Anda di halaman 1dari 3

PERSEKUTUAN YANG MEMBERI DAMAI

Ulangan 30:11-20 ; 1 Korintus 3:1-9 ; Matius 5:21-37

Syalom,

Ibu bapak saudara(i) terkasih dalam Tuhan. Apa yang kita pikirkan ketika pertama kali mendengar kata
semut? Kerja keras, kerja sama, semut dalam kehebatannya berkelompok, mereka tidak mungkin bisa
terpecah belah oleh karena mereka dalam keadaan damai dan untuk mencapai keadaan damai mereka
hanya dipimpin oleh satu ratu saja. Tujuan mereka sama yaitu memilih kedamaian tetapi tugas mereka
berbeda-beda

Sama halnya dengan kita manusia ingin mencapai kedamaian didalam suatu persekutuan. Dalam Ulangan
30 menguraikan tentang pentingnya menentukan sebuah pilihan. Setiap pilihan dan keputusan itu
menuntut tanggungjawab dan berdampak dalam kehidupan. Setiap pilihan dan keputusan harus
dipertanggungjawabkan, karena disaksikan oleh Tuhan dan manusia.

Mereka yang memilih bersekutu kepada Tuhan itu akan nampak dalam kehidupan sehari-hari, yakni
dalam pelayanan dan hubungannya dengan sesama, yang dilandasi dengan taat pada Tuhan dan dilandasi
dengan kasih, supaya tidak ada perselisihan di dalam persekutuan atau jemaat dan supaya kalau ada
masalah dalam jemaat masalah itu dapat diselesaikan dengan lebih mudah. Orang-orang yang memiliki
persekutuan yang baik dengan Tuhan dan dengan sesamanya akan selalu merasa tenang, damai, dan
bahagia dalam seluruh hidupnya.

Tema kita pada hari ini tentang persekutuan yang memberi damai. Bagaimana sebuah persekutuan kita
baik dengan Tuhan dan sesama akan bahagia bagi yang taat dan setia, takut akan Tuhan. Saling
mengasihi, menghargai, melengkapi sebagai kawan sekerja Allah, rendah hati. Menikmati persekutuan
yang benar, persekutuan yang membawa bahagia dan damai maka mesti hidup dalam ketaatan yang
sungguh pada Allah dan firmanNya, mencari dan menghidupi firmanNya dengan segenap hati, jiwa, dan
akal budi. Karena hidup bahagia, damai, tenang dan sejahtera itu menyangkut apa yang dipikirkan,
direncanakan, dikatakan dan apa yang dibuat secara nyata untuk hari ini dan masa depan, maka pilihan
dan keputusan itu harus diambil hari ini. Hidup mengasihi Tuhan dan sesama, taat pada Firman Tuhan,
agar kita dapa mengalami suasana hidup, batin dan fisik yang damai dan bahagia. Amin.
1. Dilandaskan taat pada Tuhan, dan hanya dia satu-satunya yang utama dalam persekutuan. Supaya
tidak ada perselisihan ini dan itu. (bukan masalah pendeta siapa melayani, tetapi firman yang
disampaikan pendetanya. Biarpun dalam jemaat ada kelompok 1/2/3 tetap 1 jemaat, satu
persekutuan
2. Dilandaskan pada Kasih. Allah yang maha kasih memberikan AnakNya yang tunggal, oleh sebab
itu kita dituntut saling mengasihi dalam persekutuan. Karena kasih setiap masalah dapat
diselesaikan dengan lebih mudah. Dengan landasan kasih, maka jemaat pasti akan selalu ada
dalam damai sejahterah
3. Kasih yang membawa damai bagi semua. Jika dalam jemaat ada kasih dan damai sejahtera, maka
hal itu akan nampak bagi semua orang. Damai dalam persekutuan itu harus dinampakkan ke luar,
sehingga menjadi kesaksian juga bagi orang lain.
4. Ha ini tidak susah, tidak jauh karena masalah-masalah ini sebenarnya sudah ada di mulut dan hati
setiap orang dalam persekutuan, namun yang penting ialah bagaimana hal itu dilakukan, “tetapi
firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu. Untuk
dilakukan.

mentara hidup di luar Tuhan dan jauh terpisah dari Tuhan, tidak taat pada perintah, peraturan, ketetapan
dan Firman Tuhan, tidak mengasihi Tuhan dan sesama, akan membawa pada kehidupan yang jauh dari
kedamaian. Pengertian hidup dan mati itu sangat luas. Hidup menunjuk pada suasana kehidupan dan
kegiatan manusia yang dilindungi dan diberkati Allah. Sementara mati itu menunjuk pada kegiatan dan
kehidupan manusia yang menolak kehadiran dan campur tangan Tuhan. Itu menyangkut apa yang
dipikirkan, direncanakan, dikatakan dan apa yang dibuat secara nyata. Jika mereka melanggar janji, tidak
setia pada perintah dan ketetapanNya, serta sujud menyembah beribadah kepada allah lain, maka Tuhan
akan murka dan pastilah mereka akan binasa. Itu akan berdampak buruk dalam kehidupan umat turun
temurun, sampai keturunan keempat. Tetapi jika memilih mati berarti hidup dan berada di luar
persekutuan dengan Tuhan dan terpisah dari Tuhan, memilih kecelakan, kutuk, dan kematian. Kalau ada
masalah diselesaikan dengan damai, serta menerima dan memperlakukan semua orang penuh kasih.
Hidup dalam tuntunan Firman Tuhan, perintah, ketetapan dan peraturan Tuhan, itu berarti hidup pada
jalan benar dan kebenaran.

Persekutuan kita baik dengan Tuhan dan sesama akan ditinggalkan ketika tidak ada kesetiaan, ketaatan, iri
hati, mementingkan diri sendiri, hidup saling menghakimi, kemunafikan.

Bahagia bagi yang taat dan setia, takut akan Tuhan. Saling mengasihi, menghargai, melengkapi sebagai
kawan sekerja Allah, rendah hati.

Menikmati persekutuan yang benar, persekutuan yang membawa bahagia dan damai maka mesti hidup
dalam ketaatan yang sungguh pada Allah dan firmanNya, mencari dan menghidupi firmanNya dengan
segenap hati, jiwa, dan akal budi.

Memilih hidup berarti hidup dalam persekutuan dengan Tuhan, membiarkan dan menyerahkan seluruh
hidup dituntun oleh Firman, ketetapan, peraturan dan perintah Tuhan, hidup mengasihi Tuhan dan
sesama, mendengarkan suaraNya (Firman).

Sekali kita memilih bersekutu kepada Tuhan, berarti harus setia mengasihi dan mengikuti perintahNya.
Persekutuan kita baik dengan Tuhan dan sesama akan bahagia bagi yang taat dan setia, takut akan Tuhan.
Saling mengasihi, menghargai, melengkapi sebagai kawan sekerja Allah, rendah hati.

Kalau kita disuruh memilih hidup atau mati? Kalau kita disuruh memilih kedamaian atau kekacauan?
Berkat atau kutuk? Apa yang akan kita pilih?

Anda mungkin juga menyukai