & Laba ....................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan
buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya
berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya
memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan
memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya
dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam
portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan
iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-
resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut
.Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-
sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita
akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah
dan tiap individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat
mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa
aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah,
khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani
oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan
disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar.

1.2 Rumusan Masalah

a. apa pengertian Investasi ?


b. bagaimana cara kerja investasi?
c. Apa keuntungan dan resiko investasi?
d. Bagimana perkembangan investasi nasional?
1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui definisi dan cara kerja Investasi


b. Untuk memahami semua ruang lingkup Investasi
c. Untuk mengetahui perkembangan Investasi Nasional

1.4 Tujuan Penulisan Makalah

a. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran tentangTeori dan
Konsep Investasi.
b. Dengan mengetahui makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah
pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi.
c. Para pembaca akan mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat tentanTeori dan
Konsep Investasi.

1.5 Manfaat Penulisan Makalah

a. Dengan memahami makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah
pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi.
b. Para pembaca akan memahami pengertian, tujuan dan manfaat tentang Teori dan
Konsep Investasi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI INVESTASI


Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh
tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. Menurut Abdul Halim,
“Investasi selalu memiliki dua sisi, yaitu return dan risiko”. Dalam Berinvestasi berlaku
hukum bahwa semakin tinggi return yang ditawarkan maka semakin tinggi pula risiko yang
harus ditanggung investor. Investor bisa saja mengalami kerugian bahkan lebih dari itu bisa
kehilangan semua modalnya. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa tidak semua
investor mengalokasikan dananya pada semua instrumen investasi yang menawarkan return
yang tinggi.definisi lain mengenai investasi di kemukakan oleh Sunariyah “Investasi adalah
penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu
lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.

2.2 TUJUAN INVESTASI


Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah
uang. Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya
dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi resiko inflasi.Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan
atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai
kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak.Beberapa negara di dunia banyak melakukan
kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui
pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada
bidang – bidang usaha tertentu.
2.3 BENTUK INVESTASI
Bentuk-bentuk investasi antara lain :
1. Reksa dana yaitu wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi untuk kemudian
diinvestasikan ke aset finansial lainnya. Dana itu biasanya disimpan di bank
penyimpanan yang disebut dengan bank kustodian. Reksa dana adalah solusi bagi
orang yang ingin berinvestasi dalam banyak aset namun memiliki dana yang
terbatas. Hal ini dimungkinkan karena dana yang dihimpun dari banyak pihak cukup
besar untuk kemudian dapat diinvestasikan pada saham, obligasi dan instrumen
pasar uang sesuai dengan kebijakan dari Manajer Investasi.
Selain itu, reksa dana juga merupakan solusi bagi Anda yang memiliki keterbatasan
dalam pengetahuan dan informasi dalam melakukan analisis investasi, serta bagi
Anda yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mengawasi pergerakan harian
saham dan obligasi.
2. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi. Investasi
dalam mata uang asing ini lebih beresiko dibandingkan dengan investasi lain seperti
saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang
bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di
pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat
fluktuatif.
3. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti yaitu, menyewakan properti tersebut ke
pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa atau menjual properti tersebut dengan
harga yang lebih tinggi.
4. Barang-barangkoleksi
Biasanya barang-barang koleksi berupa perangko, lukisan, barang antik, cincin,
keris, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang
koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain yang suka kepada
barang koleksi tersebut. Jika orang yang kita tawari barang tersebut suka pada
barang itu biasanya bisa membeli dengan harga yang cukup tinggi.
5. Saham
Saham ialah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham
di suatu tempat, berarti orang yang memiliki saham sama halnya dengan membeli
sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan,
maka pemegang saham biasanya akan memperoleh sebagian keuntungan yang
disebut deviden. Saham itu juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga
yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut dengan capital gain maupun lebih
rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi,
keuntungan yang bisa diperoleh dari saham ada dua jenis yaitu capital gain dan
deviden.

6. Emas
Emas merupakan barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah
mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada,
dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-
negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan
inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga
emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
7. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu
yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang diinginkan.
8. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai
suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka
agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi
dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi bisa
juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih
rendah daripada ketika membelinya.
9. Deposito di bank
Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan
produk tabungan, yang membedakannya di sini adalah dalam melakukan deposito
tidak bisa diambil dalam waktu kapan saja sesuai keinginan, kecuali apabila uang
tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan
antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga
yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suku
bunga tabungan. Selama deposito itu belum jatuh tempo, uang pada deposito
tersebut tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga di bank.

2.4 TIPE INVESTASI


 ACE Rupiah Equity Fund
Dengan penempatan investasi minimum 80% pada instrumen saham, dan selebihnya
ditempatkan pada instrumen pasar uang, dana ini memberikan hasil investasi tinggi
jangka menengah dan panjang dengan risiko tinggi.
 ACE Rupiah Managed Fund
Dengan penempatan investasi pada instrumen saham, efek berpendapatan tetap dan
pasar uang dengan proporsi berimbang, dana ini memberikan hasil investasi optimal
jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko sedang sampai tinggi.
 ACE Rupiah Stable Fund
Penempatan investasi minimum 80% pada efek berpendapatan tetap, dan selebihnya
ditempatkan pada instrumen pasar uang, dana ini memberikan hasil investasi stabil
jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko rendah sampai sedang.
 ACE USD Stable Fund
Penempatan investasi minimum 80% pada efek berpendapatan tetap dalam
denominasi Dollar Amerika Serikat di Bursa Efek di Indonesia maupun Bursa Efek
di Luar Negeri, dan selebihnya ditempatkan pada instrumen pasar uang dalam
denominasi Dollar Amerika Serikat, dana ini memberikan hasil investasi stabil
jangka menengah dan panjang, dengan tingkat risiko rendah sampai sedang.

2.5 PROSES INVESTASI


Tahapan-tahapan tersebut diantaranya adalah:
1. Menentukan kebijakan investasi.
Kebijakan investasi meliputi penentuan tujuan investasi dan besar kekayaan yang
akan diinvestasikan. Tujuan investasi harus dinyatakan baik dalam tingkat keuntungan
(return) maupun risiko. Jumlah dana yang diinvestasikan juga mempengaruhi return
dan risiko yang ditanggung. Di samping itu dalam proses investasi perlu
dipertimbangkan preferensi risiko pemodal. Hal ini mempengaruhi jenis sekuritas
yang dipilih untuk alokasi dana yang ada sehingga dapat diperkirakan distribusi dana
pada berbagai instrumen yang tersedia. Dengan menentukan tujuan investasi dapat
ditentukan pilihan instrumen investasi yang dilakukan.
2. Melakukan analisis sekuritas.
Analisis sekuritas berarti menilai sekuritas secara individual, dan untuk
mengidentifikasi sekuritas digunakan dua filosofi berbeda, yaitu:
- Untuk sekuritas yang mispriced (harga terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat
dengan analisis teknikal atau analisis fundamental.
- Untuk sekuritas dengan harga wajar, pemilihan sekuritas didasarkan atas preferensi
risiko para pemodal, pola kebutuhan kas, dan lain-lain.
3. Membentuk portofolio.
Dari hasil evaluasi terhadap masing-masing sekuritas, dipilih aset-aset yang akan
dimasukkan dalam portofolio dan ditentukan proporsi dana yang diinvestasikan pada
masing-masing sekuritas tersebut. Ini dilakukan dengan harapan risiko yang harus
ditanggung terkurangi dan portofolio yang menawarkan return maksimum dengan
risiko tertentu atau minimum risiko dengan return tertentu dapat terbentuk
4. Merevisi portofolio.
Revisi atas portofolio berarti merubah portofolio dengan cara menambah atau
mengurangi saham dalam portofolio yang dianggap menarik atau tidak lagi menarik.
Jika diperlukan, langkah ini dilakukan melalui pengulangan tiga tahap di atas.
5. Evaluasi kinerja portofolio.
Evaluasi kinerja portofolio membandingkan kinerja yang diukur baik dalam return
yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung, terhadap portofolio benchmark atau
pasar.
2.6 PERHITUNGAN INVESTASI PADA KONDISI STABIL
Itf = ʕinv +ʕinv+ ʕinv+ ʕinv+ ʕinv+............∞
(1+r)1 (1+r)2 (1+r)3 (1+r)4 (1+r)5

Keterangan :
Itf = Investasi tanpa ada fluktasi
ʕinv = Nilai yang diinvestasikan
r = Tingkat imbal hasil atau keuntungan yang diharapkan dari
pertumbuhan investasi
∞ = Dan seterunya
Study kasus :
Bank Indonesia (BI) merilis peringkat investasi Indonesia berdasarkan Rating and Investment
Information, Inc. (R&I) yang merupakan lembaga pemeringkat asal Jepang. Menurut R&I,
Indonesia mempertahankan peringkat investasi (Sovereign Credit Rating) pada BBB-/stable
outlook. Laporan tersebut menyatakan, faktor kunci yang mendukung keputusan afirmasi
bagi sovereign credit rating Indonesia antara lain kemampuan Indonesia mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang, pengelolaan fiskal yang
konservatif, perbankan yang sehat dan beban utang Pemerintah yang rendah. Secara lebih
rinci, analis R&I menyatakan, di tengah tekanan terhadap nilai tukar, Indonesia mampu
mempertahankan kekuatan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban Utang Luar Negeri
Jangka Pendeknya. Dengan respons kebijakan yang telah dikeluarkan otoritas perekonomian
Indonesia, R&I tetap berkeyakinan bahwa Indonesia masih mampu mempertahankan
peringkat investment gradeini. Selain itu, sumber daya alam yang melimpah dan pasar
domestik yang besar tetap menjadi kekuatan ekonomi Indonesia. Dengan dukungan arus
masuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Indonesia akan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka menengah. Gubernur Bank
Indonesia Agus Martowardojo mengapresiasi laporan R&I tersebut. "Kami menyambut baik
afirmasi Investment Grade dari R&I ini, serta mengapresiasi pengakuan R&I terhadap
efektivitas respons kebijakan otoritas perekonomian Indonesia dalam mengantisipasi gejolak
ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan global saat ini. Kami akan melanjutkan
komitmen terhadap penguatan stabilitas ekonomi secara menyeluruh dan percepatan
penyesuaian perekonomian Indonesia ke tingkat yang lebih sehat," ungkap Agus dalam berita
tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (11/10). Pertumbuhan 2012 masih lebih baik dari
kinerja tahun 2010, padahal kinerja ekspor melemah. Hal ini dapat mencerminkan bahwa
sebenarnya pengaruh sektor eksternal terhadap struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia
justru berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa daya tahan ekonomi Indonesia terhadap
guncangan eksternal membaik. Seiring pertumbuhan ekspor yang menurun, pertumbuhan
impor menunjukkan peningkatan, dan selisih ekspor dan impor (net export) menunjukkan
angka negatif. Sudut pandang yang khawatir menganggap bahwa ekonomi kita terlalu
bergantung pada barang konsumsi impor, sementara harga komoditas ekspor kita melemah
seiring pelemahan permintaan global. Padahal, yang mengalami peningkatan signifikan
dalam struktur impor kita adalah barang modal (15,21% per-tahun) dan bahan baku/penolong
(7,01%). Keduanya digunakan dalam proses produksi sehingga menunjang penciptaan nilai
tambah yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Proses produksi yang
menggunakan bahan baku dan barang modal impor juga mendukung penciptaan apangan
kerja, dan menunjang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Sementara, impor barang
konsumsi jusru hanya meningkat 0,17% pada tahun 2012. Bukti lain yang menunjukkan
bahwa ekonomi Indonesia resilient terhadap pelemahan global adalah, pada tahun 2011 net
export meningkat 14,68%, dan pertumbuhan ekonomi menjadi 6,46%. Sementara, pada saat
net export mengalami penurunan drastis sebesar -13,66% pada 2012, angka pertumbuhan
Indonesia adalah 6,23%. Sehingga, baik net export naik atau turun belasan persen per-tahun,
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil. Kestabilan angka pertumbuhan Indonesia akan
lebih terlihat bila kita dibandingkan dengan negara lain, yang ditengarai memiliki proporsi
net export yang tinggi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Singapura misalnya,
pertumbuhannya menurun dari 4,98% menjadi 1,38% per-tahun pada 2012. Impor yang
meningkat lebih tinggi dari ekspor, ternyata tidak berdampak besar pada ekonomi Indonesia.
Impor Indonesia didominasi oleh bahan baku dan barang modal. Bahan baku digunakan
dalam proses produksi, menghasilkan output yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Barang
modal menunjang proses produksi sehingga dapat berlangsung secara berkelanjutan di masa
yang akan datang. Secara sektoral, perekonomian Indonesia ditunjang paling besar oleh
sektor industri pengolahan atau yang sering disebut sektor manufaktur sebesar 23,94% dari
PDB, dengan tingkat pertumbuhan 5,73% pada 2012. Sehingga relevan bila kita mengatakan,
peningkatan impor bahan baku dan barang modal merupakan indikasi dari pertumbuhan
sektor pengolahan Indonesia. Dari sisi penggunaan, ekonomi Indonesia didominasi oleh
konsumsi rumah tangga. Urutan kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ,
yang mencerminkan investasi pada ekonomi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang
stabil menunjukkan daya beli masyarakat terus meningkat, seiring pertumbuhan PDB per-
kapita yang sebesar 9,5% pada tahun 2012. Untuk melayani peningkatan tersebut, investasi
juga ikut meningkat. PMTB atau investasi merupakan komponen PDB dari sisi penggunaan
yang mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2012. Barang modal yang terbentuk tahun
ini, baik seluruhnya menggunakan komponen domestik atau perlu dilengkapi komponen
impor, tidak hanya berperan dalam menghasilkan output produksi pada tahun ini, tapi juga
untuk masa yang akan datang. Sehingga, pertumbuhan investasi yang tinggi pada PDB
Indonesia menunjukkan pertumbuhan Indonesia dapat berlanjut terus pada masa yang akan
datang, atau pertumbuhan terjadi secara berkelanjutan. Pertumbuhan investasi membutuhkan
pendanaan, yang umumnya berasal dari sektor keuangan. Selain dari perbankan, pasar modal
sekarang telah menjadi alternatif pendanaan bagi perkembangan investasi di sektor riil. Pasar
modal dapat menjadi alternatif yang lebih efisien. Hal ini terkait Net Interest Margin (NIM)
yang tinggi pada perbankan Indonesia, yang dapat membuat biaya dana untuk
mengembangkan investasi di sektor riil menjadi lebih mahal. Di sisi lain, inflasi domestik
yang terjaga dan tingkat bunga global yang tetap rendah membuat tingkat bunga tabungan
dan deposito domestik ikut rendah. Pemilik dana menjadi lebih terdorong untuk mencari
alternatif instrumen keuangan yang dapat memberikan alernatif imbal hasil yang lebih baik,
dan mereka dapat memperolehnya di pasar modal. Di pasar modal, perusahaan yang
membutuhkan dana pengembangan investasi dapat memperoleh benefit berupa kewajiban
pembayaran bunga yang lebih kecil dari yang diminta sektor perbankan, misalnya. Hal ini
dapat terjadi karena bila perusahaan mencari dana melalui pasar modal, ia menawarkan atau
menjual suatu instrumen baik obligasi maupun saham, yang akan dibeli oleh pemilik dana,
melalui mekanisme perantaraan pada perusahaan sekuritas, atau melalui Reksa Dana sebagai
perwakilan dari para pemilik dana. Baik sekuritas maupun pengelola reksa dana hanya men-
charge fee, bukan net interest margin dari selisih biaya dana yang dibayar perusahaan dengan
yang diterima investor. Sebagai contoh, fee pengelolaan reksa dana bervariasi, antara 1%
sampai 2,5%. Angka tersebut lebih kecil dari rasio NIM perbankan per-November 2012 yang
mencapai 5,48%. Sehingga penggunaan pasar modal dapat membuat imbal hasil yang
diterima investor lebih besar, dan biaya dana yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih
kecil, bila dibandingkan ketika intermediasi terjadi pada institusi lain seperti perbankan
misalnya.Penggunaan pasar modal sebagai media intermediasi bagi pendanaan investasi
dapat membuat struktur pendanaan perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, dan lebih
efisien dalam hal biaya. Pemilik dana pun dapat memanfaatkan efisiensi pasar modal, dengan
mendapatkan imbal hasil yang lebih baik atas dananya. Perkembangan pasar modal yang
lebih pesat dapat pula mendorong sektor perbankan untuk mengefisienkan diri, sehingga turut
memperbaiki kondisi profitabilitasnya agar tidak selalu menjaga net interest margin yang
tinggi.Tentu saja imbal hasil yang lebih tinggi akan disertai risiko yang lebih tinggi. Pada
perbankan, dana nasabah diasuransikan sampai batas Rp2 miliar. Sedangkan di pasar modal,
pemilik dana menghadapi fluktuasi dalam nilai investasinya, dapat naik dan turun seiring
perkembangan harga instrumen yang dimilikinya. Hal ini sesuai mekanisme pasar berupa
terjadinya penjualan dan pembelian instrumen keuangan setiap waktu di pasar modal, yang
mempengaruhi harga. Namun dalam jangka panjang, nilai instrumen di pasar modal terutama
instrumen saham memiliki tren yang meningkat. Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang stabil, PDB per-kapita terus meningkat, produksi perusahaan terus
dikonsumsi masyarakat, sehingga perkembangan profitabilitas perusahaan menjadi lebih baik
dan valuasi nilai saham perusahaan di pasar modal terus meningkat. Pemilik dana dapat
mengelola risiko fluktuasi nilai investasi melalui diversifikasi, dengan melakukan
penempatan dana yang tidak terkonsentrasi pada suatu instrumen tertentu. Diversifikasi juga
dapat berlaku dalam skala yang lebih besar, dengan penempatan dana tidak hanya pada sektor
perbankan, investor dapat turut menikmati imbal hasil yang memadai, seiring pertumbuhan
ekonomi, yang dapat membuat masa depan finansialnya lebih terjaga. Bagi perusahaan,
penggunaan pasar modal sebagai alternatif pendanaan juga merupakan diversifikasi agar
biaya modalnya lebih terkelola dengan baik. Dengan biaya modal yang lebih efisien, kegiatan
investasi perusahaan dapat lebih berkembang. Hal tersebut dapat lebih mengembangkan
pembentukan modal tetap bruto Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
berlangsung secara berkelanjutan.

2.7 INVESTASI DINEGARA BERKEMBANG


Risiko investasi di negara berkembang akan lebih rendah dibandingkan negara
maju di masa mendatang. Hal itu didukung dari pertumbuhan ekonomi yang relatif baik.
Direktur Utama PT Schroders Investment Management Indonesia Michael
Tjoajadi mengatakan, bila dilihat dari sejarahnya, risk level equity negara maju memang
lebih kecil dibandingkan negara berkembang.Namun Michael melihat, risiko investasi
kali ini akan lebih tinggi di negara maju dibandingkan negara berkembang."Ada
pergeseran risk level dari investasi di saham. Di masa depan akan berubah, dengan risk
level management di negara maju akan lebih tinggi dari negara berkembang. Menurut
Michael, ada beberapa faktor yang mendorong pergeseran risiko investasi tersebut.
Pertama, bagusnya rasio utang di negara berkembang, karena lebih kecil
dibandingkan negara maju.
Kedua, pertumbuhan pendapatan lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan di
negara maju.Demikian juga rendahnya pertumbuhan ekonomi di negara maju, sehingga
pertumbuhan negara berkembang akan lebih tinggi. Selain itu, rating dari banyak negara
maju telah diturunkan. Negara berkembang pun cenderung memiliki tingkat konsumsi
domestik lebih besar, sehingga dapat menutupi ekspor lebih kecil. Terakhir adalah
transaksi antar emerging market yang n diperkirakan jauh lebih tinggi.
Krisis Eropa telah menyebabkan sepinya transaksi perdagangan saham, baik di
bursa saham regional dan global. Michael pun mengakui bahwa saat ini banyak investor
yang berpindah investasi, dengan risiko lebih rendah. "Pasar saat ini masih tak menentu,
sehingga Indonesia juga terkena imbasnya,"ujarnya.Kendati demikian, ia melihat hal ini
bisa menjadi momentum bagus untuk meningkatkan likuiditas saham. "Ini kesempatan
untuk meningkatkan likuiditas saham dengan memperbesar penawaran umum saham
perdana, rights issue, dan stock split. Hal itu agar ketika likuiditas naik dan investor
kembali maka likuiditas tersebut menampung transaksi itu," ujar Michael.

