DISUSUN OLEH:
dr. ARIKAH NADIAH ULFAH
NIP. 19930214 201903 2 004
Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan II
Laporan Pelaksanaan Aktualisasi ini telah disetujui oleh Pembimbing dan Mentor serta siap
untuk diseminarkan.
Telah diperiksa dan disetujui pada hari Selasa, tanggal 29 Oktober 2019
COACH/PEMBIMBING MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
NILAI – NILAI DASAR PNS
OLEH:
PENGUJI
Drs. TARMIZI, MM
NIP. 19620113 198607 1 001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT dengan Rahmat dan Karunia-Nya
Laporan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan II Kota Banda Aceh Tahun 2019 dapat diselesaikan. Laporan
ini dapat diselesaikan atas partisipasi banyak pihak sehingga pada kesempatan ini
penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota
Banda Aceh
2. Direktur RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh;
3. dr. Syariful Anwar H, Sp.B selaku mentor dan atasan langsung yang telah
memberikan arahan, masukan, serta saran atas kegiatan aktualisasi;
4. Bapak Drs. Zulkifli Ahmad, MM selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, masukan, dan pengarahan sejak rancangan kegiatan, pelaksanaan
kegiatan aktualisasi, dan pembuatan laporan;
5. Bapak Drs. Tarmizi, MM selaku penguji;
6. Seluruh panitia pelaksana Latsar CPNS Gol. III Angkatan II Tahun 2019 Kota
Banda Aceh;
7. Teman seperjuangan di Latsar CPNS Gol. III Angkatan II Tahun 2019 Kota
Banda Aceh.
Penyusun berupaya agar laporan ini dapat memberikan gambaran mengenai
Aktualisasi nilai-nilai dasar PNS. Penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan…………………………………………………………….. ii
Lembar Pengesahan…………………………………………………………….. iii
Kata Pengantar………………………………………………………………….. iv
Daftar Isi………………………………………………………………………… v
Daftar Tabel…………………………………………………………………….. vii
Daftar Gambar………………………………………………………………….. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………….. 1
1.2 Tujuan Penulisan……………………………………….. 2
1.3 Ruang Lingkup…………………………………………. 3
1.3.1 Tempat Pelaksanaan……………………………. 3
1.3.2 Waktu Pelaksanaan…………………………….. 3
1.3.3 Permasalahan/Isu……………………………….. 3
1.4 Deskripsi Organisasi Tentang Tugas dan Fungsi………. 3
1.4.1 Gambaran Umum Organisasi…………………… 3
1.4.2 Struktur Organisasi……………………………… 5
1.4.3 Visi dan Misi Rumah Sakit……………………… 5
1.4.4 Tugas Pokok dan Fungsi………………………… 6
v
2.3 Analisis Isu dengan USG………………………………... 15
2.3 Core Issue Terpilih………………………………………. 16
2.4 Rancangan Aktualisasi…………………………………... 17
2.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi…………………………….. 25
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………… 41
4.2 Saran…………………………………………………….. 41
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 42
BIODATA PENULIS…………………………………………………………… 43
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
alam bebas, pelatihan jarak jauh dan/atau magang. Sehingga, pada akhir kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS dibentuk ASN profesional yang berkarakter dalam
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan perekat dan pemersatu bangsa. Selanjutnya, para ASN diharapkan mampu
menginternalisasi, menerapkan, mengaktulisasikan, serta membuat nilai-nilai yang
telah ditanamkan menjadi kebiasaan (habituasi).
Salah satu tahapan penting dalam pelatihan dasar CPNS adalah aktualisasi yang
dilakukan pada masing-masing instansi peserta. Pada tahapan aktualisasi ini, peserta
diajak untuk menerapkan nilai-nilai dan prinsip dasar ASN yang telah dipelajari
selama proses pelatihan klasikal. Dengan dilakukannya aktualisasi tersebut, ASN
dilatih potensi dan kemampuannya sebagai pelayan masyarakat yang mempunyai
peranan penting dalam proses pelayanan publik sebagai salah satu tugasnya.
Sebagai dokter umum yang bertugas pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh, saya merasa perlu untuk menyelesaikan
isu yang ada sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang saya emban. Salah satu isu
yang membutuhkan solusi segera pada unit tempat saya bertugas adalah belum
optimalnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang triage di Instalasi
Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh. Oleh karena
itu, pada rangkaian Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil ini, saya melakukan
kegiatan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Pemahaman Pasien dan Pendamping
Pasien tentang Triage di IGD RSUD Meuraxa”.
2
1.3 Ruang Lingkup
1.3.1 Tempat Pelaksanaan
Aktualisasi kegiatan nilai-nilai dasar ASN dilaksanakan di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda Aceh.
1.3.2 Waktu Pelaksanaan
Seluruh kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN telah terealisasi sesuai
rencana, yakni pada kurun waktu tanggal 29 September – 28 Oktober 2019.
1.3.3 Permasalahan/Isu
Pada Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Kota Banda
Aceh terdapat permasalahan yang diangkat oleh penulis dalam pelaksanaan kegiatan
Aktualisasi yang dikaji yaitu “Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping
pasien tentang triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa
Kota Banda Aceh.”
3
sebagai rumah sakit Pendidikan Jejaring, untuk Fakultas Kedokteran Universitas
Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran Unimal Lhokseumawe, Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Medan, serta juga dapat digunakan sebagai lahan
pendidikan untuk Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala dan berbagai Institusi pendidikan
Kedokteran dan kesehatan lainnya.
4
1.4.2 Struktur Organisasi
Struktur RSUD Meuraxa yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
MISI
Misi RSUD Meuraxa adalah:
1. Memberikan Pelayanan secara Profesional Sesuai Syariah
2. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
3. Meningkatkan Kualitas dan Kesejahteraan Pegawai Rumah Sakit
4. Menyelenggarakan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
5. Melaksanakan Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kesehatan
6. Menciptakan Lingkungan dan Budaya Kerja yang Sehat Sesuai Syariah
5
NILAI NILAI (ISLAMI)
I : Ikhlas (Memberi Pelayanan dengan Hati nurani)
S : Sakinah ( Sejahtera, nyaman)
L : Latifah (Lemah lembut)
A : Amanah (Penuh tanggung jawab)
M : Mawaddah (Teduh, tentram, damai)
I : Ibadah (Pengabdian)
6
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/ on call;
33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
7
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
2.1.1 Akuntabilitas
8
3. Integritas
Integritas adalah keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan
Keadilan kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan ini yang
akan melahirkan akuntabilitas.
7. Keseimbangan
Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan
Pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab harus memiliki gambaran yang
jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
2.1.2 Nasionalisme
9
maka dikembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Nilai-nilai Persatuan Indonesia
Bangsa Indonesia menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan
bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan. Persatuan
dikembangkan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
4. Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Manusia Indonesia menjungjung tinggi dan menghayati hasil dari keputusan
musyawarah, karena itu semua pihak harus mau untuk menerima dan melaksanakan
hasil musyawarah dengan penuh tanggung jawab. Kepentingan bersama lebih utama
daripada kepentingan pribadi atau golongan. Keputusan yang diambil harus
menjunjung tinggi nilai keadilan serta dapat dipertanggung jawabkan.
5. Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hak dan kewajiban itu sama kedudukannya dalam menciptakan keadilan dalam
masyarakat. Perlu dikembangkan perbuatan yang luhur dan sikap kegotong-royongan
dan kekeluargaan. Maka perlu kesinambungan antara hak dan kewajiban untuk
menjaga keadilan terhadap sesama.
10
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
12. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
13. Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak. Nilai-nilai anti korupsi antara lain:
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan
integritas seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
11
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur dan transparan serta
tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Kejujuran juga akan
terbawa dalam bekerja sehingga dapat membantengi diri terhadap godaan untuk
berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa social tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita dan
membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa social tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk
menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
tergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja
secara efektif. Jejaring sosial yang dimiliki pribadi yang mandiri dimanfaatkan untuk
menunjang pekerjaannya tetapi tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disipilin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan
dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai
pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan
yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya
akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, Negara, dan
bangsanya. Dengan Kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Perbedaan nyata akan jelas telihat antara seseorang yang mempunyai etos kerja
12
dengan tidak memilikinya. Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan
kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
Ia mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan. Kekayaan
utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa
mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga berani
berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan teman-teman
sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima
sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari
apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi
kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin
mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
13
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme dengan
memahami kedudukan, peran, hak dan kewajiban. Manajemen ASN akan
diselenggarakan dengan sistem merit. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen
ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Manajemen
ASN meliputi manajemen PNS dan manajemen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan
Perjanjian Kerja). Mekanisme Pengelolaan ASN, meliputi: Penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier, pola karier,
promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan. Manajemen
PPPK, meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan
hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan.
14
2.2.3 Whole of Government (WoG)
WOG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program, dan pelayanan publik. Ada 3 (tiga) alasan yang
menyebabkan WOG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang
mendapatkan perhatian dari pemerintah, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor eksternal
Seperti dorongan publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program
pembangunan, dan pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih
baik.
2. Faktor internal
Dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas sektoral sebagai akibat dari
adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
3. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendorong adanya potensi disintegrasi bangsa.
Terdapat beberapa cara pendekatan WOG yang dapat dilakukan, baik dari sisi
penataan institusi formal maupun informal, yaitu sebagai berikut:
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
2. Membentuk lembaga koordinasi khusus
3. Membentuk gugus tugas
4. Koalisi sosial
2.3 Analisis Isu dengan USG
Rancangan aktualisasi ini dimulai dengan mengidentifikasi isu yang muncul
pada instansi kerja, yaitu pada Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa. Beberapa isu
muncul kemudian di inventarisir dengan mengkategorikannya ke dalam tiga prinsi
ASN yaitu: 1) Manajemen ASN, 2) Pelayanan Publik, 3) Whole of Government
(WOG).
Proses identikasi isu tersebut menggunakan dua alat bantu penetapan kriteria
kualitas isu yaitu USG (Urgency, Seriousness, Growth). Urgency artinya seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindak lanjut. Seriousness merujuk
pada seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan. Growth menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya
15
isu tersebut jika tidak ditangani segera. Rentang penilaian yang digunakan pada
matriks USG adalah dengan memberikan skor 1 – 5, semakin tinggi skor menunjukkan
bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat serius untuk segera ditangani.
Analisis core issue untuk menyaring tiga permasalahan besar menjadi satu core
issue yang akan diangkat menjadi permasalahan dalam aktualisasi ini. Hasil analisis
isu dengan USG dapat dilihat pada tabel berikut.
ANALISIS DAMPAK
1. Timbulnya rasa ketidakpuasan dari pasien terhadap pelayanan rumah sakit
2. Menurunkan mutu pelayanan rumah sakit
3. Berkembangnya stigma negatif tentang rumah sakit
4. Berpotensi timbulnya kekacauan pada saat pelayanan
16
2.4 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pemahaman pasien dan
pendamping pasien tentang triage di IGD RSUD
Meuraxa
2. Kurangnya pengetahuan pasien asma terhadap
pencegahan asma berulang di RSUD Meuraxa
3. Belum optimalnya penerapan pemisahan
sampah medis dan non medis di kalangan
petugas medis IGD RSUD Meuraxa
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pemahaman pasien dan
pendamping pasien tentang triage di IGD RSUD
Meuraxa
17
Nama dr. ARIKAH NADIAH ULFAH
Unit Kerja RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh
Identifikasi Isu Aktual 1. Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa
2. Kurangnya pengetahuan pasien asma terhadap pencegahan asma berulang di RSUD Meuraxa
3. Belum optimalnya penerapan pemisahan sampah medis dan non medis di kalangan petugas medis IGD RSUD
Meuraxa
Isu Aktual yang diangkat 1. Belum optimalnya pemahaman pasien dan pendamping pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa
Gagasan Pemecahan Isu Aktual 1. Optimalisasi Pemahaman Pasien dan Pendamping Pasien tentang Triage di IGD RSUD Meuraxa
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1.1 Menemui atasan Hasil : Atasan mengerti Saya mengucapkan Kegiatan konsultasi Sesuai dengan nilai
konsultasi rancangan kegiatan salam, menunjukkan dengan atasan mawaddah dan
rencana kegiatan yang akan serta sikap hormat dan sopan mendukung visi dan latifah.
aktualisasi memberikan izin untuk saat menjumpai atasan. misi dari rumah sakit
dengan atasan melakukan rancangan (Nasionalisme dan Etika yaitu menciptakan
kegiatan di IGD Publik) lingkungan dan budaya
Output : Foto dan kerja yang sehat dan
Video Dokumentasi sesuai syariah
18
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
19
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
2. Mempersiapkan 2.1 Mempersiapkan Hasil dan Output: Saya mempersiapkan Hal ini sesuai dengan Hal ini sesuai nilai
media sosialisasi dan mendesain Media sosialisasi dalam dan merancang media misi meningkatkan amanah dan ikhlas.
dan bahan media sosialisasi bentuk banner dan sosialisasi dengan sarana dan prasarana
evaluasi berupa banner bahan evaluasi berupa inovatif dengan rumah sakit serta
pemahaman soal pre test dan post menggunakan bahasa menyelenggarakan
berupa pre tes test, Foto dan Video Indonesia yang sopan pendidikan, penelitian
dan post tes Dokumentasi dan santun sehingga dan pengabdian
mudah dimengerti dan masyarakat.
jelas, agar pasien dapat
memahami informasi
tersebut. Bahan juga
disusun berdasarkan
literatur yang ada.
(Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi)
20
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
yang ada.
(Akuntabilitas,
Komitmen Mutu, Etika
Publik dan Anti
Korupsi)
21
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
22
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
4. Membagikan 4.1 Mempersiapkan Hasil : Buku Saku Saya mempersiapkan Kegiatan pembagian Menguatkan nilai
buku saku dan mendesain dan merancang buku buku saku sesuai Latifah dan
tentang triage buku saku Output: Foto dan Video saku dengan inovatif dengan misi organisasi mawaddah.
kepada pasien Dokumentasi dengan menggunakan yaitu
dan pendamping bahasa Indonesia yang menyelenggarakan
pasien sopan dan santun pendidikan, penelitian
sehingga mudah dan pengabdian
dimengerti dan jelas, masyarakat.
agar pasien dan
pendamping pasien
dapat memahami
informasi tersebut.
Bahan juga disusun
berdasarkan literatur
yang ada.
(Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika
Publik dan Komitmen
Mutu)
23
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
memudahkan
pemahaman
tentang triage
5. Melakukan 5.1 Menilai dan Hasil : Hasil rekap nilai Saya mengevaluasi hasil Kegiatan ini sesuai Meningkatkan nilai
evaluasi kegiatan membandingkan pre tes dan post tes lembar jawaban pre dan dengan misi organisasi ikhlas, amanah dan
rancangan hasil pre tes dan serta Laporan Tertulis pos tes secara jujur dan yaitu ibadah
aktualisasi dan pos tes transparan serta dapat menyelenggarakan
pelaporan dipertanggung pendidikan, penelitian,
kegiatan Output : Lembar jawabkan. dan pengabdian
jawaban pre tes dan (Akuntabilitas, Etika masyarakat serta
post tes, foto dan video Publik dan Anti menciptakan
dokumentasi Korupsi) lingkungan dan budaya
kerja yang sehat sesuai
syariah.
24
RENCANA JADWAL KEGIATAN
Septem
Oktober
ber
No Kegiatan
29 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Melakukan konsultasi
1. rencana kegiatan
aktualisasi dengan atasan
Mempersiapkan media
sosialisasi dan bahan
2.
evaluasi pemahaman
berupa pre tes dan post tes
Melaksanakan sosialisasi
kepada pasien dan
3. pendamping pasien
tentang triage di IGD
RSUD Meuraxa
Melakukan evaluasi
kegiatan rancangan
5.
aktualisasi dan pelaporan
kegiatan
Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan Aktualisasi
25
BAB III
AKTUALISASI, HABITUASI, ANALISIS
26
4. Meminta izin kepada penanggung jawab IGD untuk
melakukan sosialisasi tentang triage di IGD
Nilai Dasar :
Nasionalisme : Mengucapkan salam (religius: sila ke 1)
Etika Publik : Sopan dan hormat
Kontribusi Dengan saya meminta izin serta berdiskusi dengan atasan saya
Terhadap Visi telah menjalankan visi dan misi organisasi yaitu menciptakan
Misi Organisasi lingkungan dan budaya kerja yang sehat sesuai syariah.
Dengan saya mengajukan permohonan izin untuk melakukan
Penguatan Nilai rancangan kegiatan ini saya telah menjalankan nilai organisasi
Organisasi yaitu mawaddah (teduh, tentram, dan damai) dan latifah (lemah
lembut)
Jika pada tahapan kegiatan menemui atasan, menjelaskan dan
meminta masukan serta izin dari atasan mengenai rancangan
aktualisasi, saya tidak mengucapkan salam (Nasionalisme),
menerapkan nilai sopan dan hormat (Etika Publik), tidak
memberi kejelasan (Akuntabilitas), tidak berani (Anti
Korupsi) menjelaskan rancangan serta tidak
Analisis Dampak
bermusyarawarah dan menghargai pendapat
(Nasionalisme) atasan, maka atasan tidak mengerti tentang
rancangan kegiatan dan saya tidak mendapat izin untuk
melakukan kegiatan, sehingga kegiatan aktualisasi saya tidak
dapat terlaksana dan tidak dapat dilanjutkan ke tahap
selanjutnya.
Tabel 3.1 Aktualisasi Kegiatan 1
27
Gambar 3.2 Menjelaskan maksud dan tujuan serta meminta arahan dan masukan
mengenai rancangan kegiatan
Gambar 3.3 Meminta izin kepada penanggung jawab IGD untuk melakukan
sosialisasi
28
Nasionalisme : Menggunakan bahasa Indonesia (sila
ke 2)
Etika Publik : Sopan dan santun
Komitmen Mutu : Berorientasi Mutu, Inovatif
Anti Korupsi : Mandiri
29
Gambar 3.4 Mendesain media sosialisasi berupa banner
Gambar 3.5 Mempersiapkan soal pretes dan posttes tentang triage di IGD
Gambar 3.6 Berkoordinasi dengan bagian humas untuk pencetakan dan pemasangan
media sosialisasi
30
3.1.3 Aktualisasi Kegiatan 3
Melaksanakan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
Kegiatan 3
pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa
Tanggal 7 – 26 Oktober 2019
Lampiran Foto dan Video Dokumentasi
Kegiatan ini merupakan proses sosialisasi kepada pasien dan
Deskripsi Proses pendamping pasien mengenai sistem triage yang diterapkan di
IGD RSUD Meuraxa.
1. Menempatkan media banner di ruang triage
Nilai Dasar :
Komitmen Mutu : Efektif
31
Saya menempatkan banner dengan efektif, jika saya tidak
menempatkan dengan efektif (Komitmen Mutu), maka pasien
dan pendamping pasien tidak dapat melihat dan membaca
banner yang saya buat. Pada tahapan kegiatan menjelaskan
cara pengisian pre tes, post tes dan memberikannya kepada
pasien dan pendamping pasien lalu mensosialisasikan tentang
triage, jika saya tidak memberikan penjelasan dengan jelas,
Analisis Dampak
tidak transparan dan tidak dapat dipertanggung jawabkan,
(Akuntabilitas), tidak berorientasi mutu (Komitmen
Mutu), tidak sopan dan jujur (Etika Publik), tidak berani
(Anti Korupsi), berlaku diskriminatif (Nasionalisme), maka
pasien dan pendamping pasien tidak antusias terhadap kegiatan
yang saya lakukan dan optimalisasi pemahaman yang
diharapkan menjadi tidak tercapai.
Tabel 3.3 Aktualisasi Kegiatan 3
Gambar 3.8 Memberikan soal pretes dan post tes kepada pasien dan pendamping
pasien
32
Gambar 3.9 Sosialisasi tentang triage di IGD
33
2. Membagikan buku saku kepada pasien dan pendamping
pasien agar semakin memudahkan pemahaman tentang
triage
Nilai Dasar :
Etika Publik : Sopan dan Ramah
Kontribusi Kegiatan sosialisasi ini sesuai dengan misi organisasi yaitu
Terhadap Visi menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian
Misi Organisasi masyarakat.
Dengan melakukan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
Penguatan Nilai
pasien, saya telah menjalankan nilai organisasi yaitu
Organisasi
menguatkan nilai ikhlas, latifah, amanah dan ibadah.
Saya mempersiapkan dan mendesain buku saku dengan jelas,
menggunakan bahasa Indonesia yang sopan, didasari sumber
literatur yang sesuai, jika saya mempersiapkan dan mendesain
buku saku dengan tidak jelas (Akuntabilitas), tidak
menggunakan bahasa Indonesia (Nasionalisme) yang sopan
(Etika Publik), tidak didasari sumber literatur yang sesuai
Analisis Dampak (Komitmen Mutu) maka buku saku yang saya buat tidak dapat
dimengerti oleh pasien dan pendamping pasien serta
pemahaman yang ingin disampaikan tidak dapat diserap
dengan baik. Ketika membagi buku saku apabila saya bersikap
tidak sopan (Etika Publik), maka pasien dan pendamping
tidak akan menerima buku dan membacanya sehingga
optimalisasi pemahamanpun tidak tercapai.
Tabel 3.4 Aktualisasi Kegiatan 4
34
Gambar 3.11 Membagikan buku saku kepada pasien dan pendamping pasien
35
transparan, bertanggung jawab (Akuntabilitas), menjaga
rahasia (Etika Publik) dan jujur serta mandiri (Anti
Korupsi), saya tidak dapat mengetahui apakah kegiatan yang
direncanakan tersebut berhasil atau tidak, sehingga nantinya
diharapkan adanya perubahan terhadap hal-hal yang belum
maksimal dan penerapan nilai-nilai tersebut membuat
laporannya dapat dipertanggung jawabkan.
Tabel 3.5 Aktualisasi Kegiatan 5
Gambar 3.12 Menilai dan membandingkan hasil pre tes dan pos tes
36
Gambar 3.14 Membuat laporan kegiatan
3.2 Habituasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses pembiasaan
pada/dengan sesuatu supaya menjadi terbiasa atau terlatih untuk melakukan sesuatu
yang bersifat intrinsik pada lingkungan kerjanya. Pada masa off Campus selama 30
hari, saya berusaha menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA sehingga menjadi habituasi
agar menjadi seorang ASN yang profesional sehingga kinerja dapat optimal dan
menghasilkan pelayanan yang prima.
1. Nilai Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Ada 9 nilai
akuntabilitas yang harus dimiliki oleh ASN yaitu Kepemimpinan, Transparansi,
Integritas, Tanggung Jawab , Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan,
dan Konsistensi.
Selama menjalankan aktualisasi nilai-nilai ini saya terapkan disemua tahapan
kegiatan mulai dari melakukan konsultasi tentang rencana kegiatan aktualisasi dengan
atasan, mempersiapkan media sosialisasi dan bahan evaluasi pemahaman berupa pre
tes dan post tes, melaksanakan sosialisasi kepada pasien dan pendamping pasien
tentang triage di IGD RSUD Meuraxa, membagikan buku saku tentang triage kepada
pasien dan pendamping pasien hingga melakukan evaluasi kegiatan rancangan
aktualisasi dan pelaporan kegiatan. Penerapan nilai nilai dalam akuntabilitas ini
menjadi kunci dalam setiap kegiatan sehingga diperoleh pelayanan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
37
2. Nasionalisme
Nilai-nilai dasar Nasionalisme yaitu Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
Nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Nilai-nilai Persatuan Indonesia,
Nilai-nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, dan Nilai-nilai Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia.
Selama menjalankan aktualisasi nilai-nilai nasionalisme saya terapkan dalam
tahapan kegiatan yaitu melakukan konsultasi tentang rencana kegiatan aktualisasi
dengan atasan, mempersiapkan media sosialisasi dan bahan evaluasi pemahaman
berupa pre tes dan post tes, melaksanakan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa, dan membagikan buku saku tentang
triage kepada pasien dan pendamping pasien. Mulai dari mengucapkan salam dan
bermusyawarah ketika bertemu dan berkonsultasi dengan atasan, saat merancang
media sosialisasi maupun bahan evaluasi pemahaman menggunakan bahasa Indonesia
mencerminkan nilai cinta tanah air, lalu berkoordinasi dengan bagian humas
mencerminkan nilai kerja sama, melakukan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
pasien dengan tidak diskriminatif, dan merancang buku saku dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sangat mendukung nilai-nilai
nasionalisme.
3. Etika publik
Etika publik merupakan refleksi atas standar/norma yang menentukan
baik/buruk, benar/salah tindakan keputusan, perilaku untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai nilai dalam
etika publik adalah Jujur, Tanggung Jawab, Integritas Tinggi, Cermat, Disiplin,
Hormat, Sopan, Taat Peraturan, Taat Perintah, dan Menjaga Rahasia.
Semua langkah dalam aktualisasi dilakukan dengan mengutamakan etika
publik yaitu mulai dari melakukan konsultasi tentang rencana kegiatan aktualisasi
dengan atasan, mempersiapkan media sosialisasi dan bahan evaluasi pemahaman
berupa pre tes dan post tes, melaksanakan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa, membagikan buku saku tentang triage
kepada pasien dan pendamping pasien hingga melakukan evaluasi kegiatan rancangan
aktualisasi dan pelaporan kegiatan. Nilai etika publik dapat terlihat dari selalu sopan,
santun dan hormat baik kepada atasan saat meminta izin dan konsultasi maupun saat
38
melakukan sosialisasi pada pasien dimana terlebih dahulu meminta izin kepada
penderita dengan sopan dan ramah.
4. Komitmen mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Nilai-nilai dasar Komitmen Mutu adalah Efektivitas,
Efisiensi, Inovasi, dan Berorientasi Mutu.
Selama menjalankan aktualisasi nilai-nilai komitmen mutu saya terapkan pada
tahapan kegiatan mempersiapkan media sosialisasi dan bahan evaluasi pemahaman
berupa pre tes dan post tes, melaksanakan sosialisasi kepada pasien dan pendamping
pasien tentang triage di IGD RSUD Meuraxa, dan membagikan buku saku tentang
triage kepada pasien dan pendamping pasien. Pada pembuatan alat sosialisasi yaitu
pembuatan banner dan buku saku yang mudah dimengerti, diingat, dilihat dan dibawa
serta berdasarkan literatur yang ada agar dapat digunakan peserta sebagai media
pembelajaran yang efisien dalam penyampaian pesan. Selain itu penempatan banner
juga ditempat yang tepat agar mudah dilihat oleh pasien dan pendamping pasien,
sehingga tercapai nilai efektif. Penggunaan banner dan buku saku sebagai upaya
optimalisasi pemahaman ini juga bias menjadi suatu inovasi.
5. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas
segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara
langsung maupun tidak. Nilai-nilai anti korupsi antara lain Jujur, Peduli, Mandiri,
Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani, dan Adil.
Selama aktualisasi nilai antikorupsi dilakukan di tahapan kegiatan melakukan
konsultasi tentang rencana kegiatan aktualisasi dengan atasan, mempersiapkan media
sosialisasi dan bahan evaluasi pemahaman berupa pre tes dan post tes, melaksanakan
sosialisasi kepada pasien dan pendamping pasien tentang triage di IGD RSUD
Meuraxa, dan melakukan evaluasi kegiatan rancangan aktualisasi dan pelaporan
kegiatan.
39
3.3 Analisis
3.3.1 Faktor Pendukung
1. Atasan dan mentor memberi dukungan penuh terhadap kegiatan
aktualisasi yang saya lakukan
2. Seluruh tenaga medis dan paramedis di IGD sangat mendukung kegiatan
aktualisasi ini demi memaksimalkan pelayanan kesehatan di IGD
3. Pasien dan pendamping pasien sangat antusias ikut berpartisipasi dengan
kegiatan aktualisasi yang saya lakukan
4. Sarana dan prasarana rumah sakit yang tersedia juga mendukung
berlangsungnya kegiatan aktualisasi seperti adanya ruang dengan bangku
dan meja yang tersedia
3.3.2 Faktor Penghambat
1. Pasien dan pendamping pasien belum sepenuhnya memahami sistem
triage di IGD
2. Media sosialisasi dan sosialisasi dengan menggunakan bahasa Indonesia
agak sulit dipahami oleh sebagian pasien dan pendamping pasien yang
terbiasa menggunakan bahasa Aceh dalam berkomunikasi.
3. Sosialisasi pada pasien dan pendamping pasien yang dilakukan di
lingkungan IGD RSUD Meuraxa tidak dapat dilakukan secara massal
mengingat keterbatasan sarana dan prasarana pada tempat tersebut,
sehingga saya mengantisipasi hal tersebut dengan sosialisasi dari satu bed
pasien ke bed pasien lainnya atau di ruang triage.
4. Keterbatasan waktu dalam sosialisasi dari satu pasien ke pasien lainnya
juga menjadi hambatan dalam kegiatan ini karena pada umumnya pasien
dan keluarga akan cenderung mudah merasa bosan jika sosialisasi yang
dilakukan berlangsung cukup lama.
40
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1. Untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional tidak hanya
membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan tugas tetapi harus dapat
menanamkan nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Sehingga dapat menghasilkan
output yang berkualitas dan dapat membantu mencapai visi dan misi organisasi.
2. Dengan aktualisasi nilai-nilai dari ANEKA pada semua kegiatan yang telah
dilaksanakan sangat membantu dan menjaga visi dan misi organisasi, serta
mengoptimalkan pemahaman pasien dan pendamping pasien mengenai triage di
IGD RSUD Meuraxa Kota Banda Aceh.
4.2 SARAN
1. Nilai dasar profesi ASN pada peserta pelatihan dasar harus terus dipupuk dan
diaplikasi dalam diri ASN dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelayanan
publik.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
BIODATA PENULIS
43
Lampiran 1. Soal Pretest dan Posttest
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
5. Label warna hitam pada triage diberikan pada pasien dengan kondisi
B S
meninggal dunia.
6. Label warna hijau diberikan pada pasien dengan kondisi tidak gawat B S
tidak darurat dengan keluhan yang ringan-sedang.
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
5. Label warna hitam pada triage diberikan pada pasien dengan kondisi
B S
meninggal dunia.
6. Label warna hijau diberikan pada pasien dengan kondisi tidak gawat B S
tidak darurat dengan keluhan yang ringan-sedang.