Anda di halaman 1dari 41

PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI

DALAM BISNIS
PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI DALAM
BISNIS

Produksi Barang dan Jasa

1. Utilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk


memuaskan keinginan manusia, terdiri dari 4 jenis, yaitu utilitas
waktu, tempat, kepemilikan, dan bentuk.
2. Manajemen operasi adalah sebuah proses sistematis yang
mentransformasikan atau mengubah sumber daya input
menjadi barang jadi atau jasa. Sumber daya input, terdiri dari
material, tenaga kerja, energi, teknologi, mesin dan informasi.
Output merupakan produk yang dihasilkan terdiri dari barang
atau jasa.
3. Tipe-tipe sistem produksi terdiri 2 jenis, yaitu process focused
dan product focused. Untuk produksi barang terbagi menjadi
proses analitik dan sintetik, sedangkan untuk produksi/operasi
jasa terbagi menjadi low contact process dan high contact
process.
4. Perbedaan karakteristik jasa dengan barang, yaitu jasa tidak
berwujud, konsumsi jasa tidak dapat dipisahkan dari
produksinya, jasa tidak dapat disimpan, jasa bervariasi tidak
terstandarisasi.
5. Klasifikasi sistem jasa, yaitu stagnant personal, substitute
personal, progressive, dan explosive.
6. Perbedaan operasi dan jasa dengan barang, yakni jasa terfokus
pada kinerja, sedangkan barang terfokus pada output, jasa
terfokus pada proses, dan barang terfokus pada hasil akhir
produk.
Perencanaan Operasi: Prediksi Output

1. Tahapan dalam perencanaan manajemen operasi meliputi


perencanaan bisnis dan prediksi masa depan, perencanaan
operasi jangka panjang, penjadwalan operasi, pengawasan
operasi, dan output bagi pelanggan.
2. Dalam melakukan perencanaan produksi, kita perlu melakukan
prediksi atas output yang kita hasilkan. Hal ini sangat perlu
untuk perencanaan kapasitas, penempatan lokasi pabrik dan
penentuan layout mesin, serta memilih metode produksinya.
3. Metode forecasting, yakni analisis time series (runtut waktu),
regresi (causal-effect relationship) serta metode kualitatif
4. Tiga time frame dalam forecast, yakni short range, medium
range, dan long range.
5. Forecast akan mengikuti pola-pola, seperti tren, siklus, dan pola
musiman serta pola random.
6. Macam-macam metode time series, yakni moving average,
weighted moving average, simple exponential smoothing, serta
adjusted exponential smoothing.
7. Ada berbagai metode untuk mengukur forecast error, yakni
Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Absolute Percentage
Deviation (MAPD), Cumulative Error (E), serta Average Error
atau Bias ( ).

Perencanaan Operasi: Kapasitas, Lokasi, Layout, Kualitas, dan


Metode

1. Perencanaan operasi jangka panjang meliputi: perencanaan


kapasitas, lokasi, layout, kualitas, dan metode
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan
jangka panjang, yaitu perkiraan permintaan, biaya, perilaku
pesaing, strategi bisnis, dan pengaruh internasional.
3. Perencanaan kapasitas (jumlah produk yang dapat diproduksi
pada kondisi normal). Pada produksi barang kapasitas melebihi
sedikit dari permintaan, sedangkan pada jasa low contact
berdasarkan rata-rata permintaan, high contact berdasarkan
permintaan puncak.
4. Perencanaan lokasi, untuk produksi barang berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan: bahan baku, pasar, tenaga kerja,
dan biaya transportasi, sedangkan untuk operasi jasa low
contact berdasarkan pertimbangan tenaga kerja, pasar atau
biaya transportasi, operasi jasa high contact lokasi harus
diletakkan dekat dengan pelanggan.
5. Alternatif layout untuk produksi barang adalah process layout,
cellular layout, dan product layout. Layout untuk operasi jasa
low contact disusun untuk meningkatkan kualitas jasa dan
operasi jasa high contact disusun untuk memenuhi keinginan
dan harapan pelanggan.
6. Produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa harus
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
7. Operasi barang maupun jasa membutuhkan metode perbaikan
yang berkelanjutan, untuk produksi barang menggunakan
process flow chart, sedangkan untuk operasi jasa
menggunakan service flow chart.

Penjadwalan dan Pengawasan Operasi

1. Lima faktor penting dalam manajemen material adalah


transportasi, gudang, pembelian, pemilihan suplier, dan
pengendalian persediaan.
2. Beberapa alat analisis yang digunakan dalam production
process control adalah worker training, Just in Time, Material
Requirement Planning, dan Quality Control.
3. Pengawasan operasi terdiri dari material management dan
production process control.
4. Penjadwalan untuk operasi jasa, meliputi jadwal kerja dan
pekerja.
5. Penjadwalan operasi terkait dengan penempatan waktu
perolehan dan penggunaan sumber daya input untuk produksi
6. Penjadwalan untuk produksi barang dalam jangka panjang
disusun menjadi master production schedule terkait dengan
produk apa yang akan diproduksi, kapan produksi akan
dilakukan, dan sumber daya apa yang akan digunakan dalam.

Manajemen Kualitas dan Produktivitas

1. Produktivitas adalah pengukuran kinerja perekonomian, yaitu


dengan membandingkan jumlah yang kita produksi dengan
sumber daya yang kita gunakan untuk memproduksinya.
2. Dalam sudut pandang konsumen, kualitas adalah kecukupan
produk dalam memenuhi kegunaannya, sedangkan dari sudut
pandang perusahaan (sebagai produsen), kualitas adalah
menyakinkan produk yang dibuat sesuai dengan desainnya
(disebut sebagai quality of conformance).
3. Statistical process control (SPC) merupakan prosedur statistik
yang menggunakan control charts dalam pengecekan proses
produksi untuk melihat apakah ada bagian di dalamnya yang
tidak berfungsi secara benar, yang mana dapat menyebabkan
kualitas yang buruk.
4. Control charts dapat digunakan baik untuk atribut maupun
variabel, dan dalam masing-masing kategori terdapat beberapa
tipe control charts, 4 control charts yang umum digunakan (dua
untuk masing-masing kategori), yakni mean ( ) control charts
dan range (R) control charts untuk variabel, p-charts control
dan c-charts control untuk atribut.
5. Pendekatan manajemen kualitas melalui keseluruhan sistem
produksi dan organisasi produksi dikenal dengan istilah Total
Quality Management (TQM). TQM menekankan peranan
dominasi manajemen puncak untuk mengarahkan usaha-usaha
yang berkualitas (total quality effort), yakni semua karyawan
pada semua level harus fokus dan bertanggung jawab atasnya,
melakukan peningkatan kualitas secara terus-menerus, dan
menyakinkan bahwa kualitas adalah poin utama dari semua
fungsi organisasi.

https://arly912.wordpress.com/2012/11/20/pengelolaan-
produksioperasi-dalam-bisnis/
PENGELOLAAN
PRODUKSI
DAN OPERASI
PENDAHULUAN
Produksi dan operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang harus dikelola manajer.
Setiap organisasi atau perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa secara sadar
ataupun tidak, memiliki fungsi produksi. Perusahana tersebut harus memikirkan
bagaimana barang atau jasa yang mereka produksi dapat disampaikan dan dapat
memenuhi keinginan konsumen. Fungsi produksi dan operasi dapat menjadi competitive
edge perusahaan atau malah borok yang membebani perusahaan.

PERBEDAAN PRODUKSI, MANUFAKTUR,


DAN OPERASI
PRODUKSI
Merupakan keseluruhan proses yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi
barang atau jasa. Proses ini terdiri dari pengerjaan, ide, serta perencanaan desain
teknis.

Produksi tidak terbatas pada proses produksi barang (manufacture) tetapi juga
perusahaan yang menghasilkan jasa. Sebagai contoh, produksi tidak hanya dilakukan
oleh perusahan penghasil shampo tetapi juga salon yang menghasilkan perawatan
rambut. Dimana dalam salon tersebut terdapat proses produksi untuk menghasilkan jasa
perawatan rambut.

MANUFAKTUR
Merupakan proses fisik untuk memproduksi barang, dan tidak tergolong jasa, Dilihat dari
ruang lingkupnya, manufaktur mempunyai lingkup yang lebih sempit dibanding proses
produksi. Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa perusahaan penghasil shampo
merupakan perusahaan manufaktur sedangkan salon tidak tergolong perusahaan
manufaktur.

Manufacture berasal dari bahasa latin yaitu kata manu yang berarti tangan dan facto
yang beratri membuat. Jadi manufacture berarti buatan tangan. Dalam hal ini yang
menjadi tekanan bukan buatan tangan atau buatan mesin karena pada saat itu semua
barang dibuat tangan (hand made), namun penekanannya lebih kepada barang yang
dihasilkan.

OPERASI
Marupakan keseluruhan fungsi atau kegiatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
rencana strategis agar perusahan dapat terus beroperasi. Secara trdisional operasi
terdiri dari fungsi pembelian, pengelolaan material, produksi, kontrol persediaan dan
kualitas, serta pemeliharaan. Fungsi operasi meliputi fungsi produksi dan manufaktur.

Seorang manajer operasi menghadapi tantangan dalam mengkombinasikan SDM dan


sumberdaya lainnya untuk menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas, tepat waktu
dan dengan biaya yang rendah. Tugas manajer operasi dalam jangka pendek adalah
menggunakan fasilitas yang ada dengan sebaik-baiknya, dalam jangka panjang adalah
mencari cara untuk meningkatkan produksi.

SEJARAH SINGKAT MANUFAKTUR


INOVASI AWAL
Sampai abad ke-19, manufaktur sebagian besar dikerjakan oleh tangan. Industri modern
dimulai dengan adanya penggunaan energi bahan bakar dalam proses manufaktur dan
pengembangan produksi masal.

Produksi masal atau mass production adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak
barang dalam sekali proses. Adapun keuntungan dari mass production adalah:

1.Mekanisasi, yaitu penggunaan mesin untuk menggantikan pekerjaan manusia.


Mengganti tenaga manusia dengan mesin mengakibatkan peningkatan produktivitas.
2.Standarisasi, yaitu penggunaan bagian-bagian yang dapat dipertukarkan
(interchangeable). Keuntungan dari standarisasi adalah kemudahan dalam
memperbaiki. Satu bagian dapat diganti dengan bagian lain yang telah dibuat sesuai
standar.
3.Spesialisasi, yaitu membagi proses produksi kedalam kegiatan terkecil sehingga
seorang pekerja hanya mempunyai satu tugas saja.
4.Assembly lines, yaitu suatu sistem conveyor atau alat yang memungkinkan produk
bergerak kemasing-masing stasiun kerja (work station) dalam proses produksi.
Assembly lines ditemukan oleh Hendry Ford dan Charles Sorenson.
5.Otomatisasi (automation), yaitu penggunaan mesin untuk melakukan pekerjaan
dengan intervensi manusia yang sangat sedikit. Pada perusahan atau pabrik dengan
proses otomatisasi tinggi, pekerja menngoperasikan mesin dan mesin tesebut yang
melakukan pekerjaan sebenarnya.
Awal abad ke-20, para manajer sangat tertarik pada peningkatan produktivitas.
Frederick Taylor, Bapak Scientific Management, merupakan pendahulu dalam
penggunaan metode scientific untuk meningkatkan produktivitas.

INDUSTRIALISASI
Selama tahun 1920, sebagian negara di dunia manjadi negara  industri yang semakin
maju dan kompetitif. Setelah perang dunia II, Jepang dan Jerman (barat) menjadi
negara yang industrialisasinya kuat. Beberapa negara lain seperti Amerika, Kanada,
Inggris, Prancis, Italia yang tergabung dalam G-7, saat ini merupakan industri maju
yang menikmati keunggulan karena menguasai teknologi. Industrialisasi memungkinkan
diproduksinya berbagai produk dengan lebih efektif dn efisien.

KONSUMERISME
Ekspansi industri pada tahun ’50,’60-an berkembang sangat cepat, seiring dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat. Upah meningkat, harga naik, dan tingkat
produksi meningkat. Pada sekitar tahun 70-an terjadi tekanan baru, ketidakpuasan
mulai terjadi. Kondisi ini memicu mereka untuk bersatu dan malakukan aktivitas yang
melindungi haknya. Konsumerisme merebak dimana-mana, yang ditandai dengan 
munculnya organisasi kemasyarakatan yang bertujuan untuk melindungi hak konsumen.
DiIndonesia yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

PERUBAHAN DALAM PROSES MANUFAKTUR


Jepang terkenal dengan sistem manufaktur  yang fleksibel, mereka dapat merespon
keinginan konsumen dengan sangat cepat. Salah satu konsep yang digunakan adalah
Kaizen atau continous improvement, ide konsep ini adalah pembentukan tim dari
berbagai departemen yang kecil. Melalui konsep ini pula, mudah dilakukan perubahan
proses manufaktur dengan biaya yang murah sehingga dapat meningkatkan proses
produksi.

Trend bisnis berubah dari perusahan yang besar, pabrik yang tidak fleksibel dengan
fixed cost yang besar, menuju perusahan yang lebih kecil dan lebih efisien dalam
penggunaan fasilitas. Pabrik itu dilengkapi dengan peralatan yang lebih baik untuk
memenuhi permintaan dalam berbagai tingkat kualitas dan memberikan pelayanan
kepada konsumen dengan lebih baik.

Pabrik yang lebih kecil dan fleksibel merupakan bagian dari concurrent engineering yaitu
penggunaan cross functional team yang mendesain produk dan proses manufaktur pada
saat bersamaan. Cross functional team merupakan tim yang anggotanya berasal dari
berbagai fungsi. Keuntungannya adalah pengurangan biaya dan waktu serta
mempermudah pembuatan desain produk dengan komponen yang lebih sedikit.

ISU LINGKUNGAN
Perusahan yang memproduksi baik barang maupun jasa harus melihat  ulang proses
operasi mereka sehubungan dengan adanya peningkatan peraturan yang berhubungan
dengan polusi lingkungan. Perusahaan harus mendesain produk dan proses produlsinya
untuk mencegah atau mengurangi polusi. Penghasil jasa juga harus menemukan cara
sehingga proses operasi mereka lebih ramah lingkungan.

https://abuaza.wordpress.com/2012/01/12/pengelolaan-
produksi-dan-operasi/
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

2.1.1 Pengertian Produksi Dan Operasi

Istilah produksi dan operasi sering dipakai dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran
output, baik berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi diartikan sebagai suatu kegiatan
atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output). Dengan
dasar pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur kemampuan
menghasilkan atau transformasinya, yang sering dikenal dengan apa yang disebut dengan
produktivitas untuk setiap masukan (input) yang dipergunakan, kecuali bahan.

Dalam arti sempit, pengertian produksi hanya dimaksud sebagai kegiatan yang menghasilkan
barang, baik barang jadi, barang setengah jadi, bahan industri, suku cadang, dan komponen. Karena
adanya batasan pengertian produksi dalam arti sempit, maka dipergunakanlah istilah produksi dan
operasi, sehingga mencakup pembahasan dalam arti luas untuk kegiatan masukan (inputs) menjadi
keluaran (output) yang berupa barang atau jasa.

Pengertian produksi dan operasi dalam ekonomi adalah merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan usaha untuk menciptakan dan menambah kegunaan atau utilitas suatu barang
atau jasa. Yang terkait dalam pengertian produksi dan operasi adalah penambahan atau penciptaan
kegunaan atau utilitas karena bentuk dan tempat, sehingga membutuhkan faktor-faktor produksi.
Dalam ilmu ekonomi faktor-faktor produksi terdiri atas tanah atau alam, modal, tenaga kerja, dan
keterampilan manajerial (managerial skills) serta keterampilan teknis dan teknologi.

2.1.2       Pengertian Manajemen Produksi Dan Operasi

Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan atau mengkordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Dalam pengertian ini terdapat
tiga unsur penting, yaitu adanya orang lebih dari satu, adanya tujuan yang ingin dicapai, dan orang
yang bertanggung jawab akan tercapainya tujuan tersebut.

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkordinasikan
penggunaan sumber-sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber
daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk menciptakan dan menambah
kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa. Dari uraian di atas, dapatlah dinyatakan bahwa
manajemen produksi dan operasi merupakan proses pencapaian dan pengutilisasian sumber-sumber
daya untuk memproduksi atau menghasilkan barang-barang atau jasa-jasa yang berguna sebagai
usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Sasaran dari organisasi itu antara lain adalah
untuk mempeoleh tingkat laba tertentu atau memaksimalisasi laba, memberikan pelayanan dengan
tingkat pelayanan yang baik, serta berupaya dan berusaha untuk menjamin eksistensi dari organisasi
tersebut.

Ada dua permasalahan yang penting dalam peningkatan produktivitas, yaitu: pertama,
produktivitas baru meningkat bila terdapat peningkatan kondisi kerja dari kondisi yang kurang baik
menjadi kondisi yang lebih baik. Kedua, beberapa hasil peningkatan produktivitas tidak dapat
membantu organisasi secara keseluruhan, karena hasil tersebut hanya terkait dengan perbaikan
pada bidang tertentu saja, sedangkan bidang yang lainnya mungkin tetap tidak terpengaruh.

Manajer produksi  dan operasi dalam mengatur dan mengkordinasikan penggunaan sumber-


sumber daya, perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk
mencapai tujuan, agar barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat dengan apa
yang diharapkan, yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu yang
direncanakan, serta dengan biaya yang rendah.

2.1.3       Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Produksi Dan Operasi

Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memudahkan proses pemilihan alternatif atau


penggunaan peralatan analisis, bagi penentuan keputusan, sehingga dapat diketahui bagaimana
keputusan-keputusan yang rasional harus diambil, dan dengan demikian dapat ditentukan dan
disusun rencana-rencana logis dari keputusan-keputusan yang diambil atas dasar peralatan ilmu
pengetahuan dan matematika atau analisis kuantitatif serta kenyataan yang terjadi.

Dilihat dari kondisi atau keadaan dari keputusan yang harus diambil, maka terdapat empat
macam pengambilan keputusan, yaitu:

a.    Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti

b.   Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko

c.    Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainly)

d.   Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan lain.

Dalam kerangka kerja pengambilan keputusan, bidang produksi dan operasi mempunyai
lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu
atau kualitas. Masing-masing kerangka tanggung jawab keputusan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:

a.    Proses

Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk memproduksikan produk berupa barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis
peralatan dan teknologi, arus dari proses, tata letak (lay out) dari peralatan dan seluruh aspek dari
fisik pabrik atau fasilitas jasa pelayanan. Banyak keputusan tentang proses ini merupakan keputusan
jangka panjang dan tidak dapat dengan mudah diubah atau direvisi.

b.   Kapasitas

Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat
dan penyedian pada waktu yang tepat.

c.    Persediaan

Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi dan operasi,


mengenai apa yang dipesan, berapa banyak yang dipesan, dan kapan pemesanan dilakukan.

d.   Tenaga kerja
Dalam menajemen produksi dan operasi, pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya manusia
merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi
dan operasi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan.

e.    Mutu atau kualitas

Fungsi produksi dan operasi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar
terhadap mutu atau kuliatas dari barang atau jasa yang dihasilkan.

2.1.4       Ruang Lingkup Manajemen Produksi Dan Operasi

Manajemen Produksi dan operasi seprti yang telah dibahas pada oint sebelumnya setidaknya
mengajarkan kita bagaimana utuk mencapai suatu tujuan dengan perencanaan dan keberhasilan
rencana yang telah kita rancang. Untuk itu, dalam manajemen produksi dan operasi terdapat:

a.    Seleksi dan rancangan atau desain hasil produksi.

b.   Seleksi dan perancangan proses dan peralatan.

c.    Pemilihan lokasi dan site perusahaan dan unit produksi.

d.   Rancangan tata letak (layout) dan arus kerja atau proses.

e.    Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas.

Penambahan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi akan mencakup:

a.    Penyusunan rencana produksi dan operasi.

b.   Perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan.

c.    Pemeliharaan atau perawatan (maintenance) mesin dan peralatan.

d.   Pengendalian mutu.

e.    Manajemen tenaga kerja (Sumber Daya Manusia)

2.2    PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI

2.2.1       Sejarah

Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam
Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations  (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan
dari adanya pembagian kerja (division of labor),  yaitu: 

1.     Bertambahnya kecakapan atau ketrampilan seseorang apabila orang itu mengerjakan pekerjaan


secara beruang ulang, 
2.     Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaandari pekerjaan satu ke pekerjaan
yang lain, 

3.     Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam
suatu rangkaian pekerjaan.

Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan
menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin
uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian
diikuti dengan perkembangan tenaga kerja.

Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat
dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu.  Ia berhasil
memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan
harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.

Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang
terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada
bukunya On the Economy of Machinery  and Manufacturers.  Pada masa ini sistem produksi
diharapkan ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.

Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan "metode kerja dengan
pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan  time  and motions study.  FW
Taylor mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu: 

1.     Mengganti metode rule of thumb  (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan    metode    ilmiah   
yang    disebut    motions      study      untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil
maksimum. 

2.     Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh


atautenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualisdiantara para pekerja. 

3.     Mengembangkan   semangat   kerjasama   yang   erat   antara   buruh,pegawai, dan manajer. 

4.     Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan,sehingga jelas pembagian tugas
dan tanggung jawabnya.

Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap
komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail
order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan
bergerak.  Carles Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di
pabrik Foord, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.

Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter shewhart tahun
1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan
dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu.Perkembangan
manajemen operasi  dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini,
terjadi perkembangan-perkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil
produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan,  peningkatan
mutu produk dan forecasting  sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran.
Arah kegiatan produksi berpandangan pada:

1.     Mencari pasar yang strategis 

2.     Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi 

3.     Mempromosikan hasil-hasil produksi.

Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasi mengarah ke
penggunaan Scientific Management,ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh
Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang
menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu
kerja, yang dikenal denganstandard of delays.

W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat
lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen
operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan
management science.  Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah
berkontribusi pada peningkatan produktivitas.

Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat, ditandai
dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam
analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain system operasi
seperti Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management.

Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh
Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan
informasi.  Ilmu informatika, internet, dan e-commerce memberikan sumbangan dalam peningkatan
produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.

2.2.2       Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi

Pesatnya perkembangan manajemen produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor
di bawah ini:

1.     Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.

2.     Revolusi industri

3.     Perkembangan alat dan tekhnologi yang mencakup standardisasi parts dan komponen serta
penggunaan komputer.

4.     Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah , hubungan antar manusia dan model
keputusan.

2.2.3       Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor

1.     Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu dan ngawur.
2.     Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangka pekerja atau
buruh secara ilmiah.

3.     Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan
pegawai.

4.     Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan
atau manager.

2.3    FUNGSI DAN SISTEM PRODUKSI DAN OPERASI

Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam
pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan organisasi
pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti perbankan, rumah sakit
dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa, pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-
hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat
dipergunakan secara efektif untuk mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan
atau dijual. Dalam kegiatan produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan
(inputs) dan menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa
barang atau jasa.

Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus mampu
membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (output), serta mengelola
penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi produksi dan operasi dapat
lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi masalah-masalah penting serta mampu
mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya yang sangat terbatas. Manajer produksi dan
operasi harus dapat merencanakan secara efektif penggunaan sumber-sumber daya yang sangat
terbatas, memperkirakan dampak pada sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari
rencana. Berdasarkan rencana yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus
dibuat, seperti besarnya partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-
waktu lembur dan variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu,
pemesanan bahan dan banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau
diimplementasikan. Rencana tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan
penjualan serta banyak alasan-alasan lain.

Manajer produksi dan operasi membuat keputusan-keputusan mengenai fungsi produksi


dan operasi, serta sistem transformasi yang dipergunakan. Dari uraian ini terdapat tiga pengertian
yang penting mendukung pelaksanaan kegiatan Manajemen Produksi dan Operasi yaitu fungsi,
sistem dan keputusan.
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi
bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang menghasilkan barang
atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk menunjukkan fungsi yang
menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi sama halnya dengan pemasaran dan
keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi organisasi perusahaan dan merupakan salah
satu fungsi bisnis.

Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang
menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi dan
operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan
penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam persahaan.
Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana terkait dengan
bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.

Akhirnya, tentang keputusan, dimana unsur yang terpenting di dalam manajemen prosuksi
dan operasi adalah pengambilan keputusan. Oleh karena seluruh manajer bertugas dan tidak
terlepas dengan hal pengambilan keputusan, maka penekanan utama dalam pembahasan
manajemen produksi dan operasi adalah proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
dalam manajemen produksi dan operasi, terdapat di dalam proses, kapasitas, persediaan, tenaga
kerja dan mutu.

Ada empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi dan operasi adalah :

1.     Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk pengolalahan
masukan (inputs)

2.     Jasa-jasa penunjang, merupakan saran yang berupa pengorganisasian yang perlu untuk penetapan
teknik dan metode yang akan dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien.

3.     Perencanaan, merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari kegiatan produksi dan
operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu atau periode tertentu

4.     Pengendalian atau pengawasan, merupakan fungsi untuk menjamin terlasananya kegiatan sesuai
dengan yang direncanakan, sehingga maksud dan tujuan untuk pengunaan dan pengolahan
masukan(inputs)  pada kenyataannya dapat dilaksanakan.

2.4    PERAMALAN (FORECASTING)

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang


meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam
rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Selain itu peramalan juga didefinisikan sebagai
seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya ke masa yang akan datang dengan
suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau
bias juga dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan
yang baik dari seorang manajer.

Peramalan (forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif
dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Peramalan mempunyai peranan langsung pada
peristiwa eksternal yang pada umumnya berada di luar kendali manajemen seperti: ekonomi,
pelanggan, pesaing, pemerintah dan lain sebagainya.

Peramalan permintaan memegang peranan penting dalam perencanaan dan pengambilan


keputusan khususnya dibidang produksi. Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan
permintaan dalam perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan pemenuhan
kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja, perencanaan kapasitas produksi,
perencanaan layout fasilitas, penentuan lokasi, pemenuhan metode proses, penentuan jumlah
mesin, desain aliran bahan dan lain sebagainya. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu
antara suatu peristiwa dengan kebutuhan mendatang.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan peramalan permintaan, namun
aktivitas manajemen operasi di atas merupakan bentuk khas dari keperluan peramalan permintaan
baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang meliputi:

1.     Identifikasi dan definisi masalah peramalan

2.     Aplikasi metode peramalan

3.     Pemilihan metode peramalan yang tepat untuk situasi tertentu

4.     Dukungan manajemen untuk menggunakan metode peramalan tertentu

Peramalan tidak terlalu dibutuhkan dalam kondisi permintaan pasar yang stabil, karena
perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi peramalan akan sangat dibutuhkan bila kondisi
permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis. Hanya sedikit bisnis yang dapat menghindari
proses peramalan dan hanya menunggu apa yang terjadi untuk kemudian mengambil kesempatan.
Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun bergantung pada peramalan
permintaan untuk produk perusahaan tersebut.

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan  yang


dicakupnya. Horison waktu teragi atas beberapa kategori :

1.     Peramalan jangka pendek, peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya
kurang dari  bulan. Peramalan ini dugunakan untuk merencanakan pembelian, penjadwalan kerja,
penugasan kerja dan tingkat produksi.

2.     Peramalan jangka menengah,  umumnya mencakup hitungan bulanan hingga  3 tahun. Peramalan
ini berguna untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan anggaran produksi, anggaran kas, dan
menganalisis bermacam-macam rencana operasi.

3.     Peramalan jangka panjang,  umumnya untuk perencanan masa  3 tahun atau lebih. Peramalan
jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan modal, lokasi atau
pengembangan fasilitas, serta penelitian dan pengembangan.

Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka
pendek dengan melihat tiga hal :

1.     Jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan
mendukung keputuan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses.
Misalnya keputusanakan fasilitas parik seperti membuka pabrik atau gedung baru.

2.     Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan
jangka panjang.

3.     Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan
dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin
berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk menjaga nilai dan
integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode penjualan.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama
peramalan penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa,
tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil
melalui empat tahapan : Perkenalan, pertumbuhan, kematangan dan penurunan.

2.4.1       Jenis Peramalan

Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam
perencanaan operasi di masa depan :

1.     Peramalan Ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat


inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator
perencanaan lainnya.

2.     Peramalan Terknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang


dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3.     Peramalan Permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan


suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi,
kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan
sumber daya manusia.

Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-
satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan
permintaan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan
produk pada tiga aktivitas :

1.     Sumber Daya Manusia

Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada


permintaan. Jika departemen sumber daya manusia harus mempekerjakan pekerja tambahan tanpa
adanya persiapan, akiatnya kualitas pelatihan menurun dan kualitas pekerja juga menurun.

2.     Kapasitas

Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak
terjaminnyapengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.

3.     Manajemen Rantai Pasokan

Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing,
bergantung pada peramalan yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang
menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan
ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.

2.5     PENENTUAN LOKASI SUATU PABRIK

Tujuan penentuan lokasi suatu pabrik dengan tepat ialah untuk dapat membantu pabrik
beroperasi atau berproduksi dengan lancar, efektif dan efisien. Dengan adanya penentuan lokasi
suatu pabrik yang tepat atau baik akan menentukan :

1.     Kemampuan melayani konsumen dengan memuaskan

2.     Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinue dengan harga yang layak /
memuaskan.

3.     Mendapatkan tenaga buruh yang cukup.

4.     Memungkinkan diadakannya perluasan pabrik dikemudian hari.

Adapun yang menjadi masalah dalam plant location ini adalah :

1.     Karena berubahnya adat kebiasaan masyarakat.

2.     Dengan berpindahnya pusat-pusat penduduk dan perdagangan

3.     Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik.

2.5.1       Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi pabrik

1.   Faktor-faktor utama / primer (Primary Factors)


a.      Letak dari pasar

b.     Letak dari sumber-sumber bahan mentah

c.      Terdapatnya fasilitas pengangkutan

d.     Supply dari buruh atau tenaga kerja yang tersedia

e.      Terdapatnya pembangkit tenaga listrik (power station)

2.   Faktor-faktor skunder (Scondary Factors)

a.      Rencana masa depan

b.     Biaya dari tanah dan gedung, terutama dlam hubungannya dengan rencana masa depan

c.      Kemungkinan perluasan

d.     Terdapatnya fasilitas service

e.      Terdapatnya fasilitas pembelanjaan

f.      Water supply (persediaan air)

g.     Tinggi rendahnya pajak dan undang-undang perburuhan

h.     Masyarakat di daerah itu (sikap, besar dan keamanan)

i.       Iklim

j.       Tanah

k.     Perumahan yang ada dan fasilitas-fasilitas lainnya

2.5.2       Tahap-tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik

Ada 3 tahap yang dapat dilakukan dalam memilih lokasi suatu pabrik, yaitu:

1.     Melihat kemungkinan daerah-daerah mana yang dapat ditentukan sebagai daerah-daerah alternatif
dengan melihat ketentuan dari pemerintah daerah setempat mengenai daerah-daerah mana yang
diperkenankan untuk mendirikan pabrik tertentu. Dalam hal ini pemerintah daerah setempat perlu
dihubungi untuk mendapatkan informasi kemungkinan-kemungkinan daerah yang dapat dipilih.

2.     Melihat pengalaman orang lain atau pengalaman kita sendiri dalam menentukan lokasi pabrik. Dalam
hal ini jenis barang hasil produksi dan proses pengerjaanya selalu akan menentukan kekhususan
pabrik tersebut, seperti mengenai lokasi, powernya, transportasinya serta faktor-faktor lain yang
dianggap penting.

3.     Mempertimbangkan dan menilai masyarakat-masyarakat dari daerah-daerah yang ada pada tahap
kedua telah dipilih untuk daerah lokasi pabrik karena dianggap paling menguntungkan.
2.6     PERENCANAAN BANGUNAN PABRIK (Planning The Building)

2.6.1       Economic Factors' yang dapat mempengaruhi pembuatan bangunan.

Suatu bangunan yang direncanakan secara baik akan memberikan banyak keuntungan. Sebagai
contoh suatu bangunan yang mempunyai design dan perencanaan yang baik akan dapat membantu
mengurangi biaya pengolahan dengan jalan :

1.     Mengurangi work in process inventory

2.     Menekan biaya pemindahan bahan-bahan (material handling cost)

3.     Menakan biaya-biaya penyimpanan

4.     Mengurangi waktu pengerjaan (manufacturing cycle time)

5.     Menyederhanakan prosedur pengawasan atas pengolahan dan pegawai

6.     Mengurangi biaya pemeliharaan pabrik

7.     Mengurangi kemacetan-kemacetan dan gangguan-gangguan atas pekerjaan

8.     Memperbesar fleksibilitas dan kegunaan dari suatu pabrik

9.     Mengurangi upah dan biaya-biaya untuk melatih buruh

10.  Memperbesar kesenangan kerja dan mempertinggi moril para pekerja serta mengurangi turn over
buruh.

2.6.2       Jenis-jenis bangunan

Pada dasarnya sebagian besar dari bangunan-bangunan industri dapat dikelompokkan


sebagai berikut :

1.     Gedung yang tidak bertingkat dengan pelbagai macam susunan / bentuk atap (single story).

2.     High bay and monitor types

3.     Gedung yang bertingkat (multy story)

4.     Gedung dengan bentuk-bentuk khusus / tertentu (special types)

2.6.3       Jenis-jenis konstruksi

            Banyak jenis-jenis konstruksi (types of construktion) yang terdapat pada gedung / bangunan
pada dewasa ini, terutama dalam gedung / bangunan untuk industri seperti dengan digunakannya
kerangka-kerangka kayu, batu bata dan kerangka-kerangka baja.

2.6.4       Pertimbangan-pertimbangan dalam pembuatan design bangunan (design building)

Adapun pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembuatan design


bangunan adalah :

1.     Fleksibilitas

2.     Kemungkinan perluasan / ekspansi

3.     Fasilitas bagi para karyawan / pegawai

4.     Fasilitas bagi kendaraan maupun tempat-tempat lain seperti istirahat pekerja, kamar kecil (WC),
cafetaria dan sebagainya.

5.     Perlindungan terhadap bahaya kebakaran dan keamanan pekerja.

6.     Hal-hal yang dapat merusak kesehatan

7.     Kekuatan dan kapasitas lantai

8.     Hal-hal lain

2.7     PENYUSUNAN PERALATAN PABRIK (Plant Lay Out)

Plant lay out adalah fase yang termasuk dalam design dari suatu sistem produksi. Tujuan
daripada lay out adalah untuk memperkembangkan sistem produksi sehingga dapat mencapai
kebutuhan kapasitas dan kwalitas dengan rencana yang paling ekonomis.

Lay out yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan effisien semua
fasilitas-fasilitas pabrik dan buruh yang ada dalam pabrik. Plant lay out yang baik dapat membantu
kita dalam produksi, dimana dengan penempatan fasilitas yang baik maka material handling dan
material movement dapat ditekan sedikit mungkin sehingga menurunkan cost yang berarti
perusahaan lebih efisien.

2.7.1       Tujuan lay out yang baik

1.     Mengurangi jarak pengangkutan material dan produk yang telah jadi sehingga mengurangi material
handling

2.     Memperhatikan frekwensi arus pekerjaan

3.     Mengurangi ongkos produksi, karena cost ditekan seminimum mungkin.

4.     Mempertinggi keselamatan kerja sehingga kemanan bekerja semakin terjamin

5.     Memberikan hasil produksi yang baik

6.     Memberikan service yang baik bagi konsumen

7.     Memperbaiki moral pekerja

8.     Mengurangi delays (kelambatan) dalam pekerjaan

2.7.2       Cara-cara pengaturan dari pada lay out


Ada 2 cara pengaturan lay out yang dipakai yaitu :

1.     Atas dasar proses

2.     Atas dasar arus atau flow

Oleh karena itu, ada 2 pola lay out yang utama, yaitu :

1.     Proses lay out

Dalam proses lay out semua mesin-mesin dan peralatan yang sama dikelompokkan dalam suatu area
yang sama. Jadi hanya terdapat satu jenis proses disetiap bagian.

Keuntungan dari proses lay out adalah :

a.      Investasi yang lebih rendah di dalam equipment (mesin-mesin), karena dalam proses lay outlebih
memungkinakan untuk menggunakan mesin pada tingkat penggunaan yang cukup tinggi karena
mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.

b.     Sangat flexsible, karena mesinnya general purpose machine, sehingga dapat mengikuti dengan cepat
perubahan dari satu jenis produk.

c.      Manufacturing cost biasanya lebih rendah.

Kerugian dari proses lay out adalah :

a.      Material handling dan material transportation cost tinggi karena biasanya di sini kita tidak bisa
menggunakan ban berjalan atau mesin-mesin otomatis.

b.     Kordinasi dan pengawasan sukar

2.     Product lay out

Product lay out adalah dimana msin-mesin dan fasilitas manufacturing yang lain diatur menurut
urutan-urutan dari proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk.

Keuntungan-keuntungan dari product lay out adalah:

a.      Dapat digunakannya alat-alat yang otomatis.

b.     Dapat digunakannya ban berjalan

c.      Inspeksi yang diperlukan lebih sedikit

d.     Kebutuhan material dapat dijadwalkan lebih tepat.

Sedangkan kerugian dari product lay out adalah :

a.      Pekerjaan mudah berhenti

b.     Karena sifatnya tidak flexsible maka kalau terjadi perubahan-perubahan akan memakan biaya yang
besar.

c.      Tingkat produksinya sudah fixed.


d.     Sifat pekerjaan adalah satu irama saja sehingga dapat membosankan, maka efisiensi pekerja akan
menurun.

e.      Investasinya tinggi

2.8     PENERANGAN, SUARA RIBUT DAN UDARA DALAM PABRIK

2.8.1       Penerangan (Lighting) pabrik

Adapun keuntungan-keuntungan dari adanya penerangan yang baik adalah:

1.     Menaikkan produksi dan menekan biaya

2.     Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik

3.     Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi

4.     Memudahlkan pengamatan / pengawasan

5.     Memperbaiki moril para pekerja

6.     Lebih mudah untuk melihat

Hubungan produktivitas dengan penerangan adalah:

1.     Bila terdapat penerangan yang cukup akan memberikan pertambahan produksi

2.     Pabrik texstil memperoleh pertambahan out put sebesar 9% dan mengurangi biaya perbaikan
sebesar 33%.

Ciri-ciri penerangan yang baik adalah :

1.     Sinar / cahaya yang cukup

2.     Sinar yang tidak berkilauan atau menyilaukan

3.     Tidak terdapat kontras yang tajam

4.     Cahaya terang

5.     Distribusi cahaya yang merata

6.     Warna yang sesuai

Sumber-sumber penerangan yang digunakan :

1.     Lampu pijar / listrik biasa


2.     Lampu mercury

3.     Lampu neon

2.8.2       Suara ribut

Bunyi ribut ini perlu dipertimbangkan karena mengganggu kesenangan kerja, merusak
pendengaran pekerja dan menimbulkan komunikasi yang salah.

1.   Pengukuran suara atau bunyi ribut

Kemampuan telinga untuk mendengar secara ekstrim berkisar antara 7 sampai 20.000 cycles
/ detik getar suara. Suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur suara adalah bel atau decibel. 1
decibel = 1/10 bel. Decibel adalah suatu istilah yang relatip digunakan untuk menyatakan suatu
logaritma dari pada perbandingan antara 2 kekuatan suara / bunyi yaitu intensitas atau tekanannya.

2.       Pengaturan suara

Tujuan dari pada pengendalian suara atau bunyi di samping untuk menghemat uang yang
dikeluarkan untuk pengaturan ini adalah untuk menjaga agar pendengaran buruh / pekerja tetap
baik.

2.8.3       Udara dalam pabrik

Salah satu sistem yang penting dalam hal ini adalah air conditioning (AC).

1.     AC (Air Conditioning)

AC tidak mendinginkan udara tapi dengan suatu sistem juga digunakan untuk mengontrol
temperatur, kelembaban udara dan kebersihannya.

Alasan perusahaan memasang AC system dan memperhatikan kondisi pekerja, yaitu karena
ruang kerja yang baik akan memberikan kemungkinan :

a.      Memperbesar hasil (out put)

b.     Memperbaiki kwalitas pekerjaan dan kecakapan bekerja dari karyawan

c.      Menambah kebersihan pabrik

d.     Mengurangi biaya pemeliharaan

e.      Mengurangi turn over buruh

f.      Mengurangi pemborosan

g.     Merupakan daya tarik untuk bekerja lebih baik


2.     Pemanasan (Heating)

Untuk pemanasan dalam pabrik, banyak pabrik yang menggunakan unit pemanasan dari
langit-langit (ceiling) pabrik yang terdiri dari sirkulasi (lingkaran pemanas) dengan gas, elektrik, air
atau uap dengan suatu blower untuk mempengaruhi sirkulasi udara.

http://hanhairulnassa.blogspot.co.id/2013/12/manajemen-
produksi-dan-operasi.html
MANAJEMEN PRODUKSI
MANAJEMEN PRODUKSI

Produksi adalah 
- suatu kegiatan atau proses yang mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output).
- kegiatan yang menghasilkan barang, baik barang jadi, setengah jadi, barang industri, suku
cadang maupun komponen-komponen penunjang. 
- kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu
barang atau jasa.

Utilitas / Kegunaan (Utility) adalah kemampuan suatu produk untuk memuaskan keinginan
manusia (konsumen).

Terdapat empat jenis utilitas berbasis produksi:


1. Utilitas waktu : perusahaan membuat produk tersedia sewaktu konsumen
menginginkannnya. Misalnya hiasan pohon natal di waktu natal
2. Utilitas tempat: Produk-produk tersedia di tempat yang sesuai bagi konsumen
3. Utilitas kepemilikan : Dengan membuat suatu produk tersedia bagi konsumen untuk
dimiliki dan digunakan.
4. Utilitas bentuk : Dengan mengubah bahan mentah menjadi barang jadi, produksi
menyebabkan produk-produk menjadi tersedia.

Proses Operasi / Produksi adalah serangkaian metode dan teknologi yang digunakan dalam
memproduksi barang atau jasa. 

Jenis produksi dapat diklasifikasikan menurut perbedaan dalam proses-proses operasinya.


Barang-barang produk berdasarkan apakah proses operasinya mengkombinasikan sumber
daya atau dipecah menjadi beberapa bagian komponen. Kita dapat menjabarkan jasa
berdasarkan tingkat kontak dengan pelanggan yang dibutuhkan.

Proses Pabrikasi Barang : Proses Analitis vs Sintetis


Seluruh proses pabrikan dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat analitis atau sintetis dari
proses transformasi. 
• Proses analitis: proses produksi yang menguraikan sumber-sumber daya menjadi
komponen untuk menciptakan produk-produk jadi.
• Produksi sintetis : proses produksi yang mengkombinasikan bahan-bahan mentah untuk
memproduksi suatu barang jadi.

Proses jasa : Tingkat kontak dengan pelanggan


Satu cara mengklasifikasikan jasa adalah menanyakan apakah suatu jasa tertentu dapat
diberikan tanpa pelanggan menjadi bagian dalam sistem produksi.
• Proses kontak tinggi: Tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen
menerima jasa sebagai bagian dari sistem. Misalnya jasa transportasi.
• Proses kontak rendah: tingkat kontak antara jasa dengan konsumen dimana konsumen
tidak perlu menjadi bagian dari sistem dalam menerima jasa. Misalnya penyetoran giro di
bank, nasabah tidak mengikuti proses perbankannya.

Proses Produksi dapat ditinjaui dari dua segi yaitu:


1. Kelangsungan Hidup
a. Produksi terus-menerus (Continuous Production)
Produksi terus menerus dilakukan sebagai proses untuk mengubah bentuk barang-barang.
Dalam proses produksi ini, walaupun terjadi perubahan model, susunan dan fungsi alat-alat
mesin yang dipakai tidak berubah. Misalnya penggergajian kayu mengubah balok menjadi
papan, karet menjadi ban atau pun proses perakitan mobil, walaupun terjadi perubahan
bentuk tetapi tidak mengubah susunan dan fungsi alat-alat mesin. Proses produksi ini
menghasilkan produk yang standar (massal).

b. Produksi yang terputus-putus (Intermitten Production)


Proses produksi tidak terus menerus atau operasi seringkali terhenti guna mengubah alat-
alat, pengaturan kembali alat-alat dan penyesuaian yang terus menerus diadakan sesuai
dengan tuntutan produk yang akan dihasilkan. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan
pesanan yang sesuai dengan keperluan pemesan.

2. Teknik
a. Proses ekstraktif : suatu proses pengambilan langsung dari alam seperti kayu, perikanan,
pertambangan.
b. Analitis : Proses memisahkan bahan-bahan seperti minyak mentah menjadi minyak
bersih.
c. Proses Pengubahan: Proses perubahan bentuk seperti alat-alat rumah tangga.
d. Proses Sintetis: Proses mencampur dengan unsur-unsur lain seperti bahan-bahan kimia
Manajemen Operasi / Produksi
- pengarahan dan pengendalian suatu proses secara sistematis untuk mengubah sumber
daya menjadi barang atau jasa.
- Merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber
daya berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan
secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau
jasa.

Perkembangan manajemen produksi didorong oleh beberapa faktor antara lain:


1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi
Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik
bila disertai pengelolaan yang baik. Pekerjaan yang semula terkonsentrasi pada satu pihak
dapat dibagikan untuk ditangani oleh pihak-pihak lain sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik pada waktu yang telah ditentukan.
Spesialisasi kerja memungkinkan peningkatan keahlian seseorang sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu lebih singkat dengan kualitas yang lebih baik.
Sehingga hal ini akan mengurangi biaya produksi dan mencapai tingkat produksi yang lebih
tinggi.

2. Revolusi Industri
Revolusi industri merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin dan
merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi, budaya
dan politik. 

3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup penggunaan komputer, penggunaan


robot serta otomatisasi mesin dan alat perkantoran.

4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup metode ilmiah, hubungan antar
manusia dan model keputusan.
Penggunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan memungkinkan ditemukannya
metode kerja terbaik dengan pendekatan sebagai berikut:
- Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.
- Pengamatan terhadap metode kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisis
ilmiah.
- Pelatihan pekerja dengan metode baru
- Pemanfaatan umpan balik dan pengelolaan atas proses kerja.
Pengambilan keputusan dalam Manajemen Produksi

Dalam mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber-sumber daya, manajer produksi


perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk
mencapai tujuan, agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dan tepat seperti yang
diharapkan yaitu tepat mutu (kualitas), tepat jumlah (kuantitas) dan tepat waktu dengan
biaya yang rendah.

Ditinjau dari kondisi keputusan yang harus diambil, terdapat empat macam pengambilan
keputusan yaitu:
1. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang pasti (certainty).
2. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang mengandung resiko.
3. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang tidak pasti (uncertainty).
4. Pengambilan keputusan atas peristiwa yang timbul karena pertentangan dengan keadaan
lain.

Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama yaitu:


1. Proses
Keputusan-keputusan dalam kategori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang
digunakan untuk untuk memproduksi barang atau jasa. Keputusan mencakup jenis
peralatan dan teknologi, arus proses, tata letak (lay out) peralatan dan seluruh aspek fisik
pabrik atau fasilitas jasa pelayanan.

2. Kapasitas
Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk menentukan besarnya kapasitas yang tepat dan
penyediaan waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya fasilitas
fisik yang dibangun. Dalam jangka pendek kapasitas kadang-kadang diperbesar dengan
mengadakan sub-kontrak kepada pihak luar atau penambahan regu (shift) atau menyewa
ruangan / peralatan tambahan.

3. Persediaan
Manajer persediaan membuat keputusan-keputusan dalam bidang produksi, menyangkut
apa yang dipesan, berapa banyak pemesanan, serta kapan pemesanan dilakukan.
4. Tenaga kerja
Dalam manajemen produksi, penentuan dan pengelolaan tenaga kerja atau sumber daya
manusia menempati posisi sangat penting. Proses produksi tidak mungkin berlangsung
tanpa tenaga kerja yang menggarap kegiatan untuk menghasilkan produk, baik berupa
barang atau jasa. Keputusan tentang tenaga kerja mencakup seleksi, penggajian, pelatihan,
penempatan, penyelian atau supervisi.

5. Mutu / kualitas.
Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap
mutu barang atau jasa yang dihasilkan. Mutu merupakan tanggung jawab produksi yang
penting dan harus didukung oleh organisasi secara keseluruhan.

Perencanaan Operasi

Rencana dan Ramalan Bisnis


Keseluruhan rencana dan ramalan bisnis dikembangkan oleh top manajemen dan menjadi
panduan perencanaan operasi. Rencana bisnis memuat garis besar tujuan dan sasaran
perusahaan, termasuk barang dan jasa tertentu yang akan ditawarkan pada tahun-tahun
mendatang. Selain rencana bisnis, para manajer juga membuat rencana jangka panjang
melalui ramalan atau forecast terhadap permintaan di masa mendatang baik untuk produk
baru maupun untuk produk yang sudah ada. Rencana jangka panjang mencakup periode 2-5
tahun dan memerinci jumlah pabrik atau fasilitas jasa, tenaga kerja, permesinan, fasilitas
transportasi, gudang atau penyimpanan yang akan diperlukan untuk memenuhi permintaan.

Perencanaan Kapasitas
Kapasitas adalah jumlah suatu produk yang dapat diproduksi suatu perusahaan pada
kondisi kerja normal. 
Perencanaan kapasitas berarti menjamin bahwa suatu kapasitas perusahaan sedikit melebihi
permintaan normal akan produk-produknya. Jika kapasitas terlalu kecil untuk memenuhi
permintaan, perusahaan harus merencanakan alternatif-alternatif lain untuk memenuhi
permintaan misalnya outsourching, sub-contract, dll. Jika kapasitas terlalu besar perlu
dicarikan alternatif penyelesaiannya. Misalnya pengurangan karyawan, menerima sub-
contract, dsb.
Perencanaan lokasi
Lokasi suatu pabrik mempengaruhi biaya produksi dan flexibilitasnya, maka lokasi harus
direncanakan dengan cermat.

Para manajer harus mempertimbangkan banyak faktor dalam perencanaan lokasi


fasilitasnya antara lain
- daya tarik lokasi yang dipengaruhi oleh kedekatan lokasi dengan bahan mentah dan pasar /
konsumen
- ketersediaan tenaga kerja, energi, biaya transportasi
- peraturan pemerintah, pajak lokal dan kondisi kehidupan masyarakat

Perencanaan Tata ruang


Tata ruang menentukan apakah suatu perusahaan dapat cepat tanggap dan efisien terhadap
permintaan konsumen atau untuk dapat menyamai kecepatan produksi pesaing.

Perencanaan Tata Ruang untuk memproduksi barang direncanakan dalam tiga jenis ruang
yang berbeda yaitu :
- Fasilitas produktif : bengkel kerja dan peralatan untuk mengubah bahan-bahan mentah
- Fasilitas non-produktif : daerah penyimpanan dan pemeliharaan
- Fasilitas pendukung : kantor, kamar kecil, area parkir, dsb.

Pada fasilitas produktif terdapat alternatif pilihan yaitu


- Tata Ruang Proses : Pengaturan kegiatan produksi yang mengelompokkan peralatan dan
orang-orangnya berdasarkan fungsinya. Misalnya Bengkel mesin, toko kue, binatu
- Tata Ruang Selular : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk memindahkan
satu keluarga produk melalui alur yang sejenis. 
Keuntungannya: Karena produk yang serupa membutuhkan lebih sedikit penyesuaian
peralatan, waktu persiapan peralatan lebih singkat, jarak antar alur lebih dekat sehingga
penanganan bahan prduksi dan waktu transit menjadi lebih efisien, persediaan barang
dalam proses lebih sedikit dan administrasinya menjadi lebih sederhana karena alur bahan
produksi menjadi lebih teratur. 
Kerugiannya adalah penggandaan peralatan.
- Tata Ruang Produk : Pengaturan kegiatan produksi yang dirancang untuk memindahkan
sumber daya melalui serangkaian tahap yang lancar dan tetap. Peralatan dan manusianya
dipersiapkan untuk memproduksi hanya satu jenis barang dan diatur sesuai dengan
kebutuhan produksi. Tata ruang produk efisien untuk memproduksi produk dalam jumlah
besar dan biasanya menggunakan lini perakitan atau assembly line yaitu suatu produk
setengah jadi yang bergerak dari satu tahap ke tahap berikutnya melalui pabrik dengan
menggunakan ban berjalan atau peralatan lain sampai barang tersebut jadi. Contoh pabrik
mobil, pabrik motor, pabrik elektronik.

Perencanaan Kualitas
Setiap rencana operasi yang lengkap harus memastikan bahwa barang-barang diproduksi
untuk memenuhi standar kualitas perusahaan. Kualitas ditingkatkan melalui perbaikan
metode kerja secara terus menerus. Pengawasan dilakukan pada setiap tahap produksi dari
awal sampai akhir, dari bahan mentah sampai barang jadi. Program perbaikan kualitas
bertujuan mengurangi pemborosan dan meningkatkan kemampuan produksi.

Perencanaan Metode
Dalam merancang sistem operasi, para manajer harus secara jelas mengidentifikasi setiap
tahap produksi dan metode spesifik untuk melaksanakannya. Deskripsi rinci dari suatu
prosedur biasanya dijabarkan dengan menggunakan diagram yang disebut flow chat proses.
Diagram tersebut mengidentifikasi serangkaian kegiatan produksi, pergerakan bahan
produksi dan pekerjaan yang dilaksanakan pada setiap tahap sewaktu produk menempuh
produksi. Alur inilah yang dapat dianalisa untuk menentukan adanya aktivitas pemborosan,
sumber-sumber keterlambatan dalam alur produksi dan inefisien lainnya. Tahap akhir
adalah menerapkan perbaikan-perbaikan tersebut.

Penjadwalan Operasi
Apabila rencana telah mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dan merinci maksud
dari penggunaannya untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, para manajer harus
mengembangkan daftar jam (time table) untuk mendapatkan sumber daya. Aspek operasi
ini disebut penjadwalan.

Penjadwalan terjadi pada berbagai tingkat. Pertama, suatu tingkat puncak atau jadwal
produksi induk (master production schedule) yaitu jadwal yang memperlihatkan produk
mana yang akan diproduksi, kapan produksi akan dimulai dan sumber daya apa yang akan
digunakan selama periode waktu yang sudah ditentukan.
Pengendalian Operasi
Pengendalian operasi membutuhkan manajer produksi untuk memonitor kinerja produksi
dengan cara membandingkan hasil dengan rencana. Jika jadwal atau standar kualitas tidak
sesuai maka diperlukan tindakan korektif. Tindak lanjut (follow up) pemeriksaan untuk
memastikan bahwa keputusan produksi telah dilaksanakan adalah merupakan hal yang
penting dan harus terus menerus dilakukan dalam pengendalian operasi.

Pengendalian operasi meliputi dua bidang yaitu manajemen bahan produksi dan
pengendalian proses produksi.

Manajemen Bahan Produksi


Manajemen bahan produksi meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian alur
bahan produksi.

Lima bidang utama dalam manajemen bahan produksi adalah:


- Transportasi: mencakup alat-alat transportasi sumber daya ke perusahaan dan barang jadi
ke pembeli
- Pergudangan baik bahan mentah, bahan pendukung, bahan setengah jadi maupun barang
jadi.
- Pembelian (purchasing) adalah perolehan seluruh bahan produksi dan jasa yang
diperlukan suatu perusahaan untuk memproduksi produk-produknya.
- Seleksi Pemasok (supplier selection) yaitu menemukan dan menentukan pemasok mana
yang dipilih untuk membeli kebutuhan jasa dan bahan produksi.
- Pengendalian persediaan (inventory control) termasuk penerimaan, penyimpanan,
penanganan, serta penghitungan seluruh bahan mentah, barang setengah jadi maupun
barang jadi. Hal ini untuk memastikan bahwa persediaan bahan produksi cukup tersedia
untuk memenuhi jadwal produksi. Salah satu caranya dengan menetapkan batas minimum
persediaan dengan memperhatikan minimum order dan jangka waktu pengiriman barang
sampai ke pabrik dari tanggal pemesanan.

Alat untuk pengendalian Operasi 


Sejumlah alat (tool) yang membantu manajer dalam mengendalikan operasi adalah
pelatihan pekerja, just in time production systems, dan pengendalian mutu.
Pelatihan pekerja
Kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan karyawan yang memberikan layanannya.
Pekerja jasa dilatih dan dimotivasi dalam sikap dan perilaku yang berorientasi kepada
pelanggan.

Just in time (JIT) production system adalah metode produksi yang mengumpulkan
keseluruhan bahan dan komponen yang diperlukan di setiap tahap produksi pada waktu
yang tepat saat mereka dibutuhkan untuk setiap tahap produksi. Tujuan JIT adalah untuk
meminimalkan kelebihan biaya persediaan, mengurangi sampai hampir tidak ada barang
yang berada dalam tahap pemrosesan. 

Material Requirment Planning (MRP) yaitu metode pengendalian produksi yang


menggunakan bill of material untuk menjamin bahwa jumlah bahan yang tepat telah dikirim
ke tempat yang tepat pada waktu yang tepat.

Bill of material adalah alat pengendali produksi yang menspesifikasikan bahan-bahan


kandungan yang penting dari suatu produk (bahan-bahan mentah dan komponen), pesanan
yang harus digabungkan dan seberapa banyak yang dibutuhkan untuk membuat satu batch.

Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah versi lanjutan dari MRP yang
mengumpulkan seluruh bagian dari organisasi ke dalam kegiatan produksi perusahaan.

Pengendalian Mutu / Kualitas (Quality Control)


Adalah manajemen dari proses produksi yang dirancang untuk manufaktur barang atau
menyediakan jasa yang sesuai dengan standar kualitas tertentu.
Dengan memonitor produk dan jasa, perusahaan dapat mendeteksi kesalahan dan membuat
koreksinya. 

Pengendaliaan mutu ini harus dimulai dari tahap awal yaitu dari bahan mentah, proses
produksi, sampai barang jadi.

Untuk mengelola kualitas, perusahaan ada yang menggunakan cara Manajemen Kualitas
Total atau Total Quality Management (TQM) yaitu jumlah seluruh kegiatan yang diperlukan
untuk menempatkan kualitas barang dan jasa ke dalam tempat pasar.
Alat yang sering digunakan dalam manajemen kualitas total adalah
- analisa nilai tambah
- kontrol proses statistik
- studi kualitas / biaya
- tim gugus kendali mutu
- benchmarking

http://pengantar-bisnis.blogspot.co.id/2006/11/manajemen-
produksi.html
MANAJEMEN BISNIS – KULIAH V

Manajemen Bisnis :
·         “Segala hal yang ada hendaknya dapat dikelola secara tepat agar dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan dengan baik dan benar.   Mengelola bisnis tentu menggunakan manajemen bisnis.
·         Manajemen bisnis merupakan pelaksanaan dari rencana bisnis yang juga harus disusun
sebelumnya dengan baik”

·         Manajemen adalah seni  dan ilmu sebagai alat untuk melakukan proses pengelolaan sumber daya
dan dana melalui mekanisme fungsional guna mencapai tujuan.
·         Bisnis merupakan kegiatan untuk membuat sesuatu dan atau menambah sesuatu yang telah
tersedia guna dijual dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
·         Jadi manajemen bisnis  adalah seni dan ilmu sebagai alat untuk melakukan proses pengelolaan
sumber daya dan dana melalui mekanisme fungsional dalam rangka membuat suatu produk
guna  dipasarkan dan atau dijual agar mendapatkan keuntungan. 

·         Inti pengertian manajemen bisnis adalah pengelolaan usaha.


·         Focus of Interest dari pengelolaan usaha yang terdiri dari ; mengatur SDM, pembiayaan usaha untuk
membuat produk, mengelola keuangan dan melakukan pemasaran.

·         Dalam manajemen bisnis harus dilakukan kegiatan yang bersifat manajerial, fungsional dan
operasional.
·         Kegiatan yang bersifat  manajerial diantaranya membuat organisasi usaha, memimpin, membuat
kebijakan dan mengambil keputusan. 
·         Yang bersifat fungsional terdiri atas; Planning, Organizing, Leading dan Controlling
disingkatPOLC,  ditambah Bimbingan yang disebut Coaching
·         Yang bersifat operasional meliputi pengelolaan SDM dan sumber daya alam, yang biasanya dikelola
oleh manajemen/manajer personalia;
·         Pengelolaan sumber dana, aspek financial (Keuangan) biasanya dikelola oleh manajemen/manajer
produksi;
·         Pengelolaan aktifitas pemasaran biasanya dikelola oleh manajen/manajer pemasaran.

SDM  merupakan modal pertama dan utama yang harus dikelola  dengan tepat. Untuk mengelola
SDM dengan baik  dan tepat dibutuhkan :
1.       Struktur Organisasi
2.       Job Specification
3.       Job Description
4.       Renumerasi

Manajemen Bisnis diorientasikan atau diarahkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan  yang


secara berurut meliputi :
1.       Membuat Produk
2.       Melakukan Pemasaran
3.       Mengelola SDM  (Personalia) yang ada
4.       Melaksanakan Sistem Pencatatan Keuangan (Akutansi)

1.       Membuat Produk
Ketika kita sudah memahami paradigma bisnis, memiliki modal, menyusun rencana bisnis dan
merancang manajemen bisnis, berarti telah  betul-betul mempunyai modal.  Langkah penting
berikutnya yakni membuat produk. Dalam membuat produk  hendaknya lakukan kegiatan-kegiatan
berikut :
1.     Menyusun struktur organisasi, job specification dan job description bidang produksi.
2.     Menata lay-out  proses produksi dan menyusun SOP-nya
3.     Melakukan pengadaan peralatan, perlengkapan dan bahan baku.
4.     Mencari dan menetapkan tenaga ahli utk membuat produk yang akan menjadi komoditi bisnis Anda.
5.     Melaksanakan proses produksi sesuai dengan lay-out dan SOP serta rencana bisnis yang di susun.
6.     Melakukan QC – quality control (pemeriksaan kualitas produk)
7.     Koordinasi dengan bagian (fungsi) pemasaran.
8.     Tujuh langkah membuat produk dilakukan secara berurutan dan koordinatif mulai dari tahap pertama
hingga menjelang kegiatan pemasaran.

2.       Pemasaran Produk
·         Banyak pakar yang mendefinisikan pemasaran. Intinya marketing mengandung makna kegiatan
bisnis yang meliputi pengadaan produk, penetapan harga, pelaksanaan promosi dan distribusi.
·         Hal ini sering disingkat sebagai 4 P, yaitu Product (Pengadaan/Pembuatan Produk),  Price
(Penetapan Harga), Promotion (Promosi), Place of Distribution (Distribusi).

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemasaran produk antara lain meliputi :
1.       Mapping.
—  Mapping diartikan sebagai pemetaan. Artinya sebelum melakukan substansi (inti) kegiatan marketing
yang terdiri dari 4 P, pebisnis hendaknya memetakan berbagai aspek yang terkait dengan pemasaran
yang akan dilakukan untuk memperoleh hal-hal mendasar yang dapat melandasi ‘bangunan’
manajemen bisnis khususnya yang terkait bidang pemasaran.
2.       Segmentasi Pasar dan Survey Penjualan.
3.       Prakiraan permintaan produk oleh konsumen.
—  Dalam melakukan prakiraan permintaan produk oleh konsumen dapat digunakan cara dari bagian
yang sudah dipaparkan ditambah dengan hal-hal yang relatif teknis.
4.       Penetapan Harga serta Pelaksanaan Promosi dan Distribusi.
—  Penetapan Harga
·         Dalam pemasaran hendaknya gunakan slogan: “Mutu Tinggi Harga Standard”.
—  Pelaksanaan Promosi dan Distribusi
·         Promosi diartikan sebagai proses komunikasi yang bberisi penyampaian data dan informasi, manfaat
serta keunggulan suatu produk kepada halayak masyarakat luas oleh petugas promosi dengan tujuan
untuk menarik perhatian sasaran promosi agar menjadi konsumen produk yang dipromosikan.

Berdasarkan konsepsinya, promosi dapat dilakukan dengan cara ;


§  Advertising (Periklanan)
§  Personnel Selling (Penjualan Pribadi)
§  Sales Promotion (Promosi Penjualan)
§  Publicity (Mempublikasikan nilai positif bisnis)
§  Public Relation (Mubungan Masyarakat)
§  Combination (Kombinasi)

§  Advertising (Periklanan)
o    Merupakan  pemasangan iklan atau penyajian iklan melalui media tertentu baik media massa cetak
(koran), majalah dan elektronik.
§  Personel Selling (Penjualan Pribadi)
o    Kegiatan yang dilakukan utuk mempromosikan suatu produk yang sekaligus di sertai penjualan produk
pada waktu dilakukannya promosi. Personnel Selling dapat di lakukan di toko, di rumah maupun
ditempat umum. Personnel Selling sering dianggap sebagai jenis promosi yang paling efektif dan
efisien, karena “Sekali merengkuh dayung dua, tiga pulau terlampaui”.
§  Sales Promotion (Promosi Penjualan)
o    Suatu moment / event yang sengaja digelar oleh petugas promosi untuk mempromosikan produk
dengan teknik yang demonstratif guna menarik pembeli.
§  Publicity (Publisitas)
o    Pemberitaan hal-hal positif dari suatu perusahaan atau produk tertentu di media massa, sehingga
memberikan dampak positif bagi perusahaan terkait terutama terhadap peningkatan jumlah penjualan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
§  Public Relation (Humas)
o    Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang memiliki nilai guna bagi masyarakat luas dan memiliki
efek positif terhadap nama baik perusahaan yang pada gilirannya mampu meningkatkan penjualan
produk yang dihasilkan.
§  Combination (Kombinasi)
o    Dalam konteks promosi, kombinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan cara
memadukan 2 atau lebih jenis promosi sebagaimana yang telah dikemukakan.  Pengiklanan dengan
publisitas misalnya. Atau antara yang satu dengan yang lainnya.

Distribusi
§  Komponen terahir dalam manjemen pemasaran ini adalah distribusi.  Secara umum distribusi berarti
penyebaran sesuatu untuk di sampaikan kepada yang berhak menerima nya. Dalam pemasaran,
distribusi berarti penyampaian produk dari produsen ke konsumen.
§  Adapun unsur-unsur saluran distribusi terdiri atas ;  Produsen, Konsumen, Pengecer, Pedagang Besar
dan Agen.

§  Untuk membedakan unsur-unsur saluran distribusi tersebut dapat dikemukakan penjelasan sbb :
§  Produsen adalah penghasil produk (produk industri dan konsumsi/produk ahir).
§  Konsumen adalah pemakai produk (Konsumen Industri dan konsumen pemakai ahir).
§  Pengecer adalah usaha yang menjual produk dalam jumlah satuan terkecil terutama komsumen ahir.
Pengecer dapat juga disebut sebagai  Penyalur (Supplier), pialang (Perantara). Kadang-disebut juga
Distributor.
§  Pedagang besar adalah penjual dalan jumlah besar (jadi terjadi pemindahan hak milik atas produk,
yang dikompensasi dengan pembayaran, baik kredit atau tunai), kadang disebut grosir.
§  Agen adalah suatu lembaga perantara penjualan dalam jumlah besar (jadi tidak melakukan pemindahan
hak atas produk yang dipasarkan). Kadang di sebut makelar yang bertugas mempertemukan penjual
dan pembeli.

3.  Mengelola SDM - Manajemen Personalia


§  Bisnis tidak akan bisa terpisah dari usur personalia (SDM) yang berwenang sekaitan dengan
jabatannya dalam suatu manajemen bisnis.

Menurut Prof. Edwin B. Filippo, manajemen personalia adalah :


§  Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga
kerja, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi danmasyarakat

Berdasarkan hal tersebut maka manajemen personalia memiliki 2 tujuan utama, yaitu:
§  Production Minded, yang menekankan pentingnya efisiensi dalam menghasilkan produk yang di olah
oleh SDM.
§  People Minded, yakni upaya menciptakan kerja sama (Kolaborasi) yang baik antara personal yang
terlibat dalam proses produksi dan pengelolaan SDM.

Dale Yoder dalam bukunya “Personnel Principle and Policies, Modern Manpower Management”
mengemukakan bahwa ;
§  Personnel Management is the provision of leadership and direction of people in their working or
employment relationship. 
§  (Manajemen Personalia adalah Kepemimpinan dan Pengarahan kepada Pegawai di dalam
pekerjaannya atau dalam hubungan kepegawaian).

Jadi manajemen personalia berkaitan dengan :


§  Pemberian pengarahan kepada setiap pegawai agar bekerja dengan baik.
§  Menjalin kerjasama satu dengan yang lain.

4.       Administrasi Keuangan dalam praktik Bisnis

Sondang P. Siagian, mendefinisikan administrasi sebagai :


 ‘keseluruhan proses kerjasama antara 2 orang manusia atau lebih yang didasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya’

Jadi unsur-unsur administrasi meliputi :


§  Dokumentasi dan Kebijakan
§  Pengaturan kegiatan usaha
§  Kerjasama 2 orang atau lebih
§  Tujuan yang telah di tetapkan

·         Kegiatan usaha tidak bisa terlepas dari kegiatan pencatatan khususnya aspek keuangan dan hal
terkait lainnya. Inil yang dinamakan administrasi dalam arti sempit yakni berupa pencatatan keuangan
dikenal dengan istilah pembukuan.
·         Setiap bisnis memerlukan pembukuan. Ironisnya perusahaan kecil cenderung mengabaikannya.
Sedangkan perusahaan menengah dan besar biasanya sudah tertata rapi karena dirasakan sebagai
kebutuhan sehingga sistemnya sudah baik dan canggih.
·         Seiring perkembangan, istilah pembukuan seakan tergantikan oleh istilah akuntansi yang maknanya
hampir sama, cuma aplikasinya saja yang sedikit berbeda. 
·         Pembukuan adalah proses pencatatan transaksi dalam buku, khususnya pemindahan dari jurnal ke
buku besar.
·         Akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran  transaksi keuangan dan penafsiran akibat
suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. 
·         Tidak masalah untuk menggunakan istilah pembukuan ataupun memakai istilah akuntansi.

http://kokockp.blogspot.co.id/2012/05/pengantar-bisnis-5.html

Anda mungkin juga menyukai