Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Laboratorium Sistem Informasi Geografisq
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA VI: GEOPROCESSING


KELOMPOK HARI: SELASA PUKUL: 09.00-11.00
HANISWANTI 18/426862/GE/08798
.

ASISTEN:
1. Rozky Rahmat
2. Yusfar Rosyadi
.

A. TUJUAN
1. Melakukan beberapa cara geoprocessing.
B. PEMBAHASAN
Geoprocessing data spasial adalah sekumpulan fungsi alat atau kerangka kerja yang
melakukan analisis dan pemrosesan terhadap data spasial yang dirujuk (De, 2001) . Macam tool
yang digunakan dalam pemrosesan data spasial yang dapat secara berurutan dilakukan dengan
buffer dan multiple ring Buffer, Overlay (union), Clip, Overlay (intersect), Disolve (Budiyanto,
2002). Geoprosesing kali ini bertujuan untuk mengetahiu bagaimana penyebaran leptosirisis di
Kecamatan Sedayu. Data yang digunakan adalah batas administrasi, persebaran tepat sampah,
polygon sungai, penggunaan lahan, tekstur tanah dan kerapatan vegetasi. Setiap atribut
shappefile tersebut harus memiliki skor. Skor ini berupa klasifikasi lebih sederhana berupa
angka. Data ini kemudian dilakukan penggabungan agar diperloleh data overlay berbagai data
sehingga data dapat dianalisis.
Peta persebaran tempat sampah dan sungai yang menjadi bahasan/penyebab utama
penyebaran penyakit Leptospirosis, hal ini disebabkan karena penyekit leptosirosis sangat
dipengaruhi oleh sampah/daerah kumuh dan persebarannya dapat terjadi melalui aliran air.
Tool yang digunakan yaitu Buffer dan Multiple Ring Buffer. Buffer merupakan tools untuk
membuat polygon mengelilingi shapefile yang dipilih dengan radius tertentu. Radius atau jarak
ini dapat ditentukan sesuai dengan tujuan dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Sedangkan Multiple Ring Buffer akan membuat polygon mengelilingi shapefile yang dipilih
dengan memepertimbangkan beberapa jarak sekaligus. Data/shapefile yang digunakan untuk
buffer adalah shp tempat sampah dan sungai. Sehingga akan terbentuk poligon yang megelilingi
shp sesuai dengan jarak yang di tentukan (jarak yang digunakan adalah 500 dan 700
meter).Akan tetapi polygon hasil buffer yang terbentuk melebihi bataas admin. Shapefile
persebaran tempat sampah dan aliran sungai dilakukan buffer dengan skoring. Skoring sungai
yaitu 3 (<50 m), 2 (50-300m), dan 1 (>300 m) sedangkan tempat sampah 3 (<500m), 2 (500-
750m), dan 1 (>750m). Skoring inmemunjukkan radius terhadap objek dengan tingkat
kerentanan tinggi hingga rendah. Dari nilai skoring dan jarak yang ditetapkan dapat disimpulkan
bahwa tersebut tempat sampah memiliki dampak terbesar dalam penyebaran penyakit
leptospirosis. Hal ini disebabka karena rntan jarak tempat sampah adalah lebih dari 750
sedangkan sungai lebih dari 300 meter saja.
Shapefile hasil buffer persebaran tempat sampah dan sungai harus digabungkna dengan
daerah kajian Kecamatan Sedayu. Tool yang digunakan adalah overlay(union), Union
merupakan tool yang digunakan untuk menggabungkan beberapa shapefile menjadi satu
kesatuan shapefile baru. Dari hasil overlay ini terlihat bahwa buffer sungai dan tempat sampah
memiliki poligon yang melebihi batas admin (diluar daerah kajian). Sehingga perlu dilakukan
pemotongan menggunakn tool clip.
Tool clip digunakan untuk memotong shapefile menjadi bentuk atau area yang diinginkan
dengan syarat sudah mementukan atau memiliki pola yang diinginkan untuk melakukan

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2019 I-1


pemotongan. Dengan menggunakan tool ini maka hasil buffer sungai dan tempat sampah yang
berada diluar batas admin (wilayah kajian) akan terpotong. Data berupa beberapa shapefile
tersebut yang sudah dihasilkan dapat disusun menggunakan tool intersect. Tool ini berfungsi
untuk menggabungkan beberapa shapefile menjadi satu shapefile yang sekaligus penggabungan
data atribut. Data shapefile yang digunakan adalah clip tempat sampah, clip sungai,
penggunaan lahan, tekstur tanah dan kerapatan vegetasi. Hasil dari intersect ini berupa
shapefile gabungan dari beberapa shapefile tersebut dan gabungan dari data atribut yang
secara otomatis dapat bersatu. Namun, hasil intersect ini hanya pada area yang saling overlap
atau bertampalan.
Data hasil intersect yang dihasilkan masih berupa data mentah yang dapat digunakan
untuk menganalisis kerawanan persebaran penyakit leptospirosis. Analisis ini didasarkan pada
letak sungai dan tempat sampah. Dari hasil petamplan dat-data yang ada dapat disimpulkan
bahwa daerah yang dekat dengan sungai dan tempat sampahi merupakan darah yang kumuh
atau kotor sehingga banyak bakteri atau virus dan tempat bersarangnya hewan-hewan seperti
tikus, an dengan adanya sungai yang mengakir akan mempermudah penyebaran virus dan
bakteri.
Hasil intersect dapat disederhanakna dengan menggunkan tool dissolve dengan cara
mengumpulkan data spasial yang sama menjadi satu kesatuan area. Klasifikasi yang digunakan
pada proses ini adalah kerawanan tinggi, sedang dan tidak rawan. Sebelum melakukan dissolve ,
dilakukan pengkategorian terlebuh dahulu dengan memasukkan keterangan query pada total
skor. Untuk skor 0-5 masuk dalam kategori tidak rawan, skor 6-10 masuk dalam kategori sedang
dan >10 masuk dalam kategori rawan. Dan dari hasil skoring tersebut wilayah Kecamatan
sedayu didominasi oleh wilayah rawan leptosirosis sedangkan daerah tidak rawan hanya
sebagian kecil saja.

C. KESIMPULAN
Geoprocessing dapat dilakukan dengan bebrapa tools yaitu dengan buffer, union, clip,
intersect dan dissolve. Setiap tools memiliki fungsi masing-masing dan dapat dimanfaatkan
dalam melakukan raster, pengolahan data 3d dan lain-lain.
D. DAFTAR PUSTAKA
De, Rolf A. 2001. Principles of Geographic Information Systems. Netherlans : ITC Educational
Textbook Series 1.
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS. Yogyakarta : Andi.

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2019 I-2

Anda mungkin juga menyukai