Anda di halaman 1dari 55

MUSEUM KULINER INDONESIA YANG MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA

KULINER TRADISIONAL GENERASI MUDA

LAPORAN PERSIAPAN TUGAS AKHIR


AR 4050

Oleh

Vania Andriani Tamsuli


15216026
Program Studi Sarjana Arsitektur

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2019
ABSTRAK

MUSEUM KULINER INDONESIA YANG MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA


KULINER TRADISIONAL GENERASI MUDA

Vania Andriani Tamsuli


15216026

Pembimbing

Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma ST., M.Eng.

Museum Kuliner Indonesia merupakan sebuah proyek pelestarian kebudayaan dengan tujuan
utama mengedukasi dan memberikan informasi mengenai budaya yang mulai luntur kepada generasi
penerus bangsa. Proyek yang diprakarsai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ini
akan dibangun di lahan seluas 4800 m2 di daerah Pantai Indah Kapuk dengan pertimbangan target
massa dan kemudahan akses. Museum ini diharapkan tidak saja menceritakan sejarah hingga
kebudayaan yang kemudian terbentuk, tetapi juga akan mengakomodasi kebutuhan komunitas dan
menyediakan tempat umum yang dapat digunakan. Dengan dibangunnya museum ini, diharapkan
dapat terjadi peningkatan kesadaran terhadap kepunahan budaya kuliner tradisional dengan
merancang bangunan yang dapat mengimbangi tren saat ini, ramah lingkungan, menyediakan wadah
berkumpul, serta alur museum yang menarik. Bangunan ini juga diharapkan dapat mencerminkan
nilai bangunan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai
luhur di dalamnya.

Kata Kunci: Kebudayaan, Kesadaran, Modern, Museum, Pelestarian

2
MUSEUM KULINER INDONESIA YANG MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA
KULINER TRADISIONAL GENERASI MUDA

Vania Andriani Tamsuli


15216026

Menyetujui,
Tanggal 07 Desember 2019

Pembimbing,

Dr. Eng. Hanson Endra Kusuma ST., M.Eng.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 3


DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN 8

Latar Belakang 8

Konteks 8

Permasalahan 10

Sistematika Penulisan 10

BAB 2
DESKRIPSI UMUM PROYEK 12

Pemrakarsa 12

Tujuan Perancangan 13

Fungsi 13

Lokasi Proyek 14

Lingkup Perancangan 15

Asumsi 15

Peraturan Terkait 16

BAB 3
KAJIAN TIPOLOGI DAN PRESEDEN 17

Kajian Tipologi 17

Definisi Museum 17

Klasifikasi Museum 17

Tugas dan Fungsi Museum 18

Kegiatan Museum 18

Akomodasi Museum 18

Prinsip Tata Pameran 18

Metode Penyajian Koleksi Museum 19

Persyaratan Museum 19

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 4


Kajian Preseden 20

The Cup Noodle Museum 20

Museum of Bread Culture 21

Disgusting Food Museum 22

Kesimpulan Kajian Tipologi dan Preseden 23

BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN 25

Analisis Pengguna dan Kegiatan 25

Analisis Pengguna 25

Kegiatan 27

Persyaratan Fungsional 28

Isu Terkait Fungsi 32

Analisis Tapak 33

Delineasi Tapak 33

Analisis Tapak 34

Isu Terkait Tapak 37

BAB 5
ELABORASI TEMA RANCANGAN 39

Elaborasi Tema Rancangan 39

Studi Preseden Bangunan dengan Tema Rancangan Sejenis 40

Biesbosch Museum Island 40

Scientific Research Innovation Zone of Shandong Youth Political College 41

The Pinch Library and Community Center 42

BAB 6
PEMROGRAMAN 44

Misi Perancangan 44

Perumusan Isu Perancangan Utama 44

Sasaran, Kriteria Rancangan dan Identifikasi Awal Konsep Solusi 4​6

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 5


Pilihan Konsep Solusi 4​8

Program Ruang dan Persyaratannya 50

BAB 7
PENUTUP 54

Refleksi 43

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta orientasi lahan 14


Gambar 2. Peta batas lahan 15
Gambar 3. Peta RDTR kawasan Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir 16
Gambar 4. Keterangan Serial Gambar 21
Gambar 5. Arsitektur Museum of Bread Culture 22
Gambar 6. Interior Disgusting Food Museum 23
Gambar 7. Skema kegiatan pengunjung museum 27
Gambar 8. Jarak pandang mata 29
Gambar 9. ​Gerak anatomi badan manusia 30
Gambar 10. Pencahayaan alami 30
Gambar 11. ​Pencahayaan buatan 31
Gambar 12. ​Peta batas tapak 33
Gambar 13. ​Suhu rata-rata Kota Jakarta 34
Gambar 14. Curah hujan Kota Jakarta 34
Gambar 15. ​Peta sirkulasi tapak 35
Gambar 16. ​Vegetasi pada Jalan Hayam Wuruk 36
Gambar 17. ​ Vegetasi pada Jalan Ir. H. Juanda 36
Gambar 18. Bangunan eksisting di sekitar tapak 36
Gambar 19. View di sekitar tapak 37
Gambar 20. Elemen arsitektur Biebosch Museum Island 40
Gambar 21. Elemen arsitektur Shandong Youth Political College Museum 41
Gambar 22. Elemen arsitektur Pinch Library 42
Gambar 23. Organisasi ruang 46
Gambar 24. Alur pada beberapa ruangan pameran 46
Gambar 25. Arkade dan integrasi dengan lingkungan sekitar 47
Gambar 26. Sirkulasi kendaraan pemadam kebakaran 47

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 6


Gambar 27. ​ Jalur wisata Jakarta 47
Gambar 28. Zoning pada museum 48
Gambar 29. Massing bangunan 48
Gambar 30. Entrance tapak 49
Gambar 31. Sirkulasi pada bangunan 49
Gambar 32. Struktur beton bertulang 50
Gambar 33. Studi Volumetrik 5​3

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Rangsangan Indera pada Setiap Preseden 23


Tabel 2. Perbandingan Luas Ruang Utama 24
Tabel 3. Tabel Tinggi Rata-Rata dan Jarak Pandang 29
Tabel 4. Kebutuhan Ruang Perpustakaan 31
Tabel 5. Perhitungan Jumlah Kursi 32
Tabel 6. Pencahayaan Ruangan dalam Museum 32
Tabel 7. Isu Perancangan 44
Tabel 8. Sasaran, Kriteria Rancangan dan Identifikasi Awal Konsep Solusi 46
Tabel 9. Perhitungan Luas Lobby 50
Tabel 10. Perhitungan Luas Ruang Publik 50
Tabel 11. Perhitungan Luas Auditorium 51
Tabel 12. Perhitungan Luas Perpustakaan 51
Tabel 13. Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola 51
Tabel 14. Perhitungan Luas Servis 52
Tabel 15. Perhitungan Luas Parkir 52

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 7


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang luas dengan sejarah penyatuan yang panjang.
Kedua faktor ini kemudian menjadikannya sebuah negara yang kaya akan budaya. Setiap daerah di
Indonesia memiliki kebudayaan yang unik dan berbeda satu sama lain. Namun, perbedaan ini tidak
memecah belah bangsa, melainkan menjadikan setiap daerah unik dan memiliki identitas yang kuat.
Oleh karenanya, perbedaan yang ada ini seharusnya dijaga dan dilestarikan, termasuk di antaranya
makanan khas setiap daerah sebagai salah satu produk kebudayaan. Hal ini terbukti dari perbedaan
jenis makanan hingga cara mengolah makanan yang berbeda di setiap tempat yang kemudian
mencirikan adanya perbedaan budaya.
Atas dasar kekhawatiran ini, maka akan dirancang sebuah proyek fiktif dengan judul museum
kuliner Indonesia yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran budaya masyarakat Indonesia di
bidang kuliner dan makanan khas setiap daerah yang ada di Indonesia. Terkait proyek ini, diasumsikan
bahwa pemilik dan pemrakarsa proyek yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Selain itu, diasumsikan bahwa bangunan pada lahan tidak ada dengan pertimbangan bangunan sudah
lama terbengkalai dan berada di titik jalur wisata museum Jakarta. Tujuan dari proyek ini dikutip dari
tujuan Kemendikbud yakni memberdayakan pelaku budaya dalam melestarikan dan memajukan
kebudayaan, dalam hal ini yakni makanan dan kuliner khas Indonesia. Laporan ini ditulis untuk
mengkaji lebih dalam informasi yang dibutuhkan sebagai bahan persiapan untuk tugas akhir
mahasiswa.
Pada sub bab selanjutnya, akan dibahas lebih dalam mengenai konteks perancangan dari museum
kuliner tersebut yang berisi mengenai persoalan kebudayaan yang ada dan permasalahan desain yang
muncul. Selain itu, juga akan dibahas hal-hal terkait latar belakang dan fakta yang ada saat ini serta
penjabaran akan proyek museum ini sebagai solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut.

1.2 Konteks
Kekayaan budaya Indonesia merupakan salah satu kekuatan bangsa, namun perbedaan ini kian
hari mulai luntur dan tergantikan dengan budaya negara lain. Kemajuan teknologi yang mempercepat
arus informasi tanpa penyaringan dan edukasi yang tepat menghasilkan generasi penerus yang buta
akan budayanya sendiri. Kenyataannya, budaya yang lebih populer saat ini adalah budaya negara lain
yang dikemas lebih menarik dan tanpa sadar menjajah negara ini. Karena itu, pergeseran budaya yang

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 8


terjadi ini harus segera ditanggulangi agar generasi penerus menjadi generasi yang sadar dan tertarik
dengan budayanya sendiri.
Melalui jurnalnya yang berjudul Food, Architecture, and Experience Design, Fisker dan Olsen
(2008) mendefinisikan performative experience sebagai pemberian lapisan emosi atau narasi pada
proses penyantapan kuliner yang dibentuk secara arsitektural. Perpaduan antara arsitektur dan
makanan yang dibubuhkan sebuah narasi dapat mendekatkan manusia dengan makna atau identitas
kuliner yang sedang dikenalkan. Dalam desain arsitektur, pembangkitan narasi diwujudkan dengan
memantik proses mengindera suatu makanan (sensuous effect), baik secara penglihatan (visual),
pendengaran (auditory), pengecap (gustatory), serta perasa (tactile).
Berdasar kepada teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa narasi budaya dari setiap daerah
apabila dituangkan ke dalam rancang arsitektur akan menghasilkan pengalaman yang lebih
mengesankan. Pengalaman ini diharapkan dapat meningkatkan minat dan kesadaran masyarakat
Indonesia, khususnya generasi penerus, akan budaya kuliner dan ragam makanan Nusantara. Oleh
karena itu, museum dirasa dapat menjadi sebuah produk arsitektur yang dimasukkan berbagai
elemen pendukung untuk merangsang indera pengunjung dan menciptakan pengalaman budaya yang
lebih kental.
Museum ini nantinya akan bersifat monumental sebagai aset negara yang diprakarsai oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang dapat dikunjungi dengan bebas oleh
berbagai kalangan. Tujuan utama dari berdirinya museum yakni sebagai sarana untuk memamerkan
ragam kuliner Indonesia dan budaya yang melekat dengan kuliner tersebut. Selain dengan tujuan
edukasi, museum ini diharapkan dapat menjadi monumen kota yang dikunjungi secara berkala dengan
daya tarik acara rutin atau fungsi sosial lain yang dimasukkan ke dalam bangunan. Karena ditujukan
untuk menampung berbagai fungsi sosial, bangunan akan dirancang untuk memiliki suasana yang
nyaman dan terbuka untuk mendorong terjadinya proses pembelajaran dan interaksi sosial yang
menarik dengan berbagai sentuhan nilai lokal di setiap sisi bangunan baik secara eksplisit maupun
implisit.
Selain fungsi edukasi dan keberadaannya sebagai ikon kota, museum ini juga memiliki potensi
untuk memberikan pemasukan bagi negara lewat beberapa fungsi komersial yang diselipkan di
dalamnya. Dengan keberadaan fungsi-fungsi tersebut, diharapkan adanya lapangan pekerjaan yang
dapat dimanfaatkan dan penghasilan mandiri yang kemudian dapat diputar untuk kebutuhan museum
kedepannya tanpa membebankan pengeluarannya kepada negara.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 9


1.3 Permasalahan
Ada beberapa isu besar yang akan diangkat untuk mendasari pembangunan dari museum ini. Isu
yang pertama yakni terjadinya pergeseran budaya saat ini khususnya pada kalangan muda dimana
budaya Indonesia mulai tergantikan dengan budaya luar negeri. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
perlu ditekankan persoalan terkait organisasi ruang yang menarik serta alur museum yang memiliki
narasi terkait kebudayaan kuliner Indonesia. Selain itu, perlu ditambahkan fungsi komersial dan ruang
interaksi agar tercipta suasana yang menarik minat pengunjung. Isu kedua yakni hubungan museum
dengan lingkungan sekitar museum. Terkait isu tersebut, perlu diperhatikan sirkulasi untuk
​ ntuk menjaga kondusifitas
pengunjung museum, sirkulasi staf museum, hingga sirkulasi ​loading u
kegiatan setiap pengguna. Selain itu, perlu juga diperhatikan konektivitas museum dengan museum
lainnya di sekitar kawasan.

1.4 Sistematika Penulisan


Laporan persiapan tugas akhir ini terdiri dari enam bab. Bab pertama dari laporan menjelaskan
mengenai latar belakang yang kemudian mendorong terjadinya perencanaan proyek. Selain itu, juga
dibahas dalam konteks apa proyek akan dibangun contohnya jenis proyek dan lingkungan tempat
proyek direncanakan. Terakhir, pada bab pertama juga akan dibahas isu atau permasalahan utama
yang ingin diangkat dan diselesaikan lewat pembangunan proyek terkait.
Kemudian pada bab kedua dari laporan, pembahasan terfokus pada deskripsi umum dan
keterangan dasar dari proyek. Akan dibahas pemrakarsa proyek serta visi dan misi yang ingin dicapai
lewat pembangunan proyek. Selain itu, hal-hal seperti fungsi, lokasi, lingkup, dan peraturan yang
mengikat proyek juga akan dijelaskan.
Pada bab ketiga, akan dikaji studi yang telah ada sebelumnya terkait tipologi museum. Studi yang
dimaksud terkait definisi, tujuan museum, fungsi museum, hingga standar dan prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pembangunan museum. Selain mengkaji tipologi terkait, juga akan dikaji contoh
preseden yang telah berdiri untuk mengokohkan pembelajaran dan pengertian terhadap tipologi yang
akan dibangun.
Bab keempat berisi analisis yang dilakukan dalam perencanaan proyek terkait studi target
pengguna dan seluruh kegiatan yang direncanakan dalam bangunan. Kemudian, juga akan dibahas
mengenai persyaratan fungsional dari bangunan. Selain itu, akan dilakukan analisis lebih lanjut terkait
tapak yang dipilih terutama permasalahan dan potensi yang dimiliki tapak untuk kemudahan
perencanaan bangunan nantinya.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 10


Pada bab kelima, akan dilakukan pembahasan mengenai tema yang dipilih untuk dijadikan fokus
utama selama proses perencanaan dan perancangan. Terakhir pada bab kesimpulan, akan
disimpulkan isu-isu penting perancangan proyek yang merupakan intisari dari keseluruhan proyek.
Bab keenam akan diisi pembahasan pemrograman yang didasari misi awal perancangan dan
perumusan isu yang ditemukan. Berdasarkan hal tersebut dan kriteria rancangan yang ada, dijabarkan
pilihan konsep solusi berupa studi volumetrik bangunan serta program ruang beserta persyaratan
terkait. Pada bab terakhir, akan dituliskan juga refleksi yang didapat selama proses pengerjaan
laporan.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 11


BAB 2
DESKRIPSI UMUM PROYEK

2.1 Pemrakarsa
Proyek ini bersifat fiktif dengan pemrakarsa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Berdasarkan website www.kemdikbud.go.id, Kemendikbud memiliki visi, misi dan fungsi kerja yang
sesuai dengan tujuan museum yaitu melestarikan kebudayaan Indonesia dan mengedukasi
masyarakat terkait kebudayaan tersebut.
- Visi :
“Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
berlandaskan gotong royong”
- Misi :
1. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat
2. Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan
3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu
4. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan, serta pengembangan bahasa
5. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan
pelibatan publik
- Tujuan Strategis :
1. Penguatan peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan aparatur institusi
pendidikan dalam ekosistem pendidikan
2. Pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan
3. Peningkatan akses pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan masyarakat, dan pendidikan anak berkebutuhan khusus
4. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
karakter
5. Peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian bahasa sebagai pengantar pendidikan
6. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan
publik
Berdasarkan misi nomor empat yakni mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan, proyek
diasumsikan sebagai wujud dari pelestarian kebudayaan kuliner Indonesia yang akan meningkatkan
minat masyarakat akan budayanya khususnya generasi muda. Target pengunjung museum sesuai

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 12


dengan tujuan strategis nomor dua dimana diinginkan adanya pemberdayaan pelaku budaya agar,
dalam konteks ini seluruh masyarakat Indonesia, agar terjadi kemajuan kebudayaan dalam bentuk
pelestarian dan eksplorasi budaya yang diawali dengan peningkatan kesadaran.

2.2 Tujuan Perancangan


Secara umum, proyek ini dirancang dengan visi mengenalkan budaya kuliner Indonesia yang
beraneka ragam kepada masyarakat terutama generasi muda dengan menggunakan arsitektur untuk
meningkatkan pengalaman ruang yang memberikan makna dalam proses penyerapan budaya
tersebut.
Misi dari proyek ini antara lain :
1. Merancang sebuah museum yang memberikan informasi lengkap terkait berbagai budaya
kuliner di Indonesia
2. Menonjolkan aspek arsitektural untuk meningkatkan pengalaman ruang dan budaya
3. Menjadikan museum sebagai ikon kota yang menarik
4. Merancang alur museum yang menarik dan sarat makna terkait budaya kuliner
5. Menarik pengunjung terutama kalangan muda dan menyediakan wadah komunitas
6. Merancang bangunan yang memiliki konektivitas dengan museum sekitarnya dan
menciptakan jalur wisata museum yang baru

2.3 Fungsi
Sebagai sebuah museum yang menampung tujuan pelestarian budaya, museum ini memiliki fungsi
utama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat lewat penyediaan informasi yang
meningkatkan kesadaran. Selain memiliki fungsi edukasi, museum ini juga berfungsi untuk
melestarikan budaya yang ada dengan menyimpan objek dan informasi terkait serta memamerkannya
kepada masyarakat yang membutuhkan. Objek dan informasi yang ada juga harus dijaga sebagai aset
dan kekayaan negara.
Selain fungsi sebagai museum, ada beberapa fungsi tambahan seperti teater dan galeri yang dapat
disewa untuk acara dan pertunjukan terkait budaya yang mengawali sejarah terciptanya kuliner khas
daerah. Selain itu, fungsi ini juga memberikan tambahan pemasukan untuk museum. Teater dan galeri
ini nantinya akan disatukan keberadaannya dengan taman yang dapat diakses oleh masyarakat
umum.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 13


Dengan misi membangun museum yang juga dapat mewadahi interaksi sosial dan membentuk
komunitas, museum ini dirancang untuk memiliki ruang-ruang seperti restoran dan tempat makan
untuk berkumpul dan co-working space serta perpustakaan umum. Fungsi ini diharapkan dapat
membedakan museum tersebut dengan museum lain dan merangsang terjadinya interaksi dan
pertukaran informasi serta pengetahuan antar pengunjung.

2.4 Lokasi Proyek


Lokasi pembangunan direncanakan terletak di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Lokasi ini
dibatasi oleh sebuah jalan sempit tanpa nama di sebelah Utara, Jalan Hayam Wuruk di sebelah Barat,
Jalan Ir. H. Juanda di sebelah Selatan, dan gedung PT. Daya Pioneer International di sebelah Timur.
Lokasi ini dipilih karena merupakan tapak yang sesuai dengan kriteria dan persyaratan sebuah
museum, sesuai dengan RDTR Kota Jakarta, dan dekat dengan museum nasional lain sehingga dapat
menjadi bagian dari jalur wisata museum kota Jakarta.

Gambar 1. Peta orientasi lahan


Sumber: Google Maps, 2018

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 14


Gambar 2. Peta batas lahan
Sumber: Google Maps, 2018

2.5 Lingkup Perancangan


Lingkup perancangan terkait proyek ini yaitu merancang keseluruhan tapak yang ada, mulai dari
penggunaan dan pembagian dalam lahan hingga rancangan ruang dalam bangunan. Aspek yang lain
yang akan dirancang juga terkait hubungan antara ruang dalam dan ruang luar bangunan. Selain itu,
akan dirancang juga aspek yang berkaitan dengan aksesibilitas dan peran dari bangunan terhadap
lingkungan yang ada di sekitarnya.

2.6 Asumsi
Untuk perancangan bangunan ini akan diasumsikan :
- Bangunan yang ada diasumsikan tidak ada
- Tidak ada anggaran yang harus dibatasi
- Bangunan lain yang sudah terbangun akan dianggap sebagaimana mestinya
- Pembangunan akan dilaksanakan secara langsung dalam satu tahap pembangunan
- Sistem transportasi museum sudah berjalan efektif

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 15


2.7 Peraturan Terkait
Peraturan dari lahan yang dipilih mengikuti Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta no. 1 tahun 2014 untuk Kota Jakarta Pusat tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi. Dikarenakan Hayam Wuruk masuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Pusat dan Kecamatan
Gambir, maka aturan terkait luas bangunan yakni :
- KDB 60 % dengan ketinggian bangunan maksimal 6 lantai untuk kawasan komersial
- KLB 4.0
- KDH 20 %
- GSB 1.0

Berdasarkan aspek legal di atas, maka dengan luas lahan 9,843.75 m​2​, luasan yang dapat
terbangun yakni :
- Luas lahan dasar : 5,906.25 m​2
- Luas total bangunan : 23,625 m​2

Gambar 3. Peta RDTR kawasan Jakarta Pusat, Kecamatan Gambir


-
Sumber: Rencana Detail Tata Ruang Kota Jakarta, 2015

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 16


BAB 3
KAJIAN TIPOLOGI DAN PRESEDEN

3.1 Kajian Tipologi

3.1.1 Definisi Museum


Museum berdasarkan definisi yang diberikan ​International Council of Museums,​ adalah institusi
permanen, nirlaba, melayani kebutuhan publik, dengan sifat terbuka, dengan cara melakukan usaha
pengoleksian, mengkonservasi, melakukan riset, mengkomunikasikan, dan memamerkan benda nyata
kepada masyarakat untuk kebutuhan studi, pendidikan, dan kesenangan.Karena itu ia bisa menjadi
bahan studi oleh kalangan akademis, dokumentasi kekhasan masyarakat tertentu, ataupun
dokumentasi dan pemikiran imajinatif di masa depan. Museum merupakan suatu badan yang
mempunyai tugas dan kegiatan untuk memamerkan dan menerbitkan hasil-hasil penelitian dan
pengetahuan tentang benda-benda yang penting bagi Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan.

3.1.2 Klasifikasi Museum

Menurut ICOM, museum dapat diklasifikasikan dalam enam kategori, yaitu :


- Art Museum (Museum Seni)
- Archeology and History Museum (Museum Sejarah dan Arkeologi)
- Ethnographical Museum (Museum Nasional)
- Natural History Museum (Museum Ilmu Alam)
- Science and Technology Museum (Museum IPTEK)
- Specialized Museum (Museum Khusus)
Menurut penyelenggaraannya, museum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
- Museum Pemerintah, yaitu museum yang diselenggarakan dan dikelola oleh pemerintah baik
pemerintah pusat atau pemerintah daerah.
- Museum Swasta, yaitu museum yang didirikan dan diselenggarakan oleh perseorangan.
Berdasarkan tingkatan koleksinya, museum dapat dibagi 3, yaitu :
- Museum Nasional, yaitu museum yang memiliki benda koleksi dalam taraf nasional atau dari
berbagai daerah di Indonesia.
- Museum Regional, yaitu museum yang benda koleksinya terbatas dalam lingkup daerah
regional.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 17


- Museum Lokal, yaitu museum yang benda koleksinya hanya terbatas pada hasil budaya
daerah tersebut.

3.1.2 Tugas dan Fungsi Museum


Tugas museum diarahkan kepada kegiatan untuk menetapkan agar melalui benda, dokumentasi
visual dan bahan-bahan pendukung tambahan lainnya, aspek-aspek kebutuhan, aspek-aspek
lingkungan hidup atau kombinasi diantara keduanya, yang menjadi bidang garapan museum tersebut,
menjadi sumber informasi yang mantap.
Fungsi utama yang harus dimiliki oleh sebuah museum (​A Good Museum Includes These Basic
Function​) adalah :
- Fungsi Kuraterial (​Curatorial)​
- Fungsi Pameran (​Display)​
- Fungsi Persiapan Pameran (​Display Preparation)​
- Fungsi Pendidikan (​Education)​

3.1.4 Kegiatan Museum


Kegiatan museum meliputi :
- Kegiatan pendidikan: mampu memberikan pengetahuan tambahan mengenai koleksi-koleksi
yang dipamerkan kepada masyarakat umum.
- Kegiatan penelitian dan studi ilmiah: hasil penelitian akan digunakan sebagai bahan acuan
tambahan pengetahuan tentang benda koleksi yang dipamerkan kepada publik pengunjung
museum.
- Kegiatan rekreasi: museum dapat menyajikan benda-benda koleksi yang dipamerkan secara
menarik sehingga tidak membosankan bagi pengunjung bahkan dapat menjadi daya tarik
untuk mengunjungi museum.

3.1.5 Akomodasi Museum


Akomodasi yang tersedia pada sebuah museum adalah yang bisa memberikan kemudahan bagi
pengunjung yang datang dan juga melengkapi sarana dan prasarana bagi pengunjung museum berupa
restoran, toko buku, perpustakaan untuk umum, dan auditorium untuk ceramah ataupun seminar.

3.1.6 Prinsip Tata Pameran

Prinsip-prinsip umum untuk penataan dan membuat satu desain dalam museum yaitu:
- Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan (s​tory line)​

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 18


- Tersedianya benda museum atau koleksi yang akan menunjang jalannya cerita dalam
pameran tadi.
- Teknik dan metode pameran yang akan dipakai dalam pameran.
- Sarana serta prasarana yang akan dipakai, dana/biaya yang perlu disediakan.

3.1.7 Metode Penyajian Koleksi Museum


Pada beberapa bagian dalam memamerkan obyek pameran memerlukan penyajian urutan macam
obyek koleksi secara jelas, baik karya seni rupa dua dimensi maupun tiga dimensi, akan dibagi
menurut pengelompokkan macam koleksi berdasarkan jenisnya dalam satu ruangan. Hal ini
dimaksudkan antara lain:
- Agar pengunjung dapat mengetahui secara jelas mengenai jenis-jenis obyek koleksi dari objek
dua dimensi dan tiga dimensi dari hasil karya seni di Indonesia.
- Agar memudahkan dalam membentuk suasana tiap ruang pamer sesuai dengan jenis obyek
koleksi yang dipamerkan.
Metode penyajian dapat disesuaikan dengan motivasi masyarakat lingkungan/ pengunjung
museum, yakni dengan menggunakan secara terpadu ketiga metode seperti:
- Metode penyajian artistik, untuk meningkatkan penghayatan terhadap nilai-nilai artistik dari
warisan budaya atau koleksi yang tersedia.
- Metode penyajian intelektual atau edukatif, dimana benda-benda dipamerkan semua segi
yang bersangkutan dengan benda itu sendiri seperti urutan proses terjadinya benda tersebut
sampai pada cara penggunaan atau fungsinya.
- Metode penyajian romantik atau evokatif, dalam hal ini benda yang dipamerkan harus
disertakan dengan memamerkan semua unsur lingkungan dimana benda-benda tersebut
berada.

3.1.8 Persyaratan Museum


Persyaratan Kebutuhan Fisik Museum yaitu :
- Ruang kerja untuk konservator, staff perpustakaan dan administrasi
- Memiliki ruang koleksi
- Memiliki ruang pameran tetap dan sementara
- Memiliki laboratorium
- Memiliki studio pemotretan dan studio audio visual
- Memiliki ruang penerangan dan pendidikan
- Menyediakan fasilitas penikmatan dan rekreasi

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 19


3.2.1 Kajian Preseden
Pada subbab ini akan dibahas beberapa contoh preseden dari tipologi serupa yaitu museum
kuliner yang ada di beberapa negara di luar Indonesia. Dari contoh preseden yang ada, dapat
disimpulkan informasi terkait fungsi standar dan kelebihan museum yang menarik bagi pengunjung.

3.2.1 The Cup Noodle Museum

Pemiliknya, Momofuku Ando, merupakan penemu dari ramen instan dalam gelas. Ia ingin
membuat sebuah museum yang dapat menggabungkan kreativitas pikiran manusia dengan makanan.
Cup Noodle Museum adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk mie instan dan Cup Noodles,
beserta pencipta dan pendirinya, Momofuku Ando.
Museum ini terletak di Ikeda, Osaka, dan berada dalam jarak berjalan kaki dari Stasiun Ikeda di
jalur Hankyu-Takarazuka. Pendaftaran gratis. Ada juga Museum Cup Noodles yang terletak di
Yokohama, menampilkan empat pameran dan atraksi cerita. Lokasi ini mencakup berbagai pameran
untuk menampilkan sejarah Ramen instan dan cerita Momofuku Ando.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Momofuku Ando
- Arsitek : Kashiwa Sato
- Lokasi : Yokohama
- Tahun Berdiri : 2011
- Fungsi Utama :
1. Pabrik ramen instan
2. Indoor park​ proses pembuatan ramen instan
3. Teater
4. Ruang pameran dan instalasi
5. Restoran
6. Toko ​souvenir
- Pengguna Utama : Turis dan masyarakat Jepang
- Luas Lahan : ± 5000 m​2

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 20


a. Zonasi dan denah museum b. Instalasi pameran
Gambar 4. Organisasi ruang Cup Noodle Museum
Sumber: Junko Kimora, 2017

3.2.2 Museum of Bread Culture

Willy Eislen dan anaknya, Herman Eiselen percaya bahwa roti bukan lagi sekadar makanan pokok
orang Jerman, tetapi juga merupakan budaya yang tidak bisa lepas dari kehidupan orang Jerman.
Mereka memutuskan untuk mengabadikannya dalam bentuk museum.
Arsiteknya, Coop Himmelblau merenovasi sebuah pabrik roti yang dibangun tahun 1955 dan
menjadikannya sebuah museum yang menampilkan budaya dan suasana dari pabrik roti tersebut.
Bangunan ini memiliki luas kurang lebih 2000 m2 dengan beberapa fungsi utama seperti ruang
instalasi yang menampilkan suasana pabrik roti, ruang pameran berupa berbagai jenis roti, dan
perpustakaan dengan informasi terkait.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Willy Eislen
- Arsitek : Coop Himmelblau
- Lokasi : Jerman
- Tahun Berdiri : 1955
- Fungsi Utama :
1. Ruang instalasi
2. Ruang pameran
3. Perpustakaan
- Pengguna Utama : Turis
- Luas Lahan : ± 2000 m​2

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 21


a. Pameran berbagai jenis dan bentuk roti b. Eksterior bangunan
Gambar 5. Arsitektur Museum of Bread Culture
Sumber: Eigenes Werk, 2009

3.2.3 Disgusting Food Museum

Dr. Samuel West adalah seorang psikolog yang meneliti tentang emosi dan perasaan seseorang
hingga ia kemudian muncul dengan sebuah ide menggabungkan emosi jijik dengan makanan. Lewat
pembangunan museum ini, ia ingin menunjukkan kepada pengunjung bahwa rasa jijik kadang hanya
merupakan persepsi dan rasa ketidaksukaan terhadap suatu hal sebenarnya bisa dihilangkan.
Museum dengan ide yang sangat aneh ini berhasil mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi
sebagai museum terbaik serta dikunjungi oleh puluhan ribu pengunjung setiap tahunnya. Latar
museum ini yaitu di sebuah gudang bekas yang dimodifikasi untuk dijadikan tempat pameran berbagai
instalasi makanan menjijikkan dari seluruh dunia. Karena yang ingin ditonjolkan merupakan makanan,
maka keseluruhan bangunan dicat putih dengan hiasan minimal.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Dr. Samuel West
- Arsitek : A+D Architecture
- Lokasi : Swedia
- Tahun Berdiri : 2018
- Fungsi Utama :
1. Ruang instalasi
2. Ruang pameran
3. Ruang pencicipan
4. Ruang penciuman
- Pengguna Utama : Turis
- Luas Lahan : ± 1500 m​2

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 22


a. Ruang pameran dan penciuman b. Display​ makanan
Gambar 6. Interior Disgusting Food Museum
Sumber: Andreas Illmer, 2018

3.3.1 Kesimpulan Kajian Tipologi dan Preseden


Ketiga preseden yang diambil berada di tiga negara berbeda dengan tema makanan yang berbeda
pula. Namun, ketiganya memiliki persamaan dasar seperti luasan keseluruhan bangunan dan fungsi
utama. Luasan ketiga museum berkisar antara 1500 hingga 5000 m​2​. ​Bangunan museum juga
berdiri sendiri pada sebuah lahan yang dikelilingi oleh empat jalan dan umumnya berlokasi di
daerah urban dengan aksesibilitas yang mudah.
Selain hal-hal teknis, ketiga museum merupakan contoh preseden yang dapat
mengaplikasikan rangsangan terhadap indera manusia sehingga dapat memberikan
pengalaman yang menarik bagi pengunjungnya. Selain rangsangan dalam bentuk rancang
arsitektur, setiap museum juga selalu memiliki narasi dan latar belakang yang kemudian
dijadikan sebagai acuan untuk merancang alur museum.

Tabel 1. Perbandingan Rangsangan Indera pada Setiap Preseden

No. Rangsangan Indera Cup Noodle Bread Culture Disgusting Food


Museum Museum Museum
1 Narasi Museum ini Cerita yang Pemilik museum
membawakan cerita dibawakan yaitu percaya bahwa
tentang pergeseran roti sebagai sebuah emosi merupakan
kebiasaan dalam entitas yang persepsi termasuk
proses memasak dan memiliki makna rasa jijik sehingga
makan dengan lebih dari makanan diharapkan ada
membawa nilai pokok tetapi juga pergeseran
praktikalitas sebagai bagian dari persepsi akan
makanan tertentu

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 23


identitas budaya
masyarakat
2 Visual ● Penggunaan warna ● Berbagai jenis roti ● Gudang sebagai
merah dan putih pada dinding latar museum
● Lampu terang ● Bangunan ● Makanan
berwarna putih bersejarah Jerman disajikan di atas
● Hiasan pada sebagai latar piring pada
dinding berupa museum sebuah meja
kemasan ramen ● Tungku dan kecil yang
● Pabrik ramen yang pemanggang roti ditutup kain
dibuat terbuka tradisional putih
● Foto berisi sejarah ● Instalasi dalam ● Lampu sorot
hingga kemasan bentuk kotak kaca kuning
terbaru
3 Auditori ● Lagu klasik - -
● Suara mesin
4 Penciuman Bau ramen instan Bau roti Bau berbagai
yang dipersiapkan makanan yang
dipersiapkan
secara khusus di
sebuah ruang
penciuman
5 Perasa Hiasan pada Hiasan pada dinding -
dinding berupa berupa replika roti
kemasan ramen
instan

Sumber: Analisis penulis, 2019

Tabel 2. Perbandingan Luas Ruang Utama

No. Nama Ruangan Cup Noodle Bread Culture Disgusting Food


Museum Museum Museum
1 Pabrik Pembuatan 1200 m​2 - -
2 Ruang Pameran 1200 m​2 800 m​2 300 m​2
3 Ruang Instalasi 800 m​2 200 m​2 - -
4 Galeri - - -
5 Teater - - -
6 Ruang Pencicipan 250 m​2 - 200 m​2
7 Ruang Penciuman - - 200 m​2
8 Restoran 300 m​2 200 m​2 -
9 Toko ​Souvenir 200 m​2 100 m​2 100 m​2
10 Perpustakaan - 300 m​2 -

Sumber: Analisis penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 24


BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN

4.1 Analisis Pengguna dan Kegiatan

4.1.1 Analisis Pengguna

● Pengunjung Pelaku Studi

Pengunjung sebagai pelaku studi adalah kelompok pengunjung yang datang dengan
tujuan mempelajari secara khusus tentang kebudayaan kuliner dan makanan khas Indonesia.
Kelompok pengunjung ini umumnya datang dari kalangan akademisi atau murid sekolah
hingga mahasiswa. Secara umum, pengunjung pelaku studi datang dalam grup besar dengan
bantuan dari staf museum yang memberikan penjelasan lebih mendalam

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Berkumpul di Lobby → Ruang Pameran → Ruang Instalasi →


Makan Siang → Teater → Perpustakaan → Pulang

● Pengunjung Bertujuan Tertentu

Kelompok pengunjung ini mengunjungi museum dengan tujuan di luar kegiatan akademik.
Namun, kegiatan yang dilakukan secara keseluruhan mirip dengan pengunjung pelaku studi.
Umumnya, kelompok pengunjung ini datang secara individual dan berada di dalam museum
dalam waktu yang lebih panjang.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Galeri → Makan Siang →
Pulang

● Pengunjung Pelaku Rekreasi

Kelompok pengunjung ini umumnya adalah wisatawan, baik wisatawan asing atau dari
luar kota Jakarta. Karena datang dengan tujuan rekreasi, waktu kunjungan yang dilakukan
umumnya lebih singkat dengan skema kunjungan yang lebih tidak sistematis dibandingkan
kegiatan yang dilakukan kelompok akademisi.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Lobby → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Makan Siang →
Teater → Galeri → Toko ​Souvenir​ → Pulang

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 25


● Petugas Administrasi Museum

Petugas administrasi mengelola ketenagaan, keuangan, surat-menyurat,


kerumahtanggaan, pengamanan, dan registrasi koleksi. Kegiatan secara keseluruhan dilakukan
di ruangan kantor sejak pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Kantor → Makan Siang → Kantor → Pulang

● Pengelola Koleksi

Pengelola koleksi museum memiliki tugas utama melakukan inventarisasi dan kajian
setiap koleksi museum. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengecekan dan pengumpulan data
terkait setiap koleksi museum secara berkala. Selain itu, pengelola koleksi juga melakukan
analisis data di ruangan kantor.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Makan Siang → Kantor →
Pulang

● Tenaga Konservasi

Tenaga konservasi koleksi museum adalah kelompok pengguna yang bertugas untuk
melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi. Tenaga konservasi secara umum melakukan
perawatan terhadap koleksi museum di ruangan khusus dan pada jam tertentu di luar jam
kunjungan.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Perawatan → Pulang

● Tenaga Preparasi

Kelompok pengguna ini bertugas untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan sebuah pameran. Kegiatan dilakukan di luar jam kunjungan atau pada hari libur
museum dengan keseluruhan kegiatan dilakukan di ruang-ruang utama pada museum.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Pulang

● Tenaga Bimbingan dan Hubungan Masyarakat

Staf bimbingan dan humas adalah pegawai museum yang bertugas memberikan informasi
dan mengedukasi pengunjung museum terkait koleksi yang ada di dalam museum. Kegiatan
yang dilakukan secara keseluruhan bertempat di ruang pameran dan ruang instalasi museum.
Selain di ruang kunjungan, staf juga membutuhkan ruang istirahat atau ruang pribadi.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 26


Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Makan Siang → Ruang Staf → Ruang Pameran
→ Pulang

● Komersial

Selain staf museum, ada juga pelaku pegawai komersial yang terdapat di dalam museum,
contohnya pegawai toko ​souvenir atau pegawai restoran. Kelompok ini memiliki kegiatan
secara spesifik di fungsi komersial yang berada di dalam museum.

Skema Kegiatan :

Parkir → Masuk Gedung → Ruang Staf → Toko → Makan Siang → Toko → Pulang

Parkir → Masuk Gedung → Dapur → Restoran → Makan Siang → Restoran → Pulang

4.1.2 Kegiatan

Kegiatan utama yang akan ditampung yakni kegiatan pameran dan pertunjukan harian setiap
harinya mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore. Selain itu, ruang co-working space dan perpustakaan juga
akan dibuka untuk umum setiap harinya mulai pukul 10 pagi hingga 8 malam. Sedangkan untuk
restoran akan dibuka dari pukul 10 pagi hingga 10 malam. Dan, taman umum akan dibuka secara
bebas untuk umum tanpa batasan waktu.

Gambar 7. Skema kegiatan pengunjung museum


Sumber: Analisis Penulis, 2019

Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan
temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran
film dan slide, dan museum keliling. kegiatan dalam museum secara garis besar meliputi :

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 27


- Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain jual beli koleksi, peminjaman koleksi,
pembuatan film dokumenter, dan kegiatan lainya.
- Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, penyimpanan,
penelitian, dan penggandaan (reproduksi).
- Preservasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
1. Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya.
2. Penyimpanan, untuk menyelamatkan koleksi asli dari faktor merugikan.
3. Registrasi, pemberian dan penyusunan keterangan menyangkut benda koleksi.
- Observasi, penyeleksian koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan koleksi museum.
- Apresiasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
1. Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat
yang sifatnya non formal.
2. Rekreatif, museum sebagai objek rekreasi yang menyajikan acara yang menghibur.
- Komunikasi, kegiatan ini antara lain meliputi :
1. Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat /
pengunjung dengan materi koleksi, yang dibantu dengan guide.
2. Pertemuan, antara pengelola dengan masyarakat sebagai penunjang kegiatan.
- Administrasi

4.1.3 Persyaratan Fungsional


Dalam membangun museum, ada beberapa persyaratan yang harus diikuti terkait ruang utama
yang berada di dalam museum. yang direncanakan adalah berada di kawasan cagar budaya dengan
berdasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut :
- Lokasi dan tapak :
1. Sesuai dengan rencana pengembangan kawasan
2. Letaknya yang strategis di pusat kota
3. Tersedianya jaringan infrastruktur yang memadai
4. Luasan site yang memadai yaitu 5000 m​2
5. Berada di kawasan bebas bencana (tidak rawan banjir, tahan gempa, dll.)
6. Diapit oleh setidaknya dua jalan utama
- Zoning :
1. Meletakkan kelompok kegiatan yang bersifat umum pada daerah yang ramai dan
mudah dicapai.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 28


2. Meletakkan kelompok kegiatan pameran pada daerah yang tenang dan mudah
dicapai.
3. Meletakkan kelompok kegiatan administrasi pada daerah dengan ketenangan sedang
dan pencapaian sedang.
4. Meletakkan kelompok kegiatan edukasi pada daerah yang tenang dan mudah dicapai.
5. Meletakkan kelompok kegiatan konservasi pada daerah dengan ketenangan sedang
dan pencapaian sedang
6. Meletakkan kelompok kegiatan servis pada daerah dengan ketenangan rendah dan
pencapaian sedang.
Persyaratan tersebut meliputi ruang-ruang :
● Ruang Pameran dan Galeri
Permasalahan perancangan pada ruang pameran atau galeri adalah bagaimana
menentukan aktivitas dan alur kegiatan, bagaimana merencanakan kebutuhan ruang yang
mewadahi aktivitas tersebut serta menyusun hubungan fungsional antar aktivitas, bagaimana
menetapkan standar dan syarat-syarat pokok perancangan ruang interior ruang pameran dan
galeri agar memenuhi kriteria standar ruang dengan menerapkan konsep kolaborasi.
- Tinggi rata-rata manusia (indonesia) dan jarak pandang

Tabel 3. Tabel Tinggi Rata-Rata dan Jarak Pandang

No. Jenis Kelamin Tinggi Rata-Rata Pandangan Mata

1 Pria 165 cm 160 cm


2 Wanita 155 cm 150 cm
3 Anak-Anak 115 cm 100 cm

Sumber: Neufert Architect’s Data, Edisi Ketiga

Gambar 8. Jarak pandang mata


Sumber: Neufert Architect’s Data, Edisi Ketiga

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 29


- Kemampuan gerak anatomi

Gerak anatomi leher manusia sekitar 30º ke atas dan 40º kebawah atau ke samping,
sehingga pengunjung merasa nyaman dalam bergerak untuk melihat karya-karya pada
galeri.

Gambar 9. Gerak anatomi badan manusia


Sumber: Neufert Architect’s Data, Edisi Ketiga

- Pencahayaan

Gambar 10. Pencahayaan alami


Sumber: Neufert Architect’s Data, Edisi Ketiga

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 30


Gambar 11. Pencahayaan buatan
Sumber: Neufert Architect’s Data, Edisi Ketiga

● Perpustakaan

Dalam menyusun konsep tata ruang perpustakaan hendaknya berpedoman pada


prinsip-prinsip arsitektur yang meliputi kenyamanan, keindahan, dan keharmonisan ruangan.
Dengan penyusunan konsep yang baik, akan memberikan kepuasan fisik dan psikis kepada
para penggunanya. Oleh karena itu, dalam penyusunan konsep harus diperhitungkan tentang
kebutuhan pemakai, tata ruang, dan lingkungan di sekitar perpustakaan. Di samping itu, Lasa
(2007) mengatakan bahwa perlu memperhatikan azas-azas tata ruang yaitu:

1. Azas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian
pekerjaan dengan menempuh jarak paling pendek.
2. Azas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat
dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang
bersangkutan.
3. Azas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan ruangan
sepenuhnya

Apabila perpustakaan menganut sistem tertutup, maka aplikasinya adalah 45% untuk
koleksi, 25% untuk pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain. Apabila sistem
terbuka, maka aplikasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20%
untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain.

Tabel 4. Kebutuhan Ruang Perpustakaan

No. Nama Ruangan Kebutuhan Ruang Sumber

1 Ruang baca 2.33 m​2​/ orang Depdikbud


2 Lobby Lobby​ + sirkulasi = 1.2 m​ / orang
2​
TSS
2
3 Ruang kantor 12- 15 m​ BPA
2
4 Ruang pengolahan 9 m​ Depdikbud
2
5 Ruang administrasi 5 m​ Depdikbud
2
6 Gudang 54 m​ Neufert

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 31


● Auditorium atau Teater

Tabel 5. Perhitungan Jumlah Kursi

Lebar Seatway Jumlah Maksimum Kursi pada Satu Baris


(mm) Gangway​ pada satu sisi Gangway​ pada dua sisi
7
300 - 324 14
325 - 349 8 16
350 - 374 9 18
375 -399 10 20
400 - 424 11 22
425 - 449 12 24
450 - 474 12 26
475 - 499 12 28
Hingga 500 12 Jarak maksimum untuk dilewati

Sumber: A Design Guide, 2010

4.1.4 Isu Terkait Fungsi

● Pencahayaan
Pencahayaan alami maupun buatan dapat mengakibatkan kerusakan pada berbagai
bahan koleksi. Batu, logam, keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya, tetapi bahan
organik lainnya seperti tekstil, kertas, koleksi ilmu hayati adalah bahan yang peka terhadap
cahaya. Sinar ultraviolet dapat membahayakan koleksi karena dapat menimbulkan berbagai
perubahan pada bahan dan warna koleksi. Selain itu, untuk jangka waktu yang lama, sinar
ultraviolet ini dapat menyebabkan kerusakan yang cukup serius terhadap keawetan benda
koleksi tersebut. Pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan alami. Supaya tidak
merusak, cahaya buatan harus tetap dimodifikasi pada iluminasi untuk mengurangi radiasi
sinar ultraviolet.

Tabel 6. Pencahayaan Ruangan dalam Museum

Nama Ruangan Material Pameran Tingkat Cahaya

Pameran (sangat sensitif) Kertas, kain, kulit berwarna 5 - 10 lux


Pameran (sensitif) Lukisan cat minyak, kayu 15 - 20 lux
Pameran (kurang sensitif) Kaca, batu, keramik, logam 30 - 50 lux
Penyimpanan koleksi - 5 lux
Penanganan koleksi - 20 - 50 lux
2
Gudang 54 m​ Neufert

Sumber: A Design Guide, 2010

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 32


● Akustik
Akustik bervariasi pada tiap museum. Akustik pada tiap ruang haruslah nyaman bagi
perorangan maupun kelompok. Sangat penting bagi pembimbing tur agar dapat didengar oleh
kelompoknya tanpa mengganggu pengunjung yang lain. Beberapa ruangan untuk fungsi
tertentu seperti ruang pertemuan, orientasi, auditorium harus dirancang oleh ahlinya. Ruang
lainnya seperti area sirkulasi utama dan ruang pameran memerlukan penataan akustik
tertentu untuk mencegahnya menjadi terlalu “hidup” sehingga merusak pengalaman yang
ingin diciptakan museum.

● Teknologi
Teknologi akan mempunyai pengaruh yang dramatis pada museum-museum modern.
Fleksibilitas untuk menerima teknologi-teknologi baru adalah pertimbangan desain yang
penting untuk diingat. Tergantung pada jenis museumnya, ruang pamer dan ruang-ruang lain
seharusnya dilengkapi dengan tata tanda yang inovatif, informasi, interaksi pengunjung,
kunjungan “jarak jauh” dan pameran. Sistem-sistem teknologi bisa saja diekspos maupun
disembunyikan.

4.2 Analisis Tapak

4.2.1 Delineasi Tapak

Gambar 12. Peta batas tapak


Sumber: Google maps, 2018

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 33


Batas-batas tapak adalah sebagai berikut :
- Utara : Jalan selebar 6 meter tanpa nama
- Timur : Gedung PT. Daya Pioneer International
- Selatan : Jalan Ir. H. Juanda
- Barat : Jalan Hayam Wuruk

4.2.2 Analisis Tapak

● Topografi lahan
Tapak memiliki kontur datar dengan bangunan eksisting di atasnya. Jenis tanah humus
dan homogen, keras dan siap untuk dibangun bangunan.

● Iklim lokal
Terletak di negara tropis, iklim Jakarta adalah sebagai berikut :

Gambar 13. Suhu rata-rata Kota Jakarta


Sumber: BMKG, 2016

Gambar 14. Curah hujan Kota Jakarta


Sumber: BMKG, 2016

Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian
Barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan
Februari dengan rata-rata curah hujan 350 mm dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan
antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir
setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah
hujan 60 milimeter. Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di
Jakarta, suhu udara dapat mencapai 40 °C .Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 34


● Sarana umum, utilitas dan aksesibilitas

Gambar 15. Peta sirkulasi tapak


Sumber: Google maps, 2018

Lahan diapit oleh dua jalan besar yaitu Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H. Juanda yang
memiliki lebar 14 meter sehingga aksesibilitas ke dalam tapak menjadi mudah. Pada sisi Utara
dan Timur tapak, terdapat jalan yang lebih kecil dengan lebar 6 dan 8 meter sehingga masih
dapat dilewati dua mobil atau kendaraan ​loading. Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H. Juanda
merupakan jalan arteri sebagai akses menuju area perkantoran dan pemerintahan sehingga
arus kendaraan cukup padat dan macet pada jam tertentu. Tanda panah berwarna merah
menunjukkan arah jalur kendaraan pada jalan di sekeliling tapak. Selain jalur kendaraan,
deretan bangunan di area tapak memiliki jalur pedestrian dengan lebar hingga 3.5 meter
dengan jenis arkade dimana bagian atasnya merupakan ​overhang​ dari bangunan.
Pada area sekitar tapak, terdapat halte ​busway Harmoni yang merupakan titik
​ ari keseluruhan sistem transportasi ​busway sehingga tapak dapat diakses
interchange d
dengan mudah dari berbagai area di kota Jakarta. Selain bus, terdapat juga transportasi
umum lainnya seperti angkot, taksi, dan ojek yang berhenti tepat di bangunan seberang
tapak. Terdapat juga jalur penyeberangan yang beratap dengan jarak 100 meter dari tapak
sehingga akses ke area sekitar tapak menjadi mudah.

● Vegetasi
Pada area sekitar tapak dapat dikatakan kondisi vegetasi cukup minim dan terkesan
gersang. Hanya terdapat jajaran pohon di sisi sungai pada Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 35


Juanda. Selain itu, pada jalur pedestrian terdapat beberapa pohon kecil dan pohon semak di
beberapa titik pedestrian.

Gambar 16. Vegetasi pada Jalan Hayam Wuruk


Sumber: Dokumentasi penulis, 2019

Gambar 17. Vegetasi pada Jalan Ir. H. Juanda


Sumber: Dokumentasi penulis, 2019

● Bangunan eksisting

Gambar 18. Bangunan eksisting di sekitar tapak


Sumber: Google Maps, 2018

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 36


Seperti yang dapat dilihat pada gambar, terdapat tiga fungsi utama dari bangunan di
sekitar tapak. Blok berwarna kuning menandakan fungsi komersial baik dari bidang jasa atau
barang dagang yang terletak di sebelah Barat tapak dan sedikit di sebelah Utara tapak. Fungsi
kedua yaitu fungsi perkantoran umum yang ditandai dengan blok berwarna oranye yang
terletak di sebelah Timur tapak. Fungsi terakhir yaitu fungsi pemerintahan dimana terdapat
istana negara dan kesekretariatan negara di sebelah Selatan tapak yang ditandai dengan blok
berwarna merah.
● Aspek visual dari dan ke tapak
Berikut merupakan foto-foto dari visual di sekitar tapak :

Gambar 19. View di sekitar tapak


Sumber: Dokumentasi penulis, 2019

4.2.3 Isu Terkait Tapak

● Konektivitas
Bangunan di sekitar tapak kebanyakan menggunakan arkade sehingga perlu diperhatikan
kaitannya dengan bangunan yang akan dirancang nanti agar memiliki integrasi yang harmonis
tanpa melupakan sejarah dari tapak yang telah ada. Selain dengan bangunan yang berada

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 37


tepat di sebelah tapak, perlu juga diperhatikan kaitan museum dengan museum lain dalam
radius 4 km di sekitar tapak agar terjadi kesinambungan dan pembentukan jalur wisata yang
baru.

● Sirkulasi Kendaraan
Area di sekitar tapak merupakan kawasan yang padat baik karena fungsi komersial maupun
bangunan penting pemerintahan. Dengan dibangunnya museum di persimpangan kedua
jalan, perlu diperhatikan akses masuk dan keluar kendaraan sehingga tidak akan mengganggu
atau menambah padatnya arus kendaraan yang sudah ada

● Kekhasan Budaya dan Gaya Arsitektur


Kawasan Hayam Wuruk yang telah berkembang pesat secara komersial dan ekonomi
membuatnya menjadi kawasan yang global dan sarat dengan berbagai kebudayaan luar. Hal
ini kemudian menyebabkan tidak adanya kekhasan kawasan baik secara budaya maupun
arsitektural sehingga pendekatan perancangan nantinya perlu dipikirkan kembali agar
bangunan tetap dapat menyatu dengan lingkungan sekitar namun menonjol secara fungsi.

● Cuaca
Berada di tengah kota Jakarta, suhu udara dan kelembaban yang tinggi perlu dijadikan bahan
pertimbangan dalam merancang bangunan dalam konteks tapak tersebut agar seluruh
kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berlangsung dengan nyaman. Selain itu, pada bulan
tertentu, curah hujan di kota Jakarta cukup tinggi sehingga perlu dipikirkan mengenai jalur
pejalan kaki yang nyaman hingga ke dalam bangunan dan ketinggian bangunan agar terhindar
dari bencana banjir.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 38


BAB 5
ELABORASI TEMA RANCANGAN

5.1 Elaborasi Tema Rancangan


Museum ini akan dibangun dengan tema bangunan yang terbuka dan mengundang. Warna yang
akan dipilih yaitu dominan warna netral seperti putih dan abu. Selain itu, yang akan membuatnya
mencolok adalah sentuhan nilai lokal dari daerah Jakarta untuk menandai identitasnya sebagai sebuah
aset kebudayaan negara.
Bangunan ini nantinya juga akan dibangun dengan menggunakan banyak vegetasi dan elemen
kayu untuk memberikan kesan hangat dan nyaman. Vegetasi juga difungsikan untuk menciptakan
iklim mikro yang nyaman di tengah teriknya cuaca Jakarta. Selain bukaan, bangunan ini ditargetkan
untuk memiliki prinsip zero-net energy building dimana penggunaan energinya akan sama atau
hampir sama dengan jumlah energi yang diperbaharui.
Berikut merupakan prinsip dari bangunan modern yang ingin diterapkan ke dalam bangunan :
● Kesederhanaan sampai ke dalam inti desain
Berkembang setelah era arsitektur yang lebih tradisional, arsitektur modern memiliki tampilan
jauh dari sederhana jika dibandingkan gaya arsitektur tradisional yang lebih banyak diwarnai
detail-detail dekoratif.

● Elemen garis yang simetris dan bersih


Hampir semua bangunan-bangunan ikonik bergaya arsitektur modern memiliki elemen garis
yang sangat kuat. Baik itu elemen garis horizontal pada denah, hingga garis-garis vertikal dan
diagonal pada gubahan massa dan fasad bangunan.

● Prinsip ​Less is More


Tidak ada penggunaan ornamen atau elemen bangunan lainnya yang berlebihan. Setiap
elemen terbentuk berdasarkan fungsi sekaligus estetika secara bersamaan.

● Kejujuran dalam penggunaan material


Beberapa jenis material bahan bangunan yang kerap digunakan pada bangunan-bangunan
bergaya arsitektur modern adalah besi, beton, kaca, dan juga kayu. Keberadaan material ini
akan mudah terasa dan terlihat pada bangunan baik dalam interior ataupun wajah bangunan
tanpa ditutupi atau dimanipulasi penggunaan material yang artifisial.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 39


● Rancangan yang terbuka dengan banyak elemen kaca
Berbeda dengan tata ruang pada bangunan tradisional pada umumnya, bangunan bergaya
arsitektur modern umumnya memiliki denah lantai yang jauh lebih terbuka dengan minimnya
keberadaan pembatas ruangan dan juga banyaknya penggunaan kaca sebagai bukaan
sehingga rumah bergaya arsitektur modern umumnya terkesan sangat terbuka.

● Hubungan dengan lingkungan sekitar


Arsitektur modern umumnya selalu memiliki hubungan dengan topografi dari lingkungan atau
tapak yang sangat erat. Contoh paling baik mengenai hal ini adalah Fallingwater House yang
memiliki hubungan langsung antara interior dan eksterior yang sangat mulus.

5.2 Studi Preseden Bangunan dengan Tema Rancangan Sejenis


5.2.1 Biesbosch Museum Island

Setelah renovasi delapan bulan, Museum Biesbosch dibuka kembali untuk umum musim
panas ini. Museum ini telah sepenuhnya ditransformasikan dan diperluas dengan sayap baru
yang terbuka untuk lingkungannya yang indah dan merumahkan sebuah restoran dan ruang
pameran sementara untuk seni kontemporer. Pameran permanen yang menjelaskan
perkembangan historis wilayah ini juga telah dirubah total. Model air besar Biesbosch dan
taman pasang surut air tawar juga direncanakan di Pulau Museum. Bangunan, interior, model
air, dan taman pasang surut air tawar dirancang oleh Studio Marco Vermeulen, dan pameran
ini dirancang oleh studio Joyce Langezaal.

Keamanan air adalah alasan utama untuk pengembangan Pulau Museum Biesbosch. Sebagai
bagian dari program keamanan air nasional, polder Noordwaard seluas 4450 hektar telah
diubah menjadi area retensi air. Outlet di kedua sisi Museum Biesbosch digali untuk membuat
pulau baru.

a. Denah bangunan b. Eksterior museum

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 40


c. Integrasi dengan tapak dan lingkungan d. Potongan bangunan museum
Gambar 20. Elemen arsitektur Biebosch Museum Island
Sumber: Ronald Tilleman, 2015

5.2.2 Scientific Research Innovation Zone of Shandong Youth Political College

Proyek ini adalah zona penelitian dan inovasi ilmiah Universitas Pemuda Ilmu Politik
Shandong. Proyek ini terletak di sisi utara kampus Universitas Ilmu Politik Pemuda Shandong
di Jinan. Basisnya tinggi di timur dan rendah di barat. Meskipun pandangan luas di barat laut,
tetapi ada banyak daerah perumahan bertingkat tinggi di bagian bawah, pemandangan ke
barat tidak menguntungkan; Namun, meskipun sisi timur situs berangsur-angsur naik, itu
adalah pemandangan alam gunung, dan dalam rencana atas, itu adalah taman gunung kota
dengan orientasi yang lebih baik dan pemandangan yang menyenangkan.

Oleh karena itu, dalam desain ini, perencanaan arsitektur, hubungan bentuk, pemodelan
ruang dan aspek-aspek lain harus mempertimbangkan pengaruh dari kendala lingkungan di
sekitarnya, dan menghindari orientasi bentang alam yang tidak menguntungkan sebanyak
mungkin, sehingga dapat memperkenalkan lingkungan sisi timur yang menyenangkan ke
dalam desain proyek, dan membentuk pengalaman ruang yang lebih baik dan tampilan
lanskap. Fungsi arsitektur dapat dibagi menjadi area kerja terbuka seperti pertukaran
akademis, laporan akademik, kantor kerja terbuka, dan area kerja pribadi seperti studio
independen, kantor tertutup, dan diskusi akademik independen, sehingga membentuk tata
letak fungsional dengan fitur yang jelas dan pertukaran akademik yang mudah .

a. Eksterior museum b. Tapak museum

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 41


c. Denah museum d. Potongan bangunan museum
Gambar 21. Elemen arsitektur Shandong Youth Political College Museum
Sumber: Xu Feng Cui, 2018

5.2.3 The Pinch Library and Community Center

The Pinch adalah perpustakaan dan pusat komunitas di Desa Shuanghe, Provinsi Yunnan, Cina.
Proyek ini merupakan bagian dari upaya rekonstruksi yang dipimpin pemerintah setelah
gempa bumi pada bulan September 2012. Mayoritas rumah-rumah desa hancur, membuat
penduduk tinggal di tenda selama satu tahun. Setelah gempa bumi, pemerintah telah
mensponsori rumah-rumah beton dan batu bata baru dan sebuah plaza pusat yang besar.
Selama kunjungan situs pertama, rumah-rumah tetap tidak lengkap dan plaza adalah situs
kosong yang besar.

Universitas Hong Kong memutuskan untuk mensponsori desain dan implementasi gedung
perpustakaan baru. Terletak di plaza publik yang baru namun kosong, itu akan berfungsi untuk
mengaktifkan komunitas dan memberikan peringatan fisik untuk acara tersebut. Situs
perpustakaan bersandar pada dinding penahan setinggi 4 meter. Desain terbentang melintasi
perbedaan level ini dan bertindak sebagai jembatan antara desa yang dibangun kembali dan
plaza peringatan baru. Menekankan lokasinya di lembah pegunungan terpencil, desain
merespons secara visual ke ruang lembah, menawarkan pemandangan yang menakjubkan
melintasi atap melengkung ganda yang dramatis. Struktur itu sendiri naik ke puncak, sebuah
monumen untuk gempa bumi dan upaya pembangunan kembali.

a. Eksterior bangunan a. Interior perpustakaan

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 42


c. Potongan bangunan perpustakaan

b. Aksonometri bangunan

Gambar 22. Elemen arsitektur Pinch Library


Sumber: John Lin dan Olivier Ottevaere, 2014

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 43


BAB 6
PEMROGRAMAN

6.1 Misi Perancangan


Misi utama dari perancangan museum kuliner nasional adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat secara umum akan kuliner dan makanan khas Indonesia dengan memberikan pengalaman
arsitektural yang berkesan. Selain misi utama ini, juga terdapat beberapa hasil elaborasi misi utama ke
dalam misi-misi tambahan yaitu :
1. Merancang sebuah museum yang memberikan informasi lengkap terkait berbagai budaya
kuliner di Indonesia
2. Menonjolkan aspek arsitektural untuk meningkatkan pengalaman ruang dan budaya
3. Menjadikan museum sebagai ikon kota yang menarik
4. Merancang alur museum yang menarik dan sarat makna terkait budaya kuliner
5. Menarik pengunjung terutama kalangan muda dan menyediakan wadah komunitas
6. Merancang bangunan yang memiliki konektivitas dengan museum sekitarnya dan
menciptakan jalur wisata museum yang baru

6.2 Perumusan Isu Perancangan Utama

Tabel 7. Isu Perancangan

No. Isu Perancangan Utama Sub Isu Penjelasan Isu

Edukasi Museum memiliki fungsi utama


1 Pergeseran Budaya mengedukasi pengunjung lewat pameran
dan penjelasan terkait koleksi. Maka,
ketersampaian isi materi dari kebudayaan
kuliner ini menjadi penting terutama
untuk generasi yang lebih muda.
Alur Museum Alur museum merupakan salah satu
komponen penting yang akan menjadi
daya tarik bagi pengunjung untuk
memahami kembali kebudayaan dari
kuliner dan makanan khas Indonesia. Alur
museum yang tepat juga dibutuhkan
untuk menceritakan narasi dengan tepat
tentang sejarah dari kuliner tersebut
hingga perkembangannya di masa kini.
Penerapan Teknologi Selain nilai kebudayaan tradisional yang
perlu ditekankan, hal-hal pendukung
menjadi penting untuk keberlanjutan dari
museum yang sesuai dengan tren yang
AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 44
ada. Oleh karena itu, perlu dilakukan
integrasi dengan teknologi baik secara
materi yang dibawakan maupun secara
desain.
Integrasi Fungsi Untuk menarik massa, selain fungsi
utamanya untuk mengedukasi, perlu juga
ditambahkan fungsi komersial lainnya
yang dapat menjadi elemen pengikat
antara komunitas dan tren yang ada
dengan keberadaan museum tersebut.
Selain untuk menarik pengunjung,
diharapkan integrasi beberapa fungsi
komersial dengan fungsi museum juga
dapat menjadi wadah bagi komunitas
sosial yang baru khususnya di bidang
kuliner Nusantara
2 Hubungan dengan Sirkulasi Lokasi tapak yang sebenarnya cukup
Lingkungan Sekitar padat dan mudah secara transportasi
telah menjadi nilai tambah bagi
keberadaan museum. Namun, akses yang
tepat untuk menghindari terjadinya
penumpukkan kendaran. Hal ini dapat
diatasi dengan memilih ​entrance yang
tepat di sekitar tapak sehingga sirkulasi
kendaraan dapat berlangsung efektif.
Keamanan Lokasi sekitar tapak yang ramai perlu
dijadikan pertimbangan mengingat
museum memiliki koleksi berharga yang
perlu dijamin keamanannya. Oleh karena
itu, perlu diperhatikan pembagian antara
area umum dan privat serta pembatasan
akses sirkulasi di beberapa area.
Integrasi dengan Kawasan yang dipilih merupakan kawasan
Museum Lain yang dekat dengan berbagai fungsi
pemerintahan serta museum berskala
nasional lainnya. Pertimbangan ini
kemudian menjadi penting untuk
menciptakan sebuah jalur wisata museum
baru yang dapat menjadi daya tarik
wisatawan dan integrasi transportasi yang
lebih luas di kota Jakarta

Sumber: Analisis Penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 45


6.3 Sasaran, Kriteria Rancangan dan Identifikasi Awal Konsep Solusi

Tabel 8. Sasaran, Kriteria Rancangan dan Identifikasi Awal Konsep Solusi

No. Isu Perancangan Sub Isu Sasaran (Goals) Persyaratan Kinerja (​Performance Requirement​) Identifikasi Awal Konsep Solusi
Utama
Edukasi Meningkatkan kesadaran masyarakat akan ● Memiliki ruang pameran dan instalasi pendukung yang
1 Pergeseran budaya kuliner Indonesia dan menjadikannya menceritakan tentang kuliner khas Indonesia
Budaya tren baru di kalangan masyarakat serta ● Memiliki teater yang berfungsi sebagai media penyalur
memastikan penyampaian materi kepada informasi secara visual
generasi penerus ● Memiliki fasilitas perpustakaan sebagai inventarisasi dan
sumber tertulis
● Penyediaan fasilitas untuk kelompok besar
● Pencahayaan pada ruang pameran sebesar 10 - 20 lux
● Penggunaan material kedap suara pada ruang-ruang
pameran untuk mencegah masuknya kebisingan

Gambar 23. Organisasi ruang


Alur Museum Menciptakan alur museum yang menarik dan ● Alur museum harus jelas dan sistematis sesuai narasi
menerapkan narasi kebudayaan dari kuliner ● Setiap ruangan memiliki penunjuk arah yang jelas
khas setiap daerah, mulai dari sejarah hingga ● Memiliki bukaan, ventilasi, dan pintu darurat
perkembangan keberadaannya saat ini

Gambar 24. Alur pada beberapa ruangan pameran


Penerapan Teknologi Menyelaraskan teknologi yang ada saat ini ● Memiliki instalasi dan sistem listrik mandiri Teknologi yang diterapkan berupa teknologi :
sebagai media penyalur informasi ● Memastikan proteksi bencana - Virtual Reality (​ VR), yaitu pengalaman simulasi yang
kebudayaan tersebut ● Memastikan proteksi untuk koleksi agar tidak rusak dapat mirip atau sama sekali berbeda dari dunia nyata.
- Media berupa video
- Ruang penciuman rempah yang dikontrol oleh sensor
suhu dan kelembaban
- Proyeksi lampu LED

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 46


Integrasi Fungsi Terciptanya sebuah tempat yang memiliki ● Sesuai dengan peraturan daerah setempat
keterkaitan fungsi yang saling memberi nilai ● Memiliki arkade
positif sehingga terjadi sebuah fenomena ● Penambahan fungsi komersial seperti restoran dan toko
yang disebut dengan ​place-making

Gambar 25. Arkade dan integrasi dengan lingkungan sekitar


2 Hubungan Sirkulasi Merancang sirkulasi yang efektif baik untuk ● Sirkulasi kendaraan minimal 5 meter untuk jalur dua arah
dengan kendaraan, pengunjung, hingga staf museum dan radius putar sebesar 3 radian
Lingkungan dan komersial. ● Sirkulasi jalur pemadam kebakaran sesuai standar
Sekitar ● Sirkulasi darurat mengikuti standar kebencanaan
● Pembagian antara sirkulasi privat dan publik

Gambar 26. Sirkulasi kendaraan pemadam kebakaran


Keamanan Memastikan keamanan koleksi museum ● Memiliki sistem keamanan berupa kamera CCTV, alarm Lokasi sekitar tapak yang ramai perlu dijadikan pertimbangan
dengan merancang sistem bangunan yang kebakaran, alarm polisi, dll. mengingat museum memiliki koleksi berharga yang perlu
tepat ● Memastikan sirkulasi yang tertutup dari jalan utama untuk dijamin keamanannya. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
ruang pameran pembagian antara area umum dan privat serta pembatasan
akses sirkulasi di beberapa area.
Integrasi dengan Menciptakan sebuah jalur wisata museum ● Menyediakan tempat parkir kendaraan besar
Museum Lain yang terintegrasi ● Integrasi dengan transportasi umum

Gambar 27. Jalur wisata Jakarta

Sumber : Analisis penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2019-2020 | 47


6.4 Pilihan Konsep Solusi
● Zoning
Konsep solusi dari zoning yang dipilih yakni penempatan atrium di tengah sebagai pemisah
antara ruang publik dengan ruang privat. Area depan di dekat jalan arteri ditempatkan fungsi
komersial, sedangkan fungsi servis dan loading ditempatkan pada bagian belakang tapak.

Gambar 28. Zoning pada museum


Sumber: Time Saver Standards for Building Types

● Massing
Penulis memanfaatkan bentuk persegi yang sesuai dengan bentuk lahan memanjang dengan
substraksi massa di beberapa sisi untuk menambah ruang terbuka dan pembagian fungsi

Gambar 29. Massing bangunan


Sumber: Analisis penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 48


● Entrance
Entrance bangunan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 30. Entrance tapak


Sumber: Google maps, 2018

● Sirkulasi
Sirkulasi pada museum yang dipilih yaitu sebagai berikut :

Gambar 31. Sirkulasi pada bangunan


Sumber: Time Saver Standards for Building Types

● Struktur
Struktur yang dipilih yaitu struktur beton bertulang untuk keberlanjutan fungsi bangunan dan
ketahanan terhadap kemungkinan bencana.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 49


Gambar 32. Struktur beton bertulang
Sumber: Time Saver Standards for Building Types

● Enclosure
Penggunaan material kaca sebagai material tambahan dan pelengkap dari keseluruhan
beton. Selain itu juga diinginkan penambahan elemen vegetasi dan batu alam dikarenakan
konsep yang ingin dibawakan yaitu museum yang modern dan terbuka.

6.5 Program Ruang dan Persyaratannya

Tabel 9. Perhitungan Luas Lobby

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Lobby ​ 1 500 m​2 500 m​2


100
2 Loket Tiket 6 6 3 m​2 18 m​2
3 Toilet Pria 8 1 16 m​2 16 m​2
4 Toilet Wanita 10 1 12 m​2 12 m​2
2
5 Musholla 15 1 45 m​ 45 m​2
6 Informasi 2 2 6 m​2 12 m​2
Total Luas 608 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

Tabel 10. Perhitungan Luas Ruang Publik

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Ruang Pameran 50 12 200 m​2 2400 m​2


2 Ruang Instalasi 50 8 300 m​2 2400 m​2
3 Galeri 100 1 1000 m​2 1000 m​2
4 Ruang Transisi 10 12 30 m​2 360 m​2
5 Toilet Pria 8 1 16 m​2 16 m​2
6 Toilet Wanita 10 1 12 m​2 12 m​2
Total Luas 6188 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 50


Tabel 11. Perhitungan Luas Auditorium

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Auditorium 50 1 500 m​2 500 m​2


2 Ruang Multimedia 3 1 50 m​2 50 m​2
3 Ruang Kontrol Audio 2 1 20 m​2 20 m​2
2
4 Ruang Kontrol Cahaya 2 1 20 m​ 20 m​2
5 Ruang Proyektor 2 1 20 m​2 20 m​2
Total Luas 610 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

Tabel 12. Perhitungan Luas Perpustakaan

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Ruang baca 50 1 200 m​2 200 m​2


2 Lobby 5 1 20 m​2 20 m​2
2
3 Ruang kantor 3 1 30 m​ 30 m​2
4 Ruang pengolahan 3 1 9 m​2 9 m​2
5 Ruang administrasi 2 1 5 m​2 5 m​2
6 Gudang 5 1 54 m​2 54 m​2
Total Luas 323 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

Tabel 13. Perhitungan Luas Fasilitas Pengelola

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Ruang Staf Administrasi 10 1 100 m​2 100 m​2


2 Ruang Kurator 5 1 50 m​2 50 m​2
3 Ruang Staf Humas 10 1 100 m​2 100 m​2
4 Ruang Staf 5 1 50 m​2 50 m​2
Pemeliharaan
5 Ruang Koleksi 20 1 200 m​2 200 m​2
6 Ruang Perawatan 20 1 500 m​2 500 m​2
7 Ruang Security 3 1 50 m​2 50 m​2
8 Pantry 5 1 20 m​2 20 m​2
9 Kantin 10 1 100 m​2 100 m​2
10 Toilet Pria 8 1 16 m​2 16 m​2
11 Toilet Wanita 10 1 12 m​2 12 m​2
12 Musholla 15 1 45 m​2 45 m​2
Total Luas 1343 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 51


Tabel 14. Perhitungan Luas Servis

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Loading Dock - 1 72 m​2 72 m​2


2 Ruang Security - 1 50 m​2 50 m​2
3 Ruang Staff - 1 100 m​2 100 m​2
4 Toilet 4 1 10 m​2 10 m​2
5 Ruang Genset - 1 200 m​2 200 m​2
6 Ruang Trafo - 1 100 m​2 100 m​2
2
7 Ruang Panel - 1 50 m​ 50 m​2
8 Ruang AHU - 1 100 m​2 100 m​2
9 Ruang Chiller - 1 100 m​2 100 m​2
10 Ruang Pompa - 1 100 m​2 100 m​2
11 TPS - 1 50 m​2 50 m​2
Total Luas 832 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

Tabel 15. Perhitungan Luas Parkir

No. Nama Ruangan Kapasitas Jumlah Luas Luas Total

1 Parkir Mobil 350 100 12 m​2 1200 m​2


2 Parkir Motor 30%*1200 360 2 m​2 720 m​2
3 Parkir Mobil Box 10 4 48 m​2 192 m​2
Total Luas 2112 m​2
Sumber : Analisis penulis, 2019

● Luas Bangunan : 9,904 m​2


● Luas Sirkulasi : 2,971 m​2
● Luas Total : 12,875 m​2
● Basement : 2,112 m​2
● KDB : 5,906 m​2
● KLB : 23,624 m​2
● KDH : 1,181 m​2

Berikut merupakan konsep massa dari bangunan yang dicoba keluarkan setelah melalui hasil
penghitungan program ruang. Hasilnya adalah sebagai berikut :

● Konsep Massing 1
Pada konsep ini dicoba dibuat massa yang saling mengunci dengan ruang terbuka
bersama di bagian tengah. Massa berwarna biru merupakan bagian komersial yang diisi
dengan fungsi seperti lobby utama, loket tiket, restoran, dan toko souvenir. Sedangkan

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 52


massa berwarna merah merupakan massa bangunan yang diisi dengan fungsi ruang
pameran, ruang instalasi, ruang transisi, galeri, perpustakaan, hingga auditorium. Sedangkan
untuk massa berwarna hijau akan diisi dengan fungsi fasilitas dan kebutuhan yang diperlukan
staf pengelola museum.

Gambar 33. Studi Volumetrik


Sumber: Analisis Penulis, 2019

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 53


BAB 7
PENUTUP

7.1 Refleksi
Selama proses penulisan laporan, penulis banyak mendapatkan pengetahuan khususnya terkait
tipologi bangunan yaitu museum dan persyaratan terkait sebuah museum. Dalam proses penulisan,
penulis mengalami kesulitan pada awalnya untuk menemukan preseden yang sesuai karena
merupakan sebuah museum dengan tema yang tidak umum. Selain itu, penulis juga mendapatkan
saran untuk mengganti lokasi tapak agar tercipta narasi dan integrasi dengan museum lain di pusat
kota Jakarta sebagai museum berskala nasional. Melalui pengalaman dan pembelajaran ini, penulis
mendapat banyak pengetahuan baru baik dengan membaca, survey, ataupun dari dosen
pembimbing. Diharapkan dengan penulisan keseluruhan laporan ini, penulis mendapat cukup
informasi dan persiapan untuk mengerjakan proyek tugas akhir.

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 54


DAFTAR PUSTAKA

Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,
3rd Edition. Thousand Oaks, CA: SAGE.

Fisker, A. M., & Olsen, T. D. (2008). Food, Architecture, and Experience Design. Nordic Journal of
Architectural Research, 1, 65-67,
https://pdfs.semanticscholar.org/1fd3/67cf405c030b4eb228417e219a0c85f2ca49.pdf, diakses pada
tanggal 1 Desember 2019

Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Sutaarja (1980). Ayo Kita Mengenal Museum. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

AR-4050 PERSIAPAN TUGAS AKHIR SEMESTER I 2016-2017 | 55

Anda mungkin juga menyukai