Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH GENDER TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN DI

MINANGKABAU
(Studi Eksperimentasi Semu pada Mahasiswa Akuntansi di Kota Padang)

ARTIKEL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

OLEH:

RIDHA OKTARINA
1202553/2012

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
Pengaruh Gender terhadap Perilaku Etis Akuntan di Minangkabau
(Studi Eksperimentasi Semu pada Mahasiswa Akuntansi di Kota Padang)

Ridha Oktarina
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
E-mail: tharinbkt@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to provide empirical evidence on: 1) The existence of holier
than thou perception bias among Minangkabau male and female accountants. 2)
Whether female accountants demonstrate a higher holier than thou perception
bias compared to their male counterparts. Data for this study were collected
using a survey questionnaire administered to 235 accounting students in 4
universities in Padang. Independent sample T-test and ANOVA were used to
analized the data. Results of this study show the existance of the holier than thou
perception bias among Minangkabau male and female accountants. Furthermore
the result show that Minangkabau female accountants demonstrate a higher
holier than thou perception bias compared to their male counterparts.

Keywords: Gender and holier than thou perception bias.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti secara empiris mengenai:


1) Terdapat bias persepsi holier than thou antara akuntan laki-laki dan perempuan
Minangkabau. 2) Apakah akuntan perempuan menunjukkan bias persepsi holier
than thou lebih tinggi dibandingkan rekan laki-laki mereka. Data dalam penelitian
ini dikumpulkan dengan menggunakan survey kuesioner pada 235 mahasiswa
akuntansi dari 4 Perguruan Tinggi di kota Padang. Independent Sample t-Test dan
ANOVA digunakan untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan terdapat bias persepsi holier than thou antara akuntan laki-laki dan
perempuan Minangkabau, selanjutnya hasil dari penelitian ini menunjukkan
akuntan perempuan Minangkabau menunjukkan bias persepsi holier than thou
lebih tinggi dibandingkan rekan laki-laki mereka.

Kata kunci: Gender dan bias persepsi Holier Than Thou

1
A. Latar Belakang pembayaran kepada pihak lain atau
Perilaku etis adalah perilaku principle, tetapi kenyataannya bukan
ketika seseorang dapat bertindak kepada principle PT. Sinar Lestrai
sesuai dengan hukum, peraturan dan Ultrindo melainkan ke dalam
moral yang telah ditetapkan. Perilaku rekening pribadinya. Hasil
etis sangat penting untuk diterapkan penelusuran bidang akuntansi PT.
di segala bidang profesi, namun pada Sinar Lestari Ultrindo menyatakan
kenyataannya masih banyak terjadi terjadi tujuh kali transfer uang sejak
penyelewengan etika yang akhirnya awal Oktober 2015 hingga
dapat menyebabkan skandal di dalam pertengahan November 2015 dengan
profesi tersebut. nominal terendah Rp. 50.000.000,-
Di Indonesia, kasus skandal dan tertinggi Rp. 80.000.000,-
akuntansi bukanlah hal yang baru. (SumateraEkspres.co.id).
Kasus pelanggaran etika yang Dari berbagai penelitian etika
melibatkan profesi akuntan juga sebelumnya(Ameen;1996,Riza;2010,
terjadi di instansi perpajakan, yaitu Sri;2007), gender merupakan salah
kasus Gayus Tambunan dan Ghani satu variabel yang sering kali diteliti
Widyatmika. Keduanya merupakan dalam literatur etika. Dari berbagai
tamatan Sekolah Tinggi Akuntansi penelitian tersebut menemukan
Negara. Dalam kasus Gayus, Gayus perbedaan gender, perempuan secara
diduga menerima suap atau success konsisten melaporkan tanggapan
fee dari kasus-kasus sengketa pajak yang lebih etis daripada laki-laki.
yang ditanganinya. Namun, mayoritas penelitian
Kasus lainnya juga terjadi dalam sebelumnya yang menemukan
dunia perusahaan, dimana seorang perbedaan gender tidak memiliki
wanita warga Bandung, berinisial NE kerangka teori yang menjelaskan
(30 tahun) ditahan Polsek Babakan mengapa perempuan merespon lebih
Ciparay, Bandung. NE diduga etis daripada laki-laki. Tetapi,
menggelapkan uang perusahaan PT. penelitian lainnya menjelaskan
Sinar Lestari Ultrindo senilai Rp. bahwa hubungan antara gender dan
464.000.000. NE dilaporkan PT. pembuatan keputusan etis mungkin
Sinar Lestari Ultrindo ke Polsek tidak sesederhana yang dianggap.
Babakan Ciparai, 20 desember 2015 Beberapa penelitian menunjukkan
dengan surat bernomor LP/3835/ XI/ bahwa social desirability response
2015. Pihak perusahaan melaporkan bias dapat mengacaukan hubungan
kasus tersebut setelah mengetahui antara gender dan pembuatan
adanya uang perusahaan yang hilang, keputusan etis. Social desirability
dan disinyalir digelapkan oleh NE. response bias adalah kecenderungan
Dalam pengakuannya, NE umum dari individu untuk
menyatakan bahwa saat menampilkan diri dengan cara yang
menyelewengkan uang perusahaan membuat mereka terlihat positif
dia memanfaatkan jabatatannya berkaitan dengan standar yang
sebagai Manager Accounting and diterima secara budaya perilaku
Finance PT. Sinar Lestari Ultrindo. (Monroe, 2003). Social desirability
Dia Modus yang dilakukan NE response bias juga dapat
adalah dengan melakukan menyebabkan individu untuk melihat

2
bahwa mereka lebih etis daripada Argumen dan beberapa temuan
yang lain. Persepsi ini sering disebut penelitian seperti yang telah
sebagai bias persepsi holier than dijelaskan sebelumnya menunjukkan
thou. Bias persepsi holier than thou bahwa masalah pelanggaran etik
berasal dari kecenderungan individu yang telah dilakukan oleh para
untuk melihat bahwa mereka berada akuntan profesional merupakan isu
di atas rata-rata dalam banyak yang menarik. Alasan ini juga
karakteristik positif. Bias persepsi sekaligus menjadi alasan mengapa
holier than thou juga menyebabkan penelitian ini penting untuk
individu yang bersangkutan merasa dilakukan. Pertama, fenomena yang
bahwa mereka lebih mungkin untuk sama terkait dengan perilaku tidak
berperilaku kooperatif dari pada yang etis yang dilakukan oleh akuntan
lain (Dolton, 2011). juga banyak terjadi di Indonesia.
Berkaitan dengan teori Kedua, penelitian yang akan
sosialisasi gender menunjukkan dilakukan sekarang ini berfokus pada
bahwa perempuan dikondisikan sejak faktor personal (gender) yang
usia dini lebih etis dari pada laki-laki mempengaruhi perilaku etis auditor.
terhadap isu-isu moral. Misalnya, Faktor personal merupakan faktor
perempuan lebih cenderung intern yang pasti dimiliki oleh setiap
menunjukkan kepedulian yang lebih individu yang sangat erat kaitannya
besar dari pada laki-laki dan lebih dengan tingkah laku individu itu
mungkin untuk menyadari dan peka sendiri. Ketiga, pembahasan faktor
terhadap masalah etika (Loe dalam gender dalam penelitian ini mungkin
Monroe, 2003). Karena perempuan tidak sesederhana yang mungkin
lebih rentan terhadap pengaruh dianggap. Kami berpendapat bahwa
norma-norma dan nilai-nilai sosial, holier than thou dapat mengacaukan
dalam membuat suatu keputusan hubungan antara gender dan
akan dipengaruhi oleh emosi, dan pembuatan keputusan etis.
pengaruh ini juga membuat mereka Berdasarkan uraian di atas maka
lebih sadar akan kebutuhan untuk penulis melakukan penelitian yang
menciptakan kesan yang baik, hal ini berjudul “Pengaruh Gender
mungkin menjelaskan bahwa bias terhadap Perilaku Etis Akuntan di
persepsi hoier than thou lebih tinggi Minangkabau”.
bagi perempuan. Selain itu, teori B. Landasan Teori dan
sosialisasi gender juga berpendapat Pengembangan Hipotesis
bahwa perempuan disosialisasikan 1. Landasan Teori
keprinsip-prinsip yang lebih umum a. Etika
seperti mementingkan diri sendiri Etika dalam bahasa latin adalah
sedangkan laki-laki lebih “ethica yang berarti falsafah moral.
disosialisasikan keprinsip yang Dari asal usul kata, etika berasal dari
melibatkan bakat. Hal ini juga bahasa Yunani, yaitu Ethos yang
menjadi alasan mengapa bias berarti adat istiadat/kebiasaan yang
persepsi holier than thou lebih tinggi baik. Etika merupakan suatu prinsip
pada akuntan perempuan (Monroe, moral dan perbuatan yang menjadi
2003). landasan bertindak seseorang
sehingga apa yang dilakukannya

3
dipandang masyarakat sebagai disimpulkan bahwa suatu tindakan
perbuatan terpuji dan meningkatkan disebut etis bila mampu memberikan
martabat dan kehormatan seseorang manfaat atau kegunaan sebanyak-
(Munawir, 2005). banyaknya bagi sebanyak mungkin
Jurica (2012) menjelaskan, anggota masyarakat, dan suatu
secara umum etika dibagi atas etika tindakan disebut tidak etis bila
umum dan etika khusus. Etika umum akibatnya lebih banyak merugikan
berkaitan dengan bagaimana manusia sebagian besar anggota masyarakat.
mengambil keputusan keputusan etis, Terdapat dua macam utilitarisme,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip yaitu:
moral dasar yang menjadi pegangan a. Act utilitarisme yaitu perbuatan
bagi manusia dalam bertindak, serta yang bermanfaat untuk banyak
tolok ukur dalam menilai baik atau orang,
buruknya suatu tindakan. Sedangkan b. Rule utilitarisme yaitu aturan
etika khusus adalah penerapan moral yang diterima oleh
prinsip-prinsip moral dasar dalam masyarakat luas.
bidang kehidupan yang khusus. Etika 2. Deontologi Theory
khusus terdiri atas tiga kelompok, Teori ini membahas tentang
yaitu etika individual, etika kewajiban individu untuk
lingkungan hidup dan etika sosial. memberikan hak kepada orang lain,
Etika individual berkaitan dengan sehingga dasar untuk menilai baik
kewajiban dan sikap manusia atau buruk suatu hal harus
terhadap dirinya sendiri. Etika sosial didasarkan pada kewajiban, bukan
yang berkaitan dengan kewajiban, konsekuensi perbuatan. Deontologi
sikap dan pola perilaku manusia menekankan bahwa perbuatan tidak
dengan manusia lainnya. Salah satu pernah menjadi baik karena hasilnya
bagian dari etika sosial adalah etika baik, melainkan karena kewajiban
profesi, termasuk didalamnya etika yang harus dilakukan. Dapat
profesi akuntan. Etika profesi disimpulkan bahwa suatu tindakan
menekankan tuntutan terhadap disebut etis bila mampu memenuhi
profesi seseorang sehubungan kepentingan individu (self-interest)
dengan keahlian dan komitmen dan suatu tindakan disebut tidak etis
moral seperti tanggung jawab, bila tidak mampu memenuhi
keseriusan, disiplin dan intergritas kepentingan individu yang
moral (Sri, 2007). bersangkutan.
Menurut Sukrisno (2011: 44) 3. Virtue Theory
terdapat beberapa teori etika yang Teori ini membahas watak
berkembang yaitu: seseorang yang memungkinkannya
1. Utilitarianism Theory untuk bertingkah laku baik secara
Teori ini membahas tentang moral. Teori ini berangkat dari
optimalisasi pengambilan keputusan pertanyaan mengenai sifat-sifat atau
individu untuk memaksimalkan karakter yang harus dimililiki oleh
manfaat dan meminimalkan dampak seseorang agar bisa disebut sebagai
negatif. Teori ini mengaitkan manusia utama, dan sifat-sifat atau
moralitas dengan kepentingan orang karakter yang mencerminkan
banyak dan kelestarian alam. Dapat manusia hina. Karakter atau sifat

4
utama dapat didefinisikan sebagai benturan kepentingan dalam
disposisi sifat atau watak yang telah pemenuhan kewajiban
melekat oleh seseorang dan profesionalnya.
memungkinkan untuk bertingkah 3. Kompetensi professional dan
laku yang secara moral dinilai baik. kecermatan.
Terdapat dua bagian virtue theory, Setiap anggota harus
yaitu: melaksanakan jasa profesionalnya
a. Pelaku bisnis individual, seperti: dengan berhati-hati, kompetensi dan
kejujuran, fairness, kepercayaan ketekunan, serta mempunyai
dan keuletan, kewajiban untuk mempertahankan
b. Taraf perusahaan, seperti: pengetahuan dan keterampilan
keramahan, loyalitas, profesional pada tingkat yang
kehormatan, rasa malu yang diperlukan untuk memastikan bahwa
dimiliki oleh manajer dan klien atau pemberi kerja memperoleh
karyawan. manfaat dari jasa profesional dan
b. Perilaku Etis teknik yang paling mutakhir.
Perilaku etis merupakan 4. Kerahasian.
komponen dari kepemimpinan, yang Setiap anggota harus
mana pengembangan etika adalah hal menghormati kerahasiaan informasi
penting bagi kesuksesan individu yang diperoleh selama melakukan
sebagai pemimpin suatu organisasi jasa profesional dan tidak boleh
(Putri, 2005). Menurut Ricky W. memakai atau mengungkapkan
Griffin dan Ronald J. Ebert (2006: informasi tersebut tanpa persetujuan,
58) perilaku etis merupakan perilaku kecuali bila ada hak atau kewajiban
yang sesuai dengan norma-norma profesional atau hukum untuk
sosial yang diterima secara umum mengungkapkannya.
sehubungan dengan tindakan- 5. Perilaku professional.
tindakan yang benar dan baik. Setiap anggota harus berperilaku
Ada lima prinsip-prinsip etis yang konsisten dengan reputasi
akuntan yang harus diterapkan pada profesi yang baik dan menjauhi
seluruh anggota yang memiliki karir tindakan yang dapat mendiskreditkan
sebagai akuntan yang dikutip dari profesi. Kewajiban untuk menjauhi
buku Arens (2012:71) sebagai tingkah laku yang dapat
berikut: mendiskreditkan profesi harus
1. Integritas. dipenuhi oleh anggota sebagai
Integritas adalah suatu elemen perwujudan tanggung jawabnya
karakter yang mendasari timbulnya kepada penerima jasa, pihak ketiga,
pengakuan profesional. Integritas anggota yang lain, staf, pemberi
merupakan kualitas yang melandasi kerja dan masyarakat umum.
kepercayaan publik dan merupakan c. Holier Than Thou
patokan (benchmark) bagi anggota Gender merupakan salah satu
dalam menguji keputusan yang variabel yang sering diteliti dalam
diambilnya. literatur etika. Dalam studi
2. Objektivitas sebelumnya menemukan perbedaan
Setiap anggota harus menjaga gender terhadap perilaku etis,
objektivitasnya dan bebas dari perempuan secara konsisten

5
melaporkan tanggapan lebih etis rekan mereka berperilaku kurang etis
daripada laki-laki. Namun, penelitian dari pada diri mereka sendiri apabila
lainnya juga menunjukkan bahwa dihadapkan dengan dilema etika
perempuan lebih rentan terhadap yang berkaitan dengan perilaku etis
social desirability response bias. (Patel, 2011). Bias holier than thou
Dalam teori sosialisasi gender juga menyebabkan individu yang
memberikan beberapa alasan bersangkutan merasa bahwa mereka
mengapa perempuan lebih rentan lebih mungkin untuk berperilaku
terhadap social desirability response kooperatif dari pada yang lain
bias dari pada laki-laki. Perempuan (Dolton, 2011).
lebih cenderung dipengaruhi oleh d. Gender dan Budaya
norma-norma sosial untuk Minangkabau.
menciptakan kesan yang lebih baik Setiap suku bangsa, sejak yang
(Monroe,2003), yang pada akhirnya (tertutup) primitif sampai yang
menyebabkan kecenderungan yang (terbuka) masyarakatnya modern,
lebih besar bagi perempuan untuk mempunyai pandangan hidup sendiri.
menanggapi social desirability Suku bangsa Minangkabau (orang
response bias. Minang) merupakan salah satu suku
Social desirability response bias bangsa yang besar, mempunyai
merupakan suatu kecenderungan pandangan hidup sendiri yang
umum dari individu untuk berbeda dengan pandangan hidup
menampilkan diri dengan cara suku-suku bangsa lainnya.
membuat mereka terlihat posistif Pandangan hidup orang Minang
berkaitan dengan standar yang tertuang dalam ketentuan adat, yang
diterima secara budaya perilaku disebut dengan Adat Minangkabau.
(Manroe,2003). Social desirability Kelompok etnis masyarakat
response bias mengacu pada Minangkabau mempunyai adat
kecenderungan individu untuk istiadat dan falsafat hidup yang kuat.
meningkatkan kesamaan dengan Agama islam merupakan dasar dari
karakteristik masyarakat dan adat dan falsafah hidup dari
menurunkan karakteristik yang tidak masyarakat Minang, seperti yang
diharapkan oleh masyarakat (Dolton, tertuang dalam salah satu prinsip
2011). Secara singkat dapat hidup mereka “adat basandi syara’,
dikatakan bahwa social desirability syara’ basandi kitabullah” (adat
response bias adalah menegaskan bersendikan hukum, hukum
yang baik dan menyembunyikan bersendikan Al-Qur’an) yang berarti
yang buruk. Social desirability adat berlandaskan ajaran islam
response bias juga dapat (Mara, 2010). Masyarakat Minang
menyebabkan individu untuk melihat merupakan penganut agama islam
bahwa mereka lebih etis daripada yang taat. Mereka boleh dikatakan
rekan mereka yang lain, persepsi ini tidak mengenal unsur-unsur
sering disebut sebagai bias persepsi kepercayaan lainnya. Dalam budaya
holier than thou. Minangkabau terdapat dua tipologi
Bias persepsi holier than thou budaya yaitu, dinamisme dan anti
merupakan suatu persepsi dalam diri parokialisme sehingga akan
individu mempersepsikan rekan- melahirkan jiwa merdeka,

6
kosmopolitan, egaliter dan Minangkabau terdapat kesetaraan
berpandangan luas. gender (Siti, 2005).
Dalam masyarakat Dari berbagai penjelasan di atas
Minangkabau, ada tiga pilar yang dikemukakan bahwa perempuan dan
membangun dan menjaga keutuhan laki-laki di Minangkabau memiliki
budaya serta adat istiadat. Mereka kedudukan yang sama dalam
adalah alim ulama, cerdik pandai, mengambil keputusan. Namun, jika
dan ninik mamak yang dikenal dikaitkan dengan hasil keputusan
dengan istilah Tungku Tigo yang dibuat, perempuan akan lebih
Sajarangan. Ketiganya saling berorientasi pada pertimbangan.
melengkapi dan bahu membahu Teori sosialiasasi gender
dalam posisi yang sama tinggi. memberikan beberapa alasan
Dalam masyarakat minagkabau yang mengapa perempuan lebih rentan
demokratis dan egaliter semua terhadap bias persepsi holier than
urusan masyarakat dimusyawarahkan thou dari pada laki-laki (Monroe,
oleh ketika unsur itu secara mufakat. 2003). Sebagai konsekuensi dari
Dalam masyarakat sosialisasi jenis kelamin, perempuan
Minangkabau, juga terdapat istilah lebih cenderung dipengaruhi oleh
BundoKanduang. Bila diterjemahkan norma-norma sosial untuk
kata Bundo Kanduang, maka dapat menciptakan kesan yang baik
dimaknai antara lain: bundo berarti (Monroe,2003), yang pada gilirannya
ibu, sedangkan kanduang berarti menyebabkan kecenderungan yang
kandung atau sejati. Dalam legenda lebih besar bagi perempuan untuk
dan tambo Minangkabau, Bundo menanggapi bias persepsi holier than
Kanduang dilambangkan sebagai thou.
seorang perempuan pemimpin yang 2. Kerangka Konseptual
arif dan bijaksana. Dalam Perilaku etis merupakan suatu
musyawarah, perempuan di prinsip moral dan perbuatan yang
Minangkabau mempunyai hak suara menjadi landasan bertindak
yang sama dengan kaum laki-laki. seseorang sehingga apa yang
Ajaran adat yang begitu memuliakan dilakukannya dipandang oleh
Bundo Kanduang akan nyata masyarakat sebagai perbuatan terpuji
implementasinya dalam kehidupan dan meningkatkan martabat dan
bermasyarakat jika kaum perempuan kehormatan seseorang. Etika
mampu memposisikan dirinya sesuai merupakan filsafat atau pemikiran
dengan fungsi dan tugasnya serta kritis dan mendasar tentang ajaran-
memiliki sifat-sifat yang disyaratkan ajaran dan pandangan-pandangan
oleh adat harus dimiliki oleh seorang moral, dimana etika merupakan suatu
Bundo Kanduang. Hal ini dapat konsep penentuan yang komplek
diartikan bahwa perempuan dalam tentang apa yang dilakukan
Minangkabau memiliki tempat yang seseorang dalam situasi tertentu.
sejajar dengan kaum pria dalam Dalam profesi akuntansi seorang
mengambil kebijakan dan keputusan. akuntan dituntut untuk memiliki
Dengan kata lain dapat disimpulkan etika yang baik dalam menjalankan
bahwa dalam masyarakat profesinya karena profesi seorang
akuntan merupakan profesi yang

7
memiliki tanggung jawab yang tinggi mengapa perempuan lebih rentan
terhadap masyarakat. Apalagi dalam terhadap social desirability response
beberapa tahun belakangan banyak bias dari pada laki-laki (Monroe,
isu-isu etika yang terlibat dalam 2003). Sebagai konsekuensi dari
melaksanakan kecurangan akuntansi sosialisasi jenis kelamin, perempuan
sehingga kepercayaan masyarakat secara umum lebih peduli untuk
terhadap akuntan mulai menurun. kesejahteraan orang lain (Barnet
Pada dunia bisnis saat ini banyak dalam Dalton,2011). Selanjutnya,
akuntan yang melupakan kode etik perempuan lebih cenderung
profesionalnya, hal tersebut bisa dipengaruhi oleh norma-norma sosial
disebabkan faktor eksternal dan untuk menciptakan kesan yang baik
faktor internal. Faktor eksternal (Monroe,2003), yang pada gilirannya
dapat berasal dari pengaruh menyebabkan kecenderungan yang
lingkungan kerja, tekanan atasan dan lebih besar bagi perempuan untuk
tuntutan perusahaan sedangkan menanggapi social desirability
faktor internal diantaranya dapat response bias. Sejalan dengan
dipengaruhi oleh gender. penjelasan di atas juga menjadi
Gender merupakan suatu sifat alasan mengapa bias persepsi holier
yang melekat pada kaum laki-laki than thou memiliki skor rata-rata
maupun perempuan yang lebih tinggi dari pada akuntan laki-
dikonstruksikan secara sosial laki.
maupun kultural. Perbedaan nilai dan Penelitian ini lebih berfokus
sifat berdasrkan gender ini akan pada aspek yang lebih sempit dari
mempengaruhi laki-laki dan social desirability response bias,
perempuan tersebut dalam membuat yaitu bias persepsi holier than thou.
keputusan dan praktik. Bias persepsi holier than thou
Hubungan antara gender dan merupakan suatu hasil persepsi bias
pembuatan keputusan etis mungkin dalam individu yang
tidak sesederhana yang dianggap. mempersepsikan rekan-rekan mereka
Peneliti berpendapat bahwa berperilaku kurang etis dari diri
desirability response bias dapat mereka sendiri ketika dihadapkan
mengacaukan hubungan antara dengan dengan suatu kondisi yang
gender dan pembuatan keputusan tidak etis. Penelitian ini meneliti bias
etis. Social desirability response bias persepsi holier than thou pada
mengacu pada kecenderungan akuntan di Minangkabau.
individu untuk meningkatkan Berdasarkan uraian di atas,
kesamaan dengan karakteristik sehingga kerangka pemikiran teoritis
masyarakat dan menurunkan dapat digambarkan sebagai berikut:
karakteristik yang tidak diharapkan Gambar 1: Kerangka Konseptual
oleh masyarakat. Beberapa penelitian (lampiran)
sebelumnya menemukan bahwa 3. Hipotesis
perempuan cenderung memiliki skor Berdasarkan teori dan latar
rata-rata yang lebih tinggi terhadap belakang permasalahan yang telah
desirability response bias dari pada dikemukakan sebelumnya, maka
laki-laki. Teori sosialiasasi Gender dapat dibuat beberapa hipotesis
memberikan beberapa alasan

8
terhadap permasalahan sebagai tertulis. Respon tertulis diberikan
berikut: sebagai tanggapan atas pertanyaan
H1: Terdapat bias persepsi holier tertulis (kuesioner) yang diajukan
than thou diantara akuntan oleh peneliti.
laki-laki dan perempuan b. Sumber Data
Minangkabau. Sumber data penelitian ini
H2: Dibandingkan akuntan laki-laki adalah data primer. Sumber data
Minangkabau, bias persepsi primer dari penelitian ini adalah
holier than thou lebih tinggi mahasiswa akuntansi Perguruan
pada akuntan perempuan Tinggi di Kota Padang yang sesuai
Minangkabau. dengan kriteria yang telah ditentukan
C. Metode Penelitian melalui penyebaran kuesioner yang
1. Jenis dan Desain Penelitian terdiri dari skenario kasus.
Penelitian ini merupakan 4. Teknik Pengumpulan Data
penelitian yang menggunakan Dalam penelitian teknik
pendekatan kuantitatif dan berjenis pengumpulan data dilakukan melalui
kuasi eksperimentasi. penelitian lapangan (field research).
2. Populasi dan Sampel Kuesioner yang diajukan kepada
Populasi yang digunakan dalam responden berupa daftar pertanyaan
penelitian ini adalah mahasiswa tertutup (closed question), yaitu
program studi akuntansi Perguruan pertanyaan yang dibuat sedemikian
Tinggi di Kota Padang (UNP, rupa sehingga responden dibatasi
UNAND, UPI, UBH). Pengambilan untuk membuat pilihan diantara
sampel dilakukan dengan teknik serangkaian alternatif saja.
purposive sampling dengan beberapa 5. Identifikasi Variabel
kriteria. Pertama, mahasiswa Penelitian
akuntansi yang aktif pada saat a. Variabel Penelitian
kuesioner disebar. Kedua, mahasiswa Variabel yang digunakan dalam
akuntansi (responden) yang sedang penelitian ini adalah :
maupun telah menempuh mata kuliah 1. Variabel dependen (Y), yaitu
auditing 1 dan 2 serta mata kuliah bias persepsi holier than thou.
akuntansi keuangan, sehingga 2. Variabel independen (X), yaitu
mahasiswa dianggap telah gender.
memahami etika akuntan. b. Pengukuran Variabel
3. Jenis dan Sumber Data Penelitian
a. Jenis Data Skala yang digunakan dalam
Data yang digunakan dalam penyusunan kuesioner penelitian ini
penelitian ini adalah data kuantitatif adalah skala likert, yaitu skala yang
dengan skala likert. Dalam penelitian digunakan untuk mengukur sikap,
ini jenis data yang diperoleh adalah pendapat dan persepsi seseorang atau
data subjek. Data subjek merupakan sekelompok orang tentang fenomena
data penelitian yang dilaporkan sosial. Pada penelitian ini penulis
sendiri oleh responden secara menggunakan enam skala
individual atau secara kelompok. pengukuran, sebagai berikut: (1)
Data subjek dalam penelitian ini Sangat Mungkin, (2) Mungkin, (3)
termasuk dalam klasifikasi respon Agak Mungkin, (4) Agak Mustahil,

9
(5) Mustahil dan (6) Sangat dengan r table untuk tingkat
Mustahil. signifikansi 5 persen dari degree of
6. Instrumen Penelitian freedom (df) = n-2, dalam hal ini n
Instrumen pada penelitian ini adalah jumlah sampel. Jika r hitung
dikembangkan berdasarkan pada > r table maka pertanyaan atau
penelitian sebelumnya. Kuesioner indikator tersebut dinyatakan valid,
terdiri dari satu konflik antara begitu juga sebaliknya bila r hitung <
auditor-klien dan dua skenario r table maka pertanyaan atau
whistle-blowing untuk mengukur indikator tersebut dinyatakan tidak
bias holier than thou. Dalam valid (Betti, 2014).
penelitian ini kuesioner diadopsi dari b. Uji Reliabilitas
penelitian Patel (2011). Kuesioner Cara untuk mengukur reliabilitas
dibuat dalam bentuk pendekatan dengan cronbach alpha dengan
skenario. kriteria sebagai berikut: (Betti, 2014)
Skenario pertama 1. Kurang dari 0,6 tidak reliabel
menggambarkan konflik yang 2. 0,6 – 0,7 dapat diterima
muncul antara auditor yang 3. 0,7 – 0,8 baik
bertanggungjawab dengan pihak 4. Lebih dari 0,8 reliabel
pengelola sebuah perusahaan besar 8. Teknik Analisis Data
atas kewajiban yang materialitas a. Analisis Induktif
yang tidak tercatat yang ditemukan 1) Uji Asumsi Klasik
selama proses audit. Auditor yang 1.1 Uji Normalitas
bertanggungjawab akhirnya Uji normalits dalam penelitian
menyelesaikan konflik dengan ini menggunakan uji Kolmogorof-
memutuskan bahwa kewajiban yang Smirnov dilakukan dengan bantuan
tidak tercatat akan diabaikan untuk program SPSS dengan kriteria
tujuan laporan keuangan serta untuk pengujian:
tujuan laporan audit. a. Jika sig < α berarti sebaran data
Skenario kedua dan ketiga tidak normal, dengan α = 0,05
digunakan skenario mengenai b. Jika sig ≥ α berarti sebaran data
whistle-blowing. Dimana dalam normal dengan α = 0,05
skenario kedua, kemungkinan 1.2 Uji Homogenitas
potensi whistle blower untuk promosi Untuk mengetahui hasil uji
bisa sangat dikurangi jika ia homogenitas dari data cukup dengan
mempertanyakan otoritas manajer membaca nilai Sig (signifikansi).
umum dan melaporkan aktivitas yang Pengambilan keputusan dari hasil uji
dipertanyakan kepada ketua dewan homogenitas varian sebagai berikut:
direksi. Sedangkan pada skenario a. Jika nilai signifikansi > 0,05
yang ketiga, potensi whistle blower dapat disimpulkan bahwa varian
diberitahu oleh direktur audit bahwa sama secara signifikan
ia akan dipecat jika memutuskan (homogen).
untuk mengungkap kebenaran. b. Jika nilai signifikansi < 0,05
7. Uji Instrumen dapat disimpulkan bahwa varian
a. Uji Validitas berbeda secara signifikan (tidak
Uji validitas dilakukan dengan homogen).
membandingkan nilai r hitung

10
2) Uji Hipotesis rekan diperoleh sebesar 2,69 dan Std.
Untuk menguji hipotesis, dalam Deviation sebesar 1,055. Untuk
penelitian ini menggunakan analisis kasus kedua dipeoleh mean atas
uji-t untuk menguji hipotesis pertama keputusan terhadap diri sendiri yaitu
dan untuk hipotesis kedua sebesar 3,62 dan Std. Deviation
menggunakan analisis uji ANOVA sebesar 1,256 sedangkan mean atas
satu arah, uji ini digunakan untuk keputusan yang mungkin diambil
membandingkan mean dari dua rekan yaitu sebesar 3,14 dan Std.
populasi. Deviation 1,158. Untuk kasus ketiga
D. Temuan Penelitian dan diperoleh mean keputusan responden
Pembahasan terhadap diri sendiri yaitu sebesar
1. Gambaran Umum Objek 3,52 dan Std. Deviation sebesar
Penelitian 1,245 sedangkan mean atas
Jumlah sasaran sampel dalam keputusan yang mungkin diambil
penelitian ini adalah empat rekan yaitu sebesar 3,05 dan Std.
Perguruan Tinggi di Kota Padang. Deviation sebesar 1,190.
Seluruh sampel dalam penelitian ini Analisis deskriptif akan lebih
adalah mahasiswa akuntansi pada diperinci dengan melihat statistika
keempat Perguruan Tinggi tersebut deskriptif berdasarkan asal perguruan
dan bersedia untuk mengisi tinggi responden. Berikut ini
kuesioner. Jumlah kuesioner yang statistika untuk masing-masing item
disebar dalam penelitian ini adalah kasus berdasarkan asal perguruan
sebanyak 282 buah kuesioner. tinggi.
Jumlah kuesioner yang telah kembali Berdasarkan pada tabel 2
dan diisi lengkap tidak dapat Statistik Deskriptif Keputusan
digunakan secara keseluruhan dalam Responden berdasarkan
penelitian ini, hal ini dikarenakan Perguruan Tinggi (lampiran) dapat
dalam penelitian ini hanya dilihat bahwa untuk kasus pertama
menggunakan responden yang mean keputusan responden terhadap
beretnis Minang, sedangkan dari diri sendiri dari Universitas Negeri
kuesioner yang ada terdapat beberapa Padang yaitu sebesar 3,54 dengan
responden dengan etnis yang bukan Std. Deviation sebesar 1,241, dari
Minang. Jumlah total kuesioner yang Universitas Putra Indonesia
dapat digunakan dalam penelitian ini diperoleh mean sebesar 3,24 dengan
adalah sebanyak 235 buah kuesioner. Std. Deviation sebesar 1,280, dari
2. Analisis Deskriptif Universitas Andalas diperoleh mean
Berikut ini data statistik untuk sebesar 3,88 dengan Std. Deviation
masing-masing item kasus: sebesar 1,282, dan dari Universitas
Berdasarkan tabel 1 Statistik Bung Hatta diperoleh mean sebesar
Deskriptif Keputusan Responden 2,60 dengan Std. Deviation sebesar
(lampiran) dapat dilihat bahwa 1,011. Sedangkan mean atas
untuk kasus pertama diperoleh mean keputusan yang mungkin diambil
atas keputusan untuk diri sendiri rekan dari Universitas Negeri Padang
yaitu sebesar 3,34 dan Std. Deviation yaitu sebesar 2,68 dengan Std.
sebesar 1,282 sedangkan mean atas Deviation sebesar 1,134, dari
keputusan yang mungkin diambil Universitas Putra Indonesia

11
diperoleh mean sebesar 2,54 dengan 1,197. Sedangkan mean atas
Std.Deviation 1,164, dari Universitas keputusan yang mungkin diambil
Andalas diperoleh mean sebesar 2,88 rekan dari Universitas Negeri Padang
dengan Std. Deviation sebesar 1,044, yaitu sebesar 3,99 dengan Std.
dan dari Universitas Bung Hatta Deviation sebesar 1,090, dari
diperoleh mean sebesar 2,55 dengan Universitas Putra Indonesia
Std. Deviation sebesar 0,765. diperoleh mean sebesar 2,80 dengan
Untuk kasus kedua diperoleh Std.Deviation 1,418, dari Universitas
mean keputusan responden terhadap Andalas diperoleh mean sebesar 3,44
diri sendiri dari Universitas Negeri dengan Std. Deviation sebesar 1,128,
Padang yaitu sebesar 3,77 dengan dan dari Universitas Bung Hatta
Std. Deviation sebesar 1,155, dari diperoleh mean sebesar 3,00 dengan
Universitas Putra Indonesia Std. Deviation sebesar 1,171.
diperoleh mean sebesar 3,34 dengan 3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Std. Deviation sebesar 1,196, dari a. Uji Validtas
Universitas Andalas diperoleh mean 1) Keputusan Responden
sebesar 4,17 dengan Std. Deviation terhadap Diri Sendiri
sebesar 1,310, dan dari Universitas Sampel yang digunakan dalam
Bung Hatta diperoleh mean sebesar pengujian validitas ini adalah
3,11 dengan Std. Deviation sebesar sebanyak 235 responden. Untuk
1,197. Sedangkan mean atas melihat validitas dari masing-masing
keputusan yang mungkin diambil item studi kasus, digunakan Correct
rekan dari Universitas Negeri Padang item-Total Correlation. Jika rhitung >
yaitu sebesar 3,03 dengan Std. rtabel maka data dikatakan valid, rtabel
Deviation sebesar 1,159, dari untuk n = 235 adalah 0,1280. Pada
Universitas Putra Indonesia tabel 3 (lampiran) dari 3 kasus yang
diperoleh mean sebesar 3,00 dengan digunakan, ternyata semua item
Std.Deviation 1,183, dari Universitas memiliki Correct Item- Total
Andalas diperoleh mean sebesar 3,54 Correlation lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .
dengan Std. Deviation sebesar 1,237, Jadi, dapat disimpulkan bahwa
dan dari Universitas Bung Hatta semua item kasus terkait dengan
diperoleh mean sebesar 3,05 dengan keputusan responden terhadap diri
Std. Deviation sebesar 1,008. sediri yang digunakan adalah valid
Untuk kasus ketiga diperoleh 2) Keputusan yang Mungkin
mean keputusan responden terhadap Diambil Rekan
diri sendiri dari Universitas Negeri Sampel yang digunakan dalam
Padang yaitu sebesar 3,55 dengan pengujian validitas ini adalah
Std. Deviation sebesar 1,118, dari sebanyak 235 responden. Untuk
Universitas Putra Indonesia melihat validitas dari masing-masing
diperoleh mean sebesar 3,24 dengan item studi kasus, digunakan Correct
Std. Deviation sebesar 1,338, dari item-Total Correlation. Jika rhitung >
Universitas Andalas diperoleh mean rtabel maka data dikatakan valid, rtabel
sebesar 4,17 dengan Std. Deviation untuk n = 235 adalah 0,1280. Pada
sebesar 1,209, dan dari Universitas tabel 4 (lampiran) dari 3 kasus yang
Bung Hatta diperoleh mean sebesar digunakan, ternyata semua item
3,11 dengan Std. Deviation sebesar memiliki Correct Item- Total

12
Correlation lebih besar dari 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . kesimpulan bahwa data yang
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diperoleh terkait dengan keputusan
semua item kasus terkait dengan yang diambil responden terhadap diri
keputusan responden terhadap rekan sendiri berkaitan dengan kasus yang
yang digunakan adalah valid. telah diberikan berdistribusi secara
b. Uji Normalitas normal.
Untuk mengetahui reliabel atau 2) Keputusan yang Mungkin
tidaknya suatu variabel dilakukan uji Diambil Rekan
statistik dengan melihat nilai Dari tabel 7 (lampiran) dapat
Cronbach’s Alpha. Semakin dekat dilihat bahwa nilai kolmogorov
koefisien keandalan dengan 1,0 maka smirnov untuk kasus pertama adalah
akan semakin baik. Secara umum, 1,964 sedangkan kasus kedua adalah
keandalan kurang dari 0,6 dianggap 0,844 dan untuk kasus ketiga adalah
buruk, keandalan dalam kisaran 0,6 – 1,353 dengan nilai Asymp. Sig. (2-
0,7 dapat diterima, 0,7–0,8 keandalan tailed) untuk kasus pertama 0,001 <
dikatakan baik dan lebih dari 0,8 0,05,untuk kasus kedua 0,475 > 0,05
adalah sangat baik. Berikut ini dan untuk kasus ketiga 0,051 > 0.05.
merupakan tabel nilai Cronbach’s Dari hasil yang diperoleh di atas
Alpha masing-masing instrumen: dapat dilihat bahwa untuk kasus
tabel 5 (lampiran). Keandalan pertama nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
konsistensi antar item atau koefisien kecil dari 0.05 sehingga dapat
keandalan Cronbach’s Alpha yang disimpulkan bahwa untuk kasus
terdapat pada tabel di atas yaitu pertama data tidak berdistribusi
untuk keputusan responden terhadap secara normal. Sedangkan untuk
diri sendiri 0,783 sedangkan kasus kedua dan ketiga diperoleh
keputusan yang mungkin diambil nilai Asymp. Sig. (2-tailed) besar
rekan 0,750. Data ini menunjukkan dari 0.05 dan dapat disimpulkan
nilai berada pada kisaran di atas 0,6 untuk kasus kedua dan ketiga data
dengan demikian semua instrumen berdistribusi secara normal.
penelitian dapat dikatakan reliabel. b. Uji Homogenitas
4. Uji Asumsi Klasik 1) Keputusan Responden
a. Uji Normalitas terhadap Diri Sendiri
1) Keputusan Responden Dari tabel 8 (lampiran)
terhadap Diri Sendiri menunjukkan bahwa nilai
Dari tabel 6 (lampiran) dapat signifikansi homogenitas untuk kasus
dilihat bahwa nilai kolmogorov pertama, kedua dan ketiga lebih
smirnov untuk kasus pertama adalah besar dari 0,05 (0,268,0,759, 0,327).
0,582 sedangkan kasus kedua adalah Jadi, dapat disimpulkan bahwa data
0,345 dan untuk kasus ketiga adalah yang digunakan dalam penelitian ini
0,330 dengan Asymp. Sig (2-tailed) memenuhi persyaratan homogenitas
adalah untuk kasus pertama adalah atau homogen.
0,887, untuk kasus kedua 1,000 dan 2) Keputusan yang Mungkin
untuk kasus ketiga 1,000 Diambil Rekan
menunjukkan bahwa nilai Asymp. Dari tabel 9 (lampiran)
Sig. (2-tailed) > 0.05. Dari hasil yang menunjukkan bahwa nilai
diperoleh di atas dapat ditarik signifikansi homogenitas untuk kasus

13
pertama dan kedua besar dari 0,05 ringkasan uji-t dan uji Mann-
(0,083 dan 0,531) menunjukkan Whitney Keputusan Responden pada
bahwa untuk kasus pertama dan tabel 10 (lampiran). Dari hasil
kedua memenuhi persyaratan analisis uji parametrik dan non-
homogenitas atau homogen, parametrik yang telah dilakukan di
sedangkan untuk kasus ketiga nilai atas diperoleh hasil yang
signifikansi kecil dari 0,05 (0,027) menunjukkan bahwa terdapat bias
menunjukkan bahwa untuk kasus persepsi holier than thou diantara
ketiga tidak memenuhi persyaratan akuntan laki-laki dan akuntan
homogenitas atau tidak homogen. perempuan di Minangkabau,
5. Uji Hipotesis sehingga dapat disimpulkan bahwa
a. Hipotesis Pertama hipotesis pertama diterima.
Pengujian hipotesis pertama b. Hipotesis kedua
dalam penelitian ini dilakukan Hipotesis kedua dalam
dengan melakukan uji-t. Dimana, penelitian ini dilakukan dengan
hipotesis pertama yang dirumuskan melakukan uji analisis varians
dalam penelitian ini adalah (H1) (ANOVA), namun dalam penelitian
terdapat bias persepsi holier than ini menggunakan analisis varians
thou pada akuntan laki-laki dan satu jalan (one way ANOVA). One
akuntan perempuan Minangkabau. way ANOVA merupakan teknik
Untuk melihat bias persepsi holier analisis yang ampuh untuk menguji
than thou pada akuntan laki-laki dan perbedaan rata-rata dengan banyak
akuntan perempuan di Miangkabau kelompok yang terpilih secara acak.
dilihat dengan membandingkan mean Dimana, hipotesis kedua yang
atas keputusan responden terhadap dirumuskan dalam penelitian ini
diri sendiri dengan mean keputusan adalah (H2) dibandingkan akuntan
yang mungkin diambil rekan dari laki-laki Minangkabau, bias persepsi
kasus yang telah diberikan, namun holier than thou lebih tinggi pada
dikarenakan dalam penelitian ini akuntan perempuan Minangkabau.
terdapat item kasus yang tidak Sebagaimana dalam pengujian
berdistribusi normal dan tidak hipotesis pertama, dalam pengujian
homogen, maka dalam penelitian ini hipotesis kedua ini juga dilakukan
dilakukan analisis tambahan dengan analisis tambahan dengan
melakukan uji non-parametrik untuk menggunakan uji non-parametrik.
menunjang hasil penelitian. Uji non- Pengujian non-parametrik dilakukan
parametrik yang digunakan dalam untuk lebih menunjang hasil
penelitian ini adalah uji Mann- penelitian dikarenakan terdapat item
Whitney (U). Uji Mann-Whitney kasus yang tidak berdistribusi secara
merupakan uji non-parametrik yang normal dan tidak homogen.
tergolong kuat, hal ini dikarenakan Dari hasil olah data
dalam Uji Mann-Whitney asumsi menggunakan SPSS versi 16 yang
normalitas dan homogenitas tidak telah dilakukan, maka diperoleh hasil
diperlukan. ringkasan uji One-Way ANOVA dan
Dari hasil olah data uji Mann-Whitney pada tabel 11
menggunakan SPSS versi 16 yang (lampiran). Dari tabel di atas baik
telah dilakukan, maka diperoleh hasil dari hasil uji parametrik maupun

14
non-parametrik diperoleh kesimpulan laki-laki Minangkabau. Hal ini
bahwa untuk kasus pertama, kedua ditunjukkan dari hasil selisih mean
dan ketiga bias persepsi bias persepsi atas jawaban keputusan responden
holier than thou lebih tinggi pada terhadap diri sendiri dengan jawaban
akuntan perempuan dari pada responden atas keputusan yang
akuntan laki-laki di Minangkabau mungkin akan diambil rekan. Dari
sehingga hipotesis kedua diterima. ketiga kasus yang diberikan
6. Pembahasan responden perempuan memiliki
a. Gender dan Bias Persepsi selisih mean lebih tinggi dari pada
Holier Than Thou responden laki-laki dimana untuk
Berdasarkan hasil pengujian kasus pertama diperoleh selisih mean
hipotesis di atas, diketahui bahwa (bias persepsi holier than thou) untuk
terdapat bias persepsi holier than responden perempuan 0,86
thou pada akuntan laki-laki dan sedangkan untuk responden laki-laki
perempuan di Minangkabau. Hal ini 0,29. Pada kasus kedua diperoleh
dapat dilihat dari hasil pengolahan selisih mean (bias persepsi holier
data menggunakan uji parametrik than thou) untuk responden
(uji-t) maupun uji non-parametrik perempuan 0,62 sedangkan untuk
(uji Mann-Whitney), dimana pada responden laki-laki 0,25 dan untuk
kasus pertama dari hasil uji-t kasus ketiga diperoleh selisih mean
diperoleh nilai mean keputusan (bias persepsi holier than thou) untuk
responden terhadap diri sendiri responden perempuan 0,62
sebesar 3,34 lebih tinggi dari mean sedangkan untuk responden laki-laki
keputusan yang mungkin diambil 0,25. Dengan nilai Sig. masing-
rekan yaitu sebesar 2,69. Hal ini masing 0,000, 0,008, dan 0,002 <
diperkuat dengan uji Mann-Whitney, 0,005 menunjukkan bahwa terdapat
dimana nilai mean ranks keputusan perbedaan bias persepsi holier than
terhadap diri sendiri lebih tinggi dari thou yang signifikan pada akuntan
pada mean ranks keputusan yang laki-laki dan perempuan
mungkin diambil rekan (268,81 > Minangkabau.
202, 19) dengan Sig. (2-tailed) Penelitian mengenai bias
0,000/2= 0,000>0,005 menunjukkan persepsi holier than thou telah
terdapat bias persepsi holier than dilakukan oleh beberapa peneliti
thou yang signifikan pada akuntan di sebelumnya, hasil penelitian ini
Minangkabau. Begitupun dengan sejalan dengan hasil penelitian yang
kasus kedua dan ketiga, dimana nilai telah dilakukan oleh Patel (2011),
mean dan mean ranks keputusan Dolton (2011) dan Monroe (2003).
terhadap diri sendiri lebih tinggi dari Penelitian Patel (2011) menunjukkan
pada mean dan mean ranks bahwa terdapat bias persepsi holier
keputusan yang mungkin diambil than thou pada akuntan India dan
rekan. Australia. Monroe (2003)
Dari pengujian hipotesis kedua menemukan bahwa akuntan
yang telah dilakukan memperoleh perempuan memiliki nilai Social
hasil bahwa akuntan perempuan desirability response bias lebih
memiliki bias persepsi holier than tinggi dari pada akuntan laki-laki.
thou lebih tinggi dari pada akuntan penelitian Dolton (2011) menemukan

15
bahwa akuntan perempuan memilki persepsi holier than thou lebih tinggi
bias persepsi holier than thou lebih pada akuntan perempuan.
tinggi dari pada akuntan laki-laki. Hasil penelitian ini jika
Dari hasil penelitin di atas dapat dihubungkan dengan teori sosialisai
disimpulkan bahwa terdapat bias gender, menunjukkan bahwa dalam
persepsi holier than thou pada pembuatan suatu keputusan
akuntan laki-laki dan perempuan di perempuan akan lebih dipengaruhi
Minangkabau dan akuntan oleh kesadaran dan kebutuhan untuk
perempuan memiliki bias persepsi menciptakan kesan yang baik.
holier than thou lebih tinggi dari Dengan kebuthan untuk menciptakan
pada akuntan laki-laki. Teori kesan yang baik ini maka perempuan
sosialisasi gender memberikan akan secara sadar akan melihat
penjelasan mengapa akuntan bahwa mereka lebih baik atau
perempuan memiliki bias persepsi bahkan lebh etis dalam menghadapi
holier than thou lebih tinggi dari suatu dilema etis.
pada akuntan laki-laki. E. Penutup
Berkaitan dengan teori a. kesimpulan
sosialisasi gender menunjukkan Kesimpulan yang dapat diambil
bahwa perempuan dikondisikan sejak dari penelitian mengenai pengaruh
usia dini lebih etis dari pada laki-laki gender terhadap perilaku etis akuntan
terhadap isu-isu moral. Misalnya, di Minangkabau, dimana penelitian
perempuan lebih cenderung ini melihat apakah dalam membuat
menunjukkan kepedulian yang lebih suatu keputusan etis akuntan
besar dari pada laki-laki dan lebih Minangkabau dipengaruhi oleh bias
mungkin untuk menyadari dan peka persepsi holier than thou atau tidak
terhadap masalah etika. Karena adalah sebagai berikut:
perempuan lebih rentan terhadap 1. Terdapat bias persepsi holier
pengaruh norma-norma dan nilai- than thou pada akuntan laki-laki
nilai sosial, dalam membuat suatu dan perempuan di Minangkabau.
keputusan akan dipengaruhi oleh Dimana dari ketiga kasus yang
emosi, dan pengaruh ini juga telah diberikan diperoleh hasil
membuat mereka lebih sadar akan bahwa nilai Sum of Ranks atas
kebutuhan untuk menciptakan kesan keputusan akuntan terhadap diri
yang baik, hal ini mungkin sendiri lebih tinggi dari pada
menjelaskan bahwa bias persepsi nilai Sum of Ranks atas jawaban
hoier than thou lebih tinggi bagi responden terhadap keputusan
perempuan. Selain itu, teori yang mungkin diambil rekan.
sosialisasi gender juga berpendapat Hal ini menunjukkan bahwa baik
bahwa perempuan disosialisasikan akuntan laki-laki maupun
keprinsip-prinsip yang lebih umum akuntan perempuan dipengaruhi
seperti mementingkan diri sendiri oleh bias persepsi holier than
sedangkan laki-laki lebih thou dalam membuat suatu
disosialisasikan keprinsip yang keputusan etis.
melibatkan bakat. Hal ini juga 2. Dibandingkan dengan akuntan
menjadi alasan mengapa bias laki-laki, akuntan perempuan
Minangkabau memiliki bias

16
persepsi holier than thou lebih 2. Objek penelitian hanya
tinggi. Dimana dari hasil uji mencakup pada mahasiswa
ANOVA yang telah dilakukan akuntansi saja dan tidak melihat
nilai bias persepsi holier than bias persepsi holier than thou
thou pada akuntan perempuan profesional akuntan.
lebih tinggi daripada nilai bias 3. Lingkup penelitian ini hanya
persepsi holier than thou berada di kota Padang, sehingga
akuntan laki-laki. akan lebih baik apabila diperluas
b. Saran ke Kota lainnya.
Dari hasil penelitian ini maka Daftar Pustaka
dapat diajukan beberapa saran yang Abdulsyani. 2012. Sosiologi
dihasilkan dari penelitian ini: Skematika, Teori dan Terapan.
1. Penelitian ini hanya melihat bias Bumi Aksara: Yogayakarta.
persepsi holier than thou hanya Achmad, Sobirin. 2009. Budaya
pada faktor gender. Untuk Organisasi Edisi Kedua. UPP
penelitian selanjutnya dapat STIM YKPN: Yogyakarta.
melihat bias persepsi holier than Ameen, Elsie C., Daryl M. Guffer &
thou dengan pengaruh tingkat Jeffey J. McMillan. 1996.
religiusitas. Gender Differences in
2. Penelitian ini masih memiliki Determining the Ethical
keterbatasan, yaitu pada pada Sensitivity of Future
metode penelitian yang dipakai. Accounting Profesionals.
Untuk penelitian selanjutnya Journal of Business ethics
dapat dilakukan dengan metode 15:591-597.
lapangan dan wawancara. Arens A., Randal J. Eider, Mark S.
3. Penelitian ini hanya melihat bias Beasley & Amir A. J. 2012.
persepsi holier than thou hanya Jasa Audit dan Assurance:
pada calon akuntan masa depan Pendekatan Terpadu (Adaptasi
yaitu mahasiswa akuntansi, Indonesia), Jilid 1. Salemba
untuk penelitian selanjutnya Empat: Jakarta.
dapat dilakukan dengan melihat Andi, Kartika. 2013. Perbandingan
bias persepsi holier than thou Sensitivitas Etis antara
pada akuntan profesional. Mahasiswa Akuntansi Pria dan
c. Keterbatasan Wanita serta Mahasiswa
Penelitian ini memiliki Akuntansi dan Manajemen
keterbatasan penelitian antara lain: (Studi Empirik pada Perguruan
1. Pengukuran variabel hanya Tinggi di Semarang).
mengandalkan pada pengetahuan Dinamika Akuntansi,
responden yang disampaikan Keuangan dan Perbankan,
secara tertulis melalui kuesioner Vol.2 No. 1, Hal: 26-43.
belum mencerminkan keadaan Astriana, Pamela. 2014. Pengaruh
sebenarnya yang akan berbeda Pemahaman Kode Etik Profesi
apabila data diperoleh melalui Akuntan terhadap Perilaku Etis
wawancara secara langsung pada Mahasiswa Akuntansi
dengan responden. Universitas Negeri

17
Yogyakarta.Skripsi. Mahasiswa S1 Akuntansi
Universitas Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri
Audry, Leiwakabessy. 2009. Yogyakarta). Skripsi.
Pengaruh Orientasi Etis dan Universitas Negeri Yogyakarta.
Budaya Jawa terhadap Douglas, Patricia Casey, Ronald A.
Perilaku Etis Auditor (studi Davidson dan Bill N.
Empiris pada Auditor di Schwartz. 2001. The Effect of
Semarang). Tesis. Universitas Organization Culture and
Diponegoro. Ethical Orientation on
Betti, Susanti. 2014. Pengaruh Locus Accountants Ethical
of Control, Equity Sensitivity, Judgments. Journal of Business
Ethical Sesitivity dan Gender Ethics, Vol. 34, Hal: 101-121.
terhadap Perilaku Etis Akuntan Eni, Widiastuti dan Mahendra Adhi
(Studi Empiris Kantor Akuntan N. 2015. Pengaruh Orientasi
Publik Wilayah Padang dan Etis, equity sensitivity dan
Pekanbaru. Skripsi. Budaya Jawa terhadap
Universitas Negeri Padang. Perilaku Etis Auditor pada
Chand, Parmod. 2012. The Effects of kantor Akuntan Publik di
Ethnic Culture and Yogyakarta. Jurnal Nominal,
Organization Culture on Vol. IV No. 1. Hal:32-48.
Judgments of Accoutants. Fakih, Mansour. 2013. Analisis
Advances in Accounting, Gender dan Transformasi
Incorporating Advances in Sosial. Pustaka Pelajar:
International Accounting, Vol. Yogyakarta.
28 No. 2, Hal: 298-306. Herwinda, Nurmala D. 2010.
Chow, Chee W, et al. 2002. The Persepsi Mahasiswa atas
Organizational Culture of Perilaku Tidak Etis Akuntan
Public Accounting Firms: (Studi pada Universitas Kristen
Evidence from Taiwanese Satya Wacana). Skripsi.
Local and US Affiliated Firms. Universitas Diponegoro.
Accounting Organizations and Irawan, Soehartono. 1995. Metode
Society, Vol. 27 No. 4, Hal: Penelitian Sosial. PT. Remaja
347-360. Rosdakarya: Bandung.
Dalton, Derek dan Marc Ortegren. Julia, Rosdiana D., Luky Patricia &
2011. Gender Differences in Vierly Ananta. 2014. Analisis
Ethics Research: The Perbedaan Gender terhadap
Importance of Controlling for Perilaku Etis, Orientasi Etis
the Social Desirability dan Profesionalisme pada
Response Bias. Journal of Auditor KAP di Surabaya.
Business Ethics, Vol. 103 No. Jurnal GEMA AKTUALITA,
1, Hal: 73-93. Vol. 3 No.1.
Dewanti, Diwi. 2015. Pengaruh Jurica, Lucyanda dan Gunardi Endro.
Orientasi Etis dan Gender 2012. Faktor-Faktor yang
terhadap Persepsi Mahasiswa Mempengaruhi Perilaku Etis
mengenai Perilaku Tidak Etis Mahasiswa Akuntansi
Akuntan (Studi Empiris

18
Universitas Bakrie. Media Catatan Tulis dan Susun pada
Riset Akuntansi, Vol. 2 No. 2. Pembelajaran Shokyu Choukai.
KBBI Online. 2016. Kamus Besar Skripsi. Universitas Pendidikan
Bahasa Indonesia [online] Indonesia.
tersedia pada Rini, Angelia. 2013. Analisis
(www.pusatbahasa.diknas.go.i Perbedaan Pengetahuan Etika
d/kbbi). Diakses 15 Maret Profesi Akuntan berdasarkan
2016. Gender dan Strata Pendidikan.
Monroe, Gary.S. 2003. Exploring E-Journal Universitas Negeri
Social Desirability Response Padang.
Bias. Journal of Business Riza, Sofia Nova Sari, Rahmat Zuhdi
Ethics, Vol. 44, Hal: 291-302. & Nurul Herawati. 2010. Tafsir
Mufid, Muhammad. 2009. Etika dan Perilaku Etis menurut
Filsafat Komunikasi. Kencana: Mahasiswa Akuntansi Berbasis
Jakarta. Gender. SNA XIII.
Muri, Yusuf. 2013. Metode Purwokerto.
Penelitian Kuantitatif, Siti, Fatimah. 2005. Gender dalam
Kualitatif dan Penelitian Komunitas Masyarakat
Gabungan. UNP Press: Padang Minangkabau: Teori, Praktik
Patel, Chris dan Brian R. Millanta. dan Ruang Lingkup Kajian.
2011. Holier-Than-Thou Jurnal Ilmiah Kajian Gender.
Perception Bias Among Sri, Hastuti. 2007. Perilaku Etis
Professional Accountants: A Mahasiswa dan Dosen ditinjau
Cross Cultural Study. dari Faktor Individual Gender
Advances in Accounting, dan Locus of Control. Jurnal
Incorporating Advances in Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol.
International Accounting, Vol. 7 No. 1, Hal: 58-72.
27, Hal 373-381. Sukrisno, Agoes dan I Cenik Ardana.
Poniman. 2009. Persepsi Akuntan 2011. Etika Bisnis dan Profesi:
Pria dan Akuntan Wanita Tantangan Membangun
terhadap Etika Bisnis dan Manusia Seutuhnya. Salemba
Etika Profesi Akuntan. Jurnal Empat: Jakarta.
Akuntansi Indonesia, Vol. 5 Taufik, Akbar. 2013. Analisis
No. 1. Hal:105-117. Perbedaan Penerapan Etika
Putri, Nugrahaningsih. 2005. Analisis Profesi Akuntan Dipandang
Perbedaan Perilaku Etis dari Segi Gender dan Tingkat
Auditor di KAP dalam Etika Pendidikan. E-Journal
Profesi (Studi terhadap Peran Universitas Negeri Padang.
Faktor-Faktor Individual:
Locus of Control, Lama
Pengalaman Kerja, Gender
dan Equity Sensitivity). SNA
VII. Solo. Hal: 617- 630.
Rani, Hardiyanti Siregar. 2013.
Efektivitas Penggunaan
Metode Analisis Teks Teknik

19
Gambar 1 Kerangka Konseptual

Tabel 1 Statistik Deskriptif Keputusan Responden


kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Keputusan N Std. Std. Std.
Mean Mean Mean
deviation deviation deviation
Diri Sendiri 325 3,34 1,282 3,62 1,256 3,52 1,245
Rekan 325 2,69 1,055 3,14 1,158 3,05 1,190
Valid N 325
(listwise)

Tabel 2 Statistik Deskriptif Keputusan Responden berdasarkan


Perguruan Tinggi
Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Perguruan
Keputusan N Std. Std. Std.
Tinggi Mean Mean Mean
deviation deviation deviation
Diri 91 3,54 1,241 3,77 1,155 3,55 1,118
UNP Sendiri
Rekan 91 2,68 1,134 3,03 1,159 2,99 1,090
Diri 41 3,24 1,280 3,34 1,196 3,24 1,338
UPI Sendiri
Rekan 41 2,54 1,164 3,00 1,183 2,80 1,418
Diri 48 3,88 1,282 4,17 1,310 4,17 1,209
UNAND Sendiri
Rekan 48 2,88 1,044 3,54 1,237 3,44 1,128
Diri 55 2,60 1,011 3,11 1,197 3,11 1,197
UBH Sendiri
Rekan 55 2,55 0,765 3,05 1,008 3,00 1,171

Tabel 3 Uji Validitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri


Kasus Corrected Item Total Correlation
Kasus 1 0,593
Kasus 2 0,630
Kasus 3 0,643

Tabel 4 Uji Validitas Keputusan yang Mungkin akan Diambil Rekan


Kasus Corrected Item Total Correlation
Kasus 1 0,530
Kasus 2 0,618
Kasus 3 0,591

20
Tabel 5 Uji Reliabilitas
Instrumen Variabel Nilai Cronbach’s Alpha
Keputusan responden terhadap diri sendiri 0,783
Keputusan yang mungkin diambil rekan 0,750

Tabel 6 Uji Normalitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Most Extreme Differences Absolute ,079 ,047 ,045
Positive ,079 ,000 ,022
Negative -,023 -,047 -,045
Kolmogorov-Smirnov Z ,582 ,345 ,330
Asymp. Sig. (2-tailed) ,887 1,000 1,000
a. Grouping Variable: gender

Tabel 7 Uji Normalitas Keputusan yang Mungkin Diambil Rekan


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3
Most Extreme Differences Absolute ,265 ,114 ,183
Positive ,265 ,114 ,183
Negative ,000 -,012 -,033
Kolmogorov-Smirnov Z 1,964 ,844 1,353
Asymp. Sig. (2-tailed) ,001 ,475 ,051
a. Grouping Variable: gender

Tabel 8 Uji Homogenitas Keputusan Responden terhadap Diri Sendiri


Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Kasus 1 1,231 1 233 ,268
Kasus 2 ,094 1 233 ,759
Kasus 3 ,965 1 233 ,327

21
Tabel 9 Uji Homogenitas Keputusan yang Mungkin diambil Rekan
Levene df1 df2 Sig.
Statistic
Kasus 1 3,032 1 233 ,083
Kasus 2 ,393 1 233 ,531
Kasus 3 4,952 1 233 ,027

Tabel 10 Ringkasan Uji-t dan Uji Mann- Whitney Keputusan Responden


Uji Parametrik Uji Non-Parametrik
Uji t Uji Mann-Whitney
Kasus Kasus Kasus
Kasus 1 Kasus 2 kasus 3
1 2 3
Group Mean Mean Mean Ranks Mean Mean Mean
Statistics Rank Rank Rank
Diri sendiri 3,34 3,62 3,52 Diri sendiri 268,81 261,20 260,38
Rekan 2,69 3,14 3,05 Rekan 202,19 209,80 210,68
Sig. Sig. Sig. Asymp. Asymp. Asymp.
Independent Test
(2- (2- (2- Sig (2- Sig. (2- Sig. 2
Samples Test tailed) tailed) tailed) Statistics
tailed) tailed) tailed)
Equal Asymp.
variances 0,000 0,000 0,000 Sig (2- 0,000 0,000 0,000
assumed tailed)
Equal
variances not 0,000 0,000 0,000
assumed

22
Tabel 17
Ringkasan Uji One Way ANOVA dan Uji Mann-Whitney Holier Than Thou berdasarkan Gender
Uji Parametrik Uji Non- Parametrik

One Way ANOVA


Uji Mann- Whitney

Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3


Kasus 1 Kasus 2 Kasus 3

Descriptives Descriptives Descriptives


Gender Gender Gender
Tesr Tesr Tesr
statist statist statist
Mean Mean Mean ics ics ics
Mean Ranks Mean Ranks Mean Ranks

Gender N Diri Reka Holier Diri Reka Holier Diri Reka Holier
Sendiri n Than Sendiri n Than Sendiri n Than Perem Laki- Perem Laki- Perem Laki-
Ranks
Thou Thou Thou puan laki puan laki puan laki

23
Perempu 148 3,30 2,45 0,86 3,68 3,05 0,62 3,53 2,91 0,62
an Diri
177,58 92,40 169,08 92,57 169,11 91,45
Sendiri

Laki- 87 3,39 3,10 0,29 3,53 3,28 0,25 3,51 3,30 0,21
laki Rekan 119,42 82,60 127,92 82,43 127,89 83,55

Total 235 3,34 2,69 0,65 3,62 3,14 0,49 3,52 3,05 0,47 Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym Asym
Test
p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig. p Sig.
Statistii
2 2 2 2 2 2 2 2 2
cs tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed) tailed)

Anova Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig. Sig.
0,000 0,185 0,000 0,172 0,000 0,288

Between 0,617 0,000 0,000 0,388 0,157 0,008 0,900 0,014 0,002 Holier
Group than 130,57 96,61 127,88 127,88 101,19 0,002 128,27 100,52 0,001
thou

Anda mungkin juga menyukai