x. Letak Geografis
Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, yang terletak di antara 7º 38'42" – 7º 59'3" Lintang Selatan dan 110º 1'37" – 110º
16'26" Bujur Timur. Batas-batas wilayah Kabupaten Kulon Progo :
Luas area Kabupaten Kulon Progo adalah 586,28 km2 atau 58.628,311 Ha yang meliputi 12
kecamatan dan 930 dusun. Dari luas 24,89 % terdapat di bagian Selatan yang meliputi 4
Kecamatan yakni Temon, Wates, Panjatan dan Galur, di bagian tengah dengan luas 38,16 % yang
meliputi Kecamatan Lendah, Pengasih Sentolo dan Kokap. Sementara di bagian utara 36,97 %
yang meliputi Kecamatan Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh. Luas kecamatan
antara 3.000- 7.500 Ha, wilayah yang paling luas adalah Kecamatan Kokap yakni seluas 7.379,95
Ha sedangkan wilayahnya paling kecil adalah Kecamatan Wates yakni seluas 3.200, 239 Ha.(ga
perlu deskripsiin luas wilayah pake %,aneh bacanya) Namun (kata sambung gblh d awal kalimat)
Kecamatan Wates lah yang berperan penting pada Kabupaten Kulon Progo hal ini di karenakan
pusat kegiatan berada di kecamatan ini, mulai dari kantor-kantor pemerintahan, pasar,
permukiman dan pendidikan. Berikut tabel dan grafik presentase luas wilayah Kabupaten Kulon
Progo.
Table x
Luas Wilayah dan Persentase Luas Wilayah dirinci Per Kecamatan di Kab. Kulon Progo
Grafik x.x
Sumber : Kab. Kulon Progo dalam angka 2010, di olah tahun 2012
Gambar x
Peta Administrasi
Jenis Tanah dan Struktur Geologi
Jenis Tanah
Jenis tanah di Kulon Progo meliputi kelompok Alluvial, Lithosol, Regosol, Grumusol, Mediteran,
dan Latosol. Dari jenis tanah tersebut dapat diketahui manfaat dan penggunaan yang tepat bagi lahan
tersebut. Berikut gambaran penyebaran jenis tanah beserta lokasinya :
Tabel x.x
Penyebaran Jenis Tanah
Grafik x.x
(mending pnjelasan tntang ini yg dideskripsikn pke %,sama kesesuaian guna lahan)
Struktur Geologi
Selain jenis tanah, Kabupaten Kulon Progo juga memiliki struktur geologi yang terdiri
dari 3 bagian yakni Struktur joint, patahan dan lipatan, dimana hampir sebagain besar struktur
tanah berbentuk patahan, yaitu daerah yang memilik sifat erosif dan memiliki prioritas tinggi
(bs lbih dejelaskn lg mksudnya ap?), struktur lapisan batuan yang tidak teratur, heterogen,
sehingga mudah bergerak (tidak tetap) atau longsor. Adapun bagian-bagian struktur tanah
pada Kabupaten Kulon Progo yaitu :
Struktur Geologi berupa Perlipatan Batuan (Fold), perlipatan batuan di formasi Sentolo.
Perlipatan ini terdapat di bagian perbukitan Formasi Sentolo di daerah Pengasih,
Sentolo, Panjatan, Lendah dan Galur.
Struktur Geologi Patahan/Sesar (Fault), merupakan bagian dari batuan yang saling
bergerak antara bagian blok batuan satu dengan blok batuan yang lain, patahan ini
terdapat di bagian timur Kulon Progo yang meliputi wilayah Kalibawang bagian timur,
Nanggulan bagian Timur, Sentolo, Panjatan, Galur dan Lendah.
Struktur Kekar (joint) yaitu pecahan batuan yang tidak mengalami pergerakan. Struktur
kekar ini sangat intensif terdapat di formasi batuan andesit dan formasi andesit tua.
Formasi Batuan dan sebaran di bedakan menjadi endapan gunung api (40,37%), batuan
sedimen (47,81%), batuan gunung api (7,48%) dan batuan terobosan (4,43%). Untuk
Lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel x.x
Presentase Luasan Struktur Tanah Kabupaten Kulon Progo
Stratigrafi
Stratigrafi merupakan urutan batuan mulai berumur tua sampai termuda. dalam analisis
stratigrafi ini di peroleh mengenai sumberdaya alam berupa bahan galian atau bahan tambang.
Adapun bahan galian yang terdapat di Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai berikut :
Tabel x.x
Presentase Luasan Bahan Galian Kabupaten Kulon Progo
Topografi
Ketinggian
Ketinggian pada Kabupaten Kulon Progo secara keseluruhan berada pada ketinggian
antara 0 m dpl hingga 975 m dpl, untuk ketinggian masing- masing pada wilayah kecamatan
yakni di klasifikasikan menjadi 5 kategori yakni sebagai berikut :
Ketinggian 0 – 7 m di atas permukaan laut seluas 10.308 ha (17,58%), meliputi
kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo dan Pengasih.
Ketinggian 7 – 25 m di atas permukaan laut seluas 8.909 ha (15,20%) meliputi
kecamatan Temon, Wates, Panjatan, Galur, Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap.
Ketinggian 25 – 100 m di atas permukaan laut seluas 13.344 ha (22,85%) metiputi
semua kecamatan, kecuali Kecamatan Galur dan Samigaluh.
Ketinggian di atas 100 – 500 m dari permukaan laut seluas 19.049 ha (32,49%) meliputi
kecamatan Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh.
Ketinggian di atas 500 m dari permukaan laut seluas 6.667 ha (11,37 %) meliputi
Kecamatan Kokap, Girimulyo, Samigaluh dan Kalibawang.
Berikut grafik luasan presentase per kecamatan.
Grafik x.x
Sumber : Kab. Kulon Progo dalam angka 2010, di olah tahun 2012
Gambar x
Peta Ketinggian
Kemiringan
Kemiringan lereng pada Kabupaten Kulon Progo dapat di kelompokan menjadi 4 bagian yaitu :
Wilayah datar dengan tingkat kemiringan lereng 0-15% yakni meliputi semua Kecamatan
di Kabupaten Kulon Progo.
Wilayah yang tingkat kemiringan lerengnya agak terjal antara 15-25% yang menempati
punggung perbukitan yang berbatasan dengan lereng perbukitan yang miring ke arah
lembah yakni meliputi Kecamatan Temon, Sentolo, Pengasih, Kokap, Girimulyo,
Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh.
Wilayah curam dengan tingkat kemiringan lereng 15-40% yakni meliputi Kecamatan
Temon, Sentolo, Pengasih, Kokap, Girmulyo, Nanggulan, Kalibawang, dan Samigaluh.
Wilayah sangat curam dengan tingkat meringan lerengnya >40 % yakni meliputi
Kecmatan Pengasih, Kokap, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang dan Samigaluh.
Berikut tabel mengenai tingkat kemiringan lereng pada Kabupaten Kulon Progo tiap Kecamatan.
Tabel x.x
Klasifikasi Kemiringan Lereng Tiap Kecamatan di Kabupaten Kulo Progo
Sumber : Kab. Kulon Progo dalam angka 2010, di olah tahun 2012
Dapat dilihat secara keseluruhan dari table dan grafik di atas, Kabupaten Kulon Progo
memiliki tingkat kelerengan yang beragam yakni dari kelerengan tipe I (0-2%) sampai dengan
tipe IV (>40%). Namun terlihat bahwa luas wilayah dengan kelerengan 0-2% mendominasi
Kabupaten Kulon Progo, Ini menunjukkan bahwa kondisi kemiringan lahan di Kabupaten Kulon
Progo terlalu landai dan rawan akan genangan air. Lalu diikuti oleh kelerengan 2%-15% yang
paling umum digunakan untuk berbagai aktivitas permukiman. Sedangkan jika merujuk pada
data per kecamatan, terlihat luas lahan dengan kelerengan 0-2% paling luas terdapat di
Kecamatan Panjatan seluas 3,782 Km². Namun untuk luas lahan dengan kelerengan 2-15%
terdapat pada Kecamatan Sentolo yang luasnya sebesar 2,758 Km². Serta kelerengan yang
berada >40 yang paling luas terdapat di Kecamatan Kokap yang luasnya 3, 635 km²
Gambar x
Peta Kelerengan
Klimatologi
Klimatologi didefinisikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,
mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda dan bagaimana kaitan antara iklim dan
dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data-data yang
banyak sehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang-orang kerap kali
mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik dan pada umumnya Curah hujan di
Kabupaten Kulon Progo rata-rata per tahunnya mencapai 2.049 mm, dengan rata-rata. hari
hujan (hh) sebanyak 91 hh per tahun atau 8 hh per bulan.
Tabel x.x
Banyaknya Curah Hujan (Mm) Per Kecamatan Kab. Kulon Progo Tahun 2010
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa Kecamatan Kalibawang memiliki rata-rata
intensitas hujan tertinggi dari kecamatan-kecamatan lainya. Sedangkan rata-rata intensitas
hujan terkecil terdapat pada Kecamatan Nanggulan. Selain menentukan curah hujan tiap tahun,
perlu dianalisis juga bagaimana perkembangan curah hujan di Kabupaten Kulon Progo tiap
bulannya. Berikut ini data perkembangan curah hujan Kabupaten Kulon Progo per bulannya.
Grafik x.x
Sumber : Kab. Kulon Progo dalam angka 2010, di olah tahun 2012
Dari data curah hujan tiap bulan di Kabupaten Kulon Progo, terlihat bahwa rata-rata
curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Januari. Sedangkan curah hujan paling rendah
terdapat pada bulan agustus. Namun hal ini mengakibatkan kan beberapa kerawanan bencana
yakni seperti Kondisi curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan bencana banjir dan tanah
longsor di Kabupaten Kulon progo. Serta untuk musim kemarau terjadi pada bulan Mei s.d.
Oktober dengan bulan – bulan terkering terjadi pada bulan Agustus – September kondisi ini juga
mengakibatkan beberapa wilayah seperti di Nanggulan, Kokap kekurangan air baik untuk air
bersih sehinggga perlu droping air maupun kegiatan pertanian di daerah irigasi bagian hilir
terjadi kondisi kekeringan. Berikut ini peta curah hujan per kecamatan di Kabupaten Kulon
Progo.
Hdirologi
Hidrologi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pengembangan
wilayah, bagaimana pembangunan wilayah tidak hanya bersifat dalam pengelolaan lingkungan
yang berbasis administratif, tetapi juga harus memperhatikan bagaimana pengelolaan dalam
pendekatan ke alam.
Pada hidrologi Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat dari daerah aliran sungai (DAS) yang terdiri
dari 7 DAS. Masing-masing daerah aliran sungai melewati beberapa kecamatan yang ada di
Kabupaten Kulon Progo. Berikut ini peta daerah aliran sungai yang melalui tiap kecamatan di
Kabupaten Kulon Progo.
Gambar x
Peta Hidrologi
x. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di di Kabupaten Kulon Progo di kelompokan menjadi : sawah,
bangunan dan pekarangan, tegal, ladang dan kebun, kolam, empang dan tambak, hutan dan
penggunaan lahan untuk lain – lain. Berikut tabel data penggunaan lahan pada Kabupaten
Kulon Progo.
Tabel x.x
Penggunaan Lahan Kabupaten Kulon Progo
Grafik x.x
Sumber : Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2011, diolah tahun 2012
Dapat dilihat secara keseluruhan penggunaan lahan pada Kabupaten Kulon Progo
didominasi oleh penggunaan lahan lain - lainnya yakni seluas 32.071 (42%) yang terdiri dari
beberapa fungsi, sedangkan untuk fungsi penggunaan lahan Bangunan dan perkarangan seluas
19.582 (26 %), Kolam, Empang dan Tambak seluas 18 (24 %), dan sisanya terdiri dari Sawah dan
Hutan yang memiliki luas area paling kecil.
Gambar x
Peta Guna Lahan
Ini studio analisis kan? Ditambahin analisis kesesuaian lahan ya :D komparasi antara analisis fisik
dasar ->guna lahan yg sesuai dengan guna lahan eksisting. :D.. biar jelas, kn tujuanya analisis
fisik dasar buat menentukan guna lahan.. :D