Berikut matriks kebijakan akuntansi mengenai praktik depresiasi pesawat terbang di empat
perusahaan penerbangan utama.
DELTA AIRLINES
Garis lurus perkiraan masa pemanfaatan
Masa pemanfaatan 20 tahun untuk seluruh pesawat terbang secara substansial
Nilai residual = 5% dari biaya perolehan aset.
AMR CORPORATION (INDUK PERUSHAAN AMERICAN AIRLINES)
Garis lurus
Masa anfaat 25 tahun (35 tahun unntuk boeing 777s)
Nilai residual = 10% dari biaya perolehan aset
SINGAPORE AIRLINES
Garis lurus
Masa mannfaat 15 tahun
Nilai residual = 10% dari biaya perolehan aset
LUFTHANSA
Garis lurus
Masa manfaat 12 tahun
Nilai residual = 15% dari biaya perolehan aset.
FAKTA-FAKTA LAINNYA
1. Sebuah pesawat terbang dapat mengudara tanpa batas dengan asumsi pesawat
terbang tersebut dipelihara dengan layak.
2. Biaya pemelihaaraan pesawat terbang cenderunng meninngkat sepanjang waktu.
Masalah:
1. Kebijakan ini diadopsi pada tanggal 1 April 1993. Mulai tanggaln1 Juli 1986 sampai
dengan tanggal 1 April 1993, kebijakan Delta telah mendepresiasikan aset sampai
nilai residual (10% dari biaya) selama periode 15 tahun. Sebelum tanggal Juli 1986,
kebijaka perusahaan adalah mendepresiasikan aset sampai nilai residual 10% selama
periode 10 tahun.
2. Sebelum tanggal 1 Januari 1999, AMR menggunakan estimasi masa manfaat 20
tahun dan nilai sisa 5%. Untuk tahun tutup buku tertangal 31 Desember 1999, efek
dari perubahan ini adalah mengurangi beban depresiasi sekitar $158 juta.
3. Kebijakan ini diadopsi pada tanggal 1 April 2001. Mulai tanggal 1 April 1989
sampai tanggal 1 April 2011, kebijakan perusahaan adalah mendepresiasikan selama
masa manfaat 10 tahun sampai nilai sisa 20% dari biaya perolehan awal. Sebelum
tanggal 1 April 1989, masa manfaat pesawat terbang diestimasikan selama delapan
tahun dengan nilai sisa 10%