Makalah Peningkatan Pad Nita
Makalah Peningkatan Pad Nita
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
penulis kemudahan dalam membuat makalah tentang Cara Peningkatan PAD bagi
PEMDA yang disusun berdasarkan Refrensi yaitu diantaranya Buku mengenai PAD,
UUD tahun 1945 mengenai PAD, selanjutnya data-data dari media elektronik seperti
internet.
Makalah yang disusun ini juga tidak terlepas dari kesalahan dalam penulisan
dan juga belum sistematis dan belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Untuk
itu, demi perbaikan makalah kedepannya agar makalah dapat disusun kearah yang
lebih baik dari makalah sebelumnya. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah tentang Cara Peningkatan PAD bagi PEMDA ini agar makalah menjadi
makalah yang sesuai dengan ketentuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Menambahkan pengetahuan tentang cara meningkatkan PAD bagi
PEMDA
3. Mempelajari mengenai bagaimana cara meningkatkan PAD bagi PEMDA
1.3. RUMUSAN MASALAH
Pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh dari sektor pajak
daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil pengeloalaan kekayaan
daerah yang dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Pendapatan
Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen sumber pendapatan daerah
sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 79 undang-undang nomor 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah, berdasarkan pasal 79 UU 22/1999 disimpulkan bahwa
sesuatu yang diperoleh pemerintah daerah yang dapat diukur dengan uang karena
kewenangan (otoritas) yang diberikan masyarakat dapat berupa hasil pajak daerah
dan retribusi daerah.
Pengertian pendapatan asli daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Daerah Pasal 1 angka
18 bahwa “Pendapatan asli daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang
diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan”.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan asli daerah (PAD)
adalah pendapatan yang bersumber dan dipungut sendiri oleh pemerintah daerah.
Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, restribusi daerah, laba dari badan usaha milik
daerah (BUMD), dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah”.
1) Pajak daerah
Pajak daerah adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk investasi
publik. Pajak daerah adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan
sebagai badan hukum publik dalam rangka membiayai rumah tangganya. Dengan
kata lain pajak daerah adalah : pajak yang wewenang pungutannya ada pada daerah.
Halim dalam Edison (2009:34) menyatakan Pajak Daerah merupakan
Pendapatan Daerah yang berasal dari pajak. Lebih lanjut Simanjuntak dalam Edison
(2009:34) menyatakan bahwa Pajak Daerah adalah pajak-pajak yang dipungut
oleh daerah-daerah seperti propinsi, kabupaten maupun kotamadya
berdasarkan peraturan daerah masing-masing dan hasil pemungutannya
digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerahnya masing-masing. Kesit dalam
Edison (2009:34) menyatakan bahwa Pajak Daerah merupakan iuran wajib
yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung
yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan undang-undang yangberlaku,
yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraanpemerintah daerah dan
pembangunan daerah. Wewenang mengenakan pajak atas penduduk untuk
membiayai layanan masyarakat merupakan unsur penting dalam pemerintahan
daerah. Diungkapkan oleh Devas et.al dalam Edison, (2009:35) bahwa sistem
perpajakan yang dipakai sekarang ini banyak mengandung kelemahan, dan
tampaknya bagian terbesar dari pajak daerah lebih banyak menimbulkan
beban daripada menghasilkan penerimaan bagi masyarakat. Untuk itu pemerintah
perlu melakukan perubahan sistem pajak daerah merupakan langkah logis untuk
langkah berikutnya.
2) Retribusi
Pemungutan retribusi dibayar langsung oleh mereka yang menikmati suatu
pelayanan, dan biasanya dimaksudkan untuk menutup seluruh atau sebagai dari biaya
pelayanannya. Besarnya retribusi seharusnya (lebih kurang) sama dengan nilai
layanan yang diberikan. Menurut Sumitro dalam Edison (2009:36) Retribusi ialah
pembayaran pada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa.
Lebih lanjut Syamsi dalam Edison (2009:37) mengatakan bahwa: Retribusi adalah
iuran masyarakat tertentu (individu yang bersangkutan) yang ditetapkan berdasarkan
peraturan pemerintah yang prestasinya ditunjuk secara langsung, dan pelaksanaannya
dapat dipaksakan. Dengan kata lain yang lebih sederhana, retribusi adalah pungutan
yang dibebankan kepada seseorang karena menikmati jasa secara langsung. Davey
dalam Edison (2009:37) mengatakan bahwa Retribusi merupakan sumber
penerimaan yang sudah umum bagi semua bentuk Pemerintahan Regional, restribusi
tersebut mungkin juga merupakan sumber utama dari pendapatan badan-badan
pembangunan daerah. Sedangkan Redjo dalam Edison (2009:37) berpendapat bahwa
retribusi ialah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana kita dapat
melihat adanya hubungan antara balas jasa yang diterima langsung dengan adanya
pembayaran retribusi tersebut, misalnya uang langganan air minum, uang langganan
listrik dan lain-lain. Koswara (2009:37) menjelaskan bahwa retribusi daerah adalah
imbalan atas pemakaian atau manfaat yang diperoleh secara langsung seseorang atau
badan atau jasa layanan, pekerjaan, pemakaian barang, atau izin yang diberikan oleh
pemerintah daerah.
https://hukum2industri.wordpress.com/2011/04/26/pendapatan-asli-daerah-pad/
http://mahenraz.wordpress.com/2010/07/14/fungsi-retribusi-dalam-meningkatkan-
pad/.
http://www.asrori.com/2011/05/strategi-meningkatkan-pendapatan-asli.html.
http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2177328-konsep-pendapatan-asli-
daerah-pad/
MAKALAH KEWARGANEGARAAN
OLEH:
KELOMPOK X
JURUSAN BIOLOGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2016