Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI MANUSIA

ACARA XI

UJI KEHAMILAN DAN TES KESUBURAN SPERMA

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD ROJIMAN ARIADI

E1A016040

B/VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA XI

UJI KEHAMILAN DAN TES KESUBURAN SPERMA

A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : a. Mahasiswa terampil dalam menentukan
kehamilan seseorang.
b. Mahasiswa terampil dalam menentukan
kualitas kesuburan sperma secara
makroskopis dan mikroskopis.
2. Hari, tanggal praktikum : Senin, 24 Juni 2019
3. Tempat praktikum : Laboratorium Biologi, FKIP, Universitas
Mataram.
B. Landasan Teori
Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua
wanita. Jika sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan
sehingga dapat menyebabkan kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi
perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh pengaruh hormon-hormon
somatotropin, estrogen dan progesteron. HCG (Human Chorionic
Gonadotropin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan
plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga
dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion
seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai
dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG
disekresikan 7 hari setelah ovulasi. Pemeriksaan HCG dengan metode
immunokromatograp merupakan cara yang paling efektif untuk mendeteksi
kehamilan dini (Agnes, Estuningsih dan Heni, 2013: 2).
Umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Deteksi kehamilan dengan
mengukur beta-HCG urin diantaranya adalah dengan metode aglutinasi (direct
atau indirect) dan metode strip. Keduanya berdasarkan reaksi pembentukan
kompleks antigen-antibodi (immunoassay). Metode aglutinasi dapat
mendeteksi adanya beta-HCG di urin minimal 200 mIU/ml sedangkan metode
strip lebih sensitif yaitu minimal 20-25 mIU/ml. Metode strip ini yang lazim
dilakukan karena selain lebih sensitif juga lebih praktis, Pada kehamilan
biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh pengaruh
hormon-hormon somatotropin, estrogen dan progesteron. HCG merupakan
suatu hormon yang dihasilkan oleh jaringan plasenta yang masih muda dan
dikeluarkan lewat urin dan disentesa pada retikulum endoplasma kasar,
glikosilasi disempurnakan apparatus golgi (Renowati dan Sri, 2018: 2).
Human Chorinic Gonadotropin (HCG) adalah suatau glikoprotein yang
mengandung galaktosa dan heksosamin. Kadar HCG meningkat dalam darah
dan urin segera setelah implantasi ovum yang sudah dibuahi. Dengan demikian
ditemukannya HCG merupakan dasar bagi banyak tes kehamilan. HCG yaitu
suatau hormon glikoprotein yang mempertahankan system reproduksi geanita
dalam keadaan cocok untuk kehamilan. HCG disentesa pada retikulum
endoplasma kasar, glikosilasi disempurnakan apparatus golgi. Bila terdapat
HCG dalam urin, HCG terikat pada antibodi dan dengan demikian akan
mencegah aglutinasi partikel lateks yang dilapisi HCG yang diperlihatkan oleh
antibodi tersebut. Dengan demikian uji kehamilan positif apabila tidak terjadi
aglutinasi, dan kehamilan negatif jika terjadi aglutinasi (Pearce, 2009: 220).
Uji kehamilan yang paling sering ditemui adalah dengan pemeriksaan
urin. Kadar minimal beta-hCG dalam urin untuk menghasilkan hasil yang
positif, sepanjang pengetahuan saya, berkisar antara 20-100 mIU/mL
(meskipun tes pek tersebut mengatakan mempunyai batas deteksi minimal 5
mIU/mL). Padahal, sampai 5 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir,
kadar beta-hCG dalam urin kadang masih dibawah 20 mIU/mL (meskipun
pada beberapawanita 4 minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir sudah
lebih dari ratusanmIU/mL). Hormone gonadotropin chronik (HCG)
merupakan hormon glikoprotein yang unik untuk plasenta yang sedang
tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia pada tahun 1960-an uji–ujikehamilan
menggunakan bioassay yang memerlukanhewan (kelinci, tikus, dankatak)
untukmembuktkanadanya HCG dalam serum atau urine. Tes yang
menggunakan kelinci, tikus, dan katak pada waktu ini telah diganti oleh tesi
munologik yang menggunakan antibody terhadap HCG (Sacher, 2004; 102).
Test pack merupakan alat uji kehamilan yang amat simple dan dapat
dilakukan di rumah. Bentuk test pack ini ada 2 macam, Strip dan Compact.
Bentuk Strip harus dicelupkan ke dalam urine yang telah di tampung pada
sebuah wadah atau disentuhkan pada urine waktu buang air kecil. Sedangkan
bentuk Compact dengan meneteskan urine langsung pada bagian tertentu dari
alatnya. Alat uji kehamilan ini memiliki dua buah garis. Garis yang pertama
mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan
garis kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test pack mendapatkan cukup air
seni untuk diuji. Sementara garis kedua menunjukkan hasil tes, yang
merupakan bagian alat yang memiliki antibodi yang bereaksi dengan HCG
dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi. Setipis apapun garis ini,
kemunculannya tetap menunjukkan adanya kehamilan (Ibrahim, 2007: 67).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Mikroskop.
b. Tes pack.
c. Gelas plastik.
d. Kaca benda.
e. Kaca penutup.
f. Cawan petri.
g. Pipet tetes.
h. Kamera Hp.
i. Siring.
j. Gelas ukur.
k. Indikator universal.
2. Bahan
a. Katak jantan.
b. Latex.
c. Urine ibu hamil.
d. Urine praktikan.
e. Sperma.
f. Bunga akasia.
g. Kapas.
h. Aquades.

D. Cara Kerja

Adapun langkah kerja dalam praktikum tentang uji kehamilan dan tes
kesuburan sperma sebagai berikut:

1. Tes kesuburan sperma


a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mengukur volume sperma menggunakan gelas ukur.
c. Mengukur pH sperma menggunakan indikator universal.
d. Mengamati karakteristik makroskopis sperma dengan cara melihat
warna, bau, dan kekentalan.
e. Mengambil beberapa tetes sperma menggunakan pipet tetes.
f. Meletakkan sperma pada kaca benda kemudian dengan menutupnya
dengan kaca penutup.
g. Mengamati sperma dibawah mikroskop dengan perbesaran 4x10.
h. Menghitung jumlah sperma yang progresif, non progresif, dan imortil
menggunakan colony counter.
i. Menghitung persentase mortilitas sperma sesuai rumus.
j. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja kemudian
mendokumentasikannya.
k. Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
2. Uji kehamilan
a. Uji kehamilan menggunakan Katak jantan
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Mengambil 1 ekor katak jantan kemudian memberi rangsangan
disekitar kloaka katak agar mengeluarkan urin.
3) Meletakkan urin katakk pada kaca benda kemudian mengamatinya
dibawah mikroskop (Catatan: jika terdapat sperma pada cairan
tersebut maka kodok tidak dapat digunakan dalam uji kehamilan).
4) Mengambil urine ibu hamil sebanyak 5 cc menggunakan siring
kemudian menyuntikkannya di bagian punggung dekat kloaka sampai
dibawah kulit katak.
5) Menutup katak dengan gelas kimia dan membiarkannya selama 1 jam.
6) Mengeluarkan urine katak dengan menekan bagian abdomen katak
atau dengan memberi rangsangan.
7) Meletakkan urine katak pada kaca benda dan menutupnya dengan
kaca penutup kemudian mengamatinya dibawah mikroskop
8) Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja kemudian
mendokumentasikannya.
9) Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
b. Uji kehamilan menggunakan Tes Pack
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan terutama urin wanita
hamil.
2) Mengambil tes pack dan membaca aturan pakainya.
3) Mencelupkan tes pack kedalam urine selama 30 detik.
4) Mengangkat tes pack sambil menggerakkan tes pack tersebut dan
menunggu selama 1 menit.
5) Mengamati garis merah yang terlihat.
6) Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja kemudian
mendokumentasikannya.
7) Membersihkan dan merapikan alat dan bahan yang telah digunakan.
E. Hasil Pengamatan
1. Tes kesuburan sperma
a. Makroskopis
No. Karakteristik Hasil Pengamatan
sperma
1. Warna Bening putih
2. Bau Amis
3. Volume

2 ml
4. Ph

7
5. Kekentalan Encer

b. Mikroskopis
- Morfologi sperma
a
b

Keterangan:
a. Kepala
b. Ekor
Perbesaran: 40 x 10

- Mortilitas sperma
Diketahui: Ʃ PR (Sperma Progresif) = 97
Ʃ NP (Sperma Non-progresif) = 21
Ʃ IM (Sperma Immortil) = 37
Ditanyakan: % Mortilitas: …….?
Jawab:
PR+NP
% Mortilitas = PR+NP+IM x 100%
97+21
= 97+21+37 x 100%

= 76,13%
Jadi, mortilitas sperma tersebut adalah 76,13%.
2. Uji Kehamilan
a. Uji kehamilan menggunakan Test Pack
No Bahan Gambar Hasil Pengamatan Keterangan
1 Urine
wanita
hamil
Positif (+)
2 Urin
Wanita
Tidak
hamil Negative (-)

b. Uji kehamilan menggunakan Kodok jantan (Bufo sp.)

No Bahan Gambar Hasil Pengamatan Keterangan


1 Aquades Sebelum
10 mL

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
Sesudah

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
2 Urin Sebelum
wanita
tidak
hamil

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
Sesudah

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
3 Urin Sebelum
wanita
hamil

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
Sesudah

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
4 Urin Sebelum
wanita
hamil 5
mL +
aquades 5
mL
Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
Sesudah

Tidak ada sperma (-)

Perbesaran 40 x 10
F. Pembahasan
Praktikum fisiologi manusia tentang uji kehamilan dan tes kesuburan
sperma bertujuan agar mahasiswa terampil dalam menentukan kehamilan
seseorang dan dapat menentukan kualitas kesuburan sperma secara
makroskopis dan mikroskopis. Kehamilan adalah serangkaian proses yang
diawali dari konsepsi atau pertemuan antara ovum dengan sperma dan
dilanjutkan dengan fertisilisasi, nidasi dan implantasi. Pada kehamilan biasanya
terjadi perubahan pada seluruh tubuh, dan segera memproduksi hormon-
hormon kehamilan guna mendukung kelangsungan kehamilan. Hormon-
hormon kehamilan ini bertujuan guna mendukung kehamilan yang berlangsung
khususnya agar janin dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sehat.
Diagnosaa kehamilan pada praktikum uji kehamilan didasarkan pada
pendeteksian keberadaan hormon HCG (Human Choironic Gonadotropin) pada
urin. Pada usia kehamilan 3 bulan pertama, plasenta membentuk suatu
hormone salah satunya adalah HCG. HCG tersusun atas glikoprotein
diproduksi oleh placenta yang dihasilkan oleh protoblash dan bakal plasenta.
Placenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu dan alat
pembuang sisa metabolisme. HCG merupakan hormone khas yang ada pada
saat hamil, sehingga dapat dijadikan standar pemeriksaan kehamilan dengan
cara mendeteksinya pada urine atau darah. Pada praktikum uji kehamilan,
digunakan 2 jenis uji yakni menggunakan test pack dan menggunakan kodok
jantan (Bufo sp.).
Percobaan pertama yakni tes kesuburan sperma. Cairan yang
diejakulasikan oleh laki-laki pada saat orgasme, yakni semen (air mani) yang
mengandung sperma dan sekret vesikula seminalis, prostat, kelenjar Cowper,
dan mungkin kelenjar uretra. Karakteristik reproduksi pria yang sehat ditandai
dengan kemampuan testis memproduksi sel sperma sehat yang mencukupi.
Sperma sehat harus memiliki kemampuan untuk melakukan perjalanan dan
membuahi sel telur setelah terjadinya ejakulasi di dalam alat kelamin wanita.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada cairan mani (sperma) secara makroskopis
yakni pH, kekentalan, warna, bau dan volume. Sedangkan secara mikroskopis
yang diperhatikan yakni pergerakan sperma atau motilitasnya. Cairan mani
(sperma) normal manusia berwarna agak putih hingga kuning keabu-abuan.
Bila terkontaminasi dengan urin, maka semen berwarna kuning, pH normal
adalah sekitar 7,2 hingga 8,0, volume normalnya sekitar ≥ 1,5 mL, baunya
seperti seperti bunga akasia dan bentuknya agak kental. Untuk bentuk
mikroskopisnya yang secara morfologi sel sperma terdiri dari kepala dan ekor.
Hasil pengamatan pada sperma secara makroskopis yakni warna
bening putih, baunya amis, pH-nya sekitar 7, tidak terlalu kental (encer) dan
volumenya 2 ml. Hal ini menunjukkan bahwa sperma tersebut tergolong
normal. Sedangkan secara mikroskopis, sperma yang diamati dibawah
mikroskop terdiri dari kepala dan ekor. Struktur sel-sel sperma meliputi kepala
yang mengandung enzim yang dirancang untuk membantu sel menembus sel
telur. Daerah yang memanjang dari kepala disebut flagela dan bertindak untuk
menghidupkan sel-sel ketika mereka bergerak melalui saluran reproduksi. Ekor
ini nantinya akan mengantarkan ke tujuan mereka. Sperma yang diamati
tersebut bergerak dengan bebas dan ada juga beberapa sperma yang terlihat
tidak bergerak (mati). Motilitas spermatozoa dikelompokkan 3 yakni
Progressive motility (PR) yakni Sperma yang bergerak bebas, baik lurus
maupun lingkaran besar, dalam kecepatan apapun. Yang kedua yakni Non-
progressive motility (NP) yakni semua jenis spermatozoa yang tidak memiliki
kriteria progresif, seperti berenang dalam lingakran kecil, ekor/ flagel yang
sulit menggerakkan kepala, atau hanya ekor saja yang bergerak. Dan yang
ketiga yakni Immotility (IM) sperma yang tidak bergerak sama sekali.
Hasil perhitungan motilitasnya sperma yang diamati ialah 76,13 %
dan masih dalam kategori sperma yang baik dan subur, hal tersebut
berdasarkan Nuraini (2012) dalam jurnal makara kesehatan yang mengatakan
bahwa motilitas sperma dikatakan baik jika jumlah spermatozoa yang bergerak
(motile) lebih dari 50%. Berdasarkan jurnal e-Clinic, Hermanus dkk (2016)
rendahnya nilai motilitas sperma dapat disebabkan oleh lamanya sperma
berada diluar tubuh karna mudah mengalami kematian jika tidak ada perlakuan
khusus, kemudian sperma yang mati akan menjadi toksik terhadap spermatozoa
yang masih hidup. Hasil pengamatan sperma baik secara makroskopis dan
mikroskopis pada praktikum tersebut kemungkinan besar memiliki kesalahan.
Beberapa kesalahan yang dapat terjadi yakni kurangnya ketelitian dari
praktikan dalam mengamati sperma baik secara makroskopis dan mikroskopis.
Selain itu, alat yang digunakan misalnya mikroskop tidak bagus sehingga dapat
mempengaruhi hasilnya pula.
Uji kehamilan menggunakan kodok jantan (Bufo sp.) disebut juga
percobaan Galli manini yang merupakan suatu uji kehamilan yang dapat
digunakan untuk mengetahui HCG pada urine wanita hamil. Percobaan ini
menggunakan objek yaitu Bufo sp. dan urine wanita hamil usia 2,1 – 3,5 bulan.
Katak jantan digunakan pada praktikum uji kehamilan karena katak mudah
didapatkan, mudah dibedakan jenis kelaminnya, dan sperma katak dapat dipicu
pengeluarannya dengan mudah. Hormon HCG (Human Choironic
Gonadotropin) yang terdapat didalam urine wanita hamil yang dimasukkan ke
dalam kloaka katak jantan akan menyebabkan katak jantan mengeluarkan
sperma. Hormon tersebut saat disuntikkan pada katak akan merangsang
sperma katak berkembang sehingga katak tersebut mengalami estrus (birahi).
Hal ini dikarenakan HCG mempunyai sifat seperti LH. Sebelumnya katak
tersebut diuji apakah memiliki sperma atau tidak dengan cara memberikan
ransangan untuk mengeluarkan urin dan mendeteksi keberadaan spermanya
sehingga meyakinkan katak itu jantan. Dapat juga dilihat dengan adanya tanda
bintil-bintil pada jari dan kulit leher berwarna kuning agak kemerahan dan bila
dipegang akan mengeluarkan suara. Percobaan tersebut akan membandingkan
urin katak yang disuntikkan dengan aquades, urin wanita hamil, urin wanita
tidak hamil, urin wanita hamil yang ditambahkan dengan aquades. Berdasarkan
hasil pengamatan menggunakan mikroskop, untuk urin kodok yang disuntikkan
dengan aquades, urin wanita hamil dan urin wanita tidak hamil, baik sebelum
maupun sesudah disuntikkan tidak terlihat adanya sperma (hasilnya negatif)
pada semua percobaan.
Alat uji kehamilan sederhana untuk dipakai di rumah (home
pregnancy test, HPT) yang biasa dikenal dengan Test Pack merupakan alat
praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal yang
menggunakan urine. Urine yang digunakan yaitu air seni pertama setelah
bangun pagi, karena konsentrasi hormon HCG pada saat itu tinggi dalam urine.
Test pack di rancang sedemikiaan rupa untuk mempermudah penggunaan bagi
orang awam. Dengan test pack, uji kehamilan dapat dilakukan sendiri di rumah
dan hasilnya dapat ditunggu beberapa menit saja. Bentuk test pack ini ada dua
macam, setrip dan compact. Bentuk setrip harus dicelupkan ke dalam urine
yang telah ditampung pada sebuah wadah atau disentuhkan pada urine waktu
buang air kecil. Sedangkan bentuk compact dengan meneteskan urine langsung
pada bagian tertentu dari alatnya. Berdasarkan hasil pengamatan, uji tes
kehamilan menggunakan test pack didapatkan hasil yang menunjukan adanya
dua buah garis merah yang terlihat jelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa
terdapatnya HCG dalam urin sehingga hasilnya positif hamil, dimana garis
pertama sebagai penanda tes dilakukan dengan benar atau test pack
mendapatkan cukup air seni untuk diuji, sementara garis kedua mendeteksi ada
tidaknya HCG. Hasil pengamatan kedua terdapat garis merah pada tes peck
yang disentuhkan pada urine praktikan, yang ditandai dengan 1 garis merah.
Hal tersebut menunjukkan tidak adanya HCG dalam urine sehingga hasilnya
negative hamil. Beberapa kesalahan yang dapat terjadi dalam praktikum
tersebut diantaranya: praktikan yang kurang tepat dalam menyuntikkan jumlah
urin, sehingga jumlah urin yang masuk kurang atau bahkan berlebihan. Selain
itu, urin yang digunakan untuk uji kehamilan kurang sesuai.
G. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, dan pembahasan,
maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Sperma yang baik dan subur ialah sperma yang memiliki mortalitas
lebih dari 50 %
b. Kehamilan adalah serangkaian proses yang diawali dari konsepsi atau
pertemuan antara ovum dengan sperma dan dilanjutkan dengan
fertisilisasi, nidasi dan implantasi
c. Uji kehamilan berarti menguji adanya HCG dalam urin yang
mengindikasikan orang tersebut hamil
d. Tes kehamilan ada 2 cara, yaitu menggunakan test pack dan metode
Galil Mainini.
e. Tes kehamilan menggunakan test pack, hasil positif menunjukan dua
garis merah dimana garis pertama sebagai penanda tes dilakukan
dengan benar atau test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji,
sementara garis kedua mendeteksi ada tidaknya HCG dan hasil negatif
menunjukan satu garis merah.
f. Uji Galli mainini pada katak jantan gagal, tidak ada hasil pengamatan.
2. Saran
Terimakasih atas bimbingannya selama praktikum. Semoga sukses
kakakku. Aamiin…
DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sri Harti., Estuningsih dan Heni Nurkusumawati. 2013. Pemeriksaan


HCG (Human Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini
Secara Immunokromatografi. Jurnal KesMaDaSka. Vol 1 (1):1-4.
Ibrahim. Zr. Christina.S. 2007. Perawatan Kebidanan I. Jakarta: Bhratara
Nuraini, dkk. 2012. Penyuntikan Ekstrak BiJi Carca papaya L. Varietas
Cibinong Pada Macaca fascicularis L. Dan Kualitas Spermatozoa Kadar
Hormon Testosteron. Jurnal Makara Kesehatan. 16: 9-16
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Renowati dan Sri Suharlina. 2018. Uji Kesesuaian Pemeriksaan Kehamilan
Metode Strip Test dengan Metode Aglutinasi. Prosiding Seminar
Kesehatan Perintis. Vol 1 (1): 1-5.
Sacher, Ronald A. Richard, A. McPherson.2004. Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium Edisi 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai