Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

UJIAN AKHIR SEMESTER 2


MANAJEMEN INDUSTRI MEDIA
(Dosen Pengampu: Dr. Adi Nugroho)

Indah Laksmiwati - 14040118410001

Komunikasi Strategis
MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
2019
Analisis Solopos
Solopos merupakan surat kabar harian pagi yang terbit di wilayah Surakarta Jawa
Tengah dan sekitarnya. Harian ini terbit pertama kali pada September 1997. Harian
Umum Solopos diterbitkan oleh PT. Aksara Solopos. Persiapan penerbitan Solopos telah
dilakukan sejak tanggal 1 April 1997 dan diintensifkan lagi setelah Surat Ijin Usaha
Penerbitan Pers (SIUPP) turun pada tanggal 12 Agustus 1997. Dalam SIUPP disebutkan
Solopos terbit 7 kali seminggu, untuk edisi Minggu telah terbit pertama kali pada tanggal
28 Juni 1998. Berbeda dengan koran-koran daerah lain yang umumnya mengkalim diri
sebagai koran nasional yang terbit di daerah, Solopos justru menempatkan diri sebagai
koran daerah yang terbit di daerah. Solopos ingin menjadi besar di daerah bersama dengan
mengingkatnya dinamika masyarakat Surakarta yang dikembangkan menjadi kota
internasional.
Pemilihan kota Solo sebagai basis penerbitan Solopos dilandasi oleh
pertimbangan ekonomis dan historis. Dari segi ekonomis, Solo diperkirakan akan menjadi
salah satu puast pertumbuhan ekonomi, dalam kaitannya dengan pengembangan
pertumbuhan Jogjakarta-Solo-Semarang (Joglosemar). Sedangkan secara historis, Solo
dikenal sebagai cikal bakal pertumbuhan pers nasional, meski hingga Solopos hadir,
hanya beberapa surat kabar yang tersisa. Tidak heran jika kekosongan pasar ini diisi oleh
koran luar kota seperti Suara Merdeka, Kompas, Jawa Pos dan lainnya. Padahal
masyarakat membutuhkan alternatif surat kabar baru di kotanya. 1
Solopos mencetak sekitar 10.000 eksemplar pada tahap pertama penerbitannya.
Wilayah peredaran Solopos meliputi wilayah eks-Karesidenan Surakarta serta wilayah di
Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tragedi kerusuhan yang membumihanguskan Kota Solo
pada Mei 1997, ternyata menjadi tonggal awal perkembangan Koran ini. Hal ini
dikarenakan Solopos menjadi satu-satunya surat kabar di Solo yang mengekspos secara
besar-besaran berita tentang kerusuhan yang melumpuhkan Kota Solo tersebut. Pasca
kerusuhan tersebut Solopos menjadi buruan warga Solo dan sekitarnya yang ingin
mengetahui perkembangan terbaru seputar kerusuhan yang terjadi. Hal ini tentu saja
berdampak positif dengan naiknya oplah penerbitan Solopos. Tercatat pada tahun
pertamanya, Solopos mencetak sebanyak 40.000 eksemplar.

1
http://eprint.ums.ac.id/18656/5/BAB_IV.pdf diakses pada 12 Juni 2019
Solopos membagi polanya dalam dua kategori yaitu edisi harian dan edisi minggu.
Perbedaan keduanya terletak pada cara penyajian informasinya. Edisi harian menekankan
informasi-informasi yang bersifat aktual, sedangkan untuk edisi Minggu informasi-
informasi yang dihadirkan lebih bersifat ringan dan berkaitan dengan kejadian-kejadian
setiap hari yang dihadapi para pembacanya.
Dalam perkembangannya, harian Solopos telah beberpa kali mengalami
perubahan rubrikasi maupun layout, kolom, bahkan penggunaan jenis huruf (font) dan
warna. Hal tersebut tentu saja sebagai upaya untuk terus mengikti perkembangan zaman
selain upaya untuk terus memberi kepuasan kepada pembaca.2
Dengan positioning “Creative Information Network”, Solopos tidak hanya
menyajikan berita dan informasi yang dibutuhkan oleh pembaca di wilayah Soloraya.
Bersinergi, Solopos.com juga menghadirkan video-video unik lewat Solopos.TV dan
Akun Youtube SoloposTV, belanja online produk khas Solo lewat Tokosolopos.com dan
sebuah ruang bagi netizen untuk berekspresi dan eksistensi, Soloensis.com. SoloposTv,
televisi berbasis streaming atau online ini merupakan unit layanan pemberitaan terbaru
dari Grup Solopos. SoloposTv di bentuk pada tanggal 19 November 2013 dan resmi
diluncurkan ke hadapan publik pada tanggal 1 Februari 2014. Solopos TV merupakan
televisi berbasis streaming atau online pertama yang berada di wilyah Soloraya dengan
tagline Simple and Unique. Filosofi munculnya unit layanan pemberitan terbaru dari grup
Solopos ini bermula dari keinginan grup Solopos yang ingin mengembangan pemberitaan
dengan media yang berbasis televisi yang difokuskan pada media online agar terwujud
konfergensi media. Konvergensi media adalah penggabungan media media yang ada
untuk digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Dan tujuan didirikannya
SoloposTv adalah untuk menjadi satu kesatuan.

Kondisi Media Massa Lokal


Pada perkembangannya, media massa sebagai saluran informasi yang dibutuhkan
masyarakat, mengalami perkembangan pesat dalam upaya memenuhi kebutuhan
informasi khalayak. Dari aspek kecepatan, dan kualitas pemberitaan yang berpijak kepada
transparansi, media massa menjadi sumber pesan yang dipakai sebagai rujukan
masyarakat. Namun sejalan dengan eksistensi otonomi daerah, yang mendorong

2
http://e-journal.uajy.ac.id/6544/3/KOM203990.pdf diakses pada 12 Juni 2019
menguatnya pemerintahan di daerah, maka kebutuhan informasi yang berasal dari
media massa di pusat kekuasaan dinilai tidak mampu lagi memberikan informasi yang
sepadan dengan kebutuhan khalayak di daerah. Ada sejumlah kebutuhan pemberitaan
spesifik, seperti berita politik yang menyoroti dinamika pemerintahan maupun hiburan
yang bersumber dari budaya setempat. Ini sejalan dengan pendapat Hamzah (2001:7),
media tidak boleh lepas dari konteks sosial dan kebudayaan yang dikehendaki oleh
khalayak – pembaca, pendengar, dan penonton. Pada konteks ini, jelas media massa
nasional yang ada di pusat kekuasaan dan diposisikan sebagai untuk rujukan, tidak bisa
diharapkan untuk memberikan informasi yang berbasis kepada kebutuhan masyarakat
setempat.
Pada hakikatnya media massa lokal berupaya memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh khalayak daerah secara spesifik. Jadi media massa lokal, cetak maupun
elektronik dalam menjalan fungsi media, tidak ada perbedaan dengan media nasional.
Kendati demikian, mengingat berbagai keterbatasan, bukan berarti media massa lokal
bisa dengan bebas mencari atau mengeksplorasi berita yang tidak faktual. Sebab berbagai
regulasi menegaskan perlunya menjalankan fungsi media massa yang mendidik dan
mencerdaskan khalayak. 3
Media massa lokal khususnya cetak yang terbit di Solo dan sekitarnya antara lain
Radar Solo, Joglosemar, Suara Merdeka, dan Tribun. Saat ini Solopos dapat dikatakan
sebagai koran lokal dengan spesifik konten pemberitaan di wilayah eks Karesidenan
Surakarta. Solopos mengambil wilayah penerbitan mencakup area Surakarta, eks
Karesidenan Surakarta (Klaten, Wonogiri, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, dan
Karanganyar), wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu media massa lokal
lainnya yang beredar dalam cakupan provinsi Jawa Tengah yaitu Suara Merdeka. Suara
Merdeka memiliki cakupan edar yang lebih luas daripada Solopos. berita yang disajikan
pun lebih luas cakupannya. Suara Merdeka juga banyak diminati oleh pembaca di daerah
Surakarta dan sekitarnya bahkan hingga ke seluruh wilayah Jawa Tengah.
Media massa lokal menyajikan pemberitaan yang ditujukan untuk pembaca
dengan wilayah geogafis tertentu. Berita-berita yang disajikan adalah berita yang terjadi
di cakupan wilayah edarnya. Kondisi ini menjadi keunggulan sekaligus kekurangan bagi

3
Susanto Eko Harry, Dinamika Media Massa Lokal dalam Membangun Demokratisasi di Daerah, Fakultas ilmu
Komunikasi Universitas Tarumanegara. http://repository.untar.ac.id/470/1/1253-2957-1-PB.pdf diakses
pada 12 Juni 2019
media massa lokal. Hal ini akan menjadi keunggulan jika pembaca yang disasar adalah
pembaca yang sangat membutuhkan update berita terkini dan informasi-informasi
lingkup lokal daerah. Namun bagi pembaca yang menginginkan konten berita lebih luas,
mereka akan merasa kurang terpenuhi kebutuhannya jika hanya membaca media massa
lokal.

Kondisi Spesifik Solo Pos (SWOT)


Penjelasan menngenai kondisi spesifik harian umum Solopos dapat dijelaskan
melalui analisis SWOT berikut ini:

Kekuatan (strengths)
Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki oleh media Solopos yaitu
- Solopos memiliki daerah edar di wilayah Soloraya. Dengan berkembangnya kota Solo
sebagai kota internasional, keberadaan media cetak lokal akan hadir memenuhi
kebutuhan pembaca untuk mengetahui kejadian dan peristiwa di cakupan geografis
Soloraya.
- Solopos telah melakukan konvergensi media. Konvergensi yang dilakukan oleh
Solopos yaitu:
a. Solopos memiliki situs berita online yaitu Solopos.com. www.solopos.com hadir
sebagai pengembangan dari Solopos versi cetak. Solopos.com merupakan bagian
dari Harian Umum Solopos. Website Solopos.com diluncurkan pada 19
September 2007 bertepatan dengan HUT Ke-10 Harian Solopos. Solopos.com tak
hanya menghadirkan kabar seputar Soloraya namun juga informasi nasional dan
global. Semarangpos.com, Madiunpos.com dan Harianjogja.com merupakan
bagian dari portal yang dihadirkan untuk melayani netizen di seputar Semarang
Raya, Madiun Raya dan Jogjapolitan. Semua informasi yang dikemas dalam gaya
entertain, simple, unique dan inspiratif, sehingga lebih mempunyai daya pikat dan
interaktivitas, menghadirkan informasi dalam sajian berbeda. 4
b. PT. Solo Audio Utama (Solopos FM) mengudara untuk siaran percobaan bulan
April tahun 2004. Kemudian pada tanggal 3 Mei, mengalami
perpindahan frekuensi dari awalnya 97,75 FM ke 103,00 FM. Radio Solopos FM

4
https://www.solopos.com/page/about-us
hadir di kota Solo dengan mengikrarkan sebagai radio berita (news), dengan call
station Solopos FM, berpositioning “Jendela Informasi Terkini”, dengan
panggilan pendengar (call listening) Pendengar Solopos FM. Dengan menetapkan
target pendengar pada usia 27 hingga 45 tahun untuk main, dan 25 hingga 50 tahun
untuk spread, radio ini hadir dengan status sosial ekonomi menengah atas, yang
terdiri dari professional, pengusaha swasta, dan para pengambil keputusan. Sejak
diudarakan dari tahun 2004 hingga kini radio Solopos FM, selalu berusaha
menyajikan acara-acara yang berkelas, yang sesuai dengan format stationnya dan
target pendengar yang sudah ditetapkan.
c. Sebagai Creative Information Network, jaringan informasi kreatif, Solopos tak
hanya menghadirkan berita. Bersinergi, Solopos.com juga menghadirkan video-
video unik lewat Solopos.TV dan Akun Youtube SoloposTV, belanja online
produk khas Solo lewat Tokosolopos.com dan sebuah ruang bagi netizen untuk
berekspresi dan eksistensi, Soloensis.com.

Kelemahan (weaknesses)
Kelemahan yang ada pada Solopos adalah:
- Belum tergarapnya jalur distribusi untuk perluasan pangsa pasar di luar wilayah eks
Karesidenan Surakarta.

Peluang (opportunities)
Peluang yang dimiliki oleh Solopos adalah:
- Adanya kebutuhan pembaca di wilayah Soloraya akan berita dan informasi yang
faktual di Solo dan sekitarnya.
- Adanya kebutuhan pihak pengiklan untuk menempatkan iklan pada sasaran calon
konsumen di wilayah Soloraya.

Ancaman (threats)
Ancaman yang dihadapi oleh Solopos adalah:
- Adanya media cetak lokal lainnya yang melakukan pemasaran di wilayah Solo dan
sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan adanya media cetak lokal dari daerah lain
yang beredar di wilayah Solo dan sekitarnya. Sebagai contoh adalah koran Kedaulatan
rakyat yang berbasis di Jogja namun melakukan pemasaran di daerah Klaten.
Mengingat Klaten berdekatan dengan daerah Jogja.
- Adanya media nasional yang beredar di wilayah Solo. Bagi pembaca yang mencari
berita atau informasi dengan cakupan nasional akan memilih harian nasional untuk
memenuhi kebutuhan informasinya.
- Adanya media online yang banyak berkembang. Masyarakat akan semakin
dimudahkan mengakses media cetak dalam bentuk digital. Hal ini mengancam
keberadaan Solopos sebagai media cetak lokal.

Analisis Kendala/prospek Solopos


Solopos sebagai salah satu media massa cetak lokal yang terbit di wilayah
Surakarta dan eks-Karesidenan Surakarta dituntut untuk mampu bersaing dan
berkembang dalam persaingan media massa khususnya media cetak lokal . Solopos
sebagai koran lokal sangat potensial untuk bersaing di wilayah Surakarta, Boyolali,
Sukoharjo, Wonogisi, Sragen dan Klaten yang merupakan wilayah utama edar. 5Pangsa
pasar media cetak ada dua yaitu pembaca dan pengiklan. Dengan adanya spesifikasi
peredaran Koran di daerah Solopos dapat menjangkau pembaca dan pengiklan yang ada
di wilayah terbitnya.
Berita-berita yang dihadirkan di Solopos telah dipilih dan disesuaikan sedemikian
rupa untuk memenuhi kebutuhan informasi pembaca di daerah. Sudah barang tentu jika
berita yang dihadirkan adalah berita yang dekat dengan kejadian-kejadian di lokal daerah.
Hal ini merupakan keunggulan tersendiri dalam menjaring pembaca lokal. Jangkauan
pembaca lokal di daerah Surakarta merupakan pasar yang potensial untuk pengembangan
Solopos. Pembaca yang kritis dengan perkembangan yang terjadi di daerah akan mencari
sumber berita yang memenuhi kebutuhannya akan informasi lokal yang dekat dengan
dirinya. Seperti yang terjadi saat kerusuhan di Solo pada tahun 1997 silam. Kehadiran
Solopos sebagi media massa lokal yang mengulas kerusuhan, menjadi buruan para
pembaca yang haus akan berita tersebut. Hal ini dapat diterapkan dalam penyajian
pemberitaan saat ini. Solopos yang menyajikan berita di seputaran Surakarta berpotensi
untuk menjadi koran pertama yang dicari oleh pembaca terkait kejadian dan peristiwa
yang terjadi di Solo dan sekitarnya.

5
https://www.academia.edu/18734377/Kunjungan_SOLOPOS diakses pada 12 Juni 2019
Solopos akan menarik bagi pengiklan yang ingin memasarkan produknya di
wilayah Solo dan sekitarnya. Dengan spesifik pembaca, akan memudahkan bagi pemasar
dalam menjangkau calon konsumen yang diinginkan yang berada di wilayah Solo dan
sekitarnya. Koran lokal menyediakan ruang beriklan bagi pemasar yang ingin
mendapatkan konsumen lokal dalam wilayah geografis tertentu sesuai dengan produk
yang ingin dijual.
Saat perusahaan atau pengiklan memutuskan untuk memasang iklan di Koran,
mereka telah memilih pasar konsumen seperti apa yang diincar. Meskipun Solopos
merupakan koran lokal, namun peminat atau pembaca lokal inilah yang merupakan
sasaran yang pas untuk produk-produk yang akan dipasarkan di wilayah daerah tertentu.
Koran merupakan media yang lebih dapat dipercaya, sehingga beriklan di koran
meskipun itu koran lokal, maka iklan yang dipasang dapat lebih menarik konsumen
semakin besar.
Oplah merupakan target yang dituju dalam industri media cetak. Oplah yang
tinggi akan menarik minat pengiklan untuk memasang iklannya di koran tersebut. Iklan
merupakan pendapatan media yang digunakan untuk meutup biaya operasional. Dengan
era digital ssaat ini, banyak pembaca berita yang beralih ke media online. Sedangkan
biaya operasional semakin meningkat. Salah satunya adalah meningkatnya harga kertas.

Rekomendasi/Saran Pengembangan
Tingkat persaingan yang begitu ketat memaksa industri penebitan pers berusaha
untuk melakukan penetrasi pasar seluas mungkin dengan harapan dapat meningkatkan
pangsa pasar dan kue iklan sehingga berbagai strategi pun dilakukan dalam bentuk
adaptasi dan inovasi dengan kemajuan teknologi. Industeri surat kabar harus melakukan
perubahan agar dapat tetap eksis. Surat kabar harus mampu mendefinisikan dirinya dari
mediumnya. Surat kabar tidak boleh konvensional dengan hanya sebuah kertas. Kekuatan
dan nilainya tidak datang pada kontrol konten dan distribusinya. (Jarvis, 2010 dalam
Khadziq, 2016).
Saat ini harian Solopos telah melakukan konvergensi media dan menyentuh era
digital. Koran Solopos, Solopos.com, Solopos FM, Solopos.TV, Tokosolopos.com dan
Soloensis.com merupakan suatu usaha Solopos untuk pengembangan industri media. Hal
ini merupakan langkah yang tepat untuk menjawab persaingan industri media massa saat
ini. Pencari berita harus multitasking karena berita yang didapat akan diolah untuk
kemudian disajikan dalam media cetak, radio, maupun layanan streaming.
Untuk bersaing dengan media massa yang lain Solopos harus senantiasa
meningkatkan kemampuan personil di bagian redaksional. Dalam teori manajemen pers,
konten merupakan yang utama, sehingga bidang redaksional adalah jantung sebuah media
(Romli Syamsul, 2005). Peningkatan SDM di bidang redaksional akan meningkatkan
kualitas pemberitaan yang disajikan. Hal ini diharapkan ammpu mendukung peningkatan
oplah penjualan. Dalam Dualisme Media: produk  pembaca/pemirsa  pengiklan, ada
dua hal yang menjadi target dalam industri media yaitu pembaca dan pengiklan. Konten
berita yang menarik akan menarik minat pembaca. Jumlah pembaca akan menarik
pengiklan untuk mengiklankan produknya di media tersebut.
Bagian manajemen media juga perlu untuk ditingkatkan kinerjanya. Industri
media yang dikelola dengan manajemen yang baik akan mendukung kinerja redaksional.
meskipun tidak mendukung secara langsung dalam pencarian dan penyajian berita,
manajemen merupakan supporting bagi bagian redaksional. Tata kelola perusahaan,
sistem operasional, tata kelola Sumber Daya Manusia kesemuanya saling bersinergi yang
diperlukan untuk menjawab persaingan bisnis media.
Yang tak kalah penting adalah adanya update teknologi yang digunakan dalam
pengelolaan redaksi. Teknologi memegang peranan penting dalam perkembangan
industri media saat ini, pemberitaan dituntut cepat dan sewaktu, sehingga masyarakat
segera mendapatkan berita sesuai dengan kebutuhan mereka.

Referensi
Susanto Eko Harry, Dinamika Media Massa Lokal dalam Membangun Demokratisasi di
Daerah, Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara.
https://academia.edu/18734377/Kunjungan_SOLOPOS diakses pada 12 Juni 2019
http://eprint.ums.ac.id/18656/5/BAB_IV.pdf diakses pada 12 Juni 2019
http://e-journal.uajy.ac.id/6544/3/KOM203990.pdf diakses pada 12 Juni 2019
http://repository.untar.ac.id/470/1/1253-2957-1-PB.pdf diakses pada 12 Juni 2019

Anda mungkin juga menyukai