MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI Teori Dan Ko
MAKALAH MANAJEMEN INVESTASI Teori Dan Ko
MANAJEMEN INVESTASI
(Teori Dan Konsep Investasi)
Disusun oleh :
1. RizkiArvita (13100797)
2. Dewi Fatimah()
3. AchmadYunus ()
PRODI AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
AL-ANWAR MOJOKERTO
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan ridho dan
kemudahan bagi kami untuk menyelesaikan makalah Management Investasi.
Makalah ini disusun untuk membantu dan mempermudah mahasiswa dalam melatih
dirinya untuk menyelesaikan teori yang dijelakan dari tiap pokok bahasan pada mata kuliah
Management Investasi.Melalui pelajaran Management Investasi diharapkan mahasiswa dapat
terlibat pada perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan perubahan
dalam menggunakan beragam materi Management Investasi.
Terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Management Investasi yang telah
membimbing kami dalam tersusunnya makalah ini.
Besar harapan kami untuk memperoleh kritik dan saran yang menyangkut cara penyelesaian
makalah ini demi untuk penyempurnaan makalah ini.
Hal Judul
Kata Pengantar ......................................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan akalah ..........................................................................................
1.4 Manfaat Penulisan Makalah .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Direct & Full Costing ..............................................................................................
2.1.1 Direct Costing ................................................................................................
2.1.1.1 Pengertian Direct Costing ....................................................................
2.1.1.2 Karateristik Direct Costing ..................................................................
2.1.1.3 Manfaat Metode Direct Costing ..........................................................
2.1.2 Full Costing ..................................................................................................
2.1.2.1 Pengertian Full Costing ......................................................................
2.1.2.2Karateristik Full Costing .......................................................................
2.2 Analysis Biaya, Volume Dan Laba ..........................................................................
2.2.1 Arti Penting Analysis Biaya, Volume & Laba ...............................................
2.2.2 Asumsi yang mendasari analisis biaya, volume & laba .................................
2.2.3 Analysis titik impas (Break Event Point Analysis) ........................................
2.2.4 Pemanfaatan analysis Cost-Volume Profit untuk perencanaan ......................
2.2.5 Pemilihan struktur biaya .................................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................................
3.1.1 Direct & Full Costing .....................................................................................
3.1.2 Analysis Biaya, Volume & Laba ....................................................................
Daftar Pustaka ........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia
globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan
buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya
berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya
memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan
memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa
depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya
dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam
portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan
iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-
resiko yang dihadapi dalam berinvestasi. Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut
.Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-
sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita
akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah
dan tiap individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat
mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa
aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah,
pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena
banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah,
khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani
oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan
disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar.
a. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberi gambaran tentangTeori dan
Konsep Investasi.
b. Dengan mengetahui makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah
pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi.
c. Para pembaca akan mengetahui pengertian, tujuan dan manfaat tentanTeori dan
Konsep Investasi.
a. Dengan memahami makalah ini diharapkan para pembaca akan dapat menambah
pengetahuan, khususnya dalam ilmu Management Investasi.
b. Para pembaca akan memahami pengertian, tujuan dan manfaat tentang Teori dan
Konsep Investasi.
BAB II
PEMBAHASAN
6. Emas
Emas merupakan barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah
mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, seperti Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada,
dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-
negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi
pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan
inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga
emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.
7. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu
yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya
memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang diinginkan.
8. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi ialah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan ataupun membiayai
suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka
agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi
dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi bisa
juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih
rendah daripada ketika membelinya.
9. Deposito di bank
Deposito di bank merupakan suatu produk deposito yang hampir sama dengan
produk tabungan, yang membedakannya di sini adalah dalam melakukan deposito
tidak bisa diambil dalam waktu kapan saja sesuai keinginan, kecuali apabila uang
tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan
antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga
yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan suku
bunga tabungan. Selama deposito itu belum jatuh tempo, uang pada deposito
tersebut tidak akan terpengaruh oleh naik turunnya suku bunga di bank.
Keterangan :
Itf = Investasi tanpa ada fluktasi
ʕinv = Nilai yang diinvestasikan
r = Tingkat imbal hasil atau keuntungan yang diharapkan dari
pertumbuhan investasi
∞ = Dan seterunya
Study kasus :
Bank Indonesia (BI) merilis peringkat investasi Indonesia berdasarkan Rating and Investment
Information, Inc. (R&I) yang merupakan lembaga pemeringkat asal Jepang. Menurut R&I,
Indonesia mempertahankan peringkat investasi (Sovereign Credit Rating) pada BBB-/stable
outlook. Laporan tersebut menyatakan, faktor kunci yang mendukung keputusan afirmasi
bagi sovereign credit rating Indonesia antara lain kemampuan Indonesia mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam jangka panjang, pengelolaan fiskal yang
konservatif, perbankan yang sehat dan beban utang Pemerintah yang rendah. Secara lebih
rinci, analis R&I menyatakan, di tengah tekanan terhadap nilai tukar, Indonesia mampu
mempertahankan kekuatan cadangan devisa untuk memenuhi kewajiban Utang Luar Negeri
Jangka Pendeknya. Dengan respons kebijakan yang telah dikeluarkan otoritas perekonomian
Indonesia, R&I tetap berkeyakinan bahwa Indonesia masih mampu mempertahankan
peringkat investment gradeini. Selain itu, sumber daya alam yang melimpah dan pasar
domestik yang besar tetap menjadi kekuatan ekonomi Indonesia. Dengan dukungan arus
masuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) Indonesia akan mencapai
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam jangka menengah. Gubernur Bank
Indonesia Agus Martowardojo mengapresiasi laporan R&I tersebut. "Kami menyambut baik
afirmasi Investment Grade dari R&I ini, serta mengapresiasi pengakuan R&I terhadap
efektivitas respons kebijakan otoritas perekonomian Indonesia dalam mengantisipasi gejolak
ekonomi dan ketidakpastian pasar keuangan global saat ini. Kami akan melanjutkan
komitmen terhadap penguatan stabilitas ekonomi secara menyeluruh dan percepatan
penyesuaian perekonomian Indonesia ke tingkat yang lebih sehat," ungkap Agus dalam berita
tertulis yang diterima merdeka.com, Jumat (11/10). Pertumbuhan 2012 masih lebih baik dari
kinerja tahun 2010, padahal kinerja ekspor melemah. Hal ini dapat mencerminkan bahwa
sebenarnya pengaruh sektor eksternal terhadap struktur pertumbuhan ekonomi Indonesia
justru berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa daya tahan ekonomi Indonesia terhadap
guncangan eksternal membaik. Seiring pertumbuhan ekspor yang menurun, pertumbuhan
impor menunjukkan peningkatan, dan selisih ekspor dan impor (net export) menunjukkan
angka negatif. Sudut pandang yang khawatir menganggap bahwa ekonomi kita terlalu
bergantung pada barang konsumsi impor, sementara harga komoditas ekspor kita melemah
seiring pelemahan permintaan global. Padahal, yang mengalami peningkatan signifikan
dalam struktur impor kita adalah barang modal (15,21% per-tahun) dan bahan baku/penolong
(7,01%). Keduanya digunakan dalam proses produksi sehingga menunjang penciptaan nilai
tambah yang merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi. Proses produksi yang
menggunakan bahan baku dan barang modal impor juga mendukung penciptaan apangan
kerja, dan menunjang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Sementara, impor barang
konsumsi jusru hanya meningkat 0,17% pada tahun 2012. Bukti lain yang menunjukkan
bahwa ekonomi Indonesia resilient terhadap pelemahan global adalah, pada tahun 2011 net
export meningkat 14,68%, dan pertumbuhan ekonomi menjadi 6,46%. Sementara, pada saat
net export mengalami penurunan drastis sebesar -13,66% pada 2012, angka pertumbuhan
Indonesia adalah 6,23%. Sehingga, baik net export naik atau turun belasan persen per-tahun,
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil. Kestabilan angka pertumbuhan Indonesia akan
lebih terlihat bila kita dibandingkan dengan negara lain, yang ditengarai memiliki proporsi
net export yang tinggi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) mereka. Singapura misalnya,
pertumbuhannya menurun dari 4,98% menjadi 1,38% per-tahun pada 2012. Impor yang
meningkat lebih tinggi dari ekspor, ternyata tidak berdampak besar pada ekonomi Indonesia.
Impor Indonesia didominasi oleh bahan baku dan barang modal. Bahan baku digunakan
dalam proses produksi, menghasilkan output yang menunjang pertumbuhan ekonomi. Barang
modal menunjang proses produksi sehingga dapat berlangsung secara berkelanjutan di masa
yang akan datang. Secara sektoral, perekonomian Indonesia ditunjang paling besar oleh
sektor industri pengolahan atau yang sering disebut sektor manufaktur sebesar 23,94% dari
PDB, dengan tingkat pertumbuhan 5,73% pada 2012. Sehingga relevan bila kita mengatakan,
peningkatan impor bahan baku dan barang modal merupakan indikasi dari pertumbuhan
sektor pengolahan Indonesia. Dari sisi penggunaan, ekonomi Indonesia didominasi oleh
konsumsi rumah tangga. Urutan kedua adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ,
yang mencerminkan investasi pada ekonomi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang
stabil menunjukkan daya beli masyarakat terus meningkat, seiring pertumbuhan PDB per-
kapita yang sebesar 9,5% pada tahun 2012. Untuk melayani peningkatan tersebut, investasi
juga ikut meningkat. PMTB atau investasi merupakan komponen PDB dari sisi penggunaan
yang mengalami peningkatan terbesar pada tahun 2012. Barang modal yang terbentuk tahun
ini, baik seluruhnya menggunakan komponen domestik atau perlu dilengkapi komponen
impor, tidak hanya berperan dalam menghasilkan output produksi pada tahun ini, tapi juga
untuk masa yang akan datang. Sehingga, pertumbuhan investasi yang tinggi pada PDB
Indonesia menunjukkan pertumbuhan Indonesia dapat berlanjut terus pada masa yang akan
datang, atau pertumbuhan terjadi secara berkelanjutan. Pertumbuhan investasi membutuhkan
pendanaan, yang umumnya berasal dari sektor keuangan. Selain dari perbankan, pasar modal
sekarang telah menjadi alternatif pendanaan bagi perkembangan investasi di sektor riil. Pasar
modal dapat menjadi alternatif yang lebih efisien. Hal ini terkait Net Interest Margin (NIM)
yang tinggi pada perbankan Indonesia, yang dapat membuat biaya dana untuk
mengembangkan investasi di sektor riil menjadi lebih mahal. Di sisi lain, inflasi domestik
yang terjaga dan tingkat bunga global yang tetap rendah membuat tingkat bunga tabungan
dan deposito domestik ikut rendah. Pemilik dana menjadi lebih terdorong untuk mencari
alternatif instrumen keuangan yang dapat memberikan alernatif imbal hasil yang lebih baik,
dan mereka dapat memperolehnya di pasar modal. Di pasar modal, perusahaan yang
membutuhkan dana pengembangan investasi dapat memperoleh benefit berupa kewajiban
pembayaran bunga yang lebih kecil dari yang diminta sektor perbankan, misalnya. Hal ini
dapat terjadi karena bila perusahaan mencari dana melalui pasar modal, ia menawarkan atau
menjual suatu instrumen baik obligasi maupun saham, yang akan dibeli oleh pemilik dana,
melalui mekanisme perantaraan pada perusahaan sekuritas, atau melalui Reksa Dana sebagai
perwakilan dari para pemilik dana. Baik sekuritas maupun pengelola reksa dana hanya men-
charge fee, bukan net interest margin dari selisih biaya dana yang dibayar perusahaan dengan
yang diterima investor. Sebagai contoh, fee pengelolaan reksa dana bervariasi, antara 1%
sampai 2,5%. Angka tersebut lebih kecil dari rasio NIM perbankan per-November 2012 yang
mencapai 5,48%. Sehingga penggunaan pasar modal dapat membuat imbal hasil yang
diterima investor lebih besar, dan biaya dana yang dikeluarkan oleh perusahaan menjadi lebih
kecil, bila dibandingkan ketika intermediasi terjadi pada institusi lain seperti perbankan
misalnya.Penggunaan pasar modal sebagai media intermediasi bagi pendanaan investasi
dapat membuat struktur pendanaan perusahaan menjadi lebih terdiversifikasi, dan lebih
efisien dalam hal biaya. Pemilik dana pun dapat memanfaatkan efisiensi pasar modal, dengan
mendapatkan imbal hasil yang lebih baik atas dananya. Perkembangan pasar modal yang
