Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


  Bisnis keluarga mempunyai karakteristik dengan kepemilikannya atau keterlibatan
lainnya dari dua orang atau lebih anggota keluarga yang sama dalam kehidupan dan fungsi
bisnis nya. Lingkup dan luas keterlibatan tersebut bervariasi dalam beberapa perusahaan.
Dalam sebuah restoran kecil, misalnya seorang istri/suami dapat bekerja sebagai seorang
pemilik dan manajer, sementara yang lain memegang pembukuan dan anak-anak dapat
bekerja di dapur atau sebagai pelayan
Dalam family business yang terlibat di dalamnya juga, tidak serta merta akan
meninggalkan tanggung jawab yang telah dipikulnya sesuai dengan standard atau aturan yang
telah diberlakukan, seseorang harus dapat mengontrol dirinya antara bisnis dan keluarga
setidaknya dapat diimbangi dan dijalani kehidupan antara bisnis dan keluarga dengan secara
kondusif.
Suksesi dalam perusahaan keluarga menempati posisi strategis khususnya dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tidak banyak perusahaan keluarga yang
mampu bertahan sampai generasi ke-tiga dan seterusnya. Untuk itu diperlukan perencanaan
suksesi yang matang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bisnis keluarga ?
1.2.2 Bagaimana tahap – tahap suksesi dalam bisnis keluarga ?
1.2.3 Apa saja contoh bisnis keluarga yang ada di masyarakat ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah.
1.3.1 Untuk mengetahui tentang bisnis keluarga
1.3.2 Untuk mengetahui tentang tahap – tahap suksesi dalam bisnis keluarga
1.3.3 Untuk mengetahui tentang contoh bisnis keluarga yang ada di masyarakat

1
1.1 Manfaat
1.4.1 Dari segi teoritis, diharapkan tulisan ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
untuk pembaca serta sumbangsih ilmu melalui informasi-informasi terkait dengan
Bisnis Keluarga dalam Manajemen Koperasi dan UMKM.
1.4.2 Secara praktek, tulisan ini bermanfaat untuk memberikan informasi sejelas-jelasnya
kepada masyarakat tentang Bisnis Keluarga dalam Manajemen Koperasi dan UMKM.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bisnis Keluarga


Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh
anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua
pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,
terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi
rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam keluarga
pemilik perusahaan.
Partisipasi keluarga dalam perusahaan dapat memperkuat perusahaan tersebut karena
biasanya anggota keluarga sangat loyal dan berdedikasi tinggi terhadap perusahaan milik
keluarganya. Meskipun demikian, seringkali timbul masalah-masalah dalam mengatur
perusahaan keluarga, terutama dalam hal pergantian kepemimpinan. Sering pula muncul
benturan-benturan antara kepentingan keluarga dengan kepentingan perusahaan. Sebagai
contoh, perusahaan akan cenderung mempertahankan seorang anggota keluarga untuk bekerja
meskipun ia kurang kompeten dalam pekerjaannya sehingga akan membahayakan
kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut John L. Ward dan Craig E. Aronoff (2002), suatu perusahaan dinamakan
perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau lebih anggota keluarga yang mengawasi
keuangan perusahaan. Sedangkan Robert G. Donnelley (2002) suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan peruahaan.
Batasan lain tentang perusahaan diberikanoleh John L. Ward dan Craig E. Arnoff.
Menurutnya, suatu perusahaan dinamakan perusahaan keluarga apabila terdiri dari dua atau
lebih anggota keluarga yang mengawasi keuangan perusahaan. Sedangkan menurut Robert G.
Donnelley dalam bukunya “ The Fanily Business” suatu organisasi dinamakan
perusahaan keluarga apabila paling sedikit ada keterlibatan dua generasi dalam keluarga itu
dan mereka mempengaruhi kebijakan perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bisnis keluarga
merupakan salah satu bentuk bisnis yang melibatkan sebagian anggota keluarga di dalam
kepemilikan atau operasi bisnis tersebut.
Dunia bisnis dan dunia keluarga memang memiliki perbedaan yang amat curam. Jelas,
dalam sebuah keluarga kepentingan keluarga akan mengalahkan kepentingan-
kepentinganyang lain. Padahal, perusahaan menuntut sikap yang profesional. Termasuk juga

3
dalam masalah kompensasi atau pembagian keuntungan. Perusahaan profesional akan
mendasarkan pemberian gaji pada nilai pasar dan riwayat kerja (kinerja) seseorang.

2.1.1 Jenis Bisnis Keluarga Di Indonesia

Perusahaan keluarga terbagi menjadi dua macam:

1. Pertama adalah Family Owned Enterprise (FOE)

FEO yaitu perusahaan yang dimiliki oleh keluarga tetapi dikelola oleh profesional
yang berasal dari luar lingkaran keluarga. Keluarga hanya berperan sebagai pemilik dan
tidak melibatkan diri dalam operasi di lapangan. Perusahaan seperti ini merupakan bentuk
lanjutan dari usaha yang semula dikelola oleh keluarga yang mendirikannya.

2. Kedua adalah Family Business Enterprise (FBE),

FBE yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh keluarga pendirinya. Perusahaan
tipe ini dicirikan oleh dipegangnya posisi-posisi kunci dalam perusahaan oleh anggota
keluarga. Jenis perusahan keluarga inilah yang banyak terdapat di Indonesia.

2.1.2 Keuntungan Bisnis Keluarga

Beberapa keuntungan yang didapatkan apabila menjalankan bisnis keluarga adalah


sebagai berikut :

1. Tingginya tingkat kemandirian tindakan (independence of action)


2. Kultur keluarga menunjukan adanya stabilitas, identifikasi, motivasi, dan komitmen
yang kuat, serta kontinuitas dalam kepemimpinan.
3. Adanya kemauan untuk menginvestasikan kembali profit sesuai kesepakatan bersama
untuk mengembangkan perusahaan.
4. Memungkinkan memperoleh sukses lebih besar.
5. Anggota keluarga sudah dari awal memperoleh latihan dari keluarga tentang
pengelolaan perusahaannya.
6. Birokrasi yang lebih kecil dan fleksibel dengan mengedepankan corporate governance
dan sistema akuntabilitas, serta jelasnya system tanggungjawab.
Ward (2004) menambahkan keuntungan lainnya:
1. Kesempatan bekerja bersama.
2. Saling percaya memperteguh keluarga dan bisnis.

4
3. Kesempatan untuk menciptakan kekayaan.
4. Sebagai cara untuk menurunkan nilai-nilai kepada anak.
5. Respek di Masyarakat.

2.2 Tahap – Tahap Suksesi Bisnis Keluarga


Suksesi dalam perusahaan keluarga menempati posisi strategis khususnya dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tidak banyak perusahaan keluarga yang
mampu bertahan sampai generasi ke-tiga dan seterusnya. Untuk itu diperlukan perencanaan
suksesi yang matang. Terdapat hubungan antara keberhasilan suksesi dengan kinerja dalam
perusahaan keluarga. Hal yang krusial dalam perusahaan keluarga adalah pergantian pucuk
pimpinan (suksesi). Banyak perusahaan yang tidak siap dengan pergantian kepemimpinan
sehingga perusahaan tersebut harus terhenti di generasi pertama saja.
Moores and Barrett (2002: 6) menyatakan bahwa “sustainability of Family Business
depends on success of succession”. Sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa masa depan
perusahaan keluarga tergantung pada keberhasilan suksesi.  Sehingga tidak salah manakala
Moores and Barrett (2002) mendefinisikan suksesi adalah peralihan kepemilikan perusahaan
keluarga kepada suksesor dari pemilik sebelumnya. Perusahaan keluarga seringkali
mempunyai masalah dalam pengelolaan suksesi ketika pendiri bisnis atau generasi pengelola
saat ini telah begitu lama mengelola perusahaan keluarganya dan mendekati masa pensiun.
Jika generasi sesudahnya mengambil alih manajemen, ada kemungkinan terdapat
kesenjangan antara kepemilikan dengan kemampuan mengendalikan bisnis yang memerlukan
ketrampilan dan kerja keras dalam memelihara dan mempertanggung jawabkan perusahaan
keluarganya. Tahap – tahap suksesi bisnis keluarga antara lain sebagai berikut.
1. Level I Pra-Suksesi
a. Tahap Pertama Pra-Bisnis
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai calon penerus perusahaan
diarahkan untuk menjadi sadar dan mau mengenal segi-segi pokok atau permukaan
perusahaan dan atau industri yang dimiliki oleh orangtuanya. Orientasi kepada anak
sebagai bagian dari anggota keluarga adalah secara informal/belum secara resmi.
b. Tahap Kedua Pengenalan
Pada tahap ini, anak-anak sebagai penerus perusahaan akan dibeberkan untuk
diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para pegawainya dan lingkungan bisnis
perusahaan yang dimiliki oleh orang tuanya.

5
c. Tahap Ketiga Pengenalan Fungsi-Fungsi Operasional
Pada tahap ini, anak sebagai calon penerus perusahaan mulai diperkenalkan terhadap
fungsi-fungsi operasioanal penting, seperti proses produksi, penelitian dan
pengembangan, keuangan, akuntansi, pemasaran, pengawasan dan fungsi-fungsi lain
perusahaan yang esensial. Anak diajak untuk bekerja paruh waktu dimana paruh
waktu ini bukan di perusahaan orang tuanya, melainkan perusahaan lain dengan
produk dan jasa sejenis sebagai competitor terdekat.

2. Level II Masuk Penggantian


a. Tahap Keempat Menjalankan Fungsional
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah mulai
diminta untuk sebagai pengganti potensial mulai bekerja sebagai pegawai
purnawaktu. Penerus tersebut sudah menjalankan seluruh fungsi yang ditempatkan
pada posisi bukan manajemen menengah atau manajemen puncak, melainkan diberi
pekerjaan pada posisi staf.
b. Tahap Kelima Melaksanakan Fungsi Lanjutan
Pada tahapan ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan akan diminta
sebagai pengganti potensial. Anak sebagai penerus perusahaan didudukkan untuk
memangku posisi pimpinan termasuk memahami posisi-posisi utama manajemen
misalnya menjadi presiden direktur perusahaan.

3. Level III Transfer Kepemimpinan Sesungguhnya


a. Tahap Keenam Suksesi Awal
Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan/ sebagai suksesor mengambil
tampuk kepemimpinan, termasuk periode dimana suksesor secara legal (de jure)
berkedudukan sebagai pemimpin perusahaan yang sah secara hukum.
b. Tahap Ketujuh Suksesi Sungguhan
Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan sudah berfungsi sebagai pengganti
pucuk pimpinan secara fakta (de facto) atau direktur utama pada usaha keluarga yang
bersangkutan.

6
2.3 Contoh – Contoh Bisnis Keluarga
1. PT Mustika Ratu Tbk
PT Mustika Ratu Tbk merupakan perusahaan yang memproduksi kosmetik dan media
yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975. Perusahaan
ini menghasilkan berbagai macam-macam bahan kosmetik . Perusahaan ini mengirim barang
ke lebih dari 1 negara di dunia. Mooryati pemilik PT Mustika Ratu memulai usahanya
dengan memproduksi jamu dari garasi rumahnya. Lima tahun setelahnya Mustika Ratu
berkembang tak hanya menjadi produsen jamu, tetapi juga mengembangkan berbagai jenis
kosmetika tradisional. Pada 1981 pabrik Mustika Ratu pun resmi didirikan. Kini setelah 36
tahun berkiprah dalam bisnis kecantikan dan perawatan tubuh tradisional, Mooryati
menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan kepada anak keduanya. Dibutuhkan waktu 25
tahun menggembleng Putri Kuswisnu Wardani yang kini resmi menjabat sebagai presiden
direktur.

Setiap perusahaan keluarga memiliki cara berbeda dalam menjalani suksesi. Ada yang
membutuhkan waktu 10 tahun, atau langsung menggantikan pendirinya yang meninggal.
Yang terjadi pada Mustika Ratu adalah suksesi ini dijalankan bertahap. Putri memulai
keterlibatannya. Karier Putri di Mustika Ratu terus menanjak hingga posisi chief executive
officer (CEO). Waktu yang panjang untuk kemudian diberikan tanggung jawab besar
meneruskan bisnis keluarga sebagai Presiden Direktur Mustika Ratu pada 2011.

2. Kalbe Farma
Menjalani bisnis keluarga dan sukses, kadang kala tak pernah terbayangkan oleh
seseorang. Para pengusaha keluarga yang sukses itu memang tak pernah membayangkan
usahanya akan menggurita karena mereka memulai bisnisnya dari skala yang sangat kecil.
Menurut pendiri dan pemilik PT Kalbe Farma Tbk Boenyamin Setiawan keberhasilannya
merintis bisnis keluarga farmasi hingga menjadi perusahaan terbuka saat ini berawal dari
banyak kebetulan.
Membangun Kalbe Farma yang saat ini sudah begitu besar diakuinya tidak mudah,
namun semuanya berjalan mengalir begitu saja meski pada awalnya berjalan banyak
dengan trial and error.Ia mengaku sudah berapa kali gagal untuk membangun industri
farmasi sepulanganya ia dari kuliah di AS dengan beasiswa. Mulai dari meniru produk Cap
Elang menjadi Cap Beo, Obat Kina dan lain-lain semuanya gagal. Ditengah rentetannya
kegagalannya, ia berencana akan bekerja ke Belanda, namun urung ia lakukan karena
dihadang oleh kakaknya yang seorang dokter. Dari sinilah nasibnya berubah, setelah melalui

7
kenalan kakaknya yang mimiliki bengkel di Tanjung Priok ia mendapatkan lokasi calon
pabrik yang merupakan sebuah garasi mobil. Bisnis pertama Kalbe Farma, menurutnya
diawali dengan membuat produk obat cacing. Dari keuntungan bisnis itu, ia putar lagi
menjadi investasi dan seterusnya hingga besar seperti sekarang ini.
3. Bakrie Group
Salah satu usaha keluarga yang sukses dan terkenal di Indonesia adalah Bakrie Group.
Jenis usaha milik Bakrie Group ini tersebar di berbagai kelompok dan jenis usaha. Didirikan
oleh Ahmad Bakrie pada tahun 1942, kelompok usaha dari keluarga Bakrie ini sudah menjadi
perusahaan – perusahaan besar yang bergerak di bidang industri Properti, Pertambangan,
Telekomunikasi, Perkebunan, Metal, Media, Batu bara hingga MIGAS. Bakrie Group adalah
salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia, dengan 10 anak usahanya yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Saat Ini, Bakrie Group dipimpin oleh Nirwan D. Bakrie (Chairman) dan Indra U. Bakrie
(CO-Chairman). Aburizal Bakrie telah pensiun dari Bakrie Group pada tahun 2004 untuk
meneruskan karier Politiknya yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Koordinator
Perekonomian. Pada tahun 2009, Aburizal Bakrie mengundurkan diri dari DPR dan di eleksi
sebagai Ketua Umum Partai Golkar, partai kedua terbesar di Indonesia.

4. PT Indofood Sukses Makmur


PT Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan
makanan olahan terkemuka di Indonesia. Pada awalnya, PT IndofoodSukses Makmur Tbk.
adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan
pada tahun 1971. Akhir tahun 1980, PT Indofood Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di
pasar Internasional dengan mengekspor mie instan ke beberapa negara.
Kini pemilik PT Indofood adalah Anthony Salim yang merupakan anak dari Soedono
Salim. Meski dahulu Soedono Salim memilki banyak perusahaan besar, namun ia harus
menjual perusahaan – perusahaannya untuk mempertahankan 2 perusahaan besar miliknya
yaitu indofood dan bogasari yang kini diwariskan pada Anthony Salim dan keluarganya yang
diberi nama Salim Group.
5. PT Djaroem
Oei Wie Gwan adalah pebisnis yang berasal dari Rembang. Ia mulai mengembangkan
bisnisnya yang masih terbilang kecil dan banyak terjun ke lapangan, mulai dari meramu
tembakau, saus sampai ke pemasaran. Pada tanggal 21 April 1951, perusahaan rokok Djarum
didirikan berbentuk badan hukum sebagai perusahaan perseorangan. Produk yang dihasilkan

8
pun hanya terdiri dari empat merk. yaitu Djarum, Merata, Kotak Ajaib dan Kembang Tanjung
yang semuanya merupakan Sigaret Kretek Tangan (SKT). Di tahun 1955, perusahaan mulai
memperluas usahanya dengan menambah dua lokasi produksi yang menghasilkan produk
Djarum lainnya, yaitu rokok klobot. Adapun pada tahun 1962, terjadi perluasan usaha lagi
dengan menambah satu lokasi produksi sehingga produksinya telah mencapai 329 juta batang
per tahun.
Perkembangan ini sempat mengalami hambatan. Pada tahun 1963, setelah terjadi
perluasan satu lokasi produksi lagi, pabrik terbakar habis dan tahun itu pula Oie Wie Gwan
meninggal dunia di Semarang tanpa sempat mengetahui pabriknya telah terbakar dan yang
tertinggal hanya di satu lokasi, yaitu di Kliwon, Kabupaten Kudus. Akhirnya seluruh kegiatan
dipindahkan ke sana dan tiga tahun kemudian kegiatan produksi dipusatkan di Jetak dan
Gribig, Kabupaten Kudus. Pengggunaan nama Djarum bukan diberikan oleh Oie Wie Gwan,
melainkan sudah melekat pada pabrik yang telah dibelinya. Djarum yang dimaksudkan disini
adalah djarum pada gramophone pemutar piringan hitam model kuno. Lalu dibawah nahkoda
dua saudara Bambang dan Budi Hartono, terjadi perkembangan usaha mulai tahun 1963.
Bersama karyawan-karyawan setia Djarum, mereka membangun sisa-sisa kebakaran hingga
mampu melewati masa- masa genting di tahun 1965-1966.
Djarum pun mengantisipasi perubahan selera konsumen tersebut dengan meluncurkan
produk Djarum Filter Special, Djarum Filter Deluxe, Djarum Filter King Size. Dua tahun
kemudian disusul dengan peluncuran Djarum Super yaitu rokok kretek filter yang populer
hingga saat ini. Pesatnya permintaan konsumen terhadap produk-produk Djarum memacu
peningkatan proses mekanisasi seiring dengan peningkatan produksi Sigaret Kretek Tangan
(SKT). Kini produk SKM dan SKT Djarum telah menjadi salahsatu pemasok pangsa pasar
rokok terbesar di Indonesia. Kesuksesan tersebut membuat Djarum melakukan langkah-
langkah pengembangan, seperti peningkatan produksi, kinerja perusahaan dan inovasi produk
untuk menjadi yang terbaik dalam industri rokok. Pada tahun 1983, Djarum berubah menjadi
PT (Perseroan Terbatas).

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal mengenai “Bisnis Keluarga”
yaitu :
Bisnis keluarga adalah sebuah perusahaan yang dimiliki, dikontrol, dan dijalankan oleh
anggota sebuah atau beberapa keluarga. Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua
pekerja dalam perusahaan harus merupakan anggota keluarga. Banyak perusahaan keluarga,
terutama perusahaan-perusahaan kecil, memperkerjakan orang lain untuk menempati posisi
rendahan, sementara posisi tinggi (top manager) dipegang oleh orang dari dalam keluarga
pemilik perusahaan.
Suksesi dalam perusahaan keluarga menempati posisi strategis khususnya dalam
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Terdapat hubungan antara keberhasilan
suksesi dengan kinerja dalam perusahaan keluarga. Hal yang krusial dalam perusahaan
keluarga adalah pergantian pucuk pimpinan (suksesi). Banyak perusahaan yang tidak siap
dengan pergantian kepemimpinan sehingga perusahaan tersebut harus terhenti di generasi
pertama saja.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis merekomendasikan berupa saran – saran sebagai
berikut :
Hendaknya perlu adanya sosialisasi dan pengembangan SDM mengenai bisnis keluarga,
dengan adanya bisnis keluarga bisa membantu perekonomian keluarga tersebut dan
masyarakat sekitar. Untuk mencapai kemanjuan dalam bisnis keluarga perlu memperhatikan
terbentuknya suksesi dalam bisnis tersebut

10
DAFTAR PUSTAKA

Sumantri, Bambang Agus, dkk. 2017. Manajemen Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Mojoroto: Fakultas Ekonomi Universitas Nusantara PGRI Kediri.
www.wikipedia.com
www.liputan6.com

11

Anda mungkin juga menyukai