Anda di halaman 1dari 13

Marinda Syafarrani Putri

K8117038

SEGMENTASI PASAR

A. Segmentasi pasar

Menurut kotler, strategi pemasaran terdiri atas tiga tahap yakni segmentasi, targetting,
positioning. Segmentasi pasar pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur
audience, targetting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau
audience yang menjadi sasaran. Proses selanjutnya adalah melakukan positioning yaitu suatu
strategi untuk memasuki jendela otak konsumen sehingga dapat membentuk persepsi baik di
benak konsumen.1

Eric Berkowitz dan rekannya sebagaimana dikutip oleh Morissan, mendefinisikan


segmen pasar sebagai “dividing up market into distinc groups that (1) have common needs,
(2) will respond similarly to a market action.” Artinya membagi suatu pasar kedalam
kelompok-kelompok yang jelas yang (1) memiliki kebutuhan yang sama, (2) memberikan
respons yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran.2

Pasar terdiri dari pembeli, dan pembeli berbeda dalam berbagai cara. Pembeli bisa
mempunyai perbedaan keinginan, sumber daya, lokasi, sikap pembelian, dan praktek
pembelian. Melalui segmentasi pasar, perusahaan membagi pasar yang besar dan heterogen
menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan
produk yang sesuai kebutuhan unik mereka. Dengan kata lain, Segmentasi pasar adalah
membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik
atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran
tersendiri.3

Definisi segmentasi pasar yang paling sering diucapkan para ahli adalah “suatu proses
untuk membagi-bagi dan mengelompok-kelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang
lebih homogen”. Karena pasar sifatnya heterogen, maka akan sulit bagi produsen atau
pemasar untuk melayaninya. Oleh karenanya pemasar harus memilih segmen-segmen
tertentu saja dan meninggalkan bagian pasar yang lainnya. bagian atau segmen yang
dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan-tuntutannya.4 Lebih lanjut Rhenald
mendefinisikan segmentasi adalah proses mengkotak-kotakkan pasar (yang heterogen) ke
dalam kelompok-kelompok “potential customers” yang memiliki kesamaan kebutuhan
dan/atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan.5

Segmentasi adalah salah satu konsep terpenting dalam pemasaran. Organisasi atau
perusahaan jasa memiliki kemampuan yang berbeda untuk melayani jenis pelanggan yang
berbeda.6 Perusahaan yang memahami kebutuhan pelanggan mungkin akan memilih untuk
menerapkan pendekatan segmentasi berbasis kebutuhan, yang berfokus pada pelanggan yang
menghargai atribut spesifik.7

Segmentasi pasar merupakan pembagian kelompok pembeli yang memiliki perbedaan


kebutuhan, karakteristik, ataupun perilaku yang berbeda di dalam suatu pasar tertentu.
Segmentasi pasar bisa juga diartikan sebagai pengidentifikasian analisis perbedaan para
pembeli di pasar.

Menurut Tjiptono, segmentasi pasar memiliki 3 (tiga) macam pola yang berbeda, yaitu
: preferensi homogen, preferensi tersebar dan preferensi perkelompok.8

1. Preferensi Homogen. Pasar dimana konsumen memiliki pilihan barang dan jasa yang
relatif sama.
2. Preferensi Tersebar. Pada pola ini, pilihan pelanggan terhadap barang dan jasa lebih
berbeda-beda. Pilihan dari produk yang diminati oleh konsumen lebih beragam, yang
disesuaikan dengan kepribadiaan masing-masing konsumen.
3. Preferensi Terkelompok Preferensi Terkelompok merupakan pola yang menunjukkan
bahwa konsumen memiliki preferensi yang berkelompok-kelompok. Konsumen yang
berada dalam kelompok yang sama juga memiliki kesamaan preferensi. Artinya
konsumen yang berada dalam kelompok yang sama cenderung memiliki selera yang
sama terhadap suatu produk
B. Tujuan dan Manfaat Segmentasi Pasar
Seperti yang disebutkan sebelumyan, tujuan utama pengelompokan pasar adalah
untuk membagi pasar yang masih sangat luas menjadi beberapa pasar yang sifatnya
homogen. Lebih lengkapnya, berikut adalah beberapa tujuan segmentasi pasar:
1. Memudahkan Dalam Membedakan Pasar
Salah satu kesulitan perusahaan dalam proses pemasaran produk adalah
keadaan pasar yang sifatnya heterogen dimana minat dan selera konsumen sangat
beragam dan terus berkembang.
Dengan mengelompokkan konsumen yang sifatnya homogen maka
perusahaan akan lebih mudah memahami kebutuhan dan minat konsumen. Hasil
akhirnya, suatu pasar akan lebih mudah untuk dibedakan dengan kelompok pasar
lainnya.
2. Pelayanan Konsumen Menjadi Lebih Baik
Empat hal penting yang paling diperhatikan oleh konsumen dalam pemenuhan
kebutuhannya adalah kualitas, harga, pelayanan, dan ketepatan waktu. Dan pelayanan
yang baik merupakan hal krusial dari keempat hal penting tersebut. Dengan
melakukan market segmentation, maka perusahaan akan lebih mudah memberikan
pelayanan sesuai dengan segmentasinya.

3. Strategi Pemasaran Lebih Terarah

Strategi pemasaran pada pasar yang homogen akan lebih mudah ketimbang
pada pasar yang heterogen. Strategi pemasaran pada pasar homogen akan lebih
terarah, termasuk menyusun bauran pemasaran yang meliputi produk, harga,
distribusi, dan promosi. Dengan adanya pengelompokan pasar maka perusahaan dapat
mengarahkan dana dan usahanya ke market yang potensial dan lebih menguntungkan.

4. Mengenal Kompetitor dengan Segmen yang Sama

Setelah memahami pembeli yang berada pada suatu segmen pasar, tentunya
perusahaan juga akan dapat mengetahui siapa saja kompetitor di segmen yang sama
dan aktivitas apa yang dilakukan oleh kompetitor. Dengan begitu, maka perusahaan
dapat mempelajari dan meniru strategi pemasaran komptetitor tersebut sehingga dapat
merebut perhatian konsumen.

5. Evaluasi Target dan Rencana Bisnis

Setelah memahami segmen pasar dan karakteristiknya, maka perusahaan dapat


melakukan suatu evaluasi atas kegiatan pemasaran yang pernah dilakukan
sebelumnya. Dari sini, perusahaan akan mengetahui apakah strategi pemasaran telah
sesuai dengan karakteristik pasar sehingga dapat menjadi acuan untuk membuat
perencanaan bisnis selanjutnya.
6. Strategi komunikasi lebih efektif dan efisien

Komunikasi bisa menjadi efektif apabila komunikator tahu persis siapa


komunikan yang diajak berkomunikasi olehnya; apa kesukaan, kebiasaan, latar
belakang, dan lain sebagainya. Dalam hal ini perusahaan sebagai komunikator akan
berkomunikasi dengan cara yang berbeda-beda dan melalui media yang berbeda pula
yang disesuaikan kepada segmen pasar yang ditergetnya.

Setidaknya ada 5 keuntungan yang diperoleh dengan melakukan segmentasi pasar9:

1. Mendesain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.


Hanya dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap suatu
stimuli maka anda dapat mendisain produk yang sesuai dengan
kebutuhan/keinginan segmen-segmen ini.Artinya, produk yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan/keinginan pemasar terkadang tidak memiliki nilai tinggi
pada suatu segmen. Namun, bisa jadi sangat bernilai bagi segmen lainnya,
Sehingga pemasar atau organisasi dapat mengganti dengan disain produk yang
lebih sesuai dengan kebutuhan/keinginan pasar dalam suatu segmen.
2. Menganalisis pasar.
Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang akan
menggerogoti pasar produknya.Artinya, dengan melakukan segmentasi,
memudahkan organisasi untuk mendeteksi siapa kompetitornya di segmen
tersebut.
3. Menemukan peluang.
Setelah menganalisis pasar, mereka yang menguasai konsep segmentasi
dengan baik akan sampai pada ide untuk menemukan peluang. Peluang ini tidak
selalu sesuatu yang besar, tetapi pada masanya ia akan menjadi besar. Ingatlah
konsumen perlu “belajar” mengenali sesuatu atau “mengikuti” orang lain, atau
“merasa butuh” terhadap suatu produk.Artinya, dengan melakukan segmentasi,
pemasar atau organisasi dapat menetapkan peluang untuk menawarkan suatu
produk yang sesuai dengan kebutuhan/keinginan pasar namun sifatnya masih
potensial. Peluang tersebut umumnya belum ditangkap oleh pemasar lain yang
pernah ada, sehingga kemungkinan besar akan membawa keuntungan besar untuk
pemasar di kemudian hari.

4. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif.


Mereka yang menguasai segmen dengan baik, umumnya adalah mereka yang
paham betul konsumennya. Mereka mempelajari pergeseran yang terjadi di dalam
segmennya.Artinya, dengan melakukan segmentasi, pemasar dapat mengetahui
perubahan kecenderungan perilaku pasar pada segmennya.
5. Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien.
Kalau anda tahu persis siapa segmen anda, maka anda akan tahu bagaimana
berkomunikasi yang baik dengan mereka.Artinya, dengan melakukan segmentasi,
pemasar dapat menyesuaikan pola komunikasi persuasif untuk memasarkan
produknya kepada tiap-tiap segmen (dengan karakternya masing-masing). Cara
komunikasi termasuk menetapkan media yang tepat digunakan untuk
mempromosikan produknya.
C. Kriteria Dasar Segmentasi Pasar
Ada beberapa syarat dan kriteria segmentasi pasar yang harus dipenuhi. Berikut
merupakan kriteria dan dasar-dasar segmentasi pasar selengkapnya.
1. Dapat diukur (measurable), segmen pasar seperti ukuran atau daya beli harus
dapat diukur dengan jelas.
2. Dapat dicapai (accesible), segmen pasar harus dapat dicapai dan dijangkau.
3. Cukup besar (substantial), segmen pasar harus terdiri dari kelompok homogen
yang cukup besar dan bernilai.
4. Dapat dibedakan (differentiable), segmen pasar harus dibedakan satu sama lain
dengan jelas.
5. Dapat dibedakan (differentiable), segmen pasar harus dibedakan satu sama lain
dengan jelas.
PENGEMBANGAN PRODUK

A. Pengertian Pengembangan Produk

Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller“ pengembangan produk adalah strategi
untuk pertumbuhan perusahaan dengan menawarkan produk baru atau yang dimodifikasi ke
segmen pasar yang sekarang. Mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk
meyakinkan bahwa gagasan produk dapat diubah menjadi produk yang dapatdiwujudkan”.
Menurut Henry Simamora, “pengembangan produk adalah proses pencarian gagasan
untuk barang dan jasa baru dan mengkonversikannya kedalam tambahan lini produk yang
berhasil secara komersial”. Pencarian produk baru didasarkan pada asumsi bahwa para
pelanggan menginginkan unsur-unsur baru dan pengenaan produk baru akan membantu
mencapai tujuan perusahaan.
Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan
kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan, tetapi tiga fungsi yang selalu
paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) adalah:
1. Pemasaran. Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan
dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang
produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian
pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan
pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk
2. Perancangan (disain). Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam
mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.
Dalam konteks tersebut tugas bagian perancangan mencakup disain engineering
(mekanik, elektrik, software, dan lain-lain) dan disain industri (estetika, ergonomi,
user interface).
3. Manufaktur. Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk merancang dan
mengoperasikan sistem produk pada proses produksi produk. Fungsi ini mencakup
pembelian, instalasi, dan distribusi.
Proses pengembangan produk menurut Urich dan Eppinger dalam bukunya yang
berjudul Perancangan dan Pengembangan Produk (2001, p14) terdiri atas enam fase yaitu:
1. Fase 0: Perencanaan Produk
Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai “zero fase” karena kegiatan ini
mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1: Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif
konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih
untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
3. Fase 2: Perancangan Tingkat Sistem
Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen
4. Fase 3: Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan
toleransi - toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
5. Fase 4: Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacam-
macam versi produksi awal produk.
6. Fase 5: Produksi Awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya.
Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi
tahap. Pada beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai
disediakan untuk didistribusikan
Pengembangan produk ini sendiri bukanlah hal yang mudah, karena dalam
pengembangan produk itu sendiri terdapat banyak hambatan baik itu dari dalam perusahaan
ataupun dari luar perusahaan. Tidak sedikit perusahaan yang mengalami kegagalan dalam
mengembangan produknya yang disebabkan karena perusahaan tersebut tidak dapat
memecahkan hambatan-hambatan itu.
Kegagalan ini akan mengakibatkan perusahaan tidak berkembang dalam hal produk
yang selanjutnya perusahaan akan tampil dengan produk yang lama yang kemungkinan besar
sudah mengalami kejenuhan di pasar, karena perusahaan tampil dengan produk lama, maka
perusahaan tidak dapat bersaing dengan pesaingnya yang telah mampu mengembangkan
produknya. Setiap perusahaan menghendaki adanya inovasi dan pengembangan produk,yang
akhirnya menjadi suatu keharusan agar perusahaan tersebut dapat bertahan hidup atau bahkan
lebih berkembang lagi.
Keberhasilan sistem perusahaan di masa depan akan banyak tergantung kepada
kemampuan perusahaan menyajikan produk-produk yang menarik, kompetitif dan
memberikan kualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Inovasi produk harus menjadi
strategi prioritas bagi perusahaan, sebab inovasi memiliki peran penting di tengah pasar yang
kompetitif, karena itu suatu prusahaan harus dapat terus melakukan inovasi-inovasi baru.
Oleh karena itu pengembangan produk sangatlah penting bagi perusahaan agar dapat
tetapbertahan.

B. Pengertian Produk Baru


Produk baru meliputi produk asli, produk yang ditingkatkan, produk yang dimodifikai
dan merk baru. Alasan dasar perusahaan mengembangkan produkbaru adalah meningkatkan
penjualan dan keuntungan perusahaan. Dengan adanya perubahan cepat dalam selera,
teknologi, dan persaingan, perusahaan harus mengembangkan arus produk dan jasa baru
secara tepat. Sebuah perusahaan dapat memperoleh produk baru lewat dua cara. Pertama
adalah akuisisi yaitu dengan membeli seluruh perusahaan, paten, atau lisensi untuk membuat
produk perusahaan lain. Kedua adalah lewat pengembangan produk baru yaitu
pengembangan produk asli.
Perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru lewat usaha litbang milik
perusahaan sendiri. Karena biaya mengembangkan dan memperkenalkan produk baru terus
meningkat, banyak perusahaan besar membeli merek yang sudah ada ketimbang menciptakan
produkbaru. Peursahaanlainmenghematbiayadenganmeniru merek pesaing atau dengan
menghidupkan kembali merek lama.

C. Tujuan Produk Baru

Suatu perusahaan yang melakukan pengembangan terhadap produknya terlebih


dahulu harusmenyadari apa tujuan dilakukannya pengembangan tersebut dan bagaimana
proses pengembangan produk tersebut dilaksanakan sehingga dapat mencapai sasaran yang
diinginkan.

Untuk memperoleh laba yang diinginkan melalui volume penjualan yang ditingkatkan
suatu perusahaan harus memperbaiki maupun menambah produk-produk yang dihasilkan
berdasarkan atas dua fungsi dasar yaitu pemasaran dan inovasi produk. Produk baru secara
keseluruhan, misalnya produk baru di rancang untuk menjaga posisi perusahaan dalam
pangsa pasar, atau untuk menjaga posisi perusahaan untuk mengembalikan investasi disaat
merintis posisi dalam pasar baru, sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan pengembangan
produk yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Umumnya tujuan yang ingin di capai dari penciptaanproduk baru adalah:

a. Untuk memenuhi kebutuhan baru dan memperkuat reputasi perusahaan sebagai


investor, yaitu dengan menawarkan produk yang lebih baru dari pada
produksebelumnya.
b. Untuk mempertahankan daya saing terhadap produk yang sudah ada, yaitu dengan
jalan menawarkan produk yang dapat memberikan jenis kepuasan yang baru.
Bentuknya bisa bertambah terhadap lini produk yang sudah ada maupun revisi
terhadap produk yang telah ada.
D. Tahap Pengembangan Produk Baru
7 Tahap proses pengembangan produk:
a. Gagasan Produk
Pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan bagi produk-produk
baru. Para manajer puncak harus mendefinisikan produk dan pasar yang ingin
ditekankanyamenyatakan tujuan produk baru itu. Merek juga harus menyatakan
berapa banyak usaha yang harus dicurahkan untuk mengembangkan produk
terobosan, memodifikasi produk lama dan meniru produk pesaing.
b. Penyaringan
Tahap ini dirancang untuk menghilangkan seluruh gagasan produk yang tidak
berhubungan dengan kemampuan atau tujuan perusahaan. Para perwakilan dari
pemasaran, teknis dan produksi harus memberikan input pada tahap ini.
c. Pengujian konsep
Setelah gagasan disaring, perusahaan menggunakan riset pasar untuk
mendaptkan input dari konsumen tentang manfaat dan harga.Gagasan yang telah
melewati tahap penyaringan kemudian dilanjutkan dengan membuat konsep serta
dilanjutkan dengan mengembangkan konsep produk tersebut. Pada dasarnya
konsumen tidak membeli gagasan dari suatu produk melainkan konsep dari produk
tesebut. Dari berbagai konsep produk yang ada kemudian dilakukan pengujian yang
pada akhirnya di pilih konsep produk yang paling tepat.
d. Analisis bisnis
Setelah mengumpulkan opini konsumen,Adapun cara mengevaluasi usulan
dengan cara membuat suatu perkiraan tentang tingkat penjualan, biayaproduksi, dan
keuntungan yang diharapkan sesuai dengan sasaran peruahaan. Analisis usaha
biasanya selalu berubah-ubah dalam melakukan perbaikan, jika didapatkan
informasi yang baru, sehingga perkiraan yang dibuat semakin mendekati kebenaran.
e. Pengembangan prototipe
Sewaktu perusahaan telah menentukan potensi profitabilitas produk. Bagian
teknik atau riset dan pengembangan akan membuat prototipe. Prototipe ini dapat
menjadi sangat mahal, yang sering kali memerlukan peralatan dan pengembangan
komponen yang ekstensif.
f. Pengujian produk dan uji pemasaran.
Dengan menggunakan hal-hal yang dipelajari dari prototipe, perusahaan
menjalankan produksi yang terbatas. Kemudian perusahaan dapat menguji produk
tersebut untuk melihat apakah produknya memenuhi persyaratan kinerja. Jika ya,
maka produknya akan dijual pada daerah yang terbatas. Karena kampanye promosi
dan saluran distribusi harus ditetapkan untuk uji pasar, tahap ini menjadi cukup
mahal.
g. Komersialisasi
Jika hasil uji pemasaran positif, perusahaan akan memulai produksi dan
pemasaran berskala penuh. Komersialisasi yang bertahap, yang bertujuan
menyebarkan produk tersebut ke daerah yang semakin luas, mencegah ketegangan
yang semestinya tidak perlu terjadi pada kemampuan produksiawal. Sebaiknya,
keterlambatan dalam komersialisasi dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan
lain untuk mengeluarkan produk saingan.

Sedangkan menurut Philip Kotler Tahap-tahap pengembangan produk ada 8


diantaranya:

a. Lahirnya Gagasan (Idea Generation)


b. Penyaringan Ide (Idea Screening)
c. Pengembangan dan pengujian konsep
d. Pengembangan strategi pemasaran(Marketing Strategi Development)
e. Analisis bisnis (Business Analysis)
f. Pengembangan produk (Product Development)
g. Pengujian pasar (Market Testing)
h. Komersialisasi (Commercialization)
Dari dua pendapat di atas, tahap yang di gunakan cenderung sama, akan tetapidi
dalam bukunya Phillip Kotler terdapat 8 tahap pengembangan produk dan pada bukunya
Ricky W. Griffin terdapat 7 pengembangan produk, perbedaanya terdapat pada
Pengembangan strategi pemasaran (Marketing Strategi Developmen). Pada tahap ini
perusahaan melakukan pengembangan perencanaan strategi, dimana strategi pemasaran lebih
dahulu mengalami penyaringan.

E. Strategi Pengembangan Produk


Dalam melakukan pengembangan produk baru,
perusahaan menghadapi berbagai kendala. Untuk
menghadapi kendala-kendala tersebut maka perusahaan
harus mempunyai seperangkat startegi dalam menghadapi
setiap perubahan bisnis yang mungkin terjadi.Menurut
Philip Kotler ada tiga macam strategi di dalam
pengembangan produk:
a.Strategi peningkatan kwalitas (quality
improvement)Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan
kinerja fungsional produk, daya tahan, keandalan,
kecepatan, rasa. b.Strategi peningkatan keistimewaan
(feature improvement)Strategi ini bertujuan untuk
menambah keistimewaan baru (seperti ukuran, berat,
bahan, kelengkapan tambahan, aksesoris) yang
mempeluas keanekaragaman, keamanan atau
kenyamanan produk.c.Strategi peningkatan gaya (style
improvement)Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan
daya tarik astetis suatu produk, seperti perusahaan
memperkenalkan variasi warna, dan tekstur serta sering
merubah gaya kemasan.

Morrisan, Manajemen Media Penyiaran(Jakarta : Kencana, 2011), 174.


Philip Kotler, Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1 (Jakarta :
Erlangga, 2008), 225.

Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia : Segmentasi, Targeting, Positioning,(Jakarta :


PT. Gramedia Pustaka Utama, 1998), 118-119.

Christopher Lovelock, Jochen Wirtz, Jacky Mussry, Pemasaran Jasa : Manusia, Teknologi
dan Strategi, Perspektif Indonesia,Jilid 1, Edisi 7 (Jakarta : Erlangga, 2010), 75.

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2002),70.

Kasali, Rhenald (2008).Membidik Pasar Indonesia, Segmentasi Targeting Positiioning.


Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

http://digilib.uinsby.ac.id/19046/3/Bab%202.pdf

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-segmentasi-pasar.html

http://e-journal.uajy.ac.id/3906/3/2EM17651.pdf

http://ciputrauceo.net/blog/2015/7/14/segmentasi-pasar-beserta-pengelompokan-dan-contoh

https://www.zonareferensi.com/segmentasi-pasar/

Purnomo, B. (2017). PENGEMBANGAN PRODUK DAN INOVASI PRODUK PADA TEH


HIJAU CAP POHON KURMA (STUDI PADA PT PANGUJI LUHUR UTAMA).
JURNAL MAKSIPRENEUR, 27 – 35.

Philip Kotler danKevin Lane Keller, ManajemenPemasaran, Jilid II., Ed. 12., Terj. Benjamin

Molan, (Jakarta: Prenhallindo, 2007), hal. 320.

Henry Simamora, Manajemen Pemasaran..., hal. 411

Weman Suardi, “Formulasi Strategi Pengembangan Produk Terhadap Tingkat Volume


Penjualan”,Jurnal, (Bogor: STIE Kesatuan, 2005), hal. 1

Mahendradicky,“Inovasi ProdukSyariahdari Aspek Pengembangan Fikih Muamalah”,


http://mahendradicky.blogspot.co.id/2012/01/inovasi-produk-perbankan-syariah-
dari.html, diakses 5 Mei2017.

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran..., hal. 312.
Ricky W. Griffin, Ronald J. Ebert, Bisnis,Terj. Sita Wardhani, (Surabaya: Erlangga, 2006),
hal. 312.

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/5670/5/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai