Oleh
Pembimbing
Museum Kuliner Indonesia merupakan sebuah proyek pelestarian kebudayaan dengan tujuan
utama mengedukasi dan memberikan informasi mengenai budaya yang mulai luntur kepada generasi
penerus bangsa. Proyek yang diprakarsai oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ini
akan dibangun di lahan seluas 4800 m2 di daerah Pantai Indah Kapuk dengan pertimbangan target
massa dan kemudahan akses. Museum ini diharapkan tidak saja menceritakan sejarah hingga
kebudayaan yang kemudian terbentuk, tetapi juga akan mengakomodasi kebutuhan komunitas dan
menyediakan tempat umum yang dapat digunakan. Dengan dibangunnya museum ini, diharapkan
dapat terjadi peningkatan kesadaran terhadap kepunahan budaya kuliner tradisional dengan
merancang bangunan yang dapat mengimbangi tren saat ini, ramah lingkungan, menyediakan wadah
berkumpul, serta alur museum yang menarik. Bangunan ini juga diharapkan dapat mencerminkan
nilai bangunan modern yang sesuai dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai
luhur di dalamnya.
2
MUSEUM KULINER INDONESIA YANG MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA
KULINER TRADISIONAL GENERASI MUDA
Menyetujui,
Tanggal 07 Desember 2019
Pembimbing,
BAB 1
PENDAHULUAN 8
Latar Belakang 8
Konteks 8
Permasalahan 10
Sistematika Penulisan 10
BAB 2
DESKRIPSI UMUM PROYEK 12
Pemrakarsa 12
Tujuan Perancangan 13
Fungsi 13
Lokasi Proyek 14
Lingkup Perancangan 15
Asumsi 15
Peraturan Terkait 16
BAB 3
KAJIAN TIPOLOGI DAN PRESEDEN 17
Kajian Tipologi 17
Definisi Museum 17
Klasifikasi Museum 17
Kegiatan Museum 18
Akomodasi Museum 18
Persyaratan Museum 19
BAB 4
ANALISIS PERANCANGAN 25
Analisis Pengguna 25
Kegiatan 27
Persyaratan Fungsional 28
Analisis Tapak 33
Delineasi Tapak 33
Analisis Tapak 34
BAB 5
ELABORASI TEMA RANCANGAN 39
BAB 6
PEMROGRAMAN 44
Misi Perancangan 44
BAB 7
PENUTUP 54
Refleksi 43
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1.2 Konteks
Kekayaan budaya Indonesia merupakan salah satu kekuatan bangsa, namun perbedaan ini kian
hari mulai luntur dan tergantikan dengan budaya negara lain. Kemajuan teknologi yang mempercepat
arus informasi tanpa penyaringan dan edukasi yang tepat menghasilkan generasi penerus yang buta
akan budayanya sendiri. Kenyataannya, budaya yang lebih populer saat ini adalah budaya negara lain
yang dikemas lebih menarik dan tanpa sadar menjajah negara ini. Karena itu, pergeseran budaya yang
2.1 Pemrakarsa
Proyek ini bersifat fiktif dengan pemrakarsa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Berdasarkan website www.kemdikbud.go.id, Kemendikbud memiliki visi, misi dan fungsi kerja yang
sesuai dengan tujuan museum yaitu melestarikan kebudayaan Indonesia dan mengedukasi
masyarakat terkait kebudayaan tersebut.
- Visi :
“Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan
berlandaskan gotong royong”
- Misi :
1. Mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat
2. Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan
3. Mewujudkan pembelajaran yang bermutu
4. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan, serta pengembangan bahasa
5. Mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan
pelibatan publik
- Tujuan Strategis :
1. Penguatan peran siswa, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan aparatur institusi
pendidikan dalam ekosistem pendidikan
2. Pemberdayaan pelaku budaya dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan
3. Peningkatan akses pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan masyarakat, dan pendidikan anak berkebutuhan khusus
4. Peningkatan mutu dan relevansi pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan
karakter
5. Peningkatan jati diri bangsa melalui pelestarian bahasa sebagai pengantar pendidikan
6. Peningkatan sistem tata kelola yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan
publik
Berdasarkan misi nomor empat yakni mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan, proyek
diasumsikan sebagai wujud dari pelestarian kebudayaan kuliner Indonesia yang akan meningkatkan
minat masyarakat akan budayanya khususnya generasi muda. Target pengunjung museum sesuai
2.3 Fungsi
Sebagai sebuah museum yang menampung tujuan pelestarian budaya, museum ini memiliki fungsi
utama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat lewat penyediaan informasi yang
meningkatkan kesadaran. Selain memiliki fungsi edukasi, museum ini juga berfungsi untuk
melestarikan budaya yang ada dengan menyimpan objek dan informasi terkait serta memamerkannya
kepada masyarakat yang membutuhkan. Objek dan informasi yang ada juga harus dijaga sebagai aset
dan kekayaan negara.
Selain fungsi sebagai museum, ada beberapa fungsi tambahan seperti teater dan galeri yang dapat
disewa untuk acara dan pertunjukan terkait budaya yang mengawali sejarah terciptanya kuliner khas
daerah. Selain itu, fungsi ini juga memberikan tambahan pemasukan untuk museum. Teater dan galeri
ini nantinya akan disatukan keberadaannya dengan taman yang dapat diakses oleh masyarakat
umum.
2.6 Asumsi
Untuk perancangan bangunan ini akan diasumsikan :
- Bangunan yang ada diasumsikan tidak ada
- Tidak ada anggaran yang harus dibatasi
- Bangunan lain yang sudah terbangun akan dianggap sebagaimana mestinya
- Pembangunan akan dilaksanakan secara langsung dalam satu tahap pembangunan
- Sistem transportasi museum sudah berjalan efektif
Berdasarkan aspek legal di atas, maka dengan luas lahan 9,843.75 m2, luasan yang dapat
terbangun yakni :
- Luas lahan dasar : 5,906.25 m2
- Luas total bangunan : 23,625 m2
Prinsip-prinsip umum untuk penataan dan membuat satu desain dalam museum yaitu:
- Sistematika atau jalan cerita yang akan dipamerkan (story line)
Pemiliknya, Momofuku Ando, merupakan penemu dari ramen instan dalam gelas. Ia ingin
membuat sebuah museum yang dapat menggabungkan kreativitas pikiran manusia dengan makanan.
Cup Noodle Museum adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk mie instan dan Cup Noodles,
beserta pencipta dan pendirinya, Momofuku Ando.
Museum ini terletak di Ikeda, Osaka, dan berada dalam jarak berjalan kaki dari Stasiun Ikeda di
jalur Hankyu-Takarazuka. Pendaftaran gratis. Ada juga Museum Cup Noodles yang terletak di
Yokohama, menampilkan empat pameran dan atraksi cerita. Lokasi ini mencakup berbagai pameran
untuk menampilkan sejarah Ramen instan dan cerita Momofuku Ando.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Momofuku Ando
- Arsitek : Kashiwa Sato
- Lokasi : Yokohama
- Tahun Berdiri : 2011
- Fungsi Utama :
1. Pabrik ramen instan
2. Indoor park proses pembuatan ramen instan
3. Teater
4. Ruang pameran dan instalasi
5. Restoran
6. Toko souvenir
- Pengguna Utama : Turis dan masyarakat Jepang
- Luas Lahan : ± 5000 m2
Willy Eislen dan anaknya, Herman Eiselen percaya bahwa roti bukan lagi sekadar makanan pokok
orang Jerman, tetapi juga merupakan budaya yang tidak bisa lepas dari kehidupan orang Jerman.
Mereka memutuskan untuk mengabadikannya dalam bentuk museum.
Arsiteknya, Coop Himmelblau merenovasi sebuah pabrik roti yang dibangun tahun 1955 dan
menjadikannya sebuah museum yang menampilkan budaya dan suasana dari pabrik roti tersebut.
Bangunan ini memiliki luas kurang lebih 2000 m2 dengan beberapa fungsi utama seperti ruang
instalasi yang menampilkan suasana pabrik roti, ruang pameran berupa berbagai jenis roti, dan
perpustakaan dengan informasi terkait.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Willy Eislen
- Arsitek : Coop Himmelblau
- Lokasi : Jerman
- Tahun Berdiri : 1955
- Fungsi Utama :
1. Ruang instalasi
2. Ruang pameran
3. Perpustakaan
- Pengguna Utama : Turis
- Luas Lahan : ± 2000 m2
Dr. Samuel West adalah seorang psikolog yang meneliti tentang emosi dan perasaan seseorang
hingga ia kemudian muncul dengan sebuah ide menggabungkan emosi jijik dengan makanan. Lewat
pembangunan museum ini, ia ingin menunjukkan kepada pengunjung bahwa rasa jijik kadang hanya
merupakan persepsi dan rasa ketidaksukaan terhadap suatu hal sebenarnya bisa dihilangkan.
Museum dengan ide yang sangat aneh ini berhasil mendapatkan berbagai penghargaan bergengsi
sebagai museum terbaik serta dikunjungi oleh puluhan ribu pengunjung setiap tahunnya. Latar
museum ini yaitu di sebuah gudang bekas yang dimodifikasi untuk dijadikan tempat pameran berbagai
instalasi makanan menjijikkan dari seluruh dunia. Karena yang ingin ditonjolkan merupakan makanan,
maka keseluruhan bangunan dicat putih dengan hiasan minimal.
Informasi terkait museum yakni :
- Pemilik : Dr. Samuel West
- Arsitek : A+D Architecture
- Lokasi : Swedia
- Tahun Berdiri : 2018
- Fungsi Utama :
1. Ruang instalasi
2. Ruang pameran
3. Ruang pencicipan
4. Ruang penciuman
- Pengguna Utama : Turis
- Luas Lahan : ± 1500 m2
Pengunjung sebagai pelaku studi adalah kelompok pengunjung yang datang dengan
tujuan mempelajari secara khusus tentang kebudayaan kuliner dan makanan khas Indonesia.
Kelompok pengunjung ini umumnya datang dari kalangan akademisi atau murid sekolah
hingga mahasiswa. Secara umum, pengunjung pelaku studi datang dalam grup besar dengan
bantuan dari staf museum yang memberikan penjelasan lebih mendalam
Skema Kegiatan :
Kelompok pengunjung ini mengunjungi museum dengan tujuan di luar kegiatan akademik.
Namun, kegiatan yang dilakukan secara keseluruhan mirip dengan pengunjung pelaku studi.
Umumnya, kelompok pengunjung ini datang secara individual dan berada di dalam museum
dalam waktu yang lebih panjang.
Skema Kegiatan :
Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Galeri → Makan Siang →
Pulang
Kelompok pengunjung ini umumnya adalah wisatawan, baik wisatawan asing atau dari
luar kota Jakarta. Karena datang dengan tujuan rekreasi, waktu kunjungan yang dilakukan
umumnya lebih singkat dengan skema kunjungan yang lebih tidak sistematis dibandingkan
kegiatan yang dilakukan kelompok akademisi.
Skema Kegiatan :
Parkir → Masuk Gedung → Lobby → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Makan Siang →
Teater → Galeri → Toko Souvenir → Pulang
Skema Kegiatan :
● Pengelola Koleksi
Pengelola koleksi museum memiliki tugas utama melakukan inventarisasi dan kajian
setiap koleksi museum. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengecekan dan pengumpulan data
terkait setiap koleksi museum secara berkala. Selain itu, pengelola koleksi juga melakukan
analisis data di ruangan kantor.
Skema Kegiatan :
Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Ruang Instalasi → Makan Siang → Kantor →
Pulang
● Tenaga Konservasi
Tenaga konservasi koleksi museum adalah kelompok pengguna yang bertugas untuk
melakukan pemeliharaan dan perawatan koleksi. Tenaga konservasi secara umum melakukan
perawatan terhadap koleksi museum di ruangan khusus dan pada jam tertentu di luar jam
kunjungan.
Skema Kegiatan :
● Tenaga Preparasi
Kelompok pengguna ini bertugas untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan sebuah pameran. Kegiatan dilakukan di luar jam kunjungan atau pada hari libur
museum dengan keseluruhan kegiatan dilakukan di ruang-ruang utama pada museum.
Skema Kegiatan :
Staf bimbingan dan humas adalah pegawai museum yang bertugas memberikan informasi
dan mengedukasi pengunjung museum terkait koleksi yang ada di dalam museum. Kegiatan
yang dilakukan secara keseluruhan bertempat di ruang pameran dan ruang instalasi museum.
Selain di ruang kunjungan, staf juga membutuhkan ruang istirahat atau ruang pribadi.
Parkir → Masuk Gedung → Ruang Pameran → Makan Siang → Ruang Staf → Ruang Pameran
→ Pulang
● Komersial
Selain staf museum, ada juga pelaku pegawai komersial yang terdapat di dalam museum,
contohnya pegawai toko souvenir atau pegawai restoran. Kelompok ini memiliki kegiatan
secara spesifik di fungsi komersial yang berada di dalam museum.
Skema Kegiatan :
Parkir → Masuk Gedung → Ruang Staf → Toko → Makan Siang → Toko → Pulang
4.1.2 Kegiatan
Kegiatan utama yang akan ditampung yakni kegiatan pameran dan pertunjukan harian setiap
harinya mulai pukul 10 pagi hingga 5 sore. Selain itu, ruang co-working space dan perpustakaan juga
akan dibuka untuk umum setiap harinya mulai pukul 10 pagi hingga 8 malam. Sedangkan untuk
restoran akan dibuka dari pukul 10 pagi hingga 10 malam. Dan, taman umum akan dibuka secara
bebas untuk umum tanpa batasan waktu.
Kegiatan pelayanan museum kepada pengunjung museum meliputi kegiatan pameran tetap dan
temporer, bimbingan dan pemanduan keliling museum, ceramah, bimbingan karya tulis, pemutaran
film dan slide, dan museum keliling. kegiatan dalam museum secara garis besar meliputi :
Gerak anatomi leher manusia sekitar 30º ke atas dan 40º kebawah atau ke samping,
sehingga pengunjung merasa nyaman dalam bergerak untuk melihat karya-karya pada
galeri.
- Pencahayaan
● Perpustakaan
1. Azas jarak, yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses penyelesaian
pekerjaan dengan menempuh jarak paling pendek.
2. Azas rangkaian kerja, yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga dan alat-alat
dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan penyelesaian pekerjaan yang
bersangkutan.
3. Azas pemanfaatan, yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan ruangan
sepenuhnya
Apabila perpustakaan menganut sistem tertutup, maka aplikasinya adalah 45% untuk
koleksi, 25% untuk pengguna, 20% untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain. Apabila sistem
terbuka, maka aplikasinya diatur dengan pembagian 70% untuk koleksi dan pengguna, 20%
untuk staf, dan 10% untuk keperluan lain.
● Pencahayaan
Pencahayaan alami maupun buatan dapat mengakibatkan kerusakan pada berbagai
bahan koleksi. Batu, logam, keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya, tetapi bahan
organik lainnya seperti tekstil, kertas, koleksi ilmu hayati adalah bahan yang peka terhadap
cahaya. Sinar ultraviolet dapat membahayakan koleksi karena dapat menimbulkan berbagai
perubahan pada bahan dan warna koleksi. Selain itu, untuk jangka waktu yang lama, sinar
ultraviolet ini dapat menyebabkan kerusakan yang cukup serius terhadap keawetan benda
koleksi tersebut. Pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan alami. Supaya tidak
merusak, cahaya buatan harus tetap dimodifikasi pada iluminasi untuk mengurangi radiasi
sinar ultraviolet.
● Teknologi
Teknologi akan mempunyai pengaruh yang dramatis pada museum-museum modern.
Fleksibilitas untuk menerima teknologi-teknologi baru adalah pertimbangan desain yang
penting untuk diingat. Tergantung pada jenis museumnya, ruang pamer dan ruang-ruang lain
seharusnya dilengkapi dengan tata tanda yang inovatif, informasi, interaksi pengunjung,
kunjungan “jarak jauh” dan pameran. Sistem-sistem teknologi bisa saja diekspos maupun
disembunyikan.
● Topografi lahan
Tapak memiliki kontur datar dengan bangunan eksisting di atasnya. Jenis tanah humus
dan homogen, keras dan siap untuk dibangun bangunan.
● Iklim lokal
Terletak di negara tropis, iklim Jakarta adalah sebagai berikut :
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian
Barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan
Februari dengan rata-rata curah hujan 350 mm dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan
antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir
setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah
hujan 60 milimeter. Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di
Jakarta, suhu udara dapat mencapai 40 °C .Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C.
Lahan diapit oleh dua jalan besar yaitu Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H. Juanda yang
memiliki lebar 14 meter sehingga aksesibilitas ke dalam tapak menjadi mudah. Pada sisi Utara
dan Timur tapak, terdapat jalan yang lebih kecil dengan lebar 6 dan 8 meter sehingga masih
dapat dilewati dua mobil atau kendaraan loading. Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H. Juanda
merupakan jalan arteri sebagai akses menuju area perkantoran dan pemerintahan sehingga
arus kendaraan cukup padat dan macet pada jam tertentu. Tanda panah berwarna merah
menunjukkan arah jalur kendaraan pada jalan di sekeliling tapak. Selain jalur kendaraan,
deretan bangunan di area tapak memiliki jalur pedestrian dengan lebar hingga 3.5 meter
dengan jenis arkade dimana bagian atasnya merupakan overhang dari bangunan.
Pada area sekitar tapak, terdapat halte busway Harmoni yang merupakan titik
ari keseluruhan sistem transportasi busway sehingga tapak dapat diakses
interchange d
dengan mudah dari berbagai area di kota Jakarta. Selain bus, terdapat juga transportasi
umum lainnya seperti angkot, taksi, dan ojek yang berhenti tepat di bangunan seberang
tapak. Terdapat juga jalur penyeberangan yang beratap dengan jarak 100 meter dari tapak
sehingga akses ke area sekitar tapak menjadi mudah.
● Vegetasi
Pada area sekitar tapak dapat dikatakan kondisi vegetasi cukup minim dan terkesan
gersang. Hanya terdapat jajaran pohon di sisi sungai pada Jalan Hayam Wuruk dan Jalan Ir. H.
● Bangunan eksisting
● Konektivitas
Bangunan di sekitar tapak kebanyakan menggunakan arkade sehingga perlu diperhatikan
kaitannya dengan bangunan yang akan dirancang nanti agar memiliki integrasi yang harmonis
tanpa melupakan sejarah dari tapak yang telah ada. Selain dengan bangunan yang berada
● Sirkulasi Kendaraan
Area di sekitar tapak merupakan kawasan yang padat baik karena fungsi komersial maupun
bangunan penting pemerintahan. Dengan dibangunnya museum di persimpangan kedua
jalan, perlu diperhatikan akses masuk dan keluar kendaraan sehingga tidak akan mengganggu
atau menambah padatnya arus kendaraan yang sudah ada
● Cuaca
Berada di tengah kota Jakarta, suhu udara dan kelembaban yang tinggi perlu dijadikan bahan
pertimbangan dalam merancang bangunan dalam konteks tapak tersebut agar seluruh
kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berlangsung dengan nyaman. Selain itu, pada bulan
tertentu, curah hujan di kota Jakarta cukup tinggi sehingga perlu dipikirkan mengenai jalur
pejalan kaki yang nyaman hingga ke dalam bangunan dan ketinggian bangunan agar terhindar
dari bencana banjir.
Setelah renovasi delapan bulan, Museum Biesbosch dibuka kembali untuk umum musim
panas ini. Museum ini telah sepenuhnya ditransformasikan dan diperluas dengan sayap baru
yang terbuka untuk lingkungannya yang indah dan merumahkan sebuah restoran dan ruang
pameran sementara untuk seni kontemporer. Pameran permanen yang menjelaskan
perkembangan historis wilayah ini juga telah dirubah total. Model air besar Biesbosch dan
taman pasang surut air tawar juga direncanakan di Pulau Museum. Bangunan, interior, model
air, dan taman pasang surut air tawar dirancang oleh Studio Marco Vermeulen, dan pameran
ini dirancang oleh studio Joyce Langezaal.
Keamanan air adalah alasan utama untuk pengembangan Pulau Museum Biesbosch. Sebagai
bagian dari program keamanan air nasional, polder Noordwaard seluas 4450 hektar telah
diubah menjadi area retensi air. Outlet di kedua sisi Museum Biesbosch digali untuk membuat
pulau baru.
Proyek ini adalah zona penelitian dan inovasi ilmiah Universitas Pemuda Ilmu Politik
Shandong. Proyek ini terletak di sisi utara kampus Universitas Ilmu Politik Pemuda Shandong
di Jinan. Basisnya tinggi di timur dan rendah di barat. Meskipun pandangan luas di barat laut,
tetapi ada banyak daerah perumahan bertingkat tinggi di bagian bawah, pemandangan ke
barat tidak menguntungkan; Namun, meskipun sisi timur situs berangsur-angsur naik, itu
adalah pemandangan alam gunung, dan dalam rencana atas, itu adalah taman gunung kota
dengan orientasi yang lebih baik dan pemandangan yang menyenangkan.
Oleh karena itu, dalam desain ini, perencanaan arsitektur, hubungan bentuk, pemodelan
ruang dan aspek-aspek lain harus mempertimbangkan pengaruh dari kendala lingkungan di
sekitarnya, dan menghindari orientasi bentang alam yang tidak menguntungkan sebanyak
mungkin, sehingga dapat memperkenalkan lingkungan sisi timur yang menyenangkan ke
dalam desain proyek, dan membentuk pengalaman ruang yang lebih baik dan tampilan
lanskap. Fungsi arsitektur dapat dibagi menjadi area kerja terbuka seperti pertukaran
akademis, laporan akademik, kantor kerja terbuka, dan area kerja pribadi seperti studio
independen, kantor tertutup, dan diskusi akademik independen, sehingga membentuk tata
letak fungsional dengan fitur yang jelas dan pertukaran akademik yang mudah .
The Pinch adalah perpustakaan dan pusat komunitas di Desa Shuanghe, Provinsi Yunnan, Cina.
Proyek ini merupakan bagian dari upaya rekonstruksi yang dipimpin pemerintah setelah
gempa bumi pada bulan September 2012. Mayoritas rumah-rumah desa hancur, membuat
penduduk tinggal di tenda selama satu tahun. Setelah gempa bumi, pemerintah telah
mensponsori rumah-rumah beton dan batu bata baru dan sebuah plaza pusat yang besar.
Selama kunjungan situs pertama, rumah-rumah tetap tidak lengkap dan plaza adalah situs
kosong yang besar.
Universitas Hong Kong memutuskan untuk mensponsori desain dan implementasi gedung
perpustakaan baru. Terletak di plaza publik yang baru namun kosong, itu akan berfungsi untuk
mengaktifkan komunitas dan memberikan peringatan fisik untuk acara tersebut. Situs
perpustakaan bersandar pada dinding penahan setinggi 4 meter. Desain terbentang melintasi
perbedaan level ini dan bertindak sebagai jembatan antara desa yang dibangun kembali dan
plaza peringatan baru. Menekankan lokasinya di lembah pegunungan terpencil, desain
merespons secara visual ke ruang lembah, menawarkan pemandangan yang menakjubkan
melintasi atap melengkung ganda yang dramatis. Struktur itu sendiri naik ke puncak, sebuah
monumen untuk gempa bumi dan upaya pembangunan kembali.
b. Aksonometri bangunan
No. Isu Perancangan Sub Isu Sasaran (Goals) Persyaratan Kinerja (Performance Requirement) Identifikasi Awal Konsep Solusi
Utama
Edukasi Meningkatkan kesadaran masyarakat akan ● Memiliki ruang pameran dan instalasi pendukung yang
1 Pergeseran budaya kuliner Indonesia dan menjadikannya menceritakan tentang kuliner khas Indonesia
Budaya tren baru di kalangan masyarakat serta ● Memiliki teater yang berfungsi sebagai media penyalur
memastikan penyampaian materi kepada informasi secara visual
generasi penerus ● Memiliki fasilitas perpustakaan sebagai inventarisasi dan
sumber tertulis
● Penyediaan fasilitas untuk kelompok besar
● Pencahayaan pada ruang pameran sebesar 10 - 20 lux
● Penggunaan material kedap suara pada ruang-ruang
pameran untuk mencegah masuknya kebisingan
● Massing
Penulis memanfaatkan bentuk persegi yang sesuai dengan bentuk lahan memanjang dengan
substraksi massa di beberapa sisi untuk menambah ruang terbuka dan pembagian fungsi
● Sirkulasi
Sirkulasi pada museum yang dipilih yaitu sebagai berikut :
● Struktur
Struktur yang dipilih yaitu struktur beton bertulang untuk keberlanjutan fungsi bangunan dan
ketahanan terhadap kemungkinan bencana.
● Enclosure
Penggunaan material kaca sebagai material tambahan dan pelengkap dari keseluruhan
beton. Selain itu juga diinginkan penambahan elemen vegetasi dan batu alam dikarenakan
konsep yang ingin dibawakan yaitu museum yang modern dan terbuka.
Berikut merupakan konsep massa dari bangunan yang dicoba keluarkan setelah melalui hasil
penghitungan program ruang. Hasilnya adalah sebagai berikut :
● Konsep Massing 1
Pada konsep ini dicoba dibuat massa yang saling mengunci dengan ruang terbuka
bersama di bagian tengah. Massa berwarna biru merupakan bagian komersial yang diisi
dengan fungsi seperti lobby utama, loket tiket, restoran, dan toko souvenir. Sedangkan
7.1 Refleksi
Selama proses penulisan laporan, penulis banyak mendapatkan pengetahuan khususnya terkait
tipologi bangunan yaitu museum dan persyaratan terkait sebuah museum. Dalam proses penulisan,
penulis mengalami kesulitan pada awalnya untuk menemukan preseden yang sesuai karena
merupakan sebuah museum dengan tema yang tidak umum. Selain itu, penulis juga mendapatkan
saran untuk mengganti lokasi tapak agar tercipta narasi dan integrasi dengan museum lain di pusat
kota Jakarta sebagai museum berskala nasional. Melalui pengalaman dan pembelajaran ini, penulis
mendapat banyak pengetahuan baru baik dengan membaca, survey, ataupun dari dosen
pembimbing. Diharapkan dengan penulisan keseluruhan laporan ini, penulis mendapat cukup
informasi dan persiapan untuk mengerjakan proyek tugas akhir.
Creswell, J. W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches,
3rd Edition. Thousand Oaks, CA: SAGE.
Fisker, A. M., & Olsen, T. D. (2008). Food, Architecture, and Experience Design. Nordic Journal of
Architectural Research, 1, 65-67,
https://pdfs.semanticscholar.org/1fd3/67cf405c030b4eb228417e219a0c85f2ca49.pdf, diakses pada
tanggal 1 Desember 2019
Lasa, HS. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.
Sutaarja (1980). Ayo Kita Mengenal Museum. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata