Anda di halaman 1dari 47

PANDUAN NASIONAL PELAYANAN

KEDOKTERAN (PNPK)
TENTANG KEHAMILAN DENGAN LUPUS
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Systemic Lupus Erythematosus (SLE)

• penyakit autoimun heterogen dengan patogenesis kompleks yang disebabkan


oleh interaksi antara faktor genetik (gen suseptibel) dan faktor lingkungan
yang menyebabkan kelainan respon imun

Hampir 90 % kasus lupus terjadi Prevalensi pada wanita usia subur Karena itu, penyakit ini relatif
pada wanita adalah sekitar 1 dalam 500 sering dijumpai pada kehamilan
Latar Belakang

Komplikasi Komplikasi
Penanganan kehamilan
janin pada ibu dengan lupus yang masih
pertumbuhan beragam di Indonesia
janin terhambat flare dan
preeklamsia
kematian janin
dalam rahim
persalinan Diperlukan penanganan
prematur
resiko kematian medis yang ketat dan
sindroma lupus 20 kali lebih tinggi multidisipliner pada
neonatal kehamilan dengan lupus
Permasalahan

• Lupus dalam kehamilan adalah pendatang baru penyulit kehamilan dengan


risiko morbiditas maternal dan fetal yang tinggi.

• Belum adanya keseragaman pemahaman dan penanganan kehamilan


dengan lupus.

• Akibat yang terjadi bukan hanya masalah medis yang menyangkut ibu dan
anak saja namun juga masalah sosial dan ekonomi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Tujuan
Tujuan Umum
• Berperan dalam penurunan morbiditas dan mortalitas dalam kehamilan
dengan lupus

Tujuan Khusus
• Membuat rekomendasi berdasarkan bukti ilmiah (scientific evidence) untuk
membantu para praktisi dalam melakukan diagnosis, evaluasi dan
tatalaksana kehamilan dengan lupus.
• Memberi rekomendasi bagi rumah sakit/penentu kebijakan untuk menyusun
protokol setempat atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dengan melakukan
adaptasi terhadap Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran ( PNPK ) ini.
Sasaran

Semua tenaga medis Penentu kebijakan di


yang terlibat dalam lingkungan rumah sakit,
penanganan kasus institusi pendidikan serta
kehamilan dengan lupus kelompok profesi terkait
KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS
KEHAMILAN DENGAN LUPUS
Kriteria diagnosis lupus:
Pasien memenuhi empat dari kriteria pada tabel 2 termasuk setidaknya satu kriteria klinis dan satu
kriteria imunologis; atau

Pasien menderita nefritis yang terbukti secara biopsi sesuai dengan SLE atau cukup dengan test ANA
positif atau antibodi anti-dsDNA positif.

Klasifikasi SLE sesuai kriteria SLICC 2012:


Kriteria klinis Kriteria imunologis
•Lupus kutaneus akut • Serositis • ANA
•Lupus kutaneus kronik • Renal • Anti-dsDNA
•Ulkus oral • Neurologis
•Alopesia non skar • ANTI-Sm
• Leukopenia
•Sinovitis • Antibodi antifosfolipid
• Anemia
• Trombositopenia • Komplemen rendah
• Test Coombs direk
Revisi kriteria ACR/SLICC tahun 2015 untuk diagnosis SLE
Rash lupus akut/subakut pada kulit Sampai 2 poin
- Rash malar 2 poin
- Rash SCLE (lupus eritematosus kutan subakut) 1 poin
- Vaskulitis urtikarial atau purpura yang dapat diraba 1 poin
- Fotosensitivitas 1 poin
Rash DLE (lupus eritematosus diskoid) atau rash lupus hipertrofik 1 poin
Alopesia tanpa skar 1 poin
Ulkus pada mulut atau hidung 1 poin
Penyakit sendi 1 poin
Pleurisy dan/atau perikarditis 1 poin
Psikosis dan/atau kejang dan/atau konfusi (kebingungan) akut 1 poin
Keterlibatan ginjal Sampai 2 poin
- Proteinuria ≥3+ atau ≥500 mg/hari atau urinary cast 1 poin
- Nefritis yang sesuai SLE dan terbukti dengan biopsi 2 poin
Hematologi Sampai 3 poin
- Hitung leukosit < 4000/mm3 atau hitung limfosit < 1500/mm3 pada ≥2 pemeriksaan atau hitung leukosit < 4000/mm3 1 poin
dengan hitung limfosit < 1500/mm3 pada satu kali pemeriksaan
- Trombositopenia < 100.000/mm3 1 poin
- Anemia hemolitik 1 poin
Tes serologis Sampai 3 poin
- Titer ANA positif rendah 1 poin
- Titer FANA tinggi dengan pola homogen atau rim pattern 2 poin
- Anti-dsDNA positif 2 poin
- Anti-Sm positif 2 poin
- Antibodi anti-fosfolipid (aPLs) 1 poin
- Komplemen serum rendah (C3 dan/atau C4 dan/atau CH50) 1 poin
Pengenalan Flare Lupus Pada
Kehamilan
Beberapa faktor terkait flare Studi prospektif telah
pada kehamilan dengan lupus menyarankan bahwa frekuensi
flare ini mungkin terendah
peningkatan kadar anti ds-
DNA pada trimester ketiga

lepas obat hidroklorokuin Persentase flare selama


kehamilan dilaporkan dengan
masa remisi 6 bulan pre-
variasi lebar, berkisar 13.5 - 65
konsepsi yang tidak terpenuhi % dari kehamilan dengan lupus
Assessment flare pada kehamilan
Fitur Temuan yang mengindikasikan adanya Temuan pada kehamilan normal yang dapat menyerupai flare
flare lupus
Klinis Rash aktif Fatigue
Artritis inflamatorik Atralgia
Limfadenopati Efusi lunak pada lutut
Demam > 38oC (yang tidak berhubungan Myalgia, eritema malar dan palmar
dengan infeksi atau obat)
Pleuritis Sindrom carpal tunnel, edema tangan, tungkai, dan wajah
Dispnea ringan pada saat istirahat
Perikarditis rasa terbakar pada daerah esofagal akibat refluks esofagal
karena dismotilitas fisiologis saluran cerna pada kehamilan.
Laju endap darah Meningkat 18 – 46 mm/jam pada usia gestasi <20 minggu
30 – 70 mm/jam pada usia gestasi ≥20 minggu
Anemia Hemoglobin < 10.5 g/dl Hemoglobin > 11 g/dl selama 20 minggu pertama kehamilan
Hemoglobin > 10.5 g/dl setelah usia kehamilan di atas 20
minggu

Trombositopenia Trombosit < 95.000/uL Ringan pada ± 8%


Urinalisa Hematuria atau cellular cast Hematuria yang jarang, yang berasal dari kontaminasi vagina

Proteinuria ≥ 300 mg/hari < 300 mg/hari


Antibodi dsDNA Titer meningkat Titer stabil atau titer negatif
Komplemen Penurunan ≥25% Umumnya meningkat
Pengukuran aktivitas penyakit lupus
selama kehamilan yang tervalidasi
Kelompok Parameter Point values Values to calculate LAI-P

1 Demam 0 1 (a) rata-rata


Rash 0 2
Artritis 0 2 3
Serositis 0 1 2 3
2 Neurologis 0 3 (b) maksimum
Ginjal 0 2 3
Lupus Activity Index pada Paru paru
Hematologis
0
0 1 2
3
3
kehamilan Vaskulitis 0 3
Myositis 0 3
3 Prednisone, NSAID, HCQ 0 1 2 3 (c) rata-rata

Imunosupresan 0 3

4 Proteinuria 0 1 2 3 (d) rata-rata


Anti-DNA 0 1 2
C3, C4 0 1 2
Point value of LAI-P = (a+b+c+d)/4
HCQ: Hidroksiklorokuin; LAI-P: Indeks Aktivitas Lupus dalam Kehamilan
Modifikasi SELENA – SLEDAI untuk aktivitas SLE dalam kehamilan
SELENA-SLEDAI SLEPDAI Komentar
descriptor Skor Dimodifikasi
untuk kehamilan
Demam 8 Ya Singkirkan eklampsia
Psikosis 8 Tidak
Sindrom organik pada otak 8 Tidak
Gangguan visual 8 Ya Hipertensi
Kelainan saraf kranial 8 Ya Singkirkan Bell’s palsy
Nyeri kepala lupus 8 Ya Singkirkan eklampsia, preeklampsia
Cerebrovascular accident 8 Ya Singkirkan eklampsia
Vaskulitis 8 Ya Pikirkan palmar eritema
Artritis 4 Ya Pikirkan bland knee effusion
Myositis 4 Tidak
Urinary cast 4 Tidak
Hematuria 4 Ya Singkirkan sistitis dan perdarahan pervaginam yang disebabkan plasenta
Proteinuria 4 Ya Singkirkan eklampsia
Pyuria 4 Ya Singkirkan infeksi
Rash 2 Ya Pikirkan kloasma
Alopesia 2 Ya Pikirkan alopesia normal pasca melahirkan
Ulkus mukosa 2 Tidak
Pleurisy 2 Ya Hiperventilasi sekunder karena progesteron, dispnea sekunder karena pembesaran uterus
Perikarditis 2 Tidak
Komplemen rendah 2 Ya Komplemen umumnya meningkat pada kehamilan
Peningkatan ikatan DNA 2 Tidak
Demam 1 Tidak
Trombositopenia 1 Ya Singkirkan preeklampsia, sindroma HELLP, trombositopenia insidental pada kehamilan
Leukopenia 1 Ya Pikirkan kenaikan normal leukosit pada kehamilan
SELENA: safety of estrogen in lupus erythematosus national assessment, SLEDAI: SLE disease activity index
Perbedaan preeklampsia dari flare
nefritis lupus
Gambaran klinis dan laboratoris Nefritis lupus aktif Preeklamsia

Hipertensi Onset sebelum minggu ke 20 Onset setelah minggu ke 20

Proteinuria ≥300 mg/dl ≥300 mg/dl


Sedimen urin Aktif Inaktif
Asam urat ≤ 5.5 mg/dl > 5.5 mg/dl
Level antibodi DNA Meningkat Stabil atau negatif
Kalsium urin 24 jam ≥ 195 mg/hari < 195 mg/hari
Level komplemen ≥ 25% penurunan Normal
Mikroangiopati dalam kehamilan

Berbagai jenis mikroangiopati dapat terjadi pada kehamilan


dan dapat meniru atau tumpang tindih dengan flare lupus
jenis tertentu

Diferensiasi mikroangiopati pada kehamilan sangatlah


penting, karena manajemen akan bervariasi tergantung pada
jenis jenis mikroangiopati.
Gambaran/Fitur HELLP AFLP TTP CAPS
Demam - ++ +++ +
Jaundice + +++++ + +
Keterlibatan paru-paru - - - ++++
Peningkatan enzim hati +++++ +++++ +++ +
Gangguan fungsi ginjal +++ +++++ ++ ++++
Peningkatan bilirubin +++ +++++ +++++ +
Infark hepatik + - - +
Hipertensi ++++ ++ +++ +
DIC +++ ++++ - +
Anemia hemolitik mikroangiopati +++++ + +++++ +
Trombositopenia +++ - + +++
Hipoglikemia - +++ - -
ADAMTS13 <5% - - +++++ -
+: frekuensi 0-20%; ++: 20-40%; +++: 40-60%; ++++: 60-80%; +++++: 80-100%; -: tidak muncul; ADAMTS: A
disintegrin and metalloproteinase with thrombospondin type-1 motifs; AFLP: Acute fatty liver of
pregnancy;CAPS: Catastrophic antiphospholipid antibody syndrome; DIC: Disseminated intravascular
coagulation; HELLP: Hemolysis, elevated liver enzymes and low platelet; TTP: Thrombotic thrombocytopenic
purpura
Preeklampsia Sindroma HELLP Nefritis Lupus Akut
Timing dalam kehamilan Usia gestasi > 20 minggu Usia gestasi > 20 minggu Semua usia gestasi

Komplemen (C3, C4) Normal Normal Umumnya menurun

Trombositopenia Tidak ada Ada Ada

Neutropenia Tidak ada Tidak ada Ada


Sedimen urin aktif Tidak ada Tidak ada Ada (dapat jinak pada nefritis lupus membranasea)

Keterlibatan organ lain Tidak ada Tidak ada Ada

Antibodi anti DNA rantai Tidak ada Tidak ada Ada


ganda

Antibodi anti-C1q Normal Normal Kemungkinan tinggi

Tes fungsi hati abnormal Tidak ada Ada Tidak ada

Asam urat serum Meningkat Meningkat Normal (dapat meningkat dengan penurunan laju
filtrasi glomerulus)

Hipertensi (TD > 140/90 Ada Tidak ada pada 10-15% Bervariasi
mmHg)
Peningkatan kreatinin (>1.2 Umumnya tidak ada Dapat muncul pada sampai Umumnya ada
mg/dl) 10%

HELLP: hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count


PREDIKSI DAN PENCEGAHAN
KOMPLIKASI LUPUS DALAM
KEHAMILAN
Saat ini SLE tidak lagi merupakan
kontraindikasi kehamilan
Manajemen terhadap perempuan
dengan SLE yang akan hamil harus Sepertiga
berbeda penderita lupus
sepertiga tidak akan mengalami
mengalami perbaikan
perubahan
Parameter untuk memprediksi selama
selama
kehamilan
luaran yang buruk kehamilan

kadar dari anti ds-DNA serta signifikansi


peningkatannya pada interval waktu

sepertiga makin
kejadian flare 6 bulan sebelum konsepsi memburuk

lepas obat terutama hidroklorokuin pada


kehamilan
Konseling Prakehamilan
Kehamilan lupus risiko tinggi

Riwayat obstetri Hipertensi


Nefritis lupus Gagal ginjal Gagal jantung
yang buruk pulmoner

Ada anti-
Penyakit paru Kerusakan organ Terapi steroid phospholipid
Sedang aktif
interstitial irreversibel berat dosis tinggi antibodies/syndro
me

Ada anti-Ro/La
Kehamilan ganda Usia > 40 tahun
antibodies
Rencana Kehamilan
Kontraindikasi mutlak

Secara umum asuhan antenatal tidak Hipertensi pulmoner berat (perkiraan sistolik PAP > 50 mm
berbeda dengan asuhan antenatal Hg atau simptomatik)
biasa
Penyakit restriktiv paru berat (FVC < 1 litre)

Gagal jantung

Pada trimester pertama bisa Insufisiensi ginjal lanjut (Cr > 2.8 mg dl 1)
dilakukan antenatal yang lebih sering, Riwayat PEB sebelumnya atau HELLP walapun mendapat
misal setiap 2 minggu, untuk
mendeteksi kemungkinan komplikasi terapi aspirin dan heparin
jangka panjang yang timbul.
Kehamilan harus ditunda
Asuhan antenatal sejak 20 minggu
mungkin harus dilakukan setiap 2 Stroke dalam 6 bulan terakhir
minggu sekali dan sejak 28 minggu Flare lupus berat dalam 6 bulan terakhir
dilakukan seminggu sekali untuk Nefritis lupus aktif
mendeteksi preeklamsia
Aspirin pada penderita lupus

Komplikasi terserung lupus dalam kehamilan adalah


Anjuran studi
preeklamsia
•Pemberian aspirin dimulai
sebelum usia kehamilan
Preeklamsia diduga akibat adanya disfungsi endotel,
16 minggu
inflamasi, gangguan keseimbangan rasio thromboxane •Untuk kehamilan dengan
A2/ Prostacyclin lupus dengan antifosfolipid
antibodi positif disarankan
pemberian heparin
Untuk mengatasi gangguan rasio thromboxane dikombinasi dengan aspirin
A2/prostacyclin, diberikan aspirin dosis rendah
Diet pada penderita lupus
■ Tidak ada patokan yang jelas mengenai diet pada penderita lupus
■ Dianjurkan untuk mengkonsumsi kalsium guna mencegah terjadinya
osteoporosis
■ Dianjurkan juga konsumsi vitamin D karena penderita dilarang
terpapar sinar UV pada sinar matahari

Olahraga pada lupus


■ Berguna untuk mempertahankan kekuatan otot, mencegah kekakuan
sendi, mengatasi gejala kelelahan dan mencegah terjadinya
peningkatan berat badan karena penggunaan steroid
PENATALAKSANAAN
Pengawasan Antenatal
Jenis Pemeriksaan Frekuensi
Penilaian klinis  Pemeriksaan oleh ahli Reumatologi dan Nefrologi disarankan
dilakukan tiap bulan, pemeriksaan lebih sering direkomendasikan
bila terjadi flare
 Pemeriksaan oleh ahli Fetomaternal direkomendasikan setiap bulan
hingga usia kehamilan 20 minggu, lalu tiap 2 minggu hingga usia
kehamilan mencapai 28 minggu dan setiap minggu hingga usia
kehamilan 37 minggu
Pemeriksaan laboratorium Dilakukan setiap bulan meliputi pemeriksaan darah lengkap, asam urat,
ureum, kreatinin, elektrolit, tes fungsi hati, urinalisis, sedimen urin
termasuk protein, rasio kreatinin, level komplemen dan antibodi dsDNA.
Pemeriksaan USG  Usia kehamilan 7-13 minggu untuk menentukan usia kehamilan
 Mulai usia kehamilan 16 minggu dilakukan setiap bulan untuk
menentukan adanya kelainan kongenital dan evaluasi pertumbuhan
janin namun direkomendasikan lebih sering bila dicurigai adanya PJT
atau adanya preeklampsia
Pemeriksaan velosimetri Doppler Setiap minggu mulai usia kehamilan 26 minggu
arteri umbilikalis
Pemeriksaan Fetal surveillance Setiap minggu mulai usia kehamilan 26 minggu
Pemeriksaan ekokardiografi fetal Setiap minggu mulai usia kehamilan 16-26 minggu dan dua kali per
minggu mulai >26 minggu hingga 37 minggu
Waktu Jenis Pemeriksaan Keterangan
Konseling prekonsepsi  Urinalisis untuk melihat adanya  Nilai rasio protein/kreatinin,
dan/atau kunjungan Proteinuria untuk hasil yang optimal
perdana antenatal digunakan protein 24 jam

 Darah lengkap, kreatinin serum,  Bila positif, lakukan penilaian


 Antibodi antifosfolipid, antibodi anti mingguan dari denyut jantung
SSA/Ro dan anti-SSB/La janin mulai dari usia kehamilan
16-24 minggu dan dilanjutkan
tiap minggu hingga usia
kehamilan 32 minggu

 Antibodi Anti-double-stranded DNA,


tes fungsi hati dan komplemen

Setiap bulan Urinalisis, proteinuria dan kreatinin Bila dijumpai hasil abnormal
serum makan lakukan pemeriksaan
serologis untuk lupus dan
komplemen, pertimbangkan
untuk melakukan biopsi ginjal
sebelum usia kehamilan 32
minggu
Setiap trimester Darah lengkap, antibodi anti-double-
stranded DNA, komplemen dan tes
fungsi hati (pada
Pasien yang mendapatkan terapi
azathioprine)
Terapi Medikamentosa Kehamilan
Dengan SLE
Jenis Obat yang diperbolehkan Obat yang dikotraindikasikan
Steroid Prednisolone, pulse methylpred-nisolone (-)
Betamethasone, dexamethasone
Antimalaria Hydroxychloroquine (-)
Immunosupresif Azathioprine, Cyclosporine Cyclophosphamide
Tacrolimus Mycophenolate mofetil
Methotrexate
Leflunomide
Rituximab
Belimumab
Antiplatelet Aspirin Ticlopidine
Clopidogrel
Antikoagulan Heparin Warfarin
Antihipertensi Methyldopa ACE inhibitor
Labetalol ARBs
Nifedipine Diuretik
Hydralazine dan Agen inhibitor Beta-adrenergik (dengan
pengecualian)
Analgetik dan Acetaminofen Inhibitor Cyclo-oxygenase 2
antiinflamasi NSAID (hingga usia kehamilan 32 minggu)
Pencegah osteoporosis Suplemen kalsium Bifosfonat
Manajemen Intrapartum dan
Postpartum
•Keputusan terkait waktu dan cara persalinan diberikan kepada SpOG yang telah berpengalaman

•Persalinan sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan tersier

•Dosis serta kombinasi obat dapat disesuakan saat inpartu

•Seksio sesaria hanya dilakukan atas indikasi obstetrik

•Sebaiknya dipertimbangkan mengenai keamanan terapi imumosupresif terhadap neoantus pada ibu
menyusui

•Pasien harus dilakukan follow up secara berkala untuk memonitor kemungkinan terjadinya
kekambuhan SLE
Manajemen Postpartum

Masa nifas periode


yang berisiko tinggi
untuk terjadinya
Pengawasan ketat Terapi kortikosteroid trombosis
selama 4 minggu dapat ditappering off
postpartum sangat pada pasien SLE tanpa •bila selama kehamilan
diberikan terapi
diperlukan riwayat kekambuhan antikoagulan  terapi dapat
diperpanjang hingga 4-6
minggu postpartum
Kontrasepsi pada pasien SLE

• Metode barrier • Angka kegagalan • Metode kontrasepsi


Metode barrier

Metode hormonal
Intrauterine device (IUD)
merupakan penggunaan metode hormonal: obat
kontrasepsi yang IUD cukup rendah kontrasepsi oral
murah, efektif untuk yaitu sebesar 2% (kombinasi-progestin
mencegah kehamilan • Komplikasi: only), dan implant
dan adanya penyakit perdarahan • Penggunaan
menular seksual pervaginam ireguler kontrasepsi oral yang
• Kegagalan dalam setelah pemasangan, mengandung estrogen
penggunaan metode risiko ekspulsi dan tidak disarankan 
ini cukup tinggi (17%) risiko infeksi setelah mengakibatkan flare
terutama penggunaan pemasangan IUD
kondom dan
diafragma.
Penggunaan kontrasepsi oral digunakan bila :
 Keadaan SLE yang inaktif atau SLE/ SLE moderat yang aktif
 Tidak ada riwayat trombosis vena atau arteri
 Tidak ada riwayat hipertensi
 Antikoagulan lupus negatif
 Antibodi antiosfolipid titer rendah (+) intermiten atau bila didapatkan
keuntungan untuk menurunkan risiko trombosis
 Tidak perokok
 Tidak obesitas
Bila memungkinkan, pertimbangkan :
 Pil KB kombinasi dengan estrogen dosis rendah
 Pil progestin only atau IUD
Nefritis lupus dan preeklampsia

Membedakan Hipertensi dan Peningkatan asam Hematuria dan/atau


preeklampsia dengan proteinuria bisa urat lebih condong kristal seluler, aktivitas
flare nefritis lupus ditemukan pada pada preeklampsia ekstrarenal,
bukan hal yang mudah kedua kasus peningkatan antibodi
anti-DNA dan
penurunan
komplemen menjurus
pada nefritis lupus
Kehamilan dengan APS dan SLE
Flare selama Kehamilan

Steroid
Tata laksana dari flare selama
kekambuhan didasarkan •Penggunaan steroid dosis rendah dapat
pada derajat keparahan dan digunakan
keterlibatan organ •Penggunaaan steroid dosis tinggi dalam
jangka waktu pendek dapat digunakan

NSAID

Pilihan terapi selama •NSAID dapat digunakan untuk flare dengan


gejala ringan pada trimester I & II
kehamilan bersifat terbatas •Pemberian NSAID harus dievaluasi terhadap
pada keamanan obat kemungkinan terjadinya malformasi
kongenital
Flare selama Kehamilan

Penggunaan Penggunaan Opsi terapi lain yang


Hidroksiklorokuinolon imunosupresan untuk dapat dipertimbangkan
harus diteruskan selama terapi flare: azatioprin pada flare yaitu dengan
kehamilan dan penghambat pemberian IVIG dan
kalsineurin plasmaferesis, namun
penggunaannya harus
melihat risiko trombosis
dan overload cairan
KOMPLIKASI
Manifestasi klinis SLE sangat luas
ruam malar
arthritis 48,1% nefropati 27,9%
31,1%

fotosensitifity keterlibatan
demam 16,6%
22,9% neurologik 19,4%

ruam discoid anemia hemolitik


miositis 4,3%
7,8% 4,8%

lesi subkutaneus
akut 6,7%
Risiko kematian ibu hamil yang menderita SLE memiliki
dampak 20x lebih tinggi akibat komplikasi pre-eklampsia,
thrombosis, infeksi dan kelainan darah

Tidak semua wanita hamil dengan SLE termasuk wanita


hamil resiko tinggi

Wanita hamil dengan penyakit SLE resiko tinggi


• SLE aktif/ lupus nephritis; atau
• anti Ro/La/antiphospholipid antibodi
Tampilan komplikasi lupus yang diperberat oleh kehamilan

NO GAMBARAN KLINIS TERKAIT KEHAMILAN AKTIVITAS LUPUS


Defisiensi Besi Anemia Penyakit Kronis
1 Anemia
Hemodilusi Anemia Hemolitik
Pre-eklamsi
Peningkatan fisiologi
2 Proteinuria Nefritis
berhubungan kehamilan
atau withdrawal ACEIs
3 Nyeri Sendi Arthalgia Synovitis Inflamasi
Sindrom HELLP
4 Trombositopeni APS
Preeklamsi
Melasma
5 Ruam Wajah Ruam Malar
Wajah Kemerahan
Lupus Neuropsychiatri
6 Kejang Eklamsi
APS
Perbedaan Preeklampsia dengan Lupus Nephritis

NO MANIFESTASI KLINIS PREEKLAMSIA NEFRITIS LUPUS


1 Hipertensi + +
2 Proteinuria + +
3 Hematuria - +/-
4 Kerusakan Ginjal + +

Pengelolaan tekanan darah pada nefritis lupus sama dengan algoritma pengelolaan tekanan darah
pada preeklamsi.
Komplikasi Janin

■ Kehamilan pada SLE meningkatkan resiko penyakit jantung bawaan pada


janin, pertumbuhan janin terhambat, peningkatan kehamilan prematur dan
preeklamsia.

Pertumbuhan janin terhambat terjadi pada sekitar


35% kasus kehamilan dengan SLE

Untuk janin dengan usia kehamilan lebih dari 26


minggu dapat dilakukan pemeriksaan kesejahteraan
janin/ Bio Physical Profile Score kriteria Manning
Komplikasi Janin
Penyakit jantung bawaan
berhubungan dengan anti-Ro/La Ruam lupus neonatal berupa lesi
autoantibodi ibu yang melewati kemerahan sering terjadi pada 2
plasenta dan merusak sistem minggu pertama, hingga 3 – 6 bulan
purkinje kedepan

Penyakit jantung bawaan


berkembang antara 18 – 28 Persalinan prematur sering terjadi
minggu  ekhokardiografi janin
dilakukan pada periode ini pada kehamilan dengan SLE

Blokade konduksi jantung janin


dapat diobati dengan cukup Ketuban pecah dini juga sering terjadi
efektif menggunakan
kortikosteroid dosis tertentu pada 20% kehamilan SLE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai