Anda di halaman 1dari 4

Resistor

Pengertian Resistor

Resistor dalam rangkaian elektronika disebut juga sebagai hambatan. Disebut sebagai hambatan karena
komponen ini berfungsi menghambat arus yang mengalir pada rangkaian. Satuan yang digunakan dalam
resistor adalah ohm (Ω). Dampak penggunaan resistor adalah turunya tegangan listrik yang berbanding
terbalik dengan nilai hambatan. Dengan demikian, semakin besar nilai hambatan resistor, maka semakin
kecil nilai tegangan yang mengalir dan semakin besar arus listrik yang dihambat.

Jenis-Jenis Resistor

Berdasarkan nilai hambatannya, resistor terbagi kedalam:

1. Resistor yang memiliki nilai hambatan tetap.


2. Resistor yang nilai hambatanya dapat berubah-ubah atau disebut juga sebagai variable resistor.
aplikasi penggunaanya pada pengatur volume, pengatur bass, treble speaker, dll.
3. Resistor yang dapat berubah akibat perubahan intensitas cahaya, atau yang sering disebut LDR
(Light Dependent Resistor).
4. Resistor yang dapat berubah nilai hambatannya akibat pengaruh suhu. Resistor jenis ini ada dua
yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient).

Nama Komponen Gambar Simbol

Resistor
(Nilai Tetap)

Variable Resistor

LDR
(Light Dependent
Resistor)
Nama Komponen Gambar Simbol

Thermistor
(PTC/NTC)

Cara Membaca Nilai Resistor

Dalam mengkodekan nilai resistansi pada resistor, digunakan sistem warna atau gelang warna dan angka.
Pada sistem gelang warna digunakan indeks warna sebagai berikut:

Perlu kamu ketahui bahwa kode warna pada resistor terdapat tiga jenis yaitu kode gelang 4 warna, 5
warna, dan 6 warna. Berikut Ilustrasinya:
Nah sekarang mari kita coba baca nilai resitansi pada resistor diatas.

#Resistor 4 Kode Warna

Resistor dengan 4 kode warna diketahui sebagai berikut:

Pita ke-1 berwarna merah yang menunjukan nilai 2. Pita ke-2 berwarna hijau yang menunjukan nilai 5. Pita
ke-3 berwana orange yang menunjukan nilai 3. Pada sistem 4 warna, Pita ke-3 menunjukan orde atau
faktor pengali, sehingga nilai resistor sekaran adalah 25 x 1000 = 25000 ohm atau 25k ohm. Pita ke-4
menunjukan nilai toleransi yang pada resistor di atas pita ke-4 berwarna gold (emas), sehingga toleransi
resistansi pada nilai 5%.

#Resistor 5 Kode Warna

Pada sistem 5 warna diketahui sebagai berikut:

Pita ke-1 berwana kuning yang menunjukan nilai 4. Pita ke-2 berwarna biru yang menunjukan nilai 6. Pita
ke-3 berwana hitam yang menunjukan nilai 0. Pita ke-4 berwana orange yang menunjukan nilai 1k. Pita
ke-4 ini merupakan pita faktor pengali. Sehingga nilai resistansi sekarang adalah 460 x 1k = 460000 ohm
atau 460k ohm. Pita ke-5 merupakan pita toleransi, dimana pada pita ke-5 tersebut berwana coklat
sehingga toleransi resistor tersebut adalah 1%.

#Resistor 6 Kode Warna

Pada sistem 6 warna diketahui sebagai berikut:

Pita ke-1 berwana merah yang menunjukan nilai 2. Pita ke-2 berwarna ungu yang menunjukan nilai 7. Pita
ke-3 berwana biru yang menunjukan nilai 6. Pita ke-4 berwana orange yang menunjukan nilai 1k. Pita ke-
4 ini merupakan pita faktor pengali. Sehingga nilai resistansi sekarang adalah 276 x 1k = 276000 ohm atau
276k ohm. Pita ke-5 merupakan pita toleransi, dimana pada pita ke-5 tersebut berwana gold (emas)
sehingga toleransi resistor tersebut adalah 5%. Pita ke-6 pada sistem 6 warna menunjukan koefisien suhu
atau nilai kenaikan suhu operasi dimana pita ke-6 berwarna coklat yang bernilai 1000ppm /derajat celcius.

#Resistor Kode Angka

Sistem angka biasanya digunakan pada resistor SMD (Surface-Mount Device). Komponen SMD biasa
digunakan pada sistem yang menghendaki ukuran board PCB yang kecil. Contoh mudahnya pada board
arduino yang kamu gunakan itu menggunakan komponen SMD. Nah berikut Mimin contohkan variasi nilai
pada komponen SMD Nilainya:
Pada resistor SMD, dua digit pertama menunjukan nilai sedangkan digit selanjutnya adalah faktor pengali
atau jumlah nol.

Nilai resistansi pada LDR dan Thermistor dapat kamu ketahui dengan menggunakan multimeter seperti
ilustrasi berikut:

Anda mungkin juga menyukai