KEDOKTERAN (PNPK)
TENTANG KEHAMILAN DENGAN LUPUS
2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hampir 90 % kasus lupus terjadi Prevalensi pada wanita usia subur Karena itu, penyakit ini relatif
pada wanita adalah sekitar 1 dalam 500 sering dijumpai pada kehamilan
Latar Belakang
Komplikasi Komplikasi
Penanganan kehamilan
janin pada ibu dengan lupus yang masih
pertumbuhan beragam di Indonesia
janin terhambat flare dan
preeklamsia
kematian janin
dalam rahim
persalinan Diperlukan penanganan
prematur
resiko kematian medis yang ketat dan
sindroma lupus 20 kali lebih tinggi multidisipliner pada
neonatal kehamilan dengan lupus
Permasalahan
• Akibat yang terjadi bukan hanya masalah medis yang menyangkut ibu dan
anak saja namun juga masalah sosial dan ekonomi baik jangka pendek
maupun jangka panjang.
Tujuan
Tujuan Umum
• Berperan dalam penurunan morbiditas dan mortalitas dalam kehamilan
dengan lupus
Tujuan Khusus
• Membuat rekomendasi berdasarkan bukti ilmiah (scientific evidence) untuk
membantu para praktisi dalam melakukan diagnosis, evaluasi dan
tatalaksana kehamilan dengan lupus.
• Memberi rekomendasi bagi rumah sakit/penentu kebijakan untuk menyusun
protokol setempat atau Panduan Praktek Klinis (PPK) dengan melakukan
adaptasi terhadap Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran ( PNPK ) ini.
Sasaran
Pasien menderita nefritis yang terbukti secara biopsi sesuai dengan SLE atau cukup dengan test ANA
positif atau antibodi anti-dsDNA positif.
Imunosupresan 0 3
Asam urat serum Meningkat Meningkat Normal (dapat meningkat dengan penurunan laju
filtrasi glomerulus)
Hipertensi (TD > 140/90 Ada Tidak ada pada 10-15% Bervariasi
mmHg)
Peningkatan kreatinin (>1.2 Umumnya tidak ada Dapat muncul pada sampai Umumnya ada
mg/dl) 10%
sepertiga makin
kejadian flare 6 bulan sebelum konsepsi memburuk
Ada anti-
Penyakit paru Kerusakan organ Terapi steroid phospholipid
Sedang aktif
interstitial irreversibel berat dosis tinggi antibodies/syndro
me
Ada anti-Ro/La
Kehamilan ganda Usia > 40 tahun
antibodies
Rencana Kehamilan
Kontraindikasi mutlak
Secara umum asuhan antenatal tidak Hipertensi pulmoner berat (perkiraan sistolik PAP > 50 mm
berbeda dengan asuhan antenatal Hg atau simptomatik)
biasa
Penyakit restriktiv paru berat (FVC < 1 litre)
Gagal jantung
Pada trimester pertama bisa Insufisiensi ginjal lanjut (Cr > 2.8 mg dl 1)
dilakukan antenatal yang lebih sering, Riwayat PEB sebelumnya atau HELLP walapun mendapat
misal setiap 2 minggu, untuk
mendeteksi kemungkinan komplikasi terapi aspirin dan heparin
jangka panjang yang timbul.
Kehamilan harus ditunda
Asuhan antenatal sejak 20 minggu
mungkin harus dilakukan setiap 2 Stroke dalam 6 bulan terakhir
minggu sekali dan sejak 28 minggu Flare lupus berat dalam 6 bulan terakhir
dilakukan seminggu sekali untuk Nefritis lupus aktif
mendeteksi preeklamsia
Aspirin pada penderita lupus
Setiap bulan Urinalisis, proteinuria dan kreatinin Bila dijumpai hasil abnormal
serum makan lakukan pemeriksaan
serologis untuk lupus dan
komplemen, pertimbangkan
untuk melakukan biopsi ginjal
sebelum usia kehamilan 32
minggu
Setiap trimester Darah lengkap, antibodi anti-double-
stranded DNA, komplemen dan tes
fungsi hati (pada
Pasien yang mendapatkan terapi
azathioprine)
Terapi Medikamentosa Kehamilan
Dengan SLE
Jenis Obat yang diperbolehkan Obat yang dikotraindikasikan
Steroid Prednisolone, pulse methylpred-nisolone (-)
Betamethasone, dexamethasone
Antimalaria Hydroxychloroquine (-)
Immunosupresif Azathioprine, Cyclosporine Cyclophosphamide
Tacrolimus Mycophenolate mofetil
Methotrexate
Leflunomide
Rituximab
Belimumab
Antiplatelet Aspirin Ticlopidine
Clopidogrel
Antikoagulan Heparin Warfarin
Antihipertensi Methyldopa ACE inhibitor
Labetalol ARBs
Nifedipine Diuretik
Hydralazine dan Agen inhibitor Beta-adrenergik (dengan
pengecualian)
Analgetik dan Acetaminofen Inhibitor Cyclo-oxygenase 2
antiinflamasi NSAID (hingga usia kehamilan 32 minggu)
Pencegah osteoporosis Suplemen kalsium Bifosfonat
Manajemen Intrapartum dan
Postpartum
•Keputusan terkait waktu dan cara persalinan diberikan kepada SpOG yang telah berpengalaman
•Sebaiknya dipertimbangkan mengenai keamanan terapi imumosupresif terhadap neoantus pada ibu
menyusui
•Pasien harus dilakukan follow up secara berkala untuk memonitor kemungkinan terjadinya
kekambuhan SLE
Manajemen Postpartum
Metode hormonal
Intrauterine device (IUD)
merupakan penggunaan metode hormonal: obat
kontrasepsi yang IUD cukup rendah kontrasepsi oral
murah, efektif untuk yaitu sebesar 2% (kombinasi-progestin
mencegah kehamilan • Komplikasi: only), dan implant
dan adanya penyakit perdarahan • Penggunaan
menular seksual pervaginam ireguler kontrasepsi oral yang
• Kegagalan dalam setelah pemasangan, mengandung estrogen
penggunaan metode risiko ekspulsi dan tidak disarankan
ini cukup tinggi (17%) risiko infeksi setelah mengakibatkan flare
terutama penggunaan pemasangan IUD
kondom dan
diafragma.
Penggunaan kontrasepsi oral digunakan bila :
Keadaan SLE yang inaktif atau SLE/ SLE moderat yang aktif
Tidak ada riwayat trombosis vena atau arteri
Tidak ada riwayat hipertensi
Antikoagulan lupus negatif
Antibodi antiosfolipid titer rendah (+) intermiten atau bila didapatkan
keuntungan untuk menurunkan risiko trombosis
Tidak perokok
Tidak obesitas
Bila memungkinkan, pertimbangkan :
Pil KB kombinasi dengan estrogen dosis rendah
Pil progestin only atau IUD
Nefritis lupus dan preeklampsia
Steroid
Tata laksana dari flare selama
kekambuhan didasarkan •Penggunaan steroid dosis rendah dapat
pada derajat keparahan dan digunakan
keterlibatan organ •Penggunaaan steroid dosis tinggi dalam
jangka waktu pendek dapat digunakan
NSAID
fotosensitifity keterlibatan
demam 16,6%
22,9% neurologik 19,4%
lesi subkutaneus
akut 6,7%
Risiko kematian ibu hamil yang menderita SLE memiliki
dampak 20x lebih tinggi akibat komplikasi pre-eklampsia,
thrombosis, infeksi dan kelainan darah
Pengelolaan tekanan darah pada nefritis lupus sama dengan algoritma pengelolaan tekanan darah
pada preeklamsi.
Komplikasi Janin