Metode Aspal PDF
Metode Aspal PDF
1. PENDAHULUAN
sehingga waktu tempuh ke lokasi pekerjaan yaitu 2.80 jam. Jam kerja AMP akan dilemburkan
melebihi dari jam kerja normal jika diperlukan.
b. Tahap – II
Pelaksanaan Tahap – II di lapangan akan dilakukan sebagai berikut :
- Pengukuran dan staking out.
- Pekerjaan persiapan drainase berupa saluran berbentuk U tipe DS 2, beton K250
(fc’20) dan baja tulangan untuk struktur drainase beton minor.
- Pekerjaan pembongkaran / galian perkerasan berasapal dengan dan tanpa cold
milling machine di beberapa lokasi sebelum penghamparan perkerasan
beraspal / hotmix.
- Dibeberapa lokasi terdapat pelebaran pada tikungan dengan menggunakan lapis
pondasi bawah beton kurus dan perkerasan beton semen.
- Di lokasi simpang sadang terdapat penanganan dengan perkerasan beton semen
untuk pembukaan lalu lintas umur beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari.
- Pekerjaan dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan ACBC Lev dan
ACWC dimana sebelum penghamparan tersebut dilakukan penyemprotan
dengan lapis perekat pada permukaan eksisting sebagai bonding antara
perkerasan lama dan baru.
- Pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan agregat
kelas S pada bahu jalan.
c. Tahap – III
Tahap – III dikategorikan sebagai tahapan penyelesaian (finishing) sebelum pekerjaan
secara keseluruhan diserah-terimakan dalam proses PHO kepada Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan yang termasuk dalam tahapan ini meliputi pekerjaan pengecatan marka jalan
termoplastik, pemasangan rambu jalan tunggal dengan permukaan pemantul engineer
grade, patok kilometer, patok hektometer dan kerb pracetak .
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Campuran ACBC Lev dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah
rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACBC Lev yang memenuhi persyaratan
spesifikasi maka campuran ACBC Lev tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC Lev akan diperiksa kembali, khususnya
terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka
campuran ACBC Lev tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt
finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller
(initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali
dengan tandem roller (final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan
ACBC Lev dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan
di lokasi penghamparan hotmix.
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara perata (ACBC Lev) tersebut akan
diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin),
dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan
dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di
laboratorium.
2. Manajemen Mutu
Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi, maka
pemeriksaan / pengujian akan dilakukan di laboratorium PT. Seneca Indonesia yang
terletak di base camp PT. Seneca Indonesia.
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan menunjuk pada
beberapa referensi sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknis Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Edisi Tahun 2010
(Revisi 3)
b. AASHTO Specifications for Highway Materials and Methods of Sampling and
Testing
c. Japanese Industrial Standard (JIS) bila diperlukan
d. Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia
sesuai ISO 9000 – 2000
Untuk pengendalian mutu campuran aspal / hotmix, khususnya yang berkaitan dengan
pengendalian temperatur, maka dilakukan hal – hal di bawah ini antara lain :
a. Menutup bak dump truck yang berisi hotmix dengan menggunakan terpal.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Melakukan pembongkaran drainase yang ada (bila ada) dan atau melakukan
penggalian untuk penempatan drainase beton (Saluran berbentuk U Tipe DS 2).
b. Pembongkaran/penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan alat
bantu.
c. Mempersiapkan landasan (lantai kerja) untuk perletakan saluran DS 2 dengan
menggunakan pasangan batu pecah atau sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
d. Saluran berbentuk U tipe DS 2 diturunkan dengan menggunakan crane, kemudian
dipasang sesuai garis dan elevasi serta detail lainnya yang ditunjukkan dalam
gambar kerja atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Sambungan antara segmental saluran beton bertulang kemudian diisi dengan mortar
atau bahan lain sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
f. Setelah pekerjaan pemasangan DS 2 dan sambungan selesai dilanjutkan dengan
pekerjaan back filling dan dipadatkan dengan menggunakan stamper.
Metode kerja untuk pekerjaan beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b.Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Beton K250 diasumsikan digunakan untuk penutup saluran (slab beton) atau lokasi
lain sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d.Semen, pasir, agregat dan air dicampur menjadi campuran beton K250 dengan
menggunakan concrete mixer yang sesuai dengan JMF yang telah direncanakan dan
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Beton dituangkan / dicor secara manual ke dalam bekisting yang telah disiapkan
beserta tulangan, kemudian dipadatkan dengan concrete vibrator.
f. Selama 7 (tujuh) hari, beton dirawat dengan menggunakan metode yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump
dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air dalam menunjang pekerjaan
tersebut.
4. Galian Biasa
Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah galian/kemiringan
untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan excavator dan
dibantu secara manual (tenaga manusia).
e. Hasil galian tanah diangkut dengan dump truck menuju lokasi pembuangan yang
telah ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan.
f. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.
5. Galian Batu
Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
PT. SENECA INDONESIA Page 7
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
14. Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton lebih dari 3
hari dan kurang dari 7 hari
Umum dan Persiapan
a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing ( gambar kerja ) dilakukan pada
periode mobilisasi
b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan batching plant untuk kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.
c. Semua bahan dasar beton ( agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya – additive )
telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi persyaratan
spesifikasi. Semen dan baja tulangan telah diuji oleh supplier dan telah
menyampaikan sertifikat hasil pengujian kepada Direksi Pekerjaan.
d. Rancangan formula campuran beton ( JMF ) + additive dibuat dilaboratorium dengan
mengacu kepada persyaratan spesifikasi.
e. Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal yang digunakan
dalam spesifikasi adalah beton dengan kuat tekan tinggi dimana agar dapat dibuka
untuk lalu lintas pada umur beton 3 hari – 7 hari, kuat tekan beton sudah harus
mencapai 300 kg/cm2 dan untuk tujuan tersebut, kedalam campuran beton akan
digunakan penambahan additive ( superplasticizer ).
f. Dowel dan tie bar disiapkan ( dipotong, dibengkokan dan dirakit ) di sekitar lokasi
pekerjaan.
g. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
h. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
i. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan ( trial section ) untuk melihat efektifitas
kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan dilapangan.
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dimulai dengan pekerjaan pemasangan bekisting dimana elevasi, ukuran dan bentuk
mengikuti gambar kerja yang telah disetujui Direksi Pekerjaan
b. Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan plastik / lapisan aspal untuk menjaga agar
air semen dari beton FS 45 (fast track) tidak mengalir keluar dan pemasangan baja
tulangan ( dowel dan tiebar-bila ada ) sesuai gambar kerja
c. Beton FS 45 (fast track) yang telah diproduksi dari batching plant dan telah
ditambahkan (secara terpisah) bahan additive/superplasticizer kedalam truck mixer
diangkut kelapangan dengan mempergunakan truck mixer, dan sebelum dicorkan
kedalam bekisting, diperiksa terlebih dahulu kelacakan/slump dari campuran beton
tersebut. Pada setiap pelaksanaan pengecoran selain dilakukan uji slump juga akan
dibuat benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan pengujian kuat tekan/kuat
lentur di laboratorium.
d. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai kondisi lapangan), maka Beton FS 45
(fast track) tersebut akan dihampar dengan menggunakan concrete paver, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
e. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing, dan
bila disebutkan dalam gambar kerja, maka permukaan beton digaruk/disikat arah
tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan kemudian beton dilindungi/dipelihara/curing
sampai mencapai waktu tertentu.
f. Untuk menjaga agar air beton tidak mengalami penguapan saat pelaksanaan, maka di
lokasi pekerjaan ditutup dengan tenda pelindung.
g. Apabila proses finishing telah selesai dan beton telah cukup mengeras ( sesuai hasil
percobaan / perkiraan 6-8 jam ), maka akan dilakukan pemotongan pada lokasi
contraction joint dengan menggunakan concrete cutter, untuk kemudian lokasi
sambungan dibersihkan dengan air compressor dan dipasang joint sealent sesuai
gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
h. Acuan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum 6 jam setelah pengecoran.
i. Perkerasan beton harus ditutup terhadap segala lalu lintas sedikitnya sampai beton
berumur 8 jam dan perkerasan dapat dibuka untuk lalu lintas setelah kuat tekan beton
mencapai 300 kg/cm2 (25 MPa) yang didapat dari benda uji beton yang dirawat
sesuai dengan kondisi perkerasan.
j. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan ini.
c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck. Kemudian
agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.
d. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan
ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan
dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.
e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk mendapatkan
kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan
water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.
f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.
a. Patok hektometer diproduksi oleh supplier sesuai dengan dimensi dan mutu bahan
yang terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi.
b. Patok hektometer yang telah cukup umur dikirim dengan menggunakan dump truck
dan diterima di lokasi pekerjaan
c. Lokasi patok hektometer digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar
kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali
tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
e. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan.
f. Dilakukan perapihan setelah pemasangan selesai.
25. Kerb Pracetak Jenis 7a, 7b dan 7c (Kerb dengan Pelandaian Trotoar)
Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai Spesifikasi
Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan pembuatan Kerb
Pracetak ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan.
d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk kerb sesuai gambar kerja,
selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan pasir dan
semen (mortar).
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Demikianlah tulisan ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan atau penjelasan
perihal metode kerja pekerjaan – pekerjaan utama dan penjelasan perihal metode pelaksanaan
untuk menyelesaikan pekerjaan Paket Paket Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan
Padalarang – Purwakarta.
Iskak Efferin
Direktur Utama