2.8 PERMASALAHANNYA
Hal ini disebabkan munculnya beberapa masalah yang menghadanglangkah
investasi. Berikut beberapa masalah umum yang sering terjadi:
1. Keterbatasan Modal
Bila berbicara mengenai investasi, maka hal ini tidak terlepas dari penyediaan
modal. Seringkali orang berpikir bahwa dana yang dibutuhkan untuk memulai
investasi cukup besar. Sedangkan penghasilan setiap bulan sangat terbatas.
Namun kenyataannya berbeda, karena terdapat pilihan investasi yang terjangkau,
salah satunya adalah reksadana. Hanya dengan dana Rp 100.000 – Rp 300.000 anda
dapat berinvestasi tanpa perlu khawatir dengan modal yang besar. Paling tidak, anda
dapat menginvestasikan modal sebesar 10% dari pengeluaran selama ini.
2. Minimnya Pengetahuan
Disamping masalah dana, tidak sedikit orang yang enggan berinvestasi karena
minimnya pengetahuan mengenai investasi. Namun, ini seharusnya tidak menjadi
alasan bagi anda yang serius ingin menyelamatkan nilai uang anda. Karena saat ini
anda dapat dengan sangat mudah mengakses informasi melalui Google, situs, forum,
hingga mengikuti seminar yang diadakan oleh para perencana keuangan.
3. Administrasi Merepotkan
Bila dulu mengurus admistrasi dalam investasi tergolong rumit, namun saat ini tidak
demikian. Terdapat pilihan investasi dengan pengurusan administrasi yang mudah
dan salah satunya adalah investasi reksadana. Cukup dengan membuka rekening di
bank-bank yang menyediakan jasa pembelian produk reksadana, anda dapat
berinvestasi. Anda hanya perlu mendatangi bank dan berurusan dengan bagian
customer service dan sampaikan keinginan untuk membeli produk reksa dana.

2.9 PENANAMAN MODAL

Pengertian Penanaman Modal Adalah - Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (1)


UU No. 25 Tahun 2007 menyebutkan bahwa penanaman modal adalah segala bentuk
kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam
modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.

Selain pembagian penanaman modal yang di kenal dalam Undang-Undang No.


25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yaitu yang membagi penanaman modal
dengan penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, kegiatan
penanaman modal pada hakikatnya dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:

Investasi Langsung
Investasi lansung di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang memperbaharui ketentuan perundang-undangan yang
menyangkut investasi asing sebelumnya. UU tersebut mengatur baik investasi yang
dilaksanakan oleh investor dalam negeri maupun investasi yang dilaksanakan oleh
investor asing.

Dalam konteks ketentuan Undang-Undang Penanaman Modal, pengertian penanaman


modal hanya mencakup penanaman modal secara langsung. Penanaman modal adalah
”segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanam modal dalam negeri
maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik
Indonesia.”Investasi secara langsung ini karena dikaitkan dengan adanya keterlibatan
secara langsung dari pemilik modal dalam kegiatan pengelolaan modal. (Ida Bagus
Rahmadi Supanca, Kerangka Hukum &Kebijakan Investasi Lansung di Indonesia,
(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2006), hal. 53.)

Investasti Tidak Lansung


Investasi tak langsung pada umumnya merupakan penanaman modal jangka pendek
yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar uang. Penanaman modal
ini disebut dengan penanaman modal jangka pendek karena pada umumnya, jual beli
saham atau mata uang dalam jangka waktu yang relatif singkat tergantung kepada
fluktuasi nilai saham dan/atau mata uang yang hendak mereka jual belikan.

 Perbedaan antara investasi langsung dengan investasi tidak langsung adalah


sebagai berikut:
 pada investasi tak langsung, pemegang saham tidak memiliki kontrol pada
pengelolaan perseroan sehari-sehari.
 Pada investasi tak langsung, biasanya resiko ditanggung sendiri oleh pemegang
saham sehingga pada dasarnya tidak dapat menggugat perusahaan yang
menjalankan kegiatannya.
 Kerugian pada investasi tidak lansung, pada umumnya tidak dilindungi oleh
hukum kebiasaan Internasional.

Yang dimaksud dengan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara
Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.

1. Pengertian Joint Venture

Pengertian joint venture ini tidak secara tegas diatur dalam undang-undang, namun
secara eksplisit dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomol 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa “Penanaman modal
dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan
terbatas dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan
terbatas.”

Joint venture adalah suatu bentuk yang telah berkembang pesat dan luas. Perusahaan ini
adalah suatu upaya dari suatu kegiatan komersial oleh dua atau lebih pihak melalui
suatu lembaga atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sunarayati
Hartono (1974: 6) mengemukakan batasan joint venture adalah :

“Setiap usaha bersama antara modal Indonesia dan modal asing , baik ia merupakan
usaha bersama antara swasta dan swasta, pemerintah dan swasta, ataupun pemerintah
dan pemerintah. Juga tidak dibedakan apakah joint venture itu dianggap sebagai
penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri.”

2. Bentuk Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal


Dalam Negeri (PMDN)

Pada Bab IV Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman


Modal menjelaskan mengenai bentuk badan usaha dan kedudukan penanaman modal.
Penanaman Modal Asing (PMA) wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan
hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Hal
ini terdapat ketentuan yang berbeda dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
yang menyatakan bahwa Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat dilakukan
dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum atau
usaha perseorangan.

2.10 LEMBAGA KEUANGAN DAN INVESTASI

Menurut SK Menkeu RI No.792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang
kegiatannya di bidang keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada
masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut
lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan namun tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha
lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan
kegiatan distribusi barang dan jasa.

BENTUK-BENTUK LEMBAGA KEUANGAN


a. Lembaga Keuangan Bank
Dalam pembicaraan kita sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga
dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya, dan juga sebagai tempat tukar menukar uang, memindahkan uang atau
memerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti listrik, telepon, air, pajak,
uang kuliah dan pembayaran lainnya.
Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Dari pengertian diatas dapat kita jelaskan lagi secara lebih luas bahwa bank adalah
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan
dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah
keuangan.
Disamping itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung lainnya. Jasa-
jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan penghimpunan dan menyalurkan
dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kreditmaupun tidak
langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi:
 jasa pemindahan uang (Transfer)
 jasa penagihan (inkaso)
 jasa kliring (Clearing)
 jasa penjualan mata uang asing (Valas)
 jasa safe Deposit Box
 Travellers Cheque
 Bank Card
 Bank draft
 Letter of Credit (L/C)
 Bank Garansi dan Refrensi Bank
 Serta jasa bank lainnya.

Maka semakin banyak ragam produk yanhg ditawarkan dilihat dari kemampuan bank dari
segi pemodalan, manajemen, serta fasilitas yang dimilikinya.

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank


1. Pasar Modal
Dalam arti sempit pengertian pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemu
untuk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual langsung bertemu untuk melakukan
transaksi dalam suatu lokasi tertentu. Lokasi atau tempat pertemuan tersebut adalah pasar .
namun dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukan transaksi antara
pembeli dan penjual, dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu dalam suatu tempat
atau bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui srana informasi yang ada seperti
sarana elektronika.
Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar
modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha
untuk menjual efek-efek dipasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang
ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Pasar modal
dikenal dengan nama bursa efek.

2. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing


Pasar uang (money market) di indonesia masih relatif baru jika dibandingkan dengan negara-
negara maju. Namun dalam perkembangan dunia sekarang ini maka pasar uang di indonesia
juga ikut berkembang walaupun tidak semarak perkembangan pasar modal (capital market).
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa antara pasar uang dan pasar modal terdapat
perbedaan yang cukup jelas seperti dari jangka waktunya intrumen yang diperjualbelikan,
tempat penjualannya serta tujuan daripada para penjual dan pembeli dari kedua pasar tersbut.

3. Pegadaian
Secara umum pengertian usaha gadai kegiatan menjaminbarang-barang berharga kepada
pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
 Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
 Nilai jumlah pijaman tergantung nilai barang yang digadaikan
 Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali

4. Sewa Guna Usaha (Leasing)


Perusahaan sewa guna usaha di indonesia lebih dikenal dengan nama laesing. Kegiatan utama
perusahaan sewa guna adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang
modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan disini maksudnya jika seorang nasabah
membutuhkan barang-barang modal pihak leassing dapat membiayai keinginan nasaba sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Keterbatasan leasing adalah tidak
boleh melakukan kegiatan yang dilakkan oleh bank seperti memberi simpanan dan kredit
dalam bentuk uang.
Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan
leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak
penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
2.11 TEORY KEYNES DAN INVESTASI
Teori Keynes
Thori Keynes tidak menganalisa masalah-masalah negara terbelakang.
Sebaliknva, teori ini dengan negara kapitalis maju. Namun dalam rangka mengetahui
seberapa jauh Keynes dapat diterapkan pada perekonomian negara terbelakang,
Pendapatan total merupakan fungsi dari pekerjaan total dalam suatu negara. Semakin
besar pendapatan nasional, semakin besar volume pekerjaan yang dihasilkannya,
demikian sebaliknya. Volume pekerjaan tergantung pada permintaan efektif.
Permintaan efektif menentukan tingkat keseimbangan pekerjaan dan pendapatan.
Permintaan efektif ditentukan pada titik saat harga permintaan agregat sama
dengan harga penawaran agregat. Permintaan efektif terdiri dari permintaan konsumsi
dan permintaan investasi. Permintaan konsumsi tergantung pada kecenderungan untuk
konsumsi. Yang disebut terakhir ini tidak meningkat secepat kenaikan pendapatan.
Jurang antara pendapatan dan konsumsi dapat dijembatani oleh investasi. Jika volume
investasi yang diperlukan tak terpenuhi maka hanga permintaan agregat akan turun,
lebih rendah daripada harga penawaran agregat. Akibatnya, pendapatan dan pekerjaan
akan turun sampai jurang tersebut teijembatani. Jadi perbedaan antara pekerjaan dan
pendapatan ini sebagian besar akan tergantung pada investasi.
Volume investasi tergantung pada efisiensi marginal dari modal dan suku
bunga. Efisiensi marginal dan modal merupakan tingkat hasil yang diharapkan dari
aktiva modal baru. Bilamana harapan laba tinggi, pengusaha menginvestasi lebih besar.
Suku bunga, yang merupakan faktor lainnya dari investasi, tergantung pada kuantitas.
Sekarang investasi dapat dinaikkan melalui peningkatan efisiensi marginal dari modal
atau penurunan suku bunga. Walaupun kenaikan investasi biasanya menyebabkan
kenaikan pekerjaan, ini bisa tidak terjadi jika pada waktu yang sama kecenderungan
untuk mengkonsumsi turun. Sebaliknya kecenderungan berkonsumsi dapat
mengakibatkan kenaikan pada pekerjaan kenaikan pada investasi. Kenaikan investasi
menyebabkan naiknya pendapatan. dan karena pendapatan meningkat, muncul
permintaan yang lebih banyak atas barang konsumsi, yang pada gilirannya
menyebabkan kenaikan berikutnya pada pendapatan dan pekerjaan. Proses ini
cenderung menggumpal (kumulatif). Akibatnya kenaikan tertentu pada investasi
menyebabkan kenaikan yang berlipat pada pendapatan melalui kecenderungan
berkonsumsi.

2.12 PENGERTIAN FORTOFOLIO

portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka
menerapkan gagasan utility maximization. Portofolio oleh Sundjaja dan Barlian (2002;58)
didefinisikan sebagai kombinasi aktiva. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro
(1995;215), portofolio adalah suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi
tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001;143), bahwa
portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset
keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets dapat berupa saham
biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa gedung, tanah,
kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.
Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio.
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya
dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan
asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori
portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio
mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa
disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima
dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi
modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian
yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa portofolio
merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda
yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko.
Dalam portofolio, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi
(pemilihan banyak sekuritas) pada berbagai kesempatan investasi. Diversifikasi itu sendiri
dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pembentukan portofolio
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi
dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Selain itu diharapkan
akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari
sekian banyak yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor
adalah potofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun
terhadap risiko yang dapat ditanggungnya.

2.13 TUJUAN PEMBENTUKAN PORTOFOLIO

2.14 PORTOFOLIO EFISIEN


Portofolio- portofolio efisien berada di efficient set. Portofolio- portofolio efisien
merupakan portofolio- portofolio yang baik , tetapi bukan yang terbaik. Hanya ada satu
portofolio yang terbaik, yaitu portofolio optimal. Portofolio optimal berada di portofolio
–portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio- portofolio
efisien. Suatu portofolio optimal juga sekaligus merupakan suatu portofolio efisien,
tetapi suatu portofolio efisien belum tentu portofolio optimal.
Dengan menggunakan konsep orang yang rasional (rational people), portofolio-
portofolio efisien dapat dijelaskan. Orang yang rasional didefinisikan sebagai orang yang
akan memilih lebih dibandingkan dengan memilih kurang. Sebagai orang yang rasiional,
dengan kondisi kerja yang sama, jika anda diminta memilih mendapatkan gaji Rp 3juta
atau Rp 2juta perbulan, maka anda akan memilih gaji yang lebih besar, yaitu Rp 3 juta
perbulan. Dengan resiko yang sama, jika anda memasukkan uang di bank dalam bentuk
tabungan, maka anda akan memilih yang member bunga 10% dibandingkan dengan yang
member bunga 6% satahunnya. Jika anda memilih tabungan dengan bunga yang lebih
rendah, sangat dipastikan bahwa anda adalah orang yang tidak rasional.
Seperti halnya investasi, kita dapat mengasumsikan bahwa investor adalah orang
yang rasional, maka investor akan memilih portofolio D dibandingkan portofolio E atau
portofolio F. Portofolio E lebih baik dari portofolio F dan portofolio D lebih baik dari
portofolio E, karena dengan resiko yang sama, return ekspektasi portofolio D lebih tinggi
dibandingkan dengan return ekspektasi portofolio E atau F. Dengan demikian portofolio
D adalah portofolio efisien.
Dengan cara yang sama dapat juga dijelaskan bahwa portofolio C lebih baik dari
portofolio E atau G. Portofolio E lebih baik dari portofolio G dan portofolio C lebih baik
dari portofolio E, karena dengan return ekspektasi yang sama resiko portofolio C lebih
kecil dibandingkan dengan resiko portofolio E atau G. Dengan demikian portofolio C
juga merupakan portofolio yang efisien. Dengan cara yang sama juga, maka dapat
ditentukan bahwa titik di kurva A sampai dengan B akan berisi dengan portofolio-
portofolio yang efisien.
Dari penjelasan di atas, maka portofolio efisien (efficient portofolio) dapat
didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan
resiko yang tertentu atau memberikan resiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang
tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return
ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan tingkat
resiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang
rasional akan memilih portofolio efisien ini karena merupakan portofolio yang dibentuk
dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau resiko
portofolio.

2.15PORTOFOLIO DAN DIVERSIFIKASI INVESTASI


Portofolio merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat keuntungan dan risiko yang
berbeda-beda yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko.
Tujuan melakukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko bagi pihak yang memegang
portofolio. Pengurangan risiko itu dilakukan dengan diversifikasi risiko. Proses portofolio
mempunyai empat tahap yaitu tahap tujuan investasi, tahap ekspektasi pasar, tahap
membangun portofolio, dan tahap evaluasi kinerja.

DIVERSIFIKASI
 Diversifikasiadalahpembentukanportofoliomelaluipemilihankombinasisejumlahasetter
tentusedemikianrupahinggarisikodapatdiminimalkantanpamengurangibesaran return
yang diharapkan.
 Permasalahandiversifikasiadalahpenentuanataupemilihansejumlahaset-
asetspesifiktertentudanpenentuanproporsidana yang akandiinvestasikanuntukmasing-
masingasettersebutdalamportofolio.
 Ada duaprinsipdiversifikasi yang umumdigunakan:
1. Diversifikasi Random.
- Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara
acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang
berbeda
- Investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan kedalam portofolio tanpa terlalu
memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat risiko dan
return yang diharapkan serta industri).
- Dalamdiversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam
portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh,
namundengan marginal penurunanrisiko yang semakinberkurang.
2. Diversifikasi Markowitz
- mempertimbangkan berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas
yang akan dimasukkan dalam portofolio.
- Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih
selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan memberikan
manfaat diversifikasi yang paling optimal.
- Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak
boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio,
tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio,
atau di istilahkan dengan kovarians.
- Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan
risiko (mean-variance) masing-masing aset, sehingga metode divesifikasi
Markowitz sering disebut dengan mean-variance model.
- Input data yang diperlukan dalam proses diversifikasi Markowitz adalah struktur
varians dan kovarians sekuritas yang disusun dalam suatu matriks varians-
kovarians.
- Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari
dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama.
- Koefisien korelasi yang mengukur derajat asosiasi dua variabel yang
menunjukkan tingkat keeratan pergerakan bersamaan relatif (relative
comovements) antara dua variabel

