Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KELAYAKAN PERGANTIAN MESIN

SEMINAR MANAJEMEN KEUANGAN

DOSEN PEMBIMBING: DRS. M. THAMRIN, SE, MM

Disusun Oleh:

Kelompok 2

1. Anggun Yunita Susilo


2. Fazila Audina
3. Fazira Zean
4. Muhammad Baihaqi
5. Yuchal Putra Pradana

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING


T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT.shalawat dan salam tak lupa disampaikan
kepada Rasullallah SAW. Berkat limpahan dan rahmatnya sehingga dapat
menyelesaikan proposal analisis kelayakan pergantian mesin yang membahas
mengenai adanya pergantian mesin lama terhadap mesin baru dengan tepat waktu.
Makalah ini dapat kami selesaikan dengan selaku bapak dosen pembimbing kami,
yakni Drs. M. Thamrin, SE, MM yang telah memberikan materi ini sehingga dapat
memahami.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari dari jauh kata sempurna.
oleh Karena itu, kami mengharap adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun
demi perbaikan penyusunan makalah lainnya dimasa yang akan datang. Dan kami
berharap, semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kami sendiri maupun
orang lain yang membacanya. AMIN.

Pekanbaru, 7 Maret 2020


Latar Belakang
Pada suatu saat, setelah proses produksi berjalan sekian lama pasti
perusahaan butuhkan mesin-mesin baru. Meskipun telah mendapatkan perawatan
yang pada akhirnya tetap akan mengalami kerusakan sehingga perlu diganti.

Alasan-perlunya penggantian mesin antara lain adalah sebagai berikut:


1. Adanya keuntungan potensial dari penggunaan mesin baru, berupa
penghematan terhadap penggunaan bahan baku, penghematan waktu produksi,
dan pengurangan beban tenaga kerja. 
2. Apabila mesin yang dipergunakan telah rusak, sehingga agar proses produksi
tetap berjalan dibutuhkan mesin baru.
3. Mesin lama telah ketinggalan jaman, atau kuno, kaitannya dengan perubahan
selera konsumen atau perubahan mode. 
4. Mesin lama tidak mampu lagi menghasilkan produk baru akibat
perubahan keinginan konsumen atau perubahan pasar. 
5. Apabila terjadi penuranan semangat kerja karyawan, antara lain disebabkan
oleh pengoperasian mesin yang rumit dan kejenuhan karyawan.
Kebijakan manajemen perusahaan sangat mempengaruhi pembelian dan pergantian
mesin. Apabila mesin rusak, alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
operasi adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan mesin lama, tetapi menimbulkan kerugian 
2. Membeli mesin baru, dengan kebijakan tertentu yang lebih menguntungkan 
3. Menyewa mesin (leasing)
Kaitannya dengan kebijakan menyewa mesin, Henry Ford mengatakan
bahwa kita tidak memiliki barang itu, tetapi kita hams mengeluarkan biaya,
maka disarankan untuk  membelinya.
Apabila mesin rusak tetap kita pertahankan, akan menimbulkan kerugian-kerugian
sebagai berikut:
1. Waktu pengerjaan (operation time)  produk bertambah 
2. Produksi menurun, karena waktu produksi per unit bertambah 
3. Kualitas menurun 
4. Biaya tenaga kerja bertambah besar 
5. Biaya maintenance  bertambah besar.
Untuk memperoleh mesin-mesin yang sesuai dengan keinginan kita, perusahaan tidak
mungkin terhindar dari kesulitan-kesulitan yang berkenaan dengan proses pergantian
mesin-mesin produksi.

Kesulitan-kesulitan yang dialami dalam penggantian mesin adalah sebagai berikut:


1. Adanya sifat atau perilaku bahwa orang tidak mau mengganti mesin yang
dimiliki sebelum mesin tersebut rusak sama sekali atau tidak dapat dipergunakan
lagi. 
2. Terdapat keadaan mesin yang walaupun secara teknis belum tua atau aus,
tetapi secara ekonomis telah tua atau aus atau ketinggalan jaman. 
3. Adanya kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan untuk
mengadakan pembelian mesin baru. 
4. Dibutuhkan tenaga kerja yang ahli dan dalam jumlah yang cukup besar,
terutama untuk mesin yang mekanisasinya tinggi.
Setelah mengetahui tentang kebijakan penggantian mesin, alasan penggantian mesin
dan sebagainya yang dibahas di dalam artikel tersebut, maka pada artikel ini akan
dibahas menganai beberapa metode yang digunakan dalam pemilihan dan peggantian
mesin pabrik.

Metode yang dipilih, didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang tepat apakah


penggantian mesin memberikan keuntungan potensial atau tidak. Secara teoretis,
metode-metode pemilihan dan penggantian mesin adalah sebagai berikut:
1. Annual Cost Saving Approach 
2. Total Life Average Approach 
3. Present Worth Method 
4. The New MAPI Formula
Namun, sebelum membahas metode-metode di atas, perlu diketahui terlebih dahulu
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mesin baru, yaitu:
Recurring Cost
Yaitu biaya-biaya yang terus-rnenerus terjadi dari tahun ke tahun selama mesin
tersebut digunakan. Biaya-biaya ini terdiri dari:
 Biaya upah langsung (direct labor cost)
 Biaya upah tidak langsung (indirect labor cost) 
 Tenaga listrik (power) 
 Biaya pemeliharaan (maintenance cost) 
 Pajak dan asuransi.
Non Recurring Cost
Yaitu biaya-biaya yang hanya dikeluarkan satu kali saja selama penggunaan mesin.
Biaya-biaya ini terdiri dari:
 Biaya pembelian atau harga beli mesin 
 Biaya pengangkutan (transportation cost) 
 Biaya instalasi mesin.
Selain kedua biaya tersebut, perlu diperhatikan adanya penyusutan
atau Depresiasi mesin atau peralatan. Penyusutan adalah penurunan nilai mesin atau
peralatan sebagai akibat penggunaan atau pengorbanan mesin untuk menghasilkan
barang atau jasa.
1. Annual Cost Saving Approach
Metode ini menekankan adanya penghematan yang diperoleh dari mesin-mesin yang
dipilih. Dalam  hal ini perlu diperbandingkan antara Recurring Cost dan Non
Recurring Cost serta depresiasi dari mesin-mesin yang dipilih.

Non Recurring Cost yang diperhitungkan adalah sebesar bunga setiap tahun dari
biaya-biaya pembelian, pengangkutan, dan instalasi mesin. Apabila kita membeli
mesin, berarti perusahaan akan menambah uang atau modalnya dalam mesin tersebut
(capital investment) dalam beberapa tahun.

2.  Total Life Average Approach


Pada pendekatan ini, semua biaya per tahun dibandingkan termasuk semua biaya
untuk memiliki mesin tersebut dan taksiran semua biaya operasi (operating cost) dari
mesin itu selama hidupnya (operating life).

Semua biaya ini dijumlahkan dan dibagi dengan umur mesin tersebut, maka diperoleh
biaya total rata-rata setiap tahun apabila kita memiliki dan mengoperasikan mesin
tersebut. Untuk menentukan mesin mana yang akan dipilih, maka biaya total rata-rata
tersebut diperbandingkan.

3.  Present Worth Method


Pada metode ini semua biaya baik biaya investasi maupun biaya operasi masing-
masing mesin diperkirakan dengan nilai sekarang (present value).

4. MAPI Formula
Metode ini memperbandingkan modal ditanam (capital charges/capital dost) dengan
ketidaksempurnaan operasi (operating inferiority). Apabila modal ditaman tinggi,
maka ketidaksempurnaan rendah, dan sebaliknya apabila modal ditanam rendah,
maka ketidaksempurnaan tinggi. Formula ini sulit untuk diterapkan, sehingga sangat
jarang digunakan.

Metode diatas adalah metode yang dapat digunakan dalam penggantian mesin
pada perusahaan.

Kasus 2

Bapak amri selaku direktur produksi mengusulkan agar mesin utama diganti karena

telah berusia lebih dari 15 tahun yang dirasakan tidak efisien , karena tingginya biaya
perawatan dan dinilai merugikan waktu banyak yang hilang dikarenakan kegiatan

perawatan pada mesin tersebut. Pak amri yang selaku sarjana teknik tidak

mengetahui istilah ekonomi yang dikemukakan oleh direktur utama dan direktur

pemasaran, dan permintaan bapak amri bukannya tidak dikabulkan oleh direktur

utama tetapi ditunda karena dikhawatirkan dapat menurunkan rentabilitas ekonomi.

Maka dari itu bapak amri menemui direktur keuangan agar dijelaskan kenapa

penggantian mesin dapat menurunkan rentabilitas ekonomi perusahaaan. Maka dari

itu direktur keuangan melakukan analisis untuk permasalahan penggantian mesin

baru?

Jawab :

Dilihat dari sisi rasio-rasio profitabilitas penggantian akan diterima apabila mesin

baru dapat memproduksi dalam jumlah yang lebih banyak dan Nilai penyusutan yang

tidak terlalu tinggi maka dari itu kita terlebih dahulu

Penyusutan tahun pertama = 2/10 x 15.000.000 = 3.000.000

Penyustuan tahun kedua =2/10 x 12.000.000 = 2.400.000

Penyusutan tahun ketiga =2/10 x 9.600.000 = 1.920.000

Penyusutan tahun keempat =2/10 x 7.680.000 = 1.536.000

Penyusutan tahun kelima =2/10 x 6.144.000 = 1.228.800

Penyusutan tahun keenam =2/10 x 4.195.200 = 983.040

Penyusutan tahun ketujuh =2/10 x 3.932.160 = 786.432


Penyusutan tahun kedelapan =2/10 x 3.145.228 = 629.145,6

Penyusutan tahun kesembilan =2/10 x 2.516.582,4 = 503.316,48

Penyusutan tahun kesepuluh =2/10 x 2.013.265,92 = 402.633,184

Penyusutan tahun kesebelas = 2/10 x 1.610.612, 736 = 322.122,54

Penyusutan tahun kedua belas = 2/10 x 1.288.496, 196 = 257.698,03

Penyusutan tahun ketiga belas = 2/10 x 1.030.792, 166 = 206.158,43

Penyusutan tahun keempat belas = 2/10 x 824. 633, 736 = 164.926,79

Penyusutan tahun kelima belas = 2/10 x 659.706, 996 = 131.941, 39

Dan penyusutan asset selama 15 tahun masih tersisa 659.706,996 nilai dari baru.

Maka dari itu menurut kelompok kami penggantian mesin baru tersebut dapat segera

dilakukan karena kata pak amri selaku direktur produksi penggantian mesin juga

dapat meningkatkan kualitas produk yang dapat menambah nilai dari produk tersebut

dan harga jual kembali lebih mahal dari pada mesin lama yang hanya 400 juta

sedangkan mesin baru masih bisa dijual dengan harga 659 juta setelah 15 tahun

pemakaian.

Anda mungkin juga menyukai