K8117038
SEGMENTASI PASAR
A. Segmentasi pasar
Menurut kotler, strategi pemasaran terdiri atas tiga tahap yakni segmentasi, targetting,
positioning. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur
audience, targetting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau
audience yang menjadi sasaran. Proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu
strategi untuk memasuki jendela otak konsumen sehingga dapat membentuk persepsi baik di
benak konsumen.1
Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam berbagai cara. Pembeli bisa
mempunyai perbedaan keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembelian, dan praktek
pembelian. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang besar dan heterogen
menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan
produk yang sesuai kebutuhan unik mereka. Dengan kata lain, Segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik
atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran
tersendiri.3
Definisi segmentasi pasar yang paling sering diucapkan para ahli adalah “suatu proses
untuk membagi-bagi dan mengelompok-kelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang
lebih homogen”. Karena pasar sifatnya heterogen, maka akan sulit bagi produsen atau
pemasar untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih segmen-segmen
tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar yang lainnya. bagian atau segmen yang
dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya.4 Lebih lanjut Rhenald
mendefinisikan segmentasi adalah proses mengkotak-kotakkan pasar (yang heterogen) ke
dalam kelompok-kelompok “potential customers” yang memiliki kesamaan kebutuhan
dan/atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan.5
Segmentasi adalah salah satu konsep terpenting dalam pemasaran. Organisasi atau
perusahaan jasa memiliki kemampuan yang berbeda untuk melayani jenis pelanggan yang
berbeda.6 Perusahaan yang memahami kebutuhan pelanggan mungkin akan memilih untuk
menerapkan pendekatan segmentasi berbasis kebutuhan, yang berfokus pada pelanggan yang
menghargai atribut spesifik.7
Menurut Tjiptono, segmentasi pasar memiliki 3 (tiga) macam pola yang berbeda, yaitu
: preferensi homogen, preferensi tersebar dan preferensi perkelompok.8
1. Preferensi Homogen. Pasar dimana konsumen memiliki pilihan barang dan jasa yang
relatif sama.
2. Preferensi Tersebar. Pada pola ini, pilihan pelanggan terhadap barang dan jasa lebih
berbeda-beda. Pilihan dari produk yang diminati oleh konsumen lebih beragam, yang
disesuaikan dengan kepribadiaan masing-masing konsumen.
3. Preferensi Terkelompok Preferensi Terkelompok merupakan pola yang menunjukkan
bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Konsumen yang
berada dalam kelompok yang sama juga memiliki kesamaan preferensi. Artinya
konsumen yang berada dalam kelompok yang sama cenderung memiliki selera yang
sama terhadap suatu produk
B. Tujuan dan Manfaat Segmentasi Pasar
Seperti yang disebutkan sebelumyan, tujuan utama pengelompokan pasar adalah
untuk membagi pasar yang masih sangat luas menjadi beberapa pasar yang sifatnya
homogen. Lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa tujuan segmentasi pasar:
1. Memudahkan Dalam Membedakan Pasar
Salah satu kesulitan perusahaan dalam proses pemasaran produk adalah
keadaan pasar yang sifatnya heterogen dimana minat dan selera konsumen sangat
beragam dan terus berkembang.
Dengan mengelompokkan konsumen yang sifatnya homogen maka
perusahaan akan lebih mudah memahami kebutuhan dan minat konsumen. Hasil
akhirnya, suatu pasar akan lebih mudah untuk dibedakan dengan kelompok pasar
lainnya.
2. Pelayanan Konsumen Menjadi Lebih Baik
Empat hal penting yang paling diperhatikan oleh konsumen dalam pemenuhan
kebutuhannya adalah kualitas, harga, pelayanan, dan ketepatan waktu. Dan pelayanan
yang baik merupakan hal krusial dari keempat hal penting tersebut. Dengan
melakukan market segmentation, maka perusahaan akan lebih mudah memberikan
pelayanan sesuai dengan segmentasinya.
Strategi pemasaran pada pasar yang homogen akan lebih mudah ketimbang
pada pasar yang heterogen. Strategi pemasaran pada pasar homogen akan lebih
terarah, termasuk menyusun bauran pemasaran yang meliputi produk, harga,
distribusi, dan promosi. Dengan adanya pengelompokan pasar maka perusahaan dapat
mengarahkan dana dan usahanya ke market yang potensial dan lebih menguntungkan.
Setelah memahami pembeli yang berada pada suatu segmen pasar, tentunya
perusahaan juga akan dapat mengetahui siapa saja kompetitor di segmen yang sama
dan aktivitas apa yang dilakukan oleh kompetitor. Dengan begitu, maka perusahaan
dapat mempelajari dan meniru strategi pemasaran komptetitor tersebut sehingga dapat
merebut perhatian konsumen.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller“ pengembangan produk adalah strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke
segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapatdiwujudkan”.
Menurut Henry Simamora, “pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan
untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang
berhasil secara komersial”. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para
pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu
mencapai tujuan perusahaan.
Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan
kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, tetapi tiga fungsi yang selalu
paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah:
1. Pemasaran. Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan
dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang
produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian
pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk
2. Perancangan (disain). Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam
mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup disain engineering
(mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan disain industri (estetika, ergonomi,
user interface).
3. Manufaktur. Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem produk pada proses produksi produk. Fungsi ini mencakup
pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk menurut Urich dan Eppinger dalam bukunya yang
berjudul Perancangan dan Pengembangan Produk (2001, p14) terdiri atas enam fase yaitu:
1. Fase 0: Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini
mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1: Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif
konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih
untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2: Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3: Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransi - toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4: Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-
macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5: Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi
tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai
disediakan untuk didistribusikan
Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah, karena dalam
pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari dalam perusahaan
ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan dalam
mengembangan produknya yang disebabkan karena perusahaan tersebut tidak dapat
memecahkan hambatan-hambatan itu.
Kegagalan ini akan mengakibatkan perusahaan tidak berkembang dalam hal produk
yang selanjutnya perusahaan akan tampil dengan produk yang lama yang kemungkinan besar
sudah mengalami kejenuhan di pasar, karena perusahaan tampil dengan produk lama, maka
perusahaan tidak dapat bersaing dengan pesaingnya yang telah mampu mengembangkan
produknya. Setiap perusahaan menghendaki adanya inovasi dan pengembangan produk,yang
akhirnya menjadi suatu keharusan agar perusahaan tersebut dapat bertahan hidup atau bahkan
lebih berkembang lagi.
Keberhasilan sistem perusahaan di masa depan akan banyak tergantung kepada
kemampuan perusahaan menyajikan produk-produk yang menarik, kompetitif dan
memberikan kualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi produk harus menjadi
strategi prioritas bagi perusahaan, sebab inovasi memiliki peran penting di tengah pasar yang
kompetitif, karena itu suatu prusahaan harus dapat terus melakukan inovasi-inovasi baru.
Oleh karena itu pengembangan produk sangatlah penting bagi perusahaan agar dapat
tetapbertahan.
Untuk memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang ditingkatkan
suatu perusahaan harus memperbaiki maupun menambah produk-produk yang dihasilkan
berdasarkan atas dua fungsi dasar yaitu pemasaran dan inovasi produk. Produk baru secara
keseluruhan, misalnya produk baru di rancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam
pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan untuk mengembalikan investasi disaat
merintis posisi dalam pasar baru, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan
produk yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Umumnya tujuan yang ingin di capai dari penciptaanproduk baru adalah:
Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry, Pemasaran Jasa : Manusia, Teknologi
dan Strategi, Perspektif Indonesia,Jilid 1, Edisi 7 (Jakarta : Erlangga, 2010), 75.
http://digilib.uinsby.ac.id/19046/3/Bab%202.pdf
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-segmentasi-pasar.html
http://e-journal.uajy.ac.id/3906/3/2EM17651.pdf
http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-pengelompokan-dan-contoh
https://www.zonareferensi.com/segmentasi-pasar/
Philip Kotler danKevin Lane Keller, ManajemenPemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj. Benjamin
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran..., hal. 312.
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert, Bisnis,Terj. Sita Wardhani, (Surabaya: Erlangga, 2006),
hal. 312.
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5670/5/BAB%20II.pdf