Anda di halaman 1dari 21

Instrumentasi dan Pengukuran

Pengukuran Suhu Efek Mekanik

DISUSUN OLEH :

Abellio Nathanael Sitompul ( 061340411637 )

Suci Ananda Putri ( 061340411660 )

Kelas : 3 EG B

Dosen Pembimbing : Ida Febriana, S.si, M.T

Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknik Energi (DIV)


Politeknik Negeri Sriwijaya
2014/2015
1. Pengertian Pengukuran Suhu Efek Mekanik

Fenomena suhu maupun panas merupakan fenomena yang selalu menarik untuk
dipelajari. Awalnya fenomena panas dianggap sebagai fenomena zat atau material, yang
dapat dipindah dari satu metarial ke material lainnya. Menjelang akhir abad 18, Benjamin
Thomson dan Humphry Davy mengadakan penelitian yang mengahasilkan teori baru
tentang panas sebagai suatu fenomana yang berhubungan dengan putaran (cyclic
phenomona). Fisikawan Sadi Carnot menyatakan teori bahwa panas adalah bentuk energi
yang terdistribusi diantara zat / energi lainnya. Sadi Carnot kemudian dikenal sebagai bapak
ilmu termodinamika. Penelitiannya pada awal abad 19 menyatakan bahwa perpindahan
panas menjadi gerak mekanik terjadi pada suatu titik titik dimana energi tersebut tersimpan,
misalnya pada uap. Penelitian lanjutannya tentang bagaimana gerak mekanik menghasilkan
panas membawa pada suatu gagasan bahwa panas merupakan energi yang bersifat abadi,
yang tidak dapat diciptakan dan dihancurkan (hukum pertama Thermodynamic). Pada
pertengahan abab 18, Maxwell dan Bolzman mengembangkan dasar – dasar matematis dan
formulasi tentang teori kenetik gas. Menurut teori ini, panas disamakan dengan pergerakan
molekul.

Maxwell menjelaskan bahwa suhu suatu benda merupakan property termal, yang
membuatnya mungkin memindahkan panas (energi) pada benda lainnya. Dari sudut pandang
pengukuran suhu merupakan property fisis yang mempunyai informasi energi dari suatu
system dengan demikian dapat menyatakan informasi tentang panas (derajat panas, status
panas). Menurut Maxwell, suhu merupakan nilai rata – rata energi kinetik dari suatu molekul
suatu zat.

Sehingga dari sudut pandang ini, pengukuran suhu efek mekanik adalah menentukan
jumlah energi panas pada suatu zat dengan perpindahan panas menjadi gerak mekanik yang
terjadi pada suatu titik titik dimana energi tersebut tersimpan, misalnya pada uap. Ada juga
yang berpendapat bahwa pengukuran suhu dengan efek mekanik adalah Pengukuran suhu
dengan instrumentasi yang bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat perubahan
suhu.
2. Prinsip Pengukuran Suhu Efek Mekanik

Pengukuran temperatur merupakan sesuatu penting dalam semua aspek kehidupan,


terutama dalam proses industri. Hal ini sering menimbulkan masalah tertentu, karena
pengukuran suhu tidak dapat menggunakan standar suhu sebgaimana yang dapat dilakukan
pada pengukuran besaran lain yang dapat menggunakan standar primer seperti massa,
panjang dan waktu. Jika dua benda dengan panjang l1 dan l2 terhubung bersama-sama,
hasilnya adalah panjang akhir l1 + l2. Hubungan serupa juga terjadi pada massa dan waktu.
Namun, jika dua benda pada suhu yang sama terhubung bersama-sama, gabungan benda
tersebut mempunyai temperatur yang sama seperti sebelum dihubungkan. Ini adalah
penyebab kesulitan mendasar yang ada dalam membangun sebuah standar mutlak pada suhu
dalam hubungan masalah tersebut. Dengan tidak adanya hubungan tersebut, maka perlu
untuk menetapkan titik referensi yang dihasilkan suhu dalam bentuk titik beku dan titik
didih zat. Titik titik tersebut mendefinisakan secara tajam transisi antara padat, cair dan gas.
International Practical Temperature Scale (IPTS) menggunakan filosofi tersebut dan
menetapkan 6 primary fixed points untuk suhu referensi dalam hal :

 the triple point of equilibrium hydrogen - 259.34°C


 the boiling point of oxygen - 182.962°C
 the boiling point of water 100.0°C
 the freezing point of zinc 419.58°C
 the freezing point of silver 961.93°C
 the freezing point of gold 1064.43°C
(standart diukur dalam tekanan atmosfir)

Titik beku logam lainnya juga digunakan sebagai secondary fixed points untuk titik
referensi tambahan pada prosedur kalibrasi.

Skala temperature termodinamik yang dikembangkan dan digunakan sejak 1990


adalah ITS-90 (International Temperature Scale of 1990). Temperature yang diukur dalam
o o
ITS-90 ditetapkan T90 untuk derajat Kelvin ( K) dan t90 untuk derajat celcius ( C). Salah
o
satu poin penting dalam ITS-90 adalah penetapan triple point of water yaitu T 90 = 273,16 K
o
atau t90 = +0,01 C. Tabel fixed point menurut standar ITS-90 ditunjukkan tabel 1.1
Tabel 1 Fixed Point untuk standar ITS-90

Fixed point adalah titik fase kesetimbangan dari suatu zat atau kondisi murni zat
tersebut, dimana perubahan akan terjadi (menjadi gas, cair atau padat) pada zat tersebut
apabila terjadi perubahan yang kecil saja pada tekanan dan temperaturnya.

Temperature dapat dipandang sebagai nilai kecepatan rata – rata molekul suatu zat
yang ditentukan secara statistik sehingga hal tersebut merupakan energi kinetis. Misalnya
pada suatu kasus, temperatur suatu benda berubah dari T1 ke T2, maka dalam hal itu harus
ada energi yang berubah. Perubahannnya tergantung pada derajat jumlah molekul (jumlah
meterialnya) dan ukurannya.

Dalam termodinamika modern, temperatur suatu benda didiskripsikan sebagai tipe


dari potensial panas, yang merupakan properti dari penambahan dan pengurangan panas
(heat source dan heat sink). Sehingga gradien temperatur mendefinisakan arah perubahan
benda terhadap temperatur. Arah perubahan ini misalnya dari temperatur tinggi ke
temperatur rendah.

Instrumen untuk mengukur suhu dapat dibagi sesuai dengan prinsip fisik dimana
instrument tersebut beroperasi. Prinsip-prinsip utama yang digunakan adalah:
 Efek termoelektrik
 Perubahan Resistansi
 Sensitivitas semikonduktor
 emisi radiasi panas
 Thermography
 Ekspansi Thermal
 Perubahan frekuensi Resonant
 Sensitivitas serat optik
 Akustik thermometry
 Perubahan Warna
 Perubahan keadaan materi.

3. Macam – macam Pengukuran Suhu Efek Mekanik

a. Termometer Raksa
Termometer zat cair dalam gelas merupakan jenis instrumentasi
pengukuran suhu yang paling umum. Konsentrasi rinci instrument dari thermometer
ini digambarkan pada gambar 2.2. sebuah cembul yang relative besar di bgaian
bawah thermometer itu menampung sebagian besar zat cair yang memuai bila
dipanaskan dan mengisi tabung kapiler yang telah diberi garis-garis penanda skala.

Pada bagian atas tabung kapiler itu ada lagi sebuah cembul yang ditempatkan
sebagai pengaman bilamana jangkauan suhu termometer itu secara tidak sengaja
terlampaui. Zat cair yang paling umum digunakan adalah alcohol dan raksa. Alcohol
mempunyai keunggulan karena koefisien muainya lebih besar daripada raksa, akan
tetapi terbatas penggunaannya pada pengukuran suhu rendah karena zat ini mudah
mendidih pada suhu tinggi.

Untuk mengoperasikannya, cembul termometer zat cair dalam gelas


dikenakan pada lingkungan yang akan diukur suhunya. Kenaikan suhu menyebabkan
zat cair di dalam cembul memuai dan naik di dalam kapiler dan akan menunjukkan
skala suhu. Pemuaian yang ditunjukkan termometer itu adalah perbedaan pemuaian
zat cair dan pemuaian gelas. Perbedaan ini bukan hanya merupakan fungsi
perpindahan kalor dari lingkungan makin besar pula kesalahannya. Termometer
raksa dalam gelas bermutu tinggi memiliki penandaan skala suhu yang digoreskan
pada gelas beserta yang menunnjukkkan kedadalaman celup yang seharusnya.
Termometer raksa dalam gelas yang sangat tepat bisa didapatkan dari National
Bureau of Standarts lengkap dengan informasi kalibrasinya bersama setiap
termometer. Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun,
bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air
raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air raksa
tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air raksa tetap di
dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur maksimun selama
waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan fungsinya, termometer harus
diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip desain termometer medis.

Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat
membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika
membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke
dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer
tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat
temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak
diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran
air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku
of -61.1 °C (-78 °F).

Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan


Fahrenhait. Anders Celsius merumuskan skala Celsius, yang dipaparkan pada
publikasinya ”the origin of the Celsius temperature scale” pada 1742. Celsius
memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair dan suhu penguapan
air. Ini bukanlah ide baru, sejak dulu Isaac Newton bekerja dengan sesuatu yang
mirip. Pengukuran suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu
pembekuan. Eksperimen untuk mendapat kalibrasi yang lebih baik pada termometer
Celsius dilakukan selama 2 minggu setelah itu. Dengan melakukan eksperimen yang
sama berulang-ulang, dia menemukan es mencair pada tanda kalibrasi yang sama
pada termometer. Dia menemukan titik yang sama pada kalibrasi pada uap air yang
mendidih (saat percobaan dilakukan dengan ketelitian tinggi, variasi terlihat dengan
variasi tekanan atmosfer). Saat dia mengeluarkan termometer dari uap air, ketinggian
air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan pendinginan (dan
pemuaian kaca tabung).

Tekanan udara memengaruhi titik didih air. Celsius mengklaim bahwa


ketinggian air raksa saat penguapan air sebanding dengan ketinggian barometer.

Saat Celsius memutuskan untuk menggunakan skala temperaturnya sendiri,


dia menentukan titik didih pada 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F).
Pada akhirnya, Celsius mengusulkan metode kalibrasi termometer sebagai berikut
ini:

1. Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik
saat cairan di dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.

2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika
termometer ditempatkan di dalam uap air mendidih.

3. Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang sama.

 Pengukuran Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es mencair
dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama pada
thermometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan termometer dari
uap air, ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan dengan kecepatan
pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran suhu celsius menggunakan
suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.

Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F).
Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan
skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212
°F). Dia menamakannya Centrigade.

 Cara kerja Termometer Air Raksa


Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri akan
mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang suhu di
sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan.

Adapun cara kerja secara umum adalah sebagai berikut :

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.

2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan


perubahan volume.

3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai
keadaan lingkungan.

Termometer raksa dalam gelas biasanya dapat dipakai sampai 600 F (301,3
C), tetapi jangkauannya dapat diperluas hingga 1000 F (523,6 C ) dengan jalan
mengisib ruang di atas raksa itu dengangas seperti nitrogen . hal ini akan
meningkatkan tekanan di atas raksa, menaikkan titik didihnya dan dengan demikian
memungkinkan penggunaaan termometer itu pada suhu yang lebih tinggi.

Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja termometer raksa yaitu :
Cembul termometer zat cair dalam gelas dikenakan pada lingkungan yang akan
diukur suhunya, kenaikan suhu menyebabkan zat cair dalam cembul memuai dan
naik didalam kapiler dan akan menunjukkan skala suhu, biasanya dapat dipakai
sampai 600 F (301,3) diperluas 1000 F(523,6 C)

b. Termometer Gas

Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas yang
biasa digunakan yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan rendah, apabila gas
itu dikenai panas sehingga volumenya akan bertambah. Karena gas memuai lebih
besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan.
Termometer gas dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu
yang sangat rendah, dimana lebar jangkauannya antara – 250°C sampai degan
1500°C. Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hokum dasar dari gas.
Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hukum dasar dari gas (Gambar 2-
3). Jika gas dijaga ada di dalam sebuah bejana pada volume konstan dan kemudian
tekanan serta suhunya diubah-ubah , maka perbandingan antara tekanan gas dan
suhunya adalah konstan pula.

Pengukuran tekanan

Volume


V -----------------------------

Gambar Skema Termometer Gas


Dari gambar tersebut maka akan didapatkan persamaan sebagai berikut :

P1 / T1 = P2 / T2

Dimana :

P1 , T1 = Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 1

P2 , T2 = Tekanan dan Suhu absoult (K) untuk keadaan 2

Jangkauan suhu operasi termometer gas berkisar = 150 sampai + 1000 F

Contoh

Sebuah gas yang ada di dalam sebuah bejana tertutup mempunyai tekanan sebesar
120psi pada suhu 20 C. Berapakah tekanannya pada 100 C

Penyelesaian :

Konversikan suhunya ke skla Kelvin sehingga diperoleh 293, 16 K dan 373,16 K .


Selanjutnya dipergunakan persamaan 2-5 untuk memperoleh tekanan pada keadaan 2

P2 = T1 / T2 . P1 = 373,16 / 293,16 . (120psi)

= 153 psi
Karena termometer gas mengkorversikan informasi suhu secara langsung
menjadi sinyal tekanan, mka termometer gas ini sering dipakai pada system pneumatic.
Transduser seperti ini juga menguntungkan karena tidak mempumyai bagian-bagian
yang bergerak . Gas yang paling sering dipakai adalah gas nitrogen. Karena termometer
gas mengkorservasikan informasi suhu secara langsung menjadi tekanan, maka
termometer gas sering dipakai pada system pneumatic.

Tabel 2.1 Termometer Gas

Gas Temperatur Panas Viscositas Koefisien


kritis C spesifik pada ekspansi
-6
tekanan X 10 pada
konstan tekanan
(satuan cgs)
konstan
Air -140 0,273 170 0,0037
Karbondioksida 31,1 0,203 139 0,0037
Helium -267 1,25 195 0,0037
Hydrogen -235 3,40 97 0,0037
Nitrogen -146 0,24 163 0,0037
Oksigen -118 0,216 212 0,0037

c. Termometer Tekanan Uap

Termometer tekanan uap mengkorversikan informasi suhu ke dalam tekanan


sebagaimana halnya termometer gas akan tetapi dengan proses yang berbeda. Jika sebuah
bejana tertutup diisi sebagian cairan, maka ruangan diatas cairan tersebut akan terdiri dari
uap dan cairan yang tekanannya tergantung pada suhu. Jika suhu dinaikkan, maka cairan
yang menguap akan lebih banyak dan tekanan akan meningkat. Penuruan suhu akan
mengakibatkan terjadinya kondensasi sebagai uap dan tekanan akan turun. Jadi, tekanan
uap tergantung pada suhu (Gambar 2-4)
Gambar 2-4

Tekanan itu digunakan sebagai penunjuk suhu keseluruhan system yang terdiri
dari cembul, kapiler, dan pengukuran tekanan yang dapat dikalibrasi bersama-sama
secara langsung. Suhu kapiler jelas ada pengaruhnya pada bacaan karena mengandung
sebagian volume fluida di dalam cembul, masalah ini dapat diatasi, asal suhu cembul
selalu tinggi dari suhu tabung kapiler. dalam hal ini fluida dalam kapiler akan selalu
berada dalam keadaan zat cair lewat dingin, sedang tekanan akan ditentukan semata-mata
oleh suhu campuran yang terdapat di dalam cembul.

Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja dari termometer tekanan uap
yaitu : jika sebuah bejana tertutup diisi dengan sebagian cairan, maka ruangan dibagian
atas cairan tersebut akan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya tergantung pada
suhu. Jika suhu dinaikkan maka cairan menguap akan lebih banyak dan tekanan akan
meningkat. Penurunan suhu akan mengakibatkan terjadi kondensasi sebagian uap dan
tekanan turun. Jadi, tekanan uap tergantung pada suhu.
d. Termometer Bimetal

Metode pengukuran suhu yang sangat luas pemakaiannnya ialah keeping bimetal.
Termometer bimetal digunakan untuk jangkauan suhu -100 sampai 1000 F, banyak
digunakan dalam instrument kendali suhu sederhana. Termometer bimetal terdiri dari dua
keeping logam yang mempunyai koefisien ekspansi (muai) termal yang berbeda disatukan
sehingga membentuk instrumen seperti pada gambar.

Termometer bimetal adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah kepingan
logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata
bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal berarti logam,
sehingga bimetal berarti "dua logam".

Cara Kerja
Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini
dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi
tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah,
sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih
cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang
satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang
koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.

Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena
pemuaian panjang pada logam. Bila keeping itu dikenakan pada suhu yang lebih tinggi dari
suhu pengikatnya dan akan membengkok ke satu arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih
rendah dari suhu pengikatnya, ia membelok kea rah lain koefisien ekspansi termal beberapa
bahan yang lazim dipakai diberikan dalam table 2-2.

Tabel 2-2 Sifat-sifat mekanik beberapa bahan termal yang umum dipakai

2
Bahan Koefisien ekspansi Modulus elastisitas Psi GN/ m
Termal/ C

Invar (64% Fe,36% Ni) 1,7x10 21,4x10 147


Kuningan kuning 2,02x10 14,0x10 96,5
Monel 400 1,35x10 26x10 179
Inconel 702 1,25x10 31,5x10 217
Baja anti-karat jenis 1,6x10 28x10 193
316
Tipe transduser suhu ini mempunyai karakteristik akurasi yang relative
kurang, mempunyai histerisis, mempunyai waktu tanggap yang relative rendah dan
biayanya murah. Instrumen seperti ini dipakai untuk menutup kontak-kontak saklar
atau untuk mengaktifkan suatu mekanisme pada waktu suhu dinaikkan ke suatu set
point, juga pada sejumlah aplikasi khususnya pada daur on/off.

Kebanyakan industry, termometer bimetal menggunakan sebuah koil helix


yang dapat di desain seperti bentuk spiral yang dilindungi oleh sebuah tube.
Termometer bimetal jenis ini dapat mengukur suhu gas atau liquid yang mengalir di
dalam saluran pipa. Termometer ini dapat dilihat pada gambar 2-6. Jadi, prinsip kerja
dari termometer bimetal adalah bila keeping dikenakan pada suhu yang lebih tinggi
dari suhu peningkatnya dan akan membengkok ke suatu arah, bila dikenakan pada
suhu yang lebih rendah dari suhu peningkatnya, ia membelok kearah lain.
4. Kelebihan dan Kelemahan Pengukuran Suhu Efek mekanik

a. Termometer Raksa

 Kelebihan dari termometer air raksa yaitu sebagi berikut ini :

 Raksa tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukuran lebih teliti


 Termometer raksa mempunyai jangkauan pengukuran besar
-39®Csampai357®C

 Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga
suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
 Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
 Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.

 Kelemahan dari termometer air raksa yaitu sebgai berikut ini :


 Harga raksa mahal dan susah dicari
 Bila tabung pecah, raksa sangat berbahaya, gas beracun

 Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39® C,padahal
suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.

b. Termometer Gas

Kelebihan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :
 lebih teliti
 dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250°C
 dapat mengukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500°C


Kelemahan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :
 pengukuran lambat

c. Termometer Tekanan Uap



Kelebihan dari Termometer Tekanan Uap
 Mudah didapat
 Hasil pengukurannya akurat

Kelemahan dari T ermometer Tekanan Uap yaitu sebagai berikut ini:
 Tekanannya bergantung pada suhu
 Penurunan suhu pada termometer tekanan uap menyebabkan kondensasi
d. Termometer Bimetal


Kelebihan dari Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut :

 Tahan dari goncangan


 Tidak mudah terbakar
 harganya relatif Murah
 tahan lama, awet dan mudah dikalibrasikan
 dapat digunakan untuk termograf


Kelemahan Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut ini :
 memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap perubahan
suhu lambat
 Kurang akurat

5. Aplikasi Macam-macam Pengukuran Suhu Efek Mekanik dalam


kehidupan sehari- hari

a. Termometer Air Raksa

Termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang meteorologi, tetapi
penggunaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena air raksa secara permanen
sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk
penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan campuran
gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.

b. Termometer Gas

Dalam kehidupan sehari-hari, termometer gas jarang digunakan. Termometer


gas biasanya terdapat di Laboratorium untuk kegiatan penelitian. Selain itu,
termometer gas juga banyak dipakai dalam kegiatan industri, misalnya di pabrik-
pabrik farmasi dan yang sering berhubungan dengan gas dalam produksi. Jika
sejumlah gas dipanaskan dan volumenya dijaga tetap, tekanannya akan bertambah.
Sifat termometrik ini dimanfaatkan untuk mengukur suhu pada termometer gas.

c. Termometer Tekanan Uap

Termometer tekanan uap berguna dalam mengukur penurunan tekanan uap


pada sifat koligatif larutan. Penurunan tekanan uap jenuh larutan akan semakin
besar apabila konsentrasi (fraksi mol) dari zat terlarut semakin besar. Tekanan uap
suatu zat cair lebih tinggi dari tekanan uap jenuh larutan, perhatikan Gambar 11.1.

Gambar 11.1. Pengaruh adanya zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut A
murni dan adanya zat terlarut B

Roult meneliti dan banyak melakukan eksperimen dalam berbagai


campuran zat dan dia menyimpulkan hubungan antara penurunan tekanan uap
suatu zat cair dengan konsentrasi larutannya, Hasil ekperimennya
mengantarkan Roult untuk menyederhanakan fenomena tersebut kedalam
persamaan seperti dibawah ini :

dimana;

P = tekanan uap jenuh larutan


Pº = tekanan uap jenuh pelarut murni
XA = fraksi mol pelarut

Sedangkan penurunan tekanan uap jenuh diakibatkan karena adanya fraksi


zat terlarut di dalam pelarut.

Sehingga besarnya penurunan sangat tergantung pada fraksi zat ini


yang dinyatakan dalam persamaan;
Dimana :

ΔP = penurunan tekanan uap jenuh pelarut


Pº = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol zat terlarut

Dari hubungan di atas maka didapat, tekanan uap jenuh larutan:

P = tekanan uap larutan


ΔPºA = penurunan tekanan uap jenuh larutan
PºA = tekanan uap jenuh pelarut murni

Termostat

Ruangan hotel-hotel mewah yang terdapat di daerah sejuk atau dingin,


seperti di kawasan Puncak-Bogor, Lembang-Bandung, atau daerah lainnya
memiliki pengaturan panas ruangan. Apabila udara di ruangan dingin,
lempengan bimetal akan menyusut, lurus, dan menyentuh lempengan logam
biasa sehingga kedua ujung lempengan tersebut saling bersentuhan. Sentuhan
antara kedua ujung logam itu menjadikan adanya kontak dengan arus listrik, arus
listrik masuk dan rangkaian pemanas tertutup yang menyalakan pemanas
sehingga ruangan menjadi hangat.

Sebaliknya, apabila ruangan telah cukup hangat, maka lempengan bimetal


akan mengembang dan kembali ke posisi semula, yaitu membengkok, tidak kontak
dengan arus listrik, arus listrik terputus, sehingga rangkaiannya terbuka, pemanas
terputus, dan pemanasan ruangan selesai.

Sakelar Otomatis pada Setrika Otomatis

Suhu pada setrika secara otomatis, maka disebut setrika otomatis. Pada

setrika otomatis terdapat alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik

secara otomatis, yang disebut sakelar otomatis. Prinsip kerja sakelar otomatis dapat

kamu amati pada gambar.

Apabila suhu sudah cukup tinggi, bimetal akan melengkung menjauhi

kontak (K), arus listriknya putus, setrika akan menjadi dingin. Ketika dingin,
bimetal menyentuh kontak (K), maka arus listrik mengalir kembali, sehingga

setrika kembali panas.

Sumber Gambar: kampungide.com

Alat Pemberitahu Kebakaran

Apabila ada kenaikan suhu di sekitar alat ini, bimetal menyentuh kontak

sehingga arus listrik mengalir menuju bel listrik. Bel listrik akan berbunyi, yang

menandakan ada kebakaran atau panas.

Anda mungkin juga menyukai