Oleh :
PUTRA CAHYA DAMARA
NIM : 2016030775
KELAS : 07TMSE008 WTA.012
1
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Kerja keraslah maka impianmu akan tercapai.
2. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (( Q.S. Al-Insyrah ayat 6))
3. Bersikaplah tenang dalam menghadapi kemalangan, karena dari kemalangan
kita akan mendapatkan pengalaman berharga yang dapat menuntun kita kepada
kesuksesan ((Euripidas)).
4. Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke Surga. (HR. Muslim)
5. Berjalan pada jalur yang baik.
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Mamah tersayang.
2. Segenap keluarga besarku tercinta.
3. Pembaca yang budiman.
4. Rekan-rekan kuliahku.
5. Kampus Universitas Pamulang yg di Idamkan.
6. Dosen-dosen terbaik.
2
ABSTRAK
Tujuan tugas makalah ini tentang mengidentifikasi sistem kopling dan transmisi manual Suzuki Sx4
S-CROSS yaitu mengetahui komponen kopling dan transmisi manual pada Suzuki Sx4 S-CROSS.
Sistem kopling dan transmisi manual merupakan salah satu jenis sistem pemindah daya (power train).
Sistem kopling bekerja dari mulai putaran poros engkol pada mesin, lalu diterima oleh kopling
melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan flywheel. Tenaga yang diterima plat kopling
kemudian disalurkan ke transmisi. Komponen-komponen utama kopling pada Suzuki Sx4 S-CROSS
antara lain plat kopling, rumah kopling (clutch cover), pegas diafragma (diaphragm spring), serta plat
penekan (pressure plat). Prinsip kerjanya yaitu pada saat pedal kopling ditekan penuh, gerakan pedal
akan diteruskan oleh mekanisme penggerak, sehingga akan mendorong plat penekan melawan
dorongan pegas penekan, maka plat kopling tidak mendapat dorongan. Gesekan antara plat kopling
dengan flywheel dan plat penekan tidak terjadi, sehingga dalam hal ini putaran mesin tidak diteruskan.
Apabila pedal kopling dilepas, maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat
penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke flywheel dengan kuat, sehingga terjadi gesekan
yang kuat dan mengakibatkan plat kopling dan flywheel berputar bersamaan sesuai dengan putaran
poros engkol. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya tanpa slip. Transmisi
Suzuki Sx4 S-CROSS menggunakan sistem mesin depan penggerak roda belakang dan komponen
transmisi terdiri dari beberapa bagian yaitu transmision case, main shaft, gear shift control
mechanism, extention housing. Bagian–bagian dari transmisi jenis syncromesh ini adalah cluth hub,
hub sleeve, syncromesh ring, shifting key. Transmisi merupakan komponen pemindah daya yang
berfungsi untuk mereduksi moment, merubah kecepatan kendaraan, merubah arah putaran untuk maju
atau mundur dan memutus tenaga dari mesin ke penggerak roda. Transmisi yang digunakan adalah
jenis synchromesh, dimana jenis ini perkaitan gigi percepatan dengan counter gear adalah tetap,
sebagai penghubung tiap gigi percepatan dipasang unit synchromesh. Unit synchromesh ini dapat
bekerja pada putaran tinggi sehingga dapat memindahkan gigi percepatan dengan aman dan lembut.
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini yaitu mengenai konstruksi, prinsip kerja,
cara mengidentifikasi komponen dan mengukur komponen dan perhitungan gear ratio transmisi
manual yang terdapat pada sistem kopling dan transmisi manual pada mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.
Kata kunci : Suzuki Sx4 S-CROSS, rancang kopling dan roda gigi.
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi, terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
4
DAFTAR ISI
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kopling adalah bagian yang diperlukan pada kendaraan yang penggerak utamanya
diperoleh dari hasil pembakaran didalam silinder mesin. Pada tahap pertama mesin
dihidupkan tanpa digunakan tenaganya. Oleh karena itu, pada tahap pertama mesin harus
dapat berputar dan kemudian memindahkan tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang
sehingga kendaraan akan bergerak perlahan-lahan. Selain itu, mesin juga harus bebas bila
mengganti gigi transmisi. Maka diperlukan pemasangan kopling yang letaknya diantara
mesin dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan membebaskan putaran
mesin.
Ada berbagai jenis kopling berdasarkan bentuk meliputi piringan (cluth disc), kopling
sepatu sentrifugal. Berdasarkan kondisi kerja meliputi kopling plat basah dan kopling plat
kering. Dan makalah ini akan menjelaskan bagaimana prinsip kerja kopling. Ada berbagai
macam komponen mesin yang terdiri dari driven plate (piringan kopling), pressure plate,
clutch release, dan clutch release fork. Perbedaan kopling manual dengan kopling
otomatis. Dan permasalahan yang sering terjadi pada kopling.
Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan
kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan
momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan
rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju
yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan
diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
B. Batasan Masalah
C. Tujuan
7
D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari makalah “identifikasi sistem kopling dan transmisi
manual mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai suatu penerapan teori dan praktik yang diperoleh selama dibangku
kuliah.
b. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi serta skill mahasiswa sehingga
nantinya siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
c. Menyelesaikan tugas makalah atau tugas akhir guna menunjang keberhasilan
studinya.
d. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang memahami konstruksi sistem
kopling dan transmisi manual mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.
3. Bagi Masyarakat
8
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Kopling
b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip jika kopling sudah
menghubung penuh maka antara flywheel dan plate kopling tidak boleh terjadi slip
sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%
c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat pada saat kita
operasikan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu
daya dan putaran harus betul-betul tidak di teruskan, sedangkan pada saat kopling tidak di
operasikan , kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutuskan dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak
banyak membutuhkan waktu.
9
A. Fungsi Kopling
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, fungsi kopling pada tiap kendaraan baik
jenis transmisi manual maupun transmisi otomatis itu sama. Yakni ketika mesin
menghasilkan tenaga untuk membuat kendaraan bergerak dari titik nol, membutuhkan part
perantara yang berguna untuk menyalurkan tenaga yang dihasilkan mesin menuju transmisi
dan membuat kendaraan bergerak maupun memutuskan tenaga tersebut.
Kopling fungsinya untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke transmisi agar
saat mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar melainkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan bukaan kopling yang temen-temen lakukan pada mesin mobil.
10
2. Konstruksi Dan Tipe Mekanisme Penggerak Sistem Kopling
Konstrusi kopling mobil merupakan bagian dari kendaraan yang tidak bisa
dipisahkan, ada komponen yang ada pada kopling diantaranya :
1) Pelat Kopling (clutch disc)
Fungsi plat kopling adalah meneruskan tenaga mesin dari roda penerus ke plat
penekan dan selanjutnya ke input shaft transmisi. Plat kopling dipasang pada alur-alur
input shaft dan terletak antara roda penerus dan plat penekan, pada kedua permukaan
platnya dipasang kanvas (facing) dengan cara dikeling. Plat kopling terdiri atas tiga
bagian, yaitu :
Akan terjadinya Selip kopling, dimana clutch disc tidak mampu menghubungkan
putaran mesin menuju transmisi yang diakibatkan jarak antara kedua plat terlalu
lebar.
Tarikan mobil kurang, dimana ditandai dengan penurunan kecepatan mobil
sehingga tidak dapat berjalan dengan benar.
Rpm mesin menjadi tinggi, karena plat kopling mulai habis sehingga Rpm mesin
pun semakin tinggi dari biasanya.
Susah memindahkan gigi persneling, merupakan ciri dari plat kopling yang sudah
aus. Karena untuk memindahkan gigi persneling dengan lancer dibutuhkan plat
kopling yang masih bagus dan dapat
11
a) Facing
Facing dipasangkan pada cushion plate dengan cara dikeling sedangkan cushion plate
tersebut bersatu dengan disc plate dengan cara dikeling juga, sehingga putaran facing
akan diteruskan ke cushion plate lalu disc plate dan selanjutnya ke input shaft melalui
clutch hub.
b) Cushion Plate
Cushion plate dirancang dengan bentuk gelombang, tujuannya adalah agar pada saat
plat penekan menyentuh plat kopling, penekan dapat dilakukan dengan perlahan-lahan.
c) Torsion Rubber
Torsion Rubber merupakan bagian yang berfungsi untuk meredam getaran pada plat
kopling, dilihat dari bahannya, torsion rubber terdiri dari dua jenis, yaitu berupa pegas
coil dan karet.
12
Gambar 3. Komponen kopling dan tutup kopling (clutch cover)
3) Clutch pedal
Clutch pedal berfungsi untuk meningkatkan momen gaya injak pengemudi sehingga
memperingan tenaga yang harus dikeluarkan dan meneruskan gerakan injakan kaki
pengemudi ke master silinder.
13
Gambar 5. Release Bearing
7) Release fork
Adapun fungsi dari release fork merupakan suatu alat yang merupakan penghubung
dari release kopling dengan release bearing yang akan bergerak maju dan mundur. Dan
yang akan menekan cover clutch dan akan membebaskan putaran mesin ketika seorang
pengemudi menginjak pedal kopling tersebut.
Akibat pemakaian fork kopling secara terus menerus akan menimbulkan keausan
sehingga mempengaruhi injakan kopling menjadi terasa lebih dalam. Kerusakan pada
fork kopling akan menyebabkan fork kopling tidak dapat mendorong release bearing dari
flywheel. Sehingga untuk memperbaiki fork kopling yang rusak yaitu perlu dengan
penggantian release bearing.
8) Flywheel
Roda gila sering disebut juga roda gaya, roda penerus, adalah sebuah komponen
berupa sebuah piringan yang dipasangkan pada flensa di ujung roda poros engkol.
Bagian tepi roda gila biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi
motor starter pada saat motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak
mungkin menghidupkan mesin. Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur.
Bobot yang dimiliki roda gila inilah yang menyebabkan putaran poros engkol mantap dan
halus. Bobot roda gila pada mesin mobil penumpang berkisar 7.5-50 KG.
14
Sirip pengimbang pada poros engkol sering dimanfaatkan untuk membuat putaran
mesin menjado lebih merata. Beberapa merek mobil juga memakai mesin yang dilengkapi
alat peredam getaran sehingga putaran mesin menjadi sangat halus. Bentuk peranti ini
mirip roda gila, tetapi ukurannya lebih kecil dan dipasang diujung poros engkol bagian
depan.
Roda gila dipasang kokoh pada ujung poros engkol sehingga tidak mudah bergeser
dari dudukannya. Ini untuk menjamin agar roda gila, mesin , dan kode penyalaan tetap
pada posisi yang benar. Selain itu, tepat ditengah roda gila ada lubang kecil. Bantalan
peluru ini bertugas menahan ujung bagian depan poros kopling.
Fungsi lain dari roda gila adalah sebagai tempat pemasangan kopling. Kopling
terpasang pada roda gila berikut tempurung yang seputar sisi sekrupnya pada roda gila.
Permukaan salah satu roda gila dibubut sangat halus. Jadi disamping sebagai alat untuk
meneruskan atau menyalurkan tenaga dari mesin ke poros gardan melalui kopling.
Gambar 7. Flywheel
Poros input berfungsi sebagai tempat / dudukan dari clutch disc, clutch cover, release
bearing, release fork, dan juga sebagai poros.
15
Gambar 8. Poros Input
Flexible Hose berfungsi untuk meneruskan / sebagai jalan cairan fluida dari master
cylinder menuju release cylinder.
Fungsi dari master kopling atas yaitu, meneruskan tekanan secara perlahan dari
pedal kopling ke master kopling bawah, dalam master kopling terdapat perapat karet
yang mencegah supaya minyak kopling tidak terjadi kebocoran serta menampung
minyak kopling di dalamnya. Jika minyak kopling bocor maka akan menyebabkan
mesin panas dan gigi persneling susah masuk dikarenakan minyak kopling yang
berkurang. Komponen ini juga harus anda perhatikan, selain itu anda juga harus
merawat bahkan anda juga bisa mengganti komponen ini jika mengalami kendala
pada fungsi komponen tersebut.
16
b. Master silinder bawah
Selain master kopling atas, master kopling bawah juga mempunyai fungsi yang
sama yaitu, untuk meneruskan pekerjaan dari master kopling atas.
setelah master kopling bawah menerima tekanan dari master kopling atas lalu
akan diteruskan ke dalam garpu pembebas atau fork kopling untuk mendorong maju
dan membebaskan plat kopling dari himpitan matahari kopling dengan flywheel.
Jika master kopling bawah mengalami kerusakan, maka apakah yang akan terjadi?
Maka yang akan terjadi adalah mobil tidak akan bisa masuk gigi, dan harus
menunggu mesin tersebut dingin baru akan dapat menjalankan fungsinya kembali.
17
B. Mekanisme Penggerak Sistem Kopling
Kopling mekanik merupakan salah satu jenis jenis kopling mobil dengan prinsip
kerjanya diatur handel kopling, yang mana kerja pembebasannya dilakukan dengan
menarik handel kopling yang ada di batang kemudi. Kedudukan kopling ini berada tepat
di crankshaft atau poros engkol.
Pada umumnya,bagian dari sistem kopling terdiri dari 3 macam komponen kopling
mekanik utama yaitu unit kopling, unit pembebas, dan tutup kopling. Unit kopling sendiri
terdiri dari beberapa komponen lain di dalamnya mulai dari plat kopling, pegas kopling,
dan plat tekan.
Tutup kopling ini diikat dengan roda gila, sedangkan di dalamnya terpasangkan
dalam roda poros persneling yang mana ditempatkan antara plat tekan dan roda gila. Plat
tekan akan bekerja menekan plat kopling pada roda gila yang mana tekanannya tersebut
berasal dari pegas-pegas kopling. Komponne ini terbuat dari bahan dasar besi tuang yang
mana pada bagian permukaan dibentuk halus dan merata.
Sedangkan untuk plat kopling didesain untuk bisa memberikan gesekan besar dalam
roda gila serta plat tekan yang mana ditempatkan antara keduanya. Pada permukaan
kedua plat kopling ini dipasangkan dengan kampas serta dikelilingi dengan paku keling.
Biasanya permukaan plat akan diberikan kepingan logam. Fungsi dari pemberian
kepingan logam ini untuk memperkuat serta menyalurkan panas. Pada bagian tengah plat
kopling, ada bagian pegas torsi yang mana memiliki fungsi untuk mengurangi terjadinya
kejutan kejutan yang ada disaat kopling bekerja serta mencegah kemungkinan jika plat
kopling pecah atau rusak.
18
Cara kerjanya :
Untuk cara kerja kopling mekanik ini tentunya berbeda dengan jenis kopling lainnya.
Saat mesin dinyalakan, maka persneling akan masuk akan tetapi handel kopling tidak
tertarik sehingga kopling akan bekerja untuk menghubungkan putaran mesin hingga ke
poros primer persneling.
Putaran pada poros engkol tersebut nantinya akan dilanjutkan roda gigi utama atau
primer sehingga nantinya rumah kopling dan kampas akan berputar bersama. Hal ini
dikarenakan kampas kopling terjepit dengan plat kopling yang mana sedang mendapatkan
tekanan. Selanjutnya putaran yang terjadi akan diteruskan menuju poros primer
persneling.
Saat mesin dinyalakan, persneling akan masuk dan kemudian handel kopling akan
ditarik sehingga membuat tali kopling tersebut akan menarik tuas serta mendorong pen
pendorong. Pen pendorong ini nantinya akan menekan tutup pegas yang membuat plat
dasar sehingga dapat mundur. Dengan begitu plat-plat penjepit pad akampas dapat
merenggang yang membuat putaran mesin nantinya hanya sampai pada kampas kopling
saja. Hal ini lah yang kemudian disebut sebagai fungsi kopling sebagai pemutus
hubungan.
Saat mobil melakukan proses pemindahan gigi, maka proses yang terjadi adalah pedal
persneling ditekan dan kemudian handel kopling tersebut akan memutar pengangkat atau
lifter cam yang membuat posisi peluru mempunya penahan bola yang rapat dengan
komponen kam pengangkat. Hal ini pula lah yang membuatnya dapat berpindah tempat.
Sehingga nantinya akan menyebaban pengangkat terdorong serta mendorong kopling
luar.
Akibat dari proses ini tentu saja membuat posisi plat kopling yang ditekan tersebut
akan menjauhi komponen pemberat sehingga kampas kopling serta plat nantinya akan
merenggang dan setelah itu pengoperan gigi dapat terjadi dengan mudah. Hal ini lah yang
dinamakan proses putaran piris engkol menuju sistem transmisi dapat terputus.
Pada jenis kopling mekanik, ada 2 cara yang digunakan untuk proses pembebasan
pada kopling dengan tidak meneruskan putaran mesin menuju sistem transmisi, yaitu
manual dan hidrolik. Untuk metode pembebasan manual sendiri adalah dengan cara
menggunakan kabel kopling yang kemudian ditarik handel kopling.
Ada 3 tipe pembebasan kopling dengan cara manual, antara lain adalah :
a. Mendorong dari arah luar atau outer push type. Untuk tipe ini, bila handel
kopling ditarik maka pressure plate akan ditekan dari luar ke dalam. Karena plat
tersebut tertekan, maka plat kopling tersebut akan merenggang dan menjauhi plat
penekan. Hal ini yang membuat kopling menjadi terbebas serta putaran mesin
tidak akan diteruskan menuju transmisi.
b. Mendorong dari arah dalam atau inner push type. Tipe ini ketika handel kopling
ditarik maka membuat plat penekan akan ditekan menuju arah luar dari dalam.
Dengan begitu, plat kopling akan renggang menjauhi plat penekan yang membuat
kopling bebas dan putaran mesin tidak jadi diteruskan menuju sistem transmisi.
c. Tipe rack dan pinion. Untuk tipe ini memungkinkan jika kopling dapat dilepas
dan dihubungkan langsung. Untuk konstruksinya sendiri sangat sederhana, akan
19
tetapi memiliki daya tahan tinggi sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin
putaran tinggi.
Dan untuk metode pembebasan kopling menggunakan sistem hidrolik, prinsip
kerjanya adalag dengan mengganti fungsi kabel kopling dengan menggunakan cairan
hidrolik. Cara kerjanya mirip dengan sistem pengereman dengan menggunakan cairan
atau fluida. Bila handel kopling. Bila handel kopling ditarik, maka batang pendorong
yang ada pada master silinder akan mendorong cairan hidrolik di dalam slang. Dan
kemudian cairan hidrolik akan menekan piston pada silinder pembebas.
20
(return spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung
sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak
hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak
hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir.
21
hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang
elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat
penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya
sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan
kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling.
Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat berat
lainnya, sering dilengkapi dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang
dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan
ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari
pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara
sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat
pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan
boster, unit boster dipasang pada silinder slave.
3. Kopling Diafragma
Kopling pegas diafragma adalah sebuah kopling yang proses pelepasan kampas
kopling dari flywheel menggunakan metode pengungkit dengan pegas berbentuk diaphragm
(diafragma). Kopling ini konstruksinya berbentuk pegas semisal piringan yang ditenganya
berlubang dan dibelah-belah menyerupai sirip. Cara kerja kopling model pegas diafragma ini
sama persis dengan kopling model pegas coil yaitu ketika pedal kopling diinjak / ditekan,
maka release fork akan mendorong release bearing yang kemudian diaphragm spring akan
mendorong pressure plate sehingga mengungkit kampas kopling untuk memutuskan
hubungan dengan flywheel. Sementara itu putaran dari engine menjadi bebas dan kita bisa
melakukan perpindahan gear transmisi dengan mudah dan lebut.
Kelebihan kopling model diaphragm spring yaitu meskipun kondisi pegasnya sudah
melemah, saat melakukan penekanan pegas ke pressure plate akan tetap sama. Hal ini
dikarenakan pegas yang digunakan hanya satu. Oleh karena itu tingkat penekanan yang
dilakukan oleh pressure plate saat menekan plat kopling akan tersebar secara merata. Kondisi
ini memungkinkan tipe kopling model pegas diafragma akan lebih terhindar dari slip.
Sedangkan kekurangan dari kopling diafragma yaitu dikarenakan jumlah pegasnya
hanya satu, sehingga tidak bisa memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding dengan
kopling tipe coil spring. Kopling jenis diafragma ini lebih cocok untuk digunakan untuk
mobil jenis MPV.
22
C. Sistem Transmisi atau Roda Gigi
Fungsi utama dari setiap transmisi pada kendaraan bermotor adalah menyalurkan
tenaga dari mesin ke roda-rodanya. Hanya saja, sistem kinerjanya saja yang berbeda. Nah,
dalam kaitannya dengan fungsi transmisi manual ini, ada beberapa fungsi dengan
penggunaan mesin yang bertransmisi manual, antara lain sebagai berikut:
Pertama, untuk menyalurkan tenaga atau pun sebut saja putaran mesin dari
kopling ke poros propeler shaft.
Kemudian, fungsi yang ke dua yaitu merubah momen yang dihasilkan mesin
sesuai dengan beberapa kebutuhan yang tergantung dari beban yang ditanggung
mesin serta keadaan medan jalan.
Selain itu, fungsi transmisi manual ini juga terletak pada kemungkinan bahwa
kendaraan untuk bergerak mundur atau disebut juga dengan reserve yang umumnya
kondisi ini ada pada kendaraan yang memiliki lebih dari dua roda, seperti mobil.
Dari beberapa fungsi transmisi manual tersebut di atas, tentu saja dipastikan
bahwa setiap orang yang memiliki kendaraan sendiri yang bertransmisi manual
tentunya akan lebih mudah memahami bagaimana kinerja daripada sistem transmisi
pada kendarannya sendiri. Selain itu, dari penjelasan mengenai fungsi transmisi
manual yang disebutkan di atas, pastinya sobat akan tahu mana komponen yang perlu
mendapat perawatan dalam kaitannya pada sistem transmisi manual.
23
c. Komponen Transmisi Manual
1. Transmission Case atau disebut juga dengan input transmisi ini merupakan salah
satu komponen transmisi manual yang nantinya bertugas untuk menerima output
yang dihasilkan dari unit kopling. Dengan kata lain, komponen yang satu ini
merupakan salah satu bagian dalam transmisi manual sebagai tempat berdiamnya
seluruh komponen transmisi.
2. Transmission gear atau biasa dikenal dengan roda gigi transmisi. Komponen
yang satu ini bertugas untuk merubah input yang dihadirkan dari sistem
permesinan menjadi output torsi di mana nantinya akan meninggalkan transmisi
yang sepadan atau pun sesuai dengan yang dibutuhkan kendaraan.
3. Synchroniser atau gigi penyesuai di mana komponen ini merupakan media yang
digunakan untuk melengkapi atau membantu pemindahan kecepatan ketika dalam
kondisi putaran super tinggi. Tentu, dengan adanya gigi penyesuai ini maka
dipastikan akan membuat kinerja transmisi manual semakin ringan.
24
4. Gear Shift Lever & Shift Fork pun menjadi salah satu komponen yang ada pada
sistem transmisi manual. Komponen transmisi manual yang lebih kita kenal
dengan nama tuas pemindah persneling dan garpu pemindah ini sangat penting
keberadaannya dalam transmisi kendaraan. Pasalnya, fungsinya sendiri sebagai
alat untuk menggerakkan maupun mengoperasikan sistem transmisi yang
dilakukan oleh si pengemudi.
5. Reverse Gear adalah komponen yang ada pada sistem transmisi manual yang
bertugas untuk merubah arah dari putaran output shaft sehingga akan membuat
kendaaran bisa berjalan mundur jika dibutuhkan. Maka, karena fungsinya
tersebut, tentu komponen transmisi manual yang satu ini cukup penting
keberadaannya.
6. Hub Sleeve yang merupakan komponen pada transmisi manual di mana memiliki
tugas sebagai pengunci penyesuaian yang terjadi dengan gigi percepatan sehingga
akan sangat memungkinkan output shap bisa berputar dan berhenti.
25
7. Main Bearing dan Output Shaft. Main Bearing ini berfungsi sebagai bantalan dari
output shaft. Sementara itu, untuk output shaft sendiri memiliki tugas untuk
menutup output shaft yang juga sekaligus dudukan tongkat persneling.
a) Pertama, cara kerja transmisi manual ketika dalam kondisi netral (N) maka mesin tak
akan disalurkan pada poros output. Hal ini dikarenakan Syncromesh dalam kondisi
bebas atau tak sedang terhubung dengan roda gigi tingkat.
b) Untuk cara kerja mesin transmisi manual yang ke dua yaitu pada saat tuas transmisi
ditekan maka secara otomatis pemindah gigi akan berputar bersamaan dengan
pemutar shift drum yang mengaitkan serta melakukan dorongan shift drum sampai
kondisi berputar.
c) Kemudian, cara kerja transmisi manual yaitu shift drum tadi akan terpasang dengan
garpu pemilih gigi yang sudah diberi pin di mana pin ini nantinya akan melakukan
penguncian pada garpu pemilih pada bagian ulirnya.
d) Lalu, garpu pemilih gigi yang terhubung dengan gigi geser atau sliding gear tadi
nantinya akan bergerak ke kanan atau ke kiri di mana gerakannya akan mengikuti ke
mana langkah dari gerak garpu pemilih gigi. Setiap gerakan pada gigi geser ini
nantinya akan mengunci pada gigi kecepatan yang disesuaikan dengan sektor poros
di mana letak gigi tersebut berada.
e) Menginjak cara kerja transmisi manual selanjutnya yaitu gigi kecepatan (1-4
percepatan) akan bebas berputar pada setiap porosnya. Katakanlah ketika gigi masuk
pada saat sepeda motor dikendarai, sebenarnya kondisi tersebut merupakan proses
penguncian gigi kecepatan yang dikaitkan pada poros tempat di mana gigi tersebut
berada dalam proses penguncian yang dilakukan oleh gigi geser.
26
Cara kerja transmisi manual pada posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke
poros out put. Hal ini disebabkan karena sincromesh dalam keadaan tidak terhubung
(bebas) dengan roda gigi tingkat.
Posisi 1.
Cara kerja transmisi manual pada posisi 1 terjadi apabila tuas ditarik ke belakang.
Ketika tuas di tarik ke belakang, gear selection fork akan menghubungkan unit
sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 1
Posisi 2.
Cara kerja transmisi manual pada posisi 2 terjadi ketika tuas didorong ke depan
menggerakkan gear selector fork. Kemudian, unit sincromesh berhubungan dengan
roda gigi tingkat 2.
Posisi 3.
Posisi ini terjadi ketika tuas ditarik ke belakang sehingga gear selection fork akan
menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 3.
Posisi 4.
Cara kerja transmisi manual posisi 4 terjadi ketika tuas didorong ke depan sehingga
menggerakkan gear selector fork dan membuat unit sincromesh berhubungan dengan
roda gigi tingkat no 4.
Posisi 5.
Cara kerja transmisi manual posisi 5 terjadi ketika unit sincromesh berhubungan
dengan roda no 5.
Posisi R.
Cara kerja transmisi manual posisi R terjadi ketika unit sincromesh berhubungan
dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan roda gigi rasio, dipasangkan idler gear
yang menyebabkan putaran poros input berlawanan arah dengan poros out put.
27
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kopling merupakan salah satu komponen yang terdapat pada mobil manual yang
terlentak diantara mesin dan transmisi, yang akan mengurangi putaran mesin saat
dilakukan perpindahan gigi transmisi sehingga gigi transmisi dapat masuk dengan mudah.
2. Kopling fungsinya untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke transmisi agar saat
mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar melainkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan bukaan kopling yang temen-temen lakukan pada mesin mobil.
3. Kopling memiliki komponen antara lain :
- Pelat Kopling (clutch disc) - Release Bearing
- Facing - Release Fork
- Cushion Plate - Flywheel
- Tutup Popling (clutch cover) - Poros Input
- Clutch Pedal - Poros Output
- Diafragma Spring - Flexible Hose
- Pressure Plate - Master Silinder
4. Fungsi utama dari setiap transmisi pada kendaraan bermotor adalah menyalurkan tenaga
dari mesin ke roda-rodanya.
B. SARAN
1. Hendaknya melakukan perawatan sistem kopling dan sistem transmisi manual secara
berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada sistem kopling
dan transmisi manual sehingga kerusakan dapat terminimalisir, serta nantinya sistem
kopling dan transmisi manual dapat bekerja dengan optimal.
2. Pada waktu melakukan pembongkaran dan pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
prosedur, kemudian saat melakukan pengukuran dan pemeriksaan harus berpedoman pada
buku panduan transmisi manual supaya tidak terjadi adanya sesuatu yang abnormal.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://automoda.id/pengertian-fungsi-komponen-dan-cara-kerja-transmisi-manual/
https://otosigna99.blogspot.com/2019/06/komponen-kopling-dan-fungsinya.html
https://lib.unnes.ac.id/21176/1/5211312029-S.pdf
29
LAMPIRAN
30
31