lebih pesat dapat pula mendorong sektor perbankan untuk mengefisienkan diri, sehingga turut
memperbaiki kondisi profitabilitasnya agar tidak selalu menjaga net interest margin yang
tinggi.Tentu saja imbal hasil yang lebih tinggi akan disertai risiko yang lebih tinggi. Pada
perbankan, dana nasabah diasuransikan sampai batas Rp2 miliar. Sedangkan di pasar modal,
pemilik dana menghadapi fluktuasi dalam nilai investasinya, dapat naik dan turun seiring
perkembangan harga instrumen yang dimilikinya. Hal ini sesuai mekanisme pasar berupa
terjadinya penjualan dan pembelian instrumen keuangan setiap waktu di pasar modal, yang
mempengaruhi harga. Namun dalam jangka panjang, nilai instrumen di pasar modal terutama
instrumen saham memiliki tren yang meningkat. Hal ini seiring pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang stabil, PDB per-kapita terus meningkat, produksi perusahaan terus
dikonsumsi masyarakat, sehingga perkembangan profitabilitas perusahaan menjadi lebih baik
dan valuasi nilai saham perusahaan di pasar modal terus meningkat. Pemilik dana dapat
mengelola risiko fluktuasi nilai investasi melalui diversifikasi, dengan melakukan
penempatan dana yang tidak terkonsentrasi pada suatu instrumen tertentu. Diversifikasi juga
dapat berlaku dalam skala yang lebih besar, dengan penempatan dana tidak hanya pada sektor
perbankan, investor dapat turut menikmati imbal hasil yang memadai, seiring pertumbuhan
ekonomi, yang dapat membuat masa depan finansialnya lebih terjaga. Bagi perusahaan,
penggunaan pasar modal sebagai alternatif pendanaan juga merupakan diversifikasi agar
biaya modalnya lebih terkelola dengan baik. Dengan biaya modal yang lebih efisien, kegiatan
investasi perusahaan dapat lebih berkembang. Hal tersebut dapat lebih mengembangkan
pembentukan modal tetap bruto Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
berlangsung secara berkelanjutan.
2.8 PERMASALAHANNYA
Hal ini disebabkan munculnya beberapa masalah yang menghadanglangkah
investasi. Berikut beberapa masalah umum yang sering terjadi:
1. Keterbatasan Modal
Bila berbicara mengenai investasi, maka hal ini tidak terlepas dari penyediaan
modal. Seringkali orang berpikir bahwa dana yang dibutuhkan untuk memulai
investasi cukup besar. Sedangkan penghasilan setiap bulan sangat terbatas.
Namun kenyataannya berbeda, karena terdapat pilihan investasi yang terjangkau,
salah satunya adalah reksadana. Hanya dengan dana Rp 100.000 – Rp 300.000 anda
dapat berinvestasi tanpa perlu khawatir dengan modal yang besar. Paling tidak, anda
dapat menginvestasikan modal sebesar 10% dari pengeluaran selama ini.
2. Minimnya Pengetahuan
Disamping masalah dana, tidak sedikit orang yang enggan berinvestasi karena
minimnya pengetahuan mengenai investasi. Namun, ini seharusnya tidak menjadi
alasan bagi anda yang serius ingin menyelamatkan nilai uang anda. Karena saat ini
anda dapat dengan sangat mudah mengakses informasi melalui Google, situs, forum,
hingga mengikuti seminar yang diadakan oleh para perencana keuangan.
3. Administrasi Merepotkan
Bila dulu mengurus admistrasi dalam investasi tergolong rumit, namun saat ini tidak
demikian. Terdapat pilihan investasi dengan pengurusan administrasi yang mudah
dan salah satunya adalah investasi reksadana. Cukup dengan membuka rekening di
bank-bank yang menyediakan jasa pembelian produk reksadana, anda dapat
berinvestasi. Anda hanya perlu mendatangi bank dan berurusan dengan bagian
customer service dan sampaikan keinginan untuk membeli produk reksa dana.
Investasi Langsung
Investasi lansung di Indonesia saat ini diatur dalam UU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang memperbaharui ketentuan perundang-undangan yang
menyangkut investasi asing sebelumnya. UU tersebut mengatur baik investasi yang
dilaksanakan oleh investor dalam negeri maupun investasi yang dilaksanakan oleh
investor asing.
