BUTA SENJA
Oleh :
21501101088
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan
yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang
anterior hampir sejauh corpus ciliare dan berakhir pada ora serrate dengan tepi yang
tidak rata. Pada orang dewasa, ora serrate berada sekitar 6,5 mm di belakang garis
Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal. Permukaan luar retina
berhubungan dengan membrane Bruch, koroid dan sclera. Di sebagian besar tempat,
retina dan epitel berpigmen retina mudah terpisah hingga terbentuk ruang subretina,
seperti yang terjadi pada ablasio retina. Namun, pada diskus optikus dan ora serrate,
retina dan epitel pigmen retina saling melekat kuat sehingga perluasan cairan
subretina pada ablasio retina dapat dibatasi. Hal ini berlawanan dengan ruang
subkoroid yang dapat terbentuk antara koroid dan sclera, yang meluas ke taji sclera.
Dengan demikian, ablasi koroid akan meluas melampaui ora serrate, dibawah pars
plana dan pars plicata. Lapisan-lapisan epitel pada permukaan posterior iris
merupakan perluasan retina dan epitel pigmen retina ke anterior. Permukaan dalam
Lapisan-lapisan retina mulai dari dalam ke luar, sebagai berikut (Vaughan, 2015).
6. Lapisan pleksiform luar, yang mengandung sambungan sel bipolar dan sel
Retina memiliki tebal 0,1 mm pada ora serrate dan 0,56 mm pada kutub
posterior. Ditengah –tengah retina posterior terdapat macula berdiameter 5,5 – 6 mm,
yang secara klinis dinyatakan sebagai daerah yang dibatasi oleh cabang – cabang
pembuluh darah retina temporal. Daerah ini ditetapkan oleh ahli anatomi sebagai area
sentralis, yang secara histologis merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel
ganglionnya lebih dari satu lapis. Macula lutea secara anatomis didefinisikan sebagai
Secara histologis, fovea ditandai sebagai daerah yang mengalami penipisan lapisan
inti luar tanpa disertai lapisan parenkim lain. Hal ini terjadi karena akson-akson sel
fotoreseptor berjalan miring (lapisan serabut Henle) dan lapisan-lapisan retina yang
lebih dekat dengan permukaan dalam retina lepas secara sentrifugal. Di tengah
macula, 4 mm lateral dari diskus optikus, terdapat foveola yang berdiameter 0,25 mm,
yang secara klinis tampak jelas dengan oftalmoskop sebagai cekungan yang
menimbulkan pantulan khusus. Foveola merupakan bagian retina yang paling tipis
Retina menerima darah dari dua sumber, yaitu koriokapilaris yang berada
tepat di luar membrane Bruch, yang memvaskularisasi 1/3 luar retina, termasuk
lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar, fotoreseptor, dan lapisan epitel pigmen
retina; serta cabang – cabang dari arteria sentralis retina, yang memvaskularisasi 2/3
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki bila retina mengalami ablasi. Pembuluh darah
retina mempunyai lapisan endotel yang tidak berlubang, yang , membentuk sawar
darah retina. Lapisan endotel pembuluh koroid berlubang-lubang. Sawar darah retina
sebelah luar terletak setinggi lapisan epitel pigmen retina (Vaughan, 2015).
Empat lapisan terluar retina yaitu, pigmen epitelium, lapisan sel kerucut dan
sel batang, membrane limitans eksterna dan lapisan nucleus luar mendapat nutrisi dari
pembuluh darah koroid pada enam lapisan dalam mendapat vaskularisasi dari arteri
retina sentral yang merupakan cabang dari arteri oftalmikus. Arteri sentral retina
muncul dari tengah cup optic disk dan terbagi menjadi empat cabang, yaitu pada
superior nasal, superior temporal, inferior nasal, dan inferior temporal tetapi tidak
bernastomose dengan lainnya. Vena retina mengikuti dari arteri retina (Vaughan,
Buta senja atau rabun senja (nyctalopia) adalah suatu kondisi dimana
seseorang kesulitan atau tidak dapat melihat dalam cahaya yang relatif kurang, atau
dengan kata lain merupakan sensasi subjektif terhadap penurunan penglihatan pada
kondisi minim cahaya. Hal ini merupakan gejala dari beberapa penyakit mata.
Nyctalopia mungkin terdapat sejak lahir atau diakibatkan oleh cedera atau gizi buruk.
Hal ini dapat digambarkan sebagai keadaan yang tidak dapat beradaptasi dengan
menyebabkan manusia sulit melihat pada keadaan lingkungan yang kurang cahaya.
Apabila tetap dibiarkan, rabun senja akan menjadi sebuah kelainan mata yang pada
1. Defisiensi vitamin A
kekurangan yang disertai kelainan pada mata umumnya terdapat pada anak
berusia 6 bulan sampai 4 tahun. Biasanya pada anak ini juga terdapat kelainan
protein kalori malnutrisi. Kekurangan vitamin A juga dapat terjadi pada pasein
penyerapan cahaya dan untuk penglihatan warna dalam cahaya terang. Sel-
malam. Dalam sel-sel batang retina, semua trans retinol ini diubah menjadi
yang serupa terjadi pada sel kerucut dari retina untuk menghasilkan
2. Retinitis Pigmentosa.
heterogen yang ditandai oleh disfungsi fotoreseptor, disertai oleh hilangnya sel
5. Myopia
penipisan dan atrofi pada koroid dan epitel pigmen retina di macula. Sesuai
myopia 8 dioptri.
kortikal biasanya terjadi bilateral namund apat juga terjadi secara asimeteris.
7. Penyakit Oguchi
Penyakit ini dicirikan oleh kebutaan malam stasioner bawaan dan kelainan
morfologi dan dungsional yang unik dari retina. Pasien mengalami kebutaan
pada malam hari yang nonprogressif sejak kecil muda dengan penglihatan
sel batang yang meningkat sangat tinggi mengalami penurunan beberapa jam
mendekati normal.
2.4 Patofisiologi
Pada sel batang di retina mata terdapat rhodopsin atau visual purple (pigmen
ungu) yang mengandung vitamin A yang terikat pada protein. Pada mata normal,
apabila menerima cahaya, rodopsin akan terkonversi menjadi visual yellow dan
Regenerasi visual purple hanya akan terjadi apabila tersedia vitamin A yang
cukup. Tanpa regenerasi, maka pengelihatan mata pada cahaya remang akan
terganggu. Oleh karena itu, apabila kekurangan vitamin A, maka mata akan sulit
atau bahkan tidak ada protein esensial untuk fungsi fotoreseptor [Syaing &
Raupong, 2016].
Vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, diuraikan oleh enzim
pankreas dan diserap di bagian proksimal usus kecil. Kondisi yang mempengaruhi
fungsi pankreas, seperti cystic fibrosis dan pankreatitis kronis, atau kondisi lain
sehingga nutrisi untuk rhodopsin (suatu zat peka cahaya; tersusun atas protein
dan vitamin A) pada sel batang tidak tercukupi. Rhodopsin akan terurai jika ada
Menurut Sari et al (2010) ada beberapa gejala yang muncul pada penderita
selain itu, perasaan bahwa mata memerlukan waktu yang lebih lama untuk
2.6 Diagnosis
Mendeteksi rabun senja dapat dilakukan dengan banyak cara. Cara yang
pemeriksaan biofisik terdiri dari Tes adaptasi gelap secara sederhana, tes adaptasi
1. Anamnesis
penyakitnya saat ini dan penyakitnya pada masa lampau. Pertanyaan yang
diberikan mengenai:
tidak)
2. Pemeriksaan Biofisik
cara untuk mendiagnosa seseorag menderita rabun senja atau tidak. Salah
satu cara yang sederhana adalah dengan memerintahakan orang yang akan
menderita rabun senja sudah tidak dapat lagi membedakan bentuk, karena
4) Teknik
a. Pasien disinari dengan sinar terang standar dari alat adaptometer
selama 10 menit
5) Nilai
respons elektrik dari fotoreseptor cahaya di mata, yaitu sel batang dan sel
kerucut di retina.
Mata pasien akan dibuka dengan sebuah retraktor setelah mata dibuat
mati rasa dengan ditetesi cairan. Elektroda akan ditempatkan pada setiap
a) Tujuan
retina teretak pada sel kerucut dan batang atau pada sel bipolar.
b) Dasar
sel bipolar, terutama sel muller, dan gelombang c berasal dari sel
5) Dilakukan rangsangan
d) Nilai
4) gelombang b
sama sekali )
2.7 Penatalaksanaan
cukup, baik berupa suplemen maupun dari makanan sehari-hari. Jika karena
1. Asupan vitamin A
3. Terapi medikamentosa
2.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik adalah
(BMJ., 2012)
BAB III
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
IDENTITAS
Nama : Tn J
Usia : 55 thn
Status : menikah
Pendidikan : S1
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluh kabur menjelang malam ketika cahaya berkurang sejak 6 bulan
terakhir. Ia mengalami kesulitan ketika menyupir oleh karena tidak dapat melihat
penenda jalan. Semua lampu tampak redup. Akan tetapi pada siang hari
penglihatannya normal. Sebelum ini ia tidak ada keluhan mata. Tidak ada kesulitan
membedakan warna
Pasien menderita trombosis vena mesenterica 4 tahun yang lalu. Ia menjalani operasi
reseksi usus halus dan usus besar(ascending dan transverse colon). Ketika itu
diketahui pula adanya cirrhotic- appearing liver. Ia juga menderita anemia kronis dan
mudah cepat lelah.
RIWAYAT TERAPI
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa dan tidak ada yang didiagnosa
dengan retinitis pigmentosa.
RIWAYAT ALERGI:
(-)
RIWAYAT SOSIAL :
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan Umum : baik
BB 51 kg
KEPALA/LEHER
THORAKS
bising (-)
ronkhi/wheezing (-)
ABDOMEN
: supel, hepar/lien tidak teraba, tidak teraba tumor, tidak nyeri tekan,
tanda cairan bebas (-) BU 3-6 x/menit
6/6 AV 6/6
Keduduka
n
Orthoforia
Pergeraka
n
Jernih C Jernih
Bulat, sentral, refleks cahaya +, I/P Bulat, sentral, refleks cahaya +, diameter
diameter 3 mm, 3 mm, RAPD-
RAPD -
Jernih L Jernih
Jernih V Jernih
Papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, F Papil bulat, batas tegas, CDR 0,3, aa/vv
aa/vv 2/3, RM +, 2/3, RM +, retina baik,
retina baik, bone bone spikula-
spikula-
BAB IV
Pembahasan
penglihatan sehingga buram ketika melihat sesuatu jarak dekat atau pun jauh. Bisa
juga di sebabkan karena penyakit katarak, nictalopia (rabun senja) dan Retinitis
pigmentosa. Pada penyakit katarak didapatkan penglihatan kabur atau buram yang
di sebabkan karena terjadi kekeruhan pada lensa, pada retinitis pigmentosa terjadi
malam hari dan penglihatan tepi karena adanya degenerasi sel epitel retina
terutama pada sel batang dan atrofi saraf optic. Sama halnya dengan retinitis
pigmentosa, nictalopia (rabun senja) memiliki gejala mata kabur jika melihat pada
singkirkan dugaan mengalami kelianan refraksi karena pada kelianan refraksi visus
akan turun. Kornea jernih sehingga dapat menyingkirkan dugaan penyakit katarak
karena pada karatak tampak kornea yang keruh sehingga terjadi penglihatan kabur.
Pada pemeriksaan segmen posterior di dapatkan normal, baik dari arteri, vena dan
Sehingga dari kasus ini kami diagnosa sebagai nictalopia (rabun senja)
karena selain dari mata kabur atau buram pada malam hari dan normal pada siang
IU / kgBB namun tidak boleh melebihi dosis 300.000 IU. Pemberian vitamin A ini
kesimpulan
Nyctalopia atau rabun senja adalah suatu kondisi dimana seseorang kesulitan atau
tidak dapat melihat dalam cahaya yang relative kurang, atau dengan kata lain
merupakan sensasi subjektif terhadap penurunan sedangkan gejala yang muncul yaitu
sulit melihat pada tempat dengan cahaya minimal, dan melihat saat mengemudi di
sore dan terapi yang di perlukan yaitu asupan vitamin A dan Memperbaiki diet
mikronutrien
DAFTAR PUSTAKA
In A Patient With A History Og GIT Neoplasia And Normal Serum Vit. A Levels.
European Union.
5. BMJ Editors. 2012. Night Blindness. UK: BMJ Publishing Group: Best Practice
BMJ.
Penerbit EGC
https://www.scribd.com/document/329103559/RABUN-SENJA-referat [29
Maret 2017]