Unit Operasi - Flotasi
Unit Operasi - Flotasi
"FLOTASI"
OLEH:
KELOMPOK II
ANGGOTA:
DOSEN:
SLAMET RAHARJO DR.Eng
1.2 Tujuan
2.1 Flotasi
2.1.1 Pengertian
Flotasi adalah suatu proses pegolahan air yang dipakai untuk pemisahan partikel
solid dan cairan dari fase cairan. Proses pemisahan dapat terjadi karena adanya
gelembung-gelembung halus yang terdapat pada fase cairan yang naik ke
permukaan air akan mengangkut partikel-partikel yang ada pada fase cairan
tersebut (Rich, 1961).
Mekanisme kontak antara gelembung gas dan partikel terapung dapat merupakan
salah satu tipe atau kedua tipe berikut:
a. Tipe yang terutama ditujukan pada materi flok dan meliputi pemerangkapan
gelembung-gelembung gas yang membesar dan naik kedalam struktur partikel
flok yang membesar. Disini ikatan antara gelembung dan partikel hanya
merupakan penangkapan secara fisik.
b. Tipe kedua adalah adhesi yang dihasilkan dari ikatan intramolekul yang terjadi
pada permukaan antara fase gas dan padat dan meningkatkan tegangan
permukaan. Tingkat dimana adhesi akan terjadi dapat diprediksi dari tegangan
permukaan pada sistem gas-cair-padat.
Kontak antara gelembung gas dan partikel di dalam suatu cairan membentuk fase
kontinu.
Gambar 2.1 Tegangan Permukaan Yang Terjadi Di Dalam Sistem Tiga Fase
Sudut yang terbentuk antara permukaan gas-cairan dan permukaan padat-cairan
pada titik dimana ketiga fase berkontak disebut sudut kontak alfa (α ). Secara
aljabar, kesetimbangan diekspresikan sebagai:
GS SL GL cos
Dimana: σGS = tegangan permukaan antara fase gas dan padat
σGS = tegangan permukaan antara fase padat dan cair
σGL = tegangan permukaan antara fase gas dan cair
Jika σGS sama atau kecil daripada σSL , sudut kontaknya bernilai nol atau tidak ada
karena film cairan menghalangi kontak antara fase cairan dan padat. Jika lebih
besar dari pada σSL, sudut kontaknya lebih besar dari nol dan gelembung gas dapat
terikat pada partikel padat. Kecendrungan pengikatan gelembung udara ke padat
dipengaruhi oleh sudut kontak (α).
Pemisahan partikel tersuspensi dengan flotasi tidak tergantung pada ukuran dan
densitas relatif partikel, tetapi tergantung pada struktur dan sifat permukaan
partikel serta jumlah udara yang digunakan dalam flotasi. Karenanya operasi flotasi
tidak dapat didesain berdasarkan persamaan matematis. Faktor yang sangat penting
dalam desain operasi flotasi adalah:
2. Conditioning
Conditioning membuat suatu pulp agar nantinya pulp tersebut dapat langsung
dilakukan flotasi. Preparasi ini sebaiknya disesuaikan dengan liberasi dalam
proses basah maka conditioning tidak mudah juga harus dilakukan pada proses
basah. Pada pengkondisian, reagen yang diberikan adalah modifier, colector dan
Frother.
3. Proses Flotasi
Proses ini ditandai dengan masuknya gelembung udara kedalam pulp.
Gelembung uadara diinjeksikan kedalam tangki untuk mengapungkan padatan
sehingga mudah disisihkan. Dengan adanya gaya dorong dari gelembung
tersebut, padatan yang berat jenisnya lebih tinggi dari air akan terdorong ke
permukaan. Demikia pula halnya pada padatan yang berat jenisnya lebih rendah
daripada air. Hal ini merupakan keunggulan dari teknik flotasi dibanding
pengendapan karena dengan flotasi partikel yang ringan dapat disisihkan dalam
waktu yang bersamaan.
Untuk hasil unit flotasi yang berhubungan dengan kualitas effluent dalam proses
pengapungan berhubungan dengan rasio udara atau solid ditetapkan pada massa
udara yang dilepas per massa solid dalam influent air buangan dapat dihitung :
A Sa.R f .P
1
S Sa.Q Pa
Dengan :
Hubungan antar rasio udara / solid dan kualitas effluent diperoleh pada grafik
dibawah:
Gambar 2.2 Hubungan antar rasio udara / solid dan kualitas effluent
Untuk mengetahui karakteristik unit flotasi yang akan di desain disesuaikan dengan
A 1.3 Sa.R P - 1
S Sa.Q
Dengan :
QR
A
loading
Dengan :
Air buangan dengan debit 150 gal/min (0,57 m3/min) dengan temperatur 103oF
(39,4 oC). Konsentrasi minyak influent 120 mg/l dan konsentrasi yang diinginkan
0,87 14,4
1,58 15
30 – 2,21 17,22
(mg/e)
3,0 25
20 –
10 –
a. Debit Resirkulasi
Jawaban :
Rasio udara / solid untuk effluent minyak dan lemak sebesar 20 mg/l dari grafik
adalah diperoleh :
A
= 0,03 lb air release / lb solids applied
S
Pada temperatur 103 oF (39,4 oC) daya larut udara dalam air sebesar 18,6 3g/l
a. Debit Resirkulasi
(A/S) QSa
R =
Sa (FP / Pa - 1)
540 gal/min
= = 11,76 gal/min = 53,45 l/min
45,93
b. Dari hasil lab. pada grafik diperoleh untuk effluen 20 mg/l, surface loading 2,6
gal/(min.ft2)
Q R
A =
Loading
= 62,22 ft2
= 82 kg/day
= 26 kg/day
= 108 kg/day
Kriteria Perencanaan Flotasi
m3/min.m2)
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Hammer Mark, J. Water and Wastewater Technologi. John Wiley & Sons,
1977. Chapter 11
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition. Mc-
Graw Hill Higher Education, 2003. Chapter 5.