Anda di halaman 1dari 16

GOOD GOVERNANCE

(PEMERINTAHAN YANG BAIK)

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kelompok dalam Mata Kuliah
Kewarganegaraan

Disusun Oleh :
Abdullah Nashih Ulwan (1942422)
Muhammad Dika Setiawan (1942429)
Sadam Fahlevi (1942423)
Makhifal (1942437)
Agnan Fajar Saputra (1942428)

STMIK “AMIK BANDUNG”


TEKNIK INFORMATIKA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan yang berjudul
“Good Governance”, makalah ini membahas tentang informasi Good Governance dan
mengkritisi perkembangannya di Indonesia.
Kami berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan lebih dan
bermanfaat bagi para pembaca, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari kat asempurna sehingga kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai kita semua.

i
Daftar ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE ............................................................... 2
C. Prinsip Good Governance ....................................................................................... 4
D. Penerapan Good Governance di Indonesia ............................................................. 8
E. Karakteristik Good Governance .............................................................................. 9
F. Asas – Asas Good Governance ............................................................................... 9
G. Aspek – Aspek Good Governance ........................................................................ 11
Bab III Penutup ................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 12
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 13
Sumber Internet ................................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan suatu negara tidak lain untuk mewujudkan masyarakat dengan kehidupan yang
baik (Good Life), dimana yang terdapat dalam fungsi negara yaitu
melaksanakan kepentingan rakyat dengan norma yang berlaku untuk mewujudkan cita-
cita negara. Masyarakat sebagai pelaksana dan tingkatan pemerintah negara sebagai
pengelola sumber daya pembangunan. Terjadi berbagai permasalahan seperti krisis
ekonomi di Indonesia antara lain menunjukkan tatacara penyelenggara pemerintah
dalam mengelola sumber daya pembangunan yang tidak diatur dengan baik. Akibatnya
menimbulkan masalah-masalah yang lain yang menyebabkan masyarakat menjadi
terhambat dalam proses pengembangan ekonomi Indonesia, sehingga dampak negative
seperti peningkatan penganguran, jumlah penduduk miskin yang bertambah, tingkat
kesehatan yang menurun, dan bahkan konflik-konflik yang terjadi diberbagai daerah.

Penyelenggara pemerintah yang baik sangat dibutuhkan yang dimana menjadi landasan
pembangunan dan pembuatan kebijakan negara yang demokratis dalam era globalisasi.
Oleh karena itu tata pemerintahan yang baik perlu segera dilakukan agar segala
permasalahan yang timbul dapat diminimalkan , dipecahkan dan juga dipulihkannya
segala bidang dalam masyarakat agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Disadari,
dalam mewujudkan tata pemerintahan membutuhkan waktu yang tidak singkat dan
upaya yang didukung dari segala pihak dan dilakukan secara terus – menerus. Selain itu
aparatur negara, pihak swasta dan masyarakat harus bersatu dalam mewujudkan tata
pemerintahan yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian good governance?
2. Bagaimana prinsip-prinsip dan konsepsi good governance?
3. Bagaimana penerapan good governance di Indonesia?
4. Bagaimana

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GOOD GOVERNANCE
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi baik secara politik
maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal dan
politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.

Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada proses
pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat dipertanggungjawabkan secara
bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan
sektor swasta bagi penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan sejak
meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi perombakan
sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih sehingga Good
Governancemerupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak diterapkan dalam
pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan Reformasi yang sudah
berjalan selama 15 tahun ini, penerapan Good Governance di Indonesia belum dapat
dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita Reformasi sebelumnya. Masih
banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran dalam pengelolaan anggaran dan
akuntansi yang merupakan dua produk utama Good Governance.

2
Pengertian Good Governance Menurut Para Ahli
1. Bank Dunia
Good Governance ialah suatu konsep pada penyelenggaraan manajemen
pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi yang langka dan
pencegahan korupsi baik secara politik maupun administrative, menjalankan
disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya
aktivitas kewiraswastaan.
2. Mardiasmo
Good Governance yaitu salah satu konsep pendekatan yang berorientasi kepada
pembangunan sector public oleh pemerintahan yang sangat baik.
3. Bintoro Tjokroamidjojo
Good Governance yakni sebuah bentuk manajemen pembangunan, yang juga
disebut administrasi pembangunan, yang menempatkan peran pemerintah sentral
yang menjadi agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang di dalam
negara berkembang.
4. PP No. 101 tahun 2000
Good Governance merupakan suatu pemerintahan yang dapat mengembangkan dan
menetapkan prinsip-prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, demokrasi, efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.
5. Nugroho
Government ini sangat indentik pada pengelolaan atau pengurus dengan makna
spesifik atau pengurus negara.
6. United Nation Development Program (UNDP)
Good Governance adalah suatu hubungan yang dalam sinergis dan konstruktifnya
ada di antara swasta dan masyarakat.

3
C. Prinsip Good Governance
Kunci utama memahami good governance adalah pemahaman atas prinsip-prinsip di
dalamnya. Bertolak dari prinsip-prinsip ini akan didapatkan tolak ukur kinerja suatu
pemerintahan. Baik-buruknya pemerintahan bisa dinilai bila ia telah bersinggungan
dengan semua unsur prinsip-prinsip good governance. Menyadari pentingnya masalah
ini, prinsip-prinsip good governance diurai satu persatu sebagaimana tertera di bawah
ini:

 Partisipasi Masyarakat (Participation)

Semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik


secara langsung maupun melalui lembaga-lembaga perwakilan sah yang mewakili
kepentingan mereka. Partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan
kebebasan berkumpul dan mengungkapkan pendapat, serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi bermaksud untuk menjamin agar setiap
kebijakan yang diambil mencerminkan aspirasi masyarakat. Dalam rangka
mengantisipasi berbagai isu yang ada, pemerintah daerah menyediakan saluran
komunikasi agar masyarakat dapat mengutarakan pendapatnya. Jalur komunikasi ini
meliputi pertemuan umum, temu wicara, konsultasi dan penyampaian pendapat
secara tertulis. Bentuk lain untuk merangsang keterlibatan masyarakat adalah
melalui perencanaan partisipatif untuk menyiapkan agenda pembangunan,
pemantauan, evaluasi dan pengawasan secara partisipatif dan mekanisme konsultasi
untuk menyelesaikan isu sektoral.

 Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)

Partisipasi masyarakat dalam proses politik dan perumusan-perumusan kebijakan


publik memerlukan sistem dan aturan-aturan hukum. Sehubungan dengan itu, dalam
proses mewujudkan cita good governance, harus diimbangi dengan komitmen untuk
menegakkan rule of law dengan karakter-karakter antara lain sebagai berikut:
Supremasi hukum (the supremacy of law), Kepastian hukum (legal certainty),
Hukum yang responsip, Penegakkan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif,
Indepedensi peradilan. Kerangka hukum harus adil dan diberlakukan tanpa pandang
bulu, termasuk di dalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi manusia.

4
 Transparansi (Transparency)

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil
oleh pemerintah. Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan
di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Tranparansi dibangun
atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-
lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan,
dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.
Sehingga bertambahnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pemerintahan. Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintahan, meningkatnya jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam
pembangunan dan berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan.

 Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha

Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha melayani semua


pihak yang berkepentingan. Dalam konteks praktek lapangan dunia usaha, pihak
korporasi mempunyai tanggungjawab moral untuk mendukung bagaimana good
governance dapat berjalan dengan baik di masing-masing lembaganya. Pelaksanaan
good governance secara benar dan konsisten bagi dunia usaha adalah perwujudan
dari pelaksanaan etika bisnis yang seharusnya dimiliki oleh setiap lembaga korporasi
yang ada didunia. Dalam lingkup tertentu etika bisnis berperan sebagai elemen
mendasar dari konsep CSR (Corporate Social Responsibility) yang dimiliki oleh
perusahaan. Pihak perusahaan mempunyai kewajiban sebagai bagian masyarakat
yang lebih luas untuk memberikan kontribusinya. Praktek good governance menjadi
kemudian guidence atau panduan untuk operasional perusahaan, baik yang
dilakukan dalam kegiatan internal maupun eksternal perusahaan. Internal berkaitan
dengan operasional perusahaan dan bagaimana perusahaan tersebut bekerja,
sedangkan eksternal lebih kepada bagaimana perusahaan tersebut bekerja dengan
stakeholder lainnya, termasuk didalamnya publik.

Berorientasi pada Konsensus (Consensus) Menyatakan bahwa keputusan apapun


harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan
keputusan tersebut, selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak,

5
juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama, sehingga ia akan
mempunyai kekuatan memaksa (coercive power) bagi semua komponen yang
terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut. Paradigma ini perlu dikembangkan
dalam konteks pelaksanaan pemerintahan, karena urusan yang mereka kelola adalah
persoalan-persoalan publik yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan secara
partisipasi, maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang
terwakili. Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang berbeda demi terbangunnya suatu konsensus menyeluruh dalam hal apa yang
terbaik bagi kelompok-kelompok masyarakat, dan bila mungkin, konsensus dalam
hal kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur.

 Kesetaraan (Equity)

Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga


masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Informasi
adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan
daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu proaktif memberikan
informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang disediakannya kepada
masyarakat. Pemerintah daerah perlu mendayagunakan berbagai jalur komunikasi
seperti melalui brosur, leaflet, pengumuman melalui koran, radio serta televisi lokal.
Pemerintah daerah perlu menyiapkan kebijakan yang jelas tentang cara mendapatkan
informasi.

 Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)

Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas, pemerintahan yang


baik dan bersih juga harus memenuhi kriteria efektif dan efisien yakni berdaya guna
dan berhasil-guna. Kriteria efektif biasanya di ukur dengan parameter produk yang
dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai
kelompok dan lapisan sosial. Agar pemerintahan itu efektif dan efisien, maka para
pejabat pemerintahan harus mampu menyusun perencanaan-perencanaan yang
sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat, dan disusun secara rasional dan terukur.

6
Dengan perencanaan yang rasional tersebut, maka harapan partisipasi masyarakat
akan dapat digerakkan dengan mudah, karena program-program itu menjadi bagian
dari kebutuhan mereka. Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga
membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin.

 Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat publik terhadap masyarakat yang


memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka. Para pengambil
keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi masyarakat
bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang
berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu dengan lainnya
tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan. Instrumen dasar akuntabilitas
adalah peraturan perundang-undangan yang ada, dengan komitmen politik akan
akuntabilitas maupun mekanisme pertanggungjawaban, sedangkan instrumen-
instrumen pendukungnya adalah pedoman tingkah laku dan sistem pemantauan
kinerja penyelenggara pemerintahan dan sistem pengawasan dengan sanksi yang
jelas dan tegas.

 Visi Strategis (Strategic Vision)

Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi masa yang


akan datang. Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh
ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serta
kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut.
Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan,
budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif tersebut.

7
D. Penerapan Good Governance di Indonesia
Good Governance diIndonesia sendiri mulai benar – benar dirintis dan diterapkan
sejak meletusnya era Reformasi yang dimana pada era tersebut telah terjadi
perombakan sistem pemerintahan yang menuntut proses demokrasi yang bersih
sehingga Good Governance merupakan salah satu alat Reformasi yang mutlak
diterapkan dalam pemerintahan baru. Akan tetapi, jika dilihat dari perkembangan
Reformasi yang sudah berjalan selama 12 tahun ini, penerapan Good Governance
diIndonesia belum dapat dikatakan berhasil sepenuhnya sesuai dengan cita – cita
Reformasi sebelumnya. Masih banyak ditemukan kecurangan dan kebocoran
dalam pengelolaan anggaran dan akuntansi yang merupakan dua produk utama
Good Governance.

Akan tetapi, Hal tersebut tidak berarti gagal untuk diterapkan, banyak upaya yang
dilakukan pemerintah dalam menciptaka iklim Good Governance yang baik,
diantaranya ialah mulai diupayakannya transparansi informasi terhadap publik
mengenai APBN sehingga memudahkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam menciptakan kebijakan dan dalam proses pengawasan pengelolaan APBN
dan BUMN. Oleh karena itu, hal tersebut dapat terus menjadi acuan terhadap
akuntabilitas manajerial dari sektor publik tersebut agar kelak lebih baik dan
kredibel kedepannya. Undang-undang, peraturan dan lembaga – lembaga
penunjang pelaksanaan Good governance pun banyak yang dibentuk. Hal ini
sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan sektor publik pada era Orde Lama
yang banyak dipolitisir pengelolaannya dan juga pada era Orde Baru dimana
sektor publik di tempatkan sebagai agent of development bukannya sebagai
entitas bisnis sehingga masih kental dengan rezim yang sangat menghambat
terlahirnya pemerintahan berbasis Good Governance.
Diterapkannya Good Governance diIndonesia tidak hanya membawa dampak
positif dalam sistem pemerintahan saja akan tetapi hal tersebut mampu membawa
dampak positif terhadap badan usaha non-pemerintah yaitu dengan lahirnya
Good Corporate Governance. Dengan landasan yang kuat diharapkan akan
membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan
amanah.
8
E. Karakteristik Good Governance
 Adanya partisipasi masyarakat.
 Adanya aturan hukum yang adil tanpa pandang bulu.
 Pemerintah bersifat transparan.
 Pemerintah mempunyai daya tanggap terhadap berbagai pihak.
 Pemerintah berorientasi pada konsesus untuk mencapai kesepakatan.
 Menerapkan prinsip keadilan.
 Pemerintah bertindak secara efektif dan efisien.
 Segala keputusan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik atau bersifat
akuntabilitas.
 Penyelenggaraan pembangunan bervisi strategis.
 Adanya kesalingketerkaitan antarkebijakan.

F. Asas – Asas Good Governance


1. Asas Kepastian Hukum
Asas dalam suatu negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam setiap kebijakan
penyelenggaraan negara.
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
Menjadi salah satu landasan keteraturan, keserasian, keseimbangan dalam
pengabdian penyelenggaraan negara.
3. Asas Kepentingan Umum
Asas yang bisa mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif. Maksudnya asas ini menghendaki
pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum terlebih dahulu.
4. Asas Keterbukaan
Asas yang dapat membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperolah
informasi yang benar , jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi,
golongan, dan rahasia negara.

9
5. Asas Proporsoionalitas
Asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.
6. Asas Profesionalitas
Asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas
Asas yang dapat menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Asas Efisiensi
Penggunaan pada sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang
optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah
ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.
9. Asas Efektivitas
Dalam pencapaian suatu tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang
tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari
beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran
keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan.

10
G. Aspek – Aspek Good Governance

 Hukum atau Kebijakan merupakan salah satu aspek yang ditujukan pada
perlindungan kebebasan.
 Administrative Competence and Transparency merupakan salah satu
kemampuan membuat perencanaan dan melakukan implementasi secara
efisien, kemampuan melakukan penyederhanaan organisasi, penciptaan
disiplin, dan model administratif keterbukaan informasi.
 Desentralisasi yakni sebuah desentralisasi regional dan dekonsentrasi di
dalam departemen.
 Penciptaan Pasar yang Kompetitif ialah suatu penyempurnaan mekanisme
pasar, peningkatan peran pengusaha kecil, dan segmen lain dalam sektor
swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan melakukan kontrol
terhadap makro ekonomi.

11
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang
solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha.
2. Prinsip-prinsip Dasar Good Governance, yaitu:
 Partisipasi Masyarakat (Participation)
 Tegaknya Supremasi Hukum (Rule of Law)
 Transparansi (Transparency)
 Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha
 Kesetaraan (Equity)
 Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)
 Akuntabilitas (Accountability)
 Visi Strategis (Strategic Vision)
3. Asas – Asas Good Governance, yaitu:
1. Asas Kepastian Hukum
2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara
3. Asas Kepentingan Umum
4. Asas Keterbukaan
5. Asas Proporsoionalitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
8. Asas Efisiensi
9. Asas Efektivitas

12
Daftar Pustaka
Sumber Internet
Anonim. PENGERTIAN, PRINSIP DAN PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DI
INDONESIA (22 Mei 2017). https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-
penerapan-good-governance-di-indonesia-99 [Diakses pada 19.05 WIB, Jum’at, 3
Januari 2020]

Anonim. √ Good Governance : Pengertian, Prinsip, Karakteristik, Asas dan Aspek Terlengkap
(8 Oktober 2019). https://seputarilmu.com/2019/10/good-governance.html [Diakses pada
19.05 WIB, Jum’at, 3 Januari 2020]

13

Anda mungkin juga menyukai