Yang dimaksud dengan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara
Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.
Pengertian joint venture ini tidak secara tegas diatur dalam undang-undang, namun
secara eksplisit dijelaskan dalam Pasal 5 ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomol 25
Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyatakan bahwa “Penanaman modal
dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan
terbatas dilakukan dengan mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan
terbatas.”
Joint venture adalah suatu bentuk yang telah berkembang pesat dan luas. Perusahaan ini
adalah suatu upaya dari suatu kegiatan komersial oleh dua atau lebih pihak melalui
suatu lembaga atau organisasi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sunarayati
Hartono (1974: 6) mengemukakan batasan joint venture adalah :
“Setiap usaha bersama antara modal Indonesia dan modal asing , baik ia merupakan
usaha bersama antara swasta dan swasta, pemerintah dan swasta, ataupun pemerintah
dan pemerintah. Juga tidak dibedakan apakah joint venture itu dianggap sebagai
penanaman modal asing ataupun penanaman modal dalam negeri.”
Menurut SK Menkeu RI No.792 Tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan yang
kegiatannya di bidang keuangan, melakukan perhimpunan dan penyaluran dana kepada
masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Meski dalam peraturan tersebut
lembaga keuangan diutamakan untuk membiayai investasi perusahaan namun tidak berarti
membatasi kegiatan pembiayaan lembaga keuangan. Dalam kenyataannya, kegiatan usaha
lembaga keuangan bisa diperuntukkan bagi investasi perusahaan, kegiatan konsumsi, dan
kegiatan distribusi barang dan jasa.
Maka semakin banyak ragam produk yanhg ditawarkan dilihat dari kemampuan bank dari
segi pemodalan, manajemen, serta fasilitas yang dimilikinya.
3. Pegadaian
Secara umum pengertian usaha gadai kegiatan menjaminbarang-barang berharga kepada
pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan
Nilai jumlah pijaman tergantung nilai barang yang digadaikan
Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali
portofolio merupakan salah satu alternatif yang umum dipilih dalam rangka
menerapkan gagasan utility maximization. Portofolio oleh Sundjaja dan Barlian (2002;58)
didefinisikan sebagai kombinasi aktiva. Sedangkan menurut Sentanoe Kertonegoro
(1995;215), portofolio adalah suatu kumpulan investasi yang digabungkan untuk memenuhi
tujuan investasi. Hampir serupa dengan pendapat Agus Sartono (2001;143), bahwa
portofolio adalah sekumpulan investasi baik berupa asset riil (real assets) maupun asset
keuangan (financial assets). Kesempatan investasi pada financial assets dapat berupa saham
biasa, saham preferen, obligasi perusahaan, dan surat berharga yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Sedangkan kesempatan investasi pada real assets dapat berupa gedung, tanah,
kendaraan, dan aktiva berwujud lainnya.
Menurut John (2005:53), Kerja besar dikerahkan untuk pembentukan portofolio.
Teori portofolio (portfolio theory) menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya
harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya
dalam pembentukkan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan
asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian
menentukan risiko dengan variasi distribusi pengembalian. Dengan asumsi tertentu, teori
portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio
mengasumsikan bahwa investor yang rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa
disertai peningkatan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima
dan pengembalian yang diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi
modern. Makin besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian
yang diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
Dari beberapa pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa portofolio
merupakan sekumpulan investasi dengan tingkat keuntungan dan risiko yang berbeda-beda
yang digabungkan untuk memenuhi tujuan investasi serta mengurangi risiko.
Dalam portofolio, seorang investor memiliki kesempatan untuk melakukan diversifikasi
(pemilihan banyak sekuritas) pada berbagai kesempatan investasi. Diversifikasi itu sendiri
dimaksudkan untuk mengurangi risiko yang ditanggung. Pembentukan portofolio
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi
dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Selain itu diharapkan
akan terbentuk suatu portofolio yang optimum, yaitu portofolio yang dipilih investor dari
sekian banyak yang ada pada portofolio efisien. Tentunya portofolio yang dipilih investor
adalah potofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan dengan return maupun
terhadap risiko yang dapat ditanggungnya.
DIVERSIFIKASI
Diversifikasiadalahpembentukanportofoliomelaluipemilihankombinasisejumlahasetter
tentusedemikianrupahinggarisikodapatdiminimalkantanpamengurangibesaran return
yang diharapkan.
Permasalahandiversifikasiadalahpenentuanataupemilihansejumlahaset-
asetspesifiktertentudanpenentuanproporsidana yang akandiinvestasikanuntukmasing-
masingasettersebutdalamportofolio.
Ada duaprinsipdiversifikasi yang umumdigunakan:
1. Diversifikasi Random.
- Diversifikasi random terjadi ketika investor menginvestasikan dananya secara
acak pada berbagai jenis saham yang berbeda atau pada berbagai jenis aset yang
berbeda
- Investor memilih aset-aset yang akan dimasukkan kedalam portofolio tanpa terlalu
memperhatikan karakterisitik aset-aset bersangkutan (misalnya tingkat risiko dan
return yang diharapkan serta industri).
- Dalamdiversifikasi random, semakin banyak jenis aset yang dimasukkan dalam
portofolio, semakin besar manfaat pengurangan risiko yang akan diperoleh,
namundengan marginal penurunanrisiko yang semakinberkurang.
2. Diversifikasi Markowitz
- mempertimbangkan berbagai informasi mengenai karakteristik setiap sekuritas
yang akan dimasukkan dalam portofolio.
- Diversifikasi Markowitz menjadikan pembentukan portofolio menjadi lebih
selektif terutama dalam memilih aset-aset sehingga diharapkan memberikan
manfaat diversifikasi yang paling optimal.
- Kontribusi penting dari ajaran Markowitz adalah bahwa risiko portofolio tidak
boleh dihitung dari penjumlahan semua risiko aset-aset yang ada dalam portofolio,
tetapi harus dihitung dari kontribusi risiko aset tersebut terhadap risiko portofolio,
atau di istilahkan dengan kovarians.
- Informasi karakteristik aset utama yang dipertimbangkan adalah tingkat return dan
risiko (mean-variance) masing-masing aset, sehingga metode divesifikasi
Markowitz sering disebut dengan mean-variance model.
- Input data yang diperlukan dalam proses diversifikasi Markowitz adalah struktur
varians dan kovarians sekuritas yang disusun dalam suatu matriks varians-
kovarians.
- Kovarians adalah suatu ukuran absolut yang menunjukkan sejauh mana return dari
dua sekuritas dalam portofolio cenderung untuk bergerak secara bersama-sama.
- Koefisien korelasi yang mengukur derajat asosiasi dua variabel yang
menunjukkan tingkat keeratan pergerakan bersamaan relatif (relative
comovements) antara dua variabel
KOEFISIEN KORELASI
Dalam konteks diversifikasi, korelasi menunjukkan sejauh mana return dari
suatu sekuritas terkait satu dengan lainnya:
jikari,j = +1,0; berartikorelasipositifsempurna
jikari,j = -1,0; berartikorelasinegatifsempurna
jika ri,j = 0,0; berarti tidak ada korelasi
KOVARIANS
Dalam konteks manajemen portofolio, kovarians menunjukkan
sejauhmana return dari dua sekuritas mempunyai kecenderungan bergerak
bersama-sama.
Secaramatematis, rumusuntukmenghitungkovariansduabuahsekuritas A
dan B adalah:
“boomimg” atau mampu mencapai sasaran targetnya. Manajer keuangan sebagai orang yang
mempunyai accountability di dalam mengatur lalu lintas dana perusahaan (cash flow) harus
mampu mengoptimalkan penggunaan dana. Artinya jangan sampai ada dana yang
menganggur (idle money). Sebabjikatidakmakaperusahaanakanbanyakmengalamikerugian.
beberapa cara untuk memanfaatkan kelebihan dana sekalian mengais keuntungan, salah
satunya melalui investasi dalam bentuk saham. Investasi dalam bentuk saham, atau biasa
disebut investasi saham merupakan pembelian atau penyertaan atau kepemilikan saham
perusahaan lain dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dan lainnya. Keuntungan
diperoleh dari bagian dividen yang dibagikan sesuai dengan penyertaan modal atau bagian
sahamnya. Keuntungan lainnya bias berupa control management yaitu hak menentukan
kebijakan atas perusahaan yang dibeli. Control management diperoleh jika kepemilikan
saham mencapai jumlah mayoritas. Perusahaan yang melakukan investasi saham disebut