Anda di halaman 1dari 9

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 469

Presentasi Kasus

Labioplasti dengan Teknik Millard dan Tennison Randall

Al Hafiz, Dolly Irfandy, Sukri Rahman, Rahmadona

Abstrak
Labioskisis merupakan cacat bawaan yang umum di seluruh dunia. Dibedakan atas celah inkomplit dan komplit
serta celah unilateral dan bilateral. Labioskisis ditatalaksana dengan melakukan labioplasti, antara lain dengan teknik
Millard dan Tennison Randall. Dilaporkan dua kasus labioskisis, pada anak laki-laki
laki laki umur 6 bulan yang dilakukan
labioplasti menggunakan teknik Millard dan anak perempuan umur 4 bulan dengan teknik
k Tennison Randall. Masing-
masing teknik labioplasti memiliki keunggulan dan kekurangan. Pemilihan teknik operasi labioplasti pada pasien
labioskisis tergantung kepada kondisi pasien, keahlian dan pengalaman operator terhadap
terhadap teknik tersebut.
Kata kunci: labioskisis,, labioplasti, teknik Millard, teknik Tennison Randall

Abstract
Cleft lip is a common congenital defect on worldwide. Distinguished as incomplete and complete cleft, unilateral
and bilateral cleft. Management of cleft lip can be done with labioplasty, such as by Millard and Tennison Randal
techniques. Reported two cases
s patient with cleft lip, a boy 6 months old that operated with Millard technique
labioplasty and a girl 4 months old that operated with Tennison Randall technique. Each technique on cleft lip operated
have advantages and disadvantages. Selection of labioplasty
labioplasty technique in patient with cleft lip depend on the condition
of the patient, expertise and experience of the operator of such technique.
technique
Keywords: cleft lip, labioplasty, Millard technique, Tennison Randal technique

Affiliasi penulis: Bagian THT FK Unand (Fakultas Kedokteran Labioskisis disebabkan oleh berbagai faktor.
Universitas Andalas Padang)/RSUP Dr. M.Djamil Padang
Pada kebanyakan kasus, disebabkan oleh mutasi gen,
Korespondensi: rdona79@gmail.com Telp: 081363416673
1363416673
penyimpangan kromosom serta interaksi dari faktor
genetik dan lingkungan. Faktor genetik, seperti riwayat
PENDAHULUAN
keluarga. Faktor lingkungan termasuk faktor teratogen,
Labioskisis dengan atau tanpa palatoskisis dan
seperti penggunaan
nggunaan fenitoin, derivat asam retinoat, ibu
palatoskisis saja merupakan cacat bawaan yang
merokok, infeksi, nutrisi (kurangnya suplemen asam
umum diseluruh dunia.. Kelainan ini paling sering 1,6-10
folat) dan metabolisme kolesterol.
menyebabkan deformitas kraniofasial yaitu sekitar
1,2
Labioskisis diklasifikasikan berdasarkan
65%. Rasio kejadian labiopalatoskisis pada anak
cacatnya atas celah unilateral dan bilateral serta
laki-laki 1,5-2
2 kali lebih sering daripada anak
komplit dan inkomplit.11 Celah komplit melibatkan
perempuan. Kejadian celah pada sisi kiri dua kali lebih
seluruh bagian vertikal dari bibir atas dan sering
sering dibandingkan sisi kanan.1 Labiopalatoskisis
disebut celah alveolar karena bibir dan palatum
memberikan beban resiko keuangan yang cukup
berasal dari embriologi yang sama. Celah inkomplit
besar pada keluarga dan masyarakat. Individu dengan
hanya melibatkan sebagian dari bagian vertikal bibir
cacat ini akan mengalami masalah asupan makanan,
atas, dimana masih terlihat bagian otot dengan kulit
berbicara, mendengar dan integrasi sosial,
so yang dapat
yang utuh diatas celah bibir. Adapun jembatan diatas
diperbaiki dengan operasi, perawatan gigi, terapi
3-5
bibir dengan celah inkomplit disebut sebagai
wicara dan intervensi psikososial. 2,11
Simonartband.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;


201 6(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 470

EMBRIOLOGI Tiga deformitas utama pada labioskisis dengan


Pembentukan bibir bagian atas melibatkan celah unilateral adalah: 14
serangkaian koordinasi pada daerah frontonasal, 1. Deformitas maksilaris adalah perpindahan
maksila dan penonjolan wajah mandibula. Pada anterior dengan rotasi eksternal premaksila
minggu keempat masa embriogenesis, penonjolan (bagian tengah jembatan alveolar atas dan
medial dan lateral hidung menjadi nasal plakode, dan maksila timbul dari gigi seri atas).
bagian yang lebih dalam menjadi lobang. Selama 2. Deformitas bibir adalah penurunan ketinggian
minggu kelima penonjolan medial hidung bersatu vertikal di sisi celah dengan kekurangan jaringan
membentuk philtrum, arkus sentral
ral alveolar maksila variabel medial, abnormalnya penyisipan otot
2,7 orbikularis oris.
dan palatum utama.
Mengikuti periode awal pertumbuhan, program 3. Deformitas nasal adalah dipersingkatnya celah
kematian sel dan ekspansi struktur, fusi aktif dari sisi kolumela dengan kartilago lateral yang lebih
maksila, hidung bagian medial, prosesus lateral rendah dan melebar
lebar pada dasar alar. (Gambar 2)
7
hidung, menghasilkan bibir atas pada minggu ke-6.
ke
Pertemuan tiga unsur wajah ini juga membentuk
lempeng utama, termasuk alveolus. Pada labioskisis,
kurangnya derivat jaringan mesenkimal menyebabkan
kesalahan posisi antara penonjolan, kegagalan
jembatan
atan epitel dan celah pun dihasilkan.
dihasilkan Sedangkan
kegagalan di satu sisi menghasilkan celah unilateral,
2,7,9,12
gagal di kedua sisi menghasilkan celah bilateral.
Pemeriksaan ultrasonografi
ltrasonografi pada prenatal
membantu dalam mengidentifikasi masalah labioskisis
dan palatoskisis. Diagnosis prenatal dari labioskisis
dapat dilakukan setelah usia kehamilan 16-20
16
14
2,13 Gambar 2. Celah bibir unilateral.
unilateral
minggu.

ANATOMI
Sebelum melakukan operasi labioskisis, kita
14 KLASIFIKASI
harus mengetahui anatomi dari daerah nasolabial.
nasolabial
Veau yang dikutip oleh Chen et al,
(Gambar 1)
mengklasifikasikan celah bibir dan palatum menjadi 4
13
grup:
1. Celah pada palatum mole saja
2. Celah pada palatum mole dan durum
3. Celah pada bibir dan palatum unilateral
4. Celah pada bibir dan palatum bilateral

Ada perbedaan pendapat yang cukup besar


mengenai waktu optimum operasi. Meskipun operasi
dapat dilakukan pada hari pertama kehidupan, usia
paling awal yang wajar adalah 10 sampai 14 hari
setelah
h kelahiran, asalkan bayi mempunyai kenaikan
Gambar 1. Landmark normal yang penting dalam berat badan yang normal. Aturan "rule
" of ten" adalah
14 panduan yang baik, yaitu lebih dari usia 10 minggu,
perbaikan celah pada bibir.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;


201 6(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 471

berat badan 10 pons, dan hemoglobin10 gram/dl. Usia diperlukan), mungkin diperlukan untuk mencapai
tiga bulan diyakini sebagai saat yang paling tepat. putaran bawah yang memadai dari segmen bibir
2,12,14 2
medial.

TEKNIK MILLARD TEKNIK TENNISON RANDALL


Teknik Millard disebut juga dengan teknik Prosedur Tennison Randall dikenal sebagai
rotation advancement. Teknik ini dikembangkan pada desain geometris yang membutuhkan pengukuran pra-
tahun 1955, dengan mengembangkan konsep lateral bedah yang tepat. Operasi ini dilakukan secara ketat
flap advancement pada bagian atas bibir yang pada prinsip-prinsip matematika, pengukuran dan
dikombinasikan dengan rotasi dari segmen medial. seni. Keuntungan dari prosedur Tennison Randall
Teknik ini mempertahankan kedua cupid bow dan adalah efek lip advancement antara dasar alar dan
philtrum dimple dengan keuntungan menempatkan cupid bow pada sisi yang terkena. Kerugiannya teknik
15,16 Tennison klasik, philtrum dimple memiliki
penutupan celah di bawah dasar alar nasi.
17
kecenderungan untuk menjadi lebih datar.
Landmark pada teknik Tennison Randal adalah
sebagai berikut:
 Hal-hal berikut ditandai pada elemen bibir medial.
Titik 1 adalah titik tengah cupid bow di perbatasan
vermilion. Titik 2 adalah puncak cupid bow di sisi
non-celah. Titik 3 adalah puncak cupid bow di sisi
celah sehingga panjang 1-2 sama dengan
panjang 1-3 (Titik 3 berhubungan dengan titik 13).
 Unsur bibir medial didorong ke arah celah
tersebut, meluruskan kolumela di garis tengah.
Titik 5 adalah titik di perbatasan vermilion dari
elemen medial di dasar kolumela tersebut.
Titik 4 adalah titik pada dasar kolumela yang
berhubungan pada lubang hidung yang
2
Gambar 3. Titik-titik imajiner pada teknik Millard.
berlawanan. Titik 6 adalah titik di lantai lubang
hidung dari elemen lateralis dengan hubungan
Terdapat beberapa landmark yang digunakan
yang sama dengan celah sisi dasar alar sebagai
pada teknik ini. (Gambar 3). Titik 1, merupakan dasar
titik 4 pada sisi non-celah dasar alar.
alar nasi pada sisi non celah. Titik 2, titik tinggi cupid
 Jalur 5-3 ditarik garis.
bow pada sisi non celah. Titik 3, titik tengah cupid
 Titik 7 umumnya ditemukan pada garis tengah
bow. Titik 4, titik tinggi cupid bow pada sisi celah,
philtral sehingga sudut 5-3-7 sekitar sudut kanan.
ditentukan dengan mengukur jarak antara titik 2 dan 3.
 Garis 3-7 ditarik.
Titik 5, puncak cupid bow pada segmen lateral celah,
 Titik 8 terletak di perbatasan vermilion dari
biasanya ditempatkan dimana white roll (vermilion
elemen lateral pada titik di mana ridge mukokutan
kutan junction) mulai menipis. Titik 6, superior extent
menjadi ditipiskan. Jarak dari titik 8 untuk
of the advancement flap, jarak titik 5 dan 6 harus sama
komisura mulut ipsilateral sama dengan jarak dari
dengan tinggi bibir pada sisi non celah. Titik 7, pada
titik 2 ke sisi non-celah komisura mulut.
sepanjang lipatan alar, sehingga jarak titik 5 dan 7
 Titik 10 adalah sekitar titik tengah 7-13, dan titik
sama dengan jarak titik 1 dan 2. Titik 8, superior extent
11 adalah sekitar titik tengah 9-12.
of the rotation incision, yang diperpanjang menunjuk 9
 Lokasi titik 9 dan 12 bervariasi sesuai dengan
jika perlu, dan tidak harus menyeberangi kolum philtral
ukuran celah dan jumlah jaringan yang tersedia.
pada sisi non celah. Titik 9, luasnya sayatan (jika

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 472

Titik 9 dipilih pertama pada dasar percobaan dan pemeriksaan telinga


nga didapatkan telinga kiri dan kanan
disesuaikan sehingga hubungan berikut ini tidak ada kelainan. Hidung luar tampak alar nasi turun
benar: pada sisi kiri. Kavum nasi kanan lapang, konka inferior
dan media eutrofi, tidak ada septum deviasi dan tidak
a. Panjang 6-9
9 dibuat sama dengan panjang 5-13.
5 ada sekret. Kavum nasi kiri lapang, tampak celah pad
pada
b. Panjang 4-2 dikurangi 5-10
10 sama panjang 8-11,
8 bagian 1/3 depan dasar hidung, konka inferior dan
jarak di dasar flap atau jumlah yang diperlukan media eutrofi, tidak ada septum deviasi dan tidak ada
untuk menghubungkan cupid
upid bowke
bow dalam posisi sekret. Tenggorok dalam batas normal. Kavum oris
normal. tampak celah pada alveolar sisi kiri ukuran ±0,5 cm.
14
c. Panjang 8-12 sama panjang 9-12.
12. (Gambar 4) Regio labialis superior tampak celah pada bibir sisi kiri
memanjang dari dasar hidung sampai bibir atas
ukuran ± 2x1x0,5 cm.. Pasien didiagnosis kerja dengan
labiopalatoskisis kiri unilateral komplit.
Pada orang tua pasien diberikan
di informed
consent untuk dilakukan tindakan labioplasti dalam
anastesi umum.
um. Hasil pemeriksaan darah tanggal 21
3
Mei 2015,
5, hemoglobin 11,7 g/dl, leukosit 10.320/mm ,
3
trombosit 405.000/mm PT 10,4 detik, APTT 44,6
detik. Pasien dikonsulkan ke Bagian Anak untuk
toleransi operasi. Dari Bagian
agian Anak tidak ditemukan
kontra indikasi mutlak untuk dilakukan tindakan
operasi.
Pada tanggal 8 Juni 2015 dilakukan operasi
labioplasti dengan teknik Millard. Pasien tidur
telentang di meja operasi dalam anestesi umum.
Gambar 4. Titik-titik
titik imajiner pada teknik Tennison Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik. Dilakukan
14
Randall. penandaan pada lapangan operasi dengan blue pen
marker. Penandaan dilakukan pada daerah nasolabial
LAPORAN KASUS dengan teknik Millard ((rotation advancement).
Kasus pertama Dilakukan
ilakukan infiltrasi dengan adrenalin 1:200.000 pada
Seorang anak laki-lakii umur 6 bulan dibawa ke lapangan operasi. Insisi dilakukan pada daerah yang
poliklinik
klinik Plastik Rekonstruksi bagian THT-KL pada sudah ditandai. Dilakukan
ilakukan penjahitan
penj pada daerah otot
tanggal 20 Mei 2015, dengan keluhan utama celah dan mukosa dengan vicril 4.0 dan kulit dijahit dengan
pada bibir kiri sejak lahir. Anak masih bisa menyusu prolen 6.0. Operasi selesai. Pasca operasi diberikan
dengan baik. Riwayat ibu mengkonsumsi obat-obat
obat terapi amoxicillin 125 mg ssirup 3 x ¾ sendok teh,
anti kejang dan konsumsi alkohol waktu hamil tidak parasetamol 120 mg sirup
rup 3 x ¾ sendok teh.
ada. Riwayat ibu merokok tidak ada. Riwayat ibu Follow up hari kedua pasca operasi, luka
dengan diabetes melitus tidak ada. Riwayat demam operasi baik, perdarahan tidak ada, demam tidak ada.
waktu hamil tidak ada. Riwayat trauma waktu Pasien minum susu dengan sendok. Pada regio
kehamilan trimester pertama tidak ada. Riwayat labialis superior, tampak luka jahitan baik, perdarahan
keluarga dengan celah dibibir dan/ atau langit-langit
langit tidak ada. Diagnosis pasca operasi post labioplasti
tidak ada. Bayi lahir cukup bulan dengan berat badan hari kedua. Terapi diteruskan dan pasien dibolehkan
lahir 2600 gram, tidak ada kelainan bawaan lainnya. pulang. Pasien dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik.
Pada
ada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Kontrol tanggal 15 Juni 2015 (hari ke-7
ke pasca
umum sedang, anak cukup aktif, nadi 110x/menit, operasi),luka operasi baik, perdarahan tidak ada,
nafas 26x/menit, afebris, berat badan 7 kg. Pada demam tidak ada. Pada regio labialis superior, tampak

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;


201 6(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 473

luka jahitan baik, perdarahan tidak ada,


ada tanda-tanda jahitan dalam anestesi umum. Pasca operasi, luka
infeksi tidak ada.Pasien
Pasien direncanakan untuk buka jahit operasi baik, tidak ada celah pada regio labialis
tanggal 16 Juni 2015dalam anestesi umum. superior (Gambar 5). Pasien diperbolehkan pulang.
Pada 16 Juni 2015, dilakukan pembukaan

A B C

Gambar 5. A. Pasien labioskisis B.. Pada regio labialis superior tampak luka jahitan baik.C.Pasca
baik buka jahit, luka
operasi baik

Kasus kedua
Seorang
eorang anak perempuan berumur 4 bulan
bula dari dasar hidung sampai bibir atas ukuran
dibawa ke poliklinik THT-KL pada tanggal 5 Agustus ±2,5x1x0,5cm.. Pasien didiagnosis kerja dengan
2015 dengan keluhan utama
ma celah pada bibir dan labiopalatoskisis kiri unilateral komplit
komplit.
langit-langit
langit sisi kiri sejak lahir. Riwayat ibu Pada orang tua pasien diberikan
di informed
mengkonsumsi obat-obat
obat anti kejang dan konsumsi consent untuk dilakukan tindakan labioplasti dalam
alkohol waktu hamil tidak ada. Riwayat ibu merokok anastesi umum. Hasil pemeriksaan darah tanggal 6
tidak ada. Riwayat ibu dengan diabetes melitus tidak Agustus 2015, hemoglobin
emoglobin 12,9 g/dl, leukosit
ada. Riwayat demam waktu hamil tidak ada. Riwayat 10.400/mm3,
.400/mm3, trombosit 498.000/mm3, PT 9,8 detik,
trauma waktu kehamilan
an trimester pertama tidak ada. APTT 32,3 detik. Pasien dikonsulkan ke Bagian Anak
Riwayat keluarga
uarga dengan celah dibibir dan/atau
dan/ langit- untuk toleransi operasi. Dari Bagian Anak tidak
langit tidak ada. Bayi lahir cukup bulan dengan berat ditemukan
temukan kontra indikasi mutlak operasi.
badan lahir 2800 gram, tidak ada kelainan bawaan Pada tanggal 12 Agustus 2015 dilakukan
lainnya. operasi labioplasti dengan teknik Tennison Randall.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan Prosedur operasi, pasien tidur telentang di meja
umum sedang, anak cukup aktif, nadi 108x/menit,
108x/menit operasi dalam anestesi umum. Dilakukan tindakan
nafas 26x/menit, afebris, berat badan 4,9 kg. Pada aseptik dan antiseptik. Dilakukan penandaan pada
pemeriksaan telinga didapatkan telinga kiri dan kanan lapangan operasi dengan blue pen marker.
tidak ada kelainan. Hidung luar tampak alar nasi turun Penandaan dilakukan pada daerah nasolabial dengan
pada sisi kiri. Kavum nasi kanan lapang, konka inferior teknik Tennison Randall (triangular
( flap). Dilakukan
dan media eutrofi, tidak ada septum deviasi
de dan tidak infiltrasi dengan adrenalin 1:200.000 pada lapangan
ada sekret. Kavum nasi kiri lapang, tampak celah pada operasi. Insisi dilakukan pada daerah yang sudah
dasar hidung, konka inferior dan media eutrofi, tidak ditandai. Dilakukan
ilakukan penjahitan pada daerah otot dan
ada septum deviasi dan tidak ada sekret. Tenggorok mukosa dengan vicril 4.0 dan kulit dijahit dengan
dalam batas normal. Kavum oris tampak celah pada prolen 5.0. Operasi selesai. Pasca operasi diberikan
palatum durum sampai palatum mole.
mol Regio labialis terapi amoxicillin 125 mg ssirup 3 x ¾ sendok teh,
superior tampak celah pada bibir sisi kiri memanjang parasetamol 120 mg sirup
rup 3 x ¾ sendok teh.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017;


201 6(2)
http://jurnal.fk.unand.ac.id 474

Follow up hari kedua pasca operasi, luka demam tidak ada. Pada regio labialis superior, tampak
operasi baik, perdarahan tidak ada, demam tidak ada. luka jahitan baik, perdarahan tidak ada, tanda-tanda
Pasien minum susu dengan sendok. Pada regio infeksi tidak ada. Pasien direncanakan untuk buka
labialis superior, tampak luka jahitan baik, perdarahan jahit pada 21 Agustus 2015 dalam anestesi umum.
tidak ada. Diagnosis pasca operasi post labioplasti Pada tanggal 21 Agustus 2015, dilakukan
hari kedua. Terapi diteruskan dan pasien dibolehkan pembukaan jahitan dalam anestesi umum. Pasca
pulang. Pasien dianjurkan untuk kontrol ke Poliklinik. operasi, luka operasi baik, tidak ada celah pada regio
Kontrol tanggal 20 Juni 2015 (hari ke-8 pasca labialis superior (Gambar 6). Pasien dibolehkan
operasi), luka operasi baik, perdarahan tidak ada, pulang.

A B

C
Gambar 6. Pasien labioskisis B. Pada regio labialis superior tampak luka jahitan baik.C. Pasca buka jahit, luka operasi
baik

DISKUSI
Dilaporkan dua kasus, anak laki-laki umur 6 dan teknik rotation-advancement. Masing-masing
bulan dan anak perempuan umur 4 bulan dengan teknik ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
diagnosis labiopalatoskisis kiri unilateral komplit. Keputusan penggunaan salah satu teknik tergantung
Pasien dioperasi dengan teknik yang berbeda. Pada kepada pelatihan dan paparan terhadap teknik
anak laki-laki dilakukan operasi dengan teknik Millard tersebut.
dan pada anak perempuan dilakukan teknik operasi Tujuan operasi pada pasien dengan celah bibir
18 dan palatum adalah perbaikan estetika dari bibir dan
Tennison Randall. Menurut Zayed et al ada banyak
teknik untuk memperbaiki deformitas celah bibir hidung, penutupan celah palatum, normalisasi bicara
unilateral yaitu teknik straight-line, teknik triangular flap dan mendengar, fungsi mengunyah yang normal,

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 475

kesehatan gigi serta perkembangan psikososial yang pada persilangan philtrum, pada tempat yang terlihat
4,12,16,20
normal. Perbaikan labioskisis unilateral adalah pada bibir.
membentuk bibir atas dengan panjang vertikal yang Holmann dan Wray seperti yang dikutip
20
sesuai dan simetris, perbaikan struktur yang Gosman membandingkan metode triangular flap dan
mendasari dengan fungsi normal otot dan perbaikan rotation advancemant flap dalam memperbaiki celah
4,12
utama hidung yang cacat. bibir unilateral, pada kelompok studi yang berbeda,
Prinsip-prinsip dasar yang perlu dipahami sehingga didapat perbedaan yang jelas antara
18
dalam melakukan operasi celah bibir adalah, keduanya. Hasil dari rotation advancement, berupa
1. Menciptakan kesimetrisan pada cupid bow, 2. scar hipertrofi. Secara signifikan tidak ada perbedaan
Membangun tuberkel yang penuh dan vermilion yang panjang bibir vertikal yang tercatat, walaupun pada
tinggi, 3. Membangun kolum philtrum dengan bentuk kedua kelompok studi terdapat bibir yang pendek atau
dan tinggi yang sama dengan kolum philtum sisi non panjang pasca operasi. Tercatat bahwa rotation
celah, 4. Membuat kolumela yang tanpa scar dan advancement lebih disukai, walaupun hasilnya secara
membentuk persimpangan kolumela-labial yang statistik tidak bermakna.
20
simetris, 5. Memperbaiki otot orbikularis oris, 6. Yamada seperti yang dikutip Gosman
Membuat sulkus labial yang memadai, membandingkan morfologi wajah anak dengan celah
7. Memperbaiki deformitas alar nasi, 8. Penutupan bibir unilateral secara 3 dimensi setelah dilakukan
luka secara atraumatik. triangular flap dibandingkan dengan rotation
Teknik Millard merupakan teknik rotation advancement flap ditambah triangular flap kecil (pada
advancement. Teknik ini melibatkan rotasi dari elemen white roll), dan perbaikan hidung primer. Scanner optik
celahmedial. Meningkatkan panjang dan advancement 3D digunakan untuk mengumpulkan data permukaan
dari elemen celah lateral kepada pemotongan dekat wajah. Data dianalisis dengan metode antropometri
pertemuan labial-kolumela. Millard menekankan menggunakan komputer. Tonjolan hidung dan simetri
pentingnya kesimetrisan pada bibir dan hidung pada lubang hidung yang lebih baik pada kelompok rotation
operasi awal. Kesalahan posisi akan menyebabkan advancement. Dasar kolumela menyimpang ke sisi
asimetris dari bibir dan estestika yang tidak yang normal pada kedua kelompok, dan lebar dari
16,19
memuaskan. Kerugian pada teknik Millard, lubang hidung di sisi celah meningkat secara
didapatkannya scar kontraktur vertikal dengan bertahap. Pada kelompok triangular, panjang cupid
vermillion takik bibir atau penurunan basis alar. Scar bow meningkat di sisi non-celah dan puncak di sisi
kontraktur horizontal menyebabkan kecenderungan celah lebih rendah dari sisi non-celah dalam 1,5 tahun.
18
lubang hidung kecil. Pada kelompok rotation advancement, puncak cupid
Metode triangular flap dipopulerkan oleh ahli bow lebih tinggi pada 2 minggu setelah operasi namun
bedah Tennison, Skoog dan Randall. Jaringan diambil secara bertahap menurun dan menjadi simetris dalam
dari elemen celah lateral dengan triangular flap dan 1,5 tahun. Perbaikan pada rotation advancement
diinsersikan ke segmen celah medial. Disebut juga yang dihasilkan lebih baik.
sebagai unilimb Z-plasty. Metode ini mengenali Pasien pada kasus pertama yang dilakukan
masalah dari tipe bibir pendek pada penutupan teknik Millard, antara bibir dan hidung terdapat
dengan metode straigth line dan mencegah komplikasi kesimetrisan, walaupun alar nasi pada sisi kiri sedikit
dengan pemanjangan segmen medial. Biasanya turun. Pasien pada kasus kedua yang dilakukan
triangular flap ditempatkan pada tempat yang tinggi dengan teknik Tennison Randall, scar pada daerah
pada philtrum tepat dibawah pertemuan labial dan philtrum terlihat pada minggu ke-2 pasca operatif.
kolumela. Pada teknik ini, perbaikan sisi sumbing 1 Faktor genetik berperan pada celah
mm lebih pendek dari sisi non-sumbing untuk bibir/palatum. Orang tua tanpa celah bibir/palatum, jika
mencegah kelebihan tinggi vertikal dari bibir. memiliki satu anak dengan celah bibir/palatum, maka
Kelemahan teknik ini membuat scar yang tidak alami anak yang berikutnya memiliki angka rekurensi 4 %,

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 476

jika memiliki 2 anak dengan celah bibir/palatum, yang optimal pada lengkungan gigi atas dengan
14,21
kemungkinan berulangnya celah bibir/palatum pada perkembangan gigi normal yang masih oklusi.
anak berikutnya menjadi 9 %. Jika salah satu orang
tua dengan celah bibir/palatum, maka kemungkinan SIMPULAN
anak dengan celah bibir/palatum 4 % dan jika kedua Celah pada bibir dapat dilakukan operasi
orang tua dengan celah bibir/palatum, maka labioplasti dengan menggunakan bermacam teknik,
kemungkinan anak dengan celah bibir/palatum diantaranya teknik Millard dan Tennison Randall.
meningkat 17 %. Pada kedua pasien, kedua orang Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan
tuanya tidak memiliki celah bibir/palatum.13 kekurangan. Pemilihan teknik yang tepat tergantung
Waktu yang ideal dan metode yang tepat untuk dari pengalaman dan keahlian operator.
operasi celah pada bibir dan langit-langit masih
diperdebatkan. Ada banyak faktor yang menjadi DAFTAR KEPUSTAKAAN
pertimbangan, yaitu faktor psikososial, pertumbuhan 1. Jagomagi T, Soots M, Saag M. Epidemiologic
wajah, bicara dan keselarasan pertumbuhan gigi. factors causing cleft lip and palate and their
Sebagian besar pusat kesehatan memilih usia regularities of occurrence in Estonia.
3 sampai 6 bulan untuk perbaikan celah bibir dan usia Stomatologija, Baltic Dental and Maxillofacial
6 sampai 18 bulan untuk perbaikan celah pada Journal. 2010;12:105-8.
palatum.21 Aturan "rule of ten" adalah panduan yang 2. Dyleski RA, Crockett DM. Cleft lip and palate:
baik, lebih dari usia 10 minggu, berat badan 10 pons, evaluation and treatment of primary deformity.
dan hemoglobin 10 gram/dl. Usia tiga bulan diyakini Dalam: Bailey BJ, Johnson JT, Newlands SD,
2,14,21
sebagai saat yang paling tepat. Pada pasien ini editor (penyunting). Head and neck surgery
operasi dilakukan pada usia 4 bulan dan 6 bulan, otolaryngology. Edisi ke-4. Philadelphia: Lippincott
dengan berat badan 10 pons (± 5 kg) dan hemoglobin Williams & Wilkins; 2006.hlm.1338-54.
lebih dari 10 gram/dl. 3. Lakhanpal M, Gupta N, Rao NC, Vashisth S.
Adapun perawatan pasca operasi, luka Genetics of cleft lip and palate- is it still patchy?.
dibersihkan dari darah dan mukus dengan larutan JSM Dent. 2014;3:1-4.
normal salin tiap 2-6 jam. Salaf antibiotik dioleskan 4. Miachon MD, Leme PLS. Surgical treatment of cleft
diatas luka jahitan setelah dibersihkan.Jaga luka dari lip. Rev col bras cir. 2014;41(3):208-14.
krusta. Pasien dipulangkan 1 hari setelah operasi dan 5. Marazita ML, Mooney MP. Current concepts in the
kontrol 5 hari lagidipoliklinik. Jahitan dibuka dalam embryology and genetics of cleft lip and cleft
anastesi umum.Pasien dianjurkan kontrol secara palate. Clin plastic surg. 2004;31:125-40.
13
periodik. Pada kedua pasien ini pasca operasi 6. Selvi R, Saranya GR, Murthy J, F Mary A, Paul
dioleskan salaf kloramfenikol diatas luka operasi dan SFD. Chromosomal abnormality in individuals with
luka jahitan dibuka setelah kontrol 1 minggu pasca cleft lip or cleft palate. Sri Ramachan. Journal of
operasi, dalam anastesi umum. Med. 2009;2:21-4.
Operasi palatoskisis pada pasien ini 7. Cole PD, Stal S. Cleft lip repair: evaluation,
direncanakan pada usia 10-14 bulan. Adapun faktor planning and surgical approach to single and
yang menjadi pertimbangan dalam perbaikan celah bilateral defect. Dalam: Butler CE, Evans GRD,
pada palatum adalah, 1. Perkembangan bicara, editor (penyunting). Head and neck reconstruction.
dimana ahli patologi bicara menyatakan bahwa langit- Edisi ke-1. China: Elsevier limited. 2009. hlm.295-
langit harus ditutup pada usia sekitar 8 bulan, karena 307.
memungkinkan anak mengembangkan mekanisme 8. Balkhi KM. The distribution and classification of
velofaringeal yang kompeten sebelum anak bisa clefts in patients attending a cleft lip and palate
bicara. 2. Pembentukan gigi. Dimana penutupan clinic in Riyadh, Saudi Arabia. Saudi Med J.
palatum harus ditunda sebelum terbentuk hubungan 2008;5:739-42.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 477

9. Shkoukani MA, Chen M, Vong A. Cleft lip-a 16. Meara JG, Andrew BT, Ridgway EB, Raisolsadat
comprehensive review. Pediatric otolaryngology. MA, Hiradfar M. Unilateral cleft lip and nasal repair:
2013;1:1-10. techniques and principles. Iran J. Pediatr. 2011;21:
10. Khazaei S, Shirani AM, Khazaei M. Incidence of 129-38.
cleft lip and palate in Iran. Saudi med 17. Clemente IF, Munguia AMN. Functional and
J.2011;32(4):390-3. aesthetical analysis of pimary lip corrective surgery
11. Wang TD, Milczuk HA. Cleft lip and palate. Dalam: through the rotation and advancement modified
Kennedy JF, editor (penyunting). Cumming technique of unilateral cleft lip. Revis. Odont. Mex.
Pediatric Otolaryngology. Philadelphia: Elsevier 2011;15(3):143-51.
Saunders. 2015.hlm.106-22. 18. Zayed EF, Ayad W, Moustafa WA, El-Shishtawy
12. Talesh KT, Motamedi MHK. Cleft lip and palate AH. Unilateral cleft lip repair: Experience with
surgery. Tersedia dari: URL: HYPERLINK millard technique and introduction to the concept of
http://dx.doi.org/10.5772/55147 junctional zones repair. Egypt J. Plast. Reconstr.
13. Chen PKT, Noordhoff MS, Kane A. Repair of Surg. 2012;36:109-18.
unilateral cleft lip. Plastic Surgery. Edisi ke-3. 19. Schendel SA. Unilateral cleft lip repair-state of the
China: Elsevier Inc. 2013.hlm.517-48. art. Cleft Palate Craniofacial Journal. 2000;
14. Perry RJ, Lore JM. Cleft lip and palate. Dalam: 37(4):335-41.
Lore JM, Medina JE, editor (penyunting). An atlas 20. Gosman AA. Cleft lip and palate II: Surgical
head & neck surgery. Edisi ke-4. Philadelphia: management. Selected readings and plastic
Elsevier inc. 2005.hlm.493-505. surgery. SRPS. 2007;1-93.
15. Burt JD, Byrd HS. Cleft lip: unilateral primary 21. Agrawal K, Panda K. A modified surgical schedule
deformities. Plas. Reconstr. Surg. 2000; 105(3): for primary management of cleft lip and palate in
1043-55. developing countries. Cleft Palate-Craniofacial
Journal. 2011;48:1-8.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2017; 6(2)

Anda mungkin juga menyukai