Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

RANCANG KOPLING DAN RODA GIGI

Oleh :
PUTRA CAHYA DAMARA
NIM : 2016030775
KELAS : 07TMSE008 WTA.012

MATA KULIAH : RANCANG KOPLING DAN RODA GIGI


NAMA DOSEN : TATANG SURYANA S.T., M.T.

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS PAMULANG

Jalan Surya Kencana No.1, Pamulang – Tangerang Selatan


Banten, Jawa Barat
Telp. [021] 7412566

1
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
1. Kerja keraslah maka impianmu akan tercapai.
2. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (( Q.S. Al-Insyrah ayat 6))
3. Bersikaplah tenang dalam menghadapi kemalangan, karena dari kemalangan
kita akan mendapatkan pengalaman berharga yang dapat menuntun kita kepada
kesuksesan ((Euripidas)).
4. Barang siapa menempuh jalan mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke Surga. (HR. Muslim)
5. Berjalan pada jalur yang baik.

PERSEMBAHAN
1. Bapak dan Mamah tersayang.
2. Segenap keluarga besarku tercinta.
3. Pembaca yang budiman.
4. Rekan-rekan kuliahku.
5. Kampus Universitas Pamulang yg di Idamkan.
6. Dosen-dosen terbaik.

2
ABSTRAK

Putra Cahya Damara


“Identifikasi Sistem Kopling, Transmisi Manual, dan Roda Gigi Pada Mobil Suzuki Sx4 S-
CROSS”
S1 Teknik Mesin – Fakultas Teknik
UNIVERSITAS PAMULANG
TAHUN 2016

Tujuan tugas makalah ini tentang mengidentifikasi sistem kopling dan transmisi manual Suzuki Sx4
S-CROSS yaitu mengetahui komponen kopling dan transmisi manual pada Suzuki Sx4 S-CROSS.
Sistem kopling dan transmisi manual merupakan salah satu jenis sistem pemindah daya (power train).
Sistem kopling bekerja dari mulai putaran poros engkol pada mesin, lalu diterima oleh kopling
melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan flywheel. Tenaga yang diterima plat kopling
kemudian disalurkan ke transmisi. Komponen-komponen utama kopling pada Suzuki Sx4 S-CROSS
antara lain plat kopling, rumah kopling (clutch cover), pegas diafragma (diaphragm spring), serta plat
penekan (pressure plat). Prinsip kerjanya yaitu pada saat pedal kopling ditekan penuh, gerakan pedal
akan diteruskan oleh mekanisme penggerak, sehingga akan mendorong plat penekan melawan
dorongan pegas penekan, maka plat kopling tidak mendapat dorongan. Gesekan antara plat kopling
dengan flywheel dan plat penekan tidak terjadi, sehingga dalam hal ini putaran mesin tidak diteruskan.
Apabila pedal kopling dilepas, maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat
penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke flywheel dengan kuat, sehingga terjadi gesekan
yang kuat dan mengakibatkan plat kopling dan flywheel berputar bersamaan sesuai dengan putaran
poros engkol. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya tanpa slip. Transmisi
Suzuki Sx4 S-CROSS menggunakan sistem mesin depan penggerak roda belakang dan komponen
transmisi terdiri dari beberapa bagian yaitu transmision case, main shaft, gear shift control
mechanism, extention housing. Bagian–bagian dari transmisi jenis syncromesh ini adalah cluth hub,
hub sleeve, syncromesh ring, shifting key. Transmisi merupakan komponen pemindah daya yang
berfungsi untuk mereduksi moment, merubah kecepatan kendaraan, merubah arah putaran untuk maju
atau mundur dan memutus tenaga dari mesin ke penggerak roda. Transmisi yang digunakan adalah
jenis synchromesh, dimana jenis ini perkaitan gigi percepatan dengan counter gear adalah tetap,
sebagai penghubung tiap gigi percepatan dipasang unit synchromesh. Unit synchromesh ini dapat
bekerja pada putaran tinggi sehingga dapat memindahkan gigi percepatan dengan aman dan lembut.
Permasalahan yang dibahas dalam penulisan tugas akhir ini yaitu mengenai konstruksi, prinsip kerja,
cara mengidentifikasi komponen dan mengukur komponen dan perhitungan gear ratio transmisi
manual yang terdapat pada sistem kopling dan transmisi manual pada mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.
Kata kunci : Suzuki Sx4 S-CROSS, rancang kopling dan roda gigi.

3
KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi, terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tangerang, 11 November 2019

Putra Cahya Damara

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………………… i


MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………………………………... ii
ABSTRAK …………………………………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………… 29

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 7


A. Latar Belakang ………………………………………………………………. 7
B. Permasalahan dan batasan masalah ………………………………………...... 7
C. Tujuan ………………………………………………………………………… 7
D. Manfaat ………………………………………………………………………. 8

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………… 9


A. Sistem kopling ……………………………………………………………….. 9
1. Pengertian dan fungsi sistem kopling ……………………………………. 9
2. Konstruksi dan Tipe Mekanisme Penggerak Sistem kopling ……………. 11
B. Mekanisme Penggerak Kopling ……………………………………………… 17
1. Tipe Kopling Mekanik ………………………………………………….. 17
2. Tipe Kopling Hidrolik …………………………………………………… 19
3. Tipe Kopling Diafragma ………………………………………………… 21
C. Sistem Transmisi atau Roda Gigi ……………………………………………. 22
1. Pengertian, Fungsi, dan Komponen Transmisi Manual …………………... 22

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………… 27


A. KESIMPULAN ……………………………………………………………… 27
B. SARAN ………………………………………………………………………. 27

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 28


LAMPIRAN …………………………………………………………………………………… 29

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kopling manual pada kendaraan ………………………………………………….. 9


Gambar 2. Plat Kopling ………………………………………………………………………. 11
Gambar 3. Komponen Kopling dan Tutup kopling (clutch cover) …………………………… 12
Gambar 4. Clutch Pedal ………………………………………………………………………. 13
Gambar 5. Release Bearing …………………………………………………………………… 13
Gambar 6. Release Fork ……………………………………………………………………… 14
Gambar 7. Flywheel ………………………………………………………………………….. 15
Gambar 8. Poros Input ………………………………………………………………………... 15
Gambar 9. Master Silinder Atas ……………………………………………………………… 16
Gambar 10. Master Silinder Bawah ………………………………………………………….. 16
Gambar 11. Kopling Mekanik ………………………………………………………………... 17
Gambar 12. Kopling Hidrolik ………………………………………………………………… 20
Gambar 13. Transmission Case ……………………………………………………………… 23
Gambar 14. Transmission Gear ………………………………………………………………. 23
Gambar 15. Synchronizer …………………………………………………………………….. 23
Gambar 16. Gear Shift Lever & Shift Fork …………………………………………………... 24
Gambar 17. Reverse Gear ……………………………………………………………………. 24
Gambar 18. Hub Sleeve ……………………………………………………………………… 24
Gambar 19. Main Bearing ……………………………………………………………………. 25
Gambar 20. Posisi Roda Gigi ………………………………………………………………… 26

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kopling adalah bagian yang diperlukan pada kendaraan yang penggerak utamanya
diperoleh dari hasil pembakaran didalam silinder mesin. Pada tahap pertama mesin
dihidupkan tanpa digunakan tenaganya. Oleh karena itu, pada tahap pertama mesin harus
dapat berputar dan kemudian memindahkan tenaganya perlahan-lahan pada roda belakang
sehingga kendaraan akan bergerak perlahan-lahan. Selain itu, mesin juga harus bebas bila
mengganti gigi transmisi. Maka diperlukan pemasangan kopling yang letaknya diantara
mesin dan transmisi yang berfungsi untuk menghubungkan dan membebaskan putaran
mesin.

Ada berbagai jenis kopling berdasarkan bentuk meliputi piringan (cluth disc), kopling
sepatu sentrifugal. Berdasarkan kondisi kerja meliputi kopling plat basah dan kopling plat
kering. Dan makalah ini akan menjelaskan bagaimana prinsip kerja kopling. Ada berbagai
macam komponen mesin yang terdiri dari driven plate (piringan kopling), pressure plate,
clutch release, dan clutch release fork. Perbedaan kopling manual dengan kopling
otomatis. Dan permasalahan yang sering terjadi pada kopling.

Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi
jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu
kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan
kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan
momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan
rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas
dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju
yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan
diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.

B. Batasan Masalah

1. Bagaimana konstruksi dan komponen sistem kopling dan transmisi ?


2. Apa fungsi dari sistem kopling dan transmisi manual ?
3. Bagaimana cara kerja sistem kopling dan transmisi manual pada mobil Suzuki Sx4 S-
CROSS ?
4. Identifikasi pengukuran pada mobil Suzuki Sx4 S-CROSS ?

C. Tujuan

1. Mengetahui konstruksi dan komponen sistem kopling dan transmisi


2. Mengetahui fungsi dari sistem kopling dan transmisi manual.
3. Mengetahui cara kerja sistem kopling dan transmisi manual pada mobil Suzuki Sx4
S-CROSS.
4. Mengetahui cara pengukuran pada sistem kopling dan transmisi manual pada mobil
Suzuki Sx4 S-CROSS

7
D. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari makalah “identifikasi sistem kopling dan transmisi
manual mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.

1. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai suatu penerapan teori dan praktik yang diperoleh selama dibangku
kuliah.
b. Meningkatkan daya kreatifitas dan inovasi serta skill mahasiswa sehingga
nantinya siap dalam menghadapi persaingan dunia kerja.
c. Menyelesaikan tugas makalah atau tugas akhir guna menunjang keberhasilan
studinya.
d. Menambah pengalaman dan pengetahuan tentang memahami konstruksi sistem
kopling dan transmisi manual mobil Suzuki Sx4 S-CROSS.

2. Bagi Perguruan Tinggi

a. Sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat sesuai dengan tri darma


perguruan tinggi, sehinggi perguruan tinggi mampu memberikan kontribusi yang
berguna bagi masyarakat dan bias dijadika serbagai sarana untuk lebih
memajukan dunia otomotif dan pendidikan.
b. Proyek makalah dapat memberikan manfaat khususnya, yang bersangkutan
dengan mata kuliah yang mempunyai hubungan dengan otomotif.

3. Bagi Masyarakat

a. Memberikan kemudahan bagi masyarakat bidang otomotif dalam mengetahui


sistem kopling, roda gigi, dan transmisi manual.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Kopling

1. Pengertian Dan Fungsi Sistem Kopling

Kopling berasal dari kata coupling yang kata dasarnya adalah couple yang artinya


pasangan. Tapi pengertian kopling di Indonesia tidak sama dengan coupling di luar negeri.
Kopling di negara kita lebih sama dengan clutch.
Kopling merupakan salah satu komponen yang bisa lihat di mobil manual yang terletak
diantara mesin dan transmisi, yang akan mengurangi putaran mesin saat dilakukan
perpindahan gigi transmisi sehingga gigi transmisi bisa masuk dengan mudah.
Walau terlihat mudah, namun anda perlu tahu komponen-komponen yang terdapat dalam
kopling beserta fungsinya. Sehingga suatu saat anda bisa mengatasi jika terdapat masalah tak
terduga mengenai kopling anda. Sebelum memahami komponen beserta fungsi dari kopling
mari kita bahas syarat yang harus dimiliki oleh kopling. Kopling dalam pemakaian pada
kendaraan harus memiliki syarat syarat minimal sebagai berikut.
a. Harus dapat memutuskan dan menghubungkan putran mesin ke tranmisi dengan lembut.
Kenyamanan berkendara menurut terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin
berlangsung dengan lembut berarti terjadi proses pemutusan dan penghubungan adalah
secara bertahap.

b. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip jika kopling sudah
menghubung penuh maka antara flywheel dan plate kopling tidak boleh terjadi slip
sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%

c. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat pada saat kita
operasikan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu
daya dan putaran harus betul-betul tidak di teruskan, sedangkan pada saat kopling tidak di
operasikan , kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam
memutuskan dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak
banyak membutuhkan waktu.
 

Gambar 1. Posisi kopling manual pada kendaraan

9
A. Fungsi Kopling
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, fungsi kopling pada tiap kendaraan baik
jenis transmisi manual maupun transmisi otomatis itu sama. Yakni ketika mesin
menghasilkan tenaga untuk membuat kendaraan bergerak dari titik nol, membutuhkan part
perantara yang berguna untuk menyalurkan tenaga yang dihasilkan mesin menuju transmisi
dan membuat kendaraan bergerak maupun memutuskan tenaga tersebut.
Kopling fungsinya untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke transmisi agar
saat mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar melainkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan bukaan kopling yang temen-temen lakukan pada mesin mobil.

10
2. Konstruksi Dan Tipe Mekanisme Penggerak Sistem Kopling

A. Konstruksi sistem kopling

Konstrusi kopling mobil merupakan bagian dari kendaraan yang tidak bisa
dipisahkan, ada komponen yang ada pada kopling diantaranya :
1) Pelat Kopling (clutch disc)
Fungsi plat kopling adalah meneruskan tenaga mesin dari roda penerus ke plat
penekan dan selanjutnya ke input shaft transmisi. Plat kopling dipasang pada alur-alur
input shaft dan terletak antara roda penerus dan plat penekan, pada kedua permukaan
platnya dipasang kanvas (facing) dengan cara dikeling. Plat kopling terdiri atas tiga
bagian, yaitu :

Gambar 2. Plat kopling


Ciri-ciri plat kopling yang aus atau rusak adalah :

 Akan terjadinya Selip kopling, dimana clutch disc tidak mampu menghubungkan
putaran mesin menuju transmisi yang diakibatkan jarak antara kedua plat terlalu
lebar.
 Tarikan mobil kurang, dimana ditandai dengan penurunan kecepatan mobil
sehingga tidak dapat berjalan dengan benar.
 Rpm mesin menjadi tinggi, karena plat kopling mulai habis sehingga Rpm mesin
pun semakin tinggi dari biasanya.
 Susah memindahkan gigi persneling, merupakan ciri dari plat kopling yang sudah
aus. Karena untuk memindahkan gigi persneling dengan lancer dibutuhkan plat
kopling yang masih bagus dan dapat

11
a) Facing
Facing dipasangkan pada cushion plate dengan cara dikeling sedangkan cushion plate
tersebut bersatu dengan disc plate dengan cara dikeling juga, sehingga putaran facing
akan diteruskan ke cushion plate lalu disc plate dan selanjutnya ke input shaft melalui
clutch hub.
b) Cushion Plate
Cushion plate dirancang dengan bentuk gelombang, tujuannya adalah agar pada saat
plat penekan menyentuh plat kopling, penekan dapat dilakukan dengan perlahan-lahan.
c) Torsion Rubber
Torsion Rubber merupakan bagian yang berfungsi untuk meredam getaran pada plat
kopling, dilihat dari bahannya, torsion rubber terdiri dari dua jenis, yaitu berupa pegas
coil dan karet.

2) Tutup Kopling (clutch cover)


Tutup kopling (clutch cover) terpasang pada roda penerus (flywheel) oleh beberapa
baut dan berputar bersama dengan plat kopling sesuai dengan kecepatan mesin. Clutch
cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana
didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih
sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan flywheel supaya putaran
disc plate dengan flywheel berotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.

12
Gambar 3. Komponen kopling dan tutup kopling (clutch cover)

3) Clutch pedal
Clutch pedal berfungsi untuk meningkatkan momen gaya injak pengemudi sehingga
memperingan tenaga yang harus dikeluarkan dan meneruskan gerakan injakan kaki
pengemudi ke master silinder.

Gambar 4. Clutch Pedal


4) Diafragma Spring
Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover,
saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan
serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya
tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dengan disc plate bebas. Begitu sebaliknya
saat pedal kopling dilepas.
5) Pressure Plate
Pressure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit
disc clutch dengan flywheel. Pressure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring,
presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.
6) Release Bearing
Release Bearing Kopling merupakan suatu bantalan tertutup dengan tipe pelumas
permanen yang berarti tidak dapat dibuka dan dibersihkan, sehingga di bagian dalamnya
tidak bisa diberi pelumas dan tidak dapat di bongkar.
Fungsi dari Release Bearing Kopling itu sendiri yaitu :meneruskan dorongan dari
Fork Kopling menuju pegas diagfragma pada saat kopling diinjak oleh seorang
pengemudi.
Cara kerja release bearing tidak hanya sekedar menekan tetapi juga harus berputar.
Maka dari itu dibutuhkan material khusus untuk pembuatannya supaya tidak cepat rusak.
Bila release bearing rusak maka yang akan dirasakan oleh pengemudi yaitu terasa pedal
kopling bergetar saat pedal kopling diinjak.

13
Gambar 5. Release Bearing
7) Release fork

Adapun fungsi dari release fork merupakan suatu alat yang merupakan penghubung
dari release kopling dengan release bearing yang akan bergerak maju dan mundur. Dan
yang akan menekan cover clutch dan akan membebaskan putaran mesin ketika seorang
pengemudi menginjak pedal kopling tersebut.
Akibat pemakaian fork kopling secara terus menerus akan menimbulkan keausan
sehingga mempengaruhi injakan kopling menjadi terasa lebih dalam. Kerusakan pada
fork kopling akan menyebabkan fork kopling tidak dapat mendorong release bearing dari
flywheel. Sehingga untuk memperbaiki fork kopling yang rusak yaitu perlu dengan
penggantian release bearing.

Gambar 6. Release fork

8) Flywheel
Roda gila sering disebut juga roda gaya, roda penerus, adalah sebuah komponen
berupa sebuah piringan yang dipasangkan pada flensa di ujung roda poros engkol.
Bagian tepi roda gila biasanya memiliki cincin bergerigi untuk pertautan dengan roda gigi
motor starter pada saat motor dihidupkan. Karena itu tanpa roda gila hampir tidak
mungkin menghidupkan mesin. Kalaupun hidup, putaran mesin menjadi tidak teratur.
Bobot yang dimiliki roda gila inilah yang menyebabkan putaran poros engkol mantap dan
halus. Bobot roda gila pada mesin mobil penumpang berkisar 7.5-50 KG.

14
Sirip pengimbang pada poros engkol sering dimanfaatkan untuk membuat putaran
mesin menjado lebih merata. Beberapa merek mobil juga memakai mesin yang dilengkapi
alat peredam getaran sehingga putaran mesin menjadi sangat halus. Bentuk peranti ini
mirip roda gila, tetapi ukurannya lebih kecil dan dipasang diujung poros engkol bagian
depan.
Roda gila dipasang kokoh pada ujung poros engkol sehingga tidak mudah bergeser
dari dudukannya. Ini untuk menjamin agar roda gila, mesin , dan kode penyalaan tetap
pada posisi yang benar. Selain itu, tepat ditengah roda gila ada lubang kecil. Bantalan
peluru ini bertugas menahan ujung bagian depan poros kopling.
Fungsi lain dari roda gila adalah sebagai tempat pemasangan kopling. Kopling
terpasang pada roda gila berikut tempurung yang seputar sisi sekrupnya pada roda gila.
Permukaan salah satu roda gila dibubut sangat halus. Jadi disamping sebagai alat untuk
meneruskan atau menyalurkan tenaga dari mesin ke poros gardan melalui kopling.

Gambar 7. Flywheel

9) Poros Input (input shaft)

Poros input berfungsi sebagai tempat / dudukan dari clutch disc, clutch cover, release
bearing, release fork, dan juga sebagai poros.

15
Gambar 8. Poros Input

10) Flexible Hose

Flexible Hose berfungsi untuk meneruskan / sebagai jalan cairan fluida dari master
cylinder menuju release cylinder.

11) Master Cylinder

a. Master silinder atas

Fungsi dari master kopling atas yaitu, meneruskan tekanan secara perlahan dari
pedal kopling ke master kopling bawah, dalam master kopling terdapat perapat karet
yang mencegah supaya minyak kopling tidak terjadi kebocoran serta menampung
minyak kopling di dalamnya. Jika minyak kopling bocor maka akan menyebabkan
mesin panas dan gigi persneling susah masuk dikarenakan minyak kopling yang
berkurang. Komponen ini juga harus anda perhatikan, selain itu anda juga harus
merawat bahkan anda juga bisa mengganti komponen ini jika mengalami kendala
pada fungsi komponen tersebut.

Gambar 9. Master Silinder Atas

16
b. Master silinder bawah
Selain master kopling atas, master kopling bawah juga mempunyai fungsi yang
sama yaitu, untuk meneruskan pekerjaan dari master kopling atas.
setelah master kopling bawah menerima tekanan dari master kopling atas lalu
akan diteruskan ke dalam garpu pembebas atau fork kopling untuk mendorong maju
dan membebaskan plat kopling dari himpitan matahari kopling dengan flywheel.
Jika master kopling bawah mengalami kerusakan, maka apakah yang akan terjadi?
Maka yang akan terjadi adalah mobil tidak akan bisa masuk gigi, dan harus
menunggu mesin tersebut dingin baru akan dapat menjalankan fungsinya kembali.

Gambar 10. Master Silinder Bawah

17
B. Mekanisme Penggerak Sistem Kopling

1) Tipe Kopling Mekanik

Kopling mekanik merupakan salah satu jenis jenis kopling mobil dengan prinsip
kerjanya diatur handel kopling, yang mana kerja pembebasannya dilakukan dengan
menarik handel kopling yang ada di batang kemudi. Kedudukan kopling ini berada tepat
di crankshaft atau poros engkol.
Pada umumnya,bagian dari sistem kopling terdiri dari 3 macam komponen kopling
mekanik utama yaitu unit kopling, unit pembebas, dan tutup kopling. Unit kopling sendiri
terdiri dari beberapa komponen lain di dalamnya mulai dari plat kopling, pegas kopling,
dan plat tekan.
Tutup kopling ini diikat dengan roda gila, sedangkan di dalamnya terpasangkan
dalam roda poros persneling yang mana ditempatkan antara plat tekan dan roda gila. Plat
tekan akan bekerja menekan plat kopling pada roda gila yang mana tekanannya tersebut
berasal dari pegas-pegas kopling. Komponne ini terbuat dari bahan dasar besi tuang yang
mana pada bagian permukaan dibentuk halus dan merata.
Sedangkan untuk plat kopling didesain untuk bisa memberikan gesekan besar dalam
roda gila serta plat tekan yang mana ditempatkan antara keduanya. Pada permukaan
kedua plat kopling ini dipasangkan dengan kampas serta dikelilingi dengan paku keling.
Biasanya permukaan plat akan diberikan kepingan logam. Fungsi dari pemberian
kepingan logam ini untuk memperkuat serta menyalurkan panas. Pada bagian tengah plat
kopling, ada bagian pegas torsi yang mana memiliki fungsi untuk mengurangi terjadinya
kejutan kejutan yang ada disaat kopling bekerja serta mencegah kemungkinan jika plat
kopling pecah atau rusak.

Gambar 11. Kopling Mekanik

18
Cara kerjanya :
Untuk cara kerja kopling mekanik ini tentunya berbeda dengan jenis kopling lainnya.
Saat mesin dinyalakan, maka persneling akan masuk akan tetapi handel kopling tidak
tertarik sehingga kopling akan bekerja untuk menghubungkan putaran mesin hingga ke
poros primer persneling.
Putaran pada poros engkol tersebut nantinya akan dilanjutkan roda gigi utama atau
primer sehingga nantinya rumah kopling dan kampas akan berputar bersama. Hal ini
dikarenakan kampas kopling terjepit dengan plat kopling yang mana sedang mendapatkan
tekanan. Selanjutnya putaran yang terjadi akan diteruskan menuju poros primer
persneling.
Saat mesin dinyalakan, persneling akan masuk dan kemudian handel kopling akan
ditarik sehingga membuat tali kopling tersebut akan menarik tuas serta mendorong pen
pendorong. Pen pendorong ini nantinya akan menekan tutup pegas yang membuat plat
dasar sehingga dapat mundur. Dengan begitu plat-plat penjepit pad akampas dapat
merenggang yang membuat putaran mesin nantinya hanya sampai pada kampas kopling
saja. Hal ini lah yang kemudian disebut sebagai fungsi kopling sebagai pemutus
hubungan.
Saat mobil melakukan proses pemindahan gigi, maka proses yang terjadi adalah pedal
persneling ditekan dan kemudian handel kopling tersebut akan memutar pengangkat atau
lifter cam yang membuat posisi peluru mempunya penahan bola yang rapat dengan
komponen kam pengangkat. Hal ini pula lah yang membuatnya dapat berpindah tempat.
Sehingga nantinya akan menyebaban pengangkat terdorong serta mendorong kopling
luar.
Akibat dari proses ini tentu saja membuat posisi plat kopling yang ditekan tersebut
akan menjauhi komponen pemberat sehingga kampas kopling serta plat nantinya akan
merenggang dan setelah itu pengoperan gigi dapat terjadi dengan mudah. Hal ini lah yang
dinamakan proses putaran piris engkol menuju sistem transmisi dapat terputus.
Pada jenis kopling mekanik, ada 2 cara yang digunakan untuk proses pembebasan
pada kopling dengan tidak meneruskan putaran mesin menuju sistem transmisi, yaitu
manual dan hidrolik. Untuk metode pembebasan manual sendiri adalah dengan cara
menggunakan kabel kopling yang kemudian ditarik handel kopling.
Ada 3 tipe pembebasan kopling dengan cara manual, antara lain adalah :
a. Mendorong dari arah luar atau outer push type. Untuk tipe ini, bila handel
kopling ditarik maka pressure plate akan ditekan dari luar ke dalam. Karena plat
tersebut tertekan, maka plat kopling tersebut akan merenggang dan menjauhi plat
penekan. Hal ini yang membuat kopling menjadi terbebas serta putaran mesin
tidak akan diteruskan menuju transmisi.
b. Mendorong dari arah dalam atau inner push type. Tipe ini ketika handel kopling
ditarik maka membuat plat penekan akan ditekan menuju arah luar dari dalam.
Dengan begitu, plat kopling akan renggang menjauhi plat penekan yang membuat
kopling bebas dan putaran mesin tidak jadi diteruskan menuju sistem transmisi.
c. Tipe rack dan pinion. Untuk tipe ini memungkinkan jika kopling dapat dilepas
dan dihubungkan langsung. Untuk konstruksinya sendiri sangat sederhana, akan

19
tetapi memiliki daya tahan tinggi sehingga cocok untuk kendaraan dengan mesin
putaran tinggi.
Dan untuk metode pembebasan kopling menggunakan sistem hidrolik, prinsip
kerjanya adalag dengan mengganti fungsi kabel kopling dengan menggunakan cairan
hidrolik. Cara kerjanya mirip dengan sistem pengereman dengan menggunakan cairan
atau fluida. Bila handel kopling. Bila handel kopling ditarik, maka batang pendorong
yang ada pada master silinder akan mendorong cairan hidrolik di dalam slang. Dan
kemudian cairan hidrolik akan menekan piston pada silinder pembebas.

2) Tipe Kopling Hidrolik

Dinamakan kopling hidrolis karena untuk melakukan pemindahan daya adalah


dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan
cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan
terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida
mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus
atau pemindah tenaga.
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah pump impeller, turbin runner dan
stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga
hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida
yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida
agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan
sehingga didapatkan peningkatan momen/torsi.
Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang
menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling
diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas
pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh
plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula
oleh pegas pengendali pedal. Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula
oleh pegas diafragma.
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak.
Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master
silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya
mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini
menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah
tenaga.
Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh
pegas pengembali. Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger
yang ada di dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas
pembebas akan dikembalikan ke posisi semula oleh pegas pengembali dan pegas
diafragma.
Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong
unit plunyer bergerak kearah kiri. Gerakan ini melawan pegas pengembaali plunger

20
(return spring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung
sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling.
Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya
karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak
hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak
hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir.

Gambar 12. Kopling Hidrolik


Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak
dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check (check valve). Dengan demikian
minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya. Berkurangnya minyak
hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolis akan menyebabkan langkah tekan
pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke
tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,
berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke sistem pemindah tenaga tidak
dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh
kopling.
Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling
menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak
hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari
ujung sebelah kanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ke tuas pembebas
kopling melalui push rod.
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang berfungsi
untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis
kemasukan
udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan,
maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila
jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston
silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem

21
hidrolis. Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang
elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat
penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya
sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan
kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling.
Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat berat
lainnya, sering dilengkapi dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang
dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan
ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari
pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara
sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat
pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan
boster, unit boster dipasang pada silinder slave.

Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :


a. Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari pedal kopling
menjadi tekanan minyak hidrolis.
b. Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang dihasilkan dari
master silinder kopling.
c. Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder menjadi
gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ke tuas pembebas kopling.
d. Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling.
Komponen ini hanya dipergunakan pada kendaraan berat.

3. Kopling Diafragma

Kopling pegas diafragma adalah sebuah kopling yang proses pelepasan kampas
kopling dari flywheel menggunakan metode pengungkit dengan pegas berbentuk diaphragm
(diafragma). Kopling ini konstruksinya berbentuk pegas semisal piringan yang ditenganya
berlubang dan dibelah-belah menyerupai sirip. Cara kerja kopling model pegas diafragma ini
sama persis dengan kopling model pegas coil yaitu ketika pedal kopling diinjak / ditekan,
maka release fork akan mendorong release bearing yang kemudian diaphragm spring akan
mendorong pressure plate sehingga mengungkit kampas kopling untuk memutuskan
hubungan dengan flywheel. Sementara itu putaran dari engine menjadi bebas dan kita bisa
melakukan perpindahan gear transmisi dengan mudah dan lebut.

Kelebihan kopling model diaphragm spring yaitu meskipun kondisi pegasnya sudah
melemah, saat melakukan penekanan pegas ke pressure plate akan tetap sama. Hal ini
dikarenakan pegas yang digunakan hanya satu. Oleh karena itu tingkat penekanan yang
dilakukan oleh pressure plate saat menekan plat kopling akan tersebar secara merata. Kondisi
ini memungkinkan tipe kopling model pegas diafragma akan lebih terhindar dari slip.
Sedangkan kekurangan dari kopling diafragma yaitu dikarenakan jumlah pegasnya
hanya satu, sehingga tidak bisa memberikan tekanan yang lebih kuat dibanding dengan
kopling tipe coil spring. Kopling jenis diafragma ini lebih cocok untuk digunakan untuk
mobil jenis MPV.

22
C. Sistem Transmisi atau Roda Gigi

1. Pengertian, Fungsi, Dan Komponen Transmisi Manual

a. Pengertian Transmisi Manual

Pertama, sebelum jauh membahas berbagai segmen-segmen, di awal pembahasan ini


kami akan mengulas tentang pengertian transmisi manual. Perlu diketahui dahulu bahwa
secara umum, transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk
merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya bisa
digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Disamping itu, pengertian sistem transmisi
manual adalah suatu komponen pemindah tenaga yang dihasilkan dari mesin ke poros
roda yang membuat kendaraan bisa berjalan sesuai dengan percepatannya.
b. Fungsi Transmisi Manual

Fungsi utama dari setiap transmisi pada kendaraan bermotor adalah menyalurkan
tenaga dari mesin ke roda-rodanya. Hanya saja, sistem kinerjanya saja yang berbeda. Nah,
dalam kaitannya dengan fungsi transmisi manual ini, ada beberapa fungsi dengan
penggunaan mesin yang bertransmisi manual, antara lain sebagai berikut:
 Pertama, untuk menyalurkan tenaga atau pun sebut saja putaran mesin dari
kopling ke poros propeler shaft.
 Kemudian, fungsi yang ke dua yaitu merubah momen yang dihasilkan mesin
sesuai dengan beberapa kebutuhan yang tergantung dari beban yang ditanggung
mesin serta keadaan medan jalan.
Selain itu, fungsi transmisi manual ini juga terletak pada kemungkinan bahwa
kendaraan untuk bergerak mundur atau disebut juga dengan reserve yang umumnya
kondisi ini ada pada kendaraan yang memiliki lebih dari dua roda, seperti mobil.
Dari beberapa fungsi transmisi manual tersebut di atas, tentu saja dipastikan
bahwa setiap orang yang memiliki kendaraan sendiri yang bertransmisi manual
tentunya akan lebih mudah memahami bagaimana kinerja daripada sistem transmisi
pada kendarannya sendiri. Selain itu, dari penjelasan mengenai fungsi transmisi
manual yang disebutkan di atas, pastinya sobat akan tahu mana komponen yang perlu
mendapat perawatan dalam kaitannya pada sistem transmisi manual.

23
c. Komponen Transmisi Manual

1. Transmission Case atau disebut juga dengan input transmisi ini merupakan salah
satu komponen transmisi manual yang nantinya bertugas untuk menerima output
yang dihasilkan dari unit kopling. Dengan kata lain, komponen yang satu ini
merupakan salah satu bagian dalam transmisi manual sebagai tempat berdiamnya
seluruh komponen transmisi.

Gambar 13. Transmission Case

2. Transmission gear atau biasa dikenal dengan roda gigi transmisi. Komponen
yang satu ini bertugas untuk merubah input yang dihadirkan dari sistem
permesinan menjadi output torsi di mana nantinya akan meninggalkan transmisi
yang sepadan atau pun sesuai dengan yang dibutuhkan kendaraan.

Gambar 14. Transmission Gear

3. Synchroniser atau gigi penyesuai di mana komponen ini merupakan media yang
digunakan untuk melengkapi atau membantu pemindahan kecepatan ketika dalam
kondisi putaran super tinggi. Tentu, dengan adanya gigi penyesuai ini maka
dipastikan akan membuat kinerja transmisi manual semakin ringan.

Gambar 15. Synchronizer

24
4. Gear Shift Lever & Shift Fork pun menjadi salah satu komponen yang ada pada
sistem transmisi manual. Komponen transmisi manual yang lebih kita kenal
dengan nama tuas pemindah persneling dan garpu pemindah ini sangat penting
keberadaannya dalam transmisi kendaraan. Pasalnya, fungsinya sendiri sebagai
alat untuk menggerakkan maupun mengoperasikan sistem transmisi yang
dilakukan oleh si pengemudi.

Gambar 16. Gear Shift Lever & Shift Fork

5. Reverse Gear adalah komponen yang ada pada sistem transmisi manual yang
bertugas untuk merubah arah dari putaran output shaft sehingga akan membuat
kendaaran bisa berjalan mundur jika dibutuhkan. Maka, karena fungsinya
tersebut, tentu komponen transmisi manual yang satu ini cukup penting
keberadaannya.

Gambar 17. Reverse Gear

6. Hub Sleeve yang merupakan komponen pada transmisi manual di mana memiliki
tugas sebagai pengunci penyesuaian yang terjadi dengan gigi percepatan sehingga
akan sangat memungkinkan output shap bisa berputar dan berhenti.

Gambar 18. Hub Sleeve

25
7. Main Bearing dan Output Shaft. Main Bearing ini berfungsi sebagai bantalan dari
output shaft. Sementara itu, untuk output shaft sendiri memiliki tugas untuk
menutup output shaft yang juga sekaligus dudukan tongkat persneling.

Gambar 19. Main Bearing

2. Cara Kerja Transmisi Manual

a) Pertama, cara kerja transmisi manual ketika dalam kondisi netral (N) maka mesin tak
akan disalurkan pada poros output. Hal ini dikarenakan Syncromesh dalam kondisi
bebas atau tak sedang terhubung dengan roda gigi tingkat.
b) Untuk cara kerja mesin transmisi manual yang ke dua yaitu pada saat tuas transmisi
ditekan maka secara otomatis pemindah gigi akan berputar bersamaan dengan
pemutar shift drum yang mengaitkan serta melakukan dorongan shift drum sampai
kondisi berputar.
c) Kemudian, cara kerja transmisi manual yaitu shift drum tadi akan terpasang dengan
garpu pemilih gigi yang sudah diberi pin di mana pin ini nantinya akan melakukan
penguncian pada garpu pemilih pada bagian ulirnya.
d) Lalu, garpu pemilih gigi yang terhubung dengan gigi geser atau sliding gear tadi
nantinya akan bergerak ke kanan atau ke kiri di mana gerakannya akan mengikuti ke
mana langkah dari gerak garpu pemilih gigi. Setiap gerakan pada gigi geser ini
nantinya akan mengunci pada gigi kecepatan yang disesuaikan dengan sektor poros
di mana letak gigi tersebut berada.
e) Menginjak cara kerja transmisi manual selanjutnya yaitu gigi kecepatan (1-4
percepatan) akan bebas berputar pada setiap porosnya. Katakanlah ketika gigi masuk
pada saat sepeda motor dikendarai, sebenarnya kondisi tersebut merupakan proses
penguncian gigi kecepatan yang dikaitkan pada poros tempat di mana gigi tersebut
berada dalam proses penguncian yang dilakukan oleh gigi geser.

Posisi Netral (N)

26
Cara kerja transmisi manual pada posisi netral tenaga dari mesin tidak diteruskan ke
poros out put. Hal ini disebabkan karena sincromesh dalam keadaan tidak terhubung
(bebas) dengan roda gigi tingkat.

Posisi 1.
Cara kerja transmisi manual pada posisi 1 terjadi apabila tuas ditarik ke belakang.
Ketika tuas di tarik ke belakang, gear selection fork akan menghubungkan unit
sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 1

Posisi 2.
Cara kerja transmisi manual pada posisi 2 terjadi ketika tuas didorong ke depan
menggerakkan gear selector fork. Kemudian, unit sincromesh berhubungan dengan
roda gigi tingkat 2.

Posisi 3.
Posisi ini terjadi ketika tuas ditarik ke belakang sehingga gear selection fork akan
menghubungkan unit sincromesh untuk berkaitan dengan gigi tingkat 3.

Posisi 4.
Cara kerja transmisi manual posisi 4 terjadi ketika tuas didorong ke depan sehingga
menggerakkan gear selector fork dan membuat unit sincromesh berhubungan dengan
roda gigi tingkat no 4.

Posisi 5.
Cara kerja transmisi manual posisi 5 terjadi ketika unit sincromesh berhubungan
dengan roda no 5.

Posisi R.
Cara kerja transmisi manual posisi R terjadi ketika unit sincromesh berhubungan
dengan roda gigi R. Antara roda gigi R dan roda gigi rasio, dipasangkan idler gear
yang menyebabkan putaran poros input berlawanan arah dengan poros out put.

Gambar 20. Posisi Roda Gigi

27
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Berdasarkan uraian makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kopling merupakan salah satu komponen yang terdapat pada mobil manual yang
terlentak diantara mesin dan transmisi, yang akan mengurangi putaran mesin saat
dilakukan perpindahan gigi transmisi sehingga gigi transmisi dapat masuk dengan mudah.
2. Kopling fungsinya untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke transmisi agar saat
mulai bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar melainkan sedikit demi
sedikit sesuai dengan bukaan kopling yang temen-temen lakukan pada mesin mobil.
3. Kopling memiliki komponen antara lain :
- Pelat Kopling (clutch disc) - Release Bearing
- Facing - Release Fork
- Cushion Plate - Flywheel
- Tutup Popling (clutch cover) - Poros Input
- Clutch Pedal - Poros Output
- Diafragma Spring - Flexible Hose
- Pressure Plate - Master Silinder
4. Fungsi utama dari setiap transmisi pada kendaraan bermotor adalah menyalurkan tenaga
dari mesin ke roda-rodanya.

B. SARAN
1. Hendaknya melakukan perawatan sistem kopling dan sistem transmisi manual secara
berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan yang terjadi pada sistem kopling
dan transmisi manual sehingga kerusakan dapat terminimalisir, serta nantinya sistem
kopling dan transmisi manual dapat bekerja dengan optimal.
2. Pada waktu melakukan pembongkaran dan pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan
prosedur, kemudian saat melakukan pengukuran dan pemeriksaan harus berpedoman pada
buku panduan transmisi manual supaya tidak terjadi adanya sesuatu yang abnormal.

28
DAFTAR PUSTAKA

https://automoda.id/pengertian-fungsi-komponen-dan-cara-kerja-transmisi-manual/
https://otosigna99.blogspot.com/2019/06/komponen-kopling-dan-fungsinya.html
https://lib.unnes.ac.id/21176/1/5211312029-S.pdf

29
LAMPIRAN

30
31

Anda mungkin juga menyukai