Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

TEORI AKUNTANSI
“Asset”
Nomor : 23 - 27

OLEH
KELOMPOK 5:
1. Risman tanggapili C 301 17 020
2. Andri H.A Rasindona C 301 17 031
3. Moh Ucok C 301 17 052
4. Mohammad Fadel C 301 17 096
5. Rahmat Ardiansyah C 301 17 134
6. Kurnia Sandi C 301 17 212
7. Brigian Lagasi C 301 17 306
8. Zhafira Riski Ananda C 301 19 218
9. Rina Khairiyah Ahsan C 301 19 255
10. Fauziah Ramadani C 301 19 258

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
Jawaban :
23. Nilai masukan didasarkan atas jumlah rupiah yang harus dikeluarkan atau dikorbankan
untuk memperoleh aset atau objek jasa tertentu yang masuk dalam unit usaha. Nilai
masukan terterapkan sebagai alternatif nilai keluaran sehingga menunjukan konservatif
nilai maksimum objek jasa atau pos aset.
24. Nilai keluaran didasarkan atas jasa jumlah rupiah kas atau penghargaan lainnya (non kas)
yang diterima suatu unit usaha apabila suatu aset atau potensi jasa akhirnya keluar dari
kesatuan usaha melalui pertukaran atau konversi. Penerapan nilai keluaran terlihat dari
penilaian yang dapat digunakan dan tiap pos aset.
25. Konsep penilaian Aset
Basis Penilaian Keterterapan atau Tujuan Penilaian Pos Yang Berpaut
Kos Historis Mengukur nilai masukan asset yang baru Asset tetap pada
diperoleh. umumnya.
- - Kos Bijaksana Untuk penentuan tarif layanan publik. Asset
tetap/depresiasi.
- - Kos Standar Untuk pengendalian dalam kondisi Sediaan barang jadi
perusahaan berperasi normal. dan dakam proses.
- - Kos Asal Untuk penentuan tariff layanan publik. Asset
tetap/depresiasi.
Kos Pengganti Terdapat pasar asset dengan kondisi Asset pada
sama. umumnya.
- - Nilai Penaksiran Untuk asset perusahaan yang berjalan Asset pada
terus. umumnya.
- - Nilai Wajar Untuk menetukan tariff layanan publik. Asset pada
umumnya.
- - NTB-LKN Bila data nilai masukan tidak tersedian Sediaan barang.
Kos Harapan Terdapat alternative bahwa jasa dapat Asset tetap pada
diperoleh secara bagian demi bagian. umumnya.
Harga jual masa lalu Aliran kas masuk cukup pasti dan Piutang usaha dan
berjangka pendek. Disesuaikan dengan beberapa sediaan
ke tak tertagihan untuk mendapatkan barang.
nilai terealisasi bersih.
Harga jual sekarang Kos transaksi atau konversi sulit Asset pada
ditentukan. umumnya.
- - Nilai likuidasi Bila asset menjadi using atau kesatuan Asset pada umumnya
usaha akan dibubarkan. terutama
sediaan/surat
berharga.
- - Nilai setara tunai Penjualan asset dilakukan dalam operasi Asset pada umumnya
normal perusahaan. terutama sediaan
/surat berharga.
Nilai terealisasi Aliran kas yang cukup pasti dan Investasi jangka
harapan (penerimaan senggang waktu penerimaan cukup panjang.
kas masa datang panjang. Bila perlu didiskusikan untuk
diskunan) menunjukan nilai terealisasi harapan
sekarang.
KAPYLR Penerapan konservatisme dalam keadaan Sediaan barang.
manfaat asset berkurang.
26. Nilai terealisasi harapan suatu asset adalah penerimaan kas atau potensi jasa masa datang
yang jumlah dan waktunya cukup pasti. Untuk penilai sekarang suau asset, nilai
terealisasi harapan harus didiskun menjadi nilai terealsiasi harapan sekarang atau
penerimaan kas/potensi jasa masa diatang diskunan. Pos yang dapat menggunakan dasar
penilaian ini adalah investasi dalam obligasi, piutang wesel jangka panjang dan deposito
berjangka. Kelemahan sebagai dasar pengukuran suatu asset :
a. Kalau tidak ada pasar untuk asset yang bersangkutan, penetuan alirankas masa datang
bersifat subjektif sehingga sulit diverifikasi.
b. Pemilihan tariff yang cukup representative untuk merefleksi risiko tiap asset sangat
problematic.
c. Aliran kas ke perusahaan dihasilkan oleh seluruh asset sebagai satu kesatuan dalam
menghasilkan produk yang akhirnya dijual untuk mendatangkan kas.
d. Beberapa asset memnag tidak dipisahkan sehingga nilai sekarang seluruh asset tidak
akan sama dengan penumlahan semua kas masa datang diskunan tiap pos asset.
27. Konsep penilaian ini didasari pada dasar konservatisma, artinya ketika dalam kondisi
ketidakpastian, kreditor secara historis mendasarkan keputusannya pada nilai konversi
aset yang terendah, sehingga penyajian aset dalam neraca juga rendah. Oleh karena
adanya penurunan nilai aset (khususnya pasar sediaan barang) pada akhir periode ini
diakibatkan turunnya harga atau selera maka otomatis laba bersih akan menjadi lebih
kecil. Sehingga penilaian atas dasar kos atau pasar yang lebih rendah mempunyai banyak
kelemahan sehingga banyak mengundang kritik.

Anda mungkin juga menyukai