Pengukuran Suhu Efek Mekanik
Pengukuran Suhu Efek Mekanik
DISUSUN OLEH :
Kelas : 3 EG B
Fenomena suhu maupun panas merupakan fenomena yang selalu menarik untuk
dipelajari. Awalnya fenomena panas dianggap sebagai fenomena zat atau material, yang
dapat dipindah dari satu metarial ke material lainnya. Menjelang akhir abad 18, Benjamin
Thomson dan Humphry Davy mengadakan penelitian yang mengahasilkan teori baru
tentang panas sebagai suatu fenomana yang berhubungan dengan putaran (cyclic
phenomona). Fisikawan Sadi Carnot menyatakan teori bahwa panas adalah bentuk energi
yang terdistribusi diantara zat / energi lainnya. Sadi Carnot kemudian dikenal sebagai bapak
ilmu termodinamika. Penelitiannya pada awal abad 19 menyatakan bahwa perpindahan
panas menjadi gerak mekanik terjadi pada suatu titik titik dimana energi tersebut tersimpan,
misalnya pada uap. Penelitian lanjutannya tentang bagaimana gerak mekanik menghasilkan
panas membawa pada suatu gagasan bahwa panas merupakan energi yang bersifat abadi,
yang tidak dapat diciptakan dan dihancurkan (hukum pertama Thermodynamic). Pada
pertengahan abab 18, Maxwell dan Bolzman mengembangkan dasar – dasar matematis dan
formulasi tentang teori kenetik gas. Menurut teori ini, panas disamakan dengan pergerakan
molekul.
Maxwell menjelaskan bahwa suhu suatu benda merupakan property termal, yang
membuatnya mungkin memindahkan panas (energi) pada benda lainnya. Dari sudut pandang
pengukuran suhu merupakan property fisis yang mempunyai informasi energi dari suatu
system dengan demikian dapat menyatakan informasi tentang panas (derajat panas, status
panas). Menurut Maxwell, suhu merupakan nilai rata – rata energi kinetik dari suatu molekul
suatu zat.
Sehingga dari sudut pandang ini, pengukuran suhu efek mekanik adalah menentukan
jumlah energi panas pada suatu zat dengan perpindahan panas menjadi gerak mekanik yang
terjadi pada suatu titik titik dimana energi tersebut tersimpan, misalnya pada uap. Ada juga
yang berpendapat bahwa pengukuran suhu dengan efek mekanik adalah Pengukuran suhu
dengan instrumentasi yang bekerja atas dasar perubahan dimensi mekanik akibat perubahan
suhu.
2. Prinsip Pengukuran Suhu Efek Mekanik
Titik beku logam lainnya juga digunakan sebagai secondary fixed points untuk titik
referensi tambahan pada prosedur kalibrasi.
Fixed point adalah titik fase kesetimbangan dari suatu zat atau kondisi murni zat
tersebut, dimana perubahan akan terjadi (menjadi gas, cair atau padat) pada zat tersebut
apabila terjadi perubahan yang kecil saja pada tekanan dan temperaturnya.
Temperature dapat dipandang sebagai nilai kecepatan rata – rata molekul suatu zat
yang ditentukan secara statistik sehingga hal tersebut merupakan energi kinetis. Misalnya
pada suatu kasus, temperatur suatu benda berubah dari T1 ke T2, maka dalam hal itu harus
ada energi yang berubah. Perubahannnya tergantung pada derajat jumlah molekul (jumlah
meterialnya) dan ukurannya.
Instrumen untuk mengukur suhu dapat dibagi sesuai dengan prinsip fisik dimana
instrument tersebut beroperasi. Prinsip-prinsip utama yang digunakan adalah:
Efek termoelektrik
Perubahan Resistansi
Sensitivitas semikonduktor
emisi radiasi panas
Thermography
Ekspansi Thermal
Perubahan frekuensi Resonant
Sensitivitas serat optik
Akustik thermometry
Perubahan Warna
Perubahan keadaan materi.
a. Termometer Raksa
Termometer zat cair dalam gelas merupakan jenis instrumentasi
pengukuran suhu yang paling umum. Konsentrasi rinci instrument dari thermometer
ini digambarkan pada gambar 2.2. sebuah cembul yang relative besar di bgaian
bawah thermometer itu menampung sebagian besar zat cair yang memuai bila
dipanaskan dan mengisi tabung kapiler yang telah diberi garis-garis penanda skala.
Pada bagian atas tabung kapiler itu ada lagi sebuah cembul yang ditempatkan
sebagai pengaman bilamana jangkauan suhu termometer itu secara tidak sengaja
terlampaui. Zat cair yang paling umum digunakan adalah alcohol dan raksa. Alcohol
mempunyai keunggulan karena koefisien muainya lebih besar daripada raksa, akan
tetapi terbatas penggunaannya pada pengukuran suhu rendah karena zat ini mudah
mendidih pada suhu tinggi.
Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu di atasnya. Air raksa, tidak seperti air, tidak mengembang saat
membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit diamati ketika
membeku. Jika termometer mengandung nitrogen, gas mungkin mengalir turun ke
dalam kolom dan terjebak di sana ketika temperatur naik. Jika ini terjadi termometer
tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal. Untuk menghindarinya,
termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat
temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di mana suhu maksimum tidak
diharapkan naik di atas - 38.83 ° C (-37.89 °F) termometer yang memakai campuran
air raksa dan thallium mungkin bisa dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku
of -61.1 °C (-78 °F).
1. Tempatkan silinder termometer pada air murni meleleh dan tandai titik
saat cairan di dalam termometer sudah stabil. ini adalah titik beku air.
2. Dengan cara yang sama tandai titik di mana cairan sudah stabil ketika
termometer ditempatkan di dalam uap air mendidih.
3. Bagilah panjang di antara kedua titik dengan 100 bagian kecil yang sama.
Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F).
Tetapi peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan
skala celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212
°F). Dia menamakannya Centrigade.
1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi awal.
3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan menyusut jika
suhu menurun. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai
keadaan lingkungan.
Termometer raksa dalam gelas biasanya dapat dipakai sampai 600 F (301,3
C), tetapi jangkauannya dapat diperluas hingga 1000 F (523,6 C ) dengan jalan
mengisib ruang di atas raksa itu dengangas seperti nitrogen . hal ini akan
meningkatkan tekanan di atas raksa, menaikkan titik didihnya dan dengan demikian
memungkinkan penggunaaan termometer itu pada suhu yang lebih tinggi.
Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja termometer raksa yaitu :
Cembul termometer zat cair dalam gelas dikenakan pada lingkungan yang akan
diukur suhunya, kenaikan suhu menyebabkan zat cair dalam cembul memuai dan
naik didalam kapiler dan akan menunjukkan skala suhu, biasanya dapat dipakai
sampai 600 F (301,3) diperluas 1000 F(523,6 C)
b. Termometer Gas
Termometer gas bekerja berdasarkan sifat pemuaian gas. Adapun gas yang
biasa digunakan yaitu gas hidrogen dan helium dengan tekanan rendah, apabila gas
itu dikenai panas sehingga volumenya akan bertambah. Karena gas memuai lebih
besar daripada cairan maka termometer gas lebih teliti daripada termometer cairan.
Termometer gas dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi dan suhu
yang sangat rendah, dimana lebar jangkauannya antara – 250°C sampai degan
1500°C. Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hokum dasar dari gas.
Prinsip kerja dari termometer gas didasarkan pada hukum dasar dari gas (Gambar 2-
3). Jika gas dijaga ada di dalam sebuah bejana pada volume konstan dan kemudian
tekanan serta suhunya diubah-ubah , maka perbandingan antara tekanan gas dan
suhunya adalah konstan pula.
Pengukuran tekanan
Volume
V -----------------------------
P1 / T1 = P2 / T2
Dimana :
Contoh
Sebuah gas yang ada di dalam sebuah bejana tertutup mempunyai tekanan sebesar
120psi pada suhu 20 C. Berapakah tekanannya pada 100 C
Penyelesaian :
= 153 psi
Karena termometer gas mengkorversikan informasi suhu secara langsung
menjadi sinyal tekanan, mka termometer gas ini sering dipakai pada system pneumatic.
Transduser seperti ini juga menguntungkan karena tidak mempumyai bagian-bagian
yang bergerak . Gas yang paling sering dipakai adalah gas nitrogen. Karena termometer
gas mengkorservasikan informasi suhu secara langsung menjadi tekanan, maka
termometer gas sering dipakai pada system pneumatic.
Tekanan itu digunakan sebagai penunjuk suhu keseluruhan system yang terdiri
dari cembul, kapiler, dan pengukuran tekanan yang dapat dikalibrasi bersama-sama
secara langsung. Suhu kapiler jelas ada pengaruhnya pada bacaan karena mengandung
sebagian volume fluida di dalam cembul, masalah ini dapat diatasi, asal suhu cembul
selalu tinggi dari suhu tabung kapiler. dalam hal ini fluida dalam kapiler akan selalu
berada dalam keadaan zat cair lewat dingin, sedang tekanan akan ditentukan semata-mata
oleh suhu campuran yang terdapat di dalam cembul.
Sehingga dari penjelasan diatas bahwa prinsip kerja dari termometer tekanan uap
yaitu : jika sebuah bejana tertutup diisi dengan sebagian cairan, maka ruangan dibagian
atas cairan tersebut akan terdiri dari uap dan cairan yang tekanannya tergantung pada
suhu. Jika suhu dinaikkan maka cairan menguap akan lebih banyak dan tekanan akan
meningkat. Penurunan suhu akan mengakibatkan terjadi kondensasi sebagian uap dan
tekanan turun. Jadi, tekanan uap tergantung pada suhu.
d. Termometer Bimetal
Metode pengukuran suhu yang sangat luas pemakaiannnya ialah keeping bimetal.
Termometer bimetal digunakan untuk jangkauan suhu -100 sampai 1000 F, banyak
digunakan dalam instrument kendali suhu sederhana. Termometer bimetal terdiri dari dua
keeping logam yang mempunyai koefisien ekspansi (muai) termal yang berbeda disatukan
sehingga membentuk instrumen seperti pada gambar.
Termometer bimetal adalah sebuah termometer yang terbuat dari dau buah kepingan
logam yang memiliki koefisien muai berbeda yang dikeling (dipelat) menjadi satu. Kata
bimetal sendiri memiliki arti yaitu bi berarti dua sedangkan kata metal berarti logam,
sehingga bimetal berarti "dua logam".
Cara Kerja
Keping Bimetal sengaja dibuat memiliki dua buah keping logam karena kepingan ini
dapat melengkung jika terjadi perubahan suhu. Prinsipnya, apabila suhu berubah menjadi
tinggi, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang keoefisien muainya lebih rendah,
sedangkan jika suhu menjadi rendah, keping bimetal akan melengkung ke arah logam yang
keofisien muainya lebih tinggi. Logam dengan koefisien muai lebih besar (tinggi) akan lebih
cepat memanjang sehingga kepingan akan membengkok (melengkung) sebab logam yang
satunya lagi tidak ikut memanjang. Biasanya keping bimetal ini terbuat dari logam yang
koefisien muainya jauh berbeda, seperti besi dan tembaga.
Pada termometer, keping bimetal dapat difungsikan sebagai penunjuk arah karena jika
kepingan menerima rangsangan berupa suhu, maka keping akan langsung melengkung karena
pemuaian panjang pada logam. Bila keeping itu dikenakan pada suhu yang lebih tinggi dari
suhu pengikatnya dan akan membengkok ke satu arah, bila dikenakan pada suhu yang lebih
rendah dari suhu pengikatnya, ia membelok kea rah lain koefisien ekspansi termal beberapa
bahan yang lazim dipakai diberikan dalam table 2-2.
Tabel 2-2 Sifat-sifat mekanik beberapa bahan termal yang umum dipakai
2
Bahan Koefisien ekspansi Modulus elastisitas Psi GN/ m
Termal/ C
a. Termometer Raksa
Raksa dapat dengan cepat mengambil kalor dari benda yang diukur sehingga
suhu raksa dapat dengan mudah sama dengan suhu benda
Raksa mengilap sehingga mudah dilihat
Pemuaian raksa teratur terhadap kenaikan suhu.
Raksa tidak dapat digunakan mengukur lebih rendah dari -39® C,padahal
suhu di kutub Utara dan Selatan lebih rendah daripada suhu tersebut.
b. Termometer Gas
Kelebihan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :
lebih teliti
dapat mengukur suhu rendah karena titik bekunya -250°C
dapat mengukur suhu tinggi karena titik didihnya 1500°C
Kelemahan dari Termometer Gas yaitu sebagai berikut ini :
pengukuran lambat
Kelebihan dari Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut :
Kelemahan Termometer Bimetal yaitu sebagai berikut ini :
memerlukan kalibrasi sering untuk menjaga akurasi respon terhadap perubahan
suhu lambat
Kurang akurat
Termometer air raksa masih banyak digunakan dalam bidang meteorologi, tetapi
penggunaan pada bidang-bidang lain semakin berkurang, karena air raksa secara permanen
sangat beracun pada sistem yang rapuh dan beberapa negara maju telah mengutuk
penggunaannya untuk tujuan medis. Beberapa perusahaan menggunakan campuran
gallium, indium, dan tin (galinstan) sebagai pengganti air raksa.
b. Termometer Gas
Gambar 11.1. Pengaruh adanya zat terlarut terhadap tekanan uap pelarut A
murni dan adanya zat terlarut B
dimana;
Termostat
Suhu pada setrika secara otomatis, maka disebut setrika otomatis. Pada
setrika otomatis terdapat alat untuk memutuskan dan menghubungkan arus listrik
secara otomatis, yang disebut sakelar otomatis. Prinsip kerja sakelar otomatis dapat
kontak (K), arus listriknya putus, setrika akan menjadi dingin. Ketika dingin,
bimetal menyentuh kontak (K), maka arus listrik mengalir kembali, sehingga
Apabila ada kenaikan suhu di sekitar alat ini, bimetal menyentuh kontak
sehingga arus listrik mengalir menuju bel listrik. Bel listrik akan berbunyi, yang