 KOEFISIEN KORELASI
Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari
suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
 jikari,j = +1,0; berartikorelasipositifsempurna
 jikari,j = -1,0; berartikorelasinegatifsempurna
 jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi

Konsep koefisien korelasi yang penting:


1. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi positif sempurna (+1,0)
tidak akan memberikan manfaat pengurangan risiko.
2. Penggabungan dua sekuritas yang berkorelasi nol, akan mengurangi
risiko portofolio secara signifikan.
3. Penggabungan dua buah sekuritas yang berkorelasi negatif sempurna (-
1,0) akan menghilangkan risiko kedua sekuritas tersebut.
4. Dalam dunia nyata, ketiga jenis korelasi ekstrem tersebut (+1,0; 0,0;
dan 1,0) sangat jarang terjadi.

 KOVARIANS
 Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians menunjukkan
sejauhmana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak
bersama-sama.
 Secaramatematis, rumusuntukmenghitungkovariansduabuahsekuritas A
dan B adalah:

2.16 INVESTASI PADA SAHAM

Suatu perusahaan mengalami kelebihan dana lantaran usahanya mengalami

“boomimg” atau mampu mencapai sasaran targetnya. Manajer keuangan sebagai orang yang

mempunyai accountability di dalam mengatur lalu lintas dana perusahaan (cash flow) harus

mampu mengoptimalkan penggunaan dana. Artinya jangan sampai ada dana yang
menganggur (idle money). Sebabjikatidakmakaperusahaanakanbanyakmengalamikerugian.

Perusahaan akankehilanganbanyakkesempatandanpeluangbisnis yang menguntungkan. Ada

beberapa cara untuk memanfaatkan kelebihan dana sekalian mengais keuntungan, salah

satunya melalui investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham, atau biasa

disebut investasi saham merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham

perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan lainnya. Keuntungan

diperoleh dari bagian dividen yang dibagikan sesuai dengan penyertaan modal atau bagian

sahamnya. Keuntungan lainnya bias berupa control management yaitu hak menentukan

kebijakan atas perusahaan yang dibeli. Control management diperoleh jika kepemilikan

saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut

perusahaan induk (parent company), sedangkan perusahaan yang mengeluarkan saham

disebut perusahaan anak (subsidiary company).Hubungan keduanya biasa disebut perusahaan

yang berafiliasi (parent-subsidiary affiliation).

2.17 PENGARUH LAPORAN KEUANGAN UNTUK INVESTOR


Orang atau badan yang menanamkan modal pada suatu perusahaan disebut dengan
investor. Penanaman modal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membeli sebagian dari
modal saham perusahaan atau memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bersangkutan
yang didukung oleh surat obligasi.
Bagi investor maupun calon investor, laporan keuangan berguna sebagai bahan
pertimbangan untuk melakukan investasi pada sutu perusahaan. Selain itu laporan keuangan
berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan atau
membayar deviden kepada investor.Para investor melakukan penanaman modal dalam suatu
perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan bagian laba. Investor atau calon investor
memerlukan informasi akuntansi untuk membantu menentukan apakah harus membeli atau
menjual investasi tersebut.
Laporan keuangan memiliki banyak keterbatasan, hal ini menunjukkan bahwa
investor membutuhkan lebih banyak bantuan dalam menilai future return (return mendatang)
daripada yang mereka dapatkan dari laporan keuangan. Laporan tambahan dapat menolong
investor yang membutuhkan informasi untuk menilai perolehan sekuritas harapan dan bahaya
dalam mengambil keputusannya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tertentu.
Pada dasarnya investor bersikap rasional yaitu menghindari risiko (risk averse).
Investor merupakan pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi yang
real mengenai berbagai laporan dan kejadian-kejadian pada suatu perusahaan. Investor
memerlukan informasi tambahan untuk memprediksi pengembalian investasi di masa yang
akan datang untuk menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.
Informasi tambahan yang mudah dimengerti oleh investor dengan memakai konsep sistem
informasi yang memberikan kemungkinan bahwa laporannya akan memberikan berita baik
dan buruk dari kondisi tiap keadaan suatu perusahaan.
Akuntan suatu perusahaan memberikan laporan tambahan guna memberikan
informasi tambahan yang memiliki potensi untuk memengaruhi keputusan investor. Informasi
akuntansi berguna bagi investor dalam membantu memperkirakan nilai dan risiko hasil
saham yang diharapkan. Pada intinya, informasi dianggap berguna jika mendorong investor
untuk mengubah keyakinan dan tindakan mereka. Berita yang baik (good news) atau buruk
(bad news) menjadi pertimbangan oleh investor karena semakin berisiko hasil masa
mendatang yang diharapkan dari suatu perusahaan, maka semakin rendah ketertarikan
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai