PENDAHULUAN
1. Pendahu
ahulua
luan
Dengue
Dengue adalah
adalah suatu
suatu penyaki
penyakitt infeks
infeksii sistem
sistemik
ik yang
yang disebab
disebabkan
kan oleh virus
virus dengue.
dengue.
Secara awam dimasyarakat dengue dikenal sebagai Demam Berdarah. Padahal, penyakit yang
juga disebut Break Bone Fever ( Demam
Demam Pemat
Pematah
ah ulan
ulang
g ! ini
ini belu
belum
m tent
tentu
u bera
beraki
kibat
bat
menimbulkan petechiae dan demam. telah masa inkubasi "#$ hari, pasien mengalami onset
demam yang tiba#tiba, Demam yang dialami dapat berupa demam biasa, demam dengue, dan
Demam berdarah Dengue (Dengue %emorrhagic &ever# D%&!. Bila infeksi parah pasien dapat
mengalami Sindrom Syok Dengue ( Dengue Shock Syndrome# DSS!. 'ejala umum infeksi
dengue adalah demam tinggi, fenomena pendarahan (petechiae!, hepatomegali, dan syok. uga
disertai sakit kepala, nyeri retroorbital, erupsi maculopapular dan nyeri punggung yang disertai
dengan myalgia dan arthralgia$
Demam berdarah dengue (DBD! merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat
ini masih merupakan masalah kesehatan di )ndonesia khususnya kota besar. DBD merupakan
penyakit endemis dengan jumlah kasus yang meningkat di awal
a wal dan akhir musim penghujan dan
disertai adanya ledakan kasus setiap * tahunnya yaitu pada tahun +--, +, dan +-.+
/wal tahun
tahun sampai
sampai perten
pertengaha
gahan
n tahun
tahun 011",
011", )ndone
)ndonesia
sia mengha
menghadapi
dapi kasus
kasus demam
demam
berdarah yang sangat meresahkan masyarakat dan juga berdampak pada kepanikan petugas
kesehatan di rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain karena terjadi lonjakan pasien
yang dirawat di sarana#sarana pelayanan kesehatan. umlah kasus DBD di )ndonesia sejak
anuari sampai dengan 2ei 011" mencapai $".111 ()3 0,4 per +11.111 penduduk! dengan
kematian sebanyak 40" orang (53& +,+ 6!.0
)nfeksi virus Dengue disebabkan oleh virus Dengue yang terdiri dari " serotipe yaitu 7
D89#:,
D89#:, D89#0,
D89#0, D89#,
D89#, dan D89#".
D89#". 2anif
2anifest
estasi
asi klinis
klinis infeks
infeksii virus
virus dengue
dengue dapat
dapat berupa
berupa
keadaan asimtomatis hingga menimbulkan kematian. Demam simtomatik dapat berupa7 demam
dengan tidak terdeferensiasikan, Demam Dengue (DD!, dan DBD yang dapat disertai syok
(DSS
(DSS!! dan tanpa syok.0 DBD biasan
tanpa syok. biasanya
ya ditanda
ditandaii oleh
oleh peningka
peningkatan
tan permea
permeabil
bilita
itass kapile
kapiler,
r,
penurunan volume plasma, hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Penyakit ini
sudah diketahui sejak beberapa dekade yang lalu, tetapi patofisiologinya belum diketahui dengan
pasti. )nfeksi berat, ditandai oleh renjatan dan atau pendarahan , merupakan penyebab utama
kematian.+
ransmisi virus Dengue dapat terjadi pada berbagai usia dan keadaan, tidak terkecuali
pada kehamilan. Belum ada laporan mengenai angka kejadian DBD pada kehamilan di
)ndonesia, namun beberapa laporan kasus dari berbagai negara telah dipublikasikan. Penanganan
DBD pada
pada kehami
kehamilan
lan mempuny
mempunyai
ai aspek
aspek khusus
khusus karena
karena berbag
berbagai
ai perubah
perubahan
an fisiol
fisiologi
ogiss yang
yang
terjadi pada kehamilan menyebabkan perlunya modifikasi khusus dalam terapi cairan. +
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Demam dengue / dengue fever (DF) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi
salah satu dari empat serotipe virus dengue (D89 +, D89 0, D89 , D89 "! dan ditandai
dengan 7 nyeri seluruh badan, nyeri kepala, demam, rash, limphadenopati, dan lekopeni.0
Demam berdarah / Dengue hemorrhagic Fever (DHF) dan Dengue Shock Syndrome (DSS)
adalah manifestasi yang lebih serius dari penyakit ini dan biasanya dikaitkan dengan infeksi
serotipe virus yang berbeda dari infeksi yang pernah diderita sebelumnya. D%& ini ditandai oleh
adanya abnormalitas hemostatik dan meningkatnya permiabilitas vaskuler yang mana bisa
menimbulkan syok hipovolemik dan kematian.0
2.2 Epidemioloi
;aporan#laporan epidemiologik pertama tentang D& dan D%& ini terjadi pada tahun
+44#+4-1 di /sia, /frika, dan /merika <tara. erjadinya wabah yang hampir bersamaan di
ketiga benua tersebut menunjukkan bahwa virus#virus dan nyamuk vektor tersebut sudah
menyebar di seluruh dunia terutama di daerah tropik lebih dari 011 tahun. Sejak saat itu demam
dengue masih dianggap ringan dan tidak merupakan penyakit yang fatal bagi para pendatang di
daerah tropis. Pandemi global dari demam dengue ini dimulai di /sia enggara setelah perang
Dunia )) dan meningkat selama +* tahun berikutnya. Penyakit ini cepat menyebar karena
ditularkan oleh nyamuk /edes aegypti dan /edes albopictus.0
Di )ndonesia, penyakit ini mulai menjadi masalah sejak +4. Sampai uli +--, di D=)
akarta didapati case fatality rate +,+6, sedangkan untuk seluruh )ndonesia adalah 0,46. Di
&rench 'iuana, 5arles '. dkk., melaporkan sejak + anuari +0 sampai + /pril +-, didapati
fatal death rate sehubungan DBD sebesar +,$6 lebih tinggi dibanding angka rata#rata di bagian
ginekologi +,6. Di =arachi, Pakistan, >ureshi ./. dkk., pada saat endemis dari uni +"
sampai dengan September +*, dari +"* kasus yang berobat ke =han <niversity %ospital, "6
kasus berumur 01##1 tahun dan 4*6 laki#laki. Di 3epublik Dominika, ?entura /.=. dkk.,
melaporkan infeksi dengue menjadi hiperendemis sehingga infection rate pada ibu hamil $6
setiap minggu. 2elihat data epidemiologi tersebut, DBD merupakan suatu masalah yang cukup
serius karena angka kematian yang cukup tinggi dan terbanyak menyerang usia produktif. /ngka
ini cenderung meningkat sehingga kita harus waspada terhadap peningkatan insiden kehamilan
dengan DBD, yang dapat dijumpai terutama saat hiperendemis.
2.!. Pa"oenesis
?irus Dengue berasal dari monyet yang ditularkan ke manusia melalui vector nyamuk.
?irus ini merupakan ?irus 39/ positif berserat tunggal yang termasuk di dalam anggota
&lavivirus. 2orfologik, virion dengue berbentuk sferis dengan diameter nukleokapsid 1 nm dan
ketebalan selubung +1 nm sehingga diameter virion kira#kira *1 nm. Selubung virion
mempunyai peranan dalam fenomena hemaglutinasi, netralisasi, dan interaksi antara virus
dengan sel pada saat awal infeksi$
Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini, patogenesis DBD masih
kontroversial dan sedikit dimengerti. Berbagai teori telah dikemukakan oleh para ahli, tetapi
sampai saat ini belum ada yang dapat menjelaskan patogenesis DBD secara pasti.
Sejauh ini, beberapa teori yang berkaitan dengan patogenesis DBD yaitu7,*
?irus dengue secara genetik sangat bervariasi dan selalu berubah akibat proses seleksi
ketika virus bereplikasi, baik di tubuh manusia maupun nyamuk. Dengan demikian, terdapat
beberapa serotipe@strain virus yang memiliki virulensi lebih besar dari serotipe@strain yang
lain.Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan protein yang berbeda
=urane ) dkk. menyatakan bahwa berdasarkan data epidemiologi, telah dipostulasikan bahwa
respons imun terhadap virus dengue berperan dalam patogenesis demam berdarah dengue dan
sindroma syok dengue. 3espons imun pejamu juga berperan dalam mengontrol infeksi demam
dengue
.
&#. Teo$i Imunopa"oloi
3espon imun pada infeksi virus dengue mempunyai 0 aspek yaitu respon kekebalan atau
menimbulkan penyakit. Setelah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe maka akan terjadi
kekebalan terhadap virus ini dalam jangka panjang, namun tidak mampu memberi pertahanan
terhadap jenis serotipe virus yang lain, sehingga jika lain kali terinfeksi jenis virus dengan
serotipe beda akan terjadi infeksi yang berat.. eoti ini disebut teori infeksi sekunder. eori
infeksi sekunder masih diyakini oleh para ahli untuk menjelaskan patogenesis DBD. Berdasarkan
teori ini, apabila dalam jarak waktu $ bulan sampai * tahun setelah terinfeksi virus dengue
pertama kali penderita kemudian mendapatkan infeksi kedua dengan virus dengue serotipe yang
berbeda, maka penderita tersebut akan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita DBD
maupun sindroma syok dengue. /ntibodi pre#infeksi yang berasal dari serotipe yang lain tersebut
dikenal sebagai antibody dependent enhacement (/D8!. )a dapat meningkatkan infeksi dan
replikasi virus dengue dalam sel mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap interaksi tersebut,
terjedi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan pembuluh darah,
sehingga mengakibatkan hipovolemia dan syok.
In"e$a'si an"a$a Sis"em Pe$"ahanan Tu&uh dan infe'si (i$us. /kibat gigitan vector
/edes aegpty, ?irus dengue masuk dan menginfeksi jaringan tubuh. Di dalam jaringan virus
menginfiltrasi sel#sel tubuh terutama pada sel#sel retikulo endotelial dan sel endotel
pembuluh darah.
Pertahanan pertama tubuh diperankan oleh
&iAed makrofag yang memang telah ada di dalam
jaringan (eA 7 Sel =upffer dan histiosit !. 8fek
yang mula#mula terjadi adalah dengan
pembesaran sel#sel ini dengan cepat. =emudian,
banyak makrofag yang sebelumnya terikat
menjadi mobile. umlah makrofag yang
termobilisasi secara dini ini seringkali sangat
banyak.
=edua, terjadi migrasi neutrofil ke tempat
peradangan akibat pelepasan substansi kimia dan
cytokine oleh makrofag dan jaringan yang rusak.
uga terjadi migrasi monosit dimana nantinya
akan berubah menjadi makrofag (histiosit! dalam
jaringan. =edua sel darah putih ini bekerja dengan
cara marginasi, diapedesis, gerak kemotaktik, dan
Sel#sel granulosit ini hanya dapat bekerja memfagositir sel#sel yang telah terinfeksi oleh
virus dengue dan debris sel sehingga pertahanan seluler ini menjadi tidak efektif. )nfeksi dengue
yang merupakan infeksi sistemik menyebabkan hal serupa terjadi di seluruh tubuh. %al ini
menyebabkan timbulnya ;eukopenia$.
Pertahanan lebih lanjut dilakukan dengan dilepaskannya cytokine ();#+ dan 9&! yang
dikeluarkan oleh makrofag. at ini merupakan suatu mediator yang mengubah limfosit
menjadi sel# teraktivasi (#helper!. Selanjutnya, Sel #helper ini menginduksi perubahan
limfosit B menjadi sel Plasma yang akan memproduksi /ntibodi berupa immunoglobulin. Semua
reaksi imunitas ini tergabung dalam kompleks imun. Dimana reaksi kompleks imun ini yang
menjadi kunci terhadap patogenesis infeksi virus dengue$.
Bagan .0. Perjalanan interaksi virus dengan tubuh inang yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dinamika sirkulasi.
at#Cat mediator yang diproduksi oleh kompleks imun juga menginduksi terjadinya
peradangan, sehingga memperpanjang peradangan yang sudah ada. 8fek dari peradangan ini
mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran sehingga akan berpengaruh pada dinamika
sirkulasi. Beberapa at yang disebut Pirogen juga menginduksi terjadinya febris (demam!-.
• Penurunan hematokrit F 016 setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
• anda kebocoran plasma seperti 7 efusi pleura, asistes, atau hipoproteinemia.
Dari keterangan di atas terlihat perbedaan utama antara DD dan DBD ditemukan adanya
kebocoran plasma.
asimtomatik simtomatik
DD DBD
Bagan .. Spektrum =linis )nfeksi ?irus Dengue*
2# De$a+a" 'linis
<ntuk menentukan penatalaksanaan pasien infeksi virus dengue, perlu diketahui klasifikasi
derajat penyakit seperti tertera pada tabel .+."
Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien demam dengue adalah
melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah
tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis
pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture! ataupun deteksi antigen virus 39/
dengue dengan teknik 3#P53 (3everse ranscriptase Polymerase 5hain 3eaction!, namun
karena teknik yang rumit, yang berkembang saat ini adalah tes serologis (adanya antibodi
spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, )g2 maupun )g'!."
Parameter laboratori7",++
• ;eukosit, awalnya menurun@normal, pada fase akhir ditemui limfositosis relatif disertai
adanya limfosit plasma biru (;PB F +*6! yang pada fase syok akan meningkat.
• rombositopenia harus ditemukan pada DD dan DBD
• =elainan pembekuan darah dapat ditemukan sesuai dengan sesuai dengan derajat penyakit
• )g2 terdeteksi hari ke *, meningkat sampai minggu ))), menghilang setelah $1#1 hari
• )g' pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke +", pada infeksi sekunder mulai hari ke
abel .0. Pemeriksaan ;aboratori Diagnosis Demam Dengue@ Demam Berdarah Dengue++
Ha$i Jenis Peme$i'saan 0a"a"an/In"e$p$es"asi
Demam
+#0 %ematologi Biasanya normal
%b, %ct, %itung lekosit, %itung rombosit
%ematologi %emokonsentrasi (peningkatan %t≥016!
%emoglobin (%b!
%ematokrit (%ct! ;eukopenia
%itung lekosit ;imfositosis relatif (F"*6 dari total leuko atau F"6
dari total limfosit!
%itung trombosit rombositopeni (E+11.111@;! atau penurunan
serial
rombosit ,0@+11 eri@;PB (min dilihat +1 lapang
pandang!
"#4 %ematologi
%b aspadai D)5
%t (P F, /P F, D#Dimer G, atau fibrin monomer G,
%itung lekosit &ibrinogen E!
%itung trombosit )ndikasi pemberian darah7
%apus darah tepi #&&P 7 perdarahan masif, /PF +,* A 9
#rombosit 7 bila perdarahan masif
)munoserologi
/nti dengue )g2,)g' Peningkatan )g2 dan atau )g'
)g2 G, )g' # 7 inf. Primer
)g2 G, )g' G 7 inf. sekunder
)g2 #, )g' G 7 3iwayat terpapar@ dugaan inf. sekunder
)g2 #, )g' # 7 Bukan infeksi &lavirus, ulang #* hari
bila curiga
<ji %)
≥ +70*$1
)nf. sekunder &lavivirus
=imia
S'J@S'P , albumin
-#+1 %ematologi 9ormal pada fase penyembuhan
%b, %ct, %itung lekosit, %itung rombosit
++#+0 )munoserologi Peningkatan titer F "K
<ji %) H +7 +0-1 )nf. &lavirus akut primer
H +7 0*$1 )nf. &lavirus akut sekunder
3ujukan7
WH regional !uidelines on Dengue/ DHF prevention and control ("egional publication
#$/%$$$)
Diagnosis laboratory DBD terkini (symposium penanganan DBD terkiniL 3S Persahabatan, kt,
##1"!
Beberapa laporan kasus dan pengamatan dari )ndonesia, Pakistan, hailand, dan
2alaysia, gejala#gejala klinis pada ibu hamil tersebut meliputi demam dan sakit kepala, nyeri
uluhati, muntah, peteki, tanda#tanda dehidrasi, hemokonsentrasi, trombositopenia, dan pada tes
serologi dijumpai antibodi )g2 dan )g' terhadap virus dengue. Selain itu, pada beberapa
institusi dapat dilakukan isolasi virus seperti di &rence 'uiana oleh 5arles '. dkk., dan
2ississipi 2edical 5enter, <S/ oleh ;usia %.;. dkk. 5hong =M dkk. melaporkan bahwa tidak
ada bukti bahwa virus dengue dapat menyebabkan efek teratogenik, aborsi, atau pertumbuhan
janin yang terhambat yang dikandung oleh ibu hamil yang menderita DBD. Beberapa kasus
menjalani pemeriksaan amniocentesis atau biopsi villi choriales dan dilakukan analisa
kromosom, namun tidak dijumpai kelainan. /lfa#fetoprotein di cairan amnion maupun di serum
maternal berada dalam batas normal. /danya transmisi vertikal dari ibu ke fetus menyebabkan
bayi baru lahir mudah menderita demam berdarah dengue atau sindroma syok dengue pada saat
terinfeksi virus dengue. 3
&igueiredo ;.. dkk., mengamati bahwa pada bayi yang dilahirkan tidak dijumpai
kelainan bawaan, lamanya kehamilan, Skor /P'/3, berat badan janin, dan plasenta. Pada serum
bayi dijumpai antibodi )g' yang progesif menurun dan menghilang setelah - bulan. 9amun,
menurut 2archette 9.. dkk., antibodi tersebut menghilang setelah +1##+0 bulan. alaupun
begitu, 5hye .=. dkk., melaporkan dua ibu hamil mengalami demam berdarah dengue " sampai
- hari sebelum inpartum. Satu ibu mengalami kehamilan dengan pre#eklampsia berat disertai
sindroma %8;;P ( Hemolysis& 'levated iver enymes and o* +latelets! dan memerlukan
transfusi darah lengkap, konsentrat trombosit, serta plasma beku segar. Bayi laki#lakinya saat
lahir menderita gangguan pernapasan dan perdarahan intracerebral kiri yang banyak serta tidak
terkontrol. /khirnya, bayi meninggal pada hari ke#$ karena kegagalan berbagai organ.
?irus dengue tipe 0 diisolasi dari darah bayi dan antibodi )g2 spesifik terhadap virus
dengue terdeteksi dalam darah ibu tersebut. )bu ke#0 mengalami keadaan klinis yang lebih
ringan. Dia melahirkan bayi perempuan yang mengalami trombositopenia dan tidak memerlukan
perawatan yang khusus. ?irus Dengue tipe 0 ditemukan dalam darah ibu dan antibodi )g2
spesifik terhadap virus dengue dideteksi pada darah bayi tersebut. %al ini berarti bahwa demam
berdarah dengue memiliki risiko yang potensial menyebabkan kematian janin yang terinfeksi.
Poli dkk, juga melaporkan gambaran klinis bayi#bayi yang mengalami transmisi vertikal dari ibu
pada saat menjelang akhir kehamilan berupa demam, gangguan vasomotor, trombositopenia, dan
hepatomegali. )g2 antibodi spesifik terhadap virus dengue ditemukan pada semua bayi. Berat#
ringannya keadaan penyakit bervariasi. haithumyanon P. dkk., juga melaporkan
trombositopenia pada bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan DBD. &alker ./. dkk.,
melaporkan bahwa aktivitas anti#dengue dijumpai pada komponen lipid air susu ibu (/S)! dan
kolostrum. =onsentrasinya tidak menurun selama +1 bulan setelah melahirkan. Disarankan
pemberian /S) agar dapat melindungi bayi dari infeksi virus dengue di daerah endemis
2.4. Pena"ala'sanaan
idak ada terapi yang spesifik untuk DBD. Prinsip utama adalah terapi suportif. /kan
tetapi, penanganan klinis yang tepat oleh dokter dan perawat yang berpengalaman pada
umumnya akan menyelamatkan pasien DBD. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka
kematian dapat diturunkan kurang dari +6. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan
tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. /supan cairan pasien harus tetap
dijaga, terutama cairan oral. ika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka
dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
secara bermakna.
Setiap penderita DBD sebaiknya dirawat di tempat yang terpisah dengan penderita lain
dan seyogianya kamar yang bebas nyamuk (berkelambu!. Penatalaksanaan antepartum tanpa
penyulit biasanya dilakukan secara konservatif, antara lain7
• irah baring.
• 2akanan lunak. Bila tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak +,*##0 liter dalam
0" jam, air tawar ditambah garam saja.
# <ntuk demam tinggi dan sakit kepala diberikan dari golongan asetaminofen, eukinin atau
dipiron, tetapi pemakaian asetosal harus dihindari mengingat bahaya perdarahan.
# 'lukokortikosteroid merupakan pengobatan pertama untuk menaikkan jumlah trombosit
yang rendah, tetapi pada umumnya di )ndonesia hal ini tidak dilakukan karena terbukti tidak
terdapat perbedaan yang bermakna antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid.
# /ntibiotik dapat diberikan bila dicurigai infeksi sekunder.
• erapi cairan pengganti diberikan pada penderita sesuai derajat dehidrasi.
Penatalaksanaan ibu hamil aterm dengan DBD sama seperti antepartum, namun terhadap
kehamilannya sebagai berikut7
• Jbat#obat tokolitik dapat dipergunakan hingga periode kritis terlewati atau trombosit kembali
normal*. Jbat#obat tokolitik umumnya menyebabkan takikardia yang dapat menutupi keadaan
status pasien. 2agnesium Sulfat dapat menjadi obat pilihan pada situasi ini karena tidak
menyebabkan takikardia.
• ika proses melahirkan tidak dapat dihindarkan, rute vaginal lebih disukai daripada abdominal.
=ontraksi uterus setelah melahirkan akan menstrangulasi pembuluh#pembuluh darah yang
menyebabkan hemostasis walaupun gangguan koagulasi masih terjadi. ransfusi trombosit
diindikasikan pada proses melahirkan melalui vagina bila jumlah trombosit di bawah
01,111@mm.
• Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu diberikan
konsentrat trombosit preoperatif dan konsentrat trombosit selama operasi serta pasca operasi
jika diperlukan*. ransfusi trombosit diindikasikan pada pembedahan jika jumlah trombosit
maternal di bawah *1,111@mm. ranfusi trombosit pada saat insisi kulit dapat memberikan
hemostasis yang cukup. Setiap unit konsentrat trombosit yang ditransfusikan dapat
meningkatkan hitung trombosit hingga +1,111@mm. Sebelum melakukan operasi, sebaiknya
telah dilakukan konsultasi dengan tim anastesi, neonatologis, dan ahli jantung.
• Pemberian plasma beku segar (1 m;@kg@hari! dapat diberikan bila ada kelainan koagulopati,
namun harus hati#hati kemungkinan terhadap penumpukan cairan tubuh yang berlebihan.
Beberapa teknik pembedahan seksiosesaria yang perlu diperhatikan pada pasien dengan
trombositopenia berat7
• ika pasien mengalami perdarahan yang secara klinis nyata, lebih baik gunakan insisi kulit
garis tengah (midline!. alaupun demikian, insisi Pfannenstiel masih dapat dipertimbangkan.
• 'unakan elektrokauter untuk menghentikan perdarahan.
• Sebaiknya gunakan staples kulit, walaupun dengan insisi Pfannenstiel. )ni memungkinkan kita
membuka sebagian dari insisi jika terbentuk hematoma subkutis.
• empatkan balutan kuat dengan tekanan di atas insisi dan tidak dibuka selama "- jam, kecuali
tanda#tanda perdarahan aktif ditemukan.
Bila DBD terjadi pada masa nifas, penatalaksanaannya hampir sama dengan antepartum
(tirah baring, terapi cairan pengganti, simtomatis, pengawasan yang ketat terhadap tanda#tanda
vital, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit!. Demam berdarah dengue jarang sebagai penyebab
morbiditas demam nifas.
Bayi#bayi yang dilahirkan umumnya sehat bila ibunya tidak memderita komplikasi
selama kehamilan. Pemberian air susu ibu dapat memberi perlindungan pada bayi terhadap
infeksi demam berdarah dengue karena komponen lemak dari air susu ibu dan colostrum
memiliki aktivitas anti dengue.
2.5 Kompli'asi
haithumyanon P. dkk., melaporkan seorang ibu hamil dengan DBD yang menjalani
bedah sesar mengalami perdarahan masif dan berkepanjangan (- hari! dari luka serta
memerlukan berbagai tranfusi darah, trombosit, dan plasma beku segar. 5hye .=. dkk.,
melaporkan seorang ibu hamil dengan demam berdarah dengue mengalami preeklamsia berat
dan sindroma %8;;P memerlukan berbagai transfusi darah. Saat lahir anaknya menderita
gangguan pernapasan dan perdarahan hebat pada intracerebral kiri .
Selain itu dapat pula terjadi sindrom renjatan dengue, koagulasi intravaskuler
diseminata, partus prematur serta kematian janin intrauterin .
2.6. P$onosis
Pada umumnya, kehamilan tanpa komplikasi kehamilan dengan demam berdarah dengue adalah
baik. Penanganan dini dan intensif sangat menentukan keberhasilan.
2.6 Pen-eahan
Pencegahan terhadap perkembangbiakan nyamuk dan gigitan nyamuk betina ,edes aegypti dan
,- albopictus yang menggigit pada pagi serta sore hari merupakan upaya menurunkan attack rate
dan jumlah angka kesakitan. Pencegahan di )ndonesia terkenal dengan 2, yaitu menutup,
membuang@membilas, dan menimbun barang#barang atau tempat yang kemungkinan menjadi
sarang nyamuk, kelambu, fogging , serta dengan repellent nyamuk (campuran hanaka dan deet!
dapat memberi perlindungan +1 jam terhindar dari gigitan nyamuk tersebut.
DA7TA PUSTAKA
0. /ntara 2. =ematian )bu oleh karena Sindroma Syok Dengue. Dalam 7 ;aporan =ematian
2aternal, anuari 011$.
". .Suwardewa '/. Demam Dengue pada =ehamilan. Dalam 7 =elainan 2edis dan Bedah
pada Jbsteri, 011*.
*. %adinegoro S3, N Satari %). Demam Berdarah Dengue. Dalam 7 &=<), 011*
$. 'ubker D.dan =uno '. Dengue and Dengue %emorrhage &ever. 5/B )nternationalL
5olorado. +4.
-. Sherwood, ;auralee. &isiologi 2anusia dari Sel ke Sistem. 8'5L akarta. 011+.
. Suwondo BS. erapi 5airan pada Demam Berdarah Dengue. Dalam 7 /nestesia N
5ritical care, 2ei 011*7 vol 07 9o 07 +"#+4.
++. 'uCman 2'. =ouri '. Dengue7 an update. ;ancet infect Dis, 01107vol 07 #"0