Kerangka Konseptual SAK
Kerangka Konseptual SAK
KERANGKA KONSEPTUAL
(INDONESIA DENGAN IASB)
7C/1
KELOMPOK 14:
PENDAHULUAN
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu sistem koheren dari hubungan
antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Dalam kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan yang dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan bahwa pemakai laporan keuangan meliputi
investor, karyawan, pemerintah serta lembaga keuangan, dan masyarakat. Kemudian dalam
pengambilan keputusan ekonomi dipengaruhi banyak faktor, misalnya keadaan
perekonomian, politik dan prospek industri.
BAB II
PEMBAHASAN
Kerangka Konseptual
2.1. Kerangka Konseptual Indonesia
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan
standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang
meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah
standar telah sesuai dengan kerangka konseptual atau tidak. Secara lengkap, kerangka kerja
konseptual adalah :
Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar
khusus yang mengaturnya.
Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode
akuntansi.
Menurut FASB, kerangka konseptual adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka Konseptual Akuntansi Indonesia meliputi :
1) Indonesia Mengadopsi GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
- Aktiva dinilai sebesar jumlah kas (atau setara kas) yang dapat diperoleh sekarang
dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal.
- Kewajiban dinilai sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang
tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban
dalam pelaksanaan usaha normal.
4) Nilai sekarang (present value)
- Aktiva dinilai sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke
nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan
usaha normal.
- Kewajiban dinilai sebesar arus kas keluar di masa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.
Acuan PSAK untuk Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba