Anda di halaman 1dari 2

Judul : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

Membangun Bangsa Melalui Koridor Nilai-Nilai Pendidikan Dasar

Pengarang : Agus Sarwo Prayogi, A.Per.Pend., S.Kep., Ns., M.H.Kes.

Penerbit : PUSTAKA BARU PRESS

Tahun Terbit : 2018

BAB 1 PENDAHULUAN
Pendidikan Nasional yang berbasis pada kebudayaan bangsa Indonesia diharapkan
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, menumbuhkan kemandirian dan
mampu membangun bangsa yang beradab, serta meningkatkan kualitas masyarakat,
menumbuhkan rasa patriotik terhadap bangsa, dan mempertebal rasa cinta tanah air.

A. KONSEP DASAR KEWARGANEGARAAN

Civics atau kewarganegaraan mempunyai banyak pengertian dan istilah, salah satunya
Somantri (2001) yang merumuskan pengertian Civics sebagai Ilmu Kewarganegaraan yang
membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang
terorganisasi dan individu-individu dengan negara. Edmonson menyatakan bahwa makna
Civics selalu didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pemerintahan dan kewarganegaraan
yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak-hak istimewa warga negara.

B. NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM SISTEM KENEGARAAN DI


INDONESIA

1. Negara
Negara adalah suatu organisasi dari kelompok atau beberapa kelompok dalam suatu
wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya.

2. Unsur Pembentukan negara


Unsur yang membentuk terciptanya negara mempunyai dua sifat, yaitu konstitutif dan
deklaratif. Unsur pembentukan negara yang bersifat konstitutif, sebagai berikut: Wilayah,
Rakyat, Pemerintahan, dan Pengakuan dari negara lain. Sementara itu, unsur pembentukan
negara yang bersifat deklaratif ditunjukkan dengan adanya tujuan negara, undang-undang
dasar, pengakuan dari negara lain baik secara de facto (pengakuan atas fakta adanya negara)
maupun de jure (pengakuan akan sahnya suatu negara atas dasar pertimbangan yudiris
menurut hukum), dan masuknya negara dalam perhimpunan bangsa-bangsa, misalnya PBB.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah memenuhi unsur-unsur pembentukan
negara dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai sebuah negara dan menjadi
anggota PBB.
3. Teori Pembentuk Sebuah Negara
a. Teori Kontrak Sosial
Teori ini juga disebut juga perjanjian masyarakat. Teori ini beranggapan bahwa suatu
negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial.
b. Teori Ketuhanan
Teori ketuhanan biasa disebut juga dengan istilah doktrin teokratis. Teori ini memiliki
pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki para raja berasal dari Tuhan.
c. Teori Kekuatan
Teori ini dapat diartikan bahwa negara terbentuk karena adanya dominasi negara kuat
melalui penjajahan dan kekuatan menjadi pembenar dari terbentuknya suatu negara.

4. Bentuk-Bentuk Negara
Bentuk- dari sebuah negara berbeda-beda secara konsep. Negara terbagi menjadi dua
bentuk, yakni negara kesatuan dan negara serikat.
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan adalah negara merdeka dan berdaulat dengan memiliki satu pemerintahan
pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah kekuasaannya. Dalam pelaksanannya,
Negara kesatuan terbagi menjadi dua sistem, yakni sistem sentral dan otonomi.
1). Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan yang dipimpin
oleh pemerintah pusat secara langsung.
2). Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi atau otonomi adalah pemberian
kewenangan kepada kepala daerah untuk mengatur wilayahnya sendiri-sendiri.
b. Negara Serikat
Negara Serikat atau Federasi merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara.
Setelah bergabung dengan negara serikat, dengan otomatis negara-negara itu menyerahkan
dan melepaskan sebagian kekuasaannya kepada negara serikat.
Bentuk Negara dapat digolongkan menjadi tiga kelompok menurut pelaksana dan
mekanisme pemilihannya, yaitu monarki, oligarki, dan demokrasi.

5. Warga Negara Indonesia


Warga negara adalah warga suatu negara yang mengabdi kepada negara dan patuh
terhadap UUD yang telah ditetapkan. Dahulu warga negara disebut sebagai kawula atau
hamba negara.
Penentuan kewarganegaraan dalam setiap negara menggunakan aturan yang berbeda-beda,
tetapi terdapat tiga unsur dasar yang sering digunakan, yaitu Ius sanguinis / Prinsip
Keturunan, Ius Soli / Prinsip Tempat Kelahiran, dan Naturalisasi / Prinsip Pewarganegaraan.
Orang-orang tanpa kewarganegaraan disebut apatride, kewarganegaraan ganda disebut
bipatride dan kewarganegaraan lebih dari dua disebut multipatride. Terdapat dua kelompok
warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melalui operation of law dan
melalui by registration.

Anda mungkin juga menyukai