Anda di halaman 1dari 9

1.

Bentuk-bentuk Women Center Caremenurut WHO


a. Safe motherhood tahun 1988 dengan digalakannnya standar pelayanan kebidanan
yang dikuti program lainnya yang berkesinambungan

1) Pengertian
Safe motherhood adalah kemampuan wanita untuk dapat hamil dan melahirkan
secara aman dan sehat. Awal dari program ini adalah sebuah usaha menyeluruh
yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian dan kesakitan pada wanita dan
bayi khususnya di negara berkembang. Program ini dimulai pada tahun 1987.
Indonesia termasuk Negara berkembang dan memiliki permasalahn besar
berkaitan dengan kematian maternal. Menurut laporan WHO dan Bank Dunia
pada tahun 1997, wanita Indonesia memiliki resiko tinggi pada kematian maternal
yaitu 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Banyak faktor yang
mempengaruhi, faktor-faktor tersebut dapat dibagi kedalam 4 jenis yaitu:
a) Kondisi fisiologis wanita
b) Kondisi tenaga kesehatan
c) Kondisi lingkungan
d) Perilaku wanita
Maine dan Rosenfield (1999) melaporkan bahwa alasan penting kurang
berhasilnya mengurangi strategi yang jelas dalam mengurangi Safe Motherhood.
Mereka menyatakan bahwa perawatan gawat darurat obstetrik merupakan hal
yang sangat penting dalam mengurangi kematian ibu (M. Sih Setija Utami, 2003).
Tahun 1998 dengan digalakkannya standar pelayanan kebidanan yang diikuti
program lainnya yang berkesinambungan.
2) Program
Konsep safe motherhood memiliki enam pilar utama, yaitu:
a) Keluarga Berencana
Memastikan bahwa baik individu maupun pasangan memiliki akses terhadap
informasi, dan layanan keluarga berencana untuk merencanakan waktu,
jumlah, dan jarak kehamilan.

b) Perawatan Antenatal
Menyediakan vitamin, imunisasi, dan memantau faktor-faktor resiko yang
dapat menyebabkan komplikasi kehamilan; serta memastikan bahwa segala
bentuk komplikasi dapat terdeteksi secara dini, dan ditangani dengan baik.
c) Perawatan Persalinan
Memastikan bahwa tenaga kesehatan yang terlibat dalam proses persalinan
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan alat-alat kesehatan untuk mendukung
persalinan yang aman; serta menjamin ketersediaan perawatan darurat bagi
perempuan yang membutuhkan, terkait kasus-kasus kehamilan beresiko dan
komplikasi kehamilan.
d) Perawatan Postnatal
Memastikan bahwa perawatan pasca-persalinan diberikan kepada ibu dan
bayi, seperti bantuan terkait cara menyusui, layanan KB, serta mengamati
tanda-tanda bahaya yang terlihat pada ibu dan bayi.
e) Perawatan Post-aborsi
Mencegah terjadinya komplikasi, memastikan bahwa komplikasi aborsi
terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, membahas tentang
permasalahan kesehatan reproduksi lain yang dialami oleh pasien, serta
memberikan layanan KB jika dibutuhkan.
f) Kontrol Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV dan AIDS
Mendeteksi, mencegah, dan mengendalikan penularan IMS, HIV dan AIDS
kepada bayi; menghitung resiko infeksi di masa yang akan datang;
menyediakan fasilitas konseling dan tes IMS, HIV dan AIDS untuk
mendorong upaya pencegahan; dan jika memungkinkan memperluas upaya
kontrol pada kasus-kasus transmisi IMS, HIV dan AIDS dari ibu ke bayinya.
The Safe Motherhood Initiative inilah yang kemudian digunakan sebagai basis
Program Gerakan Sayang Ibu, atau yang biasa disebut sebagai Program GSI.
b. The mother friendly movement tahun 1996 yang diterjemahkan sebagai gerakan
sayang ibu
1) Pengertian
Gerakan sayang ibu merupakan gerakan percepatan penurunan angka kematian
ibu yang dilakukan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan kesadaran dan kepedulian dalam upaya integral dan
sinergis.
2) Prinsip Asuhan
a) Intervensi minimal
b) Komprehensif
c) Sesuai kebutuhan
d) Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi dan kompetensi provider
e) Dilakukan secara komplek oleh team kerja
f) Asuhan sayang ibu
g) Filosofi bahwa proses persalinan, menstruasi, menopause adalah normal
h) Memberikan informed consent
i) Aman, nyaman, logis dan berkualitas
3) Program
Progamnya adalah gerakan asuhan sayang ibu yang dioperasionalkan di
kecamatan dan desa / kelurahan. Dalam pelaksanaannya GSI mempromosikan
kegiatan yang berkaitan dengan kecamatan sayang ibu dan rumah sakit sayang
ibu untuk mencegah tiga keterlambatan yaitu:
a) Keterlambatan di tingkat keluarga dalam mengenali tanda bahaya dan
membuat keputusan untuk segera mencari pertolongan.
b) Keterlambatan dalam mencapai fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Keterlambatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan
yang dibutuhkan.
4) Kegiatan
Ruang lingkup GSI meliputi advokasi dan mobilisasi sosial.
c. Live saving skill
Live Saving Skill (LSS) manual dan program pelatihan mengatasi penyebab utama
kematian ibu dan bayi.
Ada 10 modul yang harus diperhatikan:
1) Pengenalan kematian ibu
2) Perawatan antenatal yang berkualitas
3) Memantau kemajuan persalinan
4) Episiotomi dan perbaikan luka
5) Pencegahan dan pengobatan perdarahan
6) Resusitasi (dewasa dan bayi)
7) Pencegahan dan pengolahan sepsis
8) Hidrasi dan rehidrasi
9) Vakum ekstraksi
10) Darurat lainnya (tenaga kerja dan masalah pengiriman, perawatan post abortus,
symphysiotomy)
Program berbasis kompetensi berkonsentrasi pada perolehan keterampilan kebidanan
maju dan proses pemecahan masalah. Keterampilan dipecah menjadi langkah-langkah
berurutan dan menguasai dengan menggunakan daftar keterampilan. Checklist
keterampilan diberikan dalam sebuah buku catatan kecil yang terpisah yang disebut
panduan klinis untuk mudah digunakan sebagai acuan dalam pengaturan klinis dan
untuk tujuan pelatihan dan supervisi. Program ini telah dikembangkan sebagai sumber
daya pendidikan berkelanjutan untuk melatih bidan dan dapat disesuaikan untuk
memenuhi kebutuhan lokal dan standar praktik.
d. Komunikasi interpersonal dan konseling (KIP-K)
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau
upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002)
Fungsi Konseling Kebidanan :
1) Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
2) Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan biologis, psikologis,
kultural dan lingkungan .
3) Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan perilaku klien
4) Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta peningkatan
derajat kesehatan.
Hasil Pelayanan Konseling Kebidanan :
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian klien dalam :
1) Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah, merumuskan
pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan tepat.
2) Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah kesehatan
3) Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
4) Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
e. Asuhan persalinan dasar (APD) yang kemudian berkembang menjadi asuhan
persalinan normal (APN).
Tujuan asuhan persalinan normal adalah mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Dengan
demikian penolong persalinan dapat memberikan asuhan yang mengacu pada upaya-
upaya pencegahan yang dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi ibu dan bayi
baru lahir selama persalinan, pasca persalinan dan masa nifas dini.
Ada lima aspek dasar atau lima benang dasar yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada
setiap persalinan, baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah:
1) Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan
untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir.
2) Asuhan sayang ibu dan bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di Indonesia
yang masih tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong persalinan terlatih
untuk memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian dari
mereka memberi alasan bahwa penolong persalinan terlatih tidak benar-benar
memperhatikan kebutuhan atau kebudayaan, tradisi dan keinginan pribadi para
ibu dalam persalinan dan kelahiran bayinya. Alasan lain yang juga berpengaruh
adalah bahwa sebagian besar fasilitas kesehatan memiliki peraturan dan prosedur
kurang bersahabat dan menakutkan bagi ibu.
Peraturan dan prosedur tersebut termasuk, tidak memperkenankan ibu untuk
berjalan-jalan selama proses persalinan, tidak mengizinkan anggota keluarga
menemani ibu, membatasi ibu hanya pada posisi tertentu selama persalinan dan
kelahiran bayi dan memisahkan ibu dari bayi segera setelah bayi dilahirkan.
3) Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan;
a) Meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
b) Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti Hepatitis
dan HIV / AIDS.
4) Pencatatan (rekam medis)
Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat keputusan klinik karena
memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus memperhatikan asuhan
yang diberikan selama proses persalinan dan kelairan bayi. Mengkaji ulang catatan
memungkinkan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dan dapat lebih
efektif dalam merumuskan suatu diagnosis serta membuat rencana asuhan atau
perawatan bagi ibu dan bayinya.
5) Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas kesehatan rujukan atau
yang memiliki sarana lebih lengkap diharapkan mampu menyelamatkan jiwa para
ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar ibu menjalani persalinan normal,
namun sekitar 10-15% di antaranya akan mengalami masalah selama proses
persalinan dan kelahiran sehingga perlu dirujuk ke fasilitas rujukan. Sangatlah sulit
untuk menduga kapan penyulit akan terjadi, sehingga kesiapan untuk merujuk ibu
dan / atau bayinya ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu
jika penyulit terjadi.
f. Making pregnancy safer tahun 2000
Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman sebagai strategi pembangunan kesehatan
masyrakat menuju Indonesia Sehat 2010
1) Pengertian
MPS adalah gerakan nasional dalam mewujudkan kehamilan yang aman sebagai
strategi pembangunan kesehatan masyarakat menuju indonesia Sehat 2010
dengan melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan mengurangi
kesakitan, kecacatan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan dan
persalinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi.
2) Program
a) Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir berkualitas dan efektif berdasar bukti.
b) Membangun pemikiran yang efektif
c) Mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga
d) Mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
e) Menjamin adanya pertolongan pertama obstetric sesuai standar nasional,
maupun pedoman klinis dan rujukan pada semua polindes dan puskesmas
tanpa tempat tidur
f) Menjamin semua desa terpencil punya polindes dan tenaga bidan
g) Menyediakan bahan-bahan dan obat-obatan esensial, peralatan dan
transportasi untuk pelayanan efektif.
h) Menyediakan pelayanan ANC sesuai standar nasional dan pedoman klinik.
i) Memberikan pelayanan selama persalinan sesuai standar nasional dan
pedoman klinis yang dianjutkan dengan pendokumentasian.
j) Menjamin pencegahan dan penanggulangan infeksi
k) Mendeteksi dan mengelola masalah kehamilan sesuai standar nasional dan
pedoman khusus.
l) Menetapkan peran dukun bayi untuk mendukung kerja bidan.
m) Bekerja sama dengan GSI untuk melibatkan dukun bayi, kader dan PKK
untuk menjamin bantuan pelayanan kebidanan pada ibu.
n) Melakukan konseling pada semua ibu tentang KB sesuai standar nasional dan
pedoman klinis.
3) Pesan Kunci MPS
Kompleknya masalah kematian ibu memerlukan strategi kesehatan yang
memastikan bahwa:
a) Setiap persalinan harus diinginkan
b) Setiap persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan terlatih
c) Setiap komplikasi memperoleh pertolongan yang adekuat.
g. IBI mengeluarkan standar asuhan kebidanan dan usulan peningkatan pendidikan
bidan dari DI, DIII, DIV.
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan
formal dan non formal
1) Visi
Pada tahun 2010 seluruh bidan telah menerapkan pelayanan yang sesuai standar
praktek bidan internasional dan dasar pendidikan minimal DIII Kebidanan.
2) Misi
Untuk mencapai visi pendidikan berkelanjutan, misalnya adalah :
a) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk “system”.
b) Membentuk unit pendidikan berkelanjutan bidan ditingkat pusat,
propinsi/daerah dan kabupaten/cabang
c) Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan
d) Mengadakan jaringan /kerjasama dengan pihak terkait
3) Tujuan
Pendidikan berkelanjutan bertujuan :
a) Pemenuhan standar
Dalam hal ini adalah standar kemampuan yang telah ditentukan oleh konsil
kebidanan untuk dilakukan registrasi/legislasi untuk mendapatkan praktek
bidan
b) Meningkatkan produktivitas kerja
Produktivitas kerja akan meningkat , kualitas dan kwantitasnya akan semakin
baik, karena technical skill bidan akan meningkat
c) Meningkatkan pemahaman terhadap etika profesi
Dengan meningkakan pemahaman etika profesi bidan akan memberikan
pelayanan sesuai dengan keahlian dan ketrampilan.
d) Meningkatkan karier
Peningkatan karier akan semakin besar, karena keahlian ketrampilan dan
prestasi kerjanya akan semakin meningkat
e) Meningkatkan kepemimpinan
Kepemimpinan bidan sebagai seorang menejer akan lebih baik, melalui
peningkatan hubungan antar manusia, motivasi kearah kerjasama vertikal dan
horizontal serta semakin cakap dalam pengambilan keputusan
f) Meningkatkan kepuasan konsumen
Dengan lebih baiknya mutu pelayanan bidan, kepuasan konsumen akan
meningkat. Perkembangan pendidikan bidan berjalan seiring/berhubungan
dengan perkembangan pelayanan kebidanan untuk menjawab tuntutan serta
kebutuhan masyarakat akan pelayanan kebidanan yang dimaksud dalam
pendidikan ini adalah pendidikan formal dan informal.
h. Kegiatan program KIA di puskesmas
Program pelayanan kesehatan ibu meliputi:
1) Pendataan sasaran
2) Pemeriksaan ANC
3) Kunjungan rumah pada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan resiko tinggi
4) Penanganan komplikasi obstetri
5) P4K
6) Kunjungan nifas
7) Pembinaan kelas ibu hamil
8) Imunisasi TT
9) Pemberian vitamin A pada ibu nifas
10) Konseling ASI Ekslusif
11) Pemberian FE pada ibu hamil
12) PWS KIA
13) Lintas program

Anda mungkin juga menyukai