Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Pendahu
ahulua
luan

Dengue
Dengue adalah
adalah suatu
suatu penyaki
penyakitt infeks
infeksii sistem
sistemik
ik yang
yang disebab
disebabkan
kan oleh virus
virus dengue.
dengue.
Secara awam dimasyarakat dengue dikenal sebagai Demam Berdarah. Padahal, penyakit yang
 juga disebut  Break Bone Fever  ( Demam
Demam Pemat
Pematah
ah ulan
ulang
g ! ini
ini belu
belum
m tent
tentu
u bera
beraki
kibat
bat
menimbulkan petechiae dan demam. telah masa inkubasi "#$ hari, pasien mengalami onset
demam yang tiba#tiba, Demam yang dialami dapat berupa demam biasa, demam dengue, dan
Demam berdarah Dengue (Dengue %emorrhagic &ever# D%&!. Bila infeksi parah pasien dapat
mengalami Sindrom Syok Dengue ( Dengue Shock Syndrome# DSS!. 'ejala umum infeksi
dengue adalah demam tinggi, fenomena pendarahan (petechiae!, hepatomegali, dan syok. uga
disertai sakit kepala, nyeri retroorbital, erupsi maculopapular dan nyeri punggung yang disertai
dengan myalgia dan arthralgia$

Demam berdarah dengue (DBD! merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat
ini masih merupakan masalah kesehatan di )ndonesia khususnya kota besar. DBD merupakan
 penyakit endemis dengan jumlah kasus yang meningkat di awal
a wal dan akhir musim penghujan dan
disertai adanya ledakan kasus setiap * tahunnya yaitu pada tahun +--, +, dan +-.+

/wal tahun
tahun sampai
sampai perten
pertengaha
gahan
n tahun
tahun 011",
011", )ndone
)ndonesia
sia mengha
menghadapi
dapi kasus
kasus demam
demam
 berdarah yang sangat meresahkan masyarakat dan juga berdampak pada kepanikan petugas
kesehatan di rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain karena terjadi lonjakan pasien
yang dirawat di sarana#sarana pelayanan kesehatan. umlah kasus DBD di )ndonesia sejak 
anuari sampai dengan 2ei 011" mencapai $".111 ()3 0,4 per +11.111 penduduk! dengan
kematian sebanyak 40" orang (53& +,+ 6!.0

)nfeksi virus Dengue disebabkan oleh virus Dengue yang terdiri dari " serotipe yaitu 7
D89#:,
D89#:, D89#0,
D89#0, D89#,
D89#, dan D89#".
D89#". 2anif
2anifest
estasi
asi klinis
klinis infeks
infeksii virus
virus dengue
dengue dapat
dapat berupa
berupa
keadaan asimtomatis hingga menimbulkan kematian. Demam simtomatik dapat berupa7 demam
dengan tidak terdeferensiasikan, Demam Dengue (DD!, dan DBD yang dapat disertai syok 
(DSS
(DSS!! dan tanpa syok.0 DBD biasan
tanpa syok. biasanya
ya ditanda
ditandaii oleh
oleh peningka
peningkatan
tan permea
permeabil
bilita
itass kapile
kapiler,
r,
 penurunan volume plasma, hipotensi, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Penyakit ini
sudah diketahui sejak beberapa dekade yang lalu, tetapi patofisiologinya belum diketahui dengan
 pasti. )nfeksi berat, ditandai oleh renjatan dan atau pendarahan , merupakan penyebab utama
kematian.+

ransmisi virus Dengue dapat terjadi pada berbagai usia dan keadaan, tidak terkecuali
 pada kehamilan. Belum ada laporan mengenai angka kejadian DBD pada kehamilan di
)ndonesia, namun beberapa laporan kasus dari berbagai negara telah dipublikasikan. Penanganan
DBD pada
pada kehami
kehamilan
lan mempuny
mempunyai
ai aspek
aspek khusus
khusus karena
karena berbag
berbagai
ai perubah
perubahan
an fisiol
fisiologi
ogiss yang
yang
terjadi pada kehamilan menyebabkan perlunya modifikasi khusus dalam terapi cairan. +
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

 Demam dengue / dengue fever (DF) adalah penyakit akut yang disebabkan oleh infeksi
salah satu dari empat serotipe virus dengue (D89 +, D89 0, D89 , D89 "! dan ditandai
dengan 7 nyeri seluruh badan, nyeri kepala, demam, rash, limphadenopati, dan lekopeni.0
 Demam berdarah / Dengue hemorrhagic Fever (DHF)  dan  Dengue Shock Syndrome (DSS)
adalah manifestasi yang lebih serius dari penyakit ini dan biasanya dikaitkan dengan infeksi
serotipe virus yang berbeda dari infeksi yang pernah diderita sebelumnya. D%& ini ditandai oleh
adanya abnormalitas hemostatik dan meningkatnya permiabilitas vaskuler yang mana bisa
menimbulkan syok hipovolemik dan kematian.0

2.2 Epidemioloi

;aporan#laporan epidemiologik pertama tentang D& dan D%& ini terjadi pada tahun
+44#+4-1 di /sia, /frika, dan /merika <tara. erjadinya wabah yang hampir bersamaan di
ketiga benua tersebut menunjukkan bahwa virus#virus dan nyamuk vektor tersebut sudah
menyebar di seluruh dunia terutama di daerah tropik lebih dari 011 tahun. Sejak saat itu demam
dengue masih dianggap ringan dan tidak merupakan penyakit yang fatal bagi para pendatang di
daerah tropis. Pandemi global dari demam dengue ini dimulai di /sia enggara setelah perang
Dunia )) dan meningkat selama +* tahun berikutnya. Penyakit ini cepat menyebar karena
ditularkan oleh nyamuk /edes aegypti dan /edes albopictus.0

Di )ndonesia, penyakit ini mulai menjadi masalah sejak +4. Sampai uli +--, di D=)
akarta didapati case fatality rate  +,+6, sedangkan untuk seluruh )ndonesia adalah 0,46. Di
&rench 'iuana, 5arles '. dkk., melaporkan sejak + anuari +0 sampai + /pril +-, didapati
 fatal death rate sehubungan DBD sebesar +,$6 lebih tinggi dibanding angka rata#rata di bagian
ginekologi +,6. Di =arachi, Pakistan, >ureshi ./. dkk., pada saat endemis dari uni +"
sampai dengan September +*, dari +"* kasus yang berobat ke =han <niversity %ospital, "6
kasus berumur 01##1 tahun dan 4*6 laki#laki. Di 3epublik Dominika, ?entura /.=. dkk.,
melaporkan infeksi dengue menjadi hiperendemis sehingga infection rate pada ibu hamil $6
setiap minggu. 2elihat data epidemiologi tersebut, DBD merupakan suatu masalah yang cukup
serius karena angka kematian yang cukup tinggi dan terbanyak menyerang usia produktif. /ngka
ini cenderung meningkat sehingga kita harus waspada terhadap peningkatan insiden kehamilan
dengan DBD, yang dapat dijumpai terutama saat hiperendemis.

2.!. Pa"oenesis

?irus Dengue berasal dari monyet yang ditularkan ke manusia melalui vector nyamuk.
?irus ini merupakan ?irus 39/ positif berserat tunggal yang termasuk di dalam anggota
&lavivirus. 2orfologik, virion dengue berbentuk sferis dengan diameter nukleokapsid 1 nm dan
ketebalan selubung +1 nm sehingga diameter virion kira#kira *1 nm. Selubung virion
mempunyai peranan dalam fenomena hemaglutinasi, netralisasi, dan interaksi antara virus
dengan sel pada saat awal infeksi$

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue. Sampai saat ini, patogenesis DBD masih
kontroversial dan sedikit dimengerti. Berbagai teori telah dikemukakan oleh para ahli, tetapi
sampai saat ini belum ada yang dapat menjelaskan patogenesis DBD secara pasti.
Sejauh ini, beberapa teori yang berkaitan dengan patogenesis DBD yaitu7,*

a#. Teo$i %i$ulensi %i$us

?irus dengue secara genetik sangat bervariasi dan selalu berubah akibat proses seleksi
ketika virus bereplikasi, baik di tubuh manusia maupun nyamuk. Dengan demikian, terdapat
 beberapa serotipe@strain virus yang memiliki virulensi lebih besar dari serotipe@strain yang
lain.Diantara serotipe dan diantara strain sendiri juga mempunyai susunan protein yang berbeda
=urane ) dkk. menyatakan bahwa berdasarkan data epidemiologi, telah dipostulasikan bahwa
respons imun terhadap virus dengue berperan dalam patogenesis demam berdarah dengue dan
sindroma syok dengue. 3espons imun pejamu juga berperan dalam mengontrol infeksi demam
dengue
.
&#. Teo$i Imunopa"oloi
3espon imun pada infeksi virus dengue mempunyai 0 aspek yaitu respon kekebalan atau
menimbulkan penyakit. Setelah mendapat infeksi virus dengue satu serotipe maka akan terjadi
kekebalan terhadap virus ini dalam jangka panjang, namun tidak mampu memberi pertahanan
terhadap jenis serotipe virus yang lain, sehingga jika lain kali terinfeksi jenis virus dengan
serotipe beda akan terjadi infeksi yang berat.. eoti ini disebut teori infeksi sekunder. eori
infeksi sekunder masih diyakini oleh para ahli untuk menjelaskan patogenesis DBD. Berdasarkan
teori ini, apabila dalam jarak waktu $ bulan sampai * tahun setelah terinfeksi virus dengue
 pertama kali penderita kemudian mendapatkan infeksi kedua dengan virus dengue serotipe yang
 berbeda, maka penderita tersebut akan memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita DBD
maupun sindroma syok dengue. /ntibodi pre#infeksi yang berasal dari serotipe yang lain tersebut
dikenal sebagai antibody dependent enhacement   (/D8!. )a dapat meningkatkan infeksi dan
replikasi virus dengue dalam sel mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap interaksi tersebut,
terjedi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan pembuluh darah,
sehingga mengakibatkan hipovolemia dan syok.

Bagan .+. Peran =elompok imun dalam %emostasis infeksi dengue$

In"e$a'si an"a$a Sis"em Pe$"ahanan Tu&uh dan infe'si (i$us. /kibat gigitan vector 
/edes aegpty, ?irus dengue masuk dan menginfeksi jaringan tubuh. Di dalam jaringan virus
menginfiltrasi sel#sel tubuh terutama pada sel#sel retikulo endotelial dan sel endotel
 pembuluh darah.
Pertahanan pertama tubuh diperankan oleh
&iAed makrofag yang memang telah ada di dalam
 jaringan (eA 7 Sel =upffer dan histiosit !. 8fek 
yang mula#mula terjadi adalah dengan
 pembesaran sel#sel ini dengan cepat. =emudian,
 banyak makrofag yang sebelumnya terikat
menjadi mobile. umlah makrofag yang
termobilisasi secara dini ini seringkali sangat
 banyak.
=edua, terjadi migrasi neutrofil ke tempat
 peradangan akibat pelepasan substansi kimia dan
cytokine oleh makrofag dan jaringan yang rusak.
uga terjadi migrasi monosit dimana nantinya
akan berubah menjadi makrofag (histiosit! dalam
 jaringan. =edua sel darah putih ini bekerja dengan
cara marginasi, diapedesis, gerak kemotaktik, dan

'ambar .+. Peran sistem imun dalam fagositosis4.


)nfeksi virus

Sel#sel granulosit ini hanya dapat bekerja memfagositir sel#sel yang telah terinfeksi oleh
virus dengue dan debris sel sehingga pertahanan seluler ini menjadi tidak efektif. )nfeksi dengue
yang merupakan infeksi sistemik menyebabkan hal serupa terjadi di seluruh tubuh. %al ini
menyebabkan timbulnya ;eukopenia$.
Pertahanan lebih lanjut dilakukan dengan dilepaskannya cytokine ();#+ dan 9&! yang
dikeluarkan oleh makrofag. at ini merupakan suatu mediator yang mengubah limfosit 
menjadi sel# teraktivasi (#helper!. Selanjutnya, Sel #helper ini menginduksi perubahan
limfosit B menjadi sel Plasma yang akan memproduksi /ntibodi berupa immunoglobulin. Semua
reaksi imunitas ini tergabung dalam kompleks imun. Dimana reaksi kompleks imun ini yang
menjadi kunci terhadap patogenesis infeksi virus dengue$.
Bagan .0. Perjalanan interaksi virus dengan tubuh inang yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dinamika sirkulasi.

at#Cat mediator yang diproduksi oleh kompleks imun juga menginduksi terjadinya
 peradangan, sehingga memperpanjang peradangan yang sudah ada. 8fek dari peradangan ini
mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran sehingga akan berpengaruh pada dinamika
sirkulasi. Beberapa at yang disebut Pirogen juga menginduksi terjadinya febris (demam!-.

Sebagi tanggapan terhadap reaksi tersebut, terjadi 7


+. /ktivasi sistem komplemen sehingga dikeluarkan Cat anafilatoksin yang menyababkan
 peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi perembesan plasma dari ruang intravaskular ke
ekstravaskular.
0. /gregasi trombosit sehingga jumlah trombisit menurun. /pabila kejadian ini berlanjut, akan
menyebabkan kelainan fungsi trombosit sebagai akibat mobilisasi sel trombosit muda dari
sumsum tulang.
. =erusakan sel endotel pembuluh darah yang akan merangsang@mengaktivasi faktor 
 pembekuan.
=etiga faktor tersebut dapat menyebabkan 7
+. Peningkatan permeabilitas kapiler sehingga mengakibatkan perembesan plasma,
hipovolemia, dan syok. Perembesan plasma pada DBD mengfakibatkan adanya cairan dalam
rongga pleura dan rongga peritoneal yang berlangsung singkat, selama 0"#"- jam
0. =elainan hemostasis, yang disebabkan oleh vaskulopati, trombositopenia, dan koagulopati,
sehingga mengakibatkan perdarahan hebat.

Pada kehamilan terjadi berbagai perubahan sistem imunologis, sehingga menyebabkan


ibu hamil rentan terhadap berbagai infeksi dan memungkinkan infeksi berkembang menjadi
 berat. Pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah neutrofil, namun sebaliknya terjadi penurunan
limfosit. umlah limfosit B relatif tetap, sedangkan limfosit  (terutama  helper! menurun.
Selain penurunan jumlah sel , terjadi penurunan fungsi imunitas seluler yang terlihat dari
 penurunan produksi );#0 dan interferon. <ntuk imunitas humoral jumlah imunoglobulin total
relatif tetap, namun didapatkan penurunan jumlah antibodi spesifik terhadap infeksi tertentu. %al
itu akan berpengaruh terhadap respon imun selular yang diperlukan dalam pertahanan terhadap
infeksi virus.+

%ipotesis patogenasis infeksi Dengue menerangkan bahwa beratnya penyakit dan


manifestasi klinis ditentukan oleh banyaknya jumlah sel yang terinfeksi, terjadinya kelelahan
fagosit mononuklear, dan peningkatan respon imun humoral yang menyebabkan kompleks imun
secara berlebihan. +
Selain perubahan sistem imun, pada kehamilan juga terjadi perubahan hemodinamik. Sirkulasi
darah bibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta dan uterus yang
membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula. ?olume darah ibu dalam kehamilan
 bertambah secara fisiologis dengan adanya hemodilusi. ?olume darah akan bertambah kira#kira
0*6, dan puncaknya terjadi pada kehamilan +0 minggu. 8ritropoesis dalam kehamilan juga
meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport Cat asam. alaupun terjadi peningkatan jumlah
eritrosit secara keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah plasma jauh lebih besar, sehingga
kondisi akhir yang terjadi adalah anemia relatif. umlah leukosit meningkat, demikian juga
trombosit. Segara setelah partus, sirkulasi darah antara uterus dan plasenta berhenti, sehingga
sirkulasi umum akan membebani kerja jantung. Setelah partus terjadi pula hemokonsentrasi,
dengan puncak pada hari ke# dan * postpartum. =onsentrasi trombosit pada masa ini juga
meningkat. Perubahan tersebut sangat penting untuk menentukan persangkaan diagnosis infeksi
Dengue yang mungkin tidak selalu lengkap sesuai kriteria diagnosis DBD seperti pada orang
normal.

Bunyavechevin et al pada tahun +4 melaporkan pengamatan  kasus DBD pada


kehamilan pada saat antepartum, intrapartum, dan post partum. 'ejala klinis yang tampak selama
masa antepartum tidak berbeda dengan DBD tanpa kehamilan yaitu ditemukan hemokonsentrasi,
trombositopenia dan hasil pemeriksaan serologis positif.+
2.). Dianosis

2.).1 *e+ala 'linis


)
1#. ,anifes"asi 'linis
2anifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik, atau dapat berupa demam
yang tidak jelas, demam dengue, demam berdarah dengue dengan kebocoran plasma yang
mengakibatkan syok atau sindroma syok dengue (SSD!.

a#. Demam Denue


2asa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar "#$ hari (rentang #+" hari!, timbul gejala prodormal
yang tidak khas seperti nyeri kepala, nyeri tulang belakang, dan perasaan lelah. Demam dengue
merupakan penyakit demam akut selama 0#4 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi
klinis sebagai berikut7 9yeri kepala, nyeri retro#orbital, mialgia@atralgia, ruam kulit, manifestasi
 perdarahan (petekie atau uji bendung positif!, leukopenia.

&#. Demam Be$da$ah Denue


/dalah infeksi dengue dengan kecenderungan perdarahan, disertai dengan satu atau lebih
manifestasi klinis sebagai berikut$,++7
• <ji bendung positif 
• Petekie, ekimosis, atau purpura
• Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau
 perdarahan gusi!, atau perdarahan dari tempat
lain.
• %ematemesis atau melena
• rombositopenia (jumlah trombosit E
'ambar .0. Petechiae

+11.111@mm !
Ditemukan bukti kebocoran plasma diakibatkan peningkatan permiabilitas kapiler, yang ditandai
oleh satu atau lebih gejala sebagai berikut$,++7
• Peningkatan hematokrit F 016 dibandingkan standard sesuai dengan umur dan jenis kelamin

• Penurunan hematokrit F 016 setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai
hematokrit sebelumnya.
• anda kebocoran plasma seperti 7 efusi pleura, asistes, atau hipoproteinemia.

Dari keterangan di atas terlihat perbedaan utama antara DD dan DBD ditemukan adanya
kebocoran plasma.

Infe'si %i$us denue

asimtomatik simtomatik 

demam berdarah dengue


demam yang tidak demam dengue terdapat perembesan
diketahui penyebabnya plasma
perdarahan perdarahan syok syok  
(#! tidak laCim (#! (G!
(G! (DSS!

  DD DBD
Bagan .. Spektrum =linis )nfeksi ?irus Dengue*

-#. Sind$oma So' Denue


Seluruh kriteria di atas untuk DBD disertai kegagalan sirkulasi dengan manifestasi nadi yang
cepat dan lemah, tekanan darah turun (H 01 mm%g!, hipotensi dibandingkan standard sesuai
umur, kulit dingin dan lembab serta gelisah.

2# De$a+a" 'linis
<ntuk menentukan penatalaksanaan pasien infeksi virus dengue, perlu diketahui klasifikasi
derajat penyakit seperti tertera pada tabel .+."

abel .+. klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue+1


DD/DBD De$a+a" *e+ala La&o$a"o$ium
DD Demam disertai 0 atau lebih tanda7 sakit ;ekopeni, trombositopenia, tidak 
kepala, nyeri retro#orbital, mialgia, atralgia.
ditemukan bukti kebocoran
 plasma.
DBD ) 'ejala di atas ditambah uji bendung positif. rombositopenia (E+11.111
mm!, bukti ada kebocoran
 plasma.
DBD )) 'ejala di atas ditambah pendarahan spontan. rombositopenia (E+11.111
mm!, bukti ada kebocoran
 plasma.
DBD ))) 'ejala di atas ditambah kegagalan sirkulasi rombositopenia (E+11.111

(kulit dingin dan lembab serta gelisah!. mm !, bukti ada kebocoran
 plasma.
DBD )? Syok berat disertai dengan tekanan darah rombositopenia (E+11.111

dan nadi tidak terukur. mm !, bukti ada kebocoran
 plasma.

IDBD derajat ))) dan )? disebut juga sindroma syok dengue(SSD!


I<ji bendung dilakukan dengan membendung lengan atas menggunakan manset pada tekanan
sistolik ditambah diastolik dibagi dua selama * menit. %asil uji positif bila ditemukan +1 atau
lebih petekie per 0,* cm0 (+ inci!.
2.).2 Peme$i'saan La&o$a"o$ium

Pemeriksaan darah yang rutin dilakukan untuk menapis pasien demam dengue adalah
melalui pemeriksaan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah
tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru. Diagnosis
 pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture! ataupun deteksi antigen virus 39/
dengue dengan teknik 3#P53 (3everse ranscriptase Polymerase 5hain 3eaction!, namun
karena teknik yang rumit, yang berkembang saat ini adalah tes serologis (adanya antibodi
spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, )g2 maupun )g'!."
Parameter laboratori7",++
• ;eukosit, awalnya menurun@normal, pada fase akhir ditemui limfositosis relatif disertai
adanya limfosit plasma biru (;PB F +*6! yang pada fase syok akan meningkat.
• rombositopenia harus ditemukan pada DD dan DBD

• =ebocoran plasma hanya ditemukan pada DBD

• =elainan pembekuan darah dapat ditemukan sesuai dengan sesuai dengan derajat penyakit

• %ipoproteinemia dapat terjadi pada kebocoran plasma

• Serum alanin#aminotransferase dapat meningkat (S'P@S'J!

• )solasi virus terbaik saat viremia (#* hari!

• )g2 terdeteksi hari ke *, meningkat sampai minggu ))), menghilang setelah $1#1 hari

• )g' pada infeksi primer mulai terdeteksi pada hari ke +", pada infeksi sekunder mulai hari ke

abel .0. Pemeriksaan ;aboratori Diagnosis Demam Dengue@ Demam Berdarah Dengue++
Ha$i Jenis Peme$i'saan 0a"a"an/In"e$p$es"asi
Demam
+#0 %ematologi Biasanya normal
%b, %ct, %itung lekosit, %itung rombosit
 %ematologi %emokonsentrasi (peningkatan %t≥016!
%emoglobin (%b!
%ematokrit (%ct! ;eukopenia
%itung lekosit ;imfositosis relatif (F"*6 dari total leuko atau F"6
dari total limfosit!
%itung trombosit rombositopeni (E+11.111@;! atau penurunan
serial
rombosit ,0@+11 eri@;PB (min dilihat +1 lapang
 pandang!
"#4 %ematologi
%b aspadai D)5
%t (P F, /P F, D#Dimer G, atau fibrin monomer G,
%itung lekosit &ibrinogen E!
%itung trombosit )ndikasi pemberian darah7
%apus darah tepi #&&P 7 perdarahan masif, /PF +,* A 9
#rombosit 7 bila perdarahan masif 
)munoserologi
/nti dengue )g2,)g' Peningkatan )g2 dan atau )g'
)g2 G, )g' # 7 inf. Primer 
)g2 G, )g' G 7 inf. sekunder 
)g2 #, )g' G 7 3iwayat terpapar@ dugaan inf. sekunder 
)g2 #, )g' # 7 Bukan infeksi &lavirus, ulang #* hari
 bila curiga
<ji %)
≥ +70*$1
)nf. sekunder &lavivirus
=imia
S'J@S'P , albumin 
-#+1 %ematologi  9ormal pada fase penyembuhan
%b, %ct, %itung lekosit, %itung rombosit
++#+0 )munoserologi Peningkatan titer F "K
<ji %) H +7 +0-1 )nf. &lavirus akut primer 
H +7 0*$1 )nf. &lavirus akut sekunder 

3ujukan7
WH regional !uidelines on Dengue/ DHF prevention and control ("egional publication
#$/%$$$)
Diagnosis laboratory DBD terkini (symposium penanganan DBD terkiniL 3S Persahabatan, kt,
##1"!

2.).! Peme$i'saan adiolois


Pada foto dada didapatkan efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi
 perembesan plasma hebat, efusi pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto
roentgen dada sebaiknya dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan
sebelah kanan!. /tesis dan efusi pleura dapat pula dideteksi dengan pe meriksaan <S'."
2.. Pena$uh Demam Be$da$ah Denue "e$hadap Kehamilan

Beberapa laporan kasus dan pengamatan dari )ndonesia, Pakistan, hailand, dan
2alaysia, gejala#gejala klinis pada ibu hamil tersebut meliputi demam dan sakit kepala, nyeri
uluhati, muntah, peteki, tanda#tanda dehidrasi, hemokonsentrasi, trombositopenia, dan pada tes
serologi dijumpai antibodi )g2 dan )g' terhadap virus dengue. Selain itu, pada beberapa
institusi dapat dilakukan isolasi virus seperti di &rence 'uiana oleh 5arles '. dkk., dan
2ississipi 2edical 5enter, <S/ oleh ;usia %.;. dkk. 5hong =M dkk. melaporkan bahwa tidak 
ada bukti bahwa virus dengue dapat menyebabkan efek teratogenik, aborsi, atau pertumbuhan
 janin yang terhambat yang dikandung oleh ibu hamil yang menderita DBD. Beberapa kasus
menjalani pemeriksaan amniocentesis atau biopsi villi choriales dan dilakukan analisa
kromosom, namun tidak dijumpai kelainan. /lfa#fetoprotein di cairan amnion maupun di serum
maternal berada dalam batas normal. /danya transmisi vertikal dari ibu ke fetus menyebabkan
 bayi baru lahir mudah menderita demam berdarah dengue atau sindroma syok dengue pada saat
terinfeksi virus dengue. 3

&igueiredo ;.. dkk., mengamati bahwa pada bayi yang dilahirkan tidak dijumpai
kelainan bawaan, lamanya kehamilan, Skor /P'/3, berat badan janin, dan plasenta. Pada serum
 bayi dijumpai antibodi )g' yang progesif menurun dan menghilang setelah - bulan. 9amun,
menurut 2archette 9.. dkk., antibodi tersebut menghilang setelah +1##+0 bulan. alaupun
 begitu, 5hye .=. dkk., melaporkan dua ibu hamil mengalami demam berdarah dengue " sampai
- hari sebelum inpartum. Satu ibu mengalami kehamilan dengan pre#eklampsia berat disertai
sindroma %8;;P ( Hemolysis& 'levated iver enymes and o* +latelets! dan memerlukan
transfusi darah lengkap, konsentrat trombosit, serta plasma beku segar. Bayi laki#lakinya saat
lahir menderita gangguan pernapasan dan perdarahan intracerebral   kiri yang banyak serta tidak 
terkontrol. /khirnya, bayi meninggal pada hari ke#$ karena kegagalan berbagai organ.

?irus dengue tipe 0 diisolasi dari darah bayi dan antibodi )g2 spesifik terhadap virus
dengue terdeteksi dalam darah ibu tersebut. )bu ke#0 mengalami keadaan klinis yang lebih
ringan. Dia melahirkan bayi perempuan yang mengalami trombositopenia dan tidak memerlukan
 perawatan yang khusus. ?irus Dengue tipe 0 ditemukan dalam darah ibu dan antibodi )g2
spesifik terhadap virus dengue dideteksi pada darah bayi tersebut. %al ini berarti bahwa demam
 berdarah dengue memiliki risiko yang potensial menyebabkan kematian janin yang terinfeksi.
Poli dkk, juga melaporkan gambaran klinis bayi#bayi yang mengalami transmisi vertikal dari ibu
 pada saat menjelang akhir kehamilan berupa demam, gangguan vasomotor, trombositopenia, dan
hepatomegali. )g2 antibodi spesifik terhadap virus dengue ditemukan pada semua bayi. Berat#
ringannya keadaan penyakit bervariasi. haithumyanon P. dkk., juga melaporkan
trombositopenia pada bayi yang dilahirkan dari ibu hamil dengan DBD. &alker ./. dkk.,
melaporkan bahwa aktivitas anti#dengue dijumpai pada komponen lipid air susu ibu (/S)! dan
kolostrum. =onsentrasinya tidak menurun selama +1 bulan setelah melahirkan. Disarankan
 pemberian /S) agar dapat melindungi bayi dari infeksi virus dengue di daerah endemis 

2.3 Pena$uh Kehamilan "e$hadap Demam Be$da$ah Denue

Pada kehamilan terjadi berbagai perubahan sistem imunologis, sehingga menyebabkan


ibu hamil rentan terhadap berbagai infeksi dan memungkinkan infeksi berkembang menjadi
 berat. Pada kehamilan terjadi peningkatan jumlah neutrofil, namun sebaliknya terjadi penurunan
limfosit. umlah limfosit B relatif tetap, sedangkan limfosit  (terutama  helper! menurun.
Selain penurunan jumlah sel , terjadi penurunan fungsi imunitas seluler yang terlihat dari
 penurunann produksi );#0 dan interferon. <ntuk imunitas humoral jumlah imunoglobulin total
relatif tetap, namun didapatkan penurunan jumlah antibodi spesifikterhadap infeksi tertentu. %al
itu akan berpengaruh terhadap respon imun selular yang diperlukan dalam pertahanan terhadap
infeksi virus.+
Selain perubahan sistem imun, pada kehamilan juga terjadi perubahan hemodinamik. Sirkulasi
darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta dan uterus yang
membesar dengan pembuluh darah yang membesar pula. ?olume darah ibu dalam kehamilan
 bertambah secara fisiologis dengan adanya hemodilusi. ?olume darah akan bertambah kira#kira
0*6, dan puncaknya terjadi pada kehamilan +0 minggu. 8ritropoesis dalam kehamilann juga
meningkat untuk memenuhi kebutuhan transport Cat asam. alaupun terjadi peningkatan jumlah
eritrosit secara keseluruhan, akan tetapi peningkatan jumlah plasma jauh lebih besar, sehingga
kondisi akhir yang terjadi adalah anemia relatif. umlah leukosit meningkat, demikian juga
trombosit. Segara setelah partus, sirkulasi darah antara uterus dan plasenta berhenti, sehingga
sirkulasi umum akan membebani kerja jantung.Setelah partus terjadi pula hemokonsentrasi,
dengan puncak pada hari ke# dan * postpartum. =onsentrasi trombosit pada masa ini juga
meningkat. Perubahan tersebut sangat penting untuk menentukan persangkaan diagnosis infeksi
Dengue yang mungkin tidak selalu lengkap sesuai kriteria diagnosis DBD seperti pada orang
normal.

2.4. Pena"ala'sanaan
idak ada terapi yang spesifik untuk DBD. Prinsip utama adalah terapi suportif. /kan
tetapi, penanganan klinis yang tepat oleh dokter dan perawat yang berpengalaman pada
umumnya akan menyelamatkan pasien DBD. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka
kematian dapat diturunkan kurang dari +6. Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan
tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD. /supan cairan pasien harus tetap
dijaga, terutama cairan oral. ika asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka
dibutuhkan suplemen cairan melalui intravena untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi
secara bermakna.

Bunyavejchevin S., dkk., melaporkan penatalaksanaan DBD dengan kehamilan


antepartum, intrapartum, dan masa nifas. Penatalaksanaan DBD dengan kehamilan sebagai
 berikut7

2.4.1 Pena"ala'sanaan An"epa$"um

Setiap penderita DBD sebaiknya dirawat di tempat yang terpisah dengan penderita lain
dan seyogianya kamar yang bebas nyamuk (berkelambu!. Penatalaksanaan antepartum tanpa
 penyulit biasanya dilakukan secara konservatif, antara lain7
• irah baring.

• 2akanan lunak. Bila tidak ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak +,*##0 liter dalam
0" jam, air tawar ditambah garam saja.

• 2edikamentosa yang bersifat simptomatis yaitu7

# <ntuk demam tinggi dan sakit kepala diberikan dari golongan asetaminofen, eukinin atau
dipiron, tetapi pemakaian asetosal harus dihindari mengingat bahaya perdarahan.
# 'lukokortikosteroid merupakan pengobatan pertama untuk menaikkan jumlah trombosit
yang rendah, tetapi pada umumnya di )ndonesia hal ini tidak dilakukan karena terbukti tidak 
terdapat perbedaan yang bermakna antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid.
# /ntibiotik dapat diberikan bila dicurigai infeksi sekunder.
• erapi cairan pengganti diberikan pada penderita sesuai derajat dehidrasi.

• ransfusi trombosit jika diperlukan.


Para ahli hematologi umumnya tidak mengobati penderita dengan jumlah trombosit di atas
01,111@mm atau bila tidak terjadi perdarahan spontan. Batas usia trombosit yang
ditransfusikan biasanya pendek.
• erhadap kehamilannya dilakukan pemantauan terhadap janin dan perawatan secara
konservatif.
Dilakukan pengawasan yang ketat terhadap tanda#tanda vital, %b (hemoglobin!, dan %t
(hematokrit! setiap "##$ jam pada hari#hari pertama pengamatan, selanjutnya tiap 0" jam.
Periode kritis timbulnya syok umumnya 0"##"- jam perjalanan p enyakit.

2.4.2 Pena"ala'sanaan In"$apa$"um

Penatalaksanaan ibu hamil aterm dengan DBD sama seperti antepartum, namun terhadap
kehamilannya sebagai berikut7
• Jbat#obat tokolitik dapat dipergunakan hingga periode kritis terlewati atau trombosit kembali
normal*. Jbat#obat tokolitik umumnya menyebabkan takikardia yang dapat menutupi keadaan
status pasien. 2agnesium Sulfat dapat menjadi obat pilihan pada situasi ini karena tidak 
menyebabkan takikardia.
• ika proses melahirkan tidak dapat dihindarkan, rute vaginal lebih disukai daripada abdominal.
=ontraksi uterus setelah melahirkan akan menstrangulasi pembuluh#pembuluh darah yang
menyebabkan hemostasis walaupun gangguan koagulasi masih terjadi. ransfusi trombosit
diindikasikan pada proses melahirkan melalui vagina bila jumlah trombosit di bawah
01,111@mm.
• Bila perlu dilakukan tindakan pembedahan, terutama pada saat inpartum perlu diberikan
konsentrat trombosit preoperatif dan konsentrat trombosit selama operasi serta pasca operasi
 jika diperlukan*. ransfusi trombosit diindikasikan pada pembedahan jika jumlah trombosit
maternal di bawah *1,111@mm. ranfusi trombosit pada saat insisi kulit dapat memberikan
hemostasis yang cukup. Setiap unit konsentrat trombosit yang ditransfusikan dapat
meningkatkan hitung trombosit hingga +1,111@mm. Sebelum melakukan operasi, sebaiknya
telah dilakukan konsultasi dengan tim anastesi, neonatologis, dan ahli jantung.
• Pemberian plasma beku segar (1 m;@kg@hari! dapat diberikan bila ada kelainan koagulopati,
namun harus hati#hati kemungkinan terhadap penumpukan cairan tubuh yang berlebihan.
Beberapa teknik pembedahan seksiosesaria yang perlu diperhatikan pada pasien dengan
trombositopenia berat7
• ika pasien mengalami perdarahan yang secara klinis nyata, lebih baik gunakan insisi kulit
garis tengah (midline!. alaupun demikian, insisi Pfannenstiel masih dapat dipertimbangkan.
• 'unakan elektrokauter untuk menghentikan perdarahan.

• ahit uterus dengan dua lapis.

• inggalkan flap kandung kemih terbuka untuk mencegah terbentuknya hematoma yang dapat


menuntun terjadinya abses dan demam.
• utuplah peritoneum untuk mencegah perdarahan dari pembuluh#pembuluh darah yang
terdapat pada tepi sayatan peritoneum, yang sering tidak terlihat dan dapat terbentuk suatu
ruangan untuk drainase subfascial .
• empatkan drain subfascial  dan tinggalkan sampai tidak ada cairan yang mengalir keluar.

• Sebaiknya gunakan staples kulit, walaupun dengan insisi Pfannenstiel. )ni memungkinkan kita
membuka sebagian dari insisi jika terbentuk hematoma subkutis.
• empatkan balutan kuat dengan tekanan di atas insisi dan tidak dibuka selama "- jam, kecuali
tanda#tanda perdarahan aktif ditemukan.

2.4.! Pena"ala'sanaan ,asa Nifas

Bila DBD terjadi pada masa nifas, penatalaksanaannya hampir sama dengan antepartum
(tirah baring, terapi cairan pengganti, simtomatis, pengawasan yang ketat terhadap tanda#tanda
vital, hemoglobin, hematokrit, dan trombosit!. Demam berdarah dengue jarang sebagai penyebab
morbiditas demam nifas.

Bayi#bayi yang dilahirkan umumnya sehat bila ibunya tidak memderita komplikasi
selama kehamilan. Pemberian air susu ibu dapat memberi perlindungan pada bayi terhadap
infeksi demam berdarah dengue karena komponen lemak dari air susu ibu dan colostrum
memiliki aktivitas anti dengue.
2.5 Kompli'asi

haithumyanon P. dkk., melaporkan seorang ibu hamil dengan DBD yang menjalani
 bedah sesar mengalami perdarahan masif dan berkepanjangan (- hari! dari luka serta
memerlukan berbagai tranfusi darah, trombosit, dan plasma beku segar. 5hye .=. dkk.,
melaporkan seorang ibu hamil dengan demam berdarah dengue mengalami preeklamsia berat
dan sindroma %8;;P memerlukan berbagai transfusi darah. Saat lahir anaknya menderita
gangguan pernapasan dan perdarahan hebat pada intracerebral kiri .
Selain itu dapat pula terjadi sindrom renjatan dengue, koagulasi intravaskuler 
diseminata, partus prematur serta kematian janin intrauterin .

2.6. P$onosis
Pada umumnya, kehamilan tanpa komplikasi kehamilan dengan demam berdarah dengue adalah
 baik. Penanganan dini dan intensif sangat menentukan keberhasilan. 

2.6 Pen-eahan
Pencegahan terhadap perkembangbiakan nyamuk dan gigitan nyamuk betina ,edes aegypti dan
 ,- albopictus yang menggigit pada pagi serta sore hari merupakan upaya menurunkan attack rate
dan jumlah angka kesakitan. Pencegahan di )ndonesia terkenal dengan 2, yaitu menutup,
membuang@membilas, dan menimbun barang#barang atau tempat yang kemungkinan menjadi
sarang nyamuk, kelambu, fogging , serta dengan repellent   nyamuk (campuran hanaka dan deet!
dapat memberi perlindungan +1 jam terhindar dari gigitan nyamuk tersebut. 
DA7TA PUSTAKA

+. idodo D, N 9ainggolan ;. Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada


=ehamilan. Dalam 7 2=) 011"L vol *"7 no "7 +$#+"0.

0. /ntara 2. =ematian )bu oleh karena Sindroma Syok Dengue. Dalam 7 ;aporan =ematian
2aternal, anuari 011$.

. Suparmin, %alim B, Siddik D. Penatalaksanaan =asus =ehamilan dengan Demam


Berdarah Dengue. 2edika Oserial online 011+. /vailable from7
http7@@www.tempo.co.id@medika@arsip@1+011+@pus#+.htm. /ccessed anuari 0+, 011$.

". .Suwardewa '/. Demam Dengue pada =ehamilan. Dalam 7 =elainan 2edis dan Bedah
 pada Jbsteri, 011*.
*. %adinegoro S3, N Satari %). Demam Berdarah Dengue. Dalam 7 &=<), 011*

$. 'ubker D.dan =uno '. Dengue and Dengue %emorrhage &ever. 5/B )nternationalL
5olorado. +4.

4. %arrison. Principles of )nternal 2edicine. <S/. 011+

-. Sherwood, ;auralee. &isiologi 2anusia dari Sel ke Sistem. 8'5L akarta. 011+.

. Suwondo BS. erapi 5airan pada Demam Berdarah Dengue. Dalam 7 /nestesia N
5ritical care, 2ei 011*7 vol 07 9o 07 +"#+4.

+1. orld %ealth JrganiCation. Dengue %emorrhagic &ever7 Diagnosis reatment,


Prevention and control. 'eneva7 %J, +4.

++. 'uCman 2'. =ouri '. Dengue7 an update. ;ancet infect Dis, 01107vol 07 #"0

Anda mungkin juga menyukai