A. Mesir Pada zaman kuno di Mesir (sekitar tahun 1500 sebelum masehi), begitu banyak hal yang berkaitan dengan spiritual, termasuk dalam pengobatan. Orang-orang yang menjadi sakit biasa dikaitkan dengan perbuatannya yang kurang baik terhadap dewa, arwah, maupun orang yang sudah mati. Di zaman ini, praktik pengobatan biasa dilakukan oleh tabib dimana mereka melakukan pengobatan dengan cara berdoa dan memberikan obat pada pasien. Para tabib zaman kuno Mesir sangat bijak dalam melakukan pengobatan dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya, mereka sudah mengerti bahwa penyakit dapat disembuhkan dengan obat-obatan, menemukan bahwa penyembuhan dengan pijatan dan aroma memiliki potensi yang baik, terdapat tabib laki- laki dan tabib perempuan yang dikhususkan untuk mengobati beberapa organ tertentu, dan mengerti tentang pentingnya kebersihan dalam mengobati pasien. Orang-orang Mesir dianggap sebagai praktisi medis yang handal, dimana mereka mengenal anatomi manusia dan penyembuhan dengan baik karena adanya upacara mumifikasi yang biasa dilakukan. Mereka dapat membedah jenazah dan mengambil organ-organ dalamnya meliputi otak, paru-paru, pancreas, hati, limpa, jantung, dan usus. Orang-orang Mesir kuno sangat akrab dengan kefarmasian contohnya obat-obatan. Mereka dapat membuat obat-obatan dari tanaman seperti lidah buaya, safflower, dan lainnya. Selain dari tumbuhan, mereka juga dapat menggunakan bahan mineral dan hewani seperti garam, telur, lemak, hati, dan bahan-bahan lainnya. Para sejarawan menemukan peninggalan zaman Mesir kuno berbentuk artifak tulisan bernama “Papyrus Ebers”. Papyrus Ebers memuat isi tentang banyak hal yang berkaitan dengan medis pada zaman itu, seperti praktik medis, jenis-jenis penyakit, jenis-jenis obat, dan lainnya. Obat-obatan herbal sering disebutkan dalam Papyrus Ebers. Tanaman-tanaman obat yang ada di Papyrus antara lain, opium, cannabis atau ganja, myrrh, kemenyan, fennel, kayu manis cassia, thyme, henna, dan lainnya. Banyak bawang putih yang ditemukan di situs pemakaman Mesir, dan banyak tanaman herbal yang dicampur dengan anggur biasa digunakan untuk obat oral. Orang Mesir kuno menganggap bawang merah dan bawang putih meningkatkan ketahanan mereka sehingga mengonsumsinya dalam jumlah yang banyak. Bawang putih mentah rutin diberikan kepada penderita asma dan pasien yang menderita di bagian bronchial-pulmonary. Bawang juga dapat membantu mengobati masalah system pencernaan. Bawang putih merupakan hal yang penting dalam pengobatan baik dari zaman dulu hingga zaman sekarang di Mesir dan di sebagian tempat kawasan Mediterania. Beberapa suing bawang putih yang segar dikupas lalu dihancurkan serta dimaserasi dengan cuka dan air. Hasil dari maserasi bawang itu biasa digunakan untuk obat kumur yang bisa mengobati sakit gigi serta sakit tenggorokan. Cara lain untuk memanfaatkan bawang putih dari segi pencegahan dan pengobatan adalah dengan cara dimaserasi dalam minyak zaitun. Digunakan untuk liniment (sediaan cair atau kental (gel) yang digunakan untuk melemaskan atau menghangatkan otot, digunakan sebagai obat luar (ForNas III, 1978)) dan obat demam ataupun obat penyakit paru-paru. Bawang putih segar yang sudah dikupas dibungkus dalam kain kasa atau kain katun dan dijepit pada pakaian dalam diharapkan dapat menahan penyakit yang bersifat menular, seperti demam dan influenza (Kathryn, 1999). Ketumbar, baik tanaman dan bijinya digunakan sebagai bumbu dalam masakan untuk mencegah dan menghilangkan perut kembung. Selain itu, ketumbar biasa digunakan sebagai the untuk membua