Anda di halaman 1dari 17

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sesuai dengan persyaratan di dalam Dokumen Pengadaan Pekerjaan Paket
Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan Padalarang – Purwakarta, maka “PT.
Seneca Indonesia” sebagai Calon Penyedia Jasa menyusun tulisan / paper ini untuk
memberikan penjelasan perihal usulan Metode Pelaksanaan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan penjelasan
perihal metode pelaksanaan yang akan dilakukan oleh “PT. Seneca Indonesia” dalam
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan Paket Pemeliharaan Berkala /
Rehabilitasi Jalan Padalarang – Purwakarta.
Di dalam penjelasan metoda pelaksanaan pekerjaan tersebut, juga akan diuraikan
metode kerja dari masing – masing pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang yang
membantu dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.

1.3. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan dari Paket Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan Padalarang
– Purwakarta, sesuai Dokumen Pengadaan antara lain terdiri dari :
 Divisi 1 Umum, yang akan mencakup pekerjaan mobilisasi, manajemen dan
keselamatan lalu lintas serta manajemen mutu.
 Divisi 2 Drainase, yang akan mencakup pekerjaan saluran berbentuk U tipe DS
2, beton K250 (fc’20) dan baja tulangan untuk struktur drainase beton minor.
 Divisi 3 Pekerjaan Tanah, yang akan mencakup pekerjaan galian biasa, galian
batu, galian perkerasan beraspal dengan dan tanpa cold milling machine, galian
perkerasan beton, timbunan pilihan dari sumber galian dan penyiapan badan
jalan.
 Divisi 4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan, yang akan mencakup
pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S.
 Divisi 5 Pekerasan Non Aspal, yang akan mencakup pekerjaan perkerasan
beton semen, lapis pondasi bawah beton kurus dan perkerasan beton semen
untuk pembukaan lalu lintas umur beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7
hari.
 Divisi 6 Perkerasan Aspal, yang akan mencakup pekerjaan lapis perekat-aspal
emulsi, laston lapis aus (ACWC), laston lapis antara perata (ACBC (L)) dan
bahan anti pengelupasan.
 Divisi 8 Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor, yang akan mencakup
pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A dan campuran aspal panas untuk
pekerjaan minor, pengecatan marka jalan termoplastik, pemasangan rambu
jalan tunggal dengan permukaan pemantul engineer grade, patok kilometer,
patok hektometer, kerb pracetak jenis 2,6,7a,7b dan 7c.
 Divisi 10 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin, yang akan mencakup pekerjaan
pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian dan timbunan

2. RENCANA LOKASI BASE CAMP


Base camp, dimana akan terdapat asphalt mixing plant (AMP) yang memiliki sertifikast laik
fungsi berlokasi di daerah Cagak (Subang) pada Km. Bdg. 44+000 sehingga akan berjarak
rata-rata 70 km ke lokasi pekerjaan dengan kecepatan rata-rata perjalanan 25 km/jam
PT. SENECA INDONESIA Page 1
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

sehingga waktu tempuh ke lokasi pekerjaan yaitu 2.80 jam. Jam kerja AMP akan dilemburkan
melebihi dari jam kerja normal jika diperlukan.

3. USULAN TAHAPAN METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN


Paket Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan Padalarang – Purwakarta yang
diturunkan dari usulan rencana kerja / S-Curve akan terbagi menjadi beberapa tahapan
penyelesaian pekerjaan antara lain :
a. Tahap – I
Tahap – I merupakan tahapan mobilisasi yang akan dilakukan selama 4 (empat) minggu
sejak diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja / SPMK. Tahapan mobilisasi yang akan
dilakukan antara lain :
- Mempersiapkan base camp dan laboratorium,
- Memobilisasi personil dan peralatan konstruksi,
- Pembuatan papan nama proyek,
- Pembuatan rambu-rambu peringatan dll,
- Pengadaan K3
- Melakukan pengukuran dalam rangka pelaksanaan field engineering / rekayasa
lapangan,
- Pembuatan shop drawings / gambar kerja dan review terhadap volume /
kuantitas pekerjaan,
- Pengujian seluruh bahan dasar dan pembuatan job mix formula / JMF
- Serta hal-hal lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan dokumen, khususnya Spesifikasi Teknis / Spesifikasi
Umum,
- Selain hal-hal di atas, tahapan ini dilakukan untuk pengembalian kondisi
perkerasan khususnya untuk perbaikan kerusakan jalan yang masuk dalam
kategori pekerjaan minor yang terdiri dari lapis pondasi agregat kelas A dan
campuran aspal panas. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam periode
mobilisasi,
- Pemeliharaan rutin dilaksanakan sejak SPMK sampai PHO.

b. Tahap – II
Pelaksanaan Tahap – II di lapangan akan dilakukan sebagai berikut :
- Pengukuran dan staking out.
- Pekerjaan persiapan drainase berupa saluran berbentuk U tipe DS 2, beton K250
(fc’20) dan baja tulangan untuk struktur drainase beton minor.
- Pekerjaan pembongkaran / galian perkerasan berasapal dengan dan tanpa cold
milling machine di beberapa lokasi sebelum penghamparan perkerasan
beraspal / hotmix.
- Dibeberapa lokasi terdapat pelebaran pada tikungan dengan menggunakan lapis
pondasi bawah beton kurus dan perkerasan beton semen.
- Di lokasi simpang sadang terdapat penanganan dengan perkerasan beton semen
untuk pembukaan lalu lintas umur beton lebih dari 3 hari dan kurang dari 7 hari.
- Pekerjaan dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan ACBC Lev dan
ACWC dimana sebelum penghamparan tersebut dilakukan penyemprotan
dengan lapis perekat pada permukaan eksisting sebagai bonding antara
perkerasan lama dan baru.
- Pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan penghamparan dan pemadatan agregat
kelas S pada bahu jalan.

PT. SENECA INDONESIA Page 2


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Tahap – III
Tahap – III dikategorikan sebagai tahapan penyelesaian (finishing) sebelum pekerjaan
secara keseluruhan diserah-terimakan dalam proses PHO kepada Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan yang termasuk dalam tahapan ini meliputi pekerjaan pengecatan marka jalan
termoplastik, pemasangan rambu jalan tunggal dengan permukaan pemantul engineer
grade, patok kilometer, patok hektometer dan kerb pracetak .

4. USULAN URAIAN METODE KERJA UNTUK PEKERJAAN UTAMA DAN


PEKERJAAN PENUNJANG LAINNYA
4.1. Pekerjaan Utama
Pekerjaan utama dalam paket Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan Padalarang
– Purwakarta terdiri dari :

1. Laston Lapis Aus (ACWC)


Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis aus (ACWC) adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Campuran ACWC dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah
rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACWC yang memenuhi persyaratan
spesifikasi maka campuran ACWC tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACWC akan diperiksa kembali, khususnya terhadap
temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka campuran ACWC
tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt finisher, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller (initial compaction),
pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali dengan tandem roller
(final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan
ACWC dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan
di lokasi penghamparan hotmix.
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis aus (ACWC) tersebut akan diproteksi dari
kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin), dan setelah
kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan dengan
mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di
laboratorium.

2. Laston Lapis Antara Perata (ACBC (L))


Metode kerja untuk pekerjaan laston lapis antara perata (ACBC (L)) adalah sebagai
berikut :

PT. SENECA INDONESIA Page 3


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar alat yang akan digunakan.
c. Campuran ACBC Lev dipersiapkan / diproduksikan di base camp dengan
menggunakan AMP yang dilengkapi dengan generator set dan wheel loader setelah
rumus perbandingan campuran (JMF) dan trial compaction telah disetujui oleh
Direksi Pekerjaan dan terhadap campuran ACBC Lev yang memenuhi persyaratan
spesifikasi maka campuran ACBC Lev tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan
dengan menggunakan dump truck.
d. Di lokasi pekerjaan, campuran ACBC Lev akan diperiksa kembali, khususnya
terhadap temperature campuran dan apabila memenuhi persyaratan, maka
campuran ACBC Lev tersebut akan dihampar dengan menggunakan asphalt
finisher, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat tandem roller
(initial compaction), pneumatic tire roller (secondary compaction) dan kembali
dengan tandem roller (final compaction).
e. Selama proses penghamparan dan pemadatan, maka sekelompok pekerja akan
merapihkan tepi hamparan/padatan dengan menggunakan alat bantu.
f. Peralatan, tebal gembur dan jumlah lintasan/passing dari alat pemadat akan
mengikuti hasil percobaan (trial compaction) yang dilakukan sebelum pelaksanaan
ACBC Lev dimulai.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply air yang akan digunakan untuk keperluan
di lokasi penghamparan hotmix.
h. Setelah pemadatan selesai, laston lapis antara perata (ACBC Lev) tersebut akan
diproteksi dari kendaraan lalu-lintas sampai temperature yang diijinkan (dingin),
dan setelah kurang lebih 24 jam, akan dilakukan pemeriksaan derajat kepadatan
dengan mengambil benda uji inti dengan alat coring untuk kemudian diperiksa di
laboratorium.

4.2. Pekerjaan Penunjang Lainnya

1. Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Untuk menjaga dan melindungi keselamatan pengguna jalan yang ada selama proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan, maka akan dilakukan pengaturan lalu-
lintas yang akan berpedoman kepada Norma Standar Pedoman Manual (NSPM), antara
lain yaitu Pedoman No. 015/T/BM/1999 SK No. 60/KPTS/Db.1999 perihal Pengaturan
Lalu-Lintas untuk keselamatan selama Pekerjaan Pemeliharaan Jalan dan Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 2011 tentang manajemen dan rekayasa, analisa dampak serta
manajemen lalu lintas.
Upaya – upaya lain yang akan dilakukan di lapangan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan sistem perambuan sementara dengan mempertimbangkan: volume
lalu-lintas dan kapasitas jalan yang ada, keselamatan lalu-lintas pengguna jalan dan
keselamatan pejalan kaki pada daerah pemukiman.
2. Menetapkan lokasi-lokasi dimana perlu disediakan peralihan (taper) saat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Memasang rambu-rambu perhatian dan peringatan disekitar lokasi pekerjaan
(termasuk didalamnya spanduk dan selebaran).

PT. SENECA INDONESIA Page 4


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas yang akan mengarahkan dan mengontrol


arus lalu lintas ke dan di sekitar lokasi pekerjaan.
5. Kecuali diijinkan lain, maka pelaksanaan pergerakan peralatan dan pelaksanaan
pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan jalan lainnya, akan dilakukan pada
siang/malam hari dengan menggunakan sistem penerangan yang cukup.

2. Manajemen Mutu
Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dan hasil pekerjaan konstruksi, maka
pemeriksaan / pengujian akan dilakukan di laboratorium PT. Seneca Indonesia yang
terletak di base camp PT. Seneca Indonesia.

Peralatan laboratorium yang akan dipersiapkan dan digunakan untuk pemeriksaan


kualitas bahan dasar dan hasil pekerjaan, adalah tidak hanya terbatas pada :
a. Pemeriksaan Uji Tanah :
 Atterberg limit
 Berat jenis
 Uji proctor
 Uji CBR laboratorium
 Sandcone
b. Pemeriksaan Uji Aspal :
 Pengujian metode marshall
 Ekstraksi dengan metode sentrifugal dan refluks
 Berat jenis agregat kasar dan halus
 Kadar pori dalam campuran (metode akurat)
 Pengeboran benda uji inti (core drill)
 Termometer logam
 Pengujian penetrasi, titik lembek dan daktilitas aspal
 Dan perlengkapan uji aspal lainnya
c. Pemeriksaan Uji Beton :
 Uji slump test
 Cube / cylender moulds
 Speedy moisture tester
 Uji tekan beton (compressive strength test)
 Dan perlengkapan uji beton lainnya

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan akan dilakukan dengan menunjuk pada
beberapa referensi sebagai berikut :
a. Spesifikasi Teknis Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum, Edisi Tahun 2010
(Revisi 3)
b. AASHTO Specifications for Highway Materials and Methods of Sampling and
Testing
c. Japanese Industrial Standard (JIS) bila diperlukan
d. Prosedur pengendalian mutu dalam Sistem Manajemen Mutu PT. Seneca Indonesia
sesuai ISO 9000 – 2000

Untuk pengendalian mutu campuran aspal / hotmix, khususnya yang berkaitan dengan
pengendalian temperatur, maka dilakukan hal – hal di bawah ini antara lain :
a. Menutup bak dump truck yang berisi hotmix dengan menggunakan terpal.

PT. SENECA INDONESIA Page 5


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

b. Menyediakan dan mengadakan radio komunikasi antara operator AMP dan


pelaksana di lokasi pekerjaan.
c. Mengadakan pemeriksaan jalur / rute perjalanan dump truck dari base camp ke
lokasi pekerjaan secara rutin agar kendala – kendala diperjalanan dapat
diinformasikan untuk dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan terjadinya perubahan cuaca, khususnya


curah hujan di lokasi pekerjaan, maka akan dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Mempelajari data curah hujan yang pernah terjadi di lokasi pekerjaan pada periode
mobilisasi saat akan dilakukan review terhadap kuantitas pekerjaan dan skedul
pelaksanaan pekerjaan hasil rekayasa lapangan.
b. Melakukan pencatatan curah hujan dan kondisi cuaca harian di lokasi base camp
dan dilokasi pekerjaan.
c. Melakukan komunikasi yang rutin antara lokasi base camp dan lokasi pekerjaan
agar selalu dapat dipantau kondisi cuaca agar dapat diputuskan oleh base camp
waktu yang terbaik didalam mengirimkan bahan/material kelokasi pekerjaan.

4.3. Pekerjaan Lainnya

1. Saluran Berbentuk U Tipe DS 2


Metode kerja untuk pekerjaan Saluran berbentuk U tipe DS 2 adalah sebagai berikut:
Umum dan Persiapan
a. Memobilisasi dan setting peralatan di lapangan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan saluran berbentuk U tipe DS 2.
b. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
c. Saluran berbentuk U Tipe DS 2 disupply oleh supplier dan diterima di lokasi
pekerjaan.
d. Melakukan peninjauan lapangan bersama-sama direksi untuk memeriksa apakah
lokasi pekerjaan sudah memenuhi syarat untuk dilaksanakan pekerjaan tersebut.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Melakukan pembongkaran drainase yang ada (bila ada) dan atau melakukan
penggalian untuk penempatan drainase beton (Saluran berbentuk U Tipe DS 2).
b. Pembongkaran/penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator dan alat
bantu.
c. Mempersiapkan landasan (lantai kerja) untuk perletakan saluran DS 2 dengan
menggunakan pasangan batu pecah atau sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi
Pekerjaan.
d. Saluran berbentuk U tipe DS 2 diturunkan dengan menggunakan crane, kemudian
dipasang sesuai garis dan elevasi serta detail lainnya yang ditunjukkan dalam
gambar kerja atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Sambungan antara segmental saluran beton bertulang kemudian diisi dengan mortar
atau bahan lain sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
f. Setelah pekerjaan pemasangan DS 2 dan sambungan selesai dilanjutkan dengan
pekerjaan back filling dan dipadatkan dengan menggunakan stamper.

2. Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor

PT. SENECA INDONESIA Page 6


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Metode kerja untuk pekerjaan beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b.Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Beton K250 diasumsikan digunakan untuk penutup saluran (slab beton) atau lokasi
lain sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d.Semen, pasir, agregat dan air dicampur menjadi campuran beton K250 dengan
menggunakan concrete mixer yang sesuai dengan JMF yang telah direncanakan dan
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
e. Beton dituangkan / dicor secara manual ke dalam bekisting yang telah disiapkan
beserta tulangan, kemudian dipadatkan dengan concrete vibrator.
f. Selama 7 (tujuh) hari, beton dirawat dengan menggunakan metode yang disetujui
oleh Direksi Pekerjaan. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump
dan membuat benda uji kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
g. Water tanker disiapkan untuk mensupply kebutuhan air dalam menunjang pekerjaan
tersebut.

3. Baja Tulangan untuk struktur drainase beton minor


Metode kerja untuk pekerjaan baja tulangan untuk struktur drainase beton minor adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Baja tulangan akan dipotong dengan menggunakan bar cutter machine dan
dibengkokkan dengan menggunakan bar bending machine sesuai dengan kebutuhan
(ukuran dan bentuk) di sekitar lokasi pekerjaan.
d. Potongan baja tulangan kemudian dirangkai sesuai gambar rencana di sekitar lokasi
pekerjaan.

4. Galian Biasa
Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah galian/kemiringan
untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan excavator dan
dibantu secara manual (tenaga manusia).
e. Hasil galian tanah diangkut dengan dump truck menuju lokasi pembuangan yang
telah ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan.
f. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

5. Galian Batu
Metode kerja untuk pekerjaan galian biasa adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
PT. SENECA INDONESIA Page 7
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Melakukan pengukuran dan pemasangan patok-patok pengarah galian/kemiringan


untuk menjadi acuan saat pelaksanaan pekerjaan.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian dilakukan dengan jack hammer + air compressor dan
hasil galian diangkut dengan dump truck menuju lokasi pembuangan yang telah
ditentukan untuk menghindari dampak lingkungan.
e. Hasil galian dirapihkan oleh sekelompok pekerja.

6. Galian Perkerasan Beraspal dengan Cold Milling Machine


Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan marking lokasi yang akan digali.
d. Pelaksanaan pekerjaan galian perkerasan beraspal dengan cold milling machine
akan dilakukan apabila lokasi, ukuran dan gambar kerja telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
e. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan cold milling
machine, jack hammer + air compressor + asphalt cutter digunakan untuk
membongkar lapisan aspal yang tidak dapat dibongkar dengan alat cold milling
machine.
f. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.

7. Galian Perkerasan Beraspal tanpa Cold Milling Machine


Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beraspal tanpa cold milling machine
adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan marking lokasi yang akan digali.
d. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan jack hammer +
air compressor digunakan untuk membongkar lapisan aspal dan asphalt cutter
digunakan untuk memotong lokasi perkerasan yang akan dibongkar.
e. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.

8. Galian Perkerasan Beton


Metode kerja untuk pekerjaan galian perkerasan beton adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Melakukan pengukuran dan marking lokasi yang akan digali.
d. Pelaksanaan galian akan dilakukan dengan menggunakan peralatan jack hammer +
air compressor digunakan untuk membongkar perkerasan beton dan concrete cutter
digunakan untuk memotong lokasi perkerasan yang akan dibongkar.
e. Material hasil galian akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan.
PT. SENECA INDONESIA Page 8
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

9. Timbunan Pilihan dari sumber galian


Metode kerja untuk pekerjaan timbunan pilihan dari sumber galian adalah sebagai
berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor di
laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Di lokasi quarry, bahan timbunan pilihan di masukkan ke dalam dump truck dengan
menggunakan Wheel Loader, untuk selanjutnya diangkut ke lokasi penghamparan.
d. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan (trial compaction)
untuk mempelajari ketebalan gembur dan efektifitas alat yang digunakan.
e. Material dihampar lapis demi lapis sesuai ketebalan hasil trial compaction dengan
menggunakan motor grader atau excavator (sesuai kondisi lapangan) kemudian
dipadatkan dengan vibratory roller atau mini vibratory roller.
f. Water tanker disiapkan untuk menjaga kadar air bahan timbunan saat pemadatan,
sehingga kepadatan dapat tercapai pada kadar air optimum.
g. Selama pemadatan sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level
permukaan dengan menggunakan alat bantu.

10. Penyiapan Badan Jalan


Metode kerja untuk pekerjaan penyiapan badan jalan adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat pengujian bahan dan diuji proctor di
laboratorium kemudian mengajukan request dan diserahkan kepada direksi untuk
disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Subgrade dapat terbentuk langsung dari hasil penggalian atau dengan melakukan
penimbunan tanah.
d. Pada lokasi pekerjaan dengan lebar yang tidak mencukupi untuk alat motor grader
melakukan pekerjaan perataan, maka pekerjaan perataan tanah dasar akan
dilakukan secara manual/tenaga manusia setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
e. Setelah pekerjaan perataan selesai dan telah berada pada bentuk dan elevasi sesuai
rentang toleransi yang diijinkan, maka dilanjutkan dengan pekerjaan pemadatan
dengan menggunakan vibratory roller dan atau mini vibratory roller dengan terlebih
dahulu memeriksa kadar air tanah dasar agar dapat dipadatkan pada kadar air
optimumnya.
f. Bila diperlukan, penambahan kadar air dalam rentang yang diijinkan akan
dilakukan dengan menggunakan water tank truck.
g. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan menggunakan
alat bantu

11. Lapis Pondasi Agregat Kelas S


Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi agregat kelas S adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

PT. SENECA INDONESIA Page 9


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Material lapis pondasi berbutir agregat kelas S tersebut akan disiapkan/dicampur


dengan bantuan menggunakan wheel loader dilokasi base camp supplier dan
apabila campuran telah memenuhi persyaratan spesifikasi dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, maka bahan tersebut akan diangkut dengan menggunakan dump truck ke
lokasi pekerjaan.
d. Bila diperlukan, akan dilakukan uji penghamparan dan pemadatan untuk mempelajari
efektifitas alat yang digunakan.
e. Penghamparan bahan agregat S dilakukan dengan menggunakan motor grader (bila
lokasi memungkinkan).
f. Setelah terhampar dengan sempurna sesuai ketebalan dan rentang toleransi yang
diijinkan, maka akan dilakukan pemadatan pada lapis agregat S dengan
menggunakan vibratory roller (bila lokasi memungkinkan) dengan terlebih dahulu
memeriksa kadar air dari bahan agregat tersebut agar dapat dipadatkan pada kadar
air optimumnya.
g. Water tanker akan digunakan untuk menambahkan kadar air apabila bahan agregat
tersebut tidak masuk kedalam rentang yang diijinkan.
h. Apabila pemadatan pada bahan agregat kelas S telah selesai, maka akan dilanjutkan
dengan pemeriksaan derajat kepadatannya dengan menggunakan alat uji sandcone.

12. Perkerasan Beton Semen


Metode kerja untuk pekerjaan perkerasan beton semen adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Perkerasan beton semen diasumsikan digunakan pada lokasi pelebaran tikungan
dengan tebal = 27 cm
d. Beton diproduksi di base camp suplier dengan menggunakan concrete batching plant
yang dilengkapi dengan wheel loader dan generator set kemudian diangkut ke
lapangan dengan menggunakan truck mixer.
e. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan dengan membran kedap air di
atasnya dan tulangan-tulangan (dowel + tie bar) yang diperlukan. Bila diperlukan dan
memungkinkan (sesuai kondisi lapangan), maka Beton FS-45 tersebut akan dihampar
dengan menggunakan concrete paver (bila lokasi memungkinkan) kemudian
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator. Bila concrete paver tidak
memungkinkan, maka penghamparan dilakukan secara manual dengan menghindari
segregasi pada campuran beton.
f. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing, bila
disebutkan dalam shop drawing, maka permukaan beton digaruk/disikat arah tegak
lurus arus lalu lintas/sumbu jalan dan harus dilindungi/dipelihara/curring sampai
mencapai waktu tertentu (curring minimum selama 7 hari setelah pengecoran).
g. Setiap pelaksanaan pengecoran akan dilakukan test slump dan kemudian membuat
benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan pengujian kuat tekan/kuat lentur di
laboratorium.
h. Setelah pelaksanaan finishing diselesaikan maka akan dilakukan pekerjaan :
- Perawatan (Curing) sesuai dengan metode yang disetujui Direksi Pekerjaan.
- Lokasi dilindungi dari beban lalu lintas sampai dengan kekuatan beton 90% dari
kekuatan minimum 28 hari.

PT. SENECA INDONESIA Page 10


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

- Pada umur beton ± 18 jam dilakukan pemotongan/penggergajian joint melintang


dengan menggunakan Concrete Saw/Concrete Cutter.
- Pemberian sealent pada joint tersebut dilakukan setelah bagian yang terpotong
dibersihkan dengan air compressor.
i. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan ini.

13. Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus


Metode kerja untuk pekerjaan lapis pondasi bawah beton kurus adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Lapis pondasi bawah beton kurus diasumsikan digunakan sebagai lantai kerja pada
lokasi pelebaran tikungan dengan tebal = 15 cm
d. Beton diproduksi dengan batching plant kemudian diangkut ke lapangan dengan
menggunakan truck mixer.
e. Beton di cor pada bekisting yang telah disiapkan, kemudian bila diperlukan
dipadatkan menggunakan concrete vibrator.
f. Setiap dilakukan pengecoran harus dilakukan test slump dan membuat benda uji
kubus/silinder untuk dilakukan pengetesan di laboratorium.
g. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan ini.

14. Perkerasan Beton Semen untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton lebih dari 3
hari dan kurang dari 7 hari
Umum dan Persiapan
a. Pengukuran lapangan dan pembuatan shop drawing ( gambar kerja ) dilakukan pada
periode mobilisasi
b. Campuran beton diproduksi dengan menggunakan batching plant untuk kemudian
diangkut ke lapangan dengan menggunakan truck mixer.
c. Semua bahan dasar beton ( agregat kasar, agregat halus dan bahan lainnya – additive )
telah diperiksa kualitasnya di laboratorium dan telah memenuhi persyaratan
spesifikasi. Semen dan baja tulangan telah diuji oleh supplier dan telah
menyampaikan sertifikat hasil pengujian kepada Direksi Pekerjaan.
d. Rancangan formula campuran beton ( JMF ) + additive dibuat dilaboratorium dengan
mengacu kepada persyaratan spesifikasi.
e. Beton perkerasan kaku untuk pembukaan lalu lintas lebih awal yang digunakan
dalam spesifikasi adalah beton dengan kuat tekan tinggi dimana agar dapat dibuka
untuk lalu lintas pada umur beton 3 hari – 7 hari, kuat tekan beton sudah harus
mencapai 300 kg/cm2 dan untuk tujuan tersebut, kedalam campuran beton akan
digunakan penambahan additive ( superplasticizer ).
f. Dowel dan tie bar disiapkan ( dipotong, dibengkokan dan dirakit ) di sekitar lokasi
pekerjaan.
g. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui.
h. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.

PT. SENECA INDONESIA Page 11


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

i. Bila diperlukan, akan dilakukan percobaan ( trial section ) untuk melihat efektifitas
kerja perlatan dan tenaga manusia serta kualitas perkerjaan dilapangan.

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Dimulai dengan pekerjaan pemasangan bekisting dimana elevasi, ukuran dan bentuk
mengikuti gambar kerja yang telah disetujui Direksi Pekerjaan
b. Pekerjaan dilanjutkan dengan pemasangan plastik / lapisan aspal untuk menjaga agar
air semen dari beton FS 45 (fast track) tidak mengalir keluar dan pemasangan baja
tulangan ( dowel dan tiebar-bila ada ) sesuai gambar kerja
c. Beton FS 45 (fast track) yang telah diproduksi dari batching plant dan telah
ditambahkan (secara terpisah) bahan additive/superplasticizer kedalam truck mixer
diangkut kelapangan dengan mempergunakan truck mixer, dan sebelum dicorkan
kedalam bekisting, diperiksa terlebih dahulu kelacakan/slump dari campuran beton
tersebut. Pada setiap pelaksanaan pengecoran selain dilakukan uji slump juga akan
dibuat benda uji kubus/silinder/balok untuk dilakukan pengujian kuat tekan/kuat
lentur di laboratorium.
d. Bila diperlukan dan memungkinkan (sesuai kondisi lapangan), maka Beton FS 45
(fast track) tersebut akan dihampar dengan menggunakan concrete paver, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator.
e. Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, maka selanjutnya dilakukan finishing, dan
bila disebutkan dalam gambar kerja, maka permukaan beton digaruk/disikat arah
tegak lurus arus lalu lintas/sumbu jalan kemudian beton dilindungi/dipelihara/curing
sampai mencapai waktu tertentu.
f. Untuk menjaga agar air beton tidak mengalami penguapan saat pelaksanaan, maka di
lokasi pekerjaan ditutup dengan tenda pelindung.
g. Apabila proses finishing telah selesai dan beton telah cukup mengeras ( sesuai hasil
percobaan / perkiraan 6-8 jam ), maka akan dilakukan pemotongan pada lokasi
contraction joint dengan menggunakan concrete cutter, untuk kemudian lokasi
sambungan dibersihkan dengan air compressor dan dipasang joint sealent sesuai
gambar kerja atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
h. Acuan/bekisting tidak boleh dibuka sebelum 6 jam setelah pengecoran.
i. Perkerasan beton harus ditutup terhadap segala lalu lintas sedikitnya sampai beton
berumur 8 jam dan perkerasan dapat dibuka untuk lalu lintas setelah kuat tekan beton
mencapai 300 kg/cm2 (25 MPa) yang didapat dari benda uji beton yang dirawat
sesuai dengan kondisi perkerasan.
j. Water tanker disediakan untuk mensupply air yang diperlukan untuk menunjang
pekerjaan ini.

15. Lapis Perekat – Aspal Emulsi


Metode kerja untuk pekerjaan lapis perekat – aspal emulsi adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang akan digunakan.
c. Lapis perekat/tack coat diberikan diatas lapisan permukaan berbahan pengikat yang
telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan untuk kemudian dilakukan
pekerjaan penghamparan perkerasan beraspal.

PT. SENECA INDONESIA Page 12


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

d. Sebelum dilakukan penyemprotan lapis perekat-aspal emulsi, maka semua bahan-


bahan lepas diatas permukaan eksisting dibuang/dihilangkan dengan menggunakan
air compressor.
e. Bahan lapis perekat dibawa dengan menggunakan dump truck ke lokasi pekerjaan.
Sesampainya di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat tersebut dimasukkan ke
dalam asphalt sprayer.
f. Sebelum dilakukan penyemprotan di lokasi pekerjaan, maka apabila diperlukan
akan dilakukan uji percobaan/trial test untuk menguji metode kerjanya dan
mendapatkan lama waktu pengeringan yang memberikan efek kelengketan yang
tepat. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan asphalt sprayer.
g. Di lokasi pekerjaan, bahan lapis perekat-aspal emulsi diperiksa homogenitasnya
sebelum dilakukan penyemprotan.
h. Untuk memeriksa kadar/takaran penggunaannya, maka akan dilakukan pengujian
dengan menggunakan paper test.
i. Apabila terdapat lokasi yang terlalu banyak penggunaannya setelah
didiamkan/penundaan selama beberapa saat, maka pada lokasi tersebut akan
diperbaiki/dikoreksi secara manual.
j. Selama masa curing/penundaan, maka bahan lapis perekat-aspal emulsi tersebut
akan diproteksi dari kendaraan lalu-lintas.

16. Bahan Anti Pengelupasan


a. Bahan anti pengelupasan merupakan bahan tambahan yang akan digunakan dalam
campuran aspal panas beton (hotmix) yang dilakukan di unit pencampur Asphalt
Mixing Plant/AMP.
b. Bahan anti pengelupasan tersebut akan di supply oleh supplier langsung kelokasi
base camp dimana AMP berada.
c. Sumber bahan anti pengelupasan (supplier) dan sample aditif anti pengelupasan
berikut hasil pengujian lengkap akan diajukan kepada Direksi Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuannya.
d. Bahan anti pengelupasan yang akan digunakan harus telah diuji dilaboratorium
yang terakreditasi, memenuhi persyaratan spesifikasi dan telah mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
e. Pada saat pelaksanaan pekerjaan hotmix, maka secara berkala terhadap bahan anti
pengelupasan yang datang kelokasi base camp akan dilakukan uji di laboratorium
sebelum bahan tersebut boleh digunakan.

17. Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk Pekerjaan Minor


Dilaksanakan pada lokasi badan/perkerasan jalan eksisting yang mengalami kerusakan
sehingga memerlukan perbaikan dengan melakukan penggantian material agregat base
dengan luas lebih dari 40 x 40 cm dan total volume maksimal 10 m3/km,
Metode kerja dari pekerjaan lapis pondasi agregat kelas A untuk pekerjaan minor adalah
sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan kepada
direksi untuk disetujui.
b. Menyerahkan daftar peralatan yang digunakan.

PT. SENECA INDONESIA Page 13


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Wheel loader mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truck. Kemudian
agregat tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan.
d. Material agregat kelas A dihampar dengan manual (tenaga manusia) dengan
ketebalan sesuai gambar kerja yang disetujui direksi pekerjaan. Dan dipadatkan
dengan alat pemadat mini vibro roller dan atau stamper.
e. Apabila diperlukan hamparan pondasi agregat kelas A, maka untuk mendapatkan
kepadatan maksimum perlu dijaga kadar air optimumnya dengan menyediakan
water tanker dan bila telah memenuhi rentang yang dipersyaratkan kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.
f. Sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan alat bantu.

18. Campuran Aspal Panas untuk Pekerjaan Minor


Pekerjaan ini diasumsikan sebagai pekerjaan pengembalian kondisi perkerasan yang telah
rusak (lubang-lubang, deformasi dll).
a. Lokasi pekerjaan ini akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan bersama-sama
kontraktor / penyedia jasa pada saat dilakukan rekayasa lapangan (field engineering)
pada periode mobilisasi.
b. Pekerjaan ini akan dilaksanakan dengan jadwal sedini mungkin (periode mobilisasi)
sehingga dapat memaksimumkan keuntungan bagi pemakai jalan.
c. Bahan yang digunakan adalah berupa campuran aspal panas (yang disetujui Direksi
Pekerjaan) yang diproduksi di base camp.
d. Jenis campuran aspal panas yang digunakan adalah sesuai bahan disekeliling lokasi
lubang (kerusakan aspal) yang akan diperbaiki.
e. Metode kerja untuk pekerjaan campuran aspal untuk pekerjaan penunjang antara
lain:
- Pasang rambu-rambu lalu lintas.
- Marking lokasi pekerjaan.
- Gali lokasi dilakukan dengan asphalt cutter, jack hammer dan air compressor
(penggalian berbentuk segi empat dengan sisi-sisi yang sejajar dan tegak lurus
sumbu jalan).
- Kemudian hasil galian diangkut dengan menggunakan dump truck ke luar lokasi
pekerjaan
- Lakukan pemadatan dasar galian dengan menggunakan stamper.
- Lapisi tack coat diseluruh lokasi permukaan lubang.
- Masukkan bahan (campuran aspal panas) lapis per lapis dan lakukan pemadatan
dengan mini vibro roller.
- Lakukan pemeriksaan elevasi / kerataan permukaan dengan menggunakan mistar
(straightedge).
- Bila diperlukan dan telah disetujui Direksi Pekerjaan lakukan pembersihan.

19. Marka Jalan Termoplastik


Pekerjaan ini berupa pengecatan marka jalan dengan termoplastik. Metode kerja dari
pekerjaan marka jalan termoplastik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Permukaan jalan dibersihkan dari debu dengan menggunakan air compressor.

PT. SENECA INDONESIA Page 14


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Pemberian tanda pada lokasi yang akan di marka (Pre-Marking).


d. Setelah bahan cat dan material glass bit dicampur dan dipanaskan dengan alat
marka, kemudian di hampar sesuai tanda yang telah ditentukan.
e. Peralatan beserta bahan dibawa oleh truck.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

20. Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Pemantul Engineer Grade


Rambu jalan ini dipasang pada lokasi-lokasi yang memerlukan perhatian khusus dari
pengendara, yaitu penunjuk tikungan, tanjakan/turunan, persimpangan, keramaian,
bangunan-bangunan fasilitas umum, penunjuk kecepatan, jembatan dsb. Rambu-rambu
ini dipasang dengan ukuran dimensi, jumlah dan ketentuan lainnya sesuai dengan
spesifikasi, gambar kontrak dan petunjuk direksi. Sebelum pemasangan terlebih dahulu
dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. Areal rambu digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan rencana kedalaman
pondasinya.
b. Beton yang digunakan untuk pondasi rambu jalan harus dari kelas K175 (fc’15
MPa).
c. Rambu disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan, untuk
pemasangannya dilakukan dengan menggali tanah untuk pondasi lalu bahan beton
dicor dan merapihkan kembali tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
d. Penyelesaian dan perapihan kembali setelah pemasangan.

21. Patok Kilometer


Patok Kilometer diperuntukkan untuk menunjukkan jarak per seribu meter. Ukuran,
bentuk dan kualitas bahan harus sesuai dengan Spesifikasi dan gambar kerja. Sebelum
pembuatan/pemasangan terlebih dahulu dibuat request pekerjaan. Metode kerja dari
pekerjaan pemasangan patok kilometer ini adalah sebagai berikut :
a. Patok kilometer diproduksi oleh supplier sesuai dengan dimensi dan mutu bahan
yang terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi.
b. Patok kilometer yang telah cukup umur dikirim dengan menggunakan dump truck
dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi patok kilometer digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar
kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali
tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
e. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan.
f. Dilakukan perapihan setelah pemasangan selesai.

22. Patok Hektometer


Patok Hektometer diperuntukkan untuk menunjukkan jarak per seratus meter di antara
dua patok kilometer. Ukuran, bentuk dan kualitas bahan harus sesuai dengan Spesifikasi
dan gambar kerja. Sebelum pembuatan/pemasangan terlebih dahulu dibuat request
pekerjaan. Metode kerja dari pekerjaan pemasangan patok hektometer ini adalah sebagai
berikut :

PT. SENECA INDONESIA Page 15


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Patok hektometer diproduksi oleh supplier sesuai dengan dimensi dan mutu bahan
yang terdapat dalam gambar kerja dan spesifikasi.
b. Patok hektometer yang telah cukup umur dikirim dengan menggunakan dump truck
dan diterima di lokasi pekerjaan
c. Lokasi patok hektometer digali sampai kedalaman tertentu sesuai dengan gambar
kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Patok yang telah jadi dan diterima dilokasi pekerjaan, untuk pemasangannya
dilakukan dengan menggali tanah lalu memasang patok dan menimbunkan kembali
tanah agar patok dapat berdiri dengan benar.
e. Pengecatan patok dapat dilakukan sebelum atau sesudah pemasangan sesuai
persetujuan Direksi Pekerjaan.
f. Dilakukan perapihan setelah pemasangan selesai.

23. Kerb Pracetak Jenis 2 (Penghalang / Barrier)


Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai Spesifikasi
Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan pembuatan Kerb
Pracetak ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan.
d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk kerb sesuai gambar kerja,
selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan pasir dan
semen (mortar).
e. Di beberapa tempat sesuai gambar kerja yang disetujui Direksi Pekerjaan dipasang
kerb yang berlobang agar dapat mengalirkan air dari badan jalan.
f. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

24. Kerb Pracetak Jenis 6 (Kerb dengan Bukaan)


Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai Spesifikasi
Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan pembuatan Kerb
Pracetak ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan.
d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk kerb sesuai gambar kerja,
selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan pasir dan
semen (mortar).
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

25. Kerb Pracetak Jenis 7a, 7b dan 7c (Kerb dengan Pelandaian Trotoar)
Kerb Pracetak dibuat dari beton dengan mutu K-300 (fc’25 Mpa) sesuai Spesifikasi
Teknis Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3. Metode kerja dari pekerjaan pembuatan Kerb
Pracetak ini adalah sebagai berikut :

PT. SENECA INDONESIA Page 16


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuk disetujui.
b. Kerb pracetak disupply oleh supplier dan diterima di lokasi pekerjaan.
c. Lokasi pemasangan kerb harus dibersihkan.
d. Sebelum pemasangan dilakukan, dibuat dudukan untuk kerb sesuai gambar kerja,
selanjutnya dilakukan pemasangan kerb, celah antar kerb diberi adukan pasir dan
semen (mortar).
e. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

26. Pemeliharaan Rutin Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan


Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian dan
timbunan dimana selama masa waktu pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan
sehingga fungsi dari sistem saluran air dan selokan dapat berfungsi dengan baik dan
lancar. Pekerjaan pemeliharaan rutin mencakup pembuangan lanau, daun, kotoran dan
tanaman yang tidak dikehendaki, yang dapat menghalangi aliran air permukaan.

Demikianlah tulisan ini, diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan atau penjelasan
perihal metode kerja pekerjaan – pekerjaan utama dan penjelasan perihal metode pelaksanaan
untuk menyelesaikan pekerjaan Paket Paket Pemeliharaan Berkala / Rehabilitasi Jalan
Padalarang – Purwakarta.

Bandung, 23 Februari 2015


PT. Seneca Indonesia

Iskak Efferin
Direktur Utama

PT. SENECA INDONESIA Page 17

Anda mungkin juga menyukai