Anda di halaman 1dari 4

Tugas Ilmu Perundang-undangan

Nadine Khansa Fakhira


110110170330
IPU – E

Trigger Questions:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keputusan negara serta jenis-jenis keputusan negara!
2. Bandingkan dan jelaskan persamaan dan perbedaan antara peraturan perundang-undangan
dan keputusan administrasi negara!
3. Apa perbedaan hukum tertulis dan hukum yang ditulis?
Jawaban:
1. Dalam UU No. 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara , keputusan tata usaha negara didefinisikan sebagai:
“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh
badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yang bersifat konkret,
individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum
perdata.”
menurut buku “Perihal Undang-Undang” karangan Jimly Asshiddiqie (hal. 9), negara
sebagai organisasi kekuasaan umum dapat membuat tiga macam keputusan yang
mengikat secara hukum bagi subjek-subjek hukum yang terkait dengan keputusan-
keputusan itu:
1. Keputusan yang bersifat umum dan abstrak (general and abstract), biasanya bersifat
mengatur (regeling).
2. Keputusan yang bersifat individual dan konkret, dapat merupakan keputusan yang
bersifat atau berisi penetapan administratif (beschikking).
3. Keputusan yang berupa ‘vonis’ hakim, yang lazimnya disebut dengan istilah putusan.
Kemudian dapat disimpulkan bahwa pengertian istilah “keputusan” dapat diartikan secara
luas dan sempit. Dalam pengertian istilah “keputusan” yang luas, di dalamnya terkandung
juga pengertian “peraturan/regels”, “keputusan/beschikkings” dan “tetapan/vonnis”.
Sedangkan, dalam istilah “keputusan” dalam arti yang sempit, berarti adalah suatu hasil
kegiatan penetapan atau pengambilan keputusan administratif (beschikkings).
Jenis Keputusan:
https://www.academia.edu/9283426/MACAM_MACAM_KEPUTUSAN_DALAM_HUKUM_ADMI
NISTRASI_NEGARA

Keputusan Deklaratoir dan Keputusan Konstitutif


a. Keputusan Deklaratoir adalah keputusan yang tidak mengubah hak dan
kewajibanyang telah ada, tetapi sekedar menyatakan hak dan kewajiban tersebut
(rechtsvaststellende baschikking).
Keputusan mempunyai sifat deklaratoir manakala keputusan itu dimaksudkan untuk
menetapkan mengikatnya suatuhubungan hukum atau keputusan itu maksudnya
mengakui suatu hak yang sudahada.
b. Keputusan Konstitutif adalah keputusan itu melahirkan atau menghapuskan
suatuhubungan hukum atau keputusan itu menimbulkan suatu hak baru
yangsebelumnya tidak dipunyai oleh seseorang yang namanya tercantum
dalamkeputusan itu, maka ia disebut dengan keputusan yang bersifat konstitutif
(rechtscheppend beschikking). (sumber:Ridwanhr, Hukum Administrasi Negara,hlm
157, PT Raja grafindo Persada, Jakarta, 2013)
Keputusan yang Menguntungkan dan yang Memberi Beban
a. Keputusan yang Menguntungkan keputusan bersifat menguntungkan (begunstigende
beschikking) artinya keputusan itu memberikan hak-hak atau memberikan
kemungkinan untuk memperoleh sesuatu yang tanpa adanya keputusan itu tidak akan
ada atau bilamana keputusani tu memberikan keringanan beban yang ada atau
mungkin ada.
b. Keputusan yang memberi beban (belastende beschikking) adalah keputusan
yangmeletakkan kewajiban yang sebelumnya tidak ada atau keputusan mengenai
penolakan terhadap permohonan untuk memperoleh keringanan. (sumber: Ridwanhr,
Hukum Administrasi Negara, hlm 158, PT Raja grafindoPersada, Jakarta, 2013)
Keputusan Eenmalig dan Keputusan yang Permanen
a. Keputusan Eenmalig adalah keputusan yang hanya berlaku sekali atau keputusan
sepintas lalu, yang dalam istilah lain disebut keputusan yang bersifat kilat
(vluctigebeschikking).
b. Keputusan Permanen adalah keputusan yang memiliki masa berlaku yang relative
lama. (sumber: Ridwanhr, Hukum Administrasi Negara, hlm 159, PT Raja
grafindoPersada, Jakarta, 2013)
Keputusan yang Bebas dan yang Terikat
a. Keputusan yang bersifat bebas adalah keputusan yang didasarkan padakewenangan
bebas (vrije bevoegdheid) atau kebebasan bertindak yang dimilikioleh pejabat tata
usaha negara baik dalam bentuk kebebasan kebijaksanaan maupunkebebasan
interprestasi.
b. Keputusan yang terikat adalah keputusan yang didasarkan pada kewenangan
pemerintahan yang bersifat terikat (gebonden bevoegdheid), artinya keputusan
ituhanya melaksanankan ketentuan yang sudah ada tanpa adanya ruang kebebasan bagi
pejabat yang bersangkutan. (sumber: Ridwanhr, Hukum Administrasi Negara, hlm 160,
PT Raja grafindo Persada, Jakarta, 2013
Keputusan Positif dan Negatif
a. Keputusan positf adalah keputusan yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi yang
dikenai keputusan.
b. Keputusan negative adalah keputusan yang tidak menimbulkan perubahan keadaan
hukum yang telah ada.
Keputusan Perorangan dan Kebendaan
a. Keputusan perorangan (persoonlijk beschikking) adalah keputusan yang diterbitkan
berdasarkan kualitas pribadi orang tertentu atau keputusan yang berkaitan dengan
orang.
b. Keputusan Kebendaan (zakelijk beschikking) adalah keputusan yang di terbitkan atas
dasar kualitas kebendaan atau keputusan yang berkaitan dengan benda.

2. Hukum Peraturan Perundang-undangan dan Keputusan Administrasi Negara


 Pengertian dari peraturan perundang-undangan diatur dalam Pasal 1 angka 2 UU No.
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU
12/2011”) adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.
 Sedangkan, mengenai penggunaan istilah “keputusan” dan “peraturan”, menurut buku
“Perihal Undang-Undang” karangan Jimly Asshiddiqie (hal. 9), negara sebagai
organisasi kekuasaan umum dapat membuat tiga macam keputusan yang mengikat
secara hukum bagi subjek-subjek hukum yang terkait dengan keputusan-keputusan itu:
Yaitu keputusan-keputusan yang bersifat umum dan abstrak (general and abstract)
biasanya bersifat mengatur (regeling), sedangkan yang bersifat individual dan konkret
dapat merupakan keputusan yang bersifat atau berisi penetapan administratif
(beschikking) ataupun keputusan yang berupa ‘vonnis’ hakim yang lazimnya disebut
dengan istilah putusan.
 Oleh karena itu menurut Jimly (hal. 10), ada tiga bentuk kegiatan pengambilan
keputusan yang dapat dibedakan dengan penggunaan istilah “peraturan”,
“keputusan/ketetapan” dan “tetapan”, menurut Jimly istilah-istilah tersebut sebaiknya
hanya digunakan untuk:
o Istilah “peraturan” digunakan untuk menyebut hasil kegiatan pengaturan yang
menghasilkan peraturan (regels).
o Istilah “keputusan” atau “ketetapan” digunakan untuk menyebut hasil kegiatan
penetapan atau pengambilan keputusan administratif (beschikkings).
o Istilah “tetapan” digunakan untuk menyebut penghakiman atau pengadilan
yang menghasilkan putusan (vonnis).
 Mengenai perbedaan antara keputusan (beschikking) dengan peraturan (regeling)
disebutkan dalam buku Hukum Acara Pengujian Undang-undang karangan Jimly
Asshiddiqie (hal. 2):
o Keputusan (beschikking) selalu bersifat individual dan konkret (individual
and concrete), sedangkan;
o Peraturan (regeling) selalu bersifat umum dan abstrak (general and
abstract). Yang dimaksud bersifat general and abstract, yaitu keberlakuannya
ditujukan kepada siapa saja yang dikenai perumusan kaedah umum.
 Selain itu, menurut Maria Farida Indrati S dalam buku “Ilmu Perundang-Undangan (1)
(Jenis, Fungsi, Materi, Muatan)” (hal. 78),
o Suatu keputusan (beschikkiking) bersifat sekali-selesai (enmahlig), sedangkan
o Peraturan (regeling) selalu berlaku terus-menerus (dauerhaftig).
 Jimly menyatakan juga bahwa :
o Produk keputusan digugat melalui peradilan tata usaha negara, sedangkan
o Produk peraturan diuji (Judicial review) langsung ke Mahkamah Agung atau
kalau untuk undang-undang diuji ke Mahkamah Konstitusi.
Keputusan (beschikking) Peraturan (regeling)
Selalu bersifat individual and concrete. Selalu bersifat general and abstract.
Pengujiannya melalui gugatan di Pengujiannya untuk peraturan di bawah
peradilan tata usaha negara. undang-undang (judicial review) ke
Mahkamah Agung, sedangkan untuk
undang-undang diuji ke Mahkamah
Konstitusi.
Bersifat sekali-selesai (enmahlig). Selalu berlaku terus-menerus
(dauerhaftig).

3. Pada hakikatnya hukum tertulis terbagi menjadi dua, yaitu hukum tertulis yang
dikodifikasikan dan yang tidak dikodifikasikan. Yaitu hukum yang telah ditulis dan di
cantumkan dalam peraturan perundang-undangan Negara. Hukum tertulis yang
dikodifikasikan maksudnya adalah hukum tata Negara yang sudah dibukukan pada
lembaran Negara dan sudah diumumkan/ di undangkan. Jika hukum tersebut
dikodifikasikan maka kelebihannya yaitu adanya kepastian hukum, adanya kekuasaan
hukum dan adanya penyederhanaan hukum
 Contoh hukum tertulis yang telah dikodifikasikan antara lain: KUHP (Kitab Undang-
undang Hukum Pidana), KUHPerdata (Kitab Undang-undang Hukum Perdata)
 Contoh hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan antara lain: PP (Peraturan
Pemerintah), UU (Undang-Undang), Kepres (Keputusan Presiden).

Anda mungkin juga menyukai