Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN

SENAM NIFAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Ners Stase Maternitas


Dosen Pengampu : Sulastri S.Kp.,M.Kes.

Disusun Oleh :

1. Anggit atmojo susilo (J230215109)


2. Ichsanudin Bachtiar (J230215110)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XXV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022
PROPOSAL PENYULUHAN KESEHATAN SENAM NIFAS

Pokok Bahasan : Senam nifas


Hari/tanggal :
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Sasaran : Semua peserta yang mengikuti penyuluhan kesehatan
Tempat : Adas manis

A. Latar belakang
Masa nifas dimulai sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu pada masa
nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik
meliputi ligamen - ligamen bersifat lembut dan kendor, otot-otot tegang,
uterus membesar, postur tubuh berubah sebagai kompensasi terhadap
perubahan berat badan pada masa hamil. Asuhan masa nifas diperlukan
dalam periode masa nifas karena merupakan masa kritis baik ibu maupun
bayi yang bila tidak ditangani segera dengan efektif dapat membahayakan
kesehatan atau kematian bagi ibu. Pada masa nifas terjadi perubahan -
perubahan baik secara fisik maupun psikologi. Proses perubahan ini
seharusnya berjalan normal namun kadang - kadang tidak diperhatikan
oleh ibu nifas atau bahkan mereka tidak mengetahuinya, sehingga dapat
menimbulkan komplikasi nifas. Salah satu komplikasi nifas adalah proses
involusi yang tidak berjalan dengan baik, yang disebut sub involusi yang
akan menyebabkan perdarahan dan kematian ibu (Nugroho, 2012).
Program kesehatan yang terkait dalam status kesehatan ibu dan
anak di Indonesia menunjukkan peningkatan. Hal ini sangat penting untuk
dapat menurunkan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB). Program
kesehatan yang terkait dalam status kesehatan ibu dimulai sejak masa
remaja, menstruasi, kehamilan, persalinan hingga masa nifas dan laktasi
( Prasetyawati, 2011). Pada ibu nifas involusi uterus merupakan proses
yang sangat penting karena itu memerlukan perawatan yang khusus,
bantuan dan pengawasan demi pulihnya kesehatan seperti sebelum hamil.
Involusi merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram (Baston, 2011). Proses ini
dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot - otot polos
uterus. Involusi disebabkan oleh kontraksi dan retraksi serabut otot uterus
yang terjadi terus - menerus. Pengukuran involusi dapat dilakukan dengan
mengukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus dan juga dengan
pengeluaran lokia ( Nugroho, 2014). Involusi uterus melibatkan
reorganisasi dan penanggalan desidua dan pengelupasan kulit pada situs
plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat, perubahan lokasi
uterus, warna dan jumlah lokia. Apabila fundus uteri berada di atas batas
normal hal ini menandakan terjadi kegagalan involusi uterus untuk kembali
pada keadaan tidak hamil yang menyebabkan sub involusi. Gejala dari sub
involusi meliputi lokia menetap/merah segar, penurunan fundus uteri
lambat, tonus uteri lembek, tidak ada
perasaan mules pada ibu nifas akibatnya terjadinya perdarahan. Salah satunya adalah
perdarahan di dalam rahim, hal ini sangat berbahaya bila darah keluar dengan
deras maka ibu kehilangan banyak darah sehingga dapat terjadi shock sampai terjadi
kematian. Kecepatan involusi uterus dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia
ibu, jumlah anak yang dilahirkan (paritas), menyusui eksklusif, mobilisasi dini, senam
nifas, dan menyusui dini (Prawirohardjo, 2009).
Komplikasi yang dapat dicegah sedini mungkin dengan melaksanakan senam
nifas adalah perdarahan post partum. Saat melaksanakan senam nifas terjadi kontraksi
otot - otot perut yang akan membantu proses involusi (Ambarwati, 2010). Pada
kenyataannya banyak ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas karena ada tiga
alasan. Pertama, karena tidak tahu bagaimana senam nifas. Kedua, karena terlalu
bahagia dan yang dipikirkan hanya si kecil. Ketiga, karena alasan sakit. Senam nifas
sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah melahirkan, secara teratur setiap hari.
Setelah 6 jam persalinan normal atau 8 jam setelah operasi sesar, ibu sudah boleh
melakukan mobilisasi dini, termasuk senam nifas (Nugroho, 2014). Melakukan senam
nifas akan mempengaruhi kebutuhan otot terhadap oksigen yang mana kebutuhan akan
meningkat, berarti memerlukan aliran darah yang kuat seperti otot rahim. Dengan
dilakukan senam nifas akan merangsang kontraksi rahim, sehingga kontraksi uterus
akan semakin baik, pengeluaran lokia akan lancar yang akan berpengaruh terhadap
proses involusi rahim.
B. Tujuan
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa
nifas atau masa setelah melahirkan. Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan
secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan
selama kehamilan dan persalinan dapat kebali kepada kondisi normal seperti semula.
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus
dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Nugroho, 2014).
Tujuan Senam Nifas

I. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan peserta
( Ibu Nifas ) dapat mengerti, memahami dan melakukan gerakan senam nifas
secara mandiri.
II. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 45 menit, diharapkan
peserta dapat mempraktekkan gerakan – gerakan senam nifas meliputi :
1. Untuk mengetahui definisi dari senam nifas.
2. Untuk mengetahui tujuan dari senam.
3. Untuk mengetahui manfaat dari senam nifas.
4. Untuk mengetahui kapan ibu harus senam nifas.
5. Untuk mengetahui syarat dari senam nifas.
6. Untuk mengetahui kerugian bila tidak melakukan senam nifas.
7. Untuk mengetahui cara melakukan senam nifas.
C. Materi penyuluhan
A. Definisi senam nifas
B. Tujuan senam nifas
C. Manfaat senam nifas
D. Kapan harus senam nifas
F. Syarat dari senam nifas
G. Kerugian bila tidak senam nifas
H. Cara melakukan senam nifas
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi ( Mempergerakan bersama )

E. Media dan Alat Peraga


1. Leaflet
F. Proses Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 5 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan Memperhatik
Menyebutkan materi/ pokok an
bahasan yang akan disampaikan
2 25 Pelaksanakan :
Menit Menjelaskan materi
Menyimak dan
penyuluhanmeliputi :
Memperhatikan, serta
1. Definisi dari senam nifas.
2. Tujuan senam nifas Mempraktekkan gerakan
3. Manfaat dari senam nifas.
yang diajarkan
4. Waktu ibu harus senam nifas.
5. Syarat dari senam nifas.
6. Kerugian bila tidak
melakukan senam nifas.
7. Cara melakukan senam nifas.

3 15 Evaluasi :
Menit Memberi kesempatan kepada Merespon dan bertanya
peserta untuk bertanya Merespon dengan menjawab
pertanyaan.
Memberi kesempatan kepada
Menjawab pertanyaan.
peserta untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
Menanyakan kembali tentang

G. EVALUASI
Tanya jawab
Mengajuakan pertanyaan lisan
a. Apa yang dimaksud dengan senam nifas ?
b. Sebutkan manfaat senam nifas ?
c. Contohkan salah satu gerakan senam nifas ?
Lampiran :
SENAM NIFAS
A. Definisi senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan pada saat seorang ibu menjalani masa
nifas atau setelah melahirkan (Idamaryati, 2009).
Seam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secapat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula. (Ervinasby, 2008).
Senam nifas dapat dimulai 6 jam setelah melhirkan dan dalam pelaksanaannya
harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Alisjahbana, 2008).
Senam nifas dapat 6-24 jam setelah melahirkan secara normal. Namun, bagi
wanita yang menjalani operasi sesar senam nifas baru boleh dilakukan 3 bulan setelah

Operasi. Senam nifas dapat dilakukan pada pagi hari atau sore hari atau pada saat bayi
lahir.
B. Tujuan senam nifas
Tujuan senam nifas diantaranya :
1. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk
semula).
2. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada
kondisi semula.
3. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
4. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot
pergerakan.
5. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus
otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
6. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya
varises.

C. Manfaat senam nifas


1. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma
serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal.
2. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
3. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan
bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.
D. Kapan ibu harus mulai senam nifas
Senam ini memang di anjurkan untuk ibu stelah melahirkan. Namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum ibu melakukannya. Senam ini hanya
boleh dilakukan jika keadaan ibu benar-benar pulih. Teknik yang dilakukan bisa
bervariasi dan bisa dilakukan oleh ibu nifas yang tidak mengalami kontraidikasi.
Waktu senam juga sebaiknya dilakukan diantara waktu makan sore dan pagi.

Supaya latihan yang ibu lakukan bisaa bermanfaat maksimal, gerakan latihan
untuk ibu dengan persalinan normal dan persalinan melalui operasi memiliki teknik
atau gerakan yang berbeda.
1. Persalinan normal
Bagi ibu yang bersalin secara normal, latihan bisa dimulai sejak hari pertama
atau setelah ibu merasa mampu melakukanny. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan diantaranya : latihan pernapasan dilakukan dalam keadaan telentang,
pilih dasar kursi yang tidak terlalu empuk saat duduk agar dapat menahan otot
panggul, dan kontradiksikan otot pantat sebelum duduk. Karena kondisi ibu
belum begitu pulih, sebaiknya jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Lathan
kegel sebaiknya juga harus dilakukan untuk mengembalikan kekencangan otot-
otot vagin. Anda tidak perlu khawatir terhadap jahitan di vagina karena tidak akan
berpengaruh dan justru mempecepat pertumbuhan.
2. Persalinan secara operasi
Untuk ibu yang melahirkn dengan operasi, sebaiknya jangan melakukan latihan
fisik dulu. Bahkan ibu sebaiknya juga tidak mencoba mengangkat kepala saat
berbaring telentang. Hal ini dapat menarik otot-otot perut. Sebelum luka ibu
dinyatakan sembuh benar dan diizinkan oleh dokter, sebaiknya jangan melakukan
latihan fisik, untuk latihan diminggu-minggu pertama sesudah melahirkan bisa
dilkukan dengan menggerakkan ujung jari kaki dan tumit perlahan-lahan.
E. Syarat senam nifas
Senam nifas dapat dilakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
2. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau
rumah bersalin, dan di ulang terus di rumah.
F. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas
1. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat
dikeluarkan.

2. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan


yang abnormal dapat dihindarkan.
3. Trombosis vena ( sumbatan vena oleh bekuan darah )
4. Timbul varises

G. Cara melakukan senam nifas

1 Latihan Senam Nifas a


a. Hari Pertama
Sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian
buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali.
Rasional :
Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal.
Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan
pernafasan. Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik
sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh.

b Hari Kedua,
Sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu
kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10
kali.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot
lengan.

c Hari Ketiga,
Sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua
telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga
hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang
sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan
persalinan.
d Hari Keempat,
Tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan
memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan
ketiga.
Rasional :
Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot
punggung.

e Hari Kelima,
Tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh dan
tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan
menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional :
Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-
otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha

f Hari Keenam,

Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90°
lakukan secara bergantian hingga 5 kali.
Rasional:
Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama
kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar
sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
H. Gambar Senam Nifas

1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area
iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui
mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru

2. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas.


Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang
bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan
penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan.
Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-


otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong
tahan 3 detik kemudian rileks.

5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala


dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.

6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan.
angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal
mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-
lahan

turunkan kembali ke lantai.

8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi
di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah
lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan
meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari
dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut
mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan
memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut

dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.


12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala.
Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu
bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan
sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.

13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki
kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama
tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik

Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.


Daftar Pustaka
Andi halimah, Anshar. 2019. “factor-faaktor yang mempengaruhi
pelaksanaan senam nifas” Vol 10 no 2

Dona. 2017. Gambarn pengetahuan Ibu post partum tentang kebutuhan


dsara selama masa nifas. Jurnal ilmiah kohesi. Vol 1 No 1

Dudih sutrisman, 2017. Pendidikan politik, persepsi kepemimpinan, dan


mahasiswa.

Eny dan sundari. 2019. Effectiveness of Early Exercise Against Uterine


Involution in Spontaneous Postpartum Patients. Aloha International Journal of
Health Advancemen. Vol 2 No 10

Febri, dkk. “Pengaruh Pendidikan kesehatan senam nifas terhadap


pengetahuan prmipara tenang senam nifas di wilayah kerj puskesmas lubuk
buaya padang”. Jurnal Keperawatan vol 9 no 2

Indra dan titi, 2015. Tinggu fundus uteri pada ibu post partum yang
melaksanakan senam nifas. Jurnal keperawatan. Vol 9 no 2.

Irma Fidora. 2019. Ibu hamil dn nifas dalam ancaman depresi.


Purwokerto:CV. Pena Persada

Maryunani A, Sukaryati A. 2011. Senam Hamil, Senam Nifas, dan


Terapi Musik.

Nita. 2014. Evektifitas Senam Nifas terhadap kelancaran Eliminasi pada


ibu nifas. Vol 1 No 1
Nur Hasanah, Arifah. 2017 . Satuan Acara Penyuluhan Senam
Nifas. ( Online ) Tersedia : http://ijammeru.blogspot.com/2017/12/satuan-
acara-peyuluhan- senam-nifas.html

Anda mungkin juga menyukai