Yunus, 2015 PDF
Yunus, 2015 PDF
210
Yunus, Umboh dan Pinontoan, Hubungan Personal Higiene
yaitu makanan yang banyak mengandung yang baik dan penjamah makanannya
kadar air serta nilai protein yang tinggi. sendiri (Depkes RI, 2010).
Kemungkinan lain masuknya atau Higiene dan sanitasi merupakan hal
beradanya bahan-bahan berbahaya seperti yang penting dalam menentukan kualitas
bahan kimia, residu pestisida serta bahan makanan dimana Escherichia coli sebagai
lainnya antara lain debu, tanah, rambut salah satu indikator terjadinya pencemaran
manusia dapat berpengaruh buruk terhadap makanan yang dapat menyebabkan
kesehatan manusia. (Depkes RI, 2010). penyakit akibat makanan (food borne
Penyakit yang ditularkan melalui diseases). Bakteri-bakteri indikator sanitasi
makanan dapat menyebabkan penyakit umumnya adalah bakteri lazim terdapat
yang ringan dan berat bahkan berakibat dan hidup sebagai flora normal pada usus
kematian diantaranya diakibatkan oleh manusia. Bakteri E. Coli dapat
belum baiknya penerapan higiene menimbulkan gangguan kesehatan seperti
makanan dan sanitasi lingkungan. penyakit diare apabila masuk ke saluran
Besarnya dampak terhadap kesehatan pencernaan, baik melalui minuman
belum diketahui karena hanya sebagian maupun makanan. Peraturan Menteri
kecil dari kasus-kasus yang akhirnya Kesehatan RI nomor
dilaporkan ke pelayanan kesehatan dan 1098/Menkes/SK/VII/2003 angka kuman
jauh lebih sedikit lagi yang diselidiki. E. Coli pada makanan harus 0/gram
Kasus-kasus yang dilaporkan di negara sampel makanan dan pada minuman angka
maju diperkirakan hanya 5 sampai 10% kuman E. Coli harus 0/100 ml sampel
sedangkan di banyak negara berkembang minuman.
data kuantitatif yang dapat diandalkan Makanan yang telah dicemari oleh
pada umunya sangat terbatas. Kejadian bakteri setelah dikonsumsi biasanya
penyakit yang ditularkan melalui makanan menimbulkan gejala-gejala seperti
di Indonesia cukup besar ini terlihat dari muntah-muntah, demam, sakit perut,
masih tingginya penyakit infeksi seperti gejala terjadi 4-12 jam yang memberi
typus, kolera, disentri, dan sebagainya. kesan langsung pada lapisan usus dan
Dari 90% kasus keracunan pangan menyebabkan peradangan. Ada berbagai
disebabkan oleh mikroba (Hartono, 2006) jenis bakteri yang menyebabkan keracunan
Meningkatnya kebutuhan masyarakat makanan, diantaranya salmonella,
terhadap makanan yang disediakan di luar staphylococcus, dan escherichia coli yang
rumah, maka produk-produk yang merupakan faktor keracunan makanan
disediakan oleh perusahaan dan (Badan POM, 2003)
perorangan yang bergerak dalam usaha Di Kota Manado kasus penyakit diare
penyediaan makanan untuk kepentingan dilaporkan pada tahun 2014 berjumlah
umum (jajananan makanan), haruslah 2.879 dengan angka kesakitan 6 per 1.000
terjamin kesehatan dan keselamatannya. penduduk (Profil Dinkes Kota manado,
Sebagai salah satu jenis pelayanan umum 2014) dan di kota Bitung kasus diare
yang mengolah dan menyediakan, maka sebanyak 2335 kasus di tahun 2014. (Profil
penjual makanan memiliki potensi yang Dinkes Kota Bitung, 2014). Hal ini sejalan
cukup besar untuk menimbulkan gangguan dengan kejadian kasus keracunan yang
kesehatan atau penyakit bawaan makanan terjadi di Kota Manado tahun 2014 yaitu
yang dihasilkannya. Dengan demikian
pada bulan Maret di wilayah kota Manado
kualitas makanan yang dihasilkan, dengan jumlah kasus 19 orang, bulan Juni
disajikan dan dijual oleh penjual makanan di wilayah kabupaten Minahasa jumlah
harus memenuhi syarat kesehatan seperti kasus 37 orang (Surveilans & Litbangkes
faktor lokasi dan bangunan, fasilitas Provinsi Sulut, 2014).
sanitasi, peralatan, pengolahan makanan
211
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
Kasus keracunan yang cukup banyak makan ini merupakan suatu tempat usaha
korban yaitu terjadi pada tanggal 29 yang mengolah dan menjual makanan
Oktober 2014 di kota Manado yang yang sangat terkenal dengan cita rasa khas
dilaporkan ada sebanyak 54 orang diduga masakan padang yang cukup laris dan
mengalami keracunan makanan setelah banyak dikunjungi oleh konsumen.
mengkonsumsi makanan di salah satu Dilihat dari segi higiene sanitasi
rumah makan yang ada di Kota Manado. penyehatan makanan di salah satu rumah
Adapun gejala yang dialami adalah panas, makan padang kota Manado masih kurang
pusing, sakit kepala, muntah-muntah dan baik, kemungkinan makanan
diare. Berdasarkan hasil investigasi oleh terkontaminasi oleh bakteri bisa saja
TIM Tim Gerak Cepat Provinsi Sulawesi terjadi hal ini dikarenakan oleh
Utara menyimpulkan bahwa kondisi penanganan makanan atau penyimpanan
higiene sanitasi di rumah makan tersebut makanan yang tidak baik, kondisi tempat
tidak memenuhi syarat kesehatan dan hasil pengolahan makanan yang kotor, perilaku
pemeriksaan laboratorium pada sampel penjamah makanan yang kurang baik,
yang diduga keracunan makanan kondisi lain yang kurang baik yaitu
ditemukan hasil angka kuman E. coli pada penanganan sampah terutama sampah
makanan cukup tinggi. (Laporan TGC, dapur yang mengandung sisa-sisa
2014) makanan yang membusuk dan dibiarkan
Kontaminasi E. Coli makanan menurut terbuka. Tempat sampah yang terbuka
jenis Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) akan menarik lalat dan hama lainnya yang
yaitu kontaminasi E. Coli makanan kemudian membawa bakteri ke makanan.
restoran di hotel 33,3%, rumah makan Kondisi ini didukung oleh hasil
31,3%, jasa boga 38,2 %, warung 32,9%, pemeriksaan awal yang dilakukan pada
pedagang kaki lima 40,7% dan industri beberapa sampel makanan di salah satu
makanan 21,3% (Djaja, 2003). Informasi rumah makan padang menunjukkan
ini ternyata kontaminasi makanan yang adanya kontaminasi angka kuman E. Coli
disajikan kepada konsumen masih cukup yang cukup tinggi pada salah satu jenis
tinggi dan berbeda menurut jenis TPM. makanan yaitu sayur daun singkong
dengan hasil angka kuman Escherichia
Hasil survey tempat pengelolaan
coli adalah 240 koloni/gr (Data primer
makanan (TPM) di kota Manado tahun
BPPK, 2014)
2014 berjumlah 1174 TPM yang terdiri
dari jasa boga, rumah makan/restoran, Mengingat pentingnya higiene dan
makanan jajanan dan depot air minum sanitasi makanan untuk mencegah
yang diantaranya sebanyak 338 TPM terjadinya food borne diseases dan
(28,79%) tidak memenuhi syarat sebagai mendukung visi Kota Manado menjadi
tempat pengelolaan makanan menurut Kota Ekowisata tahun 2015, sehingga
status higiene sanitasi (Profil Dinkes Kota peneliti tertarik untuk melakukan
Manado, 2014), sedangkan di Kota Bitung penelitian hubungan personal higiene dan
tercatat sebanyak 609 rumah fasilitas sanitasi dengan kontaminasi E.
makan/restoran (Profil Dinkes Kota Coli pada rumah makan padang yang ada
Bitung, 2014), di kota Manado dan kota Bitung. Tujuan
yang akan dicapai dari penelitian ini
Sepanjang jalan di kota Manado dan
adalah untuk menganalisis hubungan
kota Bitung tersedia berbagai jenis rumah
personal hygiene penjamah makanan,
makan dengan menu bervariatif termasuk
sanitasi tempat pengolahan makanan,
salah satunya rumah makan padang.
penyediaan air bersih, pengelolaan
Berdasarkan pengamatan awal yang
sampah, dan penyimpanan makanan
dilakukan di salah satu rumah makan
dengan kontaminasi E. Coli pada makanan
padang yang ada di Kota Manado, rumah
212
Yunus, Umboh dan Pinontoan, Hubungan Personal Higiene
di rumah makan padang yang ada di Kota kuesioner untuk personal penjamah
Manado dan Kota Bitung. makanan dan check list insfeksi sanitasi
rumah makan untuk menilai fasilitas
sanitasi dan pemeriksaan laboratorium
Metode Penelitian untuk angka kuman E.coli. Pengolahan
data dimulai dengan analisis univariat,
Rancangan penelitian ini bersifat bivariat dan multivariat dengan uji regresi
analitik dengan pendekatan secara cross logistik.
sectional. Yang dilakukan di rumah makan
padang kota Manado dan kota Bitung.
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh rumah makan padang yang ada di Hasil dan Pembahasan
kota Manado dan Kota Bitung yang
berjumlah 31 rumah makan. Sampel 1. Hubungan antara personal higiene
makanan dalam penelitian ini berjumlah penjamah makanan dengan
31 sampel makanan yang diambil secara kontaminasi Escherichia coli pada
purposive sampling yaitu dengan memilih makanan
1 jenis sampel makanan pada setiap rumah
makan padang yang dianggap rawan Hubungnan antara personal higiene
beresiko tinggi terkontaminasi E. coli dan penjamah makanan dengan kontaminasi
tersedia di semua rumah makan padang Escherichia coli pada makanan di rumah
yang ada di Kota Manado dan kota Bitung makan padang Kota Manado dan Kota
yaitu sayur daun singkong. Pengumpulan Bitung dapat dilihat pada tabel 1 di bawah
data dilakukan dengan menggunakan
213
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
kontaminan dapat berada dalam makanan dan sanitasi makanan yaitu sebesar 83,9
melalui berbagai media perantara antara %.
lain serangga, tikus, peralatan maupun Untuk meningkatkan pengetahuan
manusia yang menangani makanan tenaga penjamah makanan di rumah
tersebut biasanya merupakan perantara makan padang kota Manado dan kota
utama (Purnawijayanti, 2001). Bitung perlu dilakukan penyuluhan
Penyakit yang ditimbulkan oleh tentang perilaku hidup bersih dan sehat
makanan yang terkontaminasi disebut serta pelatihan tentang higiene sanitasi
penyakit bawaan (food borne diseases) makanan kepada tenaga penjamah
yang merupakan salah satu permasalahan sehingga personal higiene tenaga
kesehatan masyarakat yang paling banyak penjamah makanan dapat ditingkatkan dan
dan paling membebani saat ini. Penyakit dapat menjamin kualitas makanan yang
ini menimbulkan banyak korban dalam dijual. Selain itu diperlukan pemeriksaan
kehidupan manusia dan menyebabkan kesehatan secara berkala terhadap
sejumlah besar penderitaan, khususnya penjamah makanan minimal 6 bulan
dikalangan bayi, anak, lansia dan mereka sekali.
yang kekebalan tubuhnya terganggu
(WHO, 2006).
2. Hubungan Tempat Pengolahan
Badan Pusat Pengawasan Obat dan Makanan dengan Kontaminasi
Makanan (BPOM, 2014), mencatat bahwa Escherichia coli pada makanan di
selama tahun 2014 di Indonesia kasus rumah makan padang Kota Manado
keracunan sebanyak 540 kasus bersumber
dan Kota Bitung
dari makanan dan insiden tertinggi kasus
keracunan bersumber dari makanan. Gambaran hubungan tempat
Departemen Kesehatan (2001) pengolahan makanan dengan kontaminasi
menyatakan bahwa bakteri dapat Escherichia coli pada makanan di rumah
mengkontaminasi makanan melalui makan padang Kota Manado dan Kota
rambut, kulit, kuku, saluran nafas, tangan, Bitung dapat dilihat pada tabel 2 di bawah
bersin, meludah, menguap dan batuk.
Hasil analisis hubungan antara sanitasi
Kebiasaan tenaga penjamah makanan yang
tempat pengolahan makanan dengan
tidak higienis seperti merokok pada saat
kontaminasi Escherichia coli pada
bekerja, tidak mencuci tangan sebelum dan
makanan diperoleh bahwa ada sebanyak
sesudah bekerja dan tidak menggunakan
2(10,0%) rumah makan dengan sanitasi
alat yang bersih bila mengambil makanan
tempat pengolahan makanan yang baik
dapat menyebabkan kontaminasi pada
mengalami kontaminasi Escherichia coli
makanan yang dijual di rumah makan
pada makanan, sedangkan rumah makan
padang kota Manado dan kota Bitung.
dengan sanitasi tempat pengolahan
Pengetahuan penjamah makanan makanan yang tidak baik ada 6 (54,5%)
tentang higiene sanitasi makanan masih mengalami kontaminasi Escherichia coli
kurang dan masih rendahnya pengawasan pada makanan. Hasil uji statistik diperoleh
dan bimbingan petugas sanitasi kesehatan nilai p=0,012 maka dapat disimpulkan ada
kepada tenaga penjamah makanan di hubungan yang signifikan antara sanitasi
rumah makan padang yang ada di kota tempat pengolahan makanan dengan
Manado dan kota Bitung ini terbukti kontaminasi Escherichia coli pada
dengan hasil penelitian yang didapatkan makanan. Dari hasil analisis diperoleh pula
bahwa sebagian besar penjamah makanan nilai OR=10,800, artinya sanitasi tempat
di rumah makan padang belum pernah pengolahan makanan yang tidak baik
mendapatkan pelatihan tentang higiene mempunyai peluang 10,800 kali untuk
214
Yunus, Umboh dan Pinontoan, Hubungan Personal Higiene
Tabel 2. Hubungan Tempat Pengolahan Makanan dengan Kontaminasi Escherichia coli pada
Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado dan Kota Bitung
Kontaminasi E.coli
Tempat Nilai P OR
Pengolahan Memenuhi Tidak memenuhi
Makanan Syarat Syarat Jumlah (95% CI)
N % N % N %
Baik 18 90,0 2 10,0 20 100 0,012 10,800
(1,644-
Tidak Baik 5 45,5 6 54,5 11 100 70,934)
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sampah. Selain itu bangunan tempat
ada sebanyak 11 (35,5%) tempat pengolahan makanan (dapur) seharusnya
pengolahan makanan di rumah makan dalam keadaan kuat dan bersih, lantai
padang kota Manado dan kota Bitung terbuat dari bahan kedap air, rata tidak
masih dalam kondisi yang tidak baik, licin, mudah dibersihkan, serta ruangan
terlihat kotor dan tidak terawat, tidak dapur harus bebas dari serangga, tikus dan
memiliki cerobong asap, ukuran dapur hewan pencemar lainnya. (Permenkes RI.
yang kecil serta tidak terdapat gambar atau No 1098/Menkes/SK/VII/2003).
tulisan pesan-pesan higiene bagi penjamah
makanan. Ruangan tempat pengolahan
makanan yang tidak terawat akan 3. Hubungan Penyediaan Air Bersih
memudahkan terjadinya pencemaran pada dengan Kontaminasi Escherichia coli
makanan. Hasil penelitian Sukmara (2002) pada makanan di rumah makan padang
mendapatkan bahwa sebanyak 10,2% Kota Manado dan Kota Bitung
lokasi tempat pengolahan makanan berada
pada daerah tercemar dan kotor.
Gambaran hubungan penyediaan air
Idealnya bangunan tempat pengolahan
bersih dengan kontaminasi Escherichia
makanan atau tempat penyiapan makanan
coli pada makanan di rumah makan
harus dibangun dan ditempatkan di daerah
padang Kota Manado dan Kota Bitung
bebas dari bau yang tidak sedap, asap,
dapat dilihat pada tabel 3 di bawah
debu, dan jauh dari tempat pembuangan
Tabel 3. Hubungan Penyediaan Air Bersih dengan Kontaminasi Escherichia coli pada
Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado dan Kota Bitung
Kontaminasi E.coli
Penyediaan Nilai P OR
Memenuhi Tidak memenuhi
Air Bersih Syarat Syarat Jumlah (95% CI)
N % N % N %
Memenuhi
Syarat 13 86,7 2 13,3 15 100 0,220 3,900
Tidak
Memenuhi (0,645-
Syarat 10 62,5 6 37,5 16 100 23,598)
215
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
Hasil analisis hubungan antara ini sayur daun singkong selanjutnya daun
penyediaan air bersih dengan kontaminasi singkong direbus dengan air dalam suhu
Escherichia coli pada makanan diperoleh yang tinggi sehinga kemungkinan bakteri
bahwa ada sebanyak 2(13,3%) rumah yang terkandung dalam air pencucian
makan dengan penyediaan air bersih yang maupun proses pengolahannya sudah mati
memenuhi syarat mengalami kontaminasi pada saat proses pemasakan.
Escherichia coli pada makanan, sedangkan Meskipun demikian penyediaan air
rumah makan dengan penyediaan air bersih yang memenuhi syarat sangat
bersih yang tidak memenuhi syarat ada 6 berpengaruh terhadap proses pengolahan
(37,5%) mengalami kontaminasi makanan, karena air dibutuhkan pada
Escherichia coli pada makanan. Hasil uji semua proses produksi makanan, mulai
statistik diperoleh nilai p=0,220 maka dari pencucian bahan, pencucian peralatan,
dapat disimpulkan tidak ada hubungan dan pengolahan makanan. Apabila kualitas
yang signifikan antara penyediaan air air tidak memenuhi syarat persyaratan
bersih dengan kontaminasi Escherichia kesehatan dapat menjadi media penularan
coli pada makanan. penyakit.
Penyediaan air bersih di rumah makan
padang kota Manado dan kota Bitung
sebagian besar menggunakan sumber air 4. Hubungan pengelolaan sampah dengan
dari sumur gali dan sumur bor dan kontaminasi Escherichia coli pada
sebagian besar tidak memenuhi syarat makanan di rumah makan padang Kota
secara kualitas bakteriologi yaitu sebanyak Manado dan Kota Bitung
16 (51,6 %). Hasil penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan antara penyediaan air
bersih dengan kontaminasi E.coli pada Gambaran hubungan pengelolaan
makanan di rumah makan padang kota sampah dengan kontaminasi Escherichia
Manado dan kota Bitung hal ini mungkin coli pada makanan di rumah makan
disebabkan oleh penggunaan air bersih di padang Kota Manado dan Kota Bitung
rumah makan hanya digunakan untuk dapat dilihat pada tabel 4 di bawah
mencuci bahan makanan yaitu dalam hal
Kontaminasi E.coli
Pengelolaan Nilai P OR
Memenuhi Tidak memenuhi
Sampah Syarat Syarat Jumlah (95% CI)
N % N % N %
Baik 17 89,5 2 10,5 19 100 0,032 8,500
(1,335-
Tidak Baik 6 50,0 6 50,0 12 100 54,127)
Hasil analisis hubungan antara sanitasi Escherichia coli pada makanan, sedangkan
pengelolaan sampah dengan kontaminasi rumah makan dengan sanitasi pengelolaan
Escherichia coli pada makanan diperoleh sampah yang tidak baik ada 6 (50,0%)
bahwa ada sebanyak 2(10,5%) rumah mengalami kontaminasi Escherichia coli
makan dengan sanitasi pengelolaan pada makanan. Hasil uji statistik diperoleh
sampah yang baik mengalami kontaminasi nilai p=0,032 maka dapat disimpulkan ada
216
Yunus, Umboh dan Pinontoan, Hubungan Personal Higiene
hubungan yang signifikan antara sanitasi sebaiknya terbuat dari bahan yang kedap
pengelolaan sampah dengan kontaminasi air, tidak mudah berkarat dan tertutup,
Escherichia coli pada makanan. Dari hasil jumlah dan volume tempat sampah harus
analisis diperoleh pula nilai OR=8,500, disesuaikan dengan produksi sampah yang
artinya sanitasi pengelolaan sampah yang dihasilkan tiap hari, dan harus dibuang
tidak baik mempunyai peluang 8,500 kali dalam waktu 24 jam (Permenkes RI.
untuk terjadinya kontaminasi Escherichia 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang
coli pada makanan. Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran).
Hasil penelitian di rumah makan
padang kota Manado dan kota Bitung
masih terdapat sebanyak 35,5% sanitasi
pengelolaan sampah yang tidak memenuhi 5. Hubungan Penyimpanan Makanan
syarat kesehatan. Pada umumnya sampah dengan kontaminasi Escherichia coli
dikumpulkan dalam wadah plastik yang pada makanan di rumah makan padang
mudak bocor dan tidak memiliki penutup Kota Manado dan Kota Bitung
sehingga sampah ataupun sisa-sisa
Gambaran hubungan penyimpanan
makanan mudah tercecer keluar dan
makanan dengan kontaminasi Escherichia
menimbulkan bau tidak sedap serta dapat
coli pada makanan di rumah makan
mengundang serangga atau tikus yang
padang Kota Manado dan Kota Bitung
kemungkinan berisiko mengakibatkan
dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
kontaminasi pada makanan. Padahal
tempat sampah yang layak digunakan
Kontaminasi E.coli
Penyimpanan Nilai P OR
Memenuhi Tidak memenuhi
Makanan Syarat Syarat Jumlah (95% CI)
N % N % N %
Baik 19 90,5 2 9,5 21 100 0,006 14,250
(2,069-
Tidak Baik 4 40,0 6 60,0 10 100 98,140)
217
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
218
Yunus, Umboh dan Pinontoan, Hubungan Personal Higiene
219
JIKMU, Vol. 5, No. 2, April 2015
220