Anda di halaman 1dari 28

PEMBERIAN AROMA TERAPI LEMON TERHADAP PENURUNAN

MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRI MESTER I


DI PKM X YOGYAKARTA
TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh :
Desvina Yanti
1910104053

RPOGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020
PEMBERIAN AROMA TERAPI LEMON TERHADAP PENURUNAN
MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRI MESTER I
DI PKM X YOGYAKARTA
TAHUN 2020

CASE STUDY RESEARCH

Diajukan Guna Melengkapi Sabagai Syarat Mencapai Gelar Sarjana Terapan


Pada Program Studi D IV Kebidanan Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan Di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
Desvina Yanti
1910104053

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘ AISYIYAH
YOGYAKARTA
2020

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh


Segala puji bagi Allah S.W.T. yang telah memberikan petunjuk kepada
setiap umat yang dikehendaki-Nya, Sholawat beserta salam semoga senantiasa
Allah curahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W Keluarganya, para sahabatnya
dan setiap yang menghidupkan sunnah beliau sampai yaumul akhir.
Atas rahmat dan karunia Allah S.W.T. serta kemudahan yang telah
diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “ASUHAN KEBIDAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUM DENGAN PEMBERIAN INHALASI LEMON ”.
Terselesaikannya penulisan Skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terimakasih dan hormat yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas ‘Aisyiah Yogyakarta
2. Dekan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiah Yogyakarta
3. Ketua Program Studi DIII Kebidanan Universitas Aisyiah Yogyakarta
4. Ibu selaku Dosen Pembimbing dan Penguji II dalam penyusunan Skripsi
5. Ibu selaku Dosen Penguji
6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Program Studi Kebidanan Universitas
Aisyiah Yogyakarta
7. Bapak dan kakak-kakak tercinta yang selalu memberikan dukungan baik
berupa moril maupun materil yang tak mungkin penulis dapat balas
8. Rekan-rekan Kebidanan Program Sarjana Terapan angkatan 2020 yang telah
memberikan bantuan serta support dan do’a dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini
Dengan berbagai keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, penulis
sadar bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, sehingga perlu adanya
masukan yang bersifat membangun untuk perkembangan CSR selanjutnya dan
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu kebidanan.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatu
Yogyakarta, Januari
2020

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vi
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................
B. Perumusan Masalah .........................................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................
F. Keaslian Penelitian ...........................................................................................
BAB II .................................................................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................
A. kehamilan ........................................................................................................
B. fisiologi Kehamilan .........................................................................................
C. ............................................................................ Emesis Gravidarum
………………………………………….............................

BAB III ................................................................................................................................


METODE PENELITIAN....................................................................................................
A. Rancangan Penelitian .......................................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................
C. Etika Penelitian ................................................................................................
D. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................................
E. Rencana Jalannya Penelitian ...........................................................
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian… ......................................................................


Tabel 2.1 Definisi Operasional .......................................................................
Tabel 3.1 Kisi – kisi Kuesioner … ...................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep ….… ..............................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu kejadian yang selalu diinginkan oleh

setiap pasangan suami istri, mulai awal kehamilan sudah dilakukan

persiapan menyambut kelahiran bayi. Pada setiap kehamilan terdapat

perubahan pada seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia

eksterna dan interna, serta pada payudara. Hal ini dipengaruhi oleh hormon

somatomammotropine, estrogen, dan progesteron. Perubahan karena

hormon estrogen akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang

berlebih sehingga menimbulkan efek mual dan muntah. Human Chorionic

Gonadotropine (HCG) juga merupakan faktor pencetus ibu hamil

mengalami mual muntah. Faktor lain yang mempengaruhi ibu hamil

mengalami Hiperemesis Gravidarum adalah faktor psikologis seperti

tekanan pekerjaan, keretakan rumah tangga, serta tekanan dari pihak luar

(Riska, 2019).

Angka kejadian mual pada ibu hamil sekitar 51,4% dan yang

mengalami muntah 9,2% di Indonesia. Mual dan muntah pada kehamilan

merupakan suatu kondisi melemahkan, yang dapat mengganggu aktivitas

sehari-hari, dan menurunkan stamina pada wanita hamil. Umumnya, mulai

muncul pada minggu ke 4 – 9, mencapai puncak pada minggu ke 7 – 12,

dan menurun pada minggu ke 16 dari usia kehamilan (Masruroh 2016).


Keluhan mual dan muntah ini dapat menghilang setelah usia 20

minggu kehamilan. Emesis Gravidarum yang tidak ditangani dengan tepat,

dapat berlanjut ke tahap yang lebih serius. Muntah yang lebih dari sepuluh

kali sehari atau mual terus menerus yang terjadi selama 20 minggu terakhir

kehamilan ini akan berlanjut menjadi Hiperemesis Gravidarum.

Hiperemesis Gravidarum, biasanya terjadi pada 0,5 – 3% dari semua

kehamilan. Hiperemesis Gravidarum merupakan kondisi yang dapat

menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, asidosis, alkalosis karena

hilangnya asam klorida, dan hipokalemia pada wanita hamil,sehingga

tubuh ibu menjadi lemah, muka pucat, dan frekuensi buang air kecil

menurun drastis. Mual dan muntah yang berlebihan juga menyebabkan

cairan tubuh semakin berkurang dan terjadi hemokonsentrasi yang dapat

memperlambat peredaran darah sehingga dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin. Trimester pertama adalah fase organ-organ janin dibentuk

(Hidayati, 2009). Hiperemesis Gravidarum sering menjadi salah satu

penyebab wanita hamil dirawat di rumah sakit, dan jika tidak diobati dapat

membahayakan kehidupan ibu maupun janin yang dikandungnya

(Masruroh 2016).

Salah satu dari 17 program Sustainable Development Goals (SDGs)

dibidang kesehatan adalah menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dimana salah satu target dari

tujuan ini yaitu pada tahun 2030 mengurangi rasio angka kematian ibu

hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada

beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara farmakologi


maupun nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan dengan pemberian

antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Terapi

nonfarmakologi dilakukan dengan cara konseling tentang pengaturan diet,

dukungan emosional, akupuntur, pemberian permen jahe serta pemberian

peppermint (Rinata V, 2017).

Berdasarkan beberapa fakta tersebut, upaya pelayanan program

kesehatan difokuskan pada peningkatan aksesibilitas serta kualitas

pelayanan terkait dengan berbagai faktor resiko yang menjadi penyebab

utama kematian ibu maternal (Depkes, 2009). Kebijakan pemerintah

tentang kunjungan Antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali

selama masa kehamilan, satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester

II, dua kali pada trimester III. Antenatal Care merupakan pelayanan yang

diberikan pada ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan

mendeteksi ibu apakah ibu normal atau bermasalah (Rukiah, 2010). Dalam

hal ini seorang bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang memberikan

pelayanan obstetrik, salah satunya dengan melakukan pelayanan antenatal

care terhadap ibu hamil dengan memeriksa keadaan ibu dan janin secara

berkala dengantujuan agar ibu hamil dapat melewati masa kehamilan,

persalinan, dannifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi yang

sehat (Tiran,2009). Umumnya para bidan di setiap puskesmas akan

memberikan asuhan farmakologi berupa asam folat dan B6. Sedangkan

untuk penatalaksaan nonfarmakologi diberikan KIE berupa pola nutrisi,

dan anjuran untuk menjauhi makanan yang berbau menyengat yang bisa

memicu timbulnya mual dan muntah.


Selain KIE sebagai bentuk penatalaksanaan nonfarmakologi, salah

satu terapi yang telah banyak direkomendasikan yaitu herbal supplement

dalam bentuk aromaterapi. Ginger, Cinnamon bark, peppermint,

chamomile, fennel, dan rosewood merupakan bahan-bahan yang biasa

digunakan karena memiliki aktivitas antiemetik, antispasmodik, dan

meningkatkan kesehatan sistem digestif (pencernaan) (Susanti, 2016).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susanti tahun 2016, terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap penurunan skala mual muntah terhadap

ibu hamil dengan pemberian inhalasi lemon.

Dari uraian diatas, agar tidak terjadi keadaan yang berbahaya bagi

wanita hamil dan janinnya diperlukan berbagai macam penanganan. Untuk

mengatasi mual dan muntah pada ibu hamil yang mengalami masalah

keperawatan intoleransi aktivitas diperlukan tindakan keperawatan.

Tindakan keperawatan pada pasien untuk mengatasi intoleransi aktivitas,

antara lain terapi aktivitas, manajemen energi, manajemen alam perasaan,

bantuan perawatan diri, serta peningkatan tidur (Wilkinson, 2016)

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang asuhan kebidanan pada Ny. hiperemesis

gravidarum di Rumah Sakit X Yogyakarta tahun 2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:” Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Hamil trimester I dengan Emesis Gravidarum dengan pemberian inhalasi

lemon di Rumah Sakit X Yogyakarta Tahun 2020?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

trimester I dengan Emesis Gravidarum.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menganalisis kasus ibu hamil dengan Emesis Gravidarum

pada saat hamil

b. Mampu melakukan Intervensi untuk kasus ibu hamil dengan Emesis

Gravidarum.

c. Mampu melakukan penatalaksanaan berdasarkan Evidence Based

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat dijadikan pengetahuan baru ataupun tambahan dan wawasan

baru tentang penetalaksanaan ibu hamil dengan Emesis Gravidarum.

2. Bagi Ibu Hamil

Dapat dijadikan sebagai motivasi untuk tetap menjalani kehamilan

dengan tenang dan tambahan informasi tentang kehamilan dengan

Emesis Gravidarum.

3. Bagi Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu

sebagai sumber informasi menganai asuhan kebidanan dengan Emesis

Gravidarum.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi

Lingkup materi dalam penelitian ini meliputi asuhan kebidanan pada

ibu hamil trimester I dengan Emesis Gravidarum.


2. Lingkup Responden

Lingkup responden dalam penelitian ini meliputi ibu hamil trimester I

dengan Emesis Gravidarum.

3. Lingkup Waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2019 – Maret 2020,

dimulai dari penyusunan proposal sampai laporan hasil penelitian.

4. Lingkup Tempat

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Gamping II Kabupaten

Sleman Yogyakarta.

F. Keaslian Penelitian

1. Yayat Suryat, dkk. 2018 dengan judul pengaruh aroma therapy lemon

terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Metodelogi

penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperiment dengan

rancangan non-equivalent control group. Populasi dalam penelitian ini

terdapat 98 orang ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum.

Sample dalam penelitian ini sebanyak 32 responden dengan

pengambilan sampel dengan menggunakan teknik stratified random

sampling. Instrument yang digunakan adalah Standar Operasional

Prosedur (SOP) pemberian aromatherapy lemon dan kuisioner PUQE

SCORE. Analisis univariat menggunakan mean, analisis bivariat

menggunakan t-independen. Hasil penelitian didapatkan nilai rata-rata

pretest pada kelompok intervensi 10,13 dan rata-rata post test pada
kelompok intervensi 7,38. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol 9,06

dan nilai rata-rata post test kelompok kontrol 8,81. Hasil uji statistik

menunjukan terdapat pengaruh aromatherapy lemon terhadap emesis

gravidarum pada ibu hamil trimester 1 dengan p value = 0,03 < a =0,05.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada seluruh ibu hamil yang

mengalami emesis gravidarum bahwa dapat menggunakan

aromaterapyl lemon sebagai pilihan alternative untuk mengurangi

emesis gravidarum pada kehamilan.

2. Astriana, dkk. 2015 pengeruh lemon inhalasi aroma therapy terhadap

mual pada kehamilan di bps varia mega lestari batupuru kecamatab

natar kabupaten lampung selatan tahun 2015. Hasil presurvey yang

dilakukan pada tanggal 13 juni 2015 di BPS Varia S.ST.,M.Kes Batu

Puru Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan didapat data pada

bulan Mei 2015 terdapat 50 orang ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya, dari 17 orang ibu hamil yang disurvei 15 diantaranya

mengalami mual muntah. Tujuan penelitian pengaruh lemon inhalasi

aromatherapy terhadap mual pada kehamilan di BPS Varia

S.ST.,M.Kes desa Tanjung Sari Kecamatan Natar Kab. Lampung

Selatan Tahun 2015. Desain penelitian yang digunakan adalah Quasi

experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah 15 ibu hamil yang

mengalami mual, pengambilan sampling dengan total sampling

sebanyak 15 ibu hamil. Data dalam penelitian ini data primer penelitian

langsung terhadap ibu hamil. Analisis data yang digunakan paired t test

dan independent t test. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ibu
hamil di BPS Varia SST,M.Kes Batu Puru Kec. Natar Kab. Lampung

Selatan Tahun 2015 menunjukan bahwa ada pengarum lemon inhalasi

aromatherapy terhadap mual, pada kelompok ibu hamil dengan nilai P-

Value 0.000<0.05.

3. Siti Maesaroh, Mera Putri, 2019. Dengan judul Inhalasi Aromaterapi

Lemon Menurunkan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil Metode:

Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan pra experimental yang

dilaksanakan pada pada bulan februari – april 2018. Populasi dalam

penelitian ini adalah jumlah ibu hamil trimester I yang mengalami mual

muntah di UPT Puskesmas Karya Penggawa Kabupaten Pesisir Barat

dengan jumlah sampel 30 orang. Tehnik pengambilan sampel

accidental sampling. Variabel yang dianalisis adalah adalah hasil

intervensi pemberian inhalasi aroma terapi lemon. Analisis data

menggunakan T test. Hasil: Penelitian memperoleh hasil rerata

frekuensi mual muntah sebelum intervensi 17.37 kali, sedangkan

setelah intervensi turun menjadi 12.43 kali. Ada pengaruh inhalasi

aroma terapi lemon terhadap mual muntah pada ibu hamil trimester I (p

value 0,000). Simpulan: pemberian inhalasi aroma terapi lemon efektif

menurunkan frekuensi mual muntah pada ibu hamil dengan penurunan

4,86 kali frekuensi mual muntah. Inhalasi aroma terapi lemon menjadi

bagian yang dapat diterapkan sebagai terapi komplementer untuk

mengurangi frekeunsi mual muntah dalam asuhan pada ibu hamil.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN TEORI

1. Kehamilan

a. Definisi Kehamilan

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum,dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,kehamilan normal akan

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional (Prawirohardjo,2012).

Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lama hamil normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7

hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saiffudin, 2009).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine

mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan

(Manuaba, 2010).

b. Proses Kehamilan

Kehamilan terjadi berawal dari peristiwa fertilisasi yaitu saat

spermatozoa membuahi ovum dituba fallopi, kemudian terjadilah zigot,

zigot membelah secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enambelas,

dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut morula, didalam morula terdapat

rongga yang disebut blastosel yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh

tuba fallopi, bentuk ini kemudian disebut blastosit. Lapisan terluar

8
blastosit disebut trofoblas yang merupakan dinding blastosit yang

berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon atau ari-ari atau

placenta, sedangkan masa didalamnya disebut simpul embrio yang

merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus untuk

mengadakan implantasi.

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi , blastosit sampai dirongga

uterus, dindingnya tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah,

serta mengeluarkan secret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan

embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding

uterus. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstimulasi

hormone estrogen dan progesterone sehingga mencegah terjadinya

menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis. Permukaanya

berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio

telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi (Prawirohardjo,

2009).

c. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil

Perubahan Psikologis Ibu Hamil (Bartini, 2012)

1) Trimester I

a) Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.

b) Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya.

c) Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya

sedang hamil.

d) Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.

e) Khawatir kehilangan bentuk tubuh.


f) Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.

g) Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

2) Trimester II

a) Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima

kehamilannya.

b) Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi

sebagai seseorang di luar dirinya.

c) Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.

d) Libido dan gairah seks meningkat.

3) Trimester III

a) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

b) Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi

yang tidak normal.

c) Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

d) Tidak sabaran dan resah.

e) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

f) Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

d. Ketidaknyamanan kehamilan

Menurut Wiknjosastro (2007), ketidaknyamanan yang biasanya terjadi

pada ibu hamil adalah :

1) Nausea (enek) dan emesis (mual), enek terjadi pada umumnya pada

bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis

sering terjadi pada pagi hari.

2) Sering buang air kecil

3) Nyeri tekan, pembengkakan pada payudara


4) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

2. Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah gejala yang sering terjadi pada

kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi di pagi hari, tetapi dapat pula

terjadi setiap saat dan malam hari (Wiknjosastro, 2007). Emesis

Gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada pagi hari tetapi

dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Emesis Gravidarum kurang

lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung

kurang lebih 10 minggu (Prawiroharjo, 2010).

b. Etiologi Emesis Gravidarum

Kadar hormon esterogen yang tinggi saat hamil, mungkin

merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan

wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon esterogen yang bersirkulasi

lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan. Dalam

kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem

pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan

asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik belum dapat menjelaskan

secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, namun

tidak semua ibu mengalaminya (Yuni, 2009 dalam Fadhila 2014).

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal

kehamilan, serta gaya hidup juga berpengaruh terhadap terjadinya Emesis

Gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan


makanan yang berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6

rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun

berkaitan dengan gaya hdup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau

istirahat dan strees dapat memperburuk rasa mual (Neil, 2010).

c. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum

Tanda-tanda Emesis Gravidarum menurut Manuaba (2010) yaitu :

1) Rasa mual, bahkan sampai muntah. Mual dan muntah ini terjadi 1-2

kali sehari, biasanya terjadi dipagi hari tetapi dapat juga terjadi setiap

saat.

2) Nafsu makan berkurang

3) Mudah lelah

4) Emosi yang cenderung tidak stabil , biasanya semakin tua kehamilan

akan semakin berkurang kejadiaannya

d. Pengaruh Emesis Gravidarum pada ibu

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus menerus,

mengganggu keseimbangan gizi cairan dan elektrolit tubuh

Pengaruh Emesis Gravidarum bagi ibu :

1) Mual dan muntah yang berlebihan menyebabkan cairan tubuh

berkurang, sehingga darah menjadi kental (hemokonsentrasi)

2) Sirkulasi darah ke jaringan terhambat. Jika hal ini terjadi, maka

konsumsi O2 dan makanan ke jaringan juga ikut berkurang.

Kekurangan makanan dan O2 ke jaringan akan menimbulkan

kerusakan jaringan yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan

perkembangan janin yang dikandungnya (Admin, 2010).


3) Akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor dan kering

4) Dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada

kehamilannya

5) Kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula

terjadi robekan kecil pada selaput lendir esophagus dan lambung atau

Syndrome Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal

(Wiknjosastro, 2007).

e. Penanganan Emesis Gravidarum

Menurut Yuni (2009 dalam Fadhila 2014), penanganan Emesis

Gravidarum adalah sebagai berikut :

1) Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi Emesis Gravidarum

a) Makanlah sesering mungkin dalam porsi kecil. Siang hari untuk

porsi besar, malam hari cukup porsi kecil

b) Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi

keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual

c) Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker

untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari

d) Bangun tidur perlahan-lahan., luangkan waktu untuk bangkit dari

tempat tidur secara perlahan-lahan

e) Berolahraga dan hiruplah udara segar dengan melakukan

olahraga ringan, berjalan kaki atau berllari-lari kecil akan

membentu menguruangi rasa mual dan muntah dipagi hari

f) Beberapa kali ahli nutrisi juga manyarankan suplemen vitamin

B6 mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum

dengan dosis tinggi atau harus menururt aturan dokter. Hasil


penelitian Santi (2013) yang mengemukakan bahwa terdapat

penurunan mual muntah pada kehamilan yang signifikan yaitu

dengan nilai p-value 0.0001 (p<0.05) setelah menggunakan

Aromatherapy Lemon.

2) Hal-hal yang harus dihindari

a) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng

karena akan lebih sulit untuk dicerna

b) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi

c) Hindari menyikat gigi begitu selesai makan

d) Hindari bau-bau yang tidak enek atau sangat menyengat seperti

tempat sampah , asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa

mual dan muntah

e) Hindari mengenakan pakaian ketat yang dapat memberikan

tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk

rasa mual (Yuni, 2009 dalam Fadhila, 2014).

3. lemon Aromatherapy pada Emesis Gravidarum

a. Pengertian Aromatherapy

Kata Aromatherapy berarti terapi dengan memakai minyak esensial

yangekstrak dan unsur kimianya diambil dengan utuh. Aromaterapi adalah

bagiandari ilmu herbal (herbalism) (Poerwadi, 2006). Sedangkan menurut

Sharma (2009) aromaterapi berarti ‘pengobatan menggunakan

wangiwangian’.Istilah mual muntah juga merujuk pada penggunaan

minyak esensial dalam penyembuhan holistik untuk memperbaiki

kesehatan dan kenyamanan emosional dan dalam mengembalikan

keseimbangan badan. Terapi komplementer (pelengkap), seperti


homoeopati, aromaterapi dan akupunturharus dilakukanseiring dengan

pengobatan konvensional.

Tumbuhan aromatik menghasilkan minyak aromatik. Apabila

disuling,senyawa yang manjur ini perlu ditangani secara hati-hati.

Sebagian besarsenyawa ini akan menimbulkan reaksi kulit, tetapi jika

digunakan secaratepat, senyawa ini memilki nilai teraupetik. Senyawa ini

dapat dihirup ataupun digunakan dalam kompres, dalam air mandi, atau

dalam minyak pijat. Manusia dan tumbuhan mempunyai hubungan yang

sangat eratkarena setiap organisme hidup terangkai oleh susunan sel yang

hampirserupa. Secara kimiawi, komposisi DNA pada tumbuhan dan

manusia padadasarnya mempunyai kemiripan. Hasil penelitian dari

neurobiology, DonaldKennedy, menyimpulkan bahwa perbedaan antara

tumbuhan dan manusiasangatlah sedikit. Sel tubuh keduanya mempunyai

dinding sel yang berisiorgan kecil yang disebut organela serta masing-

masing mempunyai intisel yang bermuatan materi genetic (DNA). Ikatan

kimiawi yang disebut hem pada manusia mengangkut oksigen yang

dilepaskan oleh tanaman menuju aliran darah. Pada tumbuhan, ikatan

kimia ini dikenal senagai klorofil dan mempunyai fungsi yang sama yaitu

mengangkut karbondioksida yang dilepaskan manusia ke seluruh jaringan

tanaman.

Minyak esensial, alam memberikan manusia yaitu sutau jaringan

pengobatan dengan tingkat penyembuhan yang tinggi dan sangat aman.

Minyak esensial dengan konsentrasi yang tinggi merupakan bahan ideal

untuk mengobati gangguan fisik, mental dan emosional. Karenanya,

perawatan aromaterapi sangat diperlukan untuk membantu


mempertahankan kesehatan dan menjaga kesehatan.Aromaterapi bekerja

pada tubuh secara alami dan menyeluruh sehingga dapat mengaktifkan

kekuatan penyembuhan yang dimiliki oleh tubuh tersebut selain

membantu menyeimbangkan tubuh dan pikiran. Perawatan aromaterapi

merupakan upaya peningkatan kualitas tubuh dengan cara meningkatkan

daya tahan tubuh atau meminimalisasi gangguan atau masalah yang timbul

sehingga proses penyembuhan akan berlangsung lebih cepat.

Aromaterapi memiliki prinsip yang sama dengan pengobatan

alamiah lainnya seperti homeopati dan pengobatan dengan jejamuan.

Secara universal, ada tiga prinsip dasar pada tindakan pengobatan atau

perawatan alamiah yaitu prisnip life force, yin dan yang, serta makanan

organik. Masing-masing prinsip ini bersifat sangat individualistik, yaitu

sangat tergantung pada masing-masing sifat individu yang membutuhkan

perawatan alamiah ini. Oleh karenanya, pada keadaan tertentu tindakan

perawatan yang dilakukan orang ke orang dan dari tindakan ke tindakan

lainnya sangatlah bervariasi.

b. Cara Kerja Aromatherapy

Secara farmakologi, aromaterapi bekerja di dalam tubuh manusia

melalui dua sistem, yaitu melalui sitem saraf dan sistem sirkulasi. Melalui

jaringan saraf yang mengantarnya, sistem saraf akanmengenali bahan

aromatik sehingga sistem saraf vegetative yaitu sistem saraf yang

berfungsi mengatur fungsi organ seperti mengatur denyut jantung,

pembuluh darah, pergerakan saluran cerna akan terangsang.

Proses melalui penciuman merupakan jalur yang sangat cepat dan

efektif untuk menanggulangi masalah gangguan emosional seperti stres


atau depresi. Hal ini disebabkan rongga hidung mempunyai hubungan

langsung dengan sistem susunan saraf pusat yang bertanggung jawab

terhadap kerja minyak esensial. Hidung sendiri bukan merupakan organ

penciuman, hanya merupakan tempat untuk mengatur suhu dan kelebapan

udara yang masuk dan sebagai penangkal masuknya benda asing melalui

pernafasan. Bila minyak esensial dihirup molekul yang mudah menguap

akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak

tersebut ke puncak hidung. Ramnut geotar yang terdapat didalamnya, yang

berfungsi sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan elektrokimia ke

susunan saraf pusat. Pesan ini akan mengaktifkan pusat emosi dan daya

ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke

seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh

tubuh akan dikonversikan menjadi suatu aksi dengan pelepasan substannsi

neurokimia berupa perasaan senang, rileks, tenang atau terangsang.

Melalui penghirupan, sebagian molekul akan masuk ke dalam paru-paru.

Cara ini sangat dianjurkan untuk digunakan pada mereka yang memiliki

gangguan pernafasan. Molekul aromatik akan diserap oleh lapisna mukosa

pada saluran pernafasan, baik pada bronkus maupun pada cabang halusnya

(bronkeoli) secara mudah.

Pada saa tterjadi pertukaran gas di dalam alveoli, molekul kecil

tersebut akan di angkut oleh sirkulasi darah di dalam paru-paru.

Pernapasan yang dalam akan meningkatkan jumlah bahan aromatik ke

tubuh. Dr. Alam Huch, seorang ahli neurologi, ahli psikiatri dan juga

direktur smell and taste research centre di chicago mengatakan “bau

berpengaruh secara langsung pada otak seperti obat” hidung mempunyai


kapasitas untuk membedakan 100.000 bau yang berbeda (banyak

diantaranya) yang mempengaruhi tanpa diketahui. Ketika minyak

essensialdihirup, memasuki hidung dan berhubungan dengan cilia

(rambut-rambut halus di dalam hidung) Reseptor di cilia berhubungan

dengan tonjolan olfaktorius yang berada di ujung saluran penciuman.

Ujung dari saluran penciuman itu berhubungan dengan otak.Bau

diubah oleh cilia menjadi impuls listrik yang diteruskan ke otak lewat

sistem olfaktorius, semua impuls mencapai sistem limbik, sistem limbik

sendiri adalah bagian dari otak yang dikaitkan dengan suasana hati, emosi,

memori dan belajar tubuh kita.Semua bau yang mencapai sistem limbik

memiliki pengaruh kimia langsung pada suasana hati (Sharma, 2009).

Minyak aromaterapi bekerjasebagai sihir untuk penyakit yang

berkaitan dengan stress, gangguan psikosomatik, infeksi kulit, rambut

rontok, peradangan, rasa sakit yang muncul dari otot atau gangguan

kerangka, untuk menyebutkan bebrapa diantaranya, minyak essensial

memiliki aplikasi yang tak terhitung. Tanaman teraupetik yang beraroma

mengandung minyak esensial di tubuhnya.Struktur minyak esensial

sangatlah rumit, terdiri dari berbagai unsur senyawa kimia yang masing-

masing mempunyai khasiat teraupetik serta unsur aroma tersendiri dari

setiap tanaman. Berdasarkan pengalamanlah, para ahli aromaterapi

menentukan secara tepat bagian tanaman yang terbaik (Sharma, 2009).


4. Kajian Al-Qur’an

Menurutpandangan Islam dalam QS.Luqmanayat14 :

Artinya :

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;

ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan

menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu

bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

Maksud dari ayat diatas adalah di ayat 14 tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi

lebih menekankan jasa ibu.Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan

oleh anak karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak”

dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah

pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu. Bukan hanya sampai

masa kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari itu.Memang

ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban yang dipikulnya

tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak, berbeda dengan peranan ibu.

Kaitannnya dalam penelitian ini adalah dalam proses mengandung ibu harus melalui

banyak sekali ketidaknyamanan bahkan sampai menyebabkan dia merasa lelah. Perasaan

lelah dan tidak nyaman tersebut dirasakan mulai dari trimester I hinggga trimester III.

Setiap ibu hamil memiliki keluhan masing-masing yang kadang sama maupun berbeda
dengan ibu hamil lainnya. Keluhan dan ketidaknyamanan yang biasa ibu rasakan pada

trimester awal adalah perasaan mual dan muntah.

5. Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sisitematis mulai dari

pengumpulan data, analisa data, diagnosa kebidanan, perencananan, pelaksanaan dan

evaluasi (Varney, 2007). Manajemen kebidanan tujuan langkah menurut Hellen Varney

yaitu sebagai berikut :

a. Langkah I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pekerjaan dengan mengumpulkan semua data

yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, termaksuk riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang di kumpulkan meliputi data subjektif dan

objektif serta data penunjang.

b. Langkah II (Kedua) : Interprestasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa

dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atau data-data yang telah di

kumpulkan. Data dasar yang sudah di kumpulkan di interprestasikan sehingga

ditemukan masalah atau diaknosa yang sfesifik

c. Langkah III (Tiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada masalah ini kita mengidentifikasi masalah atu daiaknosa potensial lain

berdasarkan rangkaian masalah dan diaknosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini

membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil


mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose atau masalah

potensial ini benar-benar terjadi.

d. Langkah IV (Empat) : Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan Segera Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dengan melakukan

kolaborasi oleh bidan atau dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani

bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah

keempat mencerminkan kesinambung dari proses manajemen kebidanan.

e. Langkah V (Lima) : Merencanakan Asuhan Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah

atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi

atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang

menyeluruh tidak hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien atau dari

siapa masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

wanita tersebut seperti apa yang diperlukan akan terjadi berikutnya, apakah

dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu meruju klien bila ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan social, ekonomi, kultural atau masalah psikologis.

f. Langkah VI (Enam) : Melaksanakan Perencanaan atau Implementasi

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias

dilakukan sepenuhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan dan sebagian klien, atau

tim kesehatan lainya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap memikul tangung
jawab untuk mengarahkan pelaksaanaannya. Dalam situasi dimana bidan

berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien yang mengalami komplikasi.

g. Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi

Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah

dan diagnose. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah

efektif sedang sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini

merupakan suatu kontinum maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan

yang tidak efektif melalui proses menejemen untuk mengidentifikasi mengapa proses

menejemen tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut

(Mufdlilah, et al., 2012).

Anda mungkin juga menyukai