Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM HAMIL

DAN TANDA-TANDA PERSALINAN Di RUANG


BERSALIN PKM MENTENG

Disusun Oleh:
Abdi Tallulembang 2016 16 001
Andreeas Listyawati 2016 16 004
Beti Farida Ice 2016 16 007
Fransisca Ari Kristianingsih 2016 16 015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SINT CAROLUS


JAKARTA
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Senam Ibu Hamil dan Persalinan.


Sub Pokok Bahasan : 1. Manfaat dan demonstrasi senam hamil
2. Tanda-tanda persalinan
Sasaran : Ibu Hamil trimester 1, 2 dan 3
Waktu : 45 menit
Tanggal : 17 Juli 2017
Tempat : Ruang bersalin PKM Menteng

A. Latar Belakang
Angka kematian maternal dan perinatal merupakan indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kebidanan dan perinatal. Sampai
sekarang angka kematian maternal dan perinatal di Indonesia masih cukup ting
Menurut hasil SDKI tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) secara nasional
masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB)
yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Salah satu
sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negara-negara
berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Ada tiga faktor penyebab
persalinan memanjang atau partus lama yaitu tenaga, jalan lahir dan janin.
Kelainan pada faktor tenaga bisa disebabkan karena terjadinya his yang tidak
sesuai dengan fasenya (insersia), his tidak teratur, tidak ada koordinasi dan
sinkronisasi antara kontraksi bagian-bagiannya (inkoordinate) dan his yang
terlampau kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim (tetanik). Hal
tersebut di atas dapat menyebabkan kemacetan persalinan, jika tidak segera
ditangani maka akan mengakibatkan gawat janin dan rahim ibu pecah. Upaya
yang bisa dilakukan ibu hamil agar persalinan berjalan lancar dapat dikendalikan
dengan melakukan senam hamil. Semakin sering ibu hamil melakukan senam
hamil semakin berkurang tingkat kecemasannya dalam menghadapi persalinan
dan sebaliknya jika tidak pernah melakukan senam hamil maka kecemasan ibu
hamil akan meningkat. Pada latihan senam hamil terdapat teknik relaksasi yang
dapat mengurangi kecemasan, saat individu mengalami ketegangan dan
kecemasan yang bekerja adalah sistem saraf simpatetis, sedangkan saat rileks
yang bekerja adalah sistem saraf para simpatis (Larasati & Wibowo, 2012).
Latihan atau gerakan yang dilakukan dalam senam hamil akan memiliki
tujuan untuk mempersiapkan mental ibu hamil yaitu tercapainya ketenangan
rohani dan terbentuknya rasa percaya diri (Aisyah, 2017). Dengan demikian para
ibu perlu dibekali dengan pengetahuan melalui pemberian informasi/penyuluhan
atau melalui pamphlet/sumber tentang senam hamil, disisi lain manfaat, tujuan
dari senam hamil tersebut akan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan menjelang sewaktu serta setelah persalinan
Selain senam hamil persiapan dan bekal yang harus diketahui oleh ibu hamil
adalah adanya tanda-tanda persalinan sehingga ibu segera bisa langsung ke bidan,
puskesmas atau rumah sakit untuk menghindari adanya kegawatan pada janin.

B. Tujuan Intruksional Umun (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit, diharapkan pasien mampu
memahami manfaat senam hamil, cara mempraktekan senam hamil, tanda-tanda
persalinan dan pelayanan nifas.

C. Tujuan Intruksional khusus (TIK)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 45 menit diharapkan pasien mampu:
1. Menyebutkan manfaat senam hamil
2. Mempraktekan senam hamil di rumah
3. Melakukan teknik bernafas saat akan melahirkan
4. Menyebutkan tanda-tanda persalinan
5. Menyebutkan jenis-jenis KB
6. Memahami cara perawatan ibu nifas

D. Metode dan media


 Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab / diskusi dan
demonstrasi
 Media yang digunakan leafleat dan lembar balik

E. Proses belajar
PENANGGUNG
NO KOMUNIKATOR KOMUNIKAN WAKTU
JAWAB
1 Preinteraksi Abdi
a. Memberi salam dan Menjawab salam
perkenalan diri
Mendengarkan 2 menit
b. Menjelaskan tujuan
penyuluhan dan tema
penyuluhan
2 Isi
a. Menjelaskan materi Mendengarkan 20 menit Ari
penyuluhan mengenai tanda-
tanda persalinan dan
Mengajukan 3 menit Beti
perawatan ibu nifas
b. Memberikan kesempatan pertanyaan
pada komunikan untuk
15 menit Iyas
bertanya tentang materi yang Mengikuti
disampaikan instruktur senam
c. Menjelaskan manfaat senam
hamil dan
mendemonstrasikan senam
hamil
Penutup
a. Memberikan pertanyaan akhir Menjawab Ari
sebagai evaluasi
Mendengarkan Iyas, Beti
b. Menyimpulkan bersama-sama
5 menit
hasil kegiatan penyuluhan Menjawab salam Abdi
c. Menutup penyuluhan dan
mengucapkan salam

F. Evaluasi
Butir-butir Pertanyaan:
1. Apakah manfaat senam hamil?
Jawab :
a. Mempertahankan atau meningkatkan kebugaran kardiovaskuler
b. Membatasi penambahan berat badan dan retensi lemak
c. Meningkatkan sikap dan status mental
d. Mengurangi kecemasan dan insomnia
e. Persalinan menjadi lebih lancar dan penyulit berkurang
2. Sebutkan tanda-tanda persalinan
a. Mulas makin sering dan makin lama
b. Keluar lender bercampur darah atau cairan ketuban
c. Sering ingin kencing atau sulit kencing
3. Sebutkan jenis-jenis KB
a. AKDR / IUD / Spiral
b. implan
c. Pil
d. Sunti
e. Tubektomi (untuk wanita)
f. Vasektomi (untuk pria)
g. Kondom
h. Pemberian ASI secara ekslusif

MATERI TANDA-TANDA PERSALINAN DAN SENAM HAMIL

1. Pengertian Senam Hamil.


a. Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukan bagi ibu hamil
dan merupakan usaha untuk mencapai kondisi yang optimal dalam
memperiapkan proses persalinan dengan cara dirancang latihan-latihan bagi
ibu hamil (Suratiah dkk, 2013). Aktif berolahraga senam kehamilan, jalan
pagi atau sore selama kehamilan akan membantu seorang wanita hamil
merasa lebih mudah melalui masa-masa 9 bulan kehamilannya dan membantu
melancarkan saat proses persalinan (Suratiah dkk, 2013).
Senam hamil merupakan salah satu kegiatan dalam pelayanan selama
kehamilan, akan memberikan suatu produk kehamilan dan outcome persalinan
yang lebih baik dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan senam hamil
(Syafrudin dkk, 2011).
b. Tujuan Senam Hamil.
 Menyesuaikan tubuh agar lebih baik dalam menyangga beban kehamilan.
 Menguasai teknik pernafasan.
 Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut.
 Melatih relaksasi sempurna dengan latihan kontraksi dan relaksasi.
 Mengurangi ketegangan serta memperoleh kepercayaan dan sikap mental
yang baik.
c. Manfaat Senam Hamil.
 Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul sehingga dapat mengatasi keluhan nyeri di daerah bokong,
nyeri di daerah perut bagian bawah dan keluhan wasir.
 Melatih sikap tubuh selama hamil sehingga mengurangi keluhan yang
timbul akibat perubahan bentuk tubuh.
 Membuat tubuh relaksasi (relaksasi diperlukan untuk mengatasi
ketegangan / rasa sakit karena his pada proses kehamilan dan membantu
mengurangi rasa sakit saat persalinan).
 Melatih berbagai teknik pernafasan sangat bermanfaat untuk mendapatkan
oksigen, dan siap menhadapi persalinan.
d. Syarat Mengikuti Senam Hamil.
 Latihan secara teratur.
 Pakaian senam cukup longgar.
 Menggunakan matras/kasur (tidak dilantai).
 Semua kasus kehamilan yang sehat.
 Tidak dimulai saat hamil lebih dari 8 bulan (kurang bermanfaat).
e. Kontraindikasi.
 Kontraindikasi absolute / mutlak.
Bila seorang wanita hamil mempunyai penyakit jantung, penyakit paru,
servik inlompeten (servik membuka), kehamilan kembar, riwayat
perdarahan pervaginam pada trimester I dan III, kelainan letak plasenta
seperti plasenta previa, pre eklampsi maupun hipertensi.
 Kontraindikasi relative
Bila seorang ibu hamil menderita anemia berat, irama jantung yang tidak
teratur, penyakit paru bronchitis yang kronis, kegemukan yang sangat
hebat, penyakit darah tinggi, penyakit dengan riwayat operasi tulang
ortopedik dan perokok berat.
 Segera hentikan senam hamil
Bila terjadi gejala perdarahan pervaginam, rasa sesak sewaktu hamil, sakit
kepala, sakit dada, nyeri kelenjar otot-otot, gejala-gejala kelahiran
premature, penurunan gerakan janin.
f. Gerakan-gerakan Senam Hamil.
 Pemanasan : berfungsi agar saat kita senam otot-otot tidak meregang.
 Berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, jalan di tempat secara
perlahan (2x6 hitungan).
 Gerak tangan : rentangkan kedua tangan, tekuk ke arah bahu, lalu
luruskan kembali. Lakukan secara berulang (1x6 hitungan).
 Gerak tangan : rentangkan kedua tangan, tarik ke depan lurus, lipat ke
depan dada, luruskan kembali ke depan dan rentangkan (1x6 hitungan).
 Gerak tangan : letakkan tangan sejajar dengan badan, putar bahu ke
depan dan kebelakang (1x6 hitungan).
 Gerak kepala : berdiri tegak, letakkan kedua tangan di pinggang, tekuk
kepala ke depan dan kebelakang (1x6 hitungan).
 Gerak kepala : bediri tegak, letakkan tangan di pinggang, jatuhkan
kepala ke arah bahu kanan kemudian ke bahu kiri (1x6 hitungan).
 Inti :
 Memperkuat otot-otot perut : ambil sikap merangkak posisi punggung
lurus, kemudian tanpa menggerakkan punggung, tahan otot-otot perut.
Hitung sampai hitungan keenam. Perlahan lepaskan dan ulangi latihan
tersebut hingga 6 kali.
 Memperkuat otot-otot perut : ambil sikap merangkak, jarak antara kedua
tungkai sama dengan jarak antara kedua bahu, keempat anggota tubuh
tegak lurus pada lantai dan badan sejajar dengan lantai. Tundukkan
kepala, lihat perut bagian bawah dan pinggang di angkat sambil
mengempiskan perut dan mengerutkan lubang dubur. Kemudian
turunkan pinggang dengan mengangkat kepala sambil melemaskan otot-
otot dinding perut dan otot dasar panggul. Lakukan gerakan ini
sebanyak 6 kali.
 Mengencangkan otot-otot panggul : berbaring di lantai dengan
menggunakan matras dan kaki ditekuk, sementara telapak kaki rapat di
lantai dan sedikit terbuka. Jatuhkan kaki keduanya kesamping lalu
rapatkan kembali. Ulangi hingga 6 kali.
 Pelemasan otot pinggang dan punggung : tidur terlentang, tekuk kedua
lutut kemudian diputar kesamping kiri dan kesamping kanan. Usahakan
bahu tetap ditempat posisi semula. Lakukan secara bergantian dan
ulangi hingga 1x6 hitungan.

 Pendinginan :
 Melatih pernafasan perut : sikap duduk bersila.
Sikap duduk ini adalah sikap duduk yang baik selama kehamilan,
karena sikap ini perut bagian bawah menekan perut ke dalam
rongga panggul (beserta lainnya) sehingga kedudukan janin dalam
kandungan tetap baik. Dengan posisi seperti ini, lakukan gerakan
pendinginan. Letakkan kedua telapak tangan di atas kedua paha,
tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup dan keluarkan nafas
dari mulut (tiup). Lakukan latihan pernafasan 1x6 hitungan dalam
sehari pada saat pagi hari sesudah bangun dan malam hari sebelum
tidur.
2. Pengertian Persalinan.
a. Pengertian.
Persalinan adalah akhir dari kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di
luar rahim bagi bayi baru lahir (Irene Bobak dkk, 2005).
Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi pembukaan jalan lahir
serta pengeluaran janin, plasenta dan cairan ketuban. Persalinan di anggap
normal jika proses terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai penyulit (Safrudin,2011).
b. Tanda-tanda persalinan.
 Keluar darah beserta lendir dari kemaluan.
 Terjadi pembukaan jalan lahir (penipisan dan pembukaan servixs).
 Terasa adanya kontraksi pada otot rahim yang awalnya jarang dan
lemah secara bertahap semakin sering dan kuat.
 Rasa sakit yang semakin kuat.
 Terasa dorongan janin yang semakin kuat di bagian perut bawah.
 Tekanan pada anus semakin kuat sehingga ibu semakin ingin
mengejan.
 Saat diperiksa oleh bidan atau dokter, pembukaan jalan lahir sudah
lengkap.
c. Pembagian Persalinan.
 Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin
pada kehamilan cukup bulan (aterm, 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan
pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan/pertolongan buatan dan tanpa
komplikasi.
 Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan
alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesarea.
d. Tahap Persalinan
 Kala I : Dinamakan kala pembukaan, pada kala ini serviks membuka
sampai terjadi pembukaan 10 cm.
Proses membukanya serviks dibagi atas 2 fase :
 Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
 Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu
 fase akselerasi dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm tadi
menjadi 4 cm.
 fase dilatasi maximal dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm.
 fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu
2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap 10 cm.
Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap.
 Kala II : Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin didorong keluar sampai lahir.
 Kala III : Kala uri/plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan.
Prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
 Kala IV : Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam,
hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan postpartum.
Observasi yang dilakukan melihat tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tandatanda vital (tekanan darah, nadi dan pernapasan),
kontraksi uterus dan terjadinya pendarahan.26
e. Faktor-Faktor Dalam Persalinan
 Tenaga atau Kekuatan (power).
His (kontraksi uterus), kontraksi otot dinding perut, kontraksi
diafragma pelvis, ketegangan, kontraksi ligamentum rotundum,
efektivitas kekuatan mendorong dan lama persalinan.
 Janin (passanger).
Letak janin, posisi janin, presentasi janin dan letak plasenta.
 Jalan Lintas (passage)
Ukuran dan tipe panggul, kemampuan serviks untuk membuka,
kemampuan kanalis vaginalis dan introitus vagina untuk memanjang.
 Kejiwaan (psyche) ; persiapan fisik untuk melahirkan, pengalaman
persalinan, dukungan orang terdekat dan intregitas emosional.
f. Persiapan persalinan
 Secara bio/fisiologis.
 Semakin meningkat umur kehamilan, ibu semakin merasakan
pergerakanpergerakan bayi. Perut ibu semakin membesar,
pergerakan ibu semakin tidak bebas, ibu merasakan tidak nyaman.
 Kadang-kadang ibu mengalami gangguan kencing, kaki bengkak.
 Kondisi otot panggul dan otot jalan lahir mengalami penekanan.
 Keluarnya bayi itu sebagian besar disebabkan oleh kekuatan dan
kontraksi otot-otot dan sebagian lagi oleh tekanan dari perut.
 Kontraksi dari otot uterus dan pelontaran bayi keluar amat
dipengaruhi oleh sistem syaraf simpati, parasimpatis dan syaraf
lokal pada otot uterus.

 Persiapan Psikologis.
 Peristiwa kelahiran bukan hanya merupakan proses murni fisiologis
belaka, akan tetapi banyak diwarnai dengan komponen psikologis.
 Ada perbedaan yang dialami ibu yang satu dengan yang lain.
 Pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan bayinya, ibu
banyak dipengaruhi oleh perasaan/emosi dan ketegangan.
 Ibu merasa cemas dapat lahir dengan lancar, sehat atau cacat .
 Adanya dukungan moral daripara suami dan calon ayah.
 Kesiapan mental untuk menghadapi proses persalinan dan
meyakinkan diri sebelum proses persiapan persalinan normal adalah
suatu proses yang alami dan terbaik.
 Ibu juga amat bahagia menyonsong kelahiran bayinya yang
diidamidamkannya.
 Disamping itu ibu merasakan takut terhadap darah, takut sakit, takut
terjadi gangguan waktu melahirkan, bahkan takut mati.
 Kecemasan ayah juga tidak boleh diabaikan. Kecemasan ayah
hampir sama besarnya dengan kecemasan ibu yang melahirkan,
hanya berbeda sang ayah tidak secara langsung merasakan efeknya
kehamilan.
g. Tanda-tanda bahaya dalam persalinan
 Keluar cairan ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan.
 Keluar darah dari jalan lahir sebelum ada tanda-tanda persalinan.
 Kejang-kejang
 Demam
 Nyeri hebat diperut
 Sakit kepala atau kaki bengkak

Daftar Pustaka

1. Aisyah, S. (2017). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Senam
Hamil di Puskesmas Rawasari Kota Jambi tahun 2008. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, 8(2), 67-70.
2. Bobak, Irene.,Lowdermilk, D, L.,Jensen, M, D.,Perry, S,E.(2005). Keperawatan
Maternitas.Jakarta : EGC
3. Suratiah dkk. (2013). Pengetahuan Ibu Tentang Senam Hamil. Denpasar:
Keperawatan Politeknik Kesehatan.
4. Syafrudin., Karningsih., Dairi, M., (2011). Untaian Materi Penyuluhan KIA.
Jakarta : Trans Info Media
5. Larasati, I. P., & Wibowo, A. (2012). Pengaruh Keikutsertaan Senam Hamil
Terhadap Kecemasan Primigravida Trimester Ketiga Dalam Menghadapi
Persalinan. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 1(1), 26-32.

Anda mungkin juga menyukai