Anda di halaman 1dari 3

*[ RESUME KAJIAN MPD ]*

📚 Tafsir Surat At Takatsur

🎙 Ustadz Dr. Zuhad Masduqi, M.A.

*Ayat 1*

"Telah melalaikan kamu bermegah-megahan"

Takaatsur berasal dari katsir yang berarti banyak. Dalam bahasa Arab, kata takaatsur berarti ada dua
orang atau lebih yang saling memperkaya/saling berbanyak-banyak. Atau ada juga yang menafsirkan
berlomba-lomba dalam persaingan yang tidak sehat. Di Al Qur'an, banyak hal yang membuat lalai :
angan-angan kosong, perniagaan, anak-anak, dsb. Surat at Takatsur ini melaknat manusia yang bersaing
secara tidak sehat.

Manusia mempunyai kodrat/fitrah untuk mencintai lawan jenis, mencintai anak-keturunan, dan
mencintai harta-benda. Tapi dalam hal mencintai ini, kita tidak diperbolehkan untuk melangkahi aturan-
aturan Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Maka dari itu, di Surat At Takatsur ini, Allah melaknat orang-orang
yang berlebihan dalam mencintai hal-hal duniawi yang sampai melalaikan orang tersebut dari tujuan
akhir kehidupan yaitu akhirat. Manusia boleh menjadi orang yang kaya, boleh menjadi pemimpin,
namun dengan catatan bila sudah mendapatkannya, harus diarahkan untuk kebaikan-kebaikan yang bisa
menjadi bekal amal shalih kehidupan akhir kelak.

*Ayat 2*

"Sampai kamu menziarahi kubur".

Kata "ziarah" berarti datang ke suatu tempat namun kemudian kembali ke rumah/tempat asal. Di ayat
ini berarti, kubur adalah tempat yang sementara dan manusia akan kembali ke tempat asalnya. Ayat ini
mempunyai dua makna:

1. Manusia saling berlomba dan bersaing dalam keburukan sampai mati. Jadi bila manusia belum mati,
maka persaingan yang tidak sehat itu akan terus terjadi.

2. Manusia saling berlomba dan bersaing dalam keburukan untuk menunjukkan kekuasaannya, sampai-
sampai mengunjungi kubur-kubur yang ada.

*Ayat 3*

"Jangan begitu, kelak kamu akan mengetahui"


Salah satu makna "kelak kamu akan mengetahui" adalah, pada akhirnya manusia akan tahu dampak
buruk dari persaingan tidak sehat yang dilakukannya. Bila tidak diketahui akibatnya di dunia, maka kelak
di akhirat manusia akan tahu hasil persaingan tidak sehat yang diusahakannya.

*Ayat 4*

"Kemudian pasti kamu akan mengetahui"

Ayat ini merupakan penegasan dari ayat ke 3

*Ayat 5*

"Jangan begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin".

4 tingkatan ilmu : wahm, syak, dhan, dan yaqin. Ilmu tauhid & aqidah harus dalam tingkatan yaqin.
Dalam ilmu fiqh, baiknya kita berada dalam tingkatan dhan, karena ilmu fiqh ini memiliki beragam
madzhab dan tidak diperbolehkan mengklaim bila dirinya yang paling benar.

Ilmu aqidah tidak membuka ruang untuk berbeda pendapat, sementara ilmu fiqh membuka peluang
untuk adanya perbedaan.

*Ayat 6*

"Niscaya kamu akan melihat neraka". Melihat disini ada dua jenis, dengan mata kepala dan dengan hati.
Orang-orang yang beriman dengan keyakinan yang kuat akan bisa merasakan neraka dalam hatinya
sehingga ia berusaha menjauh dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah Subhaanahu wa Ta'ala.

*Ayat 7*

"Kemudian pasti kamu akan melihatnya dengan 'ainul yaqin".

Ada 3 jenis pembagian yaqin/keyakinan yang dapat dilihat dari ilustrasi tersebut,

'Ilmul yaqin : Kita tahu bahwa ada kota bernama Makkah.

'Ainul yaqin : Kita sudah pernah pergi ke kota Makkah.

Haqqul yaqin: Kita sudah sering pergi ke Makkah dan hafal seluk-beluknya.

*Ayat 8*

"Kemudian pada hari itu (hari kiamat), kamu pasti akan dimintai pertanggungjawaban tentang
kenikmatan".
Kenikmatan ada dua tafsiran : kenikmatan duniawi yang melalaikan dan menjerumuskan pada
persaingan yang tidak sehat; dan kenikmatan yang disyukuri serta menambah keimanan.

Mencari kenikmatan ukhrawi:

1. Beriman dengan keimanan yang benar.

2. Beramal shalih, yaitu mendayagunakan potensi dalam diri supaya berguna bagi dirinya, keluarga,
agama dan masyarakat.

3. Melakukan amal shalih dengan niat lillahi ta'ala.

🕌 Masjid Pangeran Diponegoro - Tembalang

📆 Rabu, 10 Juli 2019

📄 https://www.instagram.com/p/BzvVvctlJO4/?igshid=1hwpgkv5bdz6g

Anda mungkin juga menyukai