MAKALAH KEHAMILAN Dengan Gangguan Pernafasan
MAKALAH KEHAMILAN Dengan Gangguan Pernafasan
BAB I
PENDAHULUAN
a.
c. Untuk mengetahui pengaruh penyakit system pernafasan wanita hamil
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pemeriksaan fisis-diagnostik :
Pada paru-paru dijumpai adanya kelainan bunyi pernapasan.
Penanganan :
Ibu hamil dengan proses aktif, hendaknya jangan dicampurkan dengan wanita hamil
lainnya.
Pengobatan harus selalu bekerja sama dengan ahli paru-paru
TBC paru-paru tidak merupakan indikasi abortus buatan dan terminasi kehamilan
2. ASMA
Penyakit asma dan kehamilan kadang-kadang bertambah berat. Dalam batas yang
wajar asma tidak banyak pengaruhnya terhadap persalinan. Penyakit asma yang berat
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
gangguan pertukaran o2 dan co2.
3. PENYAKIT PNEUMONIA
Penyakit radang paru-paru pneumonia dapat terjadi dalam kehamilan , persalinan
atau nifas. Pneumonia saat kehamilan memberikan gejala panas badan tinggi, gangguan
pernapasan mengganggu pertukaran o2 dan co2 sehingga membahayakan
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim sampai terjadi keguguran dan
persalinan premature.
4. BRONCHITIS DAN INFLUENZA
Bronchitis dan influenza pada kehamilan dijumpai ringan sehingga tidak
membahayakan jiwa ibu maupun janin. Dengan pengobatan biasa sebagian besar
sembuh sehingga kehamilan dapat berlangsungdengan baik.
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita, yang sebelumnya
diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan proses persalinan. Setiap
wanita yang hamil akan diikuti dengan perubahan fisik dan emosional yang kompleks, sehingga
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.
Kehamilan yang sehat, kondisi fisik yang aman dan keadaan emosi yang memuaskan baik
bagi ibu maupun bagi janin adalah hasil akhir yang diharapkan oleh ibu dan perawat maternitas.
Banyak adaptasi maternal yang tidak diketahui ibu dan keluarganya sehingga menimbulkan respon
tersendiri bagi ibu hamil. Berbagai informasi membangkitkan semangat ibu hamil untuk
berpartisipasi dalam perawatannya sendiri. Hal ini tergantung kepada keingintahuannya,
kebutuhannya akan pengetahuan dan kesiapannya untuk belajar.
Perubahan yang terjadi pada tubuh saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan yang
hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan
keadaan hamil, bersalin dan nifas.
Selama mengalami kehamilan, ibu hamil akan mengalami perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis, baik pada sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem kekebalan, sistem
pencernaan, sistem perkemihan, sistem muskulokeletal, sistem respirasi, sistem persyarafan, dan
lain-lain.
Untuk meningkatkan efektifitas antenatal, seorang bidan harus mengetahui tentang
perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil itu.
Namun, kami hanya akan membahas proses perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis
sistem pernafasan dan sistem persyarafan ibu hamil.
A. Proses Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Pernafasan Ibu Hamil
Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan
kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen,
dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.
Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan disebabkan oleh perubahan
hormonal dan faktor mekanik. Pengaruh hormonal (peningkatan kadar estrogen) menyebabkan
ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Sedangkan
perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkatan 2 cm
tranversal saat sudut subkostal dan iga bawah melebar, serta lingkar toraks melingkar kurang lebih 6
cm. Semua perubahan ini disebabkan oleh pembesaran uterus akibat tekanan keatas. Perubahan-
perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk
pertumbuhan janin, plasenta dan uterus. Adanya perubahan-perubahan ini juga menyebabkan
perubahan pola pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi torakal yang juga memberikan
pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi oksigen maternal selama kehamilan. Perubahan
hormonal pembesaran mukosa saluran respirasi. Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit,
sehingga wanita hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya xerostomia. Insidensi xerostomia pada wanita hamil adalah sekitar 44%.
Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi. Selain itu, peningkatan progesteron
menyebabkan hiperventilasi. Hiperventilasi pada kehamilan adalah hiperventilasi relatif, artinya
kenaikan ventilasi alveolar diluar pengaruh CO2 sehingga PaCO2 menurun.
Pemenuhan kebutuhan oksigen
Laju basal metabolisme meningkat selama kehamilan seperti terbukti oleh peningkatan
konsumsi oksigen. Laju Metabolisme Basal (BMR) biasanya meningkat pada bulan ke-4 gestasi,
meningkat 15% -20% pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau
ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit janin-
plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja jantung ibu.
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan
peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Dengan semakin tuanya kehamilan,
pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi
semakin sulit.
Namun karena adanya peningkatan kebutuhan O 2, menyebabkan adanya penurunan kadar
CO2 yang menyebabkan alkalosis.
Seain itu, peningkatan vaskularisasi, sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat
kapiler membesar sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas.
Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dll. Peningkatan
ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa penuh
di telinga.
Selama melahirkan, konsumsi O2 dapat meningkat 20-25 %. Bila fungsi paru terganggu
karena penyakit paru, kemampuan untuk meningkatkan konsumsi oksigen terbatas dan mungkin
tidak cukup untuk mendukung partus normal, sebagai konsekuensi fetal distress dapat terjadi.
Dyspnea (ASMA)
Produksi hormon seks wanita yang meningkat akan mempengaruhi mukosa saluran
respirasi. Hal ini ditandai dengan adanya pembesaran pada nasofaring, laring, trakhea dan bronkus.
Keadaan tersebut menyebabkan perubahan suara dan pernafasan melalui hidung mengalami
gangguan. Oleh karena itu, keluhan dyspnea sering dijumpai pada wanita hamil.
Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus terhadap
berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya
dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan.
Asma bronkiale merupakan penyakit obstruksi saluran nafas yang sering dijumpai pada
kehamilan dan persalinan, diperkirakan 1%-4% wanita hamil menderita asma. Efek kehamilan pada
asma tidak dapat diprediksi.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma pada setiap penderita tidaklah
sama, bahkan pada seorang penderita asma serangannya tidak sama pada kehamilan pertama dan
kehamilan berikutnya. Biasanya serangan akan timbul mulai usai kehamilan 24 minggu sampai 36
minggu, dan akan berkurang pada akhir kehamilan.
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat bergantung dari frekuensi dan beratnya serangan
asma, karena ibu dan janin akan mengalami hipoksia. Keadaan hipoksia jika tidak segera diatasi
tentu akan memberikan pengaruh buruk pada janin, berupa abortus, persalinan prematur, dan berat
janin yang tidak sesuai dengan umur kehamilan.
B. Proses Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Persyarafan Ibu Hamil
Pada saat hamil, ibu akan mengalami perubahan-perubahan pada system persyarafan,
diantaranya ;
Saraf pelvik yang menekan disebabkan oleh perbesaran uterus yang merupakan hasil
perubahan sensori pada kaki
Rasa sakit yang menekan disebabkan oleh penarikan pada serabut saraf / penekanan
pada akar saraf dorsolumbar lordosis yang merupakan gejala lubang antara persendian sampai
lengan
Pembengkakan yang melibatkan saraf pherifera & tangan selama 3 minggu terakhir
kehamilan . pembengkakan yang menekan saraf median dibawah ligmen persendian antara lengan &
tangan
Gelaja pharethesia ( terbakar / gatal karna kekacauan sistem saraf sensori ) & rasa sakait
pada tangan yang menyebar sampai siku . tangan yang dominan biasa nya berpengaruh
Acroesthesia ( kaku & gatal pada tangan ) di sebab kan oleh stoop-snouldered sikap
menerima oleh beberapa wanita selama kehamilan pada kondisi ini dihunbungkan dengan penarikan
pada segmen dari brachial plexus yaitu nervus plexus yang berasal dari percabangan ventral empat
nervus spinalis servikalis terakhir dengan nervus spinalis torakalis pertama , memecah menjadi
beberapa nervus utama bahu , dada & lengan, sinusitis, tekanan sakit kepala datang bersama
kecemasan , kunang2 , letih , lesu , dan pingsan adalah umum terjadi selama kehamilan
hypocalcemia ( penurunan kalsium darah yang kurang dari normal ) dikarenakan persyarafan otot
seperti kejang otot / tetanus.
Gangguan pada efisiensi tidur
Di masa-masa kehamilan, beberapa wanita sering mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan dasar istirahat tidur.
Tidur lelap seolah menjadi barang mahal di masa kehamilan. Wanita hamil yang sudah tidak
bisa tidur dengan baik di awal kehamilannya kemungkinan akan merasa sangat sedikit tidur di
kehamilan lanjut. Kesulitan dalam pemenuhan istirahat tidur, dapat membuat kondisi ibu hamil
menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja, dan
cenderung emosional. Tentu saja hal ini dapat membuat beban kehamilan semakin berat. Selain
harus menyesuaikan diri dengan perubahan hormon maupun perubahan fisik, wanita hamil juga
harus berjuang menghadapi stamina yang menurun drastis.
Salah satu dampak gangguan pemenuhan istirahat tidur adalah terjadinya stress emosional
yang dialami oleh wanita hamil, sehingga mengakibatkan peningkatan detak jantung dan
peningkatan hormon pemicu stres. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan
pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak didalam rahim. Selain itu stres yang
muncul dapat mempengaruhi nafsu makan ibu sehingga kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu
dan janin berkurang. Jika intake makanan bergizi kurang, maka dikhawatirkan pertumbuhan janin
akan terganggu.
Selain itu, kurang tidur memberi efek buruk pada stamina diantaranya sakit kepala dan sulit
konsentrasi. Kondisi ini tentu akan membuat pekerjaan menjadi terbengkalai. Kurang tidur juga
dapat mengganggu metabolisme tubuh. Seperti yang sudah diketahui, tidur adalah proses
pemulihan sel-sel tubuh. Jika proses ini terganggu tentu regenerasi sel-sel tubuh tidak akan
maksimal. Akibatnya tubuh menjadi lemas, dan rentan terhadap berbagai penyakit. Keadaan kurang
tidur juga dapat mengganggu kesehatan psikis, seperti mudah marah, dan menjadi sangat sensitif.
Oleh karena itu wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat tidur yang teratur dan cukup,
hal ini dapat dicapai dengan pengaturan posisi tidur untuk mencapai tidur yang berkualitas.
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
3. Penyakit Pernafasan
Pada umumnya penyakit paru-paru tidak mempengaruhi kehamilan, persalinan dan
nifas, walaupun kehamilan menyebabkan sedikit perubahan pada system pernapasan,
karena uterus yang membesar dapat mendorong diafragma dan paru-paru keatas serta
sisa-sisa udara dalam paru-paru kurang, namun penyakit tersebut tidak selalu meenjadi
lebih parah. Ada 3 jenis penyakit paru-paru yang perlu perhatian dalam kehamilan yaitu
TBC, asma bronchial, pneumonia, bronchitis dan influenza.
B. SARAN
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://annisa-rahmy.blogspot.com/2010/05/kebidanan.html
http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2010/10/15/gangguan-sistem-perkemihan-
terhadap-ibu-hamil/
http://nyangko.wordpress.com/2011/09/19/penyakit-penyakit-yang-dapat-mempengaruhi-
kehamilan/
Rukiah, Ai Yeyeh S.Si.T, “ Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”, Jakarta:
Trans Info Media, 2010.
Prawirohardjo, Sarwono, “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal “, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
http://www.g-excess.com/4570/kehamilan-disertai-penyakit-jantung-dalam-kehamilan/
http://www.g-excess.com/4573/kehamilan-disertai-penyakit-diabetes-melitus-dalam-
kehamilan/
Diposkan oleh jayanti sukma hapsari muis di 05.30