Pertanian Indonesia
Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Aldri Fajar Muhammad, Azhar
Triramanda, dan Dimas Ramdhani menawarkan gagasan tertulis konsep Agrocoastal.
Agrocoastal dipercaya bakal menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis lahan
pertanian pangan di Indonesia, bahkan menambah luasan lahan pertanian.
Seperti dikutip dari siaran resmi IPB, Rabu (8/10), konsep Agrocoastal System
dikembangkan dengan memanfaatkan wilayah perairan di daerah pesisir sebagai
daerah produktif pertanian pangan.
Gagasan tertulis ketiga mahasiswa IPB ini juga berhasil memenangkan medali emas di
Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) XXVII di Semarang.
Ada dua cakupan wilayah yang diklasifikasikan berdasarkan fungsinya yakni Main
Agrocoastal dan Supporting Agrocoastal (Outer Floating Area). Main Agrocoastal
berfungsi sebagai tempat penerapan aquaponic atau kombinasi budidaya ikan dan
tanaman pangan.
Sedangkan Supporting Agrocoastal (Outer Floating Area) berfungsi sebagai pemecah
ombak agar tidak terjadi kerusakan pada area main agrocoastal juga sebagai
pembangkit tenaga gelombang laut (wave energy).
Untuk mendukung konsep ini dibutuhkan sarana lahan apung statis yang berfungsi
sebagai lahan pengganti, layaknya lahan pertanian di daratan. Lahan apung statis akan
dibuat mengapung di atas laut. Dengan begitu, para pelaku industri pertanian yang
memakai sistem ini dapat memperluas lahannya sesuai dengan kebutuhan industri
dengan cara menambah lahan apung statis yang tersedia.
Dengan adanya sistem Agrocoastal ini, laju deforestasi (penyusutan luas hutan) bisa
dihambat, bahkan dihentikan secara total. “Walaupun lahan yang digunakan adalah
wilayah pantai, dengan sistem Agrocoastal lahan pertanian bisa meluas hingga wilayah
laut,” katanya.
“Agrocoastal’s system ini juga dapat menjadi daya tarik wisata pendidikan dan pertanian
laut di Indonesia yang disebut dengan Agrocoastal Edu-tourism,” pungkasnya.
